INDIKASI MORAL HAZARD: PERBANKAN SYARIAH LEBIH

Download Perbankan syariah menggunakan Profit and Loss Sharing (PLS). Secara teoritik, keberadaan. PLS berimplikasi kepada risiko serta peluang mora...

0 downloads 633 Views 117KB Size
Indikasi Moral Hazard: Perbankan Syariah Lebih Tinggi Dibanding Perbankan Konvensional

Berkembangnya moral hazard di perbankan konvensional tidak terlepas dari sistem operasionalnya dimana risiko tidak terdistribusi secara proporsional kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Risiko tidak tersebar secara merata antara pemilik dana, pengguna dana, serta pihak bank. Perbankan syariah menggunakan Profit and Loss Sharing (PLS). Secara teoritik, keberadaan PLS berimplikasi kepada risiko serta peluang moral hazard di perbankan sebab risiko menjadi tanggungan kedua pihak. Bank syariah dan nasabah dipaksa untuk menyusun suatu desain kontrak yang optimal bagi kedua belah pihak, sebab keduanya akan berbagi risiko maupun hasil. Penelitian “The Indication of Moral Hazard In Financing: A Comparative Study Between Islamic Bank and Conventional Bank In Indonesia 2003:1 – 2007:9” yang dilakukan oleh MB Hendrie Anto dan Desti setyowati (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta) menggunakan kredit perumahan di Indonesia antara bulan Januari 2003 sampai September 2007. Indikasi ada tidaknya moral hazard dalam penelitian ini dilihat dari hubungan antara NPL/NPF dengan beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu kondisi makro ekonomi yang direpresentasikan oleh GDP, kondisi pasar real estate yang direpesentasikan oleh perubahan harga rumah, serta kebijakan kredit bank yang direpresentasikan oleh rasio return dan rasio alokasi pembiayaan. Indikasi moral hazard terjadi jika NPL/F meningkat pada saat GDP meningkat. Idealnya, ketika GDP meningkat maka NPL/F menurun, sebab saat ekonomi makro meningkat kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajibannya (capability to pay-back) meningkat sehingga NPL menurun. Peningkatan NPL/F pada saat GDP meningkat mengindikasikan kemungkinan moral hazard dimana bank kurang berhati-hati atau melakukan monitoring terhadap pembiayaan. http://pojokmedia.wordpress.com/2009/06/21/moral-hazard/

Sumber: Majalah Sharing, Edisi 21 Thn II

Untuk mengetahui, hubungan antar NPL/F dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya tersebut digunakan regresi Error Correction Model (ECM). Model ini dipakai karena memiliki keunggulan dalam mengatasi masalah stasionaritas dan regresi langsung dalam time series data, serta mengukur hubungan jangka pendek dan jangka panjang. Tabel Moral Hazard di Bank Konvensional dan Bank Syariah Keterangan Jangka Pendek D(LOG(GDP)) D(LOG(P)) D(LOG(CW))/D(LOG(MP)) D(LOG(RC))/D(LOGRF)) Jangka Panjang LOG(GDP) LOG(P) LOG(CW)/LOG(MP) LOG(RC)/LOG(RF)

Bank Konvensional

Bank Syariah

Tidak Terpengaruh Tidak Terpengaruh Tidak Terpengaruh Tidak Terpengaruh

Tidak Terpengaruh Tidak Terpengaruh Indikasi Moral Hazard Tidak Terpengaruh

Indikasi Moral Hazard Tidak Terpengaruh Tidak Terdapat

Indikasi Moral Hazard Tidak Terpengaruh

Indikasi Moral Hazard Tidak Terpengaruh

Indikasi Moral Hazard Indikasi Moral Hazard

Ket. NPL/F: Non Performing Loan/Finance GDP: Produk Domestik Bruto CW: Rasio suku bunga kredit konsumsi terhadap suku bunga kredit modal kerja untuk bank konvensional, atau rasio margin murabahah terhadap profit loss sharing mudharabah untuk bank syariah RC: Rasio jumlah pinjaman real estate terhadap jumlah pinjaman kontruksi untuk bank konvensional, atau rasio pembiayaan murabahah terhadap pembiayaan mudharabah untuk bank syariah

Hasil penelitian menunjukan, penyaluran dana kepada pihak ketiga pada perbankan syariah menunjukan adanya indikasi moral hazard yang lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan konvensional. Meskipun perbedaan keduanya kecil, tetapi perhatian besar harus diberikan karena beberapa pertimbangan. Diantaranya adalah perbankan syariah di Indonesia adalah infant industry namun banyak diharapkan dapat memberikan berbagai solusi konstruktif untuk pembangunan ekonomi.

http://pojokmedia.wordpress.com/2009/06/21/moral-hazard/

Sumber: Majalah Sharing, Edisi 21 Thn II