JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 MENJAGA EKSISTENSI PANCASILA DAN PENERAPANNYA BAGI MASYARAKAT DI ERA GLOBALISASI Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo
[email protected] ABSTRACT Pancasila is the basis of the state and outlook of the nation Indonesia. As the foundation of the State, Pancasila used as the basis to build the Unitary Republic of Indonesia. As an ideology of nation and state of Indonesia, Pancasila is the crystallization of the customs value, the value of cultural and religious values contained in the view of life in Indonesia. Pancasila is the official philosophical foundation and nation’s view of life. As the foundation of thr State, Pancasila is used as the basis to build the Unitary Republic of Indonesia. As an ideology of nation and state of Indonesia, Pancasila is the crystalization of the custom value, cultural and religious values in the view of lifr in Indonesia The value in Pancasila has a set of values, namely divinity,ŕ humanity, unity, democracy, and justice. The condition of Indonesia today can be identified by looking at the behavior and personality of Indonesian society, as reflected in daily behavior. Globalization is not inevitable. Globalization makes all countries seemed limitless. For that we need Pancasila as the filter of globalization. The necessity of civilizing values of Pancasila is not just understanding, but must be lived and embodied in experiences by each individual and the whole society that foster awareness and the need to implement social, civic, and state based on Pancasila Keywords: ideology, Pancasila, Globalization PENDAHULUAN semesta, dan penciptanya. Kesadaran
Latar Belakang Berdasarkan
falsafah
ini menumbuhkan cipta, karsa, dan
Pancasila, manusia Indonesia adalah
karya
makhluk
eksistensi
ciptaan
Tuhan
yang
untuk
mempertahankan
dan
kelangsungan
mempunyai naluri, akhlak, daya
hidupnya dari generasi ke generasi
piker, dan sadar akan keberadaannya
(Sumarsono dkk 2007).
yang
serba
sesamanya,
terhubung lingkungannya,
dengan
Pancasila merupakan dasar
alam
Negara bagi Negara kita. Sebagai 50
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 dasar
Negara,
lahir
seharusnya. Namun masih ada upaya
berdasarkan nilai-nilai budaya yang
pelurusan kembali terhadap nilai-nilai
terkandung
Pancasila.
moyang
Pancasila
sejak
kita
zaman
dahulu.
nenek
Nilai-nilai
Kelangsungan hidup negara
tersebut lahir dan melekat secara
dan
tidak sengaja pada nenek moyang
globlalisasi,
kita.
untuk Pancasila
di
mengharuskan
melestarikan
era kita
nilai-nilai
Pancasila, agar generasi penerus
Panca
bangsa tetap dapat menghayati dan
Soekarno
mengamalkannya dan agar intisari
sedangkan nama Sila diusulkan oleh
nilai-nilai yang luhur itu tetap terjaga
salah seorang ahli bahasa. Pancasila
dan
dirasakan
Indonesia sepanjang masa.
dan
Sila.
diusulkan
oleh
sudah
terdiri
Indonesia
dari
Panca
itu
bangsa
Nama Ir.
sempurna
dan
menjadi
pedoman
bangsa
mencakup segala aspek pada Bangsa Indonesia. Setelah puluhan tahun lahirnya
PEMBAHASAN
Pancasila dari tahun 1945 hingga saat ini,
Negara
di
dunia
pengembangan
yang
1. Ideologi
mengalami
pesat
Pancasila
pemikiran
dalam
radikal
dalam dan
revolusioner
berbagai bidang kehidupan. Masuknya
Perlu
kita
era globalisasi menjadikan bangsa
Pancasila
dunia hampir tidak memiliki batas.
diwarnai oleh ketegangan, konflik,
Dambak baik dan buruknya globalisasi
dan consensus bersama. Kondisi
tentunya mari kita kaji bersama dengan
bangsa
melandaskan
kolonial selalu menempatkan warga
Pancasila
sebagai
sebagai
renungkan,
Indonesia
yang
dimasa
Nusantara
dalam
segala
terkalahkan banyak menginspirasi
permasalahan seiring perkembangan
perumusan Pancasila. Para pendiri
zaman.
ini
bangsa berhasil keluar dari rutinitas
mencerminkan adanya penyimpangan
pandangan hidup bangsanya melalui
Kondisi
bangsa
saat
dari Pancasila tidak sesuai dengan nilai 51
pihak
Negara
pedoman hidup masyarakat Idonesia menghadapi
sebagai
dasar
yang
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 penalaran dan kontemplasi yang
kemanusiaan
dan
keadilan
brilyan (Hariyono, 2014).
bertentangan
dengan
prinsip
Kelemahan bangsa Indonesia
Pancasila. Di alam prinsip Pancasila
yang nampak dalam menghadapi
tidak membeda-bedakankan manusia
penguasa kolonial adalah lemahnya
berdasarkan agama, ras, warna kulit
persatuan
Indonesia.
atau budaya. Pandangan Pancasila
Perbedaan yang ada pada masyarakat
mengakui adanya pluralism yang
sering dijadikan media pecah belah
memungkinkan
oleh
suatu nasionalisme yang inklusif.
bangsa
penguasa
kolonial.
Warga
pribumi di nusantara belum merasa dan
menyadari
dirinya
berkembangnya
Kehidupan masyarakat yang
sebagai
cukup
memprihatinkan
dari
sesama bangsa yang senasib dan
masyarakat
seperjuangan.
beberapa
pemiskinan dan pembodohan oleh
tokoh pergerakan nasional, mulai
sistem kolonialisme, imperialisme,
dari
Tan
Sehingga Malaka,
Soekarno,
melihat
Hatta
dan
dan
bahwa
rasa
sistem
kapitalisme. yang
senasib dan sepenanggungan sebagai
masyarakat
bangsa
untuk
inilah
yang
harus
dikembangkan.
akibat
Hanya
humanis Indonesia
memperoleh
melalui dan
adil
berpeluang kemakmuran.
Masyarakat yang adil dan makmur
Perlakuan ketidakadilan yang diterima
pribumi
masyarakat
bukanlah
suatu
mimpi
yang
nusantara
diwujudkan tanpa dasar. Pancasila
menginspirasi adanya penghormatan
dirintis untuk menggapai tatanan
terhadap ketidakadilan masyarakat
masyarakat yan adil dan makmur.
pribumi yang diperlakukan tidak manusawi
menuntut
adanya
penghargaan
terhadap
nilai-nilai
Untuk masyarakat makmurakan
mewujudkan yang
adil
terwujud
dan jika
kemanusiaan dan keadilan. Secara
masyarakat Indonesia terus mewarisi
kodratnya manusia memiliki hak dan
dan
martabat yang sama. Setiap bentuk
luhur yang digali dari dari sumber
pemikiran, sistem hingga tindakan
religioitas. Eksisitensi Tuhan sudah
yang
dikenal oleh masyarakat nusantara
tidak
menghargai
dimensi 52
mengembangnkan
nilai-nilai
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 dengan segala istilah dan ajaran.
Prinsip-prinsip
yang
ada
Toleransi terhadap perbedaan sikap
dalam Pancasila tidak semuanya
banyak
berasal dari asing. Pancasila juga
dijunjung
oleh
nenek
moyang nusantara. Berbagai
tidak semuanya berasal dari warisan nilai-nilai
dasar
nusantara.
Para
pendiri
Negara
tersebu mulai dirintis oleh tokoh-
mengolah kembali warisan nusantara
tokoh pergerakan nasional. Pada saat
dan memperkaya dengan warisan
Soekarno
dunia
menyebutkan
dan
sehingga
muncul
suatu
yang
sangat
merumuskan dasar Negara yang
rumusan
ditawarkan dalam siding BPUPKI
cerdas dan visioner. Dari perpaduan
tidak ada hadirin yang menolak.
budaya global dan warisan budaya
Berbagai nilai luhur tersebut sudah
yang
sudah ada dan hidup di masyarakat
dirumuskan Pancasila sebagai suatu
nusantara serta diperkaya dengan
dasar Negara sekaligus pandangan
pemikiran dunia yang modern.
hidup.
Hariyono (2014) mengatakan bahwa
kepentingan
bangsa
Pancasila
luhur
itulah
berhasil
Kita semua menyadari bahwa
dan
Pancasila
sebagai
Negara selalu menempati posisi yang
Grundnorm/Staatsfundamentalnorm,
dominan dalam perumusan Pancasila
yaitu pokok kaidah fundamental
sebagai
maupun
Negara masih berada dalam tataran
sebagai pandangan hidup bangsa.
normative. Pokok fikiran Pancasila
Sejak 1 Juni 1945 hingga 18 Agustus
kemudian dijabarkan dalam Undang-
1945 para pendiri Negara sedang
Undang Dasar1945 yang diharapkan
berdiskusi
dapat
dasar
Negara
mendalam
tentang
menjadi
pijakan
dalam
platform kehidupan berbangsa dan
membuat tatanan kehidupan dan
bernegara. Persatuan bangsa menjadi
kebijakan
pertimbangan
berbangsa dan bernegara.
utama.
Berkat
penggalian nilai-nilai luhur itulah
dalam
kehidupan
Tujuan mulia pemerintahan
Pancasila hingga kini masih relevan
Negara
dan cocok bagi bangsa Indonesia.
empat hal yang tercantum di dalam 53
Indonesia
didasari
oleh
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 pembukaan
UUD
1945
alenia
2.1 Pancasila Sebagai Ideologi
keempat, yaitu: 1) Melindungi
Ideologi memainkan peranan segenap
bangsa
yang penting dalam proses dan
Indonesia dan seluruh tumpah
memeliara
integrasi
nasiona,
darah Indonesia,
terutama di Negara-negara yang
2) Memajukan kesejahteraan umum,
sedang berkembang seperti Indonesia
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa,
(Ubaidillah, 2000). Istilah ideologi
dan
berasal
4) Ikut
melaksanakan
dari kata
‘idea’ berarti
ketertiban
gagasan, konsep, pengertian dasar,
berdasarkan
cita-cita, dan ‘logos’ berarti ilmu.
kemerdekaan, perdamaian abadi
Kata idea sendiri berasal dari bahasa
dan keadilan sosial.
Yunani ‘eidos’ yang artinya bentuk.
dunia
yang
Selanjutnya ada kata ‘idein’ yang 2.
Ideologi
Pancasila
artinya melihat. Dengan demikian
dalam
secara harfiah ideologi berarti ilmu
Perspektif Global Pancasila merupakan dasar
pengertian-pengertian dasar, cita-cita
Negara dan pandangan hidup bangsa
yang
Indoesia. Sebagai
dicapai,
dasar Negara,
bersifat
tetap
sehingga
yang
harus
cita-ita
yang
Pancasila dijadikan sebagai dasar
bersifat tetap itu yang harus dicapai,
dalam membangun Negara Kesatuan
sehingga cita-cita yang bersifat tetap
Republik
itu
Indonesia.
Pancasila
sekaligus
sebagai dasar Negara diwujudkan
pandangan
dalam hukum nasional Indonesia,
2005).
atau
merupakan faham
dasar, (Kaelan,
dimana Pancasila menjadi sumber
Kaelan (2005) menyatakan
dari segala sumber hukum yang ada
bahwa ideologi sebagai pandangan
di Negara Indonesia. Sedangkan
masyarakat memiliki karakteristik:
sebagai pandangan hidup bangsa,
(a) ideologi sering muncul dan
Pancasila dijadikan sebagai tuntunan
berkembang alam situasi kritis; (b)
bagi seluruh masyarakat Indonesia
ideologi memiliki jangkauan yang
dalam menjalani kehidupan sehari-
luas, beragam, dan terprogram; (c)
hari.
ideologi mencakup beberapa strata 54
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 pemikiran dan panutan; (d) ideologi
Pancasila
memiliki
Zubaidi, 2007).
pola
pemikiran
yang
(Kaelan
dan
Achmad
sistematis; (e) ideologi cenderung
Ideologi berkaitan dengan
eksklusif, absolute dan universal; (f)
tertib sosial, dan tertib politik yang
ideologi memiliki sifat empiris dan
ada, berupaya untuk secara sadar
normatif;
dapat
sisteatis mengubah, mempertahankan
dan
tertib masyarakat. Suatu pemikiran
(g)
ideologi
dioperasionalkan didokumentasikan
mendalam,
konseptualisasinya; bisanya
terjadi
menyeluruh,
(h)
ideologi
ideologi apabila pemikiran, gagasan-
dalam
gerakan-
gagasan
gerakan politik.
tersebut
difungsikan
Sebagai
suatu
ideologi
ke
suatu
Pancasila pada hakikatnya bukan
(Suparlan, 2012).
merupakan
perenungan seseorang
suatu
atau atau
hasil
pemikiran
kelompok
secara dalam
praktis lembaga-
lembaga politik suatu masyarakat,
bangsa dan Negara Indonesia maka hanya
menjadi
bangsa,
suatu
Negara
Pancasila sebagai
ideologi
nasional
faham
perseorangan,
golongan,
sebagaimana idelogi-ideologi lain di
bangsa,
agama.
dunia, namun Pancasila diangkat dari
semboyan ‘Bhineka Tungga Ika’
nilai-nilai
nilai-nilai
diterapkan bagi segala masyarakat
kebudayaan serta nilai religius yang
Indonesia dalam kesatuan yang utuh
terdapat dalam pandangan hidup
Negara
masyarakat
Indonesia. Pancasila sebagai ideologi
adat-istiadat,
Indonesia
orang
mengatasi
sebelum
dan
Sehingga
Kesatuan
Republik
membentuk Negara, dengan lain
nasional
perkatan
kepentingan
bangsa
merupakan materi (bahan) Pancasila
Indonesia
ditempatkan
tidak lain diangkat dari pandangan
kedudukan
hidup masyarakat Indonesia sendiri,
kepentingan yang lainnya.
sehingga kausa
unsur-unsur
bangsa materialis
ini
yang
merupakan
(asal
suku
berupaya
meletakkan dan
utama
Negara dalam
di
atas
Kedudukan Pancasila sebagai
bahan)
ideologi Indonesia, 55
bangsa
dan
tercantum
di
Negara dalam
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 pembukaan UUD 1945 sebagai dasar
Arus
globalisasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia
mungkin
(NKRI) yang haus dilaksanakan
globalisasi
secara
perkembangan ilmu pengetahuan dan
berkesinambungan
dalam
dihentikan.
tidak
tidak
kehidupan berbangsa dan bernegara.
teknologi
Dengan demikian, Pancasila sebagai
Dampaknya
juga
ideologi
dihindarkan.
Bagi
bangsa
keseluruhan
adalah
pandangan,
sebagai cita-cita,
bangsa
terlepas
sebagai
dan
Berjalannya dari
penyebabnya. tidak
bisa
masyarakat,
Negara
Indonesi,
keyakinan, dan nilai-nilai bangsa
globalisasi memiliki dampak positif
Indonesia
dan negative.
yang
harus
diimplementasikandalam kehidupan, bermasyarakat,
berbangsa
Adapun dampak negative dan
dan
dampak positif globalisasi menurut
bernegara.
Suparlan (2012) antara lain:
2.2 Globalisasi
a. Dampak
Globalisasi merupakan gejala
Positif
Globalisasi
bagi Indonesia
mengglobalnya sosio-cultural antar
(1) Semangat kompetitif
bangsa sehingga kultur antar bangsa
Untuk
di
melebur
globalisasi
(global).
dituntut mampu bersaing di
dunia
seolah-olah
menjadi kultur dunia
Akibatnya hubungan antar bangsa
suatu
arus Negara
dunia internasional.
semakin dekat. Globalisasi
mengikuti
(2) Kemudahan dan kenyamanan biasa
dikait-
hidup
kaitkan dengan kemajuan teknologi
Globalisasi dengan kemajuan
informasi, spekulasi dalam pasar
di
uang,
modal
komunikasi dan transportasi
lintas Negara, pemasaran massal,
telah memberi kemudahan
peanasan global, era perusahaan
dan kenyamanan masyarakat.
multinasional hilangnya batas-batas
(3) Sikap toleransi dan solidaritas
meningkatnya
arus
bidang
informasi,
antar Negara dan kian melemahnya
kemanusiaan
kekuasaan Negara (Budiono, dalam
Informasi
Suparlan 2012).
keprihatinan dan penderitaan 56
mengenai
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 sejumlah manusia di suatu
luasnya
Negara,
internet
memotivasi
pemerintah di Negara lain untuk
ikut
Kemajuan
penderitaan
yang semakin terbuka dimana
dalam
jarak
kebersamaan Toleransi antar
tidak
lagi
menjadi
permasalahan.
dan
bangsa
menjadi
transportasi
mendorong mobilitas sosial
yang dirasakan sesamanya. (4) Kesadaran
jaringan
(7) Terbukanya mobilitas sosial
membantu
meringankan
melalui
solidaritas berkembang
kesadaran
kebersamaan
b. Dampak
Negatif
Gobalisasi
dalam
bagi Bangsa Indonesia
untuk
(1) Pergeseran nilai
mengatasi berbagai masalah,
Sesuatu yang baru (nilai,
dimana ancaman dan bencana
teknologi,
bagi
lainnya) dari asing secara
keselamatan
dunia
budaya,
sebagai satu-satunya planet
tidak
tempa
diintegrasikan
tinggal
bagi
umat
manusia.
kondisi
(5) Menumbuhkan sikap terbuka Sikap
otomatis
terbuka
ini
dapat
ke
dalam
individu
atau
masyarakat
untuk
dan
yang
menerimanya.
mengenal dan menghormati
(2) Pertentangan nilai
perbedaan, kelebihan, dalam
Masuknya nilai-nilai baru dan
kehidupan manusia sebagai
asing yang tidak sejalan atau
individu maupun bangsa yang
bahkan bertentangan dengan
hidup di wilayah Negara lain.
nilai-nilai
(6) Globalisasi memberi tawaran
dari
pandangan hidup masyarakat.
baru
(3) Perubahan gaya hidup (Life
Globalisasi tawaran
memberikan baru
style)
barupa
(4) Berkurangnya
kesematan untuk mengakses ilmu
luhur
pengetahuan
Negara
seluas57
kedaulatan
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 Pemerintah harus mengakui
Makna persatuan hakikatnya adalah
dan
satu,
bekerja
di
suatu
yang
artinya
bulat
tidak
lingkungn dimana sebagian
terpecah.
besar penyelesaian masalah
Kerakyatan yang Dipimpin oleh
harus
Hikmat
dirumuskan
dengan
memperhatikan dunia global.
Kebijaksanaan
dalam
Permusyawaratan/Perwakilan Dalam sila ini menjelaskan tentang
3. Nilai-Nilai
yang
demokrasi,
terkandung
adanya
kebersamaan
dalam mengambil keputusan dan
dalam Pancasila Berikut ini adalah nilai-nilai
penanganannya,
dan
kejujuran
dalam lima sila Pancasila
bersama.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Keadilan
Nilai-nilai yang terkandung dalam
Rakyat Indonesia
sila pertama ini adalah dimana kita
Makna dalam sila ini adalah adanya
sebagai manusia yang diciptakan
kemakmuran
wajib menjalankan perintah Tuhan
seluruh rakyat, seluruh kekayaan dan
dan
sebagainya
menjauhi
laranganNya.
Sosial
Bagi
yang
merata
untuk
bersama,
dan
kebahagiaan
memeluk agama dan kepercayaannya
melindungi yang lemah.
wajib
Pancasila sebagai dasar Negara,
menjalankan apa yang diperintahkan
pandanga hidup bangsa Indonesia,
dalam agama masing-masing dan
dan
menjauhi apa yang dilarang.
menurut
Kemanusiaan
dan
bagi
dipergunakan
Masyarakat Indonesia berhak untuk masing-masing
Seluruh
Yang
Adil
sebagai
ideologi
Suko
bangsa,
Wiyono
(2013)
memuat nilai-nilai/karakter bangsa
dan
Beradab
Indonesia yang tercermin dalam sila-
Sila kedua ini menjelaskan bahwa
sila Pancasilasebagai berikut:
kita sesama manusia mempunyai
1. Nilai-nilai
derajat yang sama dihadapan hukum.
Maha
Ketuhanan
Esa:
dalamnya
terkandung
prinsip
Kepercayaan
dan
asasi
Yang di (1)
Ketaqwaan
kepada Tuhn Yang Maha Esa; (2)
Persatuan Indonesia 58
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 kebebasan
beragama
dan
asasi
(1)
Kerakyatan;
(2) (3)
berkepercayaan paa Tuhan Yang
Musyawarah
mufakat;
Maha Esa sebagai hak yang
Demokrasi;
(4)
paling asasi bagi manusia; (3)
kebijaksanaan, dan (Perwakilan).
toleransi
di
antara
umat
Hikmat
5. Nilai-nilai Keadilan Sosial bagi
beragama dan berkepercayaan
Seluruh
kepada Tuhan Yang Maha Esa;
terkandung di dalamnya prinsip
dan (4) Kecintaan pada semua
asasi (1)
makhluk
ciptaan Kemanusiaan
4. Kondisi Masyarakat Indonesia
yang
saat ini dalam Menerapkan
Adil dan Beradab: terkandun di dalamnya
prinsip
Kecintaan
Indonesia:
Tuhan,
khususnya makhluk manusia. 2. Nilai-nilai
Rakyat
asasi
kepada
Nilai-Nilai Pancasila
(1)
Kondisi
sesama
bangsa
Indonesia
saat ini dapat dikaji dan identifikasi
manusia sesuai dengan prinsip
dengan
bahwa kemanusiaan adalah satu
kepribadian masyarakat Indonesia
adanya;
tercermin
pada
Kesamaderajatan manusia; (4)
masyarakat
Indonesia
Keadilan; dan (5) Keadaban.
Perilaku masyarakat Indonesia saat
3. Nilai-nilai Persatua Indonesia:
ini yang tidak sesuai dengan nilai-
(2)
Kejujuran;
(3)
melihat
prilaku tingkah
nilai Pancasila yaitu:
asasi
Penyimpangan sila pertama
Persatuan;
Kebersamaan;
(3)
(2)
Kecintaan
Saat
ini
laku
sehari-hari.
terkandung di dalamnya prinsip (1)
dan
kita
menjumpai
pada bangsa; (4) Kecintaan pada
generasi muda yang tidak bertaqwa
tanah
kepada
air;
dan
(5)
Bhineka
Tunggal Ika. 4. Nilai-nilai
Tuhan
meninggalkan Kerakyatan
Dipimpin Kebijaksanaan
oleh
yang
peraturan
Hikmat
YME.
Misalnya:
ibadah,
melanggar
agama,
menganggap
dirinya sebagai Tuhan atau Rasul,
dalam
dan lain sebagainya.
Permusyawaratan/Perwakilan:
Penyimpangan sila kedua
terkandung di dalamnya prinsip 59
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 Sekarang ini kita temui diantara
misalnya, tugas PPKN membuat
pemuda
makalah secara kelompok ketidak
Indonesia
yang
tidak
memanusiakan manusia lain sebagai
adilan selalu
mana mestinya. Misalnya: kasus
tersebut karena sebenarnya yang
pembunuhan,
mengerjakan tugas kelompok dari 8
perampokan,
kita rasakan. Hal
pemerkosaan, dan lain sebagainya.
anggota kelompok, hanya 3 orang
Penyimpangan sila ketiga
saja dan yang lainnya tinggal nitip
Memudarnya rasa persatuan dan
nama.
kesatuan
mendapatkan
yang
masyarakat
terjadi
Indonesia
pada
saat
Padahal
ia
menginginkan
nilai
yang
sama.
ini.
Sungguh ini adalah contoh kecil
Misalnya: tawuran antar pelajar,
yang berada pada kehidupan para
bentrok antar warga seperti perang
pelajar sehari-hari.
sampit, bentrok antar suku seperti kisah
perang
sampit,
dan
lain
5. Upaya
yang
dilakukan
sebagainya.
Masyarakat Indonesia dalam
Penyimpangan sila keempat
Membudayakan
Demokrasi selayaknya dilaksanakan
Pancasila
dengan sehat. Fenomena yang terjadi
Sebelum
Nilai-Nilai
memasuki
saat ini masih adanya money politic
masyarakat
di kalangan masyarakat yang biasa
membudayakan nilai-nilai Pancasila
dijumpai pada saat pemilihan kepala
maka perlu kita tahu fungsi dari
desa, pemilihan bupati atau walikota.
Pancasila.
Penyimpangan sila kelima
menjabarkan fungsi Pancasila antara
Selanjutnya banyak
mengenai fakta-fakta
Indonesia
upaya
Sri
Untari
dalam
(2012)
keadilan,
lain:
mengenai
(1) Pancasila sebagai identitas dan
ketidakadilan yang di lakukan oleh
kepribadian bangsa
generasi muda bangsa Indonesia saat
Pancasila
ini. Tidak perlu jauh-jauh, saat ini
bangsa yang digali dari nilai-nilai
dapat kita lihat pada kelompok
yang
belajar kita saja sebagai faktanya.
berkembang dalam masyarakat
Dalam
dan budaya bangsa Indonesia.
kelompok
belajar
PPKN 60
adalah
telah
kepribadian
tumbuh
dan
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 (2) Pancasila sebagai sistem filsafat
Secara
etimologis,
Pancasila bersifat obyektif ilmiah
kebudayaan
karena uraiannya bersifat logis
sansekerta
dan dapat diterima oleh paham
merupakan bentuk jamak dari kata
yang lain.
budhi yang berarti budi atau akal,
(3) Pancasila sebagai sumber nilai
berasal
istilah
dari
bahasa
budhayah
dengan
yang
demikian
budaya
Nilai dasar Pancasila adalah nilai
berhubungan dengan budi atau akal
ketuanan,
(Suko
Wiyono,
nilai persatuan, nilai kerakyatan,
Kamus
Besar
dan nilai keadilan.
(2008) budaya adalah (1) pikiran;
nilai
kemanusiaan,
(4) Pancasila sebagai sistem etika Secara
sederhana
2013). Bahasa
Menurut Indonesia
akal budi; (2) adat-istiadat; (3)
dapat
sesuatu mengenai kebudayaan yang
dijelaskan bahwa yang dimaksud
sudah berkembang (beradab, maju);
etika Pancasila adalah etika yang
(4) sesuatu yang sudah menjadi
mengacu dan bersumber pada
kebiasaan yang sukar diubah.
nilai-nilai, sebagai
norma dasar
Pancasila
Negara
Sedangkan
dan
Koentjaraningrat
menurut dalam
Suko
pandangan hidup bangsa (Sri
Wiyono (2013) kebudayaan ialah
Untari, 2012).
keseluruhan
(5) Pancasila keilmuan
sebagai
tindakan dan hasil karya manusia
politik,
dalam rangka kehidupan masyarakat
ekonomi, sebagai
gagasan,
paradigma
hukum, dan pendidikan (6) Pancasila
sistem
yang dijadikan milik diri manusia ideologi
dengan melalui belajar. Dalam artian
terbuka
seperti
Menurut Winarno dalam Sri
dibedakan wujud kebudayaan itu
Untari (2012) disebut terbuka
sebagai
sebab
Pancasila
kebudayaan sebagai suatu kompleks
bersumber pada kondisi obyektif,
gagasan, nilai, norma peraturan dan
konsep, prinsip, dan nilai-nilai
sebagainya, (2) wujud kebudayaan
orisinal
sebagai suatu kompleks aktivitas
ideologi
masyarakat
Indonesia
sendiri.
tersebut berikut:
di
atas (1)
maka wujud
serta tndakan berpola dari manusia 61
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 dalam
masyarakat,
kebudayaan
(3)
sebagai
wujud
Sejalan
benda-benda
upaya
sedemikian rupa, diharapkan terdapat
hasil karya manusia. Berdasarkan
dengan
penghayatan dan pengalaman nilaipengertian
di
nilai luhur Pancasila di berbagai
atas maka pembudayaan nilai-nilai
bidang
Pancasila yang merupakan sumber
masyarakat. Berkaitan dengan upaya
dari
Indonesia,
pembudayaan karakter bangsa yang
nilai-nilai
bersumber
dari
nilai-nilai
luhur
Pancasila itu dalam: (1) agasan, nilai,
Pancasila,
maka
pendapat
Suko
norma, dan peraturan, (2) aktivitas
Wiyono (2013) berpendapat bahwa
serta tindakan terpola dar manusia,
hal
dan (3) wujud hasil cipta manusia.
pembudayaan adalah sebagai berikut:
karakter
berarti
bangsa
perwujudan
Pembudayaan
nilai-nilai
kehidupan
yang
ingin
1) Masyarakat
bagi
seluruh
dicapai yang
dalam
memiliki
Pancasila tidak sekedar memahami
kesadaran yang tinggi akan hak
saja, namun harus dihayati dan
dan kewajiban sebagai pribadi,
diwujudkan dalam pengalamannya
anggota
oleh setiap diri pribadi dan seluruh
dan sebagai warga Negara.
lapisan
masyarakat
menumbuhkan
sehingga
kesadaran
keluarga/masyarakat,
2) Sebagai pribadi ia dapat bersikap
dan
dan
bertingkah
laku
sebagai
kebutuhan, mempertajam perasaan,
insan hmba Tuhan, yang mampu
meningkatkan
daya
menggunakan cipta, rasa, dan
tangkal dan daya saing bangsa yang
karsa secara tepat, sehingga dapat
semuanya
bersikap adil. Ia adalah seorang
daya
tercermin
tahan, pada
sikap
tanggap dan perilaku masyarakat. Pembudayaan
yang
nilai-nilai
beriman
dan
bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
luhur Pancasila perlu diupayakan
sesua
dengan
agama
dan
pada berbagai kelompok masyarakat
kepercayaan masing-masing.
baik kelompok profesi seperti tenaga
3) Sebagai anggota keluarga dan
kerja, notaris, guru dan pengacara,
masyarakat
ia
kelompok fungsional seperti wanita,
mendudukkan
dirinya
pemuda, dan lain sebagainya.
tepat sesuai dengan fungsi dan 62
mampu secara
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 tugasnya. Ia faham dan mampu
Pancasila dijadikan sebagai dasar
menempatkan hak dan kewajiban
dalam membangun Negara Kesatuan
dalam hidup bersama.
Republik Indonesia.
4) Sebagai
warga
Negara
ia
Arus
diharapkan faham akan hak dan
mungkin
kewajibannya
globalisasi
sesuai
dengan
globalisasi
dihentikan. tidak
tidak
Berjalannya
terlepas
dari
peraturan
perundang-undangan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
yang
berlaku,
teknologi
patuh
sebagai
melaksanakan segal ketentuan
Dampaknya
juga
perundang-undangan
dihindarkan.
Bagi
didasarkan
atas
yang kesadaran.
bangsa
dan
penyebabnya. tidak
bisa
masyarakat,
Negara
Indonesi,
Sebagai warga Negara mampu
globalisasi memiliki dampak positif
membawa diri secara tepat dalam
dan negative.
behubungan warga
dengan
Negara,
dan
sesama
Pembudayaan
dengan
luhur Pancasila perlu diupayakan.
lembaga-lembaga kenegaraan. 5) Sebagai maka prinsip
tenaga ia
dasar
Diharapkan
pembangunan
memahami
terdapat
penghayatan
dan pengalaman nilai-nilai luhur
prinsip-
program
nilai-nilai
Pancasila
dan
di
berbagai
bidang
kehidupan bagi seluruh masyarakat.
peaksanaan pembangunan, baik pembangunan di daerah maupun
DAFTAR PUSTAKA
pembangunan nasional. Ia faham
Al-Hakim, Suparlan, dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang
kegiatan apa yang selayaknya dikerjakan dan diutamakan dalam menciptakan masyarakat yang
Hariyono. 2014. Ideologi Pancasila Roh Progresif Nasionalisme Indonesia. Malang: Intans Publishing
adil, sejahtera, dan bahagia. KESIMPULAN Pancasila merupakan dasar
Kaelan, & Zubaidi, Ahmad. 2007. Pendidikan
Negara dan pandangan hidup bangsa Indoesia. Sebagai
dasar Negara, 63
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1, Januari 2017 E-ISSN 2527-7057, P-ISSN 2545-2683 Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma Kaelan. 2005. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Sri Untari. 2012. “Pancasila dalam Kehidupan Berasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara” dalam Margono (Ed). Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan Kebangsaan. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press) Sumarsono, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Ubaidiah, A, dkk. 2000. Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education), DEmokrasi, HAM, & Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press Wiyono, Suko. 2013. Reaktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Malang: Universitas Wisnuwardhana Malang Press
64