J. SAINS & TEKNOLOGI, AGUSTUS 2013, VOL.13 NO.2

Download yaitu merancang peralatan pengolahan limbah cair domestik dan menguji efektivitas peralatan yang dibuat. Data hasil penelitian dianalisis s...

0 downloads 407 Views 410KB Size
J. Sains & Teknologi, Agustus 2013, Vol.13 No.2 : 156 – 163

ISSN 1411-4674

SPESIFIKASI DAN EFEKTIVITAS PERALATAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK STUDI KASUS RUSUNAWA BLOK D UNIVERSITAS HASANUDDIN The Specifications and Effectiveness of Domestic Wastewater Treatment Equipment Case Study of Rusunawa Blok D Hasanuddin University Eryanto Bahar1, Abu Bakar Tawali2, Musrizal Muin3 1

Bagian Teknologi Lingkungan Pengelolaan Lingkungan Hidup Universitas Hasanuddin 2 Bagian Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin 3 Bagian Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (E-mail: [email protected]) ABSTRAK

Air limbah rumah tangga umumnya mengandung zat organik dalam konsentrasi yang cukup besar dan sisa-sisa pencucian berupa deterjen. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui karakteristik limbah cair di Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin, (2). Merancang peralatan pengolahan limbah sesuai dengan karakteristik limbah cair Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin dan (3). Menganalisis efektifvitas peralatan pengolah limbah cair yang dibuat. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei-Juli 2012 yang bertempat di Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin, sedangkan pembuatan alat dan pengujian sampel dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen yaitu merancang peralatan pengolahan limbah cair domestik dan menguji efektivitas peralatan yang dibuat. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk Tabel dan Grafik. Penentuan nilai BOD, TSS, minyak dan lemak dihitung sesuai persamaan yang terdapat dalam Cara Uji SNI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Limbah cair di Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin telah melampaui ambang batas dengan nilai BOD5 sebanyak 92,13 mg/L, TSS sebanyak 38,80 mg/L, dan tidak teridentifikasi adanya parameter minyak dan lemak. Sesuai dengan karakteristik limbah cair Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin peralatan pengolahan limbah cair dengan sistem sederhana yang terdiri dari kolam pengendapan dan sistem penyaringan kombinasi sistem saringan pasir lambat dan up flow. Analisis efektifvitas peralatan pengolah limbah cair yang dibuat menunjukkan bahwa peralatan pengolahan limbah cair berhasil menurunkan parameter BOD5 sebanyak 82,26% dan penyisihan TSS sebanyak 81,44%. Variabel terbaik pada penelitian ini adalah ketebalan media penyaring 65 cm, dengan kecepatan pengolahan limbah cair terbaik 10 mL/detik. Pada penelitian ini limbah cair dometik sudah memenuhi nilai ambang batas limbah cair domestik yang disyaratkan sesuai peraturan Gubernur No 69 tahun 2010. Kata Kunci: Pengolahan, Limbah Cair Domestik ABSTRACT Domestic wastewater generally consits of organic substances in concentrations large enough and the remnants of a washing detergent. This study aims to (1) determine the characteristics of wastewater in Rusunawa Blok D Hasanuddin University, (2). Designing wastewater treatment equipment in accordance with the characteristics of wastewater Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin (3). Analyze effectiveness waste water treatment equipment made. The research was conducted in MayJuly 2012 was held at the Rusunawa Blok D Hasanuddin University, while the manufacture of tools and sample testing conducted at the Laboratory Center for Occupational Health and Salvation Makassar. The method used in this research is to design an experiment that domestic wastewater treatment equipment and analyze the effectiveness of the equipment is made. The data were analyzed descriptively presented in table and graph form. Determination of the value of BOD, TSS, oil and grease is calculated according to the equation contained in ISO Testing Method. The results showed that the wastewater in Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin has exceeded the threshold value of BOD5 as much as 92.13 mg/L, TSS much as 38.80 mg/L, and the oil and grease parameter is not

156

Pengolahan, Limbah Cair Domestik

ISSN 1411-4674

identified. In accordance with the characteristics of wastewater Rusunawa Blok D Hasanuddin University wastewater treatment equipment with a simple system consisting of a settling pond and filtration system combinations slow sand filter system and up flow. Effectiveness analyze of waste water treatment equipment made shows that wastewater treatment equipment parameters managed to reduce as much as 82.26% BOD5 and TSS allowance as much as 81.44%. Best variable in this study is the thickness of the filter medium 65 cm, with the speed of the best wastewater treatment 10 mL / sec. In this study domestik watewater effluent meets the threshold value required of domestic wastewater in compliance with Governor No. 69 of 2010. Keywords: Treatment, Domestic Wastewater

Nilai BOD yang tinggi dari suatu limbah cair yang dibuang ke perairan alami akan menyusutkan kandungan oksigen terlarut pada perairan itu. Makhluk air yang tinggi tidak dapat hidup di perairan ini akibat kebutuhan oksigen untuk kehidupannya tidak tercukupi (Supriadi, 2008). Saat ini pengolahan limbah cair domestik masih sangat minim dilakukan di Indonesia karena mahalnya biaya pembuatan instalasi pengolahan air limbah. Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin merupakan salah satu sampel yang dapat mewakili rumah tangga yang limbah cairnya tidak diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Rusunawa Blok D terdiri atas 90 kamar dengan penghuni rata-rata 70-100 orang per hari. Berdasarkan kondisi tersebut, dipandang perlu melakukan penelitian untuk mengkaji model peralatan pengolahan limbah cair di Rusunawa Blok D sehingga limbah cair yang terbuang pada lingkungan diharapkan sudah memenuhi syarat baku mutu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik limbah cair di Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin, merancang peralatan pengolahan limbah sesuai dengan karakteristik limbah cair Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin dan menganalisis efektifvitas peralatan pengolah limbah cair yang dibuat.

PENDAHULUAN Perkembangan jumlah penduduk berakibat meningkatnya kebutuhan permukiman baru sehingga mendorong adanya penciptaan permukimanpermukiman baru maupun bertambah padatnya permukiman yang sudah ada. Hal yang tidak bisa dihindari adalah adanya peningkatan jumlah limbah cair yang dihasilkan pada lingkungan permukiman tersebut. Peningkatan jumlah pemukiman di Indonesia sangat signifikan terhadap peningkatan limbah cair. Pada tahun 2010, jumlah penduduk indonesia mencapai 237,6 juta jiwa (Hafidz, 2011). Jika dikalikan rata-rata konsumsi air per orang per hari 100 gallon atau 250 liter/orang/hari (Drinan, 2001) maka diperoleh kisaran pemakaian air sebanyak 59.400.000.000 liter/hari yang menjadi air limbah di Indonesia. Limbah cair rumah tangga dengan jumlah yang sangat besar tersebut apabila tidak ditangani dengan cukup baik, akan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan diantaranya penurunan kualitas air badan air dan air tanah, penurunan tingkat kesuburan tanah, maupun penurunan tingkat estetika suatu wilayah. Air limbah rumah tangga umumnya mengandung zat organik dalam konsentrasi yang cukup besar dan sisasisa pencucian berupa deterjen. Menurut Wang (2006), air limbah yang mengandung deterjen berdampak pada penurunan kesehatan masyarakat, biodegradasi mikroorganisme, penurunan kualitas tanah dan air tanah, serta persediaan air minum.

BAHAN DAN METODE Bahan dan Rencana Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu merancang 157

Eryanto Bahar

ISSN 1411-4674

lemari inkubator 20oC ± 1oC selama 5 hari. Pengukuran oksigen terlarut dilakukan terhadap larutan dalam botol A1 dengan alat DO meter yang terkalibrasi sesuai dengan standar Methods for the Examination of water and wastewater 21st edition, 2005; Membrane electrode method (4500-O G) atau metode titrasi secara iodometri (modifikasi azida) sesuai dengan SNI 066989.14-2004. Hasil pengukuran, merupakan nilai oksigen terlarut nol hari (A1). Pengukuran oksigen terlarut pada nol hari harus dilakukan paling lama 30 menit setelah pengenceran. Pengukuran oksigen terlarut diulangi untuk botol A2 yang telah diinkubasi 5 hari ± 6 jam. Hasil pengukuran yang diperoleh merupakan nilai oksigen terlarut 5 hari (A2). Analisis diulangi untuk penetapan kontrol standar dengan menggunakan larutan glukosaasam glutamat. Hasil pengukuran yang diperoleh merupakan nilai oksigen terlarut nol hari (B1) dan nilai oksigen terlarut 5 hari (B2). Untuk pengukuran TSS dilakukan sesuai dengan SNI 066989.3-2004. Sampel uji diaduk hingga homogen. Sampel uji lalu disaring pada kertas saring whatman dengan peralatan vakum. Kertas saring secara hati-hati dipindahkan dari peralatan penyaring ke wadah timbang. Kertas saring dikeringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 103oC sampai 105oC lalu didinginkan dalam desikator untuk menyeimbangkan suhu dan timbangan. Kertas saring kemudian ditimbang sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya. Untuk pengukuran minyak dan lemak dianalisis sesuai dengan SNI 066989.10-2004. sampel uji dipindahkan ke corong pisah. Volume contoh uji ditentukan (botol contoh uji ditandai pada meniskus air atau timbang berat contoh uji). Botol contoh uji dibilas dengan 30 mL pelarut organik dan pelarut pencuci ditambahkan ke dalam corong pisah. Kemudian dikocok dengan kuat selama 2

peralatan pengolahan limbah cair domestik dan menguji efektivitas peralatan yang dibuat. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei-Juli 2012 yang bertempat di Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin, sedangkan pembuatan alat dan pengujian sampel dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Makassar. Terpilihnya Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin menjadi lokasi penelitian karena Rusunawa Blok D unhas merupakan public service yang besar dengan kapasitas 90 kamar. Saluran pembuangan limbah cair Rusunawa Blok D tiap kamar dialirkan pada satu titik yang terletak pada sisi kiri bangunan sehingga memudahkan untuk melakukan penelitian, seperti kualitas sampel yang tercampur dan pengambilan sampel yang memungkinkan Karakterisasi Limbah Pada tahap penelitian ini, laju alir pembuangan limbah cair diukur dengan menggunakan gelas piala dan stopwatch. Laju alir diukur setiap jam mulai jam 6 sampai jam 20 WITA, kemudian dihitung laju alir rata-rata pembuangan limbah. Analisis Mutu Air Limbah Mutu air limbah dianalisis di laboratorium terhadap parameter air limbah sesuai dengan standar baku mutu air limbah domestik, yaitu DO, BOD, TSS, minyak dan lemak. Adapun prosedur kerja pengujian parameter tersebut adalah sebagai berikut: Parameter BOD dianalisis sesuai dengan SNI 6989.72-2009. Dua buah botol DO disiapkan dan masing-masing botol ditandai dengan notasi A1; A2. Sampel uji dimasukkan ke dalam masing-masing botol DO A1 dan A2 sampai meluap, kemudian masing-masing botol ditutup dengan hati-hati untuk menghindari terbentuknya gelembung udara. Dilakukan pengocokan beberapa kali, kemudian ditambahkan air bebas mineral pada mulut botol DO yang telah ditutup. Selanjutnya botol A2 disimpan dalam 158

Pengolahan, Limbah Cair Domestik

ISSN 1411-4674

menit. Lapisan dibiarkan memisah, kemudian lapisan air dikeluarkan. Lapisan pelarut dikeluarkan melalui corong yang telah dipasang kertas saring dan 10 g Na2SO4, kedalam labu bersih yang telah ditimbang. Lapisan air dan emulsi sisa atau padatan dalam corong pisah digabung. Ekstraksi dilakukan 2 kali lagi dengan masing-masing pelarut sebanyak 30 mL. Ekstrak dalam labu destilat yang telah ditimbang digabung, termasuk cucian terakhir dari saringan dan Na2SO4 anhidrat dengan tambahan 10 mL sampai dengan 20 mL pelarut. Pelarut didestilasi dalam penangas air pada suhu 85oC. Setelah kondensasi pelarut berhenti, labu dipindahkan dari penangas air kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Labu yang telah kering ditimbang sampai diperoleh berat tetap.

l t

= lebar tangki pengendapan, (cm) = tinggi tangki pengendapan, (cm)

Analisis Data Penentuan nilai BOD, TSS, minyak dan lemak dihitung sesuai persamaan yang terdapat dalam Cara Uji SNI. Cara untuk menentukan nilai BOD dengan menggunakan persamaan: ∞

(A1-A2)BOD5 =

n=1

(B1-B2) VB

Vc

P

Keterangan: BOD5 = nilai BOD5 contoh uji (mg/L) A1 = kadar oksigen terlarut contoh uji sebelum inkubasi (0 hari), (mg/L); A2 = kadar oksigen terlarut contoh uji setelah inkubasi (5 hari), (mg/L); B1 = kadar oksigen terlarut blanko sebelum inkubasi (0 hari), (mg/L); B2 = kadar oksigen terlarut blanko setelah inkubasi (5 hari), (mg/L); VB = volume suspensi mikroba (mL) dalam botol DO blanko; Vc = volume suspensi mikroba dalam botol contoh uji (mL); P = perbandingan volume contoh uji (V1) per volume total (V2). Total Suspended Solid (TSS) dihitung dengan menggunakan persamaan:

Pembuatan Instalasi Pengolahan Limbah Cair Berdasarkan penelitian tahap pertama, dibuat peralatan yang akan digunakan untuk mengolah limbah cair yang direncanakan seperti gambar 4 dengan ketentuan sebagai berikut: Penentuan volume tangki pengendapan berdasarkan laju alir pembuangan limbah dan waktu pengendapan optimum serta memperhatikan faktor keamanan reaktor sebesar 1,2 kali volume aktual. Ketebalan saringan divariasikan 45 cm, 55 cm, dan 65 cm. Saringan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pasir dengan ukuran yang telah diseragamkan dengan ukuran <1,7 mm dan ES 0,35–0,70 mm (Fair, 2003). Perhitungan dimensi peralatan: Volume tangki = laju alir x waktu pengendapan x faktor keamanan Volume tangki = p x l x t V = p x l x t ==> jika l = t, maka

mg TSS per liter =

(A-B)x1000 Volume contoh uji, mL

Keterangan: A = berat kertas saring + residu kering, (mg); B = berat kertas saring, (mg). Penentuan jumlah minyak dan lemak dalam sampel dihitung dengan menggunakan persamaan: Kadar minyak-lemak (mg/L) =

l; t = Keterangan: V = volume tangki pengendapan, (L) p = panjang tangki pengendapan, (cm)

(A-B)x1000 Volume contoh uji, mL

Keterangan: A = volume tangki pengendapan, (L) B = panjang tangki pengendapan, (cm) 159

Eryanto Bahar

ISSN 1411-4674

Penentuan efektivitas penurunan parameter dihitung dengan menggunakan persamaan: Efektivitas (%) =

HASIL Karakterisasi Limbah Hasil penelitian awal berupa karakterisasi limbah cair domestik sangat menentukan dalam pembuatan instalasi pengolahan limbah cair. Limbah domestik yang ada di Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin berdasarkan hasil analisis laboratorium telah melewati ambang batas berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2010. Karakteristik limbah dapat dilihat pada Tabel 1, 2, dan 3 berikut:

(A0-An) 100% A0

Keterangan: A0 = kadar pencemar sebelum dilakukan pengolahan; An = kadar pencemar setelah dilakukan pengolahan. Penentuan pengaruh pengolahan limbah cair domestik menggunakan software SPSS versi 16.0.

Tabel 1. Laju Alir limbah cair domestik Jam

Laju Alir (L/Jam) Hari 2 106,9 217,7 98,2 60,2 13,0 8,0 49,7 23,2 8,6 17,3 80,6 73,9 140,5 72,9 45,7 1007,8 126

Hari 1 95,2 233,3 92,0 65,5 14,0 7,8 53,8 21,8 41,0 14,8 103,3 85,8 149,8 71,8 53,0 1103,0 138

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Volume harian Rata-Rata

Hari 3 82,0 194,4 85,0 56,4 14,3 9,2 46,4 22,5 12,4 13,7 73,6 91,1 198,1 66,2 49,0 1014,2 127

Tabel 2. Komposisi Kimia Sampel limbah cair domestik Parameter Sampel

DO (mg/L)

BOD5 (mg/L)

TSS (mg/L)

Minyak & Lemak (mg/L)

Air Limbah

2,55

92,13

38,8

0

Tabel 3. Komposisi Fisika Sampel limbah cair domestik Sampel Air Limbah

Padatan Kasar

Parameter Padatan Tersuspensi

Warna

Tidak ada

Ada

Keruh

160

Pengolahan, Limbah Cair Domestik

ISSN 1411-4674

pengendapan dan hasil penyaringan dengan variasi ketebalan media penyaring dan variasi laju alir. Hasil pengolahan limbah cair terhadap penyisihan TSS sebagaimana dijabarkan pada Tabel 4.

Hasil Analisis Efektivitas Peralatan Untuk menguji efektivitas instalasi pengolahan limbah cair domestik yang dibuat, perlu dianalisis efektifitas kolam pengendapan dan media penyaring dengan 3 variasi ketebalan media penyaring yang biasa digunakan pada proses filtrasi yaitu pasir. Adapun hasil pengolahan limbah cair dengan menggunakan instalasi peralatan pengolahan limbah cair sebagai berikut:

Penyisihan Biological Oxigen Demand (BOD5) Pada tahapan penelitian ini sampel air limbah yang diuji diambil dari hasil pengendapan dan hasil penyaringan dengan variasi ketebalan media penyaring dan variasi laju alir. Hasil pengolahan limbah cair terhadap penyisihan BOD5 dapat dilihat pada Tabel 5.

Penyisihan Total Suspensi Solid (TSS) Salah satu parameter pencemaran limbah cair yaitu padatan tersuspensi. Pada tahapan penelitian ini sampel air limbah yang diuji diambil dari hasil

Tabel 4. Efektivitas peralatan pengolahan limbah terhadap penyisihan TSS Perlakuan Pengendapan

Tebal Saringan 45 cm

Tebal Saringan 55 cm

Tebal Saringan 65 cm

Laju Alir (ml/det) 10 20 30 10 20 30 10 20 30 10 20 30

Kadar TSS (mg/l) Sebelum Sesudah 38,8 12,8 38,8 22,4 38,8 26,4 38,8 12,4 38,8 13,6 38,8 14,4 38,8 8,0 38,8 9,0 38,8 Meluap 38,8 7,2 38,8 8,8 38,8 Meluap

Efisiensi (%) 67,01 42,27 31,96 68,04 64,95 62,89 79,38 76,80 81,44 77,32 -

Tabel 5. Efektivitas peralatan pengolahan limbah terhadap penyisihan BOD5 Perlakuan Pengendapan

Tebal Saringan 45 cm

Tebal Saringan 55 cm

Tebal Saringan 65 cm

Laju Alir (ml/det) 10 20 30 10 20 30 10 20 30 10 20 30

Kadar BOD5 (mg/l) Sebelum Sesudah 92,13 55,86 92,13 64,93 92,13 87,84 92,13 34,76 92,13 41,46 92,13 48,59 92,13 22,61 92,13 26,77 92,13 Meluap 92,13 16,34 92,13 18,32 92,13 Meluap 161

Efisiensi (%) 39,37 29,54 4,66 62,27 55,00 47,26 75,46 70,94 82,26 80,12 -

Eryanto Bahar

ISSN 1411-4674

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pengendapan menyisihkan TSS 67,01% dengan laju alir 10 mL/detik. Ketebalan saringan juga sangat berpengaruh terhadap penyisihan TSS. Ketebalan media penyaring dan variasi laju alir mempengaruhi efektivitas penurunan TSS pada penelitian ini. Efisiensi penyisihan TSS maksimum pada penelitian ini adalah 81,44% dengan menggunakan media pasir pada kecepatan 10 ml/detik, lebih tinggi dibanding pengolahan limbah cair domestik dengan sistem penyaringan up flow menggunakan media kerikil oleh (Said, 2004) yang memperoleh penyisihan maksimum 80%, namun lebih rendah jika dibandingkan dengan pengolahan dengan sistem biofilter dengan menggunakan bahan baku plastik bekas oleh (Filailah, 2008) dengan efisiensi penyisihan TSS maksimum sebesar 99,83 %.

PEMBAHASAN Hasil penelitian memperlihatkan Karakterisasi limbah cair domestik pada penelitian ini menunjukkan bahwa limbah cair domestik telah melampaui nilai ambang batas limbah cair domestik yang persyaratkan yaitu 75 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa banyak bahan organik yang akan masuk ke lingkungan jika limbah cair domestik dibuang tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Tingginya nilai BOD dari sampel limbah cair domestik pada penelitian ini disebabkan oleh tingginya aktivitas penghuni Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin seperti mandi, mencuci dan memasak. Efektivitas pengendapan pada penelitian ini mampu menyisihkan BOD5 39,37% dengan laju alir 10 mL/detik. Ketebalan saringan juga sangat berpengaruh terhadap penyisihan BOD5. Variasi ketebalan dan laju alir menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada ketebalan media penyaring 45 mm penyisihan BOD5 terbaik diperoleh pada variasi laju alir 10 mL/detik yaitu 62,27%. Dengan penambahan ketebalan saringan, efektivitas penyisihan BOD5 semakin meningkat. Penambahan ketebalan penyaring menjadi 55 cm dapat menurunkan BOD5 menjadi 75,46% dan semakin meningkat dengan penambahan ketebalan saringan menjadi 65 cm. Efektivitas penurunan BOD5 maksimum dengan variasi ketebalan saringan pasir 65 cm dan laju alir 10 mL/detik yaitu sebesar 82,26%. Parameter TSS merupakan parameter kunci untuk mengetahui kualitas air limbah. Air limbah domestik sebelum masuk instalasi pengolahan 38,8 mg/L, hal ini menggambarkan banyaknya sedimen dan bahan organik yang terkandung dalam air limbah. Tingginya kadar TSS dari sampel limbah cair domestik pada penelitian ini disebabkan oleh tingginya aktivitas penghuni Rusunawa Blok D yang keluar masuk dengan membawa partikel padat mikro dari luar.

KESIMPULAN DAN SARAN Kami menyimpulkan bahwa Limbah cair di Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin telah melampaui ambang batas dengan nilai BOD5 sebanyak 92,13 mg/L, TSS sebanyak 38,80 mg/L, dan tidak teridentifikasi adanya parameter minyak dan lemak. Sesuai dengan karakteristik limbah cair Rusunawa Blok D Universitas Hasanuddin peralatan pengolahan limbah cair dengan sistem sederhana yang terdiri dari kolam pengendapan dan sistem penyaringan kombinasi sistem saringan pasir lambat dan up flow. Analisis efektifvitas peralatan pengolah limbah cair yang dibuat menunjukkan bahwa peralatan pengolahan limbah cair berhasil menurunkan parameter BOD5 sebanyak 82,26% dan penyisihan TSS sebanyak 81,44%. Variabel terbaik pada penelitian ini adalah ketebalan media penyaring 65 cm, dengan kecepatan pengolahan limbah cair terbaik 10 mL/detik. Pada penelitian ini limbah cair dometik sudah memenuhi nilai ambang batas limbah cair domestik yang disyaratkan Peraturan Gubernur No. 162

Pengolahan, Limbah Cair Domestik

ISSN 1411-4674

69 tahun 2010. Penelitian lebih lanjut di lapangan diperlukan untuk mengetahui efektivitas instalasi pengolahan limbah cair domestik yang aktual. Perlu adanya kerjasama dan dukungan pemerintah serta pihak pengembang perumahan agar teknologi pengolahan limbah cair domestik dapat diaplikasikan secara langsung sehingga dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas air tanah dan lingkungan hidup.

(http://sisni.bsn.go.id, diakses pada tanggal 28 April 2012). Drinan, J. E. (2001). Water & Wastewater Treatment. A Guide for the Nonengineering Profesional, CRC Press, Wahington D.C. Vol 3. (http://4hered.crc-press.go.id, diakses tanggal 26 April 2012). Fair, G. M., John, C. G., dan Okun, D. A. (2003). Water and Wastewater Engineering. Volume 2: Water Purification and Wastewater Treatment and Disposal, John Willey and Sons Inc. New York. (http://4hered.elsivier.go.id, diakses tanggal 26 April 2012). Filailah, N. (2008). Pengolahan Air Limbah Domestik dengan Sistem Biofilter Menggunakan Bahan Plastik Bekas. Vol. 2. Makassar. (http://ecosolum.go.id, diakses 18 Juni 2012). Hafidz. (2011). Peta Perekonomian Indonesia. (http://repisatory.ipb, diakses pada tanggal 28 April 2012). Said, N. I. (2004). Kesehatan Masyarakat dan Teknologi Peningkatan Kualitas Air. Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta. Supriadi, T.(2008). Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga. Jakarta. Wang, L. K. (2006). Handbook of Industrial Waste Treatment. Marcel Dekker, Inc., New York. (http:// 4hered.elsivier.go.id, diakses tanggal 26 April 2012).

UCAPAN TERIMA KASIH Tulisan ini merupakan laporan lengkap hasil penelitian spesifikasi dan efektivitas peralatan pengolahan limbah cair domestik studi kasus Rusunawa blok D Universitas Hasanuddin. Dalam pelaksanaan studi ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik dari perorangan ataupun instansi/lembaga baik swasta maupun pemerintahan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada komisi penasehat, instansi terkait dan teman-teman yang telah banyak memberikan petunjuk pengarahan dan bimbingan sejak dimulainya hingga pada akhir penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2012). Lampiran Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan. Nomor: 69 Tahun 2010 Tanggal 15 Nopember 2010. Badan Standarisasi Nasional. (2009). Cara Uji Kebutuhan Oksigen Biokimia; SNI 6989.72:2009. http://sisni.bsn.go.id, (diakses pada tanggal 28 April 2012). Badan Standarisasi Nasional. (2004). Cara Uji Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid, TSS); SNI 06-6989.3-2004. http://sisni.bsn.go.id, (diakses pada tanggal 28 April 2012). Badan Standarisasi Nasional. (2004). Cara Uji minyak dan lemak secara gravimetri, SNI 06-6989.10-2004. 163