JURNAL AKP MANFAAT LIDAH BUAYA (ALOE VERA) SEBAGAI

Download 30 Jun 2015 ... manfaat lidah buaya (Aloe Vera) sebagai penurun kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus. Desain penelitian yan...

0 downloads 581 Views 161KB Size
MANFAAT LIDAH BUAYA (ALOE VERA) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Ike Setya Kurniasari Abstrak Diabetes Mellitus adalah keadaan peningkatan kadar glukosa darah yang kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik (Mirza maulana,2009). Peningkatan glukosa darah yang tidak terkontrol akan menimbulkan komplikasi antara lain kelainan pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan serangan jantung, gangguan fungsi ginjal, luka sulit sembuh dan membusuk (gangren) dan merupakan penyebab utama terjadinya pengerasan dan penyempitan pembuluh darah (Aterosklerosis) sehingga menimbulkan stroke. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manfaat lidah buaya (Aloe Vera) sebagai penurun kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimental dua kelompok. Yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dengan pendekatan pre dan post perlakuan. Populasinya adalah seluruh warga di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon yang terdiagnosa Diabetes Mellitus sebanyak 10 orang. Sampel pada penelitian ini sebanyak 10 orang yang menderita Diabetes Mellitus di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon, dimana 5 orang sebagai kelompok perlakuan dan 5 orang sebagai kelompok kontrol. Analisa data dilakukan dengan membandingkan tingkat kadar glukosa darah sebelum dan sesudah perlakuan, dianalisis secara inferensial untuk menentukan rata – rata dan standart deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan sejumlah 5 orang terjadi penurunan kadar glukosa darah setelah diberikan olahan Aloe Vera yaitu dari 195.40 mg/dl (Pre Test) menjadi 133.40 mg/dl (Post Test). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan yang diberikan olahan Aloe Vera selama 5 hari berturut – turut, dalam artian olahan Aloe Vera dapat menurunkan kadar glukosa darah pada klien Diabetes Mellitus. Kata kunci : Aloe Vera, Glukosa Darah, Diabetes Mellitus. Abstract Diabetes Mellitus is a cronic increase of blood glucose level with many kinds of anomaly metabolic that caused complications (Mirza maulana,2009). The uncontrolled increase of blood glucose will cause some complications, such as anomaly blood vescel which can cause a heart attack, interference of kidney function, injury that is difficult to be cured and gangren which can cause ateroslerosis and causes stroke. The purpose of this research is to know about the the advantages of aloe vera as the lower of blood glucose concentration for client Diabetes Mellitus. The disgn of research that will be used in this research is two group – quasy experimental, that is treatment and control group with the approachment of pre and post treatment. The population is all of the society in RW O8 Gedangsewu Kulon village and 10 people are diagnosed Diabetes Mellitus. The samples of this research are 10 people who get Diabetes Mellitus in RW O8 Gedangsewu Kulon village, where 5 people here as the tretment group and 5 group as the control group. The data analyzing is dome by comparing the blood glucose level before and after treatment, analized inferensialy to decide the average and standart deviation. The research shows that from the treatment group there are 5 people get decrease of blood glucose level after comsuming Aloe Vera that is from 195.40 mg/dl (pre test) become 133.40 mg/dl (post test). From the statement above, we can conclude that there is decrease of boold glucose in treatment group that given Aloe Vera for 5 days, it means that Aloe Vera can lower the blood glucose concentration for client Diabetes Mellitus. Keyword : Aloe Vera, Blood Glucose, Diabetes Mellitus

Jurnal AKP

63

Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

Latar Belakang Diabetes Mellitus adalah keadaan peningkatan kadar glukosa darah yang kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik(Mirza maulana,2009). Hormon insulin dihasilkan oleh sekelompok sel beta () dikelenjar pancreas dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel tubuh. Tingginya prevalensi Diabetes Mellitus menjadikan sangat penting untuk segera diatasi. Namun saat ini masih banyak masyarakat yang kurang menyadari / mengetahui akan manfaat tanaman herbal sebagai terapi herbal dalam mengatasi Diabetes Mellitus. Data terbaru Badan Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia menempati urutan ke-4 dalam jumlah Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2006 jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia 14 juta orang. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, didapatkan data dari jumlah klien Diabetes Mellitus yang periksa di Puskesmas Sidorejo wilayah Desa Gedangsewu bulan JanuariOktober 2011 adalah sebanyak 98 orang. Sedangkan di wilayah RW 08 Desa Gedangsewu yang telah terdiagnosis Diabetes Mellitus sebanyak 10 orang. Dari 10 responden mengatakan belum mengetahui bahwa pengobatan Diabetes Mellitus dapat menggunakan tanaman herbal, yang diketahui hanya obat – obatan bahan kimia. Kontrol glukosa menjadi kunci utama dari penyakit Diabetes Mellitus. Faktor perekonomian yang labil merupakan salah satu kendala penderita diabetes melakukan proses terapi. Apabila kepatuhan proses terapi dinilai kurang maka cenderung glukosa darah terjadi peningkatan. Peningkatan glukosa darah yang tidak terkontrol akan menimbulkan komplikasi antara lain kelainan pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan serangan jantung, gangguan fungsi ginjal, luka sulit sembuh dan membusuk (gangren) dan merupakan penyebab utama penyempitan pembuluh darah (Aterosklerosis) sehingga menimbulkan stroke. Untuk menanggulangi peningkatan penderita Diabetes, maka diperlukan obat yang dapat membantu penderita dalam menurunkan kadar glukosa yang berlebih. Disamping mengkonsumsi obat, penderita Diabetes juga harus menjaga pola makan serta olahraga secara teratur. Tahun 1996 di Universitas Mahidol, Bangkok, melaporkan Aloe Vera terbukti mengurangi kadar glukosa darah pada 72 pasien yang kadar glukosanya sangat tinggi(Rostita,2008).

Jurnal AKP

64

Penggunaan bahan alam disekitar dapat diolah menjadi obat alami yang aman untuk kesehatan. Salah satunya adalah tanaman lidah buaya (Aloe Vera) yang diolah secara sederhana dan tradisional. Tanaman lidah buaya selain untuk perawatan kulit juga dapat mengobati berbagai penyakit. Aloe Vera dapat berfungsi sebagai antiinflamasi, antijamur, antibakteri dan regenerasi sel. Disamping itu (Aloe Vera) bermanfaat untuk menurunkan kadar glukosa darah. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Manfaat Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai Penurun Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus”. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui manfaat lidah buaya (Aloe Vera) sebagai penurun kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus sebelum diberikan olahan Aloe Vera. b. Mengidentifikasi kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus sesudah diberikan olahan Aloe Vera. c. Menganalisa manfaat lidah buaya (Aloe Vera) sebagai penurun kadar glukosa darah. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental semu (quasy eksperimental) dengan rancangan (non equivalent control group) dimana sample pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak dapat dianggap sama (Soekidjo Notoatmodjo,2010). Dalam penelitian ini peneliti ingin melakukan perlakuan pada responden yaitu pada penderita Diabetes Mellitus dengan pemberian terapi herbal yang menggunakan olahan Aloe Vera pada responden yang telah dipilih oleh peneliti dengan perlakuan sebanyak 2 kali perhari dan dalam kurun waktu 5 hari serta dikontrol sebelum dan sesudah diberikan olahan Aloe Vera.

Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

Tabel 1. Desain eksperimental semu (quasy eksperimental) dengan rancangan non equivalent control group. Subyek Pretest Perlakuan Posttest K-A 01-A X 02-A K-B 01-B 02-B Keterangan : K-A : Kelompok Perlakuan K- B : Kelompok Kontrol 01-(A  B) : Observasi kadar glukosa darah sebelum perlakuan X : Intervensi 02-(A  B) : Observasi kadar glukosa sesudah perlakuan. Dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu : 1. Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah lidah buaya (Aloe Vera). 2. Variabel Dependen (tergantung) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah Kadar Glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus. Waktu penelitian dimulai tanggal 14 Januari – 20 Januari 2012 dirumah klien penderita Diabetes Mellitus di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare. Populasi penelitian ini adalah sebanyak 10 orang., dan keseluruhannya dijadikan sebagai sampel penelitian (total sampling) dimana 5 orang sebagai kelompok perlakuan dan 5 orang sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi berisikan identitas diri responden dan kadar glukosa darah dengan menggunakan alat berupa glukosa elektronik Nesco multicheck glucotest. Proses pengolahan data meliputi tahapan editing, coding, tabulating . Analisis data dalam penelitian ini untuk menguji antara kelompok kontrol dengan perlakuan (Pre Test) digunakan analisis statistik Uji One Sampel T Test. Sedangkan untuk analisis statistik (Post Test) menggunakan Uji T Dua Sampel Berpasangan dengan cara uji dua pihak.

Jurnal AKP

65

Hasil Penelitian 1. Data Umum a. Distribusi responden kelompok perlakuan berdasarkan umur 20%

20%

20%

20%

41-45 th 56-60 th

20% 46-50 th 61-65 th

51-55 th

Berdasarkan Diagram diatas yaitu 4145 tahun sejumlah (20%) atau 1 responden, 46-50 tahun sejumlah (20%) atau 1 responden, 51-55 tahun sejumlah (20%) atau 1 responden, 56-60 tahun sejumlah (20%) atau 1 responden, 61-65 tahun sejumlah (20%) atau 1 responden.

b. Distribusi

responden berdasarkan umur

kelompok

20%

kontrol

20%

20%

20%

20% 41-45 th 56-60 th

46-50 th 61-65 th

51-55 th

Berdasarkan Diagram diatas yaitu 4145 tahun sejumlah (20%) atau 1 responden, 46-50 tahun sejumlah (20%) atau 1 responden, 51-55 tahun sejumlah (20%) atau 1 responden, 56-60 tahun sejumlah (20%) atau 1 responden, 61-65 tahun sejumlah (20%) atau 1 responden..

Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

c.

Distribusi responden kelompok perlakuan berdasarkan jenis kelamin.

Berdasarkan Diagram diatas, diketahui 5 responden pada kelompok perlakuan sebagian besar yaitu (60%) atau 3 Responden Tidak Bekerja, (20%) atau 1 Responden menjadi pegawai, (20%) atau 1 Responden menjadi petani.

40% 60%

f. Laki - Laki

Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

kelompok

kontrol

Perempuan 20%

Berdasarkan Diagram diatas, diketahui 5 responden pada kelompok perlakuan sebagian besar yaitu (60%) atau sejumlah 3 responden berjenis kelamin perempuan , (40%) atau sejumlah 2 responden berjenis kelamin laki – laki.

d. Distribusi

responden kelompok berdasarkan jenis kelamin

20%

60%

Petani

Pegawai

Tidak Bekerja

kontrol Berdasarkan Diagram diatas, diketahui 5 responden pada kelompok kontrol sebagian besar yaitu (60%) atau 3 Responden Tidak Bekerja, (20%) atau 1 Responden menjadi pegawai, (20%) atau 1 Responden menjadi petani.

40%

60%

g. Distribusi Laki - Laki

responden kelompok perlakuan berdasarkan riwayat penyakit keturunan

Perempuan

20%

Berdasarkan Diagram diatas, diketahui 5 responden pada kelompok kontrol sebagian besar yaitu (60%) atau sejumlah 3 responden berjenis kelamin perempuan , (40%) atau sejumlah 2 responden berjenis kelamin laki – laki.

e.

Distribusi responden kelompok perlakuan berdasarkan pekerjaan 20%

petani

Pegawai

Jurnal AKP

Ya

Tidak Ada

Berdasarkan Diagram diatas, diketahui 5 responden pada kelompok perlakuan yaitu (80%) atau sejumlah 4 Responden menjawab ada riwayat keturunan Diabetes Mellitus pada keluarga dan (20%) atau sejumlah 1 Responden menjawab tidak ada penyakit keturunan Diabetes Mellitus pada keluarganya.

20%

60%

80%

Tidak Bekerja

66

Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

b. Distribusi

h. Distribusi

responden kelompok berdasarkan riwayat keturunan

responden berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah Pre test pada kelompok kontrol.

kontrol

20%

20%

20% 20%

20%

80% Ya

20% 176 mg/dl 191 mg/dl

Tidak

20%

20%

20%

179 mg/dl 205 mg/dl

Distribusi responden berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah Post test pada kelompok perlakuan. 20%

20%

198 mg/dl

Dari Diagram pie diatas diketahui 5 responden pada kelompok perlakuan diantaranya sebanyak 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 179 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 184 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 198 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 205 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 211 mg/dl.

Jurnal AKP

c.

20% 20% 184 mg/dl 211 mg/dl

67

187 mg/dl

Dari Diagram pie diatas diketahui 5 responden pada kelompok kontrol diantaranya sebanyak 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 176 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 181 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 187 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 191 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 215 mg/dl.

Berdasarkan Diagram diatas, diketahui 5 responden pada kelompok kontrol yaitu (80%) atau sejumlah 4 Responden menjawab ada riwayat keturunan Diabetes Mellitus pada keluarga dan (20%) atau sejumlah 1 Responden menjawab tidak ada penyakit keturunan Diabetes Mellitus pada keluarganya. 2. Data Khusus a. Distribusi responden berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah Pre test pada kelompok perlakuan.

181 mg/dl 215 mg/dl

20%

20%

124 mg/dl 135 mg/dl

20% 128 mg/dl 147 mg/dl

133 mg/dl

Dari Diagram pie diatas diketahui 5 responden pada kelompok perlakuan diantaranya sebanyak 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 124 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 128 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 133 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

135 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 147 mg/dl.

diantaranya sebanyak 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 183 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 189 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 196 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 198 mg/dl, 20% atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 216 mg/dl.

d. Distribusi

responden berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah Post test pada kelompok kontrol. 20%

20%

20%

20%

e.

20% 183 mg/dl 198 mg/dl

189 mg/dl 216 mg/dl

196 mg/dl

Analisa Manfaat lidah buaya (aloe vera) sebagai penurun kadar glukosa darah. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Kelompok Perlakuan Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Bulan Januari 2012, adalah sebagai berikut :

Dari Diagram pie diatas diketahui 5 responden pada kelompok kontrol Tabel 2. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Kelompok Perlakuan Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Bulan Januari 2012 KADAR GLUKOSA (mg/dl) No. SELISIH No. RESPONDEN HASIL PRE TEST POST TEST 1. 1 211 (mg/dl) 147 (mg/dl) -64 2. 2 184 (mg/dl) 128 (mg/dl) -56 3. 3 198 (mg/dl) 124 (mg/dl) -74 4. 4 179 (mg/dl) 133 (mg/dl) -46 5. 5 205 (mg/dl) 135 (mg/dl) -70 Rata-Rata 195.40 (mg/dl) 133.40 (mg/dl) -62.00 (mg/dl) Std. Deviation 13.612 8.735 11.225 Berdasarkan table 2 diatas diketahui 5 responden pada kelompok perlakuan yang diberi olahan aloe vera diantaranya, 1 responden dengan kadar glukosa darah pre test 211 mg/dl menjadi (post test) 147 mg/dl dengan selisih hasil -64 , 1 responden dengan kadar glukosa darah 184 mg/dl menjadi (post test) 128 mg/dl dengan selisih hasil -56, 1 responden dengan kadar glukosa darah 198 mg/dl menjadi (post test) 124 mg/dl dengan selisih hasil -74,1 responden dengan kadar glukosa darah 179 mg/dl menjadi (post test) 133 mg/dl dengan selisih hasil -46, 1 responden dengan kadar glukosa darah 205 mg/dl menjadi (post test) 135

Jurnal AKP

68

mg/dl dengan selisih hasil -70. Rata – rata antara pre test dan post test pada kelompok perlakuan yaitu 195.40 mg/dl menjadi 133.40 mg/dl. Dapat disimpulkan penderita Diabetes Mellitus yang diberikan olahan aloe vera mengalami penurunan kadar glukosa darah. Adapun Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Kelompok Kontrol Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Bulan Januari 2012., adalah sebagai berikut :

Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Kelompok Kontrol Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Bulan Januari 2012 No. 1. 2. 3. 4. 5.

No. RESPONDEN 1 2 3 4 5 Rata - Rata Std. Deviation

KADAR GLUKOSA (mg/dl) PRE TEST POST TEST 187 (mg/dl) 196 (mg/dl) 176 (mg/dl) 183 (mg/dl) 215 (mg/dl) 216 (mg/dl) 191 (mg/dl) 198 (mg/dl) 181 (mg/dl) 189 (mg/dl) 190.00 (mg/dl) 196.40 (mg/dl) 15.100 12.642

Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui 5 responden pada kelompok kontrol yang tidak diberi olahan aloe vera diantaranya, 1 responden dengan kadar glukosa darah pre test 187 mg/dl menjadi (post test) 196 mg/dl dengan selisih hasil +9 , 1 responden dengan kadar glukosa darah 176 mg/dl menjadi (post test) 183 mg/dl dengan selisih hasil +7, 1 responden dengan kadar glukosa darah 215 mg/dl menjadi (post test) 216 mg/dl dengan selisih hasil +1, 1 responden dengan kadar glukosa darah 191 mg/dl menjadi

SELISIH HASIL +9 +7 +1 +7 +8 +6.40 (mg/dl) 3.130

(post test) 198 mg/dl dengan selisih hasil +7, 1 responden dengan kadar glukosa darah 181 mg/dl menjadi (post test) 189 mg/dl dengan selisih hasil +8. Rata – rata antara pre test dan post test pada kelompok kontrol yaitu 190.00 mg/dl menjadi 196.40 mg/dl. Dapat disimpulkan penderita Diabetes Mellitus yang tidak diberikan olahan aloe vera tidak mengalami penurunan kadar glukosa darah.

Tabel 4Analisa Manfaat Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai Penurun Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Bulan Januari 2012. Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Difference Std. Error Mean Deviation Mean Lower Upper Pair 1 PreTest - PostTest

62.000

11.225

5.020 48.062 75.938 12.351

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hasil kadar glukosa darah kelompok perlakuan sebelum diberikan olahan aloe vera dan setelah diberikan olahan aloe vera, didapatkan hasil rentang penurunan kadar glukosa darah 48.062 mg/dl. Diketahui nilai T tabel yaitu 2.776 sedangkan nilai T hitung 12.351 yang berarti bahwa nilai T Hitung lebih besar daripada T tabel. Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima yang

Jurnal AKP

t

69

df Sig. (2-tailed) 4

.000

artinya ada manfaat lidah buaya (aloe vera) sebagai penurun kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus. Pembahasan 1. Kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus sebelum diberikan olahan aloe vera dirumah klien Diabetes Mellitus Berdasarkan tabel 2 dan 3 diketahui terdapat 10 responden yang terdiri dari 5 Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

responden kelompok perlakuan dan 5 responden kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan ini diberi olahan aloe vera, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan oalahan aloe vera. Pada kelompok perlakuan diantaranya, 1 responden dengan kadar glukosa darah pre test 211 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 184 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 198 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 179 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 205 mg/dl. Sedangkan kelompok kontrol diantaranya, 1 responden dengan kadar glukosa darah pre test 187 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 176 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 215 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 191 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 181 mg/dl. Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik mayoritas sebagai penyakit herediter akibat dari kurangnya insulin karena adanya disfungsi dari sel Beta Pankreas. Pada Diabetes Mellitus tipe II, sel-sel  pankreas tidak rusak, walaupun mungkin hanya terdapat sedikit yang normal sehingga masih bisa mensekresi insulin, tetapi dalam jumlah kecil sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Berdasarkan ADA (American Diabetes Association) 1998, ada dua test yang dapat dijadikan sebagai dasar diagnosis terhadap Diabetes Mellitus yang didasarkan pada pemeriksaan kadar glukosa yaitu salah satunya kadar glukosa darah saat puasa > 126 mg/dl. Dari uraian fakta dan teori diatas, peneliti sependapat bahwa Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit akibat dari disfungsi sel-sel  pancreas yang mengakibatkan jumlah sekresi insulin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran Glukosa Darah Pre test dari kedua kelompok baik kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol terbukti menderita Diabetes Mellitus, karena peneliti melakukan pengukuran pada responden menggunakan alat berupa glukosa elektronik Nesco multicheck glucotest dengan kadar glukosa > 126 mg/dl. Setelah dilakukan analisis kadar glukosa darah rata – rata pada kelompok perlakuan kadar glukosa darah ratarata sebesar 195,40 mg/dl, sedangkan pada

Jurnal AKP

70

kelompok kontrol sebesar 190.00 mg/dl. Terjadinya penyakit Diabetes Mellitus ini dikarenakan sebagian responden mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit Diabetes Mellitus hal ini dapat dilihat pada diagram 4.7 dan diagram 4.8 yang sebagian besar responden menjawab mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit Diabetes Mellitus. Mekanisme terjadinya peningkatan kadar glukosa darah pada responden yang > 126 mg/dl disebabkan karena adanya adanya kelainan sel beta dan kelainan pada jaringan perifer dan berlanjut pada disfungsi sel Beta pankreas. 2. Kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus sesudah diberikan olahan aloe vera dirumah klien Diabetes Mellitus Berdasarkan tabel 2 dan 3 diketahui pengukuran kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan mayoritas mengalami penurunan. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak mengalami penurunan kadar glukosa darah. Rentang penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan mengalami penurunan setelah diberikan olahan aloe vera yaitu dari 195.40 mg/dl (pre test) menjadi 133.40 mg/dl (post test). Data tersebut membuktikan bahwa terjadi penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan. Penurunan kadar glukosa darah akibat perlakuan dengan pemberian aloevera berfungsi sebagai memperbaiki pankreas. Senyawa yang berperan penting dalam penurunan kadar glukosa yaitu Cromium, inositol (merupakan bagian dari Vitamin B kompleks) dan Vitamin A. Adapun senyawa lain sebagai penurun kadar glukosa darah yaitu Mono dan polisakarida, selulosa, glukosa, mannose, aldopentosa, rhamnosa yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, untuk memproduksi mucopolisakarida, menekan kadar glukosa dan trigliserida post pandrial dan menurunkan ratio glukosa post pandrial. Pada tumbuhan Aloe Vera yang digunakan sebagai terapi yaitu daging dari aloe vera tersebut. Tahun 1996 di Universitas Mahidol, Bangkok, melaporkan Aloe vera terbukti mengurangi kadar glukosa darah pada 72 pasien yang kadar glukosanya sangat tinggi(Rostita,2008). Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

Dari uraian fakta dan teori diatas, peneliti sependapat bahwa penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan setelah diberikan olahan aloe vera pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan pada tahun 1996 di Universitas Mahidol, Bangkok, melaporkan Aloe vera terbukti mengurangi kadar glukosa darah pada 72 pasien yang kadar glukosanya sangat tinggi. Pada penelitian ini didapatkan rentang penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan mengalami penurunan setelah diberikan olahan aloe vera yaitu dari 195.40 mg/dl (pre test) menjadi 133.40 mg/dl (post test). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak mengalami penurunan sama sekali. Hal tersebut dikarenakan kelompok perlakuan diberikan olahan aloe vera yang direbus kemudian disaring dan diminum saat hangat setelah makan 2-3 gelas perhari (1gelas = 200cc ). Lama pemberian terapi aloe vera tergolong singkat hanya 5 hari berturut-turut. Sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan olahan aloe vera, kadar glukosa pada penderita Diabetes Mellitus tersebut tidak mengalami penurunan. Maka peneliti memberikan informasi kepada responden bahwa aloe vera tersebut sebagai olahan herbal pengganti obat Diabetes Mellitus yang diminum sesudah makan secara teratur. 3. Manfaat lidah buaya (aloe vera) sebagai penurun kadar glukosa darah. Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hasil kadar glukosa darah kelompok perlakuan sebelum diberikan olahan aloe vera dan setelah diberikan olahan aloe vera, didapatkan hasil rentang penurunan kadar glukosa darah 48.062 mg/dl. Dikethui nilai T tabel yaitu 2.776 sedangakan nilai T hitung 12.351 yang berarti bahwa nilai T Hitung lebih besar daripada T tabel. Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima. Pada daging aloe vera yaitu berfungsi untuk memperbaiki pankreas. Senyawa yang berperan penting dalam penurunan kadar glukosa yaitu Cromium, inositol (merupakan bagian dari Vitamin B kompleks) dan Vitamin A. Adapun senyawa lain sebagai penurun kadar glukosa darah yaitu Mono dan polisakarida, selulosa, glukosa, mannose,

Jurnal AKP

71

aldopentosa, rhamnosa yang berfungsi sebagai memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, untuk memproduksi mucopolisakarida, menekan kadar glukosa dan trigliserida post pandrial dan menurunkan ratio glukosa post pandrial. Pada tumbuhan Aloe Vera yang digunakan sebagai terapi yaitu daging dari aloe vera tersebut. Berdasarkan hasil analisa antara fakta dan teori diatas peneliti sependapat bahwa aloe vera sebagai penurun kadar glokosa darah karena fungsi dari aloe vera mampu memperbaiki pancreas. Ketika pancreas diberi olahan aloe vera maka pancreas akan berfungsi baik kembali serta insulin mampu diproduksi kembali secara maksimal. Mono dan polisakarida, selulosa, glukosa, mannose, aldopentosa, rhamnosa berfungsi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, memproduksi mucopolisakarida, menekan kadar glukosa dan trigliserida post pandrial dan menurunkan ratio glukosa post pandrial. Inilah yang yang menyebabkan penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan yang diberi olahan aloe vera sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberi olahan aloe vera tidak mengalami penurunan kadar glukosa darah dan terlihat perbedaan yang signifikan hasil analisis kadar glukosa darah antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Disarankan pada responden untuk mengolah aloe vera yang diminum sesudah makan secara teratur. Berdasarkan hasil analisis tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan, pengaruh manfaat aloe vera sebagai penurunan kadar glukosa darah antara klien Diabetes Mellitus yang diberikan olahan aloe vera dengan klien Diabetes Mellitus yang tidak diberikan olahan aloe vera dirumah klien Diabetes Mellitus yang bertempat tinggal di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare.

Kesimpulan 1. Kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus sebelum diberikan olahan aloe vera dirumah klien Diabetes Mellitus yang bertempat tinggal di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare. Didapatkan hasil yaitu, dengan kadar glukosa darah rata-rata pada Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015

2.

3.

kelompok perlakuan sebesar 195,40 mg/dl, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 190.00 mg/dl. Kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus sesudah diberikan olahan aloe vera dirumah klien Diabetes Mellitus yang bertempat tinggal di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare. Kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan mengalami penurunan setelah diberikan olahan aloe vera yaitu dari 195.40 mg/dl (pre test) menjadi 133.40 mg/dl (post test). Ada manfaat lidah buaya (aloe vera) sebagai penurun kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus yang bertempat tinggal di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare. Ditunjang hasil rentang penurunan kadar glukosa darah 48.062 mg/dl. Diketahui nilai T tabel yaitu 2.776 sedangkan nilai T hitung 12.351 yang berarti bahwa nilai T Hitung lebih besar daripada T tabel.

Saran 1. Bagi Responden dan Masyarakat Responden dan masyarakat bisa tahu dan mau menggunakan olahan aloe vera sebagai terapi herbal untuk penderita Diabetes Mellitus yang berfungsi sebagai penurun kadar glukosa darah secara alami, lebih aman serta tanaman aloe vera mudah didapatkan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan dapat menjadikan penelitian ini sebagai satu wacana baru dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mencari inovasi baru dibidang kesehatan terutama bidang keperawatan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti keberhasilan terapi alami ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian yang lebih kreatif dalam ilmu keperawatan yang berbasis herbalis, dan lebih dikhususkan pada macam – macam tipe Diabetes Mellitus serta cara yang lebih efektif dalam pengolahan Aloe Vera tanpa mengurangi zat – zat yang terkandung.

Jurnal AKP

72

DAFTAR PUSTAKA Furnawanthi, Irni.(2002). Khasiat Dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib. Jakarta : AgroMedia Pustaka Maulana, Mirza.(2009). Mengenal Mellitus. Yogyakarta : Katahati

Diabetes

Notoatmodjo, Soekidjo.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam.(2008). Konsep Dan Penerapan Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan Ed.2. Jakarta : Salemba Medika Purbaya, J. Rio.(2003).Khasiat Bandung : Pionir Jaya

Aloe

Vera.

Rostita. (2008). Berkat Lidah Buaya Sehat Cantik Dan Penuh Vitalitas. Bandung : Qanita Santjaka, Aris.(2011).STATISTIK untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Saraswati,Syilvia. (2009). Diet Sehat. Yogjakarta : A+ books Suddarth dan Brunner.(2002). Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : EGC Wijayakusuma, H.M. Hembing.(2004). Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Jakarta : Puspa Swara .(2007). Penyembuhan dengan Lidah Buaya. Jakarta : Sarana Pustaka Prima

Vol.6 No.1, 1 Januari – 30 Juni 2015