JUDUL MEDIA : JAWAPOS.COM WARTAWAN : MINGGU, 18 MAR 2018 01:35

Download 18 Mar 2018 ... JawaPos.com - Persaudaraan Istri Anggota (PIA) DPR-RI melaksanakan ?bakti sosial (baksos) dalam bentuk Layanan Kesehatan Ma...

0 downloads 427 Views 18KB Size
Judul

:

Media

: jawapos.com

Gelar LKM di Labuan Bajo, PIA DPR Soroti Minimnya Tenaga Kesehatan

Wartawan

: Minggu, 18 Mar 2018 01:35| editor :Â Dim

Tanggal : 18-Mar-2018

Nada Pemberitaan : Netral

Halaman : 1

NewsValue

: 1365000

AdValue

: 464101

Minggu, 18 Mar 2018 01:35 | editor :Â Dimas Ryandi

PIA DPR saat menggelar Baksos Layanan Kesehatan Masyarakat di Labuan Bajo NTT. (PIA DPR)

JawaPos.com - Persaudaraan Istri Anggota (PIA) DPR-RI melaksanakan ?bakti sosial (baksos) dalam bentuk Layanan Kesehatan Masyarakat (LKM) bagi warga Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan itu sebagai respons atas masih kurangnya tenaga medis, terutama di Indonesia bagian Timur. Ketua PIA DPR RI, Lenny Bambang Soesatyo, mengatakan, sesuai data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), rasio dokter dengan penduduk Indonesia, per tahun 2015, masih 1 banding 4.000 penduduk. Artinya 1 orang tenaga kesehatan melayani 4000 penduduk. “Data itu membuktikan masih jauhnya perbandingan ideal satu banding seribu penduduk. Ini belum bicara masalah penyebaran tenaga medis yang belum merata ya," kata Lenny Bambang Soesatyo melalui ketrangan tertulisnya pada JawaPos.com, Sabtu (17/3). Menurut Lenny, alasan dipilihnya Labuan Bajo, NTT juga karena akses terhadap layanan kesehatan masih terbatas. Karena itu menurutnya, kegiatan LKM di daerah Labuan Bajo bukan hanya sekedar pengobatan gratis sebagaimana biasanya. Namun disesuaikan dengan kebutuhan warga. ?Karena itu lanjutnya, selain dokter umum, disiapkan juga beberapa dokter spesialis. "Seperti dokter kandungan, spesialis dalam dan spesialis gigi termasuk tenaga keperawatan dan kebidanan,― jelas Lenny.? ?Bakti sosial itu disambut warga Labuan Bajo, Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat, Nusa  Tenggara Timur, Jumat (16/3). Ratusan warga antri mengikuti bakti sosial itu. Dalam acara tersebut, Ketua Umum PIA, didampingi oleh Wakil Ketua PIA DPR RI yakni Grace Fadli Zon, Ista Agus Hermanto, dan ibu-ibu anggota PIA DPR lainnya. Tampak hadir menyambut rombongan PIA DPR RI adalah Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dula beserta jajaran Muspida Manggara Barat. Dukungan juga ditunjukkan oleh Pemerintah Manggarai Barat dengan menghadirkan tim medis dan pelibatan beberapa apotik dalam hal penebusan resep. ?Lebih lanjut Lenny?? berharap bahwa kehadiran PIA DPR RI dengan Program Layanan Kesehatan Masyarakat dapat bermanfaat bagi warga. Dikatakannya, layanan ini adalah sebagai salah satu bentuk dukungan dan kontribusi PIA DPR RI terhadap program pemerintah di bidang kesehatan.? “Merujuk kepada rasio saat ini terhadap rasio ideal antara tenaga dokter dengan jumlah penduduk, kami berharap pemerintah dapat terus meningkatkan rasio tersebut termasuk aspek penyebarannya,― pungkas Lenny.

(dms/jpg/JPC)

3 Aktris Korea Buktikan dengan Data Medis Payudaranya Asli

Judul

:

Media

: riaupos.co

Dulu Tahanan yang Dieksekusi di Cina Ada yang Diambil Organnya - Riaupos.co

Wartawan

:

Tanggal : 16-Mar-2018

Nada Pemberitaan : Netral

Halaman : 1

NewsValue

: 1365000

AdValue

: 464101

Penegasan itu disampaikan otoritas kesehatan Cina di sebuah konferensi perdagangan organ tubuh di Vatikan. Cina selalu berupaya untuk menindak transplantasi organ ilegal. Contohnya, terdapat 220 orang ditangkap dan 100 korban telah diselamatkan dalam 10 tahun terakhir. Wakil Kepala Donasi Organ dan Ketua Yayasan Transplantasi Tiongkok, Wang Haibo memberikan data tersebut sebagai bagian dari upaya Cina untuk meyakinkan komunitas medis internasional bahwa mereka tidak lagi mengambil organ dari tahanan yang dieksekusi. Di sana, Wang Haibo menegaskan kembali kalau praktik pengambilan organ telah secara resmi dihentikan pada tahun 2015 dan Cina sekarang berupaya mencegah aktivitas transplantasi ilegal. Ia juga mengatakan, praktik perdagangan organ tubuh ilegal biasanya adalah organ ginjal. Dilakukan bukan di rumah sakit namun di tempat terpencil yang nonmedis. "Aktivitas semacam ini, pelakunya semakin pintar, jadi sulit dikenali," kata Wang Haibo. Seperti dilansir SCMP, Rabu, (14/3/2018), Wang Haibo mengatakan, Kementerian Kesehatan dan polisi baru-baru ini mulai melakukan pengawasan terhadap orang-orang yang kemungkinan melakukan transplantasi melalui media sosial mereka. Konferensi di Vatikan tertutup untuk media. Tahun 2017, pada konferensi serupa, Wang Haibo dan Kepala Program Cina, Dr Huang Jiefu terlibat dalam perdebatan sengit dengan pakar perdagangan manusia yang mendesak Cina agar ada inspeksi independen untuk memastikan program Cina memenuhi standar internasional.