II HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN DAN STATUS GIZI

Download antara status gizi dengan produktivitas kerja. Hasil survei bulan Mei 2013 ..... Jurnal. Media Gizi Pangan, Vol. VII, Edisi. 1, Januari – J...

0 downloads 365 Views 121KB Size
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA WANITA DI KONVEKSI RIZKYA BATIK NGEMPLAK BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

DisusunOleh:

Oleh: DIAH AYU PARAMA ISWARI J 310 090 006

PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

ii

HALAMAN PERSETUJUAN JudulPenelitian

: HubunganAntaraKebiasaanSarapandanStatus Gizi DenganProduktivitasKerjaPadaPekerjaWanita Di KonveksiRizkya Batik NgemplakBoyolali

NamaMahasiswa

: Diah Ayu Parama Iswari

NomorIndukMahasiswa

: J 310 090 006

TelahDibacadanDisetujuioleh Tim PengujiSkripsiProgram StudiIlmuGiziJenjang S1FakultasIlmuKesehatanUniversitasMuhammadiyah Surakarta padatanggalJuni2014 Surakarta, Menyetujui

Pembimbing I

Pembimbing II

Endang Nur.W,SST,Msi.Med

Wahyuni, SKM., M. Kes

NIK.717

NIK. 808

Mengetahui, Ketua Program StudiIlmuGiziFakultasIlmuKesehatan UniversitasMuhammadiyah Surakarta

SetyaningrumRahmawaty, A., M.Kes., Ph.D NIK. 744 ii

Juni 2014

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA WANITA DI KONVEKSI RIZKYA BATIK NGEMPLAK BOYOLALI

Diah Ayu Parama Iswari Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Background: Productivity is a universal concept that is creating more goods and services for human needs by using very limited resources. Breakfast is very important for the body to produce energy to do activity in the morning and can prevent the occurrence of fatigue during afternoon so that productivity of worker would be maximized whole of the day. Endurance and the body's ability to perform the work with sufficient productivity will be owned by individuals with good nutritional status. Purpose: Determine the relationship between breakfast habits and nutritional status with labor productivity of the female workers in Rizkya Batik Convection Ngemplak Boyolali. Method of the Research: The research implemented a survey-observational with crosssectional approach. Subject of the research are 35 individuals selected by using consecutive sampling method. Breakfast frequency data obtained through interviews using a questionnaire form breakfast. Data of nutritional status obtained by measuring directly the weight and height. Data of productivity was obtained by observation. Data analysis using the chi-square test of the relationship. Result: Based on univariate analysis, most of the labor force by 60% have to breakfast, respondents who had a not good nutritional status is 57.15% and as much as 71.4% of respondents in this study considered being productive. The results of chi-square test correlation for breakfast with labor productivity value of p = 0.000 chi-square test correlation for nutritional status of the labor productivity value of p = 0.002. Conclusion: There was correlation between breakfast habits and nutritional status with labor productivity of the female workers in Rizkya Batik Convection Ngemplak Boyolali. Key words : Breakfast habits, nutritional status, labor productivity, female workers References : 30 (2001-2010)

iii

PENDAHULUAN

mengkonsumsi makanan di pagi hari

Produktivitas

adalah

suatu

akan terasa lemah, baik lemah dalam

konsep universal yang menciptakan

melakukan kegiatan fisik maupun

lebih banyak barang dan jasa bagi

dalam berpikir karena kurangnya zat-

kebutuhan

dengan

zat makanan yang diterima tubuh

menggunakan sumber daya yang

yang dapat menghasilkan energi.

serba terbatas. Produktivitas kerja

Berdasarkan

setiap

dilakukan oleh Chaplin dan Smith

manusia,

orang

tidak

sama,

salah

penelitian

yang

satunya tergantung dari tersedianya

(2011),

zat gizi di dalam tubuh. Kekurangan

wanita di Inggris yang rutin sarapan

konsumsi zat gizi bagi seseorang dari

setiap

standar minimum umumnya akan

tingkat

berpengaruh

kondisi

tingkat stress yang rendah, tingkat

dan

kecelakaan rendah dan produktivitas

terhadap

kesehatan,

aktivitas,

produktivitas kerja (Ariningsih, 2005). Pekerja

wanita

kekurangan

gizi

hari

62%

rata-rata

konsentrasi

perawat

mempunyai

yang

bagus,

yang bagus. Hal ini menunjukkan

lebih

rawan

bahwa ada hubungan yang signifikan

karena

selain

antara

kegiatan sebagai ibu rumah tangga di

menghadapi

sarapan

dengan

tingkat

konsentrasi dan produktivitas kerja.

rumah dan ditempat kerja, wanita harus

sebanyak

Faktor lain yang berperan penting

masalah

terhadap produktivitas kerja adalah

menstruasi setiap bulan sehingga

status

mempengaruhi

tubuh.

kemampuan tubuh untuk melakukan

Status gizi yang tidak baik dapat

pekerjaan dengan produktivitas yang

menurunkan produktivitas kerja dan

memadai akan lebih dimiliki oleh

beban produksi menjadi tidak efisien

individu dengan status gizi baik.

(Hendrayati,

Status

keadaan

Rowa,

Mappeboki,

2009).

gizi.

gizi

Ketahanan

dapat

dan

digambarkan

melalui indeks massa tubuh (IMT),

Sarapan

sangat

penting

bagi

persentase lemak tubuh, dan kadar

tubuh untuk menghasilkan energi

hemoglobin

untuk beraktivitas pada pagi hari.

Beberapa

Tubuh

ada hubungan positif antara status

manusia

yang

kurang

1

(Almatsier, penelitian

2007).

menunjukkan

gizi dengan produktivitas kerja. Hasil

dipergunakan

selama

proses

penelitian yang dilakukan oleh Aziiza

berlangsung

(Tarwaka,

2007).

(2008) dan Widiastuti (2009) tentang

Menurut

Atmosoeprapto

(2005),

hubungan

dengan

produktivitas adalah suatu ukuran

menyatakan

sejauh mana sumber-sumber daya

status

produktivitas

gizi

kerja

terdapat hubungan yang signifikan

digabungkan

antara

dengan

status

gizi

dengan

dan

baik

dipergunakan

sehingga

dapat

mewujudkan hasil-hasil tertentu yang

produktivitas kerja.

diinginkan.

Hasil survei bulan Mei 2013 mengenai kebiasaan sarapan pada

Produktivitas kerja seseorang

pekerja wanita di Konveksi Rizkya

dapat dipengaruhi oleh beberapa

Batik Ngemplak Boyolali menunjukan

faktor yaitu faktor internal (individu)

yang tidak biasa sarapan sebesar

seperti

46,8%, sebanyak 24,13% memiliki

pendidikan,

status gizi kurang. Berdasarkan data

energi, asupan protein, dan faktor

tersebut

eksternal (luar individu) seperti psikis,

peneliti

melakukan

tertarik

penelitian

untuk

fisik,

pengalaman,

keahlian,

penerangan,

tentang

usia,

asupan

kebisingan,

waktu

hubungan antara kebiasaan sarapan

istirahat, jam kerja (Handayani, 2008

dan status gizi dengan produktivitas

dan Setyawati, 1994). Pekerja

kerja pekerja wanita di Konveksi

kegiatan

secara

berkesinambungan

TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas

waktu

seringkali dengan

adalah

perempuan dewasa yang melakukan

Rizkya Batik Ngemplak Boyolali.

diidentifikasikan

wanita

dalam

tertentu

membutuhkan

efisiensi

teratur

atau jangka

sehingga

waktu

yang

lama

melakukannya

yang

dapat

dalam arti suatu rasio antara keluaran

untuk

(output) dan masukan (input). Jadi

mengurangi waktu untuk keluarga

produktivitas

adalah

dengan tujuan untuk menghasilkan

hitung

atau mendapatkan sesuatu dalam

perbandingan

disini secara

ilmu

bentuk

antara jumlah yang dihasilkan dari setiap jumlah sumber daya yang

2

benda

atau

uang

untuk

kemajuan dalam kehidupan nyata

tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga

(Utami, 2003).

kategori, yaitu status gizi kurang, gizi

Sarapan / makan pagi yaitu

normal, dan gizi lebih (Almatsier,

suatu kegiatan yang penting sebelum

2005). Perbaikan konsumsi pangan

melakukan aktifitas fisik pada pagi

dan peningkatan status gizi sesuai

hari berupa mengkonsumsi makanan

atau

yang terdiri dari makanan pokok dan

diperlukan tubuh merupakan unsur

lauk pauk atau makanan kudapan.

penting bagi peningkatan kualitas

Jumlah yang dimakan kurang lebih

hidup manusia, sehat, kreatif dan

1/3 dari makanan sehari (Supriati,

produktif (Kartasapoetra & Marsetyo

2005).

2005).

Konsumsi

sarapan

yang

disarankan untuk memenuhi jumlah

seimbang

dengan

yang

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini bersifat

kalori adalah 300-500 kkal. Sarapan atau makan pagi adalah makanan

observasional

yang disantap pada pagi hari. Waktu

cross sectional. Variabel yang diambil

sarapan dimulai dari pukul 06.00 pagi

dalam penelitian ini, yaitu kebiasaan

sampai dengan pukul 10.00 pagi.

sarapan

Sarapan karbohidrat untuk

dapat

yang

meningkatkan

darah.

Kadar

gula

pendekatan

dan Status Gizi sebagai

variabel bebas dan produktivitas kerja

menyediakan

siap

dengan

sebagai variabel terikat. Penelitian ini

digunakan kadar

gula

dilaksanakan pada Bulan Mei 2013

darah

yang

hingga

Januari

2014.

Lokasi

terjamin normal, maka gairah dan

Penelitian

ini

konsentrasi kerja bisa lebih baik

Konveksi

Rizkya

sehingga berdampak positif untuk

Boyolali karena tempat penelitian

meningkatkan

mudah

dijangkau

pekerja

yang

produktifitas

(Khomsan, 2010).

Batik

di

Ngemplak

dan

prevalensi

memiliki

kebiasaan

gizi

adalah

suatu

sarapan yang rendah cukup tinggi

mengenai

kondisi

tubuh

yaitu

Status ukuran

dilaksanakan

sebesar

46,8%,

seseorang yang dapat dilihat dari

sebanyak

makanan

memiliki status gizi kurang..

yang

dikonsumsi

dan

penggunaan zat-zat gizi di dalam

3

24,13

%

selain

itu

pekerjanya

berusia

non probability sampling yaitu

antara

20-40

tahun

sampling.

termasuk dalam kategori wanita

Pemilihan sampel dilakukan dengan

usia subur atau masih produktif

memilih subjek dengan pertimbangan

(Supariasa, 2001).

dengan

consecutive

tertentu yaitu subjek yang sesuai

2. Pendidikan

dengan kriteria (Notoatmojo,2005).

Pendidikan

Data primer pada penelitian ini

Dasar Lanjut Jumlah

didapatkan dari responden secara langsung dengan metode wawancara

sebagian

identitas responden, data kebiasaan sarapan

yang

diperoleh

diperoleh

dengan

pendidikan

menggunakan kuesioner.

Dewasa muda (19-29 tahun) Dewasa madya (30-49 tahun)

Jumlah (n) 15 20

Persentase (%) 42,9 57,1

Jumlah

35

100

besar

sudah

Pendidikan

yang

Sarapan

Subjek

Tabel Distribusi Subjek Berdasarkan Kebiasaan Sarapan Jumlah Persentase Sarapan (n) (%) Biasa Sarapan 60 21 Tidak Biasa Sarapan 40 14 Jumlah 100 35

menunjukkan tenaga

relatif

Penelitian

1. Usia

sebagian

yang

B. Kebiasaan

A. Karakteristik Subjek Penelitian

diatas

sebagian

sosial ekonomi yang rendah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel

tersebut

rendah disebabkan karena kondisi

Konveksi

Rizkya Batik Ngemplak Boyolali.

Umur

Hasil bahwa

mencukupi.

adalah Data

dari

lanjut

besar tenaga kerja memiliki tingkat

diperoleh melalui wawancara dengan

umum

tingkat

termasuk

SMA.

menunjukkan

badan, data produktivitas kerja yang

gambaran

kerja

yaitu berpendidikan SMP sampai

dengan

mengukur tinggi badan dan berat

Data sekunder

tenaga

85,7%

pendidikannya

kuesioner food frekuensi, data IMT responden

besar

sebanyak

dengan

Persentase (%) 14,3 85,7 100

5 30 35 diatas menunjukkan

Tabel

mengenai karakteristik subjek yaitu

Jumlah (n)

Tabel diatas menunjukkan sebagian

kerja

besar tenaga kerja sebanyak 60%

sebanyak 57,1 % berumur 30-49

terbiasa

tahun. Tenaga kerja wanita yang

4

untuk

sarapan.

Hasil

bahwa

dalam sel tubuh. Kekurangan dan

sebagian besar tenaga kerja memiliki

kelebihan zat gizi yang diterima tubuh

tingkat

sarapan

seseorang akan sama mempunyai

dapat

dampak negatif. Perbaikan konsumsi

menyediakan karbohidrat yang siap

pangan dan peningkatan status gizi

digunakan untuk meningkatkan kadar

sesuai atau seimbang dengan yang

gula darah. Dengan kadar gula darah

diperlukan tubuh merupakan unsur

yang terjamin normal, maka gairah

penting bagi peningkatan kualitas

dan konsentrasi kerja bisa lebih baik

hidup manusia, sehat, kreatif dan

sehingga berdampak positif untuk

produktif (Kartasapoetra & Marsetyo

meningkatkan

2005).

tersebut

menunjukkan

kesadaran

cukup

tinggi.

untuk Sarapan

produktifitas

(Khomsan, 2010).

D. Produktivitas Subjek Penelitian

C. Status gizi Subjek Penelitian

Tabel Distribusi Subjek Berdasarkan Produktivitas Kerja

Tabel Distribusi Subjek Berdasarkan Status Gizi Persentase Status Gizi Jumlah (n) (%) Baik 42,9 15 Tidak baik 57,1 20 Jumlah 100 35

Tabel

diatas

menunjukkan

status gizi dan kesehatan yang baik mempengaruhi

Jumlah

kesegaran fisik dan daya pikir yang baik dalam melakukan pekerjaan.

tenaga

Jumlah (n) 10 18 11 1 40

Persentase (%) 25.0 45.0 27.5 2.5 100.0

Tabel diatas menunjukkan bahwa

Tanpa makanan yang cukup, energi sumber

25 10 35

Status Gizi Kurang Normal Lebih Obesitas

tidak baik sebanyak 57,1%. Keadaan

sebagai

Produktif Tidak Produktif Jumlah

Persentase (%) 71,4 28,6 100

Tabel Distribusi Status Gizi Subjek Penelitian

tenaga kerja termasuk status gizi

sangat

Jumlah (n)

E. Status Gizi Subjek Penelitian.

sebagian besar status gizi (IMT)

akan

Produktivitas Kerja

sebagian

dalam

besar

subjek

dalam

penelitian ini termasuk produktif

melakukan pekerjaan akan diambil

yaitu sebesar 71,4 %. Dilihat dari

dari energi cadangan dan protein

umur tenaga kerja yang termasuk

5

produktif sebagian besar pada

Tabel 10 menunjukkan bahwa

kelompok umur dewasa madya

pada tenaga kerja yang tidak biasa

(30-49 tahun), tenaga kerja yang

sarapan

termasuk

sebagian

cenderung

tidak

besar masa kerja dan tingkat

sedangkan

tenaga

pendidikannya termasuk rendah.

biasa sarapan sebanyak 81 %

Pendapatan tenaga kerja yang

cenderung produktif. Berdasarkan

berada dibawah UMR sebagian

uji statistik dengan uji chi-square

besar

menunjukkan

nilai

sehingga

hubungan

produktif

termasuk

sedangkan tenaga

untuk

kerja

produktif, status

yang

gizi

produktif, kerja

yang

p=0,000

antara

yang

kebiasaan

sarapan

status gizi normal. Tenaga kerja

kerja. Sarapan sebelum berangkat

dapat dikatakan produktif atau

kerja,

tidak dilihat bila tenaga kerja

penting pada produktivitas kerja.

tersebut

Makanan

mampu

menghasilkan

dengan

78,6%

produktif sebagian besar memiliki

produktivitas

mempunyai

pengaruh

sebaiknya

dicerna

tenaga kerja lainnya dalam waktu

memberi tambahan kalori untuk

yang sama (Sagir, 1990).

bekerja. Kebutuhan kalori kerja

dengan

makanan

Poduktivitas

sehingga Tabel Distribusi kebiasaan sarapan berdasarkan produktivitas kerja

Produktivitas Kerja Tidak Produktif Produktif n % N % 17 81 4 19 21,4

11

78,6

n 21

% 100

14

100

berfungsi

yang tidak

berimbang

perlu

ditambah

frekuensi makan yang berlebihan, kecuali makanan selingan pada waktu

Jumlah

dapat

dapat dipenuhi melalui asupan

Kerja

3

dan

mudah

hasil yang lebih banyak dibanding

Sarapan

Biasa sarapan Tidak biasa sarapan

ada

bermakna

termasuk

F. Analisis Hubungan Kebiasaan

kebiasaan sarapan

sebanyak

Sig. (p)

istirahat

(Mitayani

dan

Sartika, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh

0,000

Elviana

dan

Sembiring

(2005)

menyatakan bahwa sebanyak 47,1 %

pekerja

kekurangan

6

wanita

memiliki

sumbangan asupan

dari sarapan. Penelitian tersebut

individu dengan status gizi baik.

membuktikan

Status

hubungan

bahwa

ada

bermakna

asupan kalori sarapan pagi dengan

persentase

produktivitas tenaga kerja di unit

kadar

pengolahan

2007).

candy

PT.

G. Analisis

Union

lemak

Hubungan

hemoglobin

Hasil

Kerja

menunjukkan

% 100 100

kerja.

86,7

%

uji

hubungan

ada

bermakna dengan

antara

produktivitas

pencetak batu bata di kecamatan pagar

dengan

melakukan produktivitas

merbau

kabupaten

deli

serdang. Penelitian Adrianto dan Anggraini

yang

bahwa

gizi

(2010)

ada

menyatakan

hubungan

antara

status gizi dengan produktivitas

kerja.

kerja pekerja penyadap karet di

Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk

produktivitas

dengan produktivitas kerja wanita

p=0,002

status

baik

hubungan antara status gizi (IMT)

chi-square

sehingga

tersebut

(2004) menyatakan bahwa ada

cenderung

nilai

analisis

dilakukan oleh Nasution dan Lubis

normal

menunjukkan

terdapat

kerjanya. Penelitian yang serupa

produktif. Berdasarkan uji statistik dengan

bahwa

Hasil

semakin

produktif, sedangkan tenaga kerja

sebanyak

Pearson

baik status gizi seseorang, maka

0,002

sebanyak 65 % cenderung tidak

gizi

korelasi

mengindikasikan bahwa semakin

kerja dengan status gizi tidak baik

status

uji

status gizi dengan produktivitas

Tabel 11 menunjukkan tenaga

dengan

(Almatsier,

hubungan signifikan positif antara

Sig. (p)

Jumlah n 15 20

dan

yang dilakukan oleh Aziiza (2008),

Antara

Status Gizi dengan Produktivitas

Produktivitas Kerja Tidak Produktif Produktif n % N % 13 86,7 2 13,3 7 35 13 65

tubuh,

Berdasarkan hasil penelitian

Tabel Distribusi Produktivitas Kerja Menurut Status Gizi

Baik Tidak baik

dapat digambarkan

melalui indeks massa tubuh (IMT),

antara

Confectionery LTD Medan.

Kategori status gizi

gizi

unit

pekerjaan

Plantukan/Blabak

PT.

Perkebunan Nusantara IX Boja

yang

kabupaten Kendal.

memadai akan lebih dimiliki oleh 7

KESIMPULAN DAN SARAN

2. Bagi Konveksi Rizkya Batik

A. Kesimpulan Berdasarkan

Diharapkan penelitian

lebih

disimpulkan sebagai berikut : 1. Sebagian besar

memperhatikan

gizi

kerja

tenaga

kerjanya

sebanyak 60% terbiasa untuk

dengan

sering

sarapan.

imbauan kepada pekerja untuk

2. Sebagian

besar

tenaga

perusahaan

dapat

status

misalnya

memberikan

gizi

lebih memperhatikan kondisi

tenaga kerja termasuk normal

tubuh dengan sarapan pagi

sebanyak 42,9%.

agar terpenuhi kebutuhan gizi

3. Sebagian besar subjek dalam

sehingga

penelitian ini termasuk produktif

3. Bagi Peneliti Lain

4. Ada hubungan antara kebiasaan

kerja

dengan

kerja

lebih meningkat.

yaitu sebesar 71,4 %.

sarapan

produktivitas

Diharapkan

produktivitas

penelitian

(p = 0,000).

untuk

selanjutnya

melakukan penelitian

5. Ada hubungan antara status gizi

lanjut

mengenai

dapat lebih

hubungan

dengan produktivitas kerja (p =

kebiasaan sarapan dan status

0,002)

gizi dengan produktivitas kerja

B. Saran

dan

1.Bagi Pekerja Wanita

lain

yang

dapat berpengaruh terhadap

Diharapkan pekerja wanita mempertahankan

faktor-faktor

produktivitas

kebiasaan

kaitannya

sarapan demi menjaga status

bekerja. 

gizi dan produktivitas kerja. 8

kerja dengan

seperti lama

sejahtera di Kota Makassar. Jurnal Media Gizi Pangan, Vol. VII, Edisi 1, Januari – Juni 2009. Hal : 35-40. 10. Herrianto, R. 2010. Kesehatan Kerja. Penerbit Buku kedokteran EGC: Jakarta. 11. Juliana. 2001. Hubungan Antara Kecukupan Kalori Makan Pagi Dan Makan Siang Dengan Produktivitas Tenaga Kerja Bagian Penjahitan Konveksi IV Pt. Dan liris Sukoharjo. Undergraduate thesis, Diponegoro University. 12. Kartasapoetra G, Marsetyo H. 2005. Ilmu Gizi: Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Rineka Cipta : Jakarta. 13. Karyadi dan Muhilal.2004. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Gramedia. Jakarta 14. Khomsan, A. 2010. Pangan dan Gizi untuk kesehatan. Penerbit PT Radja Grafindo Persada : Jakarta. 15. Kurniasih D, Hilmansyah H, Astuti MP, Imam S. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Gramedia : Jakarta. 16. Lubis. 2002. Status Kesehatan Pekerja Wanita di Industri Batik, Penyamakan Kulit dan Industri Sepatu dan Tas. Jurnal ekologi Kesehatan Vol.1, No.1, Februari 2002 : 31-36 17. Mitayani dan Sartika W. 2010. Ilmu Gizi. Penerbit CV Trans Info Media : Jakarta. 18. Moehji S. 2009. Ilmu Gizi Jilid 3. Bhratara Niaga Media : Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA 1. Adrianto dan Anggraini (2010). Hubungan antara Tingkat Kesegaran Jasmani dan Status Gizi dengan Produktivitas Kerja. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Kemas 5 (2) (2010) 145-150. 2. Almatsier, S. 2007. Prinsip dasar ilmu gizi. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 3. Ariningsih, E. 2005. Konsumsi dan kecukupan energi dan protein rumah tangga pedesaan di Indonesia. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian : Jakarta. 4. Arkani NG. 2005. Sehat dan Bugar Melalui Diet. Depdikbud : Jakarta. 5. Atmosoeprapto, K. 2005. Produktivitas Aktualisasi Budaya Perusahaan. Elex Media Komputindo : Jakarta. 6. Aziiza, Farah. 2008. Analisis Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan, dan Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Pekerja Wanita Di Industri Konveksi. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. 7. Chaplin K and Smith A. 2011. Breakfast and Snacks: Associations with Cognitive Failures, Minor Injuries, Accidents and Stress. Journal Nutrients 2011, 3, 515-528. 8. Gibney et al. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC :Jakarta 9. Hendrayati, RowaSitti, Mappeboki S. 2009. Gambaran asupan zat gizi, status gizi dan produktivitas karyawan cv. Sinar matahari

9

26. Sediaoetama AD. 2004. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi (Jilid 1). Dian Rakyat : Jakarta. 27. Soekirman.2007. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Ditjen DIKTI, Depdiknas : Jakarta. 28. Suhardjo, M. 2005. Perencanaan Pangan dan Gizi. PT Bumi Aksara : Jakarta 29. Supariasa, IDN; Bakri, B; Fajar I. 2007. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. 30. Supriati, S. 2005. Kebiasaan Sarapan Pagi dan Faktor-Faktor yang Berhubungan serta Kaitannya dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV, V, VI SDN 07 Pagi Jakarta Timur. Skripsi jurusan FKM UI. Depok 31. Tarwaka, Solichul HB, Lilik S. 2007. Ergonomi untuk keselamatan kerja dan produktivitas.Uniba Press: Surakarta.  32. Wolgemuth, J and Latham, M. 2002. Worker productivity and the nutritional status of Kenyan road construction laborers. The American Journal of Clinical Nutrition 36: JULY 1982, pp. 6878. Printed in U.S.A. 

19. Nasution E dan Lubis H. 2004. Hubungan Konsumsi Zat Besi dan Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Wanita Pencetak Batu Bata di Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004. Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU. Medan 20. Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi penelitian kesehatan. RinekaCipta. Jakarta. 21. Nugraha, E. 2008. Tinjauan terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja dari karyawan dasar [laporan praktek lapang]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor : Bogor. 22. Nugroho VA. Hubungan antara status gizi dengan produktivitas tenaga kerja wanita di PT Java Tobacco Gembongan Kartasura [skripsi]. Semarang : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Semarang; 2007. 23. Permaisih, D. 2003. Status Gizi Remaja dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. http://digilib.litbang.depkes.go.id/go .php?id=jkpkbppk-gdl-res-2003permaisih-868-gizi [10 september 2013]. 24. Rachmawati, I. K. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit ANDI: Yogyakarta. 25. Riyadi. 2003. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri [diktat]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor : Bogor.

10