ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume I, No. 1, September 2014, h. 24-31
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET SEPEDA MOTOR (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT MEGA FINANCE CABANG PALEMBANG) Oleh : Endang, S.E.,M.M Dosen STIE Rahmaniyah Sekayu Abstrak The objective of this research is to determine the factors that cause bad credit at PT Mega Finance Palembang branch and the efforts that are taken in dealing non-performing loans. The result obtained through the discussion of the research literature and field (observation and interview), while the technique of primary and secondary data analysis by using qualitative method that is based on the list trouble loans in 2011 to 2013. It can be concluded that the cause of bad credit because of internal factors namely officers were less vigilant in legalizing loans and external factors due to poor consumer behavior. The efforts are provide training to the credit officer, the application procedure NPP checking post, reevaluate loans disbursed. Key words : bad credit I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kebutuhan manusia akan alat trasportasi
merupakan hal penting yang harus tersedia atau dimiliki.
Seiring
berjalannya
waktu,dahulu
manusia mengandalkan tenaga hewan sebagai alat transportasi, tetapi sekarang manusia telah dapat
Sumber: PT. Mega Finance Cabang Palembang
menggunakan alat bermesin atau kendaraan
Gambar 1 Tingkat Penjualan Motor di Indonesia
bermotor sebagai alat transportasi.Saat ini jenis
Tahun 2002-2012
kendaraan bermotor yang banyak digunakan
Pada gambar 1 diatas bahwa penjulan
adalah mobil dan motor. Tetapi motor lebih
sepeda motor mengalami fluktuasi peningkatan
banyak dipilih karena selain harganya yang lebih
yang cukup pesat dalam sepuluh tahun terakhir,
murah dan terjangkau, kendaraan ini juga tidak
namun peningkatan kebutuhan pembelian sepeda
terkena dampak serius dari kemacetan lalu lintas
motor tersebut tidak disertai dengan peningkatan
sehingga
pendapatan ekonomi masyarakat di Indonesia.
sepeda
masyarakat motor
beralih
karena
lebih
menggunakan efisien
waktu
Sehingga hal tersebut menyebabkan munculnya
tempuhnya. Berikut data penjualan sepeda motor
banyak perusahaan pembiayaan yang memberikan
dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2012 :
solusi bagi masyarakat menengah kebawah yang membutuhkan
bantuan
dalam
pembiayaan
Tabel 1. Tingkat Penjualan Motor di Indonesia
pengadaan barang, melalui pembelian secara
Tahun 2002-2012
angsuran.Berdasarkan wawancara awal dan data
Tahun
Honda
Yamaha
Suzuki
Kawasaki
Others
Total
2002
1.437.068
351.855
440.579
43.865
14.097
2.287.464
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1.576.694 2.035.711 2.648.186 2.340.168 2.141.015 2.874.576 2.701.278 2.701.278 4.273.888 4.088.888
568.159 874.388 1.224.595 1.458.561 1.833.506 2.465.546 2.650.992 3.326.380 3.136.073 2.423.854
583.944 844.232 1.091.962 568.041 637.031 793.758 438.129 525.987 493.095 418.940
60.732 105.057 74.128 33.686 38.134 44.690 58.150 83.248 95.108 123.431
20.655 28.287 35.329 26.379 38.577 37.295 3.413 21.325 14.376 9.344
2.810.184 3.887.675 5.074.200 4.426.835 4.688.263 6.215.865 5.851.962 7.372.989 8.012.540 7.064.457
Sumber: PT. Mega Finance Cabang Palembang Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, September 2014, h. 24-31
perusahaan bahwa penjualan yang dilakukan secara kredit hampir 70% dan sisanya 30% adalah penjualan tunai. Pengertian
perusahaan
pembiayaan
konsumen menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 dalam pasal 1 huruf (b) 24
dikatakan
bahwa
Perusahaan
Pembiayaan
2)
Data
Konsumen (Consumer Finance) adalah badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang melakukan kegiatan yang termasuk
dalam
bidang
usaha
lembaga
pembiayaan. PT Mega Finance Cabang Palembang merupakan salah satu perusahaan pembiayaan
Kredit
Macet
Untuk
Produk
MotorBekas (Used Motorcycle) Overdue
TAHUN 2012
2011
2013
%
Rp
%
Rp
%
Rp
Lancar
89,82%
6.156.622.080
90,12%
8.030.340.864
91,53%
11.826.173.923
1-30 Hari
5,31%
363.968.640
5,31%
473.159.232
4,21%
543.954.902
31-90 Hari
2,86%
196.035.840
2,44%
217.421.568
2,34%
302.340.730
>90 Hari
2,01%
137.773.440
2,13%
189.798.336
1,92%
248.074.445
Total
100,00%
6.854.400.000
100,00%
8.910.720.000
100,00%
12.920.544.000
Sumber: Laporan Keuangan PT. Mega Finance Cabang Palembang (diolah)
sepeda motor menawarkan tiga jenis produk
Berdasarkan data-data kredit bermasalah di
pembiayaan dengan rate yang kompetitif dan
atas,dapat disimpulkan bahwa tingkat kredit
proses akseptasi yang cepat serta pelayanan purna
bermasalah
jual yang baik, yaitu: pembiayaan sepeda motor
sepeda motor cukup tinggi, yaitu ± 2% setiap
baru, Pembiayaan sepeda motor bekas/Used
tahunnya. Oleh karena itulah, penulis tertarik
Motorcycle
Non
untuk mengevaluasi faktor-faktor penyebab kredit
Refinancing), Pembiayaan elektronik (barang-
sepeda motor yang macet pada PT. Mega Finance
barang elektronik)
Cabang Palembang.
(Refinancing
maupun
(NPL) pada kredit pembiayaan
Dalam melakukan pengelolaan kreditnya, PT Mega Finance menghadapi berbagai masalah,
1.2 PERMASALAHAN
antara lain disebabkan karena kelemahan dari sisi
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut
manajemenPT Mega Finance dan dari sisi debitur.
diatas, maka masalah yang akan dibahas adalah
Hal inilah yang menyebabkan PT Mega Finance
“Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
Cabang
kredit pembiayaan sepeda motor di PT. Mega
Palembang
harus
menghadapi
permasalahan utama dalam pengelolaan kredit
Finance Cabang Palembang bermasalah”?
yaitu kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).
Berikut data kredit bermasalah (NPL)
pada PT Mega Finance Cabang Palembang dalam
1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah faktorfaktor penyebab kredit bermasalah pada PT. Mega
tiga tahun terakhir:
Finance Cabang Palembang, serta tindakanTabel 2 Data Perkembangan Kredit
tindakan yang diambil Mega Finance dalam
Pembiayaan Sepeda Motor PT. Mega
menangani kredit bermasalah.
Finance Cabang Palembang Tahun 2011, 2012 dan 2013
1.4 MANFAAT PENELITIAN Hasil
1)
Data Kredit Macet Untuk Produk Motor Baru
Overdue Lancar 1-30 Hari 31-90 Hari >90 Hari Total
% 93,15% 4,62% 0,26% 1,97% 100,00%
Rp 29.838.973.307 1.479.936.196 83.286.453 631.055.045 32.033.251.000
% 92,33% 4,72% 0,46% 2,49% 100,00%
Rp 35.811.328.929 1.830.710.198 178.416.672 965.777.202 38.786.233.000
ini
diharapkan
dapat
memberikan manafaat bagi pihak manajemen perusahaan agar melakukan pengawasan yang
TAHUN 2012
2011
penelitian
2013 % 93,42% 3,99% 0,51% 2,08% 100,00%
Rp 41.050.205.352 1.753.268.244 224.101.956 913.984.448 43.941.560.000
lebih ketat dalam penyaluran kredit untuk mencegah adanya kredit bermasalah.
Sumber : Laporan Keuangan PT. Mega Finance Cabang Palembang, (diolah)
Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, September 2014, h. 24-31
25
II.
LANDASAN TEORI
Salah satu jenis kredit yang diberikan oleh
2.1
Kredit
Bank Umum (commercial bank), yaitu Kredit Rekening Koran (R/K).Dalam kredit
2.1.1 Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani
R/K, perjanjian kredit ditandatangani dan
yaitu “credere” atau “credo”, dan bahasa Latin
syarat-syarat kredit telah terpenuhi, maka
yaitu “creditum” yang berarti kepercayaan atau
pada saat itu telah beredar uang giral baru
truth atau faith
dimasyarakat sejumlah kredit R/K tersebut.
Menurut
Suyatno
Thomas
(2007:13)
4)
Kredit sebagai alat pengendalian harga
Kredit ialah penyediaan uang, atau tagihan-
Adanya perluasan jumlah uang yang beredar
tagihan yang dapat disamakan dengan itu
pada
berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara
mempermudah pemberian kredit perbankan
bank dan lain pihak dalam hal, pihak peminjam
kepada masyarakat.
berkewajiban untuk mengembalikan sejumlah
Kredit
masyarakat,
dapat
tujuannya
untuk
mengaktifkan
dan
uang yang dipinjam beserta bunganya sesuai
meningkatkan manfaat /faedah/ kegunaan potensi-
dengan kesepakatan.
potensi ekonomi yang ada.
2.1.2 Unsur-unsur Kredit
2.1.4 Prinsip-prinsip
Adapun
unsur-unsur
kredit
yang
Dalam
Pemberian
Kredit
terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan
menurut Kasmir (2003:103), adalah Kepercayaan;
maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang
Kesepakatan; Jangka Waktu; Resiko; Balas Jasa.
diberikan benar-benar akan kembali. Menurut Mahmoeddin (2004:124) bahwa prinsip 5C tersebut,
2.1.3 Fungsi Kredit Fungsi
umum
Character
(watak
/kepribadian); Capacity (kemampuan); Capital
pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan
(modal/dana); Collateral (jaminan); Conditions of
masyarakat (to serve the society) dalam rangka
economy (kondisi perekonomian).
dan
secara
atas:
adalah
mendorong
kredit
terdiri
melancarkan
perdagangan,
produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang kesemuanya itu pada akhirnya ditujukan untuk menaikan taraf hidup rakyat banyak. Firdaus
dan
Ariyanti
III.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada PT Mega
Finance Cabang Palembang, yang beralamat di Jl. (2009:5)
Basuki Rachmat No.5 Bukit Lama Ilir Barat I
menjabarkan fungsi-fungsi kreditadalah :
palembang.Ruang lingkup penelitian dibatasi
1)
Kredit dapat memajukan arus tukar menukar
pada hal-hal mengenai faktor-faktor penyebab
barang-barang dan jasa-jasa
kredit macet sepeda motor pada PT Mega Finance
Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran
Cabang Palembang.Metode Pengumpulan data
yang idle, sehingga dapat dikelola lebih
primer dan data sekunder dengan cara peneletian
efektif.
kepustakaan
Kredit dapat menciptakan alat pembayaran
wawancara), sedangkan teknik analisis data
baru
dengan menggunakan metode kualitatif yaitu
2)
3)
dengan Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, September 2014, h. 24-31
dan
cara
lapangan
mencatat,
(observasi
dan
menuturkan, 26
mengklasifikasikan, dan menganalisis data serta
b.
Analisis Modal (Capital)
informasi yang ada mengenai kenyataan yang
Modal yang dimaksud dalam hal ini adalah
terjadi di perusahaan (objek yang diteliti),
jumlah uang muka (Down Payment/DP) yang
kemudian data yang ada diolah menggunakan
dibayarkan
teori-teori yang relevan dengan permasalahan
pembiayaan.Analisis
yang ada. Selanjutnya ditarik kesimpulan.
bertujuan untuk memberikan keamanan kepada
pada
saat
pengajuan
terhadap
capital
ini
PT Mega Finance bahwa calon konsumen IV.
PEMBAHASAN
4.1
Analisa
memiliki modal sendiri yang kuat.
Faktor
Penyebab
Bank Indonesia
Kredit
(BI)
telah
mengatur
Bermasalah/ Macet
besaran Loan To Value (LTV) atau Down
Kredit pembiayaan sepeda motor yang
Payment
bermasalah di PT.
Mega
Finance
(DP)
Kredit
Kendaraan
Bermotor
Cabang
(KKB). Berdasarkan Ketentuan dalam Surat
Palembang dapat disebabkan oleh beberapa hal
Edaran BI No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret
berikut ini:
2012.Perusahaan Pembiayaan wajib menerapkan ketentuan
4.1.1 Dari sisi intern PT. Mega Finance
Kesalahan
Acquisition
Supervisor
tersebut, ditetapkan Down Payment (DP) bagi
harga
Analisis ini menilaimengenai character
meminimalisir
atau moralcalon debitur dan menilai apakah
memahami
kewajibannya tentang
jual
motor.
Peraturan
tingginya
ini
tingkat
dapat kredit
bermasalah di PT Mega Finance.
calon debitur tersebut mempunyai kemauan melunasi
perjanjian
pembiayaan konsumen dalam jangka waktu
Analisis Watak (Character)
untuk
dalam
KKB untuk roda dua minimal sebesar 25% dari
(ASV) Dalam Penilaian 5C a.
muka
paling lama 3 (tiga) bulan.Dalam kententuan
Cabang Palembang 1)
uang
Permasalahan yang ditemukan di lapangan
serta
bahwa PT Mega Finance dan dealer bekerjasama
keadaan
untuk memberikan subsidi uang muka kepada
keluarganya.Pejabat pemrakarsa (dalam hal
konsumen
untuk
ini ASV) seringkali kurang memperhatikan
akibatnya
besaran
riwayat dari calon debitur/calon konsumen
dibayarkan bisa diturunkan.Sehingga konsumen
tersebut. Apabila calon konsumen tersebut
yang tidak layak untuk menerima kredit malah
adalah konsumen lama, maka seharusnya
mendapatkan kredit.
diperhatikan database,
peformance sedangkan
kredit
melalui
apabila
calon
c.
konsumen baru maka perusahaan melakukan analisis
melalui
pembayaran rekening dibayarkan
pengecekan
konsumen
listrik,
tersebut
telepon
konsumen
mendongkrak uang
muka
penjualan, yang
harus
Analisis Condition Analisis
conditionini
untuk
menilai
catatan
mengenai kondisi pekerjaaan dan profesi usaha
seperti
calon konsumen. Hasil ini sangat tergantung pada
yang
harus
survey
yang
tersebut
setiap
surveyor.Kegiatan
dilakukan survey
CMO
dianggap
atau sebagai
bulannya unutk mengetahui apakah karakter
formalitas saja, bahkan membantu konsumen
konsumen tersebut merupakan karakter yang
memanipulasi data untuk meloloskan kredit bagi
suka menunggak atau tidak. Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, September 2014, h. 24-31
27
konsumen agar mereka bisa mencapai target
terdapat Account Collection Officer (ACO) yang
penjualan setiap bulannya.
meminta nasabah untuk menandatangani form
Perusahaan sebenarnya memiliki andil besar
Post NPP Checking ini pada saat survey bahkan
sampai CMO melakukan manipulasi data calon
sebelum sepeda motor yang dipesan datang. Hal
konsumen untuk mencapai target penjualan,
ini tentunya menyalahi prosedur penyaluran kredit
penulis mengatakan demikian karena adanya
yang berlaku di PT Mega Finance karena tujuan
target penjualan yang cukup tinggi yang harus
dari dilakukannya Post NPP Checking ini adalah
dicapai
aplikasi
untuk memvalidasi ulang data konsumen serta
penjualan kredit yang di-approve oleh Branch
mengidentifikasi apabila terjadi penyimpangan
Manager sehingga para CMO berlomba-lomba
dalam penyaluran
untuk mencapai target penjualannya. Selain itu,
tersebut
adanya reward dan insentif perbulan semakin
penanganannya secara dini.
membuat para CMO termotivasi untuk melakukan
Berdasarkan
setiap
manipualsi
bulannya
sehingga
kepada
dapat
konsumen
diambil
penilaian
langkah
penulis,
CMO
dapat
tempat konsumen, karena sudah dilakukan pada
mencapai target maka akan dikenakan sanksi
saat survey.Proses Post NPP Checking hanya
sanksi berupa Surat Peringatan I (SP I) apabila
prasyarat saja belaka.
apabila
mencapai
kredit
malas dalam melakukan kunjungan kembali ke
itu,
guna
25
target.
Disamping
data
yaitu
CMO
tidak
selama tiga bulan tidak bisa mencapai target penjualan. PT Mega Finance Cabang Palembang menerapkan
kebijaka
dengan
4.1.2 Dari
mensyaratkan
Sisi
Ekstern
PT.
Mega
Finance/Konsumen
bahwa angsuran kredit bulan kesatu sampai
Tingginya kasus kredit bermasalah yang
dengan bulan keenam merupakan tanggung jawab
terjadi
pada
PT.
Mega
Finance
Cabang
dari CMO. Apabila angsuran tersebut tidak
Palembang selain dipengaruhi juga oleh faktor-
terpenuhi maka grade insentif CMO tersebut akan
faktor ekstern yaitu dari debitur dan dealer yang
turun dan menjadi beban pengurang insentif yang
menjadi partner bisnis Mega, yang mempengaruhi
akan diterima CMO.
tingginya tingkat kredit macet pada PT Mega Finance Cabang Palembang :
2)
Kelemahan
Dalam Pembinaan
Dan
1)
Pengawasan Kredit Dalam
proses
Debitur
Seringkali
Menunggak
(Overdue) dan Sulit Ditemui kreditnya,
Dalam kasus ini, kredit macet atau
penulis menilai bahwa PT. Mega Finance Cabang
bermasalah disebabkan oleh pribadi (karakter)
Palembang
dari konsumen yang kurang memiliki kesadaran
ini
pengelolaan
kurang
maksimal
dalam
melakukan upaya pembinaan dan pengawasan
akan
kreditnya. Sebenarnya pada SOP penyaluran
angsuran setiap bulannya serta sulitnya untuk
kredit yang diterapkan pada PT Mega Finance
ditemui oleh petugas Account Collection Officer
Cabang Palembang terdapat proses pengawasan
(ACO) Oleh sebab itu perlu pembinaan terhadap
kredit setelah kredit tersebut disalurkan, yaitu post
kredit dapat dilaksanakan oleh PT Mega Finance
NPP checking. Post NPP Checking ini seharusnya
dengan dua cara, yaitu:
dilakukan minimal 14 hari sebelum jatuh tempo
a.
dan maksimal 1 hari sebelum jatuh tempo. Namun Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, September 2014, h. 24-31
tanggung
jawabnya
untuk
membayar
Pembinaan secara administratif (offsite), Petugas
collection
mengingatkan 28
konsumennya
b.
dengan
caramengirimkan
perjanjian
yang
menyatakan
melakukan
konsumen
restrukturisasi kredit (perpanjangan tenor kredit).
belum
melakukan
atau
akan
pesan singkat (sms) atau desk call kepada yang
pembayaran
bahwa
melakukan
pembayaran.
Jika tidak ada itikad lain maka pihak perusahaan
Pembinaan lapangan (onsite) yaitu dilakukan
dapat melakukan tarik barang atau reposses.
dengan melakukan kunjungan ke tempat tinggal konsumen secara langsung, baik
4)
Banyak Dealer Yang Memaksa CMO
konsumen yang rutin melakukan angsuran
(Surveyor) Untuk “No Reject”
maupun yang menunggak pembayaran.
Tingginya perusahaan
tingkat
dengan
dealer
ketergantungan mengakibatkan
kebanyakan dealer meminta kepada CMO yang 2)
Unit Sepeda Motor Yang Dikredit Dipindahtangankan
menolak atau “no reject”. Hal ini tentu menyalahi
Dalam surat pernyataan paham kredit yang ditandatangani calon konsumen PT Mega Finance pada saat permohonan pengajuan kredit, telah dijelaskan mengenai larangan-larangan yang tidak boleh
dilakukan
berlangsung,
selama
salah
satu
bertugas di dealer tersebut untuk tidak boleh
proses
kredit
diantaranya
adalah
larangan untuk memindahtangankan (menggadai maupun menjual) unit yang dikredit kepada pihak lain selain pemohon kredit. Untuk meminimalisir hal tersebut, penulis menyarakan agar petugas kredit harus melakukan kunjungan kembali ke tempat tinggal maupun tempat usaha calon konsumen untuk melakukan Post NPP Checking.
prosedur penyaluran kredit yang dimiliki oleh perusahaan karena kredit-kredit yang tidak layak tidak boleh dicairkan.Kebanyakan dealer tidak mau tahu saat diberi pengertian bahwa kredit tidak bisa dicairkan karena mereka khawatir konsumen tersebut tidak jadi untuk melakukan pembelian di dealer mereka. Bahkan apabila sampai ada CMO yang menolak pengajuan kredit tersebut, maka seringkali CMO atau surveyor tersebut dianggap tidak dapat menjalin kerjasama yang baik dengan dealer dan akan disisihkan di dealer alias tidak dapat aplikasi pengajuan kredit lagi, atau jadi second surveyor yang artinya akan mendapatkan aplikasi “sisa” yang sudah ditolak
3)
Kemampuan Konsumen Konsumen
Ekonomi
(Capacity)
Menurun
Sehingga
Tidak
Mampu
Untuk
Membayar Angsuran Penurunan konsumen
ini
kemampuan disebabkan
banyak
faktor
(PHK), kebangkrutan atau hal lain yang tidak dapat dihindari. PT Mega Finance telah memiliki prosedur untuk menangani hal ini, yaitu dengan melakukan kunjungan ke tempat tinggal maupun konsumen.Selanjutnya,
V.
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
ekonomi
diantaranya karena pemutusan hubungan kerja
usaha
lembaga pembiayaan lain.
konsumen
bermasalah tersebut diminta membuat surat Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, September 2014, h. 24-31
Berikut
beberapa
faktor
yang
menyebabkan kredit bermasalah di PT Mega Finance Cabang Palembang, dapat disimpulkan bahwa : 1.
Kesalahan yang terjadi dalam penilaian awal 5C oleh Acquisition Supervisor (ASV) seperti kurangnya kecakapan dalam menilai karakter
calon
memperhatikan
konsumen, riwayat
kredit
kurang nasabah 29
sebelumnya,
dalam
bahwa petugas kredit tersebut mengelola
menganalisis kemampuan nasabah dalam
kredit sesuai dengan prosedur yang dimiliki
mengangsur kreditnya, Penyimpangan yang
PT. Mega Finance Cabang Palembang,
dilakukan petugas kredit dalam melakukan
sehingga
prosedur Post NPP Checking,Penyimpangan
kreditpun bisa tercapai.
dalam
kurang
besaran
2.
setiap
tahapan
ketergantungan
pada
karyawan yang lalai maupun tidak mentaati
perusahaan dealer yang berdampak pada
prosedur terutama jika terbukti melakukan
meningkatnya penjualan tidak diikuti oleh
fraud,misalnya dengan tidak memberikan
kemampuan membayar angsuran, sehingga
insentif sama sekali selama beberapa bulan,
menimulkan kredit macet atau bermaslah.
tidak
Kebijakan yang dilakukan oleh PT Mega
mendapatkan promosi jabatan, pemberian
Finance
surat
Cabang
Palembang
untuk
3.
dari
harus
serta
25%
tujuan
yang
dibayarkan
DP
teliti
Berikan sanksi yang sesuai jika ada staf atau
memberikan
peringatan
meminimalisir kredit bermasalah tersebut
pemecatan.
adalah mengunjungi kembali konsumen
karyawan
untuk mengetahui keadaan usaha konsumen
kembali.
kesempatan
atau
Sehingga jera
untuk
bahkan membuat
untuk
dengan para
mengulanginya
dan penerapanprosedur Post NPP Checking, disamping itu evaluasi juga dilakukan bagi petugas kredit. 5.2
Saran Agar pengelolaan kredit lebih baik dimasa
mendatang, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1.
Pihak PT. Mega Finance Cabang Palembang sebaiknya
lebih
persyaratan
memperketat
kredit,
dokumen
tujuannya
untuk
melakukan penilaian atas kelayakan kredit yang diberikan dan penyelesaian kredit apabila sampai terjadi kredit bermasalah. 2.
Pihak PT. Mega Finance Cabang Palembang sebaiknya
melakukan
pelatihan
memadai
mengenai
proses
yang bisnis
perusahaan, pelayanan yang berkualitas, teknik negosiasi dengan konsumen dan sebagainya. Sehingga karyawan dapat lebih paham
dan
cekatan
dalam
melakukan
penilaian pemberian kredit. Juga melakukan pengawasaan pada petugasn pengelolaan kredit. Hal ini dilakukan untuk memastikan Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, September 2014, h. 24-31
30
DAFTAR PUSTAKA
Bank
Indonesia.2001.
Pedoman
Akuntansi
Aryani,
Farida,
2009.
Analisis
Perbankan
Indonesia
(PAPI).
pemberian kredit usaha kecil dan
Direktorat Penelitian dan Pengaturan
menengah pada PT. Bank Negara
Perbankan Indonesia, Jakarta.
Indonesi
Comittee of Sponsoring Organizations of the
Wilayah
Treadway Comision: Internal Control-
Ekonomi
Integrated Framework (1992)
Palembang.
(Persero) 03
Tbk
Palembang,
Universitas
prosedur
Kantor Fakultas Sriwijaya,
Firdaus, Ariyanti, 2009. Manajemen Perkreditan Bank
Umum:
Kebijakan
dan
Teori,
Masalah,
Applikasi
Lengkap
dengan Analisis Kredit. Bandung : Alfabeta. Ikatan
Akuntan
Indonesia,
2001.Standar
Profesional Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat. Kasmir, 2003. Manajemen Perbankan : Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta. Niswonger, Warren, Reeve, Fees, 2000. PrinsipPrinsip
Akuntansi,
Edisi
19,
Penerjemah: Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Jilid I. Jakarta: Erlanggaa. Mahmoedin,
As,
2004.
Melacak
Kredit
Bermasalah, Jakarta. Suyatno,
Thomas,
2007.
Dasar-Dasar
Perkreditan, Edisi Keempat, Cetakan Kesebelas, PT.
Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/ KMK. 013/ 1988 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2009
Tentang
Lembaga
Pembiayan (Pasal 1 Angka 7) Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pasal 21 ayat 11 Tentang Perbankan
Jurnal ASCY, Volume I, No. 1, September 2014, h. 24-31
31