Isolasi dan Identifikasi Senyawa Sitral dalam Sereh Dapur

dengan SNI No 06-3953-1995 tentang persyaratan mutu minyak sereh. Setelah analisis karakterisasi minyak atsiri dilanjutkan dengan isolasi senyawa...

46 downloads 856 Views 466KB Size
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Sitral dalam Sereh Dapur (Cymbopogon citratus) Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP) Dan GC- MS Pupung Purnamasari, Drs. Husain Nashrianto, M.S 1), Rusman, M.Si 2) Program Studi Kimia-S1 FMIPA Universitas Pakuan Jl. Pakuan PO BOX 452 – Kota Bogor ABSTRAK Saat ini perkembangan minyak atsiri mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia. Dari berbagai jenis tanaman atsiri, salah satu tanaman atsiri di Indonesia yang paling potensial untuk dikembangkan adalah tanaman sereh dapur. Komponen utama dari minyak ini adalah sitral (65-85%) dari jumlah keseluruhan komponen penyusun minyak atsiri yang terdiri dari sitral a (geranial) dan sitral b (neral) yang berbau lemon keras. Tujuan penelitian ini adalah isolasi senyawa sitral sebagai komponen utama minyak atsiri dalam Sereh dapur (Cymbopogan citratus) menggunakan KLT preparatif, serta identifikasi secara kuantitatif dan kualitatif dengan GC-MS. Pada penelitian ini tahap yang pertama yaitu proses penyulingan (distilasi uap- air) terhadap tanaman sereh dapur untuk mendapatkan ekstrak minyak atsiri kasar. Analisis fisika yang dilakukan dari minyak atsiri sereh dapur antara lain sifat optik aktif, berat jenis, indeks bias dan kelarutan dalam alkohol. Untuk mengetahui kadar minyak atsiri dalam sereh dapur hasil penyulingan dihitung rendemen minyak. Isolasi senyawa sitral menggunakan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif dengan campuran eluen toluena : etil asetat (8:1) dan dilakukan identifikasi serta karakterisasi senyawa sitral dalam minyak sereh menggunakan GC-MS. Hasil penelitian diperoleh minyak atsiri sereh dapur memiliki sifat optik inaktif, berat jenis 0,8798, indeks bias 1,4587 dan kelarutan pada alkohol 70% adalah 1: 5. Rendemen minyak atsiri 0,36 % dan rendemen isolat sitral 70 %. Hasil isolasi senyawa sitral dengan KLTP dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan GC-MS, menunjukkan kandungan isolat berupa E-sitral (geranial) dan Z-sitral (neral) dengan % total senyawa sitral atau kemurnian 92,85 %. Kata kunci: Sereh Dapur, sitral, KLT Preparatif, GC-MS

ABSTRACT Currently the development of essential oils gets considerable attention from the Indonesian government. Lemongrass is the most potential essential plant to be developed in Indonesia. The main component of the lemongrass oil is citral (65-85%) which consists of E-citral (geranial) and Z-citral (neral) that have smelled of strong lemon. The purpose of this study was isolation of citral compound as the main component in the essential oil in Lemongrass (Cymbopogan citratus) using preparative TLC, as well as quantitative and qualitative identification with GC-MS. In this study, the first stage is the refining process (water vapor distillation) of the lemongrass to get extracted lemongrass essential oil. Physical analysis conducted to lemongrass oil was including active optical properties, specific gravity, refractive index and solubility in alcohols. To determine the levels of lemongrass essential oils in distillates and isolates sitral levels of the isolated use KLTP oil yield is calculated. Isolation of citral compound using Preparative Thin Layer Chromatography with a mixture of solvent toluene: ethyl acetate (8: 1), identification and characterization of citral compounds in citronella oil using GC-MS. The results of study showed the lemongrass essential oil has an inactive optical properties, specific gravity 0,8798, refractive index 1,4587 and solubility in 70 % alcohol is 1: 5. The oil yield is 0,36% dan isolate citral yield is 70 %. The isolation result of citral compound with KLTP and analyzed qualitatively and quantitatively with GC-MS showed the purity of content of isolated E-citral (geranial) and Z-citral (neral) was 92,85%. Key words: Lemongrass, Citral, Preparative Thin Layer Chromatography GC-MS

1)

dan 2) : Pembimbing Penelitian

1 / 10

PENDAHULUAN Kebutuhan minyak atsiri di dunia setiap tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan industri parfum, kosmetik, makanan, aroma terapi, dan obat-obatan. Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan karena merupakan salah satu hasil akhir proses metabolisme sekunder dalam tumbuhan. Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi. Salah satu minyak atsiri yang paling banyak digunakan yaitu minyak atsiri yang berasal dari sereh. Produksi minyak sereh di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia, hal ini karena Indonesia merupakan tempat yang cocok untuk pertumbuhan tanaman sereh. Tanaman sereh di Indonesia terdiri atas dua jenis yaitu sereh wangi (Cymbopogan winterianus) dan sereh dapur (Cymbopogan citratus). Di Indonesia, spesies sereh dapur lebih dikenal dengan West Indian Lemongrass dan masyarakat umumnya menggunakannya sebagai campuran bumbu dapur dan rempah-rempah karena mempunyai aroma khas seperti lemon. Aroma tersebut merupakan senyawa bergugus fungsi aldehida, yakni senyawa sitral yang terkandung dalam minyak atsiri sereh (Ella M, dkk 2013). Komposisi kimia minyak sereh dapur berdasarkan titik didihnya diantaranya : terpen, linalool, sitronelal, sitral, nerol, geraniol dan sisa hasil distilasi mengandung sekitar 2% nitrogen yang dapat digunakan sebagai pupuk (Gunther, 1950). Namun, komponen utama dari minyak ini adalah sitral 65 -85 % dari jumlah keseluruhan komponen penyusun minyak atsiri (Machado et al. 2012 ). Minyak sereh dapur (Lemongrass) di Indonesia masih kurang pemanfaatan minyak atsirinya untuk diproduksi secara komersial padahal komponen sitral pada minyak atsiri dari sereh dapur memiliki potensi yang besar sebagai antibakteri, antijamur, antiprotozoa Leishmania, analgesik, antiinflamasi, obat penenang, dan juga dapat mengobati sariawan (Carbajal et al. 1989).Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan sereh dapur untuk mengetahui lebih spesifik akan komponen minyak atsiri khususnya senyawa sitral dengan melakukan teknik isolasi pada tanaman sereh dapur

(Cymbopogan citratus) menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif. Pemilihan dan perbandingan campuran eluen terbaik yang digunakan untuk isolasi senyawa sitral berdasarkan penelitian (Astuti Erna, 2012) adalah pelarut toluena dan etil asetat 8 : 1 yang hasilnya kemudian diidentifikasi karakterisasi dan kemurniannya menggunakan Gas Chromatography - Mass Spectrometry (GCMS), pemanfaatan minyak atsiri berupa sitral pada sereh dapur dirasa dapat menggantikan peran minyak atsiri khususnya sitronelal yang biasa terdapat pada sereh wangi dengan melakukan karakterisasi senyawa sitral secara fisika dan kimia dengan tahap awal penyulingan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan mutu minyak sereh dapur menurut SNI minyak sereh dengan mengidentifikasi karakterisasi minyak sereh, isolasi dengan KLTP dan identifikasi secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan GCMS. METODE PENELITIAN Sereh dapur diambil sebagai sampel untuk dideterminasi di Laboratorium Herbarium, Puslit Biologi –LIPI. Determinasi tanaman dilakukan untuk memastikan kebenaran simplisia yang digunakan. Pada penelitian ini dilakukan analisis fisika untuk mengetahui karakterisasi pada minyak atsiri sereh dapur, rendemen minyak serta isolasi sitral menggunakan kromatografi. Analisis fisika yang dilakukan dari minyak sereh dapur berupa putaran optik, berat jenis, indeks bias, uji kelarutan menggunakan alkohol 70 % dibandingkan dengan SNI No 06-3953-1995 tentang persyaratan mutu minyak sereh. Setelah analisis karakterisasi minyak atsiri dilanjutkan dengan isolasi senyawa sitral dalam minyak sereh dapur menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif yang sebelumnya dilakukan pengujian dengan KLT untuk membuktikan campuran eluen terbaik untuk isolasi sitral yaitu dengan eluen heksana : isopropanol 19:1 (Prawoto Agung, 2000 ), heksana : etanol 85:15 (Shaer M, 2006), toluena : etil asetat 8:1 (Astuti Erna, 2012 ). Selanjutnya dilakukan identifikasi dan uji kuantitatif menggunakan GC-MS.

2 / 10

Preparasi Sampel Daun sereh dapur dilakukan pelayuan di dalam ruangan sirkulasi udara (25-340C) dan kelembaban udara 57-87%. Lalu disuling dengan cara penyulingan uap dan air (dikukus). Ketel penyulingan terbuat dari stainless steel kapasitas 50 liter, bahan disuling selama dua jam. Ketel penyulingan diisi air sampai batas saringan. Bahan baku diletakkan di atas saringan sehingga tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih, tetapi akan berhubungan dengan uap air yang akan membawa partikel – partikel minyak sereh dapur dan dialirkan melalui pipa ke alat pendingin sehingga terjadi pengembunan dan uap air yang bercampur tersebut akan mencair kembali, selanjutnya dialirkan ke alat pemisah yang memisahkan minyak sereh dapur dengan air. Karakterisasi Minyak Atsiri dan Rendemen Analisis fisika yang dilakukan untuk mengetahui karakterisasi minyak atsiri sereh dapur diantaranya berat jenis, putaran optik, indeks bias, dan uji kelarutan dengan alkohol. Rendemen Minyak Rendemen minyak dihitung untuk mengetahui kadar minyak atsiri dalam sereh dapur hasil penyulingan. Rendemen minyak dapat diperoleh dengan perhitungan dari kadar minyak yang diperoleh berbanding dengan bobot awal contoh penyulingan Penentuan Eluen Terbaik Sebelum melakukan pengisolasian senyawa sitral dari minyak sereh dapur menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif, dilakukan dahulu pengujian campuran eluen menggunakan KLT. Penggunaan KLT ini digunakan untuk menguji eluen yang sesuai dengan perbandingan yang tepat. Keuntungan penggunanan KLT adalah pelarut dan contoh yang dibutuhkan relatif sedikit dan waktu isolasi relatif tidak lama. Sitral dalam sampel minyak sereh dapur dapat ditetapkan secara KLT, fase diam berupa padatan (lempeng silika) dan fase gerak berupa campuran pelarut organik. Senyawa sitral dapat terpisah berdasarkan perbedaan laju migrasi komponen dalam dua fase. Penetapan sitral dilakukan dengan cara men-spoting sampel di atas lempeng silika

sebanyak tiga kali, kemudian dielusikan. Hasil elusi diamati dibawah sinar ultraviolet (UV) lalu ditandai. Agar tampak terlihat, spot-spot tersebut diwarnai dengan menyemprotkan pelarut vanilin asam sulfat 5 % sebagai pendeteksi. Data pengukuran sampel yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar. Pada percobaan ini, digunakan campuran eluen berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu heksana : etanol (85:15), heksana : isopropanol (19:1) dan toluena: etil asetat (8:1). Isolasi Sitral dengan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif Setelah dilakukan pengujian dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), campuran eluen yang sesuai dengan perbandingan yang tepat yaitu toluena dengan etil asetat dalam perbandingan 8:1. Setelah itu dilanjutkan isolasi sitral dengan KLT preparatif. Sampel minyak sereh dapur sebanyak 1000 µL atau 1 mL dibagi masing – masing 100 µL dispotkan memanjang membentuk pita pada lempeng berukuran 10 x 10 cm yang telah diaktivasi dioven pada suhu 1050C selama 1 jam dan dielusi dengan eluen terbaik. Untuk mengetahui adanya spot cukup melihatnya di bawah sinar UV. Spot yang mempunyai Rf sama dengan standar dikerik dengan spatula, lalu dilarutkan dengan etanol pekat kemudian disaring menggunakan corong buchner. Untuk mengambil zat hasil pemisahan dengan pelarut di lakukan pemisahan menggunakan evaporator pada suhu 600C dengan tekanan vakum 350 mBar Identifikasi Senyawa Sitral Menggunakan GC-MS Hasil isolasi sitral dari minyak sereh dapur dengan menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif kemudian diinjeksikan sebanyak 0.2 µl pada injector GC-MS. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Determinasi Tanaman Sereh dapur yang digunakan dalam proses penelitian ini telah dideterminasi di Laboratorium Herbarium, Puslit Biologi – LIPI. Hasil determinasi menunjukan bahwa sereh dapur yang digunakan dalam proses penelitian ini yaitu sereh dapur dengan varietas Cymbopogon Citratus

3 / 10

Karakterisasi Minyak Atsiri Sereh Dapur Minyak sereh dapur yang diuji, diperoleh dengan cara penyulingan uap air sereh dapur varietas Cymbopogon citratus di Laboratorium Kimia Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO). Minyak sereh dapur memiliki warna kuning terang seperti yang terlihat pada Gambar 6

dan berbau khas bau lemon. Kandungan utama minyak sereh ini adalah sitral. Sitral merupakan senyawa dominan pada minyak sereh dapur dengan jumlah 65 -85 % dari jumlah keseluruhan komponen minyak atsiri.

Gambar 6. Minyak Atsiri Sereh Dapur

Analisis fisika dilakukan untuk mengetahui karakterisasi dari minyak sereh dapur. Hasil analisis fisika yang dilakukan pada minyak sereh dapur dibandingkan dengan persyaratan kualitas minyak sereh berdasarkan SNI No

Parameter Analisis Analisis Fisika Warna Bau Berat Jenis Putaran Optik Indeks Bias Kelarutan dalam Alkohol 70 %

Rendemen Minyak Rendemen Sitral

Isolat

06-3953-1995. Hasil analisis fisika dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Hasil Karakterisasi dan Rendemen Minyak Sereh Dapur

Hasil Analisis

SNI Minyak Sereh No. 06-3953-1995 ( Andropogon nardus de Jong)

Kuning Lemon 0,8798 Inaktif 1, 4587 (200C) 1 : 5 volume alkohol 70 % 0,36 %

Tidak berwarna - kuning Lemon 0,875 - 0,893 Tidak dipersyaratkan 1,466 – 1,475 (200C) 1 : 5 volume alkohol 70 %

70 %

-

-

4 / 10

Rendemen minyak yang terdapat pada tanaman sereh dapur hasil penyulingan adalah 0,36 % Minyak atsiri sereh dapur tidak memutar sinar polarisasi ke kanan maupun ke kiri atau inaktif, hal ini karena komponen utama penyusun minyak atsiri yaitu sitral tidak memiliki C kiral yang dapat memutar sinar polarisasi. Jika zat itu akiral, maka untuk setiap molekul dalam satu orientasi yang memutar bidang polarisasi ke satu arah, akan ada molekul lain dengan orientasi bayangan cerminnya yang akan memutar bidang polarisasi sama banyaknya dalam arah berlawanan. Hasilnya berkas cahaya yang melewati sampel tidak akan menghasilkan perubahan Eluen Terbaik pada Kromatografi Lapis Tipis Penentuan eluen terbaik untuk memisahkan sitral dilakukan menggunakan

KLT dengan silika G60 F254 sebagai fase diam dan 3 jenis pasang eluen sebagai fase gerak berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, yaitu heksana : isopropanol 19:1 (Prawoto Agung, 2000 ), heksana : etanol 85:15 (Shaer M, 2006), toluena : etil Asetat 8:1 (Astuti Erna, 2012 ). Spot hasil proses elusi dideteksi dibawah lampu UV λ 254 nm dan 366 nm. Pergerakan spot bergantung pada polaritas eluen yang digunakan. Pemilihan eluen terbaik didasarkan pada campuran eluen yang dapat membawa komponen naik menuju garis akhir pelat silika sehingga diperoleh perbedaan kepolaran diantara pelarut tersebut dan menghasilkan spot yang nyata. Spot yang dihasilkan pada pelat KLT dengan campuran eluen dan perbandingan terbaik dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 7. Hasil Elusi Senyawa Sitral dengan Campuran Eluen Toluena : Etil Menggunakan KLT Campuran eluen toluena : etil asetat (8:1) memberikan proses elusi sampel terbaik. Spot yang diperkirakan sitral, terpisah dengan baik dan jelas dengan campuran eluen toluena : etil asetat (8:1). Pemisahan senyawa sitral pada minyak atsiri sereh dapur dengan KLT menghasilkan dua spot. Uji awal menggunakan teknik pewarnaan vanillin menunjukan perbedaan warna sehingga disimpulkan secara kualitatif komponen pertama berbeda dengan komponen yang kedua.

asetat (8:1)

Perbedaan laju alir pada spot pertama dapat disebabkan oleh komponen sampel dalam hal ini ekstrak minyak atsiri memiliki bobot molekul tinggi atau lebih polar dibandingkan sitral. Hal ini menunjukkan bahwa spot kedua dapat dinyatakan sebagai sitral yang terpisahkan dari ekstrak minyak atsiri sereh dapur karena memiliki Rf yang sama dengan standar sitral. Hasil analisis kualitatif dapat dilihat Rf komponen pada Tabel 2 untuk minyak sereh dapur dan standar sitral .

5 / 10

Tabel 2. Hasil Analisis Kualitatif (Perhitungan Rf ) Senyawa Sitral dari Minyak Sereh Dapur Menggunakan KLT dengan Campuran Eluen Toluena dengan Etil asetat (8 :1) Spot

1 2 TE

Campuran Eluen Toluena: Etil asetat (8:1) I II Pelat 1 Pelat 2 Standar Minyak Sereh Standar Minyak Sereh Rf Warna Rf Warna Rf Warna Rf Warna J J J J 0,75 CM 0,75 CM 0,73 CM 0,73 CM 8

CM = Coklat Merah TE = Tinggi Eluen

8

8,2 Keterangan : J = Jingga

Spot hasil pemisahan pada sampel minyak atsiri sama dengan spot hasil pemisahan pada standar sitral hal ini menunjukkan minyak atsiri yang dihasilkan komponen sitral yang dominan dan hampir

8,2

sama dengan standar sitral. Berikut hasil analisis kualitatif perhitungan Rf dari berbagai campuran eluen.

Tabel 3. Hasil Analisis Kualitatif (Perhitungan Rf ) Senyawa Sitral dari Menggunakan KLT dengan Campuran Eluen Heksana : Isopropanol (19 :1) Campuran Eluen Heksana : Isopropanol (19:1) I II Spot Pelat 1 Pelat 3 Standar Minyak Sereh Standar Rf Warna Rf Warna Rf Warna 1 0,24 CM 0,21 CM 0,24 CM Tabel 4. Hasil Analisis Kualitatif (Perhitungan Rf ) Senyawa Sitral dari Menggunakan KLT dengan Campuran Eluen Heksana : Etanol (85 :15) Campuran Eluen Heksana : Etanol (85:15) I II Spot Pelat 1 Pelat 2 Standar Minyak Sereh Standar Rf Warna Rf Warna Rf Warna 1 0,5 CM 0,5 CM 0,5 CM Keterangan : CM = Coklat Merah Hasil isolasi Sitral dengan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif ( KLTP) Isolasi sitral dilakukan dengan menggunakan KLTP untuk mengambil ekstrak yang terbawa dan tertahan. Spot kedua yang dinyatakan sebagai sitral di kerik dan dilarutkan dengan etanol pekat, untuk memisahkan sitral dari etanol digunakan evaporator. Sitral yang diperoleh dari hasil

Minyak Sereh Dapur

Minyak Sereh Rf Warna 0,24 CM Minyak Sereh Dapur

Minyak Sereh Rf Warna 0,5 CM

isolasi memiliki rendemen sebesar 70% dari hasil isolasi memiliki warna kuning yang lebih pucat dibandingkan dengan warna minyak atsiri seperti yang terlihat pada Gambar 8.

6 / 10

Gambar 8. Isolat Sitral Hasil Identifikasi Senyawa Menggunakan GC-MS

Sitral

Identifikasi kandungan senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri kasar, sitral hasil isolasi dengan KLTP dilakukan dengan menggunakan instrumen GC-MS. Hasil analisis berupa kromatogram ion total yang merupakan hubungan waktu retensi dengan intensitas. Puncak-puncak yang dihasilkan dalam kromatogram ion total

diidentifikasi dengan membandingkan spektrum massa yang diperoleh dengan spektrum massa yang terdapat pada library GC-MS. Kromatogram dari senyawasenyawa yang terkandung dalam minyak atsiri kasar sebelum isolasi masih dapat teridentifikasi dengan GC-MS, hal ini dapat dilihat pada Gambar 9 munculnya puncakpuncak dari senyawa lain selain sitral.

Gambar 9. Kromatogram Minyak atsiri Keterangan: Peak 9 : Z-sitral

Peak 11 : E-sitral

Sedangkan kromatogram ion total pada senyawa sitral hasil isolasi Gambar10

hanya ada puncak Z-sitral (neral) dan E-sitral (Geranial) saja.

7 / 10

Gambar 10. Kromatogram Senyawa Sitral Hasil Isolasi Keterangan: Peak 11 : Z-sitral Peak 14 : E-sitral Senyawa dominan yang terkandung dalam minyak atsiri adalah golongan terpenoid. Terpenoid yang terbanyak pada minyak atsiri adalah golongan monoterpena dan seskuiterpena dengan jumlah C10 dan C15. Kedua jenis terpenoid tersebut memiliki perbedaan dalam hal titik didih sehingga berpengaruh pada waktu retensi yang dihasilkan. Pada sistem kromatografi gas, senyawa yang memiliki titik didih rendah akan keluar terlebih dahulu menuju detektor karena titik didih yang lebih rendah mengakibatkan senyawa lebih mudah menguap sehingga waktu retensinya lebih cepat. Waktu retensi masing-masing senyawa ditentukan oleh titik didih senyawa tersebut. Z-sitral muncul lebih awal pada kromatogram ion total isolat sitral Gambar 7 , diikuti E-sitral. Sitral yang memiliki dua isomer memiliki titik didih sebesar 229 °C, namun waktu retensi Z-sitral lebih kecil dibandingkan E-sitral. Waktu retensi Z-sitral adalah sekitar 12,8 menit, sedangkan E-sitral adalah sekitar 14,61 menit. Perbedaan waktu retensi dari kedua senyawa tersebut dapat

disebabkan interaksi senyawa dengan fase diam yang dalam hal ini adalah kolom yang digunakan pada sistem kromatografi gas. Kolom yang digunakan bersifat nonpolar sehingga senyawa yang bersifat polar yang keluar terlebih dahulu dan yang bersifat lebih nonpolar akan tertahan lebih lama berada dikolom, dengan demikian senyawa Z-sitral (neral) bersifat lebih polar dibandingkan senyawa E –sitral (geranial). Kromatogram yang dihasilkan terbentuk berdasarkan jumlah ion total yang terbentuk dari masing-masing komponen senyawa kimia yang terkandung dalam suatu sampel. Semakin besar persentase suatu komponen dalam sampel tersebut maka puncak yang dihasilkan akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya (Agusta 2000). Spektrum massa hasil analisis merupakan gambaran mengenai jumlah fragmen molekul yang terbentuk dari pecahan suatu komponen kimia yang memiliki berat molekul yang berbeda. Hasil Identifikasi sitral secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan GCMS dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Identifikasi Senyawa Sitral dalam Minyak Atsiri Sereh Dapur, Sitral Hasil Isolasi, dan Standar Sitral Menggunakan GC – MS Rt (Menit) Senyawa

12,815 Z-Sitral 14,613 E-Sitral % Total Senyawa Sitral

Minyak Atsiri Sereh Dapur (%) 34,22 47,69 81,91

Sitral hasil Isolasi (%)

Standar Sitral (%)

36,73 56,12 92,85

34,59 59,73 94,32

8 / 10

Tabel 5 menggambarkan perbedaan jumlah persentase total senyawa sitral yang terkandung dalam minyak atsiri kasar, sitral hasil isolasi, dan standar sitral. Berdasarkan hasil GC-MS pada minyak atsiri sereh dapur % total senyawa sitral sebesar 81,91 % hal ini dapat di diasumsikan bahwa 18,09 % sisanya adalah senyawa selain sitral. Setelah dilakukan isolasi senyawa sitral pada minyak atsiri sereh dapur dengan kromatografi lapis tipis preparatif diperoleh % total senyawa sitral sebesar 92,85 %, atau dapat dikatakan setelah isolasi, kemurnian sitral pada minyak atsiri meningkat dengan kadar 92,85% mendekati kemurnian dari standar sitral. Kesimpulan 1. Mutu minyak atsiri sereh dapur (Cymbopogan citratus) hasil penyulingan sesuai dengan SNI No. 06-3953-1995 tentang persyaratan Mutu Minyak Sereh yaitu memiliki sifat optik inaktif, berat jenis 0,8798, indeks bias 1,4587 dan kelarutan pada alkohol 70% adalah 1: 5. Rendemen minyak 0,36 % dan rendemen isolate sitral 70 %. 2. Hasil isolasi senyawa sitral pada minyak atsiri sereh dapur dengan kromatografi lapis tipis preparatif diuji secara kualitatif dan kuantitatif dengan GC-MS diperoleh isolat yang mengandung senyawa sitral dengan kadar kemurnian atau persen total 92,85 % yang terdiri dari komponen Zsitral (neral) dan E-sitral (geranial). Saran Mengingat senyawa sitral kaya akan manfaat diantaranya antibakteri, antijamur, antiprotozoa Leishmania, analgesik, antiinflamasi, obat penenang, dan juga dapat mengobati sariawan (Carbajal et al. 1989) maka dari itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut khasiat senyawa sitral misalnya untuk antibakteri. Analisis senyawa sitral dari sereh dapur dengan verietas yang lain dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah minyak sereh dapur yang kaya akan manfaat.

DAFTAR PUSTAKA Adnan, M, 1997. Teknik Kromatografi Untuk Analisis Bahan Makanan. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Agusta A. 2000. Minyak atsiri tumbuhan tropika indonesia. Bandung: ITB Press. Astuti Erna, 2012. Pemisahan Sitral Dari Minyak Atsiri Serai Dapur (Cymbopogon citrates) Sebagai Pelangsing Aromaterapi.Bogor : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Carbajal D, Casaco A, Arruzazabala L,Gonzalez, Tolon Z 1989. Pharmacological study of Cymbopogon citratus leaves. JEthnopharmacol 25(1):103-107. Ella Maria Ulfa, Sumiartha, Ketut, 2013. Uji Efektivitas Konsentrasi Minyak Atsiri Sereh Dapur (Cymbogon Citratus (DC) Stapf) Terhadap Pertumbuhan Jamur Apergillus sp Secara In Vitro. Bali : EJurnal Agroekoteknologi Tropik, Vol. 2 No.1 2301-6516. Ghunter Ernest, 1949. The Essensial of Oil. Volume I. Van Nostrand Reinhold Company. Ghunter Ernest, 1950. Minyak Atsiri Jilid 4. Terjemahan Ketaren S. Jakarta: UI Press Hal 20-64. Machado M, Pires P, Dinis AM, Santos-Rosa M, Alves V, Salgueiro L, Cavaleiro C,Sousa MC. 2012. Monoterpenic aldehydesas potential anti-Leishmania agents:Activity of Cymbopogon citratusand citral on L. infantum, L. tropica and L.Major. Coimbra. Experimental Parasitology 130:223-231. Ma’mun dan Nurdjanah, N. 1993. Pengaruh Perajangan dan Lama Pelayuan terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Sereh Dapur (Cymbopogon citrates Stapf.): Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. H: 42 – 45. Mustikowati, 2013. Transformasi Sitronelal Menjadi Sitronelol Dengan

9 / 10

Menggunakan Reduktor NaBH4 dan Hidrogenasi Terkatalis Ni/ZeolitBeta. [Skripsi]: Universitas Negeri Semarang. Prawoto Agung, 2000. Studi Pendahuluan Isolasi Senyawa Sitral dari Minyak Serai Dapur Menggunakan Metode Kromatografi Kolom. Purba Citra Y, 2011. Bioaktivitas Ekstrak Kayu Teras Suren (Toona Sinensis Roemor) dan Profil Kromatografi Lapis Tipis Fraksi Aktifnya. Bogor : Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Riyanto, 2014. Minyak Atsiri Sebagai Bahan Aktif Konservasi Benda Cagar Budaya. Magelang. Jurnal Konservasi Cagar Budaya, Vol. 8 No. 2 ISSN 1978-8584. Rusman, 2005. Modul Kromatografi. Bogor : Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor Shaer Mahmoud AL, 2006. Reversed-Phase HPLC Determination of Citral in Locally Grown Lemon Grass Harvested at Different Season. [Tesis]. New York : Department of Chemicals East Tennesse State University. Sukarsono, Iman Dahroni, Dwi Heru Sucahyo, 2003. Kajian Pemisahan Komponen-Komponen dari Minyak Cengkeh. Yogyakarta: Puslitbang Teknologi Maju BATAN. ISSN 02163128.

10 / 10

Tanaman Sereh Dapur Penyulingan Minyak Atsiri Sereh Dapur

Analisis Fisika    

Berat Jenis Indeks Bias Putaran Optik Uji Kelarutan alkohol

 Rendemen Minyak

 Penentuan Campuran Eluen Terbaik dengan KLT  Isolasi Senyawa Sitral dengan KLTP  Identifikasi Senyawa Sitral secara Kualitatif dan Kuantitatif dengan GC-MS

11 / 10