(IMT) TERHADAP KEJADIAN LOW BACK PAIN (LBP)

Download Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran ... risiko LBP. Kata kunci : Indeks massa tubuh, lama kerja, low...

0 downloads 364 Views 657KB Size
Muhammad Farras H. Fitria Saftarina ǀ Hubungan Usia, Lama Kerja, Masa Kerja dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran

Hubungan Usia, Lama Kerja, Masa Kerja dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran Muhammad Farras Hadyan1, Fitria Saftarina2 1Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Sebagian besar penduduk Provinsi Lampung memiliki mata pencaharian sebagai petani. Petani dalam pekerjaannya memiliki bahaya risiko kesehatan dan kecelakaan kerja. Salah satu risiko kesehatan yang sering dialami oleh petani adalah gangguan muskuloskeletal yang mencapai hampir 60% dari angka penyakit akibat kerja. Bagian tubuh yang paling sering terkena adalah punggung atau yang disebut dengan low back pain (LBP) yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, lama kerja, masa kerja dan indeks massa tubuh (IMT) terhadap kejadian LBP pada petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2015. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dan teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 81 sampel. Analisis statistik pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat (uji Chi-square). Pengambilan data dilakukan dengan observasi dan pengisian kuesioner oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian LBP pada petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran sebesar 56,8%. Distribusi yang lebih besar dari variabel bebas yang diteliti pada responden adalah usia ≥30 tahun, lama kerja ≤8 jam, masa kerja >5 tahun dan IMT ≥23 (overweight). Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara usia (p=0,037), lama kerja (p=0,044) dan masa kerja (p=0,042), serta tidak terdapat hubungan yang bermakna antara IMT (p=0,748) terhadap kejadian LBP. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa petani dengan usia > 30, lama kerja > 8 jam dan masa kerja > 5 tahun harus memperhatikan faktor risiko LBP. Kata kunci : Indeks massa tubuh, lama kerja, low back pain, masa kerja, petani, usia

Correlations of Age, Duration of Work, Time of Work and Body Mass Index (BMI) with Incident of Low Back Pain (LBP) Among Farmers in Desa Munca Kabupaten Pesawaran Abstract Lampung is one of the Province in Indonesia which focused in agroindustry sector area. Most of the civil community are working as a farmers. Farmer in daily work activity have some potentioal hazard that would impact on health and safety work. One of the most common health risk that happen to farmer is musculoskeletal disorder that almost reach 60% among all of work related disease. Part of body that often gained is lower back or it usually called low back pain (LBP) which can be inflicted by various risk factors such as individual factor, work factor, and environmental factor. This research aimed to identify the correlation between age, duration of work, time of work and body mass index (BMI) toward LBP incident among farmer in Munca Village, Pesawaran District. The time period of this research held in September – Oktober 2015. This research used cross-sectional method and consecutive sampling as a sampling method. Number of sample in this research was 81 samples. This research was analyzed by using univariat and bivariat (Chi-square test). Data collection in this research were observation and questionnaire. The result of this research showed that respondent with LBP are 56,8% and the dominant researched variables distribution are age ≥30, duration of work ≤8 hours, time of work >5 years and BMI ≥23 (overweight). In the bivariat analysis, age (p=0,037), duration of work (p=0,044) and time of work (p=0,042) are significantly related with LBP, but BMI is not significantly related with LBP (p=0,748). In conclusion, farmers with age > 30, long work duration > 8 hours, and long time work > 5 years should be aware of LBP risk factors. Keyword : Age, body mass index, duration of work, famer, low back pain, time of work

Korespondensi : Muhammad Farras H, alamat Jl. KH Mas Mansyur No. 25 A, RSTA Blok 45/1/3, Jakarta Pusat, HP 081284657770, email [email protected]

Pendahuluan Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi dengan kawasan yang berfokus pada sektor agroindustri di Indonesia. Disamping itu,

Provinsi Lampung merupakan salah satu lumbung padi Indonesia yang sangat penting bagi ketahanan nasional. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan produktivitas padi yang Medula | Volume 7 | Nomor 4 | November 2017| 141

Muhammad Farras H. Fitria Saftarina ǀ Hubungan Usia, Lama Kerja, Masa Kerja dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran

memegang peranan penting dalam penyediaan beras dalam negeri terutama pada beberapa kabupaten yang merupakan sentra produksi padi terbesar di Provinsi Lampung1. Persentase tenaga kerja di Provinsi Lampung di sektor pertanian sebesar 57% (2.113.571 jiwa) dari total tenaga kerja yang ada. Salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung adalah Kabupaten Pesawaran yang merupakan daerah penyangga Ibukota Provinsi Lampung berdasarkan letak geografisnya dan merupakan daerah otonomi baru dengan sektor pertanian sebagai mata pencaharian yang paling mendominasi struktur ekonomi dengan hasil panen terbanyak merupakan komoditi melinjo.2,3 Desa Munca merupakan pemekaran dari Desa Lempasing yang berada di Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran dengan jumlah penduduk 1.265 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 628 jiwa dan perempuan sebanyak 637 jiwa berdasarkan Data Profil Desa Tahun 2014. Mata pencaharian terbesar di desa ini adalah petani (204 jiwa) dan buruh tani (180 jiwa).4 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, gambaran pekerja di desa ini adalah kelompok usia produktif dengan lama kerja sekitar 6-8 jam sehari. Para petani melakukan pekerjaannya secara konvensional dengan menggunakan alat-alat sederhana dan hasil panen dibawa dengan dipikul atau dijinjing sehingga sangat berisiko memiliki keluhan muskuloskeletal akibat kegiatan manual handling yang mereka lakukan. Petani dalam pekerjaannya memiliki bahaya risiko kesehatan dan kecelakaan kerja. Beberapa kondisi risiko kesehatan ini antara lain paparan agen biologis maupun non biologis yang dapat mengakibatkan penyakit seperti dermatitis kontak, asma akibat kerja, dan pneumonitis, kondisi terjatuh saat bekerja, dan penyakit akibat kerja terkait gangguan muskuloskeletal akibat posisi kerja yang tidak ergonomi, paparan getaran, pekrerjaan yang berulang, pekerjaan statis, dan durasi kerja yang lama.5,6,10 Seseorang yang melakukan bentuk kerja yang tidak ergonomis dapat mengalami gangguan muskuloskeletal, terutama bagi mereka yang bekerja di bidang pertanian. Prevalensi gangguan muskuloskeletal di Indonesia berdasarkan yang pernah

tergdiagnosis yaitu 24,7% sedangkan di Provinsi Lampung yaitu sebesar 18,9%.7 Low back pain (LBP) adalah salah satu gangguan muskuloskeletal pada daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik.8 Beberapa faktor risiko penting terkait dengan kejadian LBP dikategorikan menjadi 3 yaitu faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor lingkungan.9 Bahan dan Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu.11 Penelitian ini dilaksanakan di Desa Munca, Kabupaten Pesawaran pada bulan September – Oktober 2015. Populasi terjangkau untuk penelitian ini adalah semua orang yang bekerja sebagai petani yang berdomisili di Desa Munca, Kabupaten Pesawaran sebanyak 204 petani. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah consecutive sampling yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.12 Adapun cara pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, melakukan penimbangan berat badan dengan timbangan analog dan pengukuran tinggi badan dengan microtoise, melakukan pemeriksaan fisik diagnostik berupa tes lassegue dan pencatatan hasil pengukuran pada formulir lembar penelitian. Kemudian hasil diolah dengan menggunakan program pengolah data dan dianalisis dengan analisis univariat untuk menentukan distribusi dan frekuensi variabel bebas dan variabel terikat serta analisis bivariat dengan uji statistik Chi-square dengan uji alternatif Kolmogorov-smirnov dengan batas kemaknaan p<α (α=0,05). Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan narasi untuk membahas hasil penelitian.11 Hasil Berdasarkan distribusi rata-rata usia, berat badan dan tinggi badan responden, didapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 1. Distribusi Rata-Rata Usia, Berat Badan, dan Tinggi Badan Responden Medula | Volume 7 | Nomor 4 | November 2017| 142

Muhammad Farras H. Fitria Saftarina ǀ Hubungan Usia, Lama Kerja, Masa Kerja dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran

Variabel Usia Berat Badan Tinggi Badan Total

n

Mean

Std. Deviasi

81 81

39,19 55,56

11,469 7,781

81

153,20

8,298

(74,1%) dan responden dengan <30 tahun sebanyak 21 orang (25,9%). Merujuk pada hal tersebut, usia petani ≥30 tahun lebih banyak dibandingkan dengan kelompok usia <30 tahun.

81

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 81 responden, didapatkan rata-rata usia responden yaitu 39,19 tahun, rata-rata berat badan responden yaitu 55,56 kg, dan rata-rata tinggi badan responden adalah 153,20 cm. Tabel 2. Distribusi Usia, Lama Kerja, Masa Kerja, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Petani Di Desa Munca Kabupaten Pesawaran Usia ≥30 tahun < 30 tahun Total Lama Kerja ≤8 jam >8 jam Total Masa Kerja ≤5 tahun >5 tahun Total IMT <23 (normoweight)

Usia

Frekuensi (responden) 60 21 81 Frekuensi (responden) 66 15 81 Frekuensi (responden) 18 83 81 Frekuensi (responden) 40

Kejadian Low Back Pain LBP Tidak LBP 30 30

≥30 tahun <30 16 tahun Total 46 ≥23 (overweight) Total

Persen (%) 74,1 25,9 100,0 Persen (%) 81,5 18,5 100,0 Persen (%) 22,2 77,8 100,0 Persen (%) 49,4

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan petani yang mengalami keluhan LBP (56,8%) lebih banyak dibandingkan dengan petani yang tidak mengalami keluhan LBP (43,2%). Pada analisis bivariat didapatkan hubungan antara variabel bebas yaitu usia, lama

pvalue

OR

60

0,037

3,200

21

35

81 41

50,6

81

100,0

Berdasarkan Tabel 2, masa kerja dikategorikan menjadi 2 kelompok dan didapatkan data responden dengan masa kerja ≤5 tahun sebanyak 18 orang (22,2%) dan responden dengan masa kerja lebih dari 5 tahun sebanyak 63 orang (77,8%). Merujuk pada hal tersebut, responden dengan masa kerja lebih dari 5 tahun lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan masa kerja ≤5 tahun. Berdasarkan Tabel 2, IMT dikategorikan menjadi 2 kelompok dan didapatkan data responden dengan IMT <23 sebanyak 40 orang (49,4%) dan responden dengan IMT ≥23 sebanyak 41 orang (50,6%). Merujuk pada hal tersebut, responden dengan kategori IMT overweight lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan IMT normoweight.

Total

5

Berdasarkan Tabel 2, lama kerja dikategorikan menjadi 2 kelompok dan didapatkan responden dengan lama kerja ≤8 jam dalam satu hari sebanyak 66 orang (81,5%) dan responden dengan lama kerja >8 jam dalam satu hari sebanyak 15 orang (18,5%). Merujuk pada hal tersebut, responden dengan lama kerja ≤8 jam lebih banyak dibandingkan dengan responden yang lama kerja di atas 8 jam.

Berdasarkan Tabel 2, usia dikategorikan menjadi 2 kelompok dan didapatkan data responden dengan usia ≥30 tahun sebanyak 60 orang

Kejadian Low Back Pain Ya Tidak Total

Frekuensi (responden)

Persen (%)

46 35 81

56,8 43,2 100,0

kerja, masa kerja, dan indeks massa tubuh (IMT) terhadap kejadian LBP sebagai berikut. Tabel 7. Hubungan Usia, Lama Kerja, Masa Kerja, dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kejadian Low Back Pain pada Petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran Medula | Volume 7 | Nomor 4 | November 2017| 143

Muhammad Farras H. Fitria Saftarina ǀ Hubungan Usia, Lama Kerja, Masa Kerja dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran

Lama Kerja ≤8 jam >8 jam Total

Masa Kerja ≤5 tahun >5 tahun Total

Kejadian Low Back Pain LBP Tidak LBP 34 32

Total

pvalue

OR

66

0,044

3,765

Total

pvalue

OR

18

0,042

0,295

12

3

15

46

35

81

Kejadian Low Back Pain LBP Tidak LBP 14 4 32

31

63

46

35

81

Indeks Massa Tubuh <23 (normoweight) ≥23 (overweight) Total

Kejadian Low Back Pain LBP Tidak LBP 22 18 24

17

46

35

Total

pvalue

OR

40

0,748

1,155

41

Berdasarkan Tabel 7 hasil analisis statistik dengan uji Chi-square menolak Ho yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian LBP (p=0,037). Berdasarkan Tabel 7 hasil analisis statistik dengan uji Chi-square menolak Ho yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan kejadian LBP (p=0,044). Berdasarkan Tabel 7 hasil analisis statistik dengan uji Chi-square menolak Ho yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kejadian LBP (p=0,042) Berdasarkan Tabel 7 hasil analisis statistik dengan uji Chi-square menerima Ho yang artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan kejadian LBP (p=0,748).

Pembahasan Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang bermakna antara faktor individu yaitu usia (p=0,037) dan masa kerja (p=0,042) dan faktor pekerjan yaitu lama kerja (p=0,044). Usia merupakan salah satu faktor individu yang berhubungan dengan kejadian LBP. Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini mulai terjadi disaat seseorang berusia 30 tahun. Pada usia 30 tahun terjadi degenerasi berupa kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut (fibrosis) dan pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan otot menjadi berkurang.13 Pada tulang belakang, terjadi penurunan elastisitas diskus intervertebralis akibat degenerasi dari nukleus pulposus yang berfungsi sebagai bantalan dan mobilitas pada tulang belakang.13 Lamanya seseorang bekerja yang optimal dalam sehari pada umumnya berkisar 6 – 8 jam. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan tersebut biasanya terjadi penurunan produktivitas terkait kondisi kelelahan, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.14 Kondisi lama kerja ini juga berkaitan dengan posisi kerja yang dalam hal ini dilakukan oleh petani yaitu kebanyakan dari mereka bekerja dengan posisi jongkok yang mengakibatkan pemindahan titik tumpu ke bagian punggung bawah sehingga biasanya timbul keluhan nyeri pada bagian tersebut. Patofisiologi yang menyebabkan kondisi ini adalah ketika terjadi perubahan titik tumpu pada tubuh, struktur otot akan teregang dan merangsang reseptor nyeri disekitar, selain itu lama kelamaan akan terjadi deformitas pada diskus intervertrebralis dan peningkatan tegangan annulus pulposus posterior sehingga terjadi penekanan pada nukleus pulposus.15 Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu panjang yang apabila aktivitas tersebut dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu bertahun-tahun dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.16 Seseorang yang bekerja lebih dari 5 tahun akan meningkatkan risiko terjadinya LBP dibandingkan dengan pekerja dengan masa kerja kurang dari 5 tahun. Hal ini disebabkan karena seseorang dengan masa kerja lebih lama, akan semakin lama terkena paparan faktor risiko dan juga mengakibatkan rongga diskus menyempit Medula | Volume 7 | Nomor 4 | November 2017| 144

Muhammad Farras H. Fitria Saftarina ǀ Hubungan Usia, Lama Kerja, Masa Kerja dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran

secara permanen, serta mengakibatkan degenerasi tulang belakang yang juga dipengaruhi oleh peningkatan usia pekerja.17 Hasil penelitian juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan kejadia low back pain pada petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran. Hal ini tidak sesuai dengan teori sebelumnya yang menjelaskan bahwa obesitas atau peningkatan IMT seseorang, berhubungan dengan keparahan fungsi muskuloskeletal dan kualitas hidup seseorang.17 Beberapa mekanisme penting yang menjelaskan hubungan antara faktor obesitas dengan keluhan LBP antara lain bahwa pada orang dengan peningkatan IMT menyebabkan penambahan beban pada tulang belakang sehingga akan terjadi peningkatan tekanan kompresi sehingga risiko terjadi robekan pada struktur tulang belakang dapat bertambah. Kedua, obesitas dapat menyebabkan LBP melalui proses inflamasi kronik.18 Ketiga, jika seseorang mengalami kelebihan berat badan, maka orang tersebut akan berusaha menyangga berat badan dari depan dengan mengontraksikan otot punggung bawah dan apabila ini terus berlanjut, maka akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang mengakibatkan terjadinya hernia nukleus pulposus (HNP).19 Namun, hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Munir (2012)20 yang menjelaskan bahwa seiring dengan peningkatan IMT, maka anggapan kekuatan yang dihasilkan seseorang dalam bekerja juga akan semakin besar. Orang yang mempunyai badan yang lebih besar, cenderung mampu mengangkat barang yang lebih berat. Apabila hal ini dilakukan dengan posisi yang benar, diduga tidak akan terjadi peregangan otot yang berlebihan sehingga tidak terjadi LBP.21 Penelitian lain juga mengatakan bahwa orang dengan IMT berlebih memiliki kecenderungan untuk lebih cepat lelah selama bekerja sehingga lama kerja tidak akan lebih tinggi dari petani dengan IMT normal. Selain itu, kondisi tersebut menyebabkan petani lebih mudah istirahat dengan frekuensi 2-3 kali selama masa satu hari kerja. Hal ini menyebabkan kondisi nyeri berkurang atau tidak dirasakan.20,22

Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Besarnya angka prevalensi LBP pada petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran sebesar 56,8%. 2. Rata-rata usia pada petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran adalah 39,9±11,469. Rata-rata lama kerja petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran adalah ≤8 jam (81,5%) dengan rentang waktu 6-8 jam dalam periode satu hari kerja. Rata-rata masa kerja petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran adalah lebih dari 5 tahun (77,8%) dengan rentang masa kerja kebanyakan 10-15 tahun. Rata-rata indeks massa tubuh (IMT) petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran adalah pasien dengan IMT ≥23 atau status gizi overweight (50,6%). 3. Terdapat beberapa faktor risiko yang berhubungan terjadap kejadian low back pain (LBP) pada petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran antara lain usia, lama kerja dan masa kerja. 4. Tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) terhadap kejadian low back pain (LBP) pada petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran. Berdasarkan hasil tersebut, petani dengan usia ≥30 tahun, lama kerja ≤8 jam, dan masa kerja > 5 tahun harus memperhatikan faktor risiko LBP untuk mencegah terjadinya LPB. Daftar Pustaka 1. Dinas Pertanian Provinsi Lampung: Lampung Dalam Angka. Lampung; 2011. 2. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Penyerapan Tenaga Kerja pada Berbagai Lapangan Usaha Tingkat Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Tahun 2010. Lampung: Lampung Dalam Angka; 2010. 3. Laporan Final Penelitian Pengembangan Komoditas Produk/Jenis Usaha Unggulan UKMK 2012. Provinsi Lampung: Bank Indonesia; 2012. 4. Anonim. Data Profil Desa Munca Tahun 2014. Bandar Lampung; 2014. 5. Sprince N, Zwerling C, Lynch C, Whitten P, Thu K, Gilette P, et al. Risk Factor For Falls Among Iowa Farmers: A Case-Control Study Medula | Volume 7 | Nomor 4 | November 2017| 145

Muhammad Farras H. Fitria Saftarina ǀ Hubungan Usia, Lama Kerja, Masa Kerja dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Petani di Desa Munca Kabupaten Pesawaran

6.

7.

8.

9.

10.

11. 12.

13.

14.

Nested in The Agricultural Health Study. Am J Ind Med; 2003. 44(3): 265-72. Donham KJ and Thelin A. Agricultural Medicine: Occupational and Environmental Health for the Health Profession. USA: Blackwell Publishing Professional; 2006. Balitbang Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar. RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI; 2013. Widyastuti R. Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban Angkat Terhadap Kelelahan Muskuloskeletal. Jakarta: Gema Teknik. 2009; Vol 2: 28-29. Armstrong and Chaffin. Elements of Ergonomic Programs a Primer Based On Workplace Evaluations of Musculoskeletal Disorders. USA: US Departement of Health and Human Service NIOSH; 2009. Wilson JR, Corlette EN. Graduation of Human Work: A Practicional Ergonomic Methodology. London: Taylor and Franchis Ltd; 1995. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta; 2007. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2007. Putri AS. Hubungan Masa Kerja dan Posisi Kerja dengan Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Pekerja Pembersih Kulit Bawang di Unit Dagang Bawang Lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro: Skripsi. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung; 2013. Suma’mur PK. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Cetakan Pertama. CV. Jakarta: Haji Mas Agung. 1987; Vol (1)Hlm 1.

15. Rachmani S. Hubungan Lama Kerja dan Posisi Kerja dengan Kejadian Low Back Pain (LBP) Pada Pengrajin Batik Tulis Di Kemiling Bandar Lampung: Skripsi. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung; 2014. 16. Pratiwi et al. Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Jakarta; 2009: Vol (4).1.63-64. 17. Sunarto. Latihan Pada Penderita Nyeri Punggung Bawah. Jakarta: Rineke Cipta; 2005. 18. Seidell JC, Bakx KC, Deurenberg P, Burema J, Hautvast JGAJ, Hugen FJA. The Relation Between Overweight and Subjective Health According to Age, Social Class, Slimming Behavior, and Smoking in Dutch Adults. Deutch: Am J Public Health; 1986. 76(12)1401-15. 19. Shiri R, Karppinen J, Leino-Arjas Pi, Solovieva S, Viikari-Juntura E. The Association Between Obesity and Low Back Pain: A Meta Analysis. Am J Epidemol; 2010. 171(2)135-54. 20. Munir S. Analisis Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Bagian Final Packing dan Part Supply Di PT X Tahun 2012. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2012. 21. Tan HC dan Horn SE. Practical Manual of Physical Medicine and Rehabilitation. Mosby Year Book. St. Louis; 1998. 22. Lailani TM. Hubungan Antara Peningkatan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah Pada Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik RSUD Dokter Soedarsono Pontianak: Skripsi. Pontianak: Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura; 2013.

Medula | Volume 7 | Nomor 4 | November 2017| 146