IV. MATERI AJAR BERBASIS RISET A. JENIS IKAN

Download Ikan pari tergolong dalam subclass Elasmobranchii dengan ciri-ciri: badan kuat, ... Klasifikasi ikan pari menurut Saanin (1968), adalah seb...

0 downloads 286 Views 4MB Size
LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011

IV. MATERI AJAR BERBASIS RISET A. Jenis Ikan Berpotensi Kulit Tersamak a. Jenis Ikan Potensial a. Ikan Pari (Dasyatis sp). Ikan pari tergolong dalam subclass Elasmobranchii dengan ciri-ciri: badan kuat, perut rata dengan dada, celah insang terletak di bagian perut tepatnya di bawah perut, spiracle terletak dalam bagian punggung, sirip dada melebar bersambungan dengan kepalanya sehingga berbetuk segitiga dan tampaknya seperti kelelawar, ekor mudah di bengkokkan, panjang, bergerigi dan menipis seperti cemeti (Wiwent 1979). Klasifikasi ikan pari menurut Saanin (1968), adalah sebagai berikut. Phylum

: Chordata

Subphylum

: Vertebrata

Class

: Pisces

Subclass

: Elasmobranchii

Ordo

: Batoidei

Family

: Trygonidae

Genus

: Dasyatis

Species

: Dasyatis sp.

Ikan pari banyak jenisnya, beberapa jenis yang terdapat di perairan Indonesia adalah: pari torpedo, pari kelapa, pari duri, pari hidung sapi, pari kupu, pari macan, pari sengat dan pari bidadari (Agustine dan Dewi 1990). Ikan pari dalam perdagangan dikenal dengan nama Stingrays (Sahubawa dan Untari, 2009). Menurut Pauly dan Martosubroto (1996) serta Budihardjo, dkk (1992), ikan pari termasuk dalam spesies Dasyatis sp. Ikan pari dikategorikan sebagai ikan yang bernilai ekonomis rendah karena nilai manfaatnya rendah akibat daging yang berbau fesing (urea). Pemanfaatannya selama ini belum dilakukan secara maksimal sehingga nilai tambahnya (value-added) sangat kecil (Djamal dan Junus 1991). Namun demkian, dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks), kulit ikan pari jenis kulit ikan lainnya dapat diolah menjadi kulit tersamak sebagai bahan baku produk kulit komersial dengan perminaan pasar lokal, nasional, dan ekspor yang semakin meningkat (Sahubawa dan Untari, 2009). Prodi Teknologi Hasil Perikanan

Page 11

Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM

LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011

Ikan pari mempunyai kulit dengan rajah yang spesifik dan sangat indah pada bagian punggungnya karena ditaburi dengan manik-manik serta tonjolan menyerupai mutiara pada bagian tengah punggung (Gambar 4-1 & 4-2), yang tidak terdapat pada jenis ikan lainnya (Untari 1997). Manik-manik dan mutiara kulit inilah yang menjadikan produk dan eksesoris kulit pari bernilai tambah sangat besar dan diminati konsumen, terutama konsumen mancanegara dan para kolektor produk kulit.

Selain memiliki

manik-manik dan mutiara, kulit pari termasuk salah satu jenis kulit nonkonpensional yan sangat kuat dibandingkan jenis kulit konvensional (sapi, kerbau, kambing, domba, kuda, dan lain-lain), sehingga cocok diolah menjadi produk kulit komersial dengan harga yang sangat pantastik (Sahubawa, dkk., 2010).

Keterangan gambar: 1. Tonjolan seperti mutiara 2. Organon visus

3. Dorsal 4. Pinnae ventralis

5. Pinnae caudalis 6. Caudal

Gambar 4-1. Struktur dan morfologi ikan pari

Prodi Teknologi Hasil Perikanan

Page 12

Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM

LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011

Gambar 4-2. Ikan pari yang diambil kulit punggungnya (a), serta kulit punggung pari yang memiliki manik-manik dan mutiara (Sumber: Sahubawa, 2007).

b. Bawal Sabit/Hitam Ikan bawal sabit atau sering disebut ikan bawal hitam karena kulitnya yang berwarna hitam pekat (Gambar 4-3) adalah satu jenis ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Ikan bawal sabit banyak digemari oleh konsumen mancanegara karena dagingnya yang empuk dan dengan citarasa yang sangat tinggi (rasanya sangat enak dengan bau yang merangsang napsu makan karena memiliki lemak yang cukup banya di bawah jaringan kulit). Hidupnya kebanyakan di perairan kaut dalam debgan bentuk bergeromol kecil. Ikan bawal yang digunakan kulitnya sebagai kulit tersamak untuk bahan baku produk kulit merupakan jenis ikan hasil sampingan penangkapan di kapal tuna long-line. Meskipun termasuk hasil sampingan penangkapan, tetapi sangat diminati oleh konsumen, teruma di restoran berkelas dan hotel berbintang. Dengan permintaan yang semakin tinggi, jenis ikan ini menjadi sasaran utama ABK tuna long-line untuk dijual ke restoran dan hotel dengan harga yang pantastik (Rp 50.000/kg). Selain tertangkap sebagai hasil sampingan kapal tuna long-line, juga tertangkap dengan jaring insang hanyut (drift gil-nett) dan purse-seine.

Prodi Teknologi Hasil Perikanan

Page 13

Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM

LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011

Gambar 4-3. Jenis ikan bawal sabit/hitan dan kulit tersamak

a. Ikan Nila Merah Ikan nila merah (Nila Gift) adalah jenis ikan air tawar potensial ekonomis penting, bentuk badan pipih memanjang, badannya lebar, mata kelihatan menonjol dan bagian tepi pupil mata berwarna putih, serta berukuran relatif lebih besar dibandingkan ikan nila hitam (Rochdianto, 1991). Ikan nila merah berwarna kemerah-merahan atau kuning keemasan dan keputih-putihan. Pada bagian badan dan ekor terdapat garis-garis horisontal sepanjang gurat sisik, sedangkan pada sirip punggung dan sirip dubur terdapat garis-garis memanjang (Arsyad dan Hadirini, 1991). Jenis sisik yang dimiliki adalah cyloid serta garis lateralis (gurat sisi di tengah tubuh) terputus dan dilanjutkan dengan garis yang terletak lebih di bawah gurat sisi (Susanto, 1987). Keunggulan ikan nila merah adalah memiliki warna dan motif kulit yang menarik serta dagingnya enak dengan duri yang sedikit. Pertumbuhan ikan nila juga relatif cepat, mudah dikembangbiakan, daya kelangsungan hidupnya tinggi serta rakus terhadap makanan sehingga tidak sulit dalam pemeliharaannya (Arsyad dan Hadirini, 1991). Karakteristik bentuk tubuh ikan nila merah dapat dilihat pada Gambar 4-4. Menurut Susanto (1987), klasifikasi ikan nila merah adalah sebagai berikut. Phylum

: Chordata

Class

: Osteichtyes

Subclass

: Acanthopterigii

Ordo

: Percomorphi

Sub Ordo

: Percoidea

Family

: Cichlidae

Genus

: Oreochromis

Species

: Oreochromis sp.

Prodi Teknologi Hasil Perikanan

Page 14

Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM

LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011

Gambar 4-4. Ikan nila merah (Nila Gift)

c. Ikan Nila Hitam Ikan nila hitam adalah jenis ikan air tawar kelompok konsumsi ekonomis penting. Ikan nila berukuran sedang, panjang total dapat mencapai 30 cm, sirip punggung (dorsal fin): 16-18 duri tajam dan 12-13 duri lunak; sirip dubur (anal): 3 duri tajam dan 9-11 duri lunak (Anonim, 2008a) (Gambar 4-5). Berikut klasifikasi ikan nila (Anonim, 2008a). Kerajaan

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Famili

: Cichlidae

Genus

: Oreochromis

Spesies

: Oreochromis niloticus

Gambar 4-6. Oreochromis niloticus Linnaeus, 1758 (FAO, 2008)

Prodi Teknologi Hasil Perikanan

Page 15

Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM

LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011

d. Ikan Kakap Merah

Indonesia merupakan salah satu perairan yang kaya dengan jenis-jenis kakap. Potensi ikan kakap merah di Indonesia diperkirakan 32 jenis atau 82% dari jenis ikan yang ada di perairan Laut Pasifik Barat. Kakap merah dilihat dari prospek pemanfaatan dan pengembangannya memiliki peluang ekonomi atau usaha yang besar dimasa mendatang untuk meningkatkan devisa negara. Kakap merah selain masih tersedia di alam, juga beberapa jenis diantaranya sudah dapat dibudidayakan, dengan benihnya yang cukup tersedia (Langkosono, 1999). Kakap merah berasal dari suku Lutjanidae dan kakap putih dari suku Centropemidae. Menurut Saanin (1984), ikan kakap merah dari keluarga Lutjanidae mempunyai klasifikasi sebagai berikut (Gambar 4-7). Phylum

: Chordata

Sub-phylum

: Vertebrata

Kelas

: Pisces

Sub-kelas

: Teleostei

Ordo

: Percomorphi

Sub-ordo

: Percoidae

Famili

: Lutjandae

Genus

: Lutjanus

Spesies

: Lutjanus sp.

Gambar 4-7. Kakap Merah (Lutjanus sp.)

Kakap merah selain di alam bebas, juga dapat dibudidayakan dalam keramba. Kakap memiliki wilayah penyebaran cukup luas. Penyebaran kakap merah mulai dari sekitar Lautan Teduh dan Samudera Hindia, meliputi Australia, Papua Nugini, Indonesia, Filipina, China, Vietnam, Thailand, India, dan sekitar Laut Merah. Penyebaran kakap merah di Indonesia meliputi perairan Laut Utara Pulau Jawa, Sumatera Bagian Timur, Kalimantan, Sulawesi Selatan, Selat Timor, dan Laut Arafuru (Murtidjo, 1997). Besarnya produksi kakap sesuai dengan banyaknya permintaan pasar domestik maupun luar negeri terhadap filet ikan. Ikan kakap merah adalah salah satu jenis ikan komersial yang banyak diekspor dalam bentuk filet. Perusahaan filet daging kakap merah banyak menghasilkan limbah, seperti kulit, sisik, dan tulang ikan yang sampai saat ini

Prodi Teknologi Hasil Perikanan

Page 16

Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM

LAPORAN PERKEMBANGAN HIBAH PEMBELAJARAN e-Learning Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011

belum dimanfaatkan dengan baik dan optimal. Ketersediaan limbah kulit kakap merah tersebut dapat dijadikan sebagai bahan baku kulit tersamak alternatif pengganti kulit konvensional (kulit sapi, kerbau, domba, kambing, kelinci, kuda, dan jenis kulit lainnya) untuk pembuatan produk kulit komersial (Sahubawa, 2009).

2. Karakteristik Kulit Ikan Pada umumnya semua ikan memprsal maupuunyai kulit, baik kelompok ikan demersal maupun pelagis. Namun demikian tidak semua jenis ikan yang berkulit dapat dipakai sebagai bahan baku produk kulit. Ada 2 persyaratan pokok kulit yang dapat dipakai sebagai bahan baku yaitu: (1) syarat fisik dan (2) ekonomis/komersial. Syarat fisik mencakup tebal (minimal 1 mm) dan lebar minimal 10 cm, serta syarat ekonomis/komersial adalah harus bersisik dan atau memiliki manik-manik yang memperlihatkan kekhasan dan keistimewaannya (Sahubawa, 2011). Kulit ikan yang memiliki sisik, akan memperlihatkan bentuk 3 dimensi yang sangat menarik saat setelah diolah menjadi kulit tersamak. Samahalnya juga dengan kulit ikan yang memiliki manik-manik dan atau mutiara, akan memperlihatkan produk kulit yang sangat menarik, sehingga memiliki nilai komersial yang sangat tinggi dengan harga yang sangat kompetitif di pasar. Produk-produk kulit seperti ini memiliki nilai orisinalitas sehingga sering menjadi bahan koleksi dan diburu para kolektor produk kulit. Selain memperlihatkan orisinalitas, produk kulit ikan juga awet dan tahan lama seperti halnya produk kulit konvensional (Sahubawa, 2011).

Prodi Teknologi Hasil Perikanan

Page 17

Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UGM