756 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-5 2016
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK DI SD NEGERI SINDUADI 2 IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION LEARNERS IN SD NEGERI SINDUADI 2 Oleh: Dian Ayu Setiawati, PGSD, FIP, Universitas Negeri Yogyakarta e-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter pada peserta didik beserta faktor pendukung dan faktor penghambatnya di SD Negeri Sinduadi 2. Bentuk penelitian ini deskriptif kualitatif. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) implementasi pendidikan karakter di SD Negeri Sinduadi 2 dilakukan melalui integrasi dalam proses pembelajaran, pengembangan budaya sekolah seperti kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisisan, dan kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, BTA, seni tari, karawitan, TIK. Proses penanamannya dengan hidden curriculum, sosialisasi peraturan, dan pembiasaan. Nilai karakter yang ditanamkan yaitu religius, disiplin, sopan santun, semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai, peduli lingkungan, peduli kesehatan, peduli sosial, dan menghargai budaya. Implementasinya sampai tahap moral doing tapi belum maksimal. (2) Faktor yang mendukung yaitu adanya keinginan peserta didik untuk berubah, kerjasama antarguru dalam mendidik, dan dilaksanakannya program sekolah yang mendukung karakter. (3) Faktor penghambatnya yaitu kebiasaan buruk peserta didik, keterbatasan pengawasan guru, kurangnya perhatian orang tua, dan kondisi lingkungan masyarakat yang kurang mendukung. Kata kunci: implementasi, pendidikan karakter, peserta didik Abstract This study aims to describe the implementation of character education learner along with the supporting factors and the inhibiting factor in SD Negeri Sinduadi 2. This research is a qualitative descriptive study. Collecting data through interviews, observation, and documentation study. Data were analyzed with measures of data reduction, data display, and conclusion. Data validity checking techniques using triangulation sources and techniques. The results showed that: (1) the implementation of character education in primary schools Sinduadi 2 is done through integration in the learning process, the development of school culture as routine, spontaneous activity, exemplary, conditioning, and extracurricular activities such as scout, BTA, dance, musical, ICT. The process of planting, namely the hidden curriculum, socialization of rules, and habituation. Embedded value among religious character, discipline, courtesy, the spirit of nationalism, patriotism, love of peace, care for the environment, health care, social care, and respect for culture. In this case the implementation has reached the stage of doing moral but not maximized. (2) Factors that support the desire of students to change for the better, motivation and cooperation in educating teachers to teacher, and implementation of school programs that support the characters. (3) Inhibiting factor were the bad habits of learners, the limited supervision of teachers, lack of parental and community environmental conditions are unfavorable. Keyword: implementation, character education, learners
Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,
PENDAHULUAN Pendidikan karakter (Sri Narwanti,
lingkungan,
maupun
kebangsaan
sehingga
2011:14) adalah suatu sistem penanaman nilai-
menjadi manusia insan kamil. Pendidikan
nilai karakter kepada warga sekolah yang
karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
benar-salah
atau
untuk
kebiasaan (habit) mengenai hal-hal yang baik
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap
dalam kehidupan. Dengan kata lain, pendidikan
kemauan,
dan
tindakan
tetapi
lebih
pada
penanaman
Implementasi Pendidikan Karakter… (Dian Ayu Setiawati) 757
2 Jurnal PGSD-S1 Edisi ... Tahun ..ke.. 2016
melibatkan
di SD tersebut (13 Oktober 2015), SD Negeri
knowing),
Sinduadi 2 menerapkan pendidikan karakter ini
perasaan yang baik atau loving good (moral
sejak 4 atau 5 tahun yang lalu. Hal ini dilakukan
feeling), dan perilaku yang baik (moral action)
karena keprihatinan kepala sekolah dan guru
sehingga
terhadap perilaku peserta didik yang kurang
yang
karakter
pengetahuan
baik
yang
harus
baik
terbentuk
(moral
perwujudan
kesatuan
perilaku dan sikap hidup peserta didik (H.E.
baik. Dari hasil wawancara dengan guru
Mulyasa, 2013:3). Penanaman nilai-nilai karakter dalam
kelas dan guru agama SD Negeri Sinduadi 2 (13
pendidikan harus dimulai sejak usia dini.
Oktober 2015) dijelaskan bahwa di SD Negeri
Keberhasilan pendidikan karakter pada masa SD
Sinduadi 2 masih ada peserta didik yang
akan
berperilaku
menjadi
kepribadian
pondasi
peserta
untuk
didik
membangun
meskipun
pendidikan
jenjang
karakter telah diterapkan di SD ini. Hal tersebut
pendidikan diatasnya dan juga pada kehidupan
diketahui karena hampir setiap hari ada peserta
bermasyarakat pada umumnya. Untuk itu, peran
didik yang berkelahi bahkan hanya karena hal-
SD saat ini menjadi penting dalam rangka
hal sepele, kurangnya rasa hormat terhadap
keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter.
guru, kurang sopan santun terhadap sesama,
Melalui
dini
saling mengejek antar peserta didik, suka
diharapkan terlahir generasi muda masa depan
membolos, berkata-kata kasar, membuat gaduh
yang berilmu, berbudaya, dan beradab di
dan bermain sendiri saat kegiatan pembelajaran,
tengah-tengah era globalisasi.
menyontek,
pendidikan
karakter
pada
immoral
sejak
mudah
sekali
marah
dan
Akan tetapi pada kenyataannya, saat ini
mengamuk. Selain itu, setiap hari selalu saja ada
masih banyak sekolah yang hanya fokus pada
peserta didik yang terlambat datang, berpakaian
nilai akademik, sedangkan aspek non akademik
kurang rapi, dan rasa tanggung jawab peserta
sebagai
didik di SD ini juga masih kurang.
unsur
utama
pendidikan
karakter
diabaikan. Selain itu, juga terjadinya pergeseran substansi
pendidikan
pengajaran.
pinggiran kota dengan lingkungan sekitar yang
Terabaikannya sistem nilai yang semestinya
kurang kondusif (hasil observasi pada tanggal
menyertai
dapat
12-14 September 2015). Sekolah ini dekat
mengakibatkan ketimpangan intelektual dengan
dengan pusat hiburan sehingga mempengaruhi
emosional
akan
perilaku peserta didiknya. Oleh karena itu,
melahirkan sosok spesialis yang kurang peduli
untuk mengatasi permasalahan tersebut sekolah
terhadap lingkungan sosial maupun alamiah.
melakukan berbagai upaya salah satunya yaitu
proses
yang
ke
SD Negeri Sinduadi 2 ini terletak di
pembelajaran
pada
gilirannya
Salah satu sekolah yang merespon
melalui pendidikan karakter.
positif terhadap pendidikan karakter adalah SD
Pendidikan karakter yang ditekankan
Negeri Sinduadi 2. Menurut hasil wawancara
oleh SD Negeri Sinduadi 2 menurut hasil
yang dilakukan kepada kepala sekolah dan guru
wawancara dengan kepala sekolah (13 Oktober
758 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-5 2016
2015), menyangkut 3 hal yaitu tradisi seperti
Peserta Didik di SD Negeri Sinduadi 2”. Dari
sopan dan santun terhadap sesama, budaya
hal itu maka rumusan masalahnya adalah (1)
supaya saling bertoleransi, dan kebangsaan
Bagaimana implementasi pendidikan karakter
seperti cinta dan bangga terhadap bangsanya
bagi peserta didik di SD Negeri Sinduadi 2? (2)
sendiri. Dari tiga hal tersebut dikembangkan ke
Faktor
dalam
telah
menghambat dalam implementasi pendidikan
diupayakan oleh pemerintah. Bentuk pendidikan
karakter di SD Negeri Sinduadi 2? Adapun
karakter yang telah diupayakan oleh sekolah ini
tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pun beragam seperti teguran, keteladanan,
implementasi pendidikan karakter pada peserta
pembiasaan, dan kegiatan pengembangan diri.
didik yang diterapkan di SD Negeri Sinduadi 2
Melalui pendidikan karakter di sekolah ini
serta
diharapkan peserta didik di SD ini menjadi lebih
penghambatnya.
karakter-karakter
lain
yang
baik sikap, perilaku, dan tingkah lakunya baik di lingkungan
sekolah,
keluarga,
maupun
masyarakat.
apa
saja
yang
faktor-faktor
mendukung
dan
pendukung
dan
Manfaat penelitian ini yaitu (1) untuk mengembangkan
keilmuan
tentang
implementasi pendidikan karakter di sekolah
Implementasi pendidikan karakter di
dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
SD Negeri Sinduadi 2 ini sesuai dengan visi
(2) Dapat menambah wawasan peneliti tentang
yang diusung oleh SD tersebut yaitu unggul
implementasi pendidikan karakter di sekolah.
dalam prestasi, berdasarkan iman, takwa dan
(3) Dapat menjadi referensi sekolah dalam
berbudaya. Untuk mewujudkan, SD Negeri
mengupayakan peningkatan mutu pendidikan
Sinduadi 2 memiliki beberapa misi yang
yang tidak hanya mementingkan aspek kognitif
mendukungnya.
dalam
saja tetapi juga pembentukan karakter peserta
yang
didik yang mulia. (3) Untuk memaksimalkan
pelaksanaannya
Akan tentu
tetapi, tak
semulus
diharapkan meskipun sekolah ini tergolong
kinerja
sekolah
yang
mengembangkan aspek kognitif saja tapi juga
yang
membentuk peserta didik yang berkarakter.
kecil.
Ada
faktor-faktor
mempengaruhinya.Meskipun
upaya
guru
sehingga
tidak
hanya
dilakukan sekolah sudah mendekati maksimal METODE PENELITIAN
namun hasilnya belum optimal. Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk
mengetahui
lebih
detail
tentang
implementasi pendidikan karakter bagi peserta didik di SD Negeri Sinduadi 2 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya maka perlu adanya penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter pada
Jenis Penelitian Jenis
penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian berlangsung pada bulan November - Desember 2015. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sinduadi 1 yang
Implementasi Pendidikan Karakter… (Dian Ayu Setiawati) 759
terletak di Kutu Patran, Sinduadi,
terintegrasi melalui mata pelajaran seperti
Mlati kabupaten Sleman.
matematika, SBK, bahasa Indonesia, IPA, IPS,
Subjek Penelitian
olahraga, dan agama. Penanaman karakter
Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan peserta didik yang ada di SD
dalam
mata
pelajaran
melalui
hidden
curriculum.
Negeri Sinduadi 2. Teknik pengambilan subjek
Cara guru menyampaikan nilai karakter
menggunakan teknik snowball
tersebut tidak selalu secara langsung tetapi
Teknik Pengumpulan Data
melalui
Teknik
dan
games
pembelajaran yang telah dikembangkan. Dari
partisipatif,
kegiatan tersebut guru berusaha menjelaskan
wawancara semistruktur, dan studi dokumentasi
pentingnya nilai karakter dengan bahasa anak-
berupa foto secara langsung maupun dari
anak dan mendorong peserta didik untuk
dokumen sekolah.
melakukannya. Dengan begitu berarti guru telah
Teknik Analisis Data
memberikan moral knowing dan moral feeling
adalah
Untuk terkumpul,
data
kepahlawanan
yang
digunakan
pengumpulan
cerita
observasi
menganalisis
peneliti
data
yang
menggunakan
analisis
pada peserta didik sesuai dengan component of good character oleh Thomas Lickona.
deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh lalu
Selain
itu,
pengimplementasian
dianalisis melalui reduksi data, display data, dan
pendidikan karakter di kelas juga dilakukan
penarikan
dengan mengawali dan mengakhiri pelajaran
kesimpulan.
Untuk
menguji
keabsahan data digunakan triangulasi sumber
dengan
dan teknik.
mengecek kehadiran peserta didik, membentuk
mengucapkan
kelompok HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Implementasi pendidikan karakter pada peserta didik yang diterapkan sekolah dilakukan dengan cara berikut.
berdoa,
menggunakan
metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, mengingatkan peserta didik untuk tidak mencontek, mengajak peserta didik
saat pembelajaran, serta memberikan reward
Hal ini tercermin dari silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru. Guru mencantumkan nilai karakter tertentu dalam silabus maupun Pemilihan
heterogen,
dan
untuk membaca buku, tidak makan dan minum
Terintegrasi dalam pembelajaran
RPP.
secara
salam
nilai-nilai
karakter
yang
tercantum dalam silabus dan RPP disesuaikan dengan kompetensi yang hendak dicapai dari setiap mata pelajaran. Selain itu, penanaman nilai-nilai karakter pada peserta didik juga
dan punishment terhadap peserta didik. Melalui aktivitas tersebut berarti guru telah memberikan moral feeling karena mendorong peserta didik lebih peka terhadap nilai-nilai karakter. Jadi
cara
mengimplementasikan
pendidikan karakter yang terintegrasi dalam proses pembelajaran ini dengan menyampaikan pesan moral secara langsung kepada peserta didik saat pembelajaran atau melalui hidden
760 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-5 2016
curriculum. Guru menggunakan bahasa anak-
rutin ini dilakukan melalui pembiasaan dan
anak berusaha menjelaskan nilai-nilai karakter
terkadang guru juga menyampaikan pesan moral
baik secara langsung ataupun implisist (moral
secara langsung. Sebelumnya guru juga telah
knowing) dan mendorong peserta didik untuk
memberikan sosialisasi terkait peraturan.
melakukannya dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan
rutin
ini
sesuai
dengan
(moral feeling). Dengan begitu peserta didik
pendapat Novan Ardy (2013:104), kegiatan
tidak hanya mengetahui tentang nilai karakter
rutin merupakan kegiatan yang dilakukan secara
tapi juga lebih peka terhadap karakter yang baik
terus menerus dan konsisten setiap saat. Hal ini
tersebut. Nilai-nilai karakter yang sering muncul
juga
dalam kegiatan pembelajaran seperti religius,
character. Guru menyampaikan pesan moral
kerjasama, jujur, disiplin, kreatif, mandiri, rasa
dalam kegiatan rutin tersebut berarti guru telah
ingin
memberikan moral knowing pada peserta didik.
tahu,
gemar
membaca,
menghargai
sesuai
dengan
mendorong
Component
peserta
of
didik
good
prestasi, komunikatif, dan tanggung jawab.
Guru
untuk
Budaya Sekolah
melaksanakan kegiatan itu setiap hari berarti
Implementasi pendidikan karakter di
guru telah memberikan moral feeling. Pada
SD Negeri Sinduadi 2 melalui budaya sekolah
akhirnya nilai karakter tersebut terinternalisasai
antara lain
dalam
1.
melaksanakan kegiatan tersebut secara rutin. Itu
Kegiatan Rutin
diri
peserta
didik
sehingga
mau
Kegiatan rutin yang dilakukan SD
berarti telah sampai pada tahap moral doing
Negeri Sinduadi 2 diantaranya yaitu apel pagi
meskipun belum maksimal karena belum semua
yang didalamnya ada pesan-pesan moral dari
peserta didik menjadikannya sebagai kesadaran
pembina apel, berjabat tangan dengan guru dan
diri dan masih perlu dorongan dari guru.
peserta didik lainnya serta mengucapkan salam,
2.
Kegiatan Spontan
berdoa, sholat dhuha untuk kelas tinggi, sholat dhuhur
secara
berjamaah,
infaq,
Kegiatan spontan yang dilakukan oleh
upacara,
kepala sekolah dan para guru yaitu bersikap
menyanyikan lagu nasional saat apel dan
ramah antar warga sekolah, menegur peserta
sepulang sekolah, senam, kerja bakti, piket kelas
didik yang tidak berpakaian rapi, mengingatkan
yang dilakukan pada pagi hari dan siang hari
peserta didik yang datang terlambat, menegur
atau seusai kegiatan pembelajaran di kelas, serta
dan menasihati peserta didik yang berperilaku
berbaris sebelum masuk kelas. Nilai-nilai
tidak
karakter yang ditanamkan melalui kegiatan rutin
menjawab salam dan berdoa dengan tidak
tersebut yaitu religius, toleransi, jujur, disiplin,
sungguh-sungguh, memberikan sanksi pada
mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
peserta didik yang melanggar aturan atau tidak
bersahabat/ komunikatif, cinta damai, peduli
mengerjakan
lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
apabila ada peserta didik yang memperoleh
Proses penanaman karakter melalui kegiatan
prestasi, memfasilitasi peserta didik untuk
baik,
menegur
tugas,
peserta
memberi
didik
yang
penghargaan
6 Jurnal PGSD-S1 Edisi ... Tahun ..ke.. 2016
menyerahkan uang yang ditemukan kepada
Implementasi Pendidikan Karakter…(Dian Ayu Setiawati) 761
3.
Keteladanan
bapak/ibu guru, mengadakan penggalangan
Keteladanan yang dilakukan kepala
dana dan menjenguk ketika ada peserta didik
sekolah dan guru di sekolah ini adalah
yang sakit/tertimpa musibah, melerai peserta
berpakaian rapi sesuai peraturan, datang tepat
didik yang berkelahi, menegur peserta didik
waktu, berjabat tangan dan mengucap salam jika
yang membuang sampah sembarangan, serta
bertemu guru, bertutur kata sopan, bersikap
mengajak peserta didik untuk melaksanakan
ramah terhadap guru lainnya, melaksanakan
sholat.
sholat dhuha dan dhuhur, dan saling membantu Kegiatan itu dilakukan biasanya pada
antar guru. Selain itu, kepala sekolah juga
saat guru mengetahui adanya perbuatan yang
menegur dan memberi arahan apabila ada guru
kurang baik dari peserta didik yang harus
yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah.
dikoreksi pada saat itu juga. Dengan demikian
Keteladanan yang ada di sekolah ini belum
peserta didik tidak akan melakukan tindakan
dilakukan oleh seluruh guru. Hal itu terbukti
yang tidak baik itu. Cara guru memberikan
masih ada guru yang datang terlambat. Selain
teguran dan nasihat juga disesuaikan dengan
itu juga belum semua guru yang beragama islam
perkembangan karakter peserta didik yang
melaksanakan sholat dhuha meskipun selalu
notabene masih dalam tahap transisi dan
mengingatkan
moralitas otonom. Kegiatan spontan ini juga
melaksanakannya.
berlaku untuk perilaku dan sikap peserta didik yang baik misalnya dengan pemberian pujian.
peserta
didik
untuk
Melalui keteladanan ini guru telah memberikan moral feeling karena guru berusaha
Nilai - nilai karakter yang ditanamkan
menyentuh emosional peserta didik agar tumbuh
antara lain religius, jujur, disiplin, menghargai
kesadaran dalam dirinya. Dengan demikian
prestasi, cinta damai, peduli sosial, dan peduli
perilaku dan sikap guru dalam memberikan
lingkungan. Melalui kegiatan spontan ini guru
contoh yang baik diharapkan dapat menjadi
tidak hanya memberikan pengetahuan moral
panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya
melalui pesan-pesan moral yang disampaikan
sebagai pembentukan karakter dalam dirinya
guru. Akan tetapi juga menanamkan moral
atau yang lebih dikenal dengan moral doing.
feeling pada peserta didik seperti yang ada
Hal
tersebut
juga
sesuai
dengan
dalam component of good character karena dari
pernyataan Mulyasa (2013: 167) keteladanan
teguran tersebut peserta didik akan sadar
adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga
tentang kesalahannya dan diharapkan tidak akan
kependidikan yang lain dalam memberikan
mengulanginya. Dengan adanya pujian, peserta
contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik,
didik juga akan merasa bahwa dirinya dihargai
sehingga dapat menjadi panutan bagi peserta
sehingga akan terus mempertahankan bahkan
didik. Nilai karakter yang ditanamkan melalui
meningkatkan perbuatan terpuji.
yaitu religius, toleransi, disiplin, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, dan tanggung jawab.
762 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-5 2016
4.
disiplin, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, cinta
Pengkondisian Untuk
pendidikan
keterlaksanaan
tanah air, menghargai prestasi, gemar membaca,
sekolah
dan peduli lingkungan.
mendukung
karakter
maka
melakukan
pengkondisian.
pengkondisian
di
menempelkan
tata
Bentuk
sekolah tertib
juga
di
ini
yaitu
setiap
kelas
Kegiatan Ekstrakurikuler Implementasi
pendidikan
karakter
melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SD
termasuk di ruangan guru dan kepala sekolah,
Negeri Sinduadi 2, diantaranya
tersedianya fasilitas untuk beribadah, memasang
1.
BTA BTA wajib diikuti semua peserta didik
berbagai slogan dan poster yang mendukung tersedianya
dari kelas I sampai kelas VI dan didampingi
papan kreasi, ruangan kelas yang dihiasi dengan
oleh guru agama untuk kelas IV, V, dan VI serta
berbagai hasil karya peserta didik, adanya
kelas I, II, dan III didampingi oleh tenaga ahli
perpustakaan, memasang foto pahlawan pada
dari luar. Kegiatan BTA ini untuk kelas I, II,
dinding ruang kelas, adanya lambang identitas
dan III dilaksanakan setiap hari sabtu sedangkan
bangsa
kelas,
kelas IV hari Senin, kelas V setiap hari Kamis,
memajang berbagai tanda penghargaan prestasi
dan kelas VI setiap hari Rabu. Dalam kegiatan
di sekolah, menyediakan alat kebersihan seperti
ini peserta didik dibimbing untuk membaca Al
sapu,
tempat
Quran sesuai dengan tajwid yang benar. Guru
sampah, tersedianya kran air yang dilengkapi
juga menyampaikan isi dari ayat-ayat al quran.
sabun cuci tangan di depan ruang kelas, serta
Dengan demikian diharapkan akan tertanam
tersedianya kamar mandi/toilet dan air bersih.
nilai religius dalam diri peserta didik.
penanaman nilai-nilai karakter,
Indonesia
penghapus,
Berbagai
di
setiap
ruang
kemoceng,
dan
pengkondisian
yang
ada
2.
Pramuka Kegiatan pramuka wajib diikuti peserta
sekolah ini dimaksudkan untuk mendukung penanaman nilai-nilai karakter pada peserta
didik
didik.
telah
Pendamping kegiatan ini Bu Dw untuk kelas III
memberikan moral knowing karena melalui
dan IV sedangkan kelas V dan VI didampingi
bentuk pengkondisian tersebut peserta didik
oleh Pak Tr. Kegiatan pramuka ini dilaksanakan
menjadi lebih mengetahui nilai-nilai karakter.
setiap hari Kamis mulai pukul 13.00 sampai
Kadang-kadang guru pun menyinggung slogan-
14.00 WIB. Dalam pramuka ini peserta didik
slogan itu sebagai pesan moral dan memotivasi
diajari bermacam-macam keterampilan seperti
peserta didik untuk melaksanakannya itu berarti
membuat simpul-simpul, mendirikan tenda,
guru juga telah memberikan moral feeling pada
membuat dragbar, P3K, PBB, penjelajahan,
peserta didik. Fasilitas-fasilitas yang ada pun
bermain serta bernyanyi dan lain sebagainya.
digunakan sebagaimana mestinya oleh peserta
Melalui pramuka ini dalam diri peserta didik
didik. Nilai-nilai karakter yang ditanamkan
akan tertanam disiplin, demokratis, kerjasama,
melalui pengkondisian tersebut yaitu religius,
semangat kebangsaan, toleransi, peduli sosial,
Dengan
demikian
sekolah
dari
kelas
III
sampai
kelas
VI.
Implementasi Pendidikan Karakter… (Dian Ayu Setiawati) 763
peduli lingkungan, cinta damai, kerja keras, dan tanggung jawab.
Peserta
didik
juga
diharapkan
dapat
3.
kebutuhannya, tidak disalahgunakan untuk hal-
menggunakan teknologi sesuai fungsi dan
Seni tari Kegiatan seni tari diikuti oleh peserta
hal negatif. Melalui
didik kelas I dan II. Kegiatan ini dilaksanakan
kegiatan
ekstrakurikuler
setiap hari Sabtu seusai pembelajaran dan
tersebut peserta didik tidak hanya dapat
didampingi oleh Bu Am. Tarian yang diajarkan
mengembangkan minat dan bakatnya tapi juga
berupa gerakan tarian sederhana disesuaikan
menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai
dengan
adanya
karakter. Proses penanaman karakter melalui
ekstrakurikuler tari ini diharapkan peserta didik
ekstrakurikuler ini dilakukan dengan cara
memiliki budi pekerti yang halus, sabar, sopan,
menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam
dan santun karena untuk menari dibutuhkan
rangkaian kegiatannya. Nilai-nilai karakter yang
kesabaran dan penghayatan gerakan. Juga agar
ditanamkan melalui kegiatan ekstrakurikuler
peserta didik mencintai kebudayaannya sendiri.
tersebut yaitu demokratis, disiplin, kerja sama,
4.
toleransi, cinta damai, kerja keras, mandiri,
usia
mereka.
Dengan
Karawitan Kegiatan karawitan diikuti oleh peserta
religius, rasa kebangsaan, jujur, sopan santun,
ini
kreatif, peduli budaya, peduli sosial dan
dilaksanakan setiap hari Sabtu didampingi oleh
lingkungan, cinta tanah air, dan semangat
Bu Am. Peserta didik diajari untuk memainkan
kebangsaan.
didik
kelas
III
dan
IV.
Karawitan
yang telah
Dalam kegiatan ekstrakurikuler, peserta
ditentukan dengan ketukan dan pukulannya
didik diajarkan berbagai macam keterampilan
sambil dirasakan dalam hati. Agar diperoleh
yang tidak hanya melibatkan pengetahuan saja
nada yang harmonis juga diperlukan kerjasama
tapi juga olah rasa, olah hati, dan olah karsa.
dari setiap pemegang alat musik. Oleh karena
Tentu hal itu sejalan dengan teori Thomas
itu, melalui karawitan ini diharapkan pserta
Lickona tentang component of good character.
didik menjadi berbudi pekerti yang halus,
Guru
santun,
memberikan pengetahuan moral kepada peserta
gamelan sesuai dengan nada
dapat
bekerjasama
dan
mencintai
secara
kegiatan
maupun
berlangsung
implisit
kebudayaannya sendiri.
didik
5.
knowing). Guru juga menyentuh emosional
TIK
saat
langsung
(moral
Kegiatan TIK diikuti oleh peserta didik
peserta didik (moral feeling) dengan rangkaian
kelas V dan VI. TIK ini dilaksanakan setiap hari
kegiatan dalam ekstrakurikuler tersebut seperti
Sabtu mulai pukul 11.00 sampai 12.00 WIB dan
mengajarkan
didampingi oleh Bu Ar. Tujuan diadakannya
memainkan alat musik, membaca ayat-ayat al
kegiatan TIK ini yaitu untuk membekali peserta
quran, dan kegiatan lainnya. Dengan adanya
didik agar tidak gagap teknologi apalagi
kegiatan ekstrakurikuler ini peserta didik mulai
sekarang teknologi kemajuannya semakin pesat.
gerakan
tari,
harmonisasi
764 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-5 2016
lebih santun dan berperilaku lebih baik dari
turut mempengaruhi keberhasilan pendidikan
sebelumnya (moral doing).
karakter. Keluarga sebagai kelompok sosial
Faktor Pendukung Pendidikan Karakter
pertama yang dialami peserta didik menjadi
pada Peserta Didik di SD Negeri Sinduadi 2
wahana
Faktor – faktor
yang mendukung
untuk
mendidik,
mengasuh,
dan
mensosialisasikan sesuatu. Sedangkan sekolah
implementasi pendidikan karakter pada peserta
sebagai
lembaga
pendidikan
didik di SD Negeri Sinduadi 2 yaitu (1) Adanya
dipisahkan dari penanaman nilai-nilai karakter.
keinginan dalam diri peserta didik untuk
Faktor Penghambat Pendidikan Karakter
berubah agar lebih baik. Faktor ini sesuai
pada Peserta Didik di SD Negeri Sinduadi 2 Faktor-faktor
dengan yang diungkapkan Sjarkawi (2006:19)
yang
tidak
dapat
menghambat
yang
implementasi pendidikan karakter pada peserta
mempengaruhi pembentukan karakter seseorang
didik di SD Negeri Sinduadi 2 yaitu (1)
berasal dari dalam diri orang itu sendiri. (2)
Perkembangan kognitif dan emosional peserta
Adanya kerjasama yang baik antara kepala
didik yang beragam. Peserta didik mudah sekali
sekolah dan guru di SD Negeri Sinduadi 2. Guru
tersulut emosinya hanya karena hal-hal kecil.
memiliki semangat yang tinggi dalam mendidik
(2) Adanya kebiasaan buruk sebagian peserta
dan melaksanakan kegiatan yang ada di sekolah.
didik di rumah yang dibawa ke sekolah
(3) Pendampingan guru yang intensif di setiap
sehingga mempengaruhi peserta didik yang lain.
kegiatan yang dilakukan peserta didik dengan
Hal itu sesuai dengan pendapat V. Campbell
cara memberikan bimbingan dan arahan serta
dan R. Obligasi yang menyatakan bahwa
keteladanan, baik pada saat proses pembelajaran
pengalaman masa kanak-kanak mempengaruhi
di kelas maupun kegiatan sekolah lainnya. (4)
pembentukan karakter. Selain itu juga selaras
Kedekatan antara guru dengan peserta didik
dengan tahap perkembangan moral menurut
sehingga peserta didik merasa nyaman dan
Kohlberg yang menyatakan bahwa anak usia SD
penanaman nilai-nilai karakter menjadi lebih
masih
mudah dilaksanakan. (5) Sekolah melaksanakan
konvesional.
program
seperti
mengawasi perilaku peserta didik setiap saat. (4)
bekerjasama dengan pihak kepolisian dan
Orang tua yang terlalu sibuk bekerja, sehingga
museum. Selain itu, guna mendukung program
pemantauan dan interaksi yang dilakukan orang
sekolah, pihak sekolah juga menyediakan sarana
tua terhadap anak semakin minim. Tak sedikit
dan prasarana yang memadai. (6) Orang tua
pula keluarga yang mengalami broken home dan
menerima dan merespon positif setiap program
tingkat pendidikan orang tua yang masih
yang dijalankan pihak sekolah.
rendah. (5) Lingkungan tempat tinggal yang
yang
menyatakan
bahwa
pembinaan
faktor
karakter
dalam
tahap (3)
pra-konvensional
Guru
tidak
bisa
dan selalu
Hal itu sesuai dengan pernyataan
berada di pinggir kota dan dekat dengan pusat
Sjarkawi (2006:20) yaitu faktor eksternal yang
hiburan menyebabkan masyarakatnya kurang
berasal dari keluarga, sekolah, dan masyarakat
memiliki karakter yang baik dan menjadi
Implementasi Pendidikan Karakter… (Dian Ayu Setiawati) 765
kurang kondusif dalam penerapan pendidikan
2.
karakter.
Faktor pendukung implementasi pendidikan karakter pada peserta didik di SD Negeri Sinduadi 2 yaitu adanya keinginan dan
SIMPULAN DAN SARAN
kesadaran dalam diri anak untuk berubah
Simpulan
menjadi lebih baik, adanya kerjasama yang
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
baik
pembahasan yang telah dideskripsikan, maka
setiap
Implementasi pendidikan karakter pada
berkaitan
Sinduadi 2 dilakukan dengan cara (a)
(b)
spontan,
pengembangan
pengkondisian, pendidikan
keteladanan,
serta
karakter
(c)
sosialisai
peraturan.
sopan
Berdasarkan simpulan, maka peneliti dapat menyampaikan saran sebagai berikut. 1.
dengan
semangat
menghargai
menerapkannya
dapat terlaksana lebih optimal. 2.
sebagai kebiasaan sehingga masih perlu dorongan guru.
Pihak sekolah sebisa mungkin agar lebih aktif lagi dalam menjalin kerjasama dengan
dalam
kehidupan sehari-hari dan menjadikannya
program-program
supaya pelaksanaan pembentukan karakter
maksimal karena masih ada peserta didik belum
meningkatkan
lebih maksimal media yang sudah ada
Implementasi pendidikan karakter ini sudah
yang
implementasi
dari segi kualitas dengan memanfaatkan
budaya.
sampai tahap moral doing tapi belum
sekolah,
yang ada agar lebih maksimal sedangkan
peduli lingkungan, peduli kesehatan, peduli dan
pihak
dan dioptimalkan lagi. Dari segi kuantitas
kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai,
sosial,
Bagi
pendidikan karakter agar lebih ditingkatkan
Nilai-nilai
santun,
karakter.
Saran
karakter yang ditanamkan yaitu religius, disiplin,
pembinaan
yang kurang mendukung.
pembiasaan dengan nasihat dan teguran, serta
dengan
yang
orang tua, serta lingkungan masyarakat
karawitan, dan TIK. Proses penanaman
moral secara langsung, hidden curriculum,
program-program
aktif
broken home dan kurangnya perhatian
kegiatan
karakternya melalui penyampaian pesan
dan
pengawasan guru, kondisi keluarga yang
dan
ekstrakurikuler seperti pramuka, seni tari,
sekolah,
yang dibawa dari lingkungan, keterbatasan
integrasi
melalui
sekolah,
kebiasaan buruk sebagian peserta didik
budaya sekolah seperti kegiatan rutin, kegiatan
kepala
Sedangkan faktor penghambatnya yaitu
terintegrasi dalam pembelajaran melalui curriculum
kegiatan
melakukan
peserta didik yang ada di SD Negeri
hidden
dan
pendampingan yang intensif dari guru di
dapat disimpulkan sebagai berikut 1.
antarguru
orang tua peserta didik. 3.
Bagi semua warga sekolah untuk senantiasa mendukung, mensosialisasikan, dan ikut mengembangkan
pelaksanaan
pembentukan karakter
program
766 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke-5 2016
4.
Perlunya
penelitian
lanjutan
terkait
keefektifan cara yang dilakukan sekolah
Miles & Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. (Alih bahasa: Tjetjep Rohendi Rohdi). Jakarta: UI-Press.
dalam menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik.
Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA Agus Wibowo. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah: Konsep dan Praktik Implementasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Endah
Sulistyowati. (2012). Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter. Bandung: Citra Aji Parama.
Esa Yusti. (2013). Pembentukan Karakter Peserta Didik melalui Penyelenggaraan Kantin Kejujuran di SD Negeri 3 Purwodadi Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas. Jurnal PGSD-S1(Vol. II No. 14 Tahun 2013). Diakses dari journal.student.uny.ac.id/jurnal/edisi/ 1156/99 pada tanggal 16 Oktober 2015, jam 09.00 WIB. H.E. Mulyasa. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak. (Alih bahasa: Meitasari Tjandrasa). Jakarta: Erlangga. Lickona, T. (2012). Educating For Character: Mendidik untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. (Alih bahasa: Juma Abdu W). Jakarta: Bumi Aksara. Lickona, T. (2013). Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media. Mamat Supriatna. (2010). Pendidikan Karakter Melalui Ektrakurikuler. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muchlas Samani & Hariyanto. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Diakses dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR. _PSIKOLOGI_ PEND_DAN_BIMBINGAN/1960082 91987031-MAMAT_ SUPRIATNA/25._PENDIDIKAN _KARAKTER_VIA_EKSTRA.pdf pada tanggal 24 Oktober 2015, jam 20.00 WIB. Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya. Novan Ardy Wiyani. (2013). Membumikan Pendidikan Karakter di SD: Konsep, Praktik, dan Strategi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Nur Cholimah. (2015). Membangun Karakter pada Anak usia Dini. Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/21225/1/Mem bangun%20karakter%20nur%20Cholimah.ppt. pada tanggal 20 Oktober 2015, jam 14.14 WIB. Nurul Zuriah. (2008). Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Implementasi Pendidikan Karakter… (Dian Ayu Setiawati) 767
Sagimun Mulus Dumadi. (1955). Pembentukan dan Pendidikan Watak. Jakarta: Kolff.
journal.student.uny.ac.id/jurnal/edisi/ 490/99 pada tanggal 16 Oktober 2015, jam 09.00 WIB.
Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak. (Alih bahasa: Mila Rachmawati & Anna Kusaranti). Jakarta: Erlangga.
Zainal Aqib. (2011). Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: Yrama Widya.
Sike
Mart Riskatd. (2012). Pelaksanan Pendidikan Karakter Di SD Negeri Keputran VII Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. UNY.
Sjarkawi. (2006). Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara. Sri Narwanti. (2011). Pendidikan Karakter: Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta:Familia. Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono.
(2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Syamsul
Kurniawan. (2013). Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Implementasinya secara Terpadu Di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Turnbull, Joana. (2010). Oxford Advance Learner’s Dictionary. New York: University Press. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wardani, dkk. (2011). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka. Wulandari Endah Ayu. (2013). Penanaman Nilai-Nilai Karakter di Sekolah Dasar Negeri 4 Wates. Jurnal PGSDS1(Vol. II No. 11 Tahun 2013). Diakses dari