IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) (STUDI PADA SMPN 05 WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN BOALEMO)
JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial OLEH: HADI SUYONO SOIRAN 221 410 240
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN JURUSAN ILMU HUKUM DAN KEMASYARAKATAN F A K U L T A S I L M U S O S I A L UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2014
1
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN JURNAL
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) (STUDI PADA SMPN 05 WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN BOALEMO)
HADI SUYONO SOIRAN 221 410 240
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si. NIP. 19601010 198703 1 021
Dr. H. Sukarman Kamuli M.Si. NIP. 19670606 200003 1 001
Mengetahui Ketua Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan
Asmun Wantu, S.Pd, M,Si
2
ABSTRAK
HADI SUYONO SOIRAN. 221 410 240. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) (Studi pada SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. Dibimbing oleh bapak Jusdin Puluhulawa dan Bapak Sukarman Kamuli Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) di SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. (2) hasil implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) di SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. (3) Faktorfaktor apakah yang mendukung dan menghambat implementasi MBS di di SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. Penelitian ini dilaksanakan di di SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan 10 informan kunci. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) meliputi :pertama manajemen sekolah yang terdiri dari manajemen siswa, manajemen personil, manajemen kurikulum, manajemen sarana prasarana, dan manajemen keuangan, kedua kegiatan bimbingan dan konseling (BK), ketiga penyelenggaraan ekstra kurikuler, keempat pengelolaan pusat sumber belajar (perpustakaan), dan kelima hubungan sekolah dengan masyarakat (humas). Dalam setiap bidang manajemen yang dilaksanakan meliputi beberapa kegiatan yang disesuiakan dengan bidang masing-masing untuk memajukan sekolah. (2) Hasil dari implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah efektif, karena hasil yang diperoleh dari implementasi MBS dapat menunjang tercapainya program sekolah. (3) Faktor pendukung dan faktor penghambat adalah Faktor pendukungnya yaitu : (a) Kondisi sekolah yang kondusif untuk melaksanakan proses pembelajaran, (b) Hubungan antar personil sekolah harmonis, (c) Keungan sekolah lancar, sehingga menunjang terealisa inya se mua kegiatan dan pengadaan sarana prasarana yang dibutuhkan, (d) Hubungan antar warga sekolah maupun dengan orang tua siswa, pengurus komite sekolah dan pengurus BP05 berjala n dengan baik, (e) Manajemen disetiap bidangnya efektif, (f) Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, baik intra kurikuler maupun ekstrakurikuler. Faktor penghambatnya yaitu : (a) Dalam sekali tempo terdapat guru atau karyawan yang tidak disiplin, (b) Terdapat 05 % dari para orang tua siswa yang acuh terhadap kebijakan sekolah dan juga terhadap kemajuan belajar siswa, (c) Lahan sekolah terlalu sempit. Kata Kunci: Implementasi, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
3
Pendahuluan I.I Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung dalam kelas tetapi berlangsung pula di luar kelas. Pendidikan bukan bersifat formal saja tetapi mencakup pula non formal. Bertitik tolak dari eksistensi sekolah sebagai wadah berkumpulnya para anak didik dan guru dalam melakukan proses pendidikan baik pendidikan usia dini yang terendah hingga sekolah lanjutan tingkat atas, yang membutuhkan penanganan yang sebaik-baiknya sehingga apa yang menjadi tujuan dari pendidikan yang dicitacitakan dapat terwujud demi kebaikan masyarakat bangsa dan negara. (Mulyasa, 2004: 77) Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan yang merupakan wadah proses pendidikan memiliki sistem yang kompleks dan dinamis dalam kegiatannya. Sekolah bukannya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, tetapi sekolah berada dalam tatanan sistem yang baik dan saling berkaitan (Umaedi, 2000: 76-77). Oleh karena itu, sekolah dipandang sebagai organisasi yang membutuhkan pengelolaan yang gilirannya sekolah diharapkan dapat memberikan kombinasi pada pembangunan bangsa, untuk itu salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan membudayakan sekolah melalui manajemen berbasis sekolah. Yang intinya memberikan kepada kepala sekolah untuk melakukan perbaikan kualitas secara berkelanjutan. Sekolah mengemban fungsi berposisi di garis paling depan dalam melayani pendidikan masyarakat, sehingga sekolah harus dapat merespon dengan cepat perubahan yang ada, namun juga tetap mengikuti standar-standar yang sudah ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sekolah sebagai unit organisasi yang mempunyai otonomi, mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri. Pengoperasionalan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memerlukan langkah-langkah perumusan lingkup kegiatan pengelolaan yang sudah digariskan dalam peraturan kementerian dalam bentuk standar-standar pengelolaan yang harus diikuti oleh sekolah (kegiatan yang diikat oleh aturan), dan kegiatan-kegiatan yang sepenuhnya diatur oleh sekolah (otonomi sepenuhnya) (Handayaningrat, 1996: 11) MBS sebagai terjemahan dari School Based Management, adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk merancang kembali pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dengan upaya kebaikan kinerja sekolah yang mencakup guru, siswa, kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat. Manajemen Berbasis Sekolah
4
(MBS) mengubah sistem pengambilan keputusan memberikan otoritas dalam pengambilan keputusan dan manajemen, disetiap pihak yang berkepentingan ditingkatlokal. http://blog.unila.ac.id diakses tanggal 25 Maret 2013. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai bagian dari strategi Pemerintah dalam desentralisasi pendidikan bertujuan memperkuat kehidupan berdemokrasi melalui desentralisasi kekuasaan, sumber daya dan dana ke masyarakat tingkat sekolah. Bersama partisipasi aktif masyarakat dalam bidang pendidikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) akan membantu sekolah dalam merencanakan manajemen sekolah, kebutuhan belajar siswa dan membuat keputusan pada masalah-masalah yang langsung berakibat pada pengelolaan sekolah dan belajar siswa. Dengan cara ini diharapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat meningkatkan demokratisasi pengeloaan sekolah, transparansi perencanaan, akuntabilitas pelaporan proses belajar-mengajar yang aktif, kreatif, dan menyengangkan, yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan pada umumnya. Suyanto, (dalam Sapari, 2007:73). Manajemen Berbasis Sekolah merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan pada kemandirian dan kreatifitas sekolah. Hal ini ditandai dengan keberadaan otonomi luas di tingkat sekolah sehingga lebih bisa memenuhi aspirasi masyarakat setempat. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah ini menawarkan pada lembaga maupun intitusi pendidikan untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi siswa. Dengan demikian pendidikan yang berfungsi mengusahakan terciptanya manusia yang berkemampuan baik psychis maupun fisiknya untuk melaksanakan tugas-tugas pembangunan mempunyai arti penting bagi proses sekolah (Subroto, 2007 : 139). Dari beberapa pendapat tersebut di atas bahwa sistem implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sangat menuntut partisipasi semua unsur yang terkait yang meliputi pihak sekolah (mulai dari kepala sekolah, guru sampai tata usaha maupun komite sekolah dalam mengambil keputusan tentang pendidikan yang ada di SMPN 5 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Bolaemo. Hal tersebut dimaksudkan agar semua elemen yang terlibat dalam pengelolaan sekolah dapat saling melengkapi dalam upaya meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan tingkat madrasah untuk menghadapi tantangan global. Realitas yang terjadi masih banyak institusi pendidikan yang belum banyak mengetahui manfaat dari adanya Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah khususnya dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan serta mutu dan relevansi pendidikan di sekolah. Banyak yang masih menganggap bahwa Manajemen Berbasis Sekolah mulai kurang efektif dan efisien untuk dikembangkan di sekolah. Kerjasama tersebut dianggap membuat sumber daya
5
yang ada di daerah menjadi kurang berkembang. Ketidakmampuan dalam mengembangkan delensi yang dimiliki oleh masing-masing sekolah menimbulkan daya saing dan jarak. Itu berarti sekolah menengah yang masih dalam masa berkembang menjadi kurang mampu bersaing karena terhambat berbagai kebijakan dari pusat. Sedangkan disisi lain, Implementasi Berbasis Sekolah juga sangat diperlukan bagi satuan pendidikan sesuai dengan UU No 20/2003 mengenai Sisdiknas Pendidikan yang muatannya bahwa pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah (UU No 20 tahun 2003 : Sisdiknas, Pasal 51 butir 1). Proses pembiasaan diri dalam mencapai perubahan yang diinginkan dapat terwujud apabila Kepala Sekolah selaku pimpinan dapat melakukan tanggung jawabnya mengelola sekolah melalui proses pengelolaan sekolah yang mencakup empat tahap, yaitu: 1). Perencanaan, 2). Pengorganisasian, 3). Pengerahan (meliputi motivasi, kepemimpinan, kekuasaan, pengambilan keputusan, membangun kepercayaan dan kinerja), dan 4). Pengendalian meliputi pemantauan, penilaian dan pelaporan. Usman, (2008:12). Berdasarkan observasi yang dilakukan bahwa disekolah tersebut khususya implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) di SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo dalam manajemen berbasis sekolah masih rendah hal ini disebabkan karena kurangya pendekatan kepala sekolah dengan guru, kepala sekolah kurang transparan memelihara sekolah dengan guruguru, pengaturan sarana dan prasarana yang kurang diperhatikan serta kurangnya perhatian dalam pengembangan sekolah dari dalam diri sekolah, yang kemudian akan menumbuhkan daya kreativitas dan prakarsa sekolah, dan membuat sekolah sebagai pusat perubahan. Bahkan Pengambilan keputusan melibatkan warga sekolah, sesuai dengan relevansi, keahlian, dan kompatibilitas keputusan dengan kepentingan partisipan belum pula dilibatkan. Padahal seharusnya cara ini penting untuk dilakukan dimana pengetahuan, informasi dan keahlian terbagi di antara kepala sekolah, guru dan warga sekolah lainnya. Untuk mengantisipasi dan menghadapi persaingan antar sekolah dasar diwaktu-waktu yang akan mendatang sangat diperlukan strategi yang sistematis. Oleh sebab itu, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah adalah cara yang paling efektif dan tepat untuk mengembangkan potensi sekolah yang juga diterapkan oleh SMPN 5 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Bolaemo. Maka perlu dieksplorasi lebih lanjut potensi yang bisa diandalkan untuk dijadikan ciri khas dari SMPN 5 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Bolaemo yang tidak dimiliki oleh sekolah lain.
6
I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat mengambil beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) di SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo? 2. Faktor-faktor apakah yang mendukung dan menghambat implementasi MBS di di SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) di SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. 2. Untuk mengetahui hasil implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) di SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis Faktor-faktor apakah yang mendukung dan menghambat implementasi MBS di di SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis untuk mngembangkan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo. 2. Secara praktis sebagai kontribusi dalam melaksanakan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMPN 05 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.
7
2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Manajemen Pendidikan Manajemen yang mula-mula lahir dalam perkembangan ekonomi ternyata saat ini penggunaannya telah menjadi tren hampir di semua lini ehidupan masyarakat dunia tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Istilah manajemen berasal dari bahasa Inggris dengan kata kerja “to manage” yang bersinonim dengan “to gurde” berarti memimpin. Bila dilihat dari asal katanya berarti kata manajemen memiliki makna pengendalian memimpin atau membimbing (Effendy, 1996: 9) Untuk mempermudah memahami persoalan Manajemen maka berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat tentang manajemen, diantara : 1. Manajemen sebagai sudut sistem (management as a System) 2. Manajemen sebagai sudut proses (management as a process) 3. Manajemen sebagai sudut fungsi (management as a function) 4. Manajemen sebagai sudut ilmu pengetahuan (management as a saince) 5. Manajemen sebagai kumpulan orang (management as a people/of people) 6. Manjemen sebagai kegiatan terpisah (management as a separate activity) 7. Manajemen sebagai suatu profesi (management as a profession). (Handayaningrat, 1996: 18) Kemudian pengertian manajemen yang diungkapkan oleh para ahli dengan sudut pandangnya masing-masing diantaranya oleh Frederik Taylor (19705:2) yang dikenal sebagai bapak manajemen yang memberi rumusan management, the art of management is defind as knowing exactly what you want todo and then seeing that they doit in the best and chaeapest way. Yang artinya bahwa manajemen adalah seni yang ditentukan untuk mengetahui dengan sunggungsungguh apa yang dikehendaki, menyuruh orang mengerjakan sesuatu dengan yang sebaik-baiknya dan dengan cara yang semudah-mudahnya. Sedangkan Glover (2000:055) mengemukakan bahwa: “...management is defined as that intellect (the power or faculty of knowing, reasioning, judging and cokprehending) of human being that analisys prescribes, plans, motivate appraises and controols the use and effectivinest of humam and phisical resources reguired to a complish a know defenity objective. Yang artinya bahwa manajemen adalah sebagai kecerdasan untuk menggunakan (kekuatan, atau bagian pengetahuan usaha, keahlian dan keseluruhan) dari pada manusia yang menganalisa, menerangkan, merencanakan, memberi tujuan, mencanangkan dan mengontrol pemakaian untuk kegunaan yang efektif dari manusia dan sumber-sumber pisik yang dibutuhkan untuk melengkapi tujuan yang dikehendaki dengan sungguh-sungguh.
8
Selanjutnya pengertian manajemen yang dikemukakan oleh Dimock (1950:10) yang mengemukakan Management is knowing where you want togo, what sholl you must avoid, what the forces are with to which, you must deal, and how to handle your ship and your crew effectively and withont waste, in the process of getting there. Artinya manajemen adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang harus dijalankan dan bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggaran dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya. Pengertian menejemen yang dikemukan di atas, memberi gambaran yang berbeda-beda, namun perbedaan itu tidaklah pada hal-hal prinsip karena pada dasarnya pengertian manajemen di atas berorentasi pada perwujudan tujuan yang telah ditentukan oleh setiap lembaga. Oleh sebab itu, pada dasarnya perbedaan manajemen tersebut terletak pada wujudnya, gayanya, praktek, tehnik yang menyesuaikan dengan tipe serta situasi dan kondisi dimana manajemen itu akan dilaksanakan. Terkait dengan hal ini, maka manajemen yang gunakan dalam lingkungan pendidikan di kenal dengan sebutan manjemen pendidikan. Pada hakekatnya manajemen berbasis sekolah sangat terkait dengan tujuan pendidikan, manusia yang melakukan kerja sama, proses sistemik dan sistimatis serta sumber-sumber yang didayagunakan. Manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan kerja sama oleh sekelompok orang yang untuk mencapai tujuan pendidikan. Yang telah di tetapkan proses pengendalian kelompok tersebut mencakup perencanaan, pengorganisasian pergerakan (actuating), pengawasan sebagai suatu proses untuk menjadikan visi menjadi aksi. (Mulyasa, 2007:26). a. Pengertian dan Tujuan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) Pakar pendidikan memang semakin banyak dan sangat mendukung manajemen berbasis sekolah untuk dikembangkan. Definisi tentang manajemen berbasis sekolah dikemukakan oleh beberapa tokoh antara lain Mulyasa menjelaskan bahwa : “Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi yang ditunjukkan dengan pernyataan politik (Mulyasa, 2007:11). Definisi lain juga dikemukakan oleh Myers dan Stonchill yang mendefinisikan bahwa Manajemen berbasis sekolah adalah strategi untuk memperbaiki pendidikan dengan mentransfer otoritas pengambilan keputusan secara signifikan dari pemerintah pusat dan daerah ke sekolah-sekolah secara individual” (Nurkholis, 2007:3). Selanjutnya, Menurut Nurkholis juga mengemukakan pendapat lain yang menyatakan bahwa Manajemen berbasis
9
sekolah adalah alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasi pendidikan” (Nurkholis, 2007: 2) Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut bisa penyusun simpulkan bahwa definisi Manajemen Berbasis Sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah upaya untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki dengan kewenangan dan kebijakan bersandar pada sekolah sendiri dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. MBS bertujuan untuk meningkatkan kinerja sekolah melalui pemberian kewenangan dan tanggungjawab yang lebih besar kepada sekolah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola sekolah yang baik yaitu partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Peningkatan kinerja sekolah yang dimaksud meliputi peningkatan kualitas, efektivitas, efisiensi, produktivitas, dan inovasi pendidikan. Dengan MBS, sekolah diharapkan makin berdaya dalam mengurus dan mengatur seko-lahnya dengan tetap berpegang pada koridor-koridor kebijakan pendidikan nasional. Perlu digaris bawahi bahwa pencapaian tujuan MBS harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan sebagainya). b. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah Manajemen Berbasis Sekolah sangat penting untuk dikembangkan pada setiap sekolah. Hal itu disebabkan karena sekolah cenderung memicu persaingan untuk menjadikan sekolah sebagai tempat pendidikan yang lebih maju. Selain itu Manajemen Berbasis Sekolah mempunyai banyak keuntungan bagi semua elemen yang berhubungan dengan lembaga tersebut. Keinginan untuk memilih lembaga pendidikan yang berkualitas secara keilmuan maupun sarana prasarana yang memadai semakin meningkat. Adapun manfaat-manfaat dari Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai berikut: 1. Secara formal Manajemen Berbasis Sekolah bisa memahami keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah 2. Meningkatkan moral guru 3. Keputusan yang diambil sekolah mempunyai akuntabilitas 4. Menyesuaikan sumber keungan terhadap tujujuan instruksional yang dikembangkan di sekolah 5. Menstimulasi timbul pemimpin baru 6. Meningkatkan kualitas, kuantitas dan fleksibilitas komunikasi tiap komunitas sekolah dalam mencapai kebutuhan sekolah (Nurkholis, 2007: 25-26).
10
Menurut Mulyasa menyatakan tentang manfaat Manajemen Berbasis Sekolah adalah Memberikan kebebasan dan kekuatan yang besar pada sekolah disertai tanggungjawab” (Mulyasa, 2007: 25). Sedangkan Supriono dan Achmad Sapari berpendapat bahwa Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah yaitu mengembangkan potensi sekolah sehingga kesejahteraan lebih maju” (Supriono dan Sapari, 2006: 66) Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut bisa penyusun simpulkan bahwa manfaat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan mengelola segala potensi yang dimiliki sekolah dengan inovasi dan kreativitas untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, anak didik, kesejahteraan karyawan sekolah maupun semua elemen yang terkait atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa MBS adalah suatu strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Penerapan MBS mengharuskan birokrasi pendidikan di kantor pusat dan daerah mendelegasikan kewenangan pengambilan keputusan penting bagi sekolah. Dengan pendekatan in, kepala sekolah, guru, peserta didik, dan orang tua dapat lebih mengendalikan proses pendidikan di sekolah mereka. Ini karena, mereka sekarang bertanggung jawab atau keputusan-keputusan mengenai anggaran, pegawai, dan kurikulum. Dengan cara ini MBS dapat menciptakan pelayanan pembelajaran yang lebih produktif bag peserta didik. c. Faktor yang mempengaruhi Manajemen Berbasis Sekolah Selain mempunyai beberapa manfaat dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah juga banyak terdapat faktor yang mempengaruhi terhadap kemajuan sekolah. Oleh sebab itu, Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak agar dapat terlaksana dengan baik. Menurut Mulyasa mengatakan bahwa tentang faktor yang mempengaruhi Manajemen Berbasis Sekolah yaitu kewajiban sekolah, kebijakan dan prioritas sekolah, peran orangtua dan masyarakat, peran profesionalisme, manajerial, dan pengembangan profesi” ( Mulyasa, 2007: 26-29). Sedangkan menurut Supriono dan Achmad Sapari mengemukakan bahwa Hal-hal yang mempengaruhi Manajemen Berbasis Sekolah secara keseluruhan pada keterbatasan sumber daya” (Supriono dan Sapari, 2006:7). Menurut penulis faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Berbasisi Sekolah diantaranya keterbasan sumber daya, kurangnya peran orang tua dan masyarakat, kebijakan yang diterapkan di sekolah, kewajiban sekolah dan kurangnya profesionalisme yang dimiliki.
11
d. Karakteristik Manajemen Berbasis sekolah Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah sangat berbeda dengan ciri pengelolaan pada waktu masih menganut kebijakan terpusat. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah menurut pemerintah lebih menekankan pada model manajemen yang memberikan otonomi kepada sekolah dalam arti sekolah mempunyai kebijakan tersendiri untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam hal pengelolaan meliputi pelatihan tim pelatih tingkat kabupaten, pelatihan sekolah dan masyarakat (kepala sekolah, guru dan masyarakat), penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sekolah (RIPS) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) oleh sekolah dan masyarakat, pelatihan untuk guru, termasuk pendampingan langsung di kelas oleh pelatih (Sidi, 2005:29). Adapun karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah yang dikemukakan oleh Nurkholis bahwa Karakteristik Manajemen Sekolah meliputi misi sekolah, strategistrategi manajemen, penggunaan sumber daya, perbedaaan peran, hubungan antar manusia, kualitas para administrator, indikator-indikator efektifitas” (Nurkholis, 2007: 56-605). Sedangkan Mulyasa mengemukakan bahwa karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah meliputi bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan kinerja organisasi, proses belajar mengajar, pengelolaan sumber daya dan administrasi” (Mulyasa, 2007:29). 2.2 Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah a. Strategi dan Pengorganisasian Manajemen Berbasis Sekolah Implementasi atau lebih dikenal dengan istilah pelaksanaan merupakan upaya untuk merealisasikan program kerja yang ada di sekolah, agar bisa berhasil dalam melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah maka dibutuhkan strategi atau metode pelaksanaan. Metode yang diterapkan oleh setiap sekolah mempunyai kesamaan pandangan dengan pernyataan seperti yang diungkapkan oleh Mulyasa sebagai berikut : “Strategi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah terdiri atas pengelompokan sekolah, pentahapan Manajemen Berbasis Sekolah dan perangkat Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Adapun pengelompokan sekolah meliputi kemampuan sekolah, kepala sekolah dan guru, partisipasi masyarakat, pendapatan daerah dan orang tua serta anggaran sekolah. Pentahapan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah terbagi atas dua program yaitu pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah jangka pendek dan jangka panjang. Perangkat Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah meliputi kebijakan/rencana sekolah, rencana pembiayaan, monitoring evaluasi internal dan eksternal” (Mulyasa, 2007: 58-70). Untuk mendapatkan sebuah perubahan menuju kepada arah kemajuan pendidikan memerlukan metode pembaharuan dalam pengelolaan sekolah. Cara
12
pengajaran dengan berbagai kebijakan yang sudah lama perlu mendapatkan sentuhan inovasi agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dengan memanfaatkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak yang berhubungan dengan lembaga pendidikan sekolah. Nurkholis, ( 2007: 132-135) mengungkapkan bahwa Strategi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah meliputi otonomi sekolah, peran serta masyarakat secara aktif dalam hal pembiayaan dan pengambilan keputusan berkaitan dengan pendidikan, kepemimpinan sekolah yang kuat sehingga mampu mendayagunakan setiap sumber daya sekolah secara efektif, proses pengambilan keputusan yang demokratis dalam kehidupan dewan sekolah yang aktif, pemahaman peran serta tanggungjawab semua pihak secara sungguh-sungguh, rambu-rambu dari dinas pendidikan setempat untuk mendorong proses pendidikan, transparansi dan akuntabilitas dari sekolah dalam lapangan pertanggungjawaban setiap tahun, penerapan manajemen berbasis sekolah pada pencapaian kinerja sekolah dan peningkatan prestasi belajar siswa, serta implementasi diawali sosialisasi dari konsep manajemen berbasis sekolah” Berbagai pandangan mengenai strategi pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah yang diungkapkan oleh para tokoh tersebut memang sangat sesuai sebab Implementasi Manajemen Sekolah Memerlukan pembaharuan. Meskipun otonomi sekolah menuntut tanggungjawab harus banyak dimaksimalkan dalam hal pengelolaan dan pencapaian usaha pengelolaan dan pencapaian usaha untuk meningkatkan kemajuan pendidikan disetiap sekolah. c. Unsur-unsur Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) agar dapat terealisasikan dengan tertib,lancar dan benar-benar terintegrasikan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, perlu diketahui terlebih dahulu unsur-unsur yang terkait. Adapun Unsur-unsur Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai berikut : 1) Kurikulum dan program Pengajaran 2) Tenaga kependidikan (kepala madrasah, guru dan para staff karyawan) 3) Murid (kesiswaan) 4) Keuangan 5) Sarana dan prasarana pendidikan 6) Komite Sekolah (pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat) 7) Manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan (perpustakaan, UKS dan keamanan) (Mulyasa: 2007: 39).
13
Kesimpulan Setelah penulis mengadakan penelitian mengenai implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) di SMP Negeri 05 Wonosari, sebagaimana hasilnya telah diuaraikan pada bab II dan bab III sesuai dengan rumusan masalah dalam skripsi ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS) di SMP Negeri 05 Wonosari meliputi :pertama manajemen sekolah yang terdiri dari manajemen siswa, manajemen personil, manajemen kurikulum, manajemen sarana prasarana, dan manajemen keuangan, kedua kegiatan bimbingan dan konseling (BK), ketiga penyelenggaraan ekstra kurikuler, keempat pengelolaan pusat sumber belajar (perpustakaan), dan kelima hubungan sekolah dengan masyarakat (humas). Dalam setiap bidang manaje men yang dilaksanakan di SMP Negeri 05 Wonosari meliputi beberapa kegiatan yang disesuiakan dengan bidang masing-masing untuk memajukan sekolah. 2. Hasil dari implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMP Negeri 05 Wonosari adalah efektif, karena hasil yang diperoleh dari implementasi MBS dapat menunjang tercapainya program sekolah 3. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi MBS di SMP Negeri 05 Wonosari : a. Faktor pendukungnya yaitu : 1) Kondisi sekolah yang kondusif untuk melaksanakan proses pembelajaran 2) Hubungan antar personil sekolah harmonis 3) Keungan sekolah lancar, sehingga menunjang terealisa inya se mua kegiatan dan pengadaan sarana prasarana yang dibutuhkan. 4) Hubungan antar warga sekolah maupun dengan orang tua siswa, pengurus komite sekolah dan pengurus BP berjalan dengan baik. 5) Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, baik intra kurikuler maupun ekstrakurikuler . b. Faktor penghambatnya yaitu : 1) Dalam sekali tempo terdapat guru atau karyawan yang tidak disiplin 2) Terdapat 05 % dari para orang tua siswa yang acuh terhadap kebijakan sekolah dan juga terhadap kemajuan belajar siswa. 3) Lahan sekolah terlalu sempit sehingga untuk pelaksanaan upacara bandera maupun kegiatan ekstra kurikuler lainnya kurang maksimal. Hal ini merupakan tantangan bagi pihak sekolah teruta ma kepala sekolah sebagai manajer pendidikan untuk selalu mendorong kinerja personil dan mengembangkan sekolah baik konsep maupun implementasinya. Kerana tanpa faktor pendukung dan faktor penghambat, kegiatan sekolah tidak dapat dinamis dan maju.
14
DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi & HAR Tilaar, 1998. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Achmad Burha nuddin, 2004. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam (Studi Tentang School Based Manajement di MTsN model Padarincang Ba.Nten Skripsi. Fakulatas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Boalemo. AnSelm Strauss Julied Corbin, 1997. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif . Surabaya: Bina Ilmu. Arif setiawan, 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam di MA Negeri Boalemo . Skripsi. Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Boalemo. Asep Saiful Muhtadi dan Agus Safei. 2007. Metodologi Penelitian, Bandung : CV.Pustaka Setia Bagong Suyanto dan Sutinah, 2005. Metode Penelitian Sosial:Berbagai Alternatif Pendekatan, Jakarta : Kencana ..................2007. Menakar Keunggulan Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: Kencana Burhan Bungin, 2007. Metodologi Penelitian Sosial : Format Kuantitatif dan Kualitatif, Surabaya: Airlangga University Press. Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah . Jakarta: Depdiknas, 2000. Efendy, 1996, School-Based Management, terj, oleh Noryamin dan Suparto, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta : Logos. E. Mulyasa, 2004. Manajemen Berbasis Sekolah . Bandung: Remaja Rosda Karya. Handayaningrat, 1996, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : CV. Andira. Husaini Usman, 2008. Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan cet.II, Jakarta: Bumi Aksara,
15
Heru Purwanto, 1997. Pelaksanaan Menajemen Pendidikan di SMP Negeri Brosot Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Indri Jati Sidi, 2005. Paket Pelatihan Awal Untuk Sekolah dan Masyarakat : Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak Program Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta : Depdiknas. Koentjaningrat, 2005. Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Law, Sue., dan Derek Glover, 2000, Educational Leadership and Learning, Buckingham : Open University Press. Mulyasa, 2007. Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi dan Implementasi, Bandung : Remaja Rosdakarya, Nana Syaodih Sukmadinata, 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Ba ndung: Remaja Rosda Karya. Nanang, Fattah, 2005. Konsep MBS dan De wan Sekolah. Jakarta: Pustaka Bani Quraisy. Nurkholis, 2007. Manajemen Berbasis Sekolah : Teori,Model dan Aplikasi, Jakarta: PT.Grasindo, Nurul Za hriyah, 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Pius Abdilah dan Danu Prasetya. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini, Surabaya : Arkola, Saifudin Azwar, 1999. Metode Penelitian . Yogyakkarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung : Alfabeta, Suharsimi, Arikunto, 2009. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan dan Praktek, Jakarta :Rineka Cipta. Supriono dan Achmad Sapari, 2006. Manajemen Berbasis Sekolah, Jawa Timur : SIC Suryo Subroto, 2007. Manajemen Pendidikan Di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta. Undang-undang NO 20/20005 tentang Sisdiknas. Suryosubroto, 2004. Manajemen Pendidikan Sekolah . Jakarta: Rineka Cipta. Sutrisna Hadi, 2004. Metodologi Research . Yogyakarta: Andi. Undang-undang RI. No. 20 Tahun 20005 TentangSistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) . Jakarta: Sinar Grafika , 2007.
16