IMPLEMENTASI PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT

IMPLEMENTASI PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT) ... daftar pertanyaan yang bersifat dasar ... tersebut dalam pelaksanaannya perlu...

8 downloads 592 Views 430KB Size
IMPLEMENTASI PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT) PADA KEGIATAN BAKTI SOSIAL KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG Friska Realita Abstract Humans are social beings, a creature that requires interaction with other humans. Human interaction is not only communication but also concern all aspects of life, not least the legal aspects. Informed consent is the patient's consent to medical actions to be performed on him after the patient is given a complete explanation of the actions that will be undertaken is medicine. The purpose of informed consent is to protect the patient's own against any medical action taken without the knowledge of the patient. Social activity is a form of attention and empathy to ease burden on society. Activities are helping is much in demand by the middle class because they do not charge fees. The research method used is the juridical sociological research. means the juridical sociological studiy that studying as variable that occur as last result from some power in the social process as steps and technique design study of law researc follow social saint and ending by conclusion. Research results show that the implementation of health social work in sultan agung islamic hospital semarang there are not regulations implementing standardized medical measures contained in the SOP (Standard Operational Procedures). Respondents to approve medical treatment there are five (55.5%) of respondents who approve medical treatment. one (11.1%) respondents who sometimes provide medical treatment explanation and three (33.3%) of respondents did not approve medical treatment either medical consent in oral and written form. Constraints that are found in the implementation of medical consent in the clarification of the issue that is not well understood by the patient may be due to the explanation done in bulk, Patient refused when given explanations and social factors, economics and education.

Keywords : Informed consent, Sosial event and Hospital

26

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 25-39

tejadi

PENDAHULUAN Manusia sosial,

merupakan

yaitu

makhluk

membutuhkan manusia

yang

interaksi

lainnya.

manusia

makhluk

dengan

keharmonisan

pelaksanaannya. hubungan

Seperti

tanpa

diketahui

peraturan

akan

menyebabkan ketidak-harmonisan dan

Interaksi

antar

kesimpangsiuran

tidak

hanya

Pasien

tersebut

dalam

sebagai

pihak

komunikasi saja tetapi juga menyakut

membutuhkan

seluruh

tidak

menyerahkan

terkecuali aspek hukum. Hubungan

pemeliharaan

hukum

antar

kesehatannya kepada seorang dokter di

hukum

pihak lain. Pada saat seorang pasien

perdata. Hubungan hukum perdata

datang kepada dokter dan menyatakan

mencakup

keluhannya,

aspek

secara

manusia,

kehidupan,

perorangan

tergolong

banyak

dalam

bidang,

salah

pelayanan

yang

kesehatan sepenuhnya

dan

dan

perawatan

dokter

bersedia

satunya dalam hubungan perjanjian

mendengarkan keluhan pasien, maka di

yang pada dasarnya diciptakan sesama

situ sudah terjadi hubungan perikatan

manusia untuk mempertegas hubungan

antara kedua belah pihak. Kedatangan

antar mereka.

pasien ke tempat praktek dokter, rumah

Dokter dan pasien adalah dua

sakit, atau sarana kesehatan lainnya

subjek hukum yang terkait dalam

dapat diartikan sebagai usaha untuk

hukum

mengajukan penawaran kepada dokter

membentuk

kedokteran, baik

keduanya medis

untuk dimintai pertolongan dalam

maupun hubungan hukum. Hubungan

mengatasi keluhan yang dideritanya.

medis dan hubungan hukum antara

Begitu pula sebaliknya, dokter juga

dokter dan pasien adalah hubungan

akan

yang objeknya adalah pemeliharaan

berupa

kesehatan

meliputi diagnosa dan tindakan medis.

pada

hubungan

umumnya

dan

melakukan

pelayanan

medis

tindakan

yang

rangkaian

pelayanan kesehatan pada khususnya.

Hubungan

Dalam melaksanakan hubungan antara

disebut transaksi, yang dalam hukum

dokter dan pasien, pelaksanaan antara

perdata disebut perjanjian, dan dalam

keduanya

pelayanan

selalu

diatur

dengan

peraturan – peraturan tertentu agar

hukum

ini

kesehatan

“perjanjian terapeutik”

selanjutnya

disebut

Friska Realita, Implementasi Persetujuan Tindakan Medis …

Dalam

hukum

perikatan

dikenal

adanya 2 macam perjanjian, yaitu :

kedudukannya

dibandingkan

27

dokter

untuk mengurangi kelemahan tersebut

1. Inspanning verbintenis, yaitu

telah bertambah prinsip yang dikenal

perjanjian upaya, artinya kedua belah

dengan inform consent, yaitu suatu hak

pihak berjanji atau sepakat untuk

pasien untuk mengizikan dilakukannya

berdaya upaya secara maksimal untuk

suatu tindakan medis

mewujudkan apa yang diperjanjikan. 2. Result aatverbintenis, yaitu suatu

perjanjian

yang

akan

Akhir – akhir ini keberadaan informed

consent

semakin

dalam

medis

merupakan

suatu

memberikan resultaat atau hasil yang

kelengkapan, keharusan yang dibuat

nyata

oleh dokter sebelum melaksanakan

sesuai

dengan

apa

yang

diperjanjikan.

tindakan medis yang direncaanakan

Perjanjian

terapeutik

atau

meskipun ada pengecualian membuat

transaksi terapeutik termasuk dalam

informed consent sebelum tindakan

inspanning verbintenis atau perjanjian

medis

upaya, karena dokter tidak mungkin

tertentu. Tetapi demikian dirasakan

menjanjikan

kepada

belum semua dokter melaksanakannya

pasien, yang dilakukan dokter adalah

menurut ketentuan yang ada, mungkin

melakukan

kesehatan

disebabkan tidak tersedianya formulir

sebagai upaya untuk menyembuhkan

informed consent yang isinya menurut

pasien. Dalam melakukan upaya ini,

kebutuhan disiplin ilmu kedokteran

dokter harus melakukan dengan penuh

tertentu, atau tidak menyempatkan

kesungguhan

mengerahkan

membuatnya.Dua topik utama dalam

seluruh kemampuan dan keterampilan

informed consent yaitu informasi dan

yang dimilikinya dengan berpedoman

persetujuan mempunyai variasi yang

kepada standar profesi.

luas dan agak kompleks, melibatkan

kesembuhan

pelayanan

dengan

Dalam perjanjian terapeutik, tidak seperti

halnya

– keluarga.

terdapat hal – hal khusus. Disini pasien

Setiap

pihak

yang

meminta

pertolongan sehingga relative lemah

keadaan



keadaan

berbagai unsure yaitu : dokter – pasien

biasa,

merupakan

perjanjian

pada

tindakan

medis

yang

resiko

tinggi

harus

persetujuan

tertulis

yang

mengandung dengan

28

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 25-39

ditandatangani

oleh

yang

berhak

darI pandangan lain dapat pula dikatan

memberikan persetujuan. Selain itu,

bahwa informed consent merupakan

dokter

pembatasan otorisasi dokter terhadap

bertanggung

pelaksanaan

jawab

ketentuan

atas tentang

persetujuan tindakan medis.

Setiap pasien yang dirawat di

Perkembangan informed consent di

Indonesia

tidak

perkembangan

lepas

masalah

kepentingan pasien

dari

untuk menentukan apa yang harus

di

dilakukan terhadap tubuhnya. Pasal 56

Lisbon

ayat (1) Undang-undang No. 36 Tahun

serupa

Negara lain. Declaration of

rumah sakit mempunyai hak utama

(1981) dan Patient Bill of Right

2009

(American Hospital Association, 1972)

menyatakan bahwa :

pada intinya menyatakan bahwa pasien mempunyai menolak

hak

menerima

pengobatan

dan

Tentang

Kesehatan,

yang

setiap orang berhak menerima atau

dan

menolak

sebagian

atau

hak

tindakan

pertolongan

seluruh

yang

akan

menerima informasi dari dokternya

diberikan kepadanya setelah menerima

sebelum memberikan persetujuan atas

dan memahami informasi mengenai

tindakan medis. Hal ini berkaitan

tindakan tersebut secara lengkap.

dengan hak menetukan diri sendiri (the

Informed consent merupakan suatu

right to self determination) sebagai

bentuk

dasar hak asasi manusia dan hak pasien

manusia, dengan berbuat baik melalui

untuk mendapatkan informasi yang

penilaian

jelas tentang penyakitnya dan tidakan

tindakan medis, serta suatu keadilan

maupun alternatif tindakan yang akan

pada mana pilihan tindakan medis

dilakukan

diberikan

pada

subjek,

risiko

dan

pandang sebetulnya

kepadanya,

kesehatan

sudut

menghargai

risiko

dan

sesama

keuntungan

pasien.

informed

consent

Ungkapan

dilihat

sebagai

tindakan medis kadang merupakan

kalangan

tenaga

inilah dapat

penghormatan

dari

dari

terhadap

hak

otonomi

masalah, resiko,

karena begitu

keuntungan

demikian pula

banyak

keuntungan

pasien. Lebih jauh hal ini dapat

tindakan medis, yang selain banyak

menghindarkan

mencegah

menyita waktu untuk penjelasan adalah

terjadinya penipuan atau paksaan atau

juga kadang membingungkan pasien

atau

Friska Realita, Implementasi Persetujuan Tindakan Medis …

29

dan keluarga. Umumnya resiko yang

dan insidential. Pelayanan rutin yang

dikemukakan

dapat

dilakukan di Rumah sakit Islam Sultan

dalam

Agung yaitu pelayanan rawat inap dan

difahami

adalah oleh

memutuskan

yang

pasien

suatu

pilihan

dengan

rawat

jalan.

alternative tindakan medis lainnya, jadi

isidential

nampaknya

mengadakan

hanya

risiko

dan

Sedangkan

yang

pelayanan

dilakukan

program

adalah

kemanusiaan

keuntungan yang dapat dimengerti oleh

pengobatan massal dan khitanan massal

pasien yang harus dikemukakan.

dalam

bakti

sosial.

Pelaksanaan

Informasi sebaiknya disampaikan

kegiatan bakti sosial ini ditangani oleh

dalam bentuk bahasan atau diskusi.

tim dari Rumah Sakit Islam Sultan

Diberikan dalam bentuk Tanya jawab.

Agung, tim ini tediri dari 2 – 5 dokter,

Diberikan dalam bahasa ang dimengerti

3 perawat dan 2 bidan. pelayanan tidak

oleh

banyak

memungut biaya dan waktunya sangat

tutur

terbatas dengan jumlah pasien yang

pasien,

menggunakan bahasa

yang

tidak istilah dapat

medis,

menimbulkan

kepercayaan pasien terhadap dokter. Dokter

dapat

pula

menyampaikan

cukup banyak. Kegiatan bakti sosial adalah wujud perhatian

dan

empati

daftar pertanyaan yang bersifat dasar

meringankan

dalam menjelaskan informed consent.

Kegiatan yang bersifat membantu ini

Hendaknya diingat pula bahwa proses

banyak

informed

dapat

menengah

kebawah

dilengkapi pada satu pertemuan saja

memungut

biaya.

namun setiap saat selalu diperlukan

hanya

informed consent yang disesuaikan

membatasi berapapun pasien yang akan

dengan tindakan medis yang akan

datang ke bakti sosial. Kegiatan yang

dilakukan serta kondisi pasiennya.

bersifat meringankan beban masyarakat

consent

tidak

Rumah Sakit Islam Sultan Agung

beban

untuk

diminati

satu

hari

masyarakat.

oleh

masyarakat

karena

tidak

Pelaksanaannya dengan

tidak

tersebut dalam pelaksanaannya perlu

adalah sarana pelayanan kesehatan

perhatian

yang

tindakan bakti sosial yaitu agar tidak

memiliki

berbagai

jenis

khusus.

hak

Dalam prosedur

pelayanan. Pelayanan yang diberikan

melanggar

pasien

diantaranya adalah pelayanan Rutin

pelaksanaan informed consent.

dalam

30

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 25-39

disiapkan

PEMBAHASAN A. Implementasi

untuk

mendengarkan

Persetujuan

penjelasan dari dokter. Salah satu

Tindakan Medis (Informed Consent)

dokter membuka jalannya acara dan

pada kegiatan Bakti Sosial Kesehatan

dilanjutkan untuk penjelasan tindakan

di Rumah Sakit Islam Sultan Agung

medis yang akan dilakukan. Penjelasan

Semarang

mengenai manfaat tindakan dan efek

Kegiatan bakti sosial kesehatan pada

dasarnya

adalah

kegiatan

samping tindakan. setelah penjelasan selesai

dilanjutkan

dengan

kesehatan dasar yang tujuannya untuk

penandatanganan lembar persetujuan

membantu

informed consent yang dari pihak

kesembuhan

meningkatkan masyarakat

kualitas khususnya

dan hidup

masyarakat

rumah

sakitnya

diwakilkan

oleh

perawat yang ikut dalam kegiatan bakti

yang kurang mampu. Kegiatan bakti

sosial

sosial kesehatan yang diadakan di

diawali oleh pihak pasien diikuti saksi

Rumah Sakit Islam Sultan agung

dari perawat dan Dokter. Waktu yang

Semarang terdiri dari tiga kegiatan

dibutuhkan untuk proses penjelasan

yaitu :

tersebut kurang lebih 5-10 menit.

1. Kegiatan bakti sosial kesehatan operasi katarak massal

Pada

Penandatanganan

kegiatan

khitan

massal

pemberian informed consent secara

2. Kegiatan bakti sosial kesehatan khitan massal

tertulis Pasien datang ke pelayanan kegiatan bakti sosial Rumah Sakit

3. Kegiatan bakti sosial kesehatan pengobatan massal Yang

kesehatan.

membedakan

Islam Sultan Agung untuk mengikuti khitan massal. Untuk khitan massal

dalam

penjelasan diwakilkan oleh orang tua /

kegiatan diatas adalah untuk pemberian

wali pasien karena pasien

informed consent pada masing-masing

dibawah umur 15 tahun. Pertama

kegiatan.

setelah pasien dan semua orang tua /

Untuk

operasi

katarak

masih

pemberian informed consent secara

wali

tertulis. Pertama setelah pasien dan

disuatu ruangan ditempat yang telah

saksi dari pasien datang dikumpulkan

disiapkan

disuatu ruangan ditempat yang telah

penjelasan dari dokter. Salah satu

pasien

datang

untuk

dikumpulkan

mendengarkan

Friska Realita, Implementasi Persetujuan Tindakan Medis …

31

dokter membuka jalannya acara dan

Dalam pelaksanaan bakti sosial

dilanjutkan untuk penjelasan tindakan

kesehatan di Rumah sakit Islam Sultan

medis yang akan dilakukan. Penjelasan

Agung

biasanya mengenai manfaat tindakan

peraturan

dan efek samping tindakan. setelah

kedokteran dibakukan yang tertuang

penjelasan selesai dilanjutkan dengan

dalam

penandatanganan lembar persetujuan

Prosedur ). Dari penelitian yang sudah

informed consent yang dari pihak

dilakukan bahwa seluruh responden

rumah

yang

sakitnya

diwakilkan

oleh

Semarang

belum

terdapat

pelaksanaan

tindakan

SOP (Standart Oprasional

menyatakan

telah

menjadi

perawat yang ikut dalam kegiatan bakti

pelaksana dan pengorganisir dalam

sosial

Penandatanganan

bakti sosial kesehatan yang dimaksud

diawali oleh pihak pasien diikuti saksi

disini adalah dokter yang melakukan

dari perawat dan Dokter. Waktu yang

operasi katarak massal, dokter khitan

dibutuhkan untuk proses penjelasan

massal dan dokter pengobatan massal.

tersebut kurang lebih 5-10 menit.

Responden

kesehatan.

Pada kegiatan pengobatan massal

dalam

melakukan

persetujuan tindakan medis terdapat

informed consent dilakukan secara

lima

implied

Pasien

melakukan persetujuan tindakan medis,

datang ke pelayanan bakti sosial

ini sesuai dengan pasal 2 Peraturan

kesehatan

Mentri Kesehatan Republik Indonesia

keluhan

consent

(tersirat).

untuk yang

bertemu

memeriksakan

dialaminya.

dokter

dan

Setelah sudah

(55,5%)

Nomor Tentang Kedokteran

pasien, seketika itu dokter langsung

Bahwa

tindakan

pengobatan.

yang

290/Menkes/Per/III/2008

menyampaikan keluhan yang dialami

memberikan

responden

kedokteran

Persetujuan

Tindakan

Semua

tindakan

yang

dilakukan

harus

mendapat

Pengobatan bisa hanya memberikan

terhadap

diagnosa, resep atas keluhan pasien

persetujuan.

tetapi

yang

sampai pemberian injeksi. Berdasarkan

disayangkan

masih

terdapat

diagnosa dokter, pasien lalu diarahkan

(11,1%)

mengambil obat

memberikan

sekitarnya.

di titik

lain di

pasien

akan

responden

yang

Penjelasan

sangat satu

kadang tindakan

medis dan tiga (33,3%) responden

32

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 25-39

tidak melakukan persetujuan tindakan

penjelasan tentang tindakan kedokteran

medis baik itu persetujuan tindakan

yang akan dilakukan.

medis dalam bentuk lisan dan tertulis. Bentuk

formulir

persetujuan

tertulis tindakan medik pada kegiatan

2) Penolakan tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukansecara tertulis.

bakti sosial kesehatan di Rumah sakit

Formulir dalam pelaksanaan bakti

Islam Sultan Agung ternyata hanya

sosial kesehatan di Rumah Sakit Islam

terdapat

Sultan

satu

surat

pernyataan

Agung

tidak

tindakan

medis,

persetujuan tindakan medis ini menurut

dibedakan

pernyataan

anastesi dan pemberian antibiotika

dari

enam

(66,7%)

antara

Semarang

responden bahwa terdapat formulir

padahal

yang

sendiri-sendiri

tersedia

untuk

persetujuan

tindakan medis.

consent

disediakan

dalam

dilaksanakan

walaupun

hal

ini

merupakan rangkaian dari tindakan

Padahal terdapat macam-macam informed

penjelasan

yang

medis resiko tinggi. Bahkan tiga

harus

(33,3%) responden yang memberikan

tindakan-

pengobatan massal gratis yang sering

tindakan yang mengandung resiko

memberikan injeksi seperti injeksi

tinggi antara lain :

Vitamin B12 untuk pasien dengan

1. Surat persetujuan tindakan medis

keluhan

2. Surat

informed

suatu

pernyataan

penolakan

tindakan medis

pegal-pegal consent

secara

dilakukan implied

consent (tersirat) dari Rumah sakit

3. Surat pernyataan dilakukan anastesi

pada kegiatan bakti sosial kesehatan

4. Surat pernyataan diberi antibiotika

pengobatan massal.

Pada pasal 16 Peraturan Mentri

Menurut J Guwandi pada setiap

Kesehatan Republik Indonesia Nomor

tindakan operasi umumnya diperlukan

290/Menkes/Per/III/2008

Tentang

penandatanganan formulir informed

Persetujuan Tindakan Kedokteran saja

consent. Hal ini disebabkan karena

dijelaskan bahwa

didalam suatu pembedahan akan selalu

1) Penolakan tindakan kedokteran

melekat resiko, hal ini juga bisa terjadi

dapat dilakukan oleh pasien dan/atau

pada tindakan pemberian anastesi.

keluarga terdekatnya setelah menerima

Tindakan

anastesi

pun

dianggap

Friska Realita, Implementasi Persetujuan Tindakan Medis …

33

menjadi suatu tindakan invasif karena

medis pada bakti sosial kesehatan

bisa

membutuhkan persetujuan medis.

terjadi

reaksi

tubuh

yang

berlebihan, maka bisa timbul anafilatik

Responden

yang

menyatakan

shok yang tidak bisa diperhitungkan

persetujuan tindakan medis pada bakti

sebelumnya.

sosial kesehatan dilakukan sebelum

Menurut

Peraturan

Mentri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/Menkes/Per/III/2008

Tentang

Persetujuan Tindakan Kedokteran

risiko

tinggi

responden (100%). Dari

pengetahuan

tentang

Setiap tindakan kedokteran yang mengandung

tindakan medis sebanyak sembilan

harus

tujuan

dari

responden diadakannya

informed consent pada bakti sosial kesehatan

dua

responden

(22,2%)

memperoleh persetujuan tertulis yang

menyatakan untuk pengetahuan pasien,

ditandatangani

lima responden (55,5%) menyatakan

oleh

yang

berhak

memberikan persetujuan.

untuk

Sudah dilakukan oleh dua (22,2%) responden

dengan

penjelasan

penandatanganan oleh dokter, perawat, pasien

dan

penandatanganan

saksi

terdapat,

yang

dilakukan

persetujuan

pasien,

dua

responden (22,2%) untuk pengetahuan dan persetujuan paisien. Tujuan dari Informed Consent menurut J. Guwandi adalah: 1. Melindungi

pasien

terhadap

hanya oleh dua orang yang mewakili

segala tindakan medis yang dilakukan

terdapat empat (44,4%) responden, dan

tanpa sepengetahuan pasien;

yang tidak sama sekali melakukan

2. Memberikan

perlindungan

penandatanganan terdapat tiga (33,3%)

hukum terhadap akibat yang tidak

responden.

terduga dan bersifat negatif, misalnya

Sebanyak tiga (33,3%) responden

terhadap risk of treatment yang tak

menganggap semua tindakan medis

mungkin dihindarkan walaupun dokter

pada bakti sosial kesehatan tidak

sudah

membutuhkan

mungkin dan bertindak dengan sangat

persetujuan

medis.

Walaupun Demikian Enam responden (66,7%) menganggap semua tindakan

mengusahakan

semaksimal

hati-hati dan teliti. Enam

responden

(66,3%)

menyetujui hanya tindakan invasif saja

34

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 25-39

yang memerlukan informed consent,

Persetujuan

dua responden (22,2%) menyetujui

menjelaskan

tindakan invasif dan non invasif yang

(1) Pelaksanaan tindakan kedokteran

memerlukan informed consent.

yang

Untuk pelaksanaannya sendiri dua responden

(22,2%)

mendelegasikan

Tindakan

telah

Kedokteran

mendapat

persetujuan

menjadi tanggung jawab dokter atau dokter gigi yang melakukan tindakan

persetujuan tindakan medis kepada

kedokteran.

perawat, empat responden (44,4%)

(2)

mendelegasikan kepada perawat saat

bertanggung jawab atas pelaksanaan

penandatanganan lembar

persetujuan tindakan kedokteran.

persetujuan

dan tiga responden (33,3%) sama

Sarana

pelayanan

Sebanyak

kesehatan

enam

(66,3%)

sekali tidak melakukan persetujuan

responden

tindakan medis kepada pasien sebelum

persetujuan tindakan medis pada bakti

melakukan tindakan.

sosial kesehatan dibuat oleh pihak

Informed consent

adalah suatu

rumah

menyatakan

sakit

dan

tiga

formulir

responden

proses komunikasi antara dokter dan

(33,3%) tidak menjawab karena tidak

pasien yang timbal balik. Informasinya

menggunakan

harus diberikan oleh dokter secara

tindakan

pribadi

diberikan

yang

melakukan

tindakan

formulir

medis.

persetujuan

Informasi

yang

pasien

yang

kepada

medik tersebut. Melalui perawatnya

mengikuti bakti sosial kesehatan tiga

sekedar membantu dan memeriksa segi

(33,3%) responden menyatakan efek

administratifnya,

samping dan hal-hal apa saja yang

mengecek

yaitu

apakah

membantu sudah

ada

tidak

diingikan

bisa

terjadi,

persetujuan atau belum. Jika belum ada

(3,33%)

penanda-tanganan formulir tersebut,

manfaat

sang

tindakan apa yang akan dilakukan.

perawat

memberitahukan

harus

langsung

dokternya.,

tetapi

responden

tiga

dan

Sebagian

Peraturan Mentri Kesehatan Republik

enam

(66,7%)

Indonesia

sudah

paham

Menkes/

Pasal Per/

17 III/

Nomor 2008

290/

Tentang

efek

menyatakan samping

responden

sebanyak

menyatakan atas

dari

pasien

penjelasan

responden, sedangkan tiga (33,3%) responden tidak menjawab karena

Friska Realita, Implementasi Persetujuan Tindakan Medis …

35

tidak memberikan informed consent.

Rumah

Penyampaian

menangani pasien tidak semua dokter

informasi

harus

Sakit.

Pada

dokter

informed

yang

consent

disesuaikan dengan situasi dan kondisi

menggunakan

dari pasien. Memang sangatlah ideal

mungkin

kalau setiap dokter mau meluangkan

pemahaman

sedikit waktunya untuk menyesuaikan

informed consent . kendala yang

diri dengan ituasi dan kondisi dari

terakhir dari pasien kurang paham

pasien.

karena

Kadang-kadang

terdapat

karena

kurangnya

tentang

sifatnya

pentingnya

massal (dilakukan

perbedaan persepsi antara pemberi jasa

bersama-sama).

pelayanan kesehatan dan penerima jasa

banyak kendala informed consent harus

pelayanan kesehatan, yang menurut

tetap diberikan karena baik tindakan

pasien sangat penting, menurut dokter

invasif dan tindakan non invasif karena

tidak penting, maka dari itu pemberin

informed

infomasi tindakan medik memerlukan

pasien yang termuat dalam Pasal 32

waktu. Waktu yang diberikan untuk

Undang-Undang nomor 44 Tahun 2009

memberikan informed consent kurang

tentang Rumah Sakit yang berbunyi :

lebih 5 menit yang disampaikan oleh

Tetapi

consent

walaupun

merupakan

1. mendapat

informasi

meliputi

lebih 10 menit yang disampaikan oleh

tindakan medis, tujuan tindakan medis,

empat (44,4%) responden.

alternatif

dalam

Persetujuan

prognosis

pada kegiatan Bakti Sosial Kesehatan

dilakukan

di Rumah Sakit Islam Sultan Agung

pengobatan;

Dalam kesehatan

tindakan,

tata

cara

risiko

dan

komplikasi yang mungkin terjadi, dan

Tindakan Medis (Informed Consent)

Semarang

dan

yang

dua (22,2%) responden dan kurang

B. Kendala

diagnosis

hak

terhadap serta

tindakan perkiraan

yang biaya

2. memberikan persetujuan atau

pelaksanaan terdapat

bakti

sosial

kendala

yang

dialami oleh responden yaitu dari

menolak atas tindakan yang akan dilakukan

oleh

tenaga

kesehatan

terhadap penyakit yang dideritanya.

sistem pelaksanaan, dari dokter dan

Penyampain yang tidak efektif

pasien. Pada sistem pelaksanaan belum

dapat menimbulkan berbagai masalah.

terdapat aturan yang dibuat oleh pihak

Mungkin

saja

dokter

sudah

36

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 25-39

memberikan informasi yang cukup

(22,22%) menyatakan mengatasi hal

kepada pasien. Namun, berhubung

tersebut

pasien kurang atau tidak memahami

mudah dimengerti. Tentang gugatan-

bahasa yang digunakan oleh dokter,

gugatan dari pasien terkait dengan

maka

tentang

persetujuan tindakan medis sembilan

memang

(100%) responden menyatakan tidak

dipermasalahkan

informed-nya.

Pasien

menandatangani

surat

persetujuan,

pernah

dengan

penjelasan

mendapatkan

yang

gugatan

dari

tetapi pasien mengakui bahwa pasien

pasien mengenai tindakan yang sudah

tidak diberi informasi dan pasien tidak

dilakukan di bakti sosial kesehatan.

mengerti apa yang disetujui. Mungkin

Saran

saja yang menurut dokter sudah diberi

terlaksananya

informasi yang cukup, menurut pasien

medis pada bakti soasial kesehatan

belum cukup karena pasien tidak

yang baik yaitu

mengerti

bahwa

apa

yang

telah

dari

responden

persetujuan

1. Dokter

harus

untuk tindakan

meluangkan

dikatakan dokter itu adalah sebuah

waktu untuk berlangsungnya informed

informasi untuk dirinya. Seringkali

consent walaupun ini sifatnya kegiatan

pasien

sosial

hanya

menganggukkan

kepalanya seakan-akan mengerti, tanpa peryataan

sebab

apa

yang

akan

ditanyakan saja dia tidak tahu. Dokter yang menganggap anggukan psien sebagai

tanda

menyerahkan tindakan

mengerti

formulir

persetujuan

diberikan

penjelasan sampai pasien benar-benar paham 3. Kedua belah pihak harus saling menyetujui dan terdapat buktu tertulis sebelum tindakan medis dilakukan. Bahwa secara kualitatif tindakan

membubuhkan tanda tangannya. Hal

operasi katarak dan khitan massal

ini sering kali terjadi dalam hal

terdapat

pengetahuan pasien sangat minim.

tertulis dan untuk pengobatan massal

Untuk

belum

mengatasi tiga

menyatakan

dan

harus

pasien

tersebut

medis

akan

2. Pasien

kendala-kendala

(33,3%) dengan

responden

informed

terdapat

consent

informed

secara

consent

secara tertulis dan lisan.

memberikan

Berdasarkan uraian Pembahasan

penjelasan yang berulang-ulang, dua

hasil penelitian diatas dapat kita lihat

Friska Realita, Implementasi Persetujuan Tindakan Medis …

ternyata pada ketentuan Peraturan

lima

Mentri Kesehatan Republik Indonesia

persetujuan

tindakan

Nomor

responden

kadang

Tentang

290/Menkes/Per/III/2008 Persetujuan

Kedokteran tidak dibahas

responden

yang

37

melakukan medis,

1

memberikan

Tindakan

persetujuan tindakan medis dan 3

informed

responden

tidak

memberikan

consent pada kegiatan bakti sosial

persetujuan tindakan medis sebelum

kesehatan, informed consent secara

melakukan tindakan kedokteran.

massal yang telah dilakukan pada bakti sosial kesehatan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang tidak dibahas pada ketentuan tersebut.

Kendala



kendala

dalam

implementasi informed consent pada kegiatan bakti sosial Kesehatan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung

KESIMPULAN Berdasarkan uraian

Semarang. dari

hasil

Kendala-kendala yang ditemukan

penelitian dan pembahasan diatas,

dalam

mengenai implementasi persetujuan

tindakan medik yaitu

pelaksanaan

persetujuan

tindakan medis (informed consent) pad

1) Pada sistem pelaksanaan belum

kgiatan bakti sosial kesehatan di

terdapat aturan tentang pelaksanaan

Rumah Sakit Islam Sultan

bakti sosial kesehatan yang dibuat oleh

1. Implementasi

informed

consent pada kegiatan bakti sosial

pihak Rumah Sakit. 2) Pada Dokter yang menangani

kesehatan di Rumah Sakit Islam

pasien

Sultan Agung Semarang.

menggunakan informed consent pada

Dalam

kegiatan

kesehatan di Rumah Sakit Islam Sultan

mungkin

Agung

terdapat

pemahaman

tindakan

informed consent .

Semarang

bakti

semua

sosial

peraturan

pelaksaannya

tidak

belum

pelaksanaan

bakti

sosial

karena tentang

dokter

kesehatan kurangnya pentingnya

kedokteran yang dibakukan, sehingga

3) Pasien kurang paham karena

belum semua dokter yang melaksanaan

pemberian informed consent diberikan

bakti sosial kesehatan memberikan

secara massal (dilakukan bersama-

persetujuan tindakan medis ini bisa

sama).

dilihat dari sembilan responden hanya

38

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 7, Januari 2014, 25-39

DAFTAR PUSTAKA Achmad Biben. 2006. Bentuk Informed Consent dalam Praktek dan Penelitian Kedokteran. Bandung : FK UNPAD Adam Chazawi. 2007. Malpraktek Kedokteran. Malang : Bayumedia Publishing Agus Budiarto. 2010. Aspek jasa Pelayanan Kesehatan dalam Perspektif perlindungan Pasien, Bandung : Karya Putra Darwati.

Keperawatan Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Kemitraan dalam Hubungan Dokter Pasien. KKI : Jakarta Marwan & dkk. Kamus Hukum. Surabaya : Reality Publisher Seran, Marcel. 2010. Dilema Etika dan Hukum dalam Pelayanan Medis. Bandung Mandar Maju Suprapti, Samil. 2001. Etika Kedokteran Indonesia. Jakarta : YPBS

Amri Amril. 1997. Bunga Rampai Hukum Kesehatan, Jakarta : Widya Medika

Soerjono Soekanto. 1984. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : UI Press

Anny Isfandyarie. 2006 Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi Bagi Dokter, Prestasi Pustaka, Jakarta

Soekidjo Notoadmodjo. 2010. Etika Hukum Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Endang K. 2009. Transaksi Terapeutik dalam upaya pelayanan medis di Rumah sakit. Bandung : PT CAB

Veronica Komalawati, Peranan Informed Consent Dalam Transaksi Terapeutik, Citra Aditya Bakti, Bandung

Gde

Muninjaya. Manajemen Kesehatan, Kedokteran EGC, Jakarta, 2004, hal 221.

J Guwandi, 2003. Inform consent dan Inform Refusal. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: 2003

Wahyu Ratna. 2010. Sosiologi dan Antropologi. Yogyakarta : Pustaka Rihana Wiku Adisasmito. 2007, Sistem Kesehatan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Perkasa

J Guwandi. 2004. Informed Consent. Jakarta: FK UI

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Jusuf Hanifiah. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 4. EGC : Jakarta

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Koentjaraningrat, 1990, seperti dikutip dalam Sosiologi dan Antropologi Kesehatan dalam Perspektif

Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran

Friska Realita, Implementasi Persetujuan Tindakan Medis …

Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/ Menkes / Per/ XI/ 2006

39

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran