Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
PELAKSANAAN STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI PERENCANAAN PROGRAM PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KARTIKA I-1 PADANG Adek Herlina Lubis Abstract This research aims to understand the implementing management of education standart which is reviewed by the side of the school program planning in SMK Kartika I-1 Padang. The kind of research is qualitative descriptive research that is using interviewing, observation, and dokumenting method as a method to collect data and the result of this study indicated that 1) the implementation of formulation standar and determination of school vision at SMK Kartika I-1 Padang has not fulfilled maximally that seen from the making of formulation and school vision. That is not through meeting of board of educator and lack of socialization to the shool stakeholder. 2) the implementation of formulation standard and arrangement of it mission also not fulfilled maximally that seen from the absence of board of educator. Meeting in formulation and arrangement of school mission and lack of socialization conducted by school. 3) implementation of formulation standar and determination of school objective has not fulfilled the criteria that seen from the absence board of educator meeting in making goals formulation and it has not been socialization conducted by school. 4) the implementation of formulation standard and arrangement of school work plan also not fulfilled maximally that seen from the absence of board of educator. Meeting in formulation and arrangement of school work plan and lack of socialization conducted by school. Key words: Standard of School Management, School Program Planning tentang
PENDAHULUAN Pendidikan
merupakan
Pendidikan
Nasional
(UU
yang
Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan
dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pendidikan nasional yang dikembangkan untuk
pemerintah
meningkatkan pendidikan Indonesia.
melalui
kegiatan
usaha
sistem
bimbingan,
pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di
Sebagai
upaya
penjaminan
mutu
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat
pendidikan pemerintah mengeluarkan kebijakan
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
yang
berperan dalam berbagai lingkungan hidup
pendidikan yang menjadi kriteria minimal yang
secara baik untuk masa yang akan datang.
harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan dalam
Pendidikan adalah hal yang sangat penting
menyelenggarakan pendidikan. Sebagaimana
untuk masyarakat dalam memajukan negara dan
yang tertuang di dalam Peraturan Pemerintah
juga sangat penting dalam proses pembangunan
Nomor 13 Tahun 2015 menjelaskan Standar
negara untuk menjadi negara yang lebih maju.
Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal
Pentingnya fungsi pendidikan bagi sebuah
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
bangsa juga dipertegas dalam Undang-undang
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
Nasional
tertuang
dalam
Pendidikan
ini
standar
bertujuan
nasional
untuk 1
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
menjamin mutu pendidikan nasional dalam
efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
pengelolaan pendidikan memberikan batasan-
membentuk watak serta peradaban bangsa yang
batasan berupa standar minimal yang harus
bermartabat.
dipenuhi oleh satuan pendidikan dasar dan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No
menengah sehingga memberikan arahan yang
19 tahun 2005 Lingkup dari Standar Nasional
jelas bagi pelaksanaan dan pengembangan
Pendidikan ialah sebagai berikut: standar isi,
dalam pengelolaan pendidikan yang berlaku
standar proses, standar kompetensi lulusan,
secara nasional. Berdasarkan Permendiknas
standar pendidik dan tenaga kependidikan,
Nomor
standar
sarana
pengelolaan,
dan
standar
19
tahun
2007
tentang
Standar
prasarana,
standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Dasar dan
pembiayaan,
standar
Menengah komponen-komponen dari standar
penilaian pendidikan.
pengelolaan pendidikan adalah sebagai berikut ;
Dengan demikian, suatu jenjang/tingkat
“ 1. Perencanaan program, 2. Pelaksanaan
pendidikan atau satuan pendidikan baik itu
program, 3. Pengawasan dan evaluasi, 4.
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK baru
Kepemimpinan sekolah/madrasah, 5. Sistem
bisa dikatakan berkualitas jika telah memenuhi
informasi manajemen, 6. Penilaian Khusus”.
seluruh kategori standar tersebut. Termasuk
Dari Permendiknas Nomor 19 tahun
komponen-komponen standar yang ada di dalam
2007 tersebut dapat terlihat cukup luasnya
masing-masing
nasional
cakupan dari standar pengelolaan pendidikan
pendidikan tersebut. Salah satu standar nasional
yang harus terpenuhi oleh sebuah lembaga
pendidikan
pendidikan, agar dapat memenuhi kriteria
kategori
yang harus
standar
dilaksanakan
lembaga/instansi
pendidikan
amanat
tertuang
yang
sesuai pada
oleh
dengan
minimal
bagi lembaga pendidikan yang
Peraturan
bermutu baik. Memang hal ini tidaklah mudah,
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
melainkan membutuhkan waktu dan proses.
Standar Nasional Pendidikan adalah standar
Keterlibatan guru, kepala sekolah, masyarakat
pengelolaan pendidikan.
yang tergabung dalam komite sekolah dan
Standar pengelolaan pendidikan adalah
dewan
pendidikan
pengambilan
standar nasional pendidikan yang berkaitan
keputusan
dengan
dan
kepemilikan yang lebih tinggi terhadap sekolah,
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
dan terhadap pengembangan program-program
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi,
sekolah. Dengan demikian dapat mendorong
atau nasional agar tercapai efisiensi dan
mereka untuk mendayagunakan sumber daya
perencanaan,
pelaksanaan,
akan
dalam
membangkitkan
rasa
2
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
yang ada seefesien mungkin untuk mencapai
mengikutsertakan masukan dari berbagai warga
hasil
sekolah/madrasah
yang
optimal
dalam
pengelolaan
pendidikan.
dan
pihak-pihak
yang
berkepentingan, namun kenyataannya belum
Dalam
mengembangkan
program
terlaksananya rapat dewan pendidik serta masih
sekolah perlu adanya sebuah perencanaan
kurang optimalnya peran warga sekolah dalam
program sekolah agar program yang dibuat
perumusan tersebut. Hal lain dapat juga dilihat
dapat
yang
dari, kurangnya sosialisasi visi, misi, tujuan,
sekolah
rencana kerja sekolah yang dilakukan oleh
merupakan salah satu aspek yang diatur dalam
kepala sekolah kepada seluruh warga sekolah
standar pengelolaan pendidikan. Maka, dalam
dan pihak-pihak yang berkepentingan.
membuat perencanaan program pihak sekolah
METODE PENELITIAN
membantu
diharapkan.
harus
tercapainya
Perencanaan
menyesuaikannya
tujuan
program
dengan
standar
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
perencanaan program sebagaimana yang telah
deskriptif, metode penelitian yang digunakan
diatur dalam Permendiknas No. 19 tahun 2007.
dalam penelitian ini adalah metode penelitian
Standar perencanaan program tersebut meliputi :
kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini
perumusan dan penetapan visi, misi, tujuan dan
terbagi atas informan kunci yaitu kepala sekolah
rencana kerja sekolah/madrasah. Jika kegiatan
SMK
perumusan dan penetapan visi, misi, tujuan, dan
pendukung yaitu warga sekolah SMK Kartika I-
rencana
1 Padang. Teknik pemilihan sampel yaitu
kerja
sekolah
disesuaikan
dan
Kartika
I-1
Padang
informan
berpedoman pada standar yang telah ditetapkan
dengan
oleh pemerintah diharapkan dapat terwujudnya
sampling dan snowball sampling. Instrumen
perencanaan program sekolah secara efektif dan
penelitian yaitu peneliti sendiri yang didukung
efesien.
dengan
Akan tetapi
pada kenyataannya di
menggunakan
dan
penggunaan
teknik
pedoman
purposive
observasi,
pedoman wawancara, dan dokumentasi. Teknik
lapangan berbeda dengan semestinya. Dalam
pengumpulan
perencanaan program sekolah masih terdapat
wawancara,
sekolah-sekolah yang belum memenuhi standar
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
perencanaan program sekolah. Dimana, dalam
analisis Miles dan Huberman yaitu reduksi data,
perencanaan program sekolah pada kegiatan
penyajian data, dan simpulan/verifikasi. Teknik
perumusan dan penetapan visi, misi, tujuan dan
keabsahan data menggunakan triangulasi yaitu
rencana kerja sekolah idealnya dirumuskan
trianggulasi sumber, trianggulasi teknik, dan
berdasarkan
trianggulasi waktu.
rapat
dewan
pendidik
serta
data teknik
menggunakan observasi,
dan
teknik studi
3
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
sekolah. Sejak berdiri hingga sekarang misi
Hasil Penelitian
sekolah belum pernah dirumuskan kembali,
Hasil
penelitian
mendeskripsikan Pengelolaan
ini
Pelaksanaan
Pendidikan
ditinjau
akan
karena
belum
tercapai.
Misi
sekolah
Standar
menekankan pada layanan peserta didik dan
dari
memberikan ruang gerak bagi satuan-satuan unit
Perencanaan Program Sekolah di SMK Kartika
sekolah.
I-1 Padang yang meliputi standar perumusan
3.
Pemenuhan Standar perumusan dan
dan penetapan visi, misi, tujuan dan rencana
penetapan tujuan sekolah
kerja sekolah.
Tujuan
SMK
Kartika
I-1
Padang
Pemenuhan Standar perumusan dan
dirumuskan dan ditetapkan oleh kepala sekolah
penetapan visi sekolah
beserta wakil Kurikulum. Tujuan sekolah
Visi SMK Kartika I-1 Padang dirumuskan
dirumuskan dan ditetapkan tanpa melalui rapat
dan ditetapkan oleh kepala sekolah beserta
dewan pendidik. Hal, ini dikarenakan oleh
wakil Kurikulum. Visi sekolah dirumuskan dan
faktor biaya dan waktu. Pemajangan poster
ditetapkan tanpa melalui rapat dewan pendidik.
berisikan tujuan sekolah belum dilakukan oleh
Hal, ini dikarenakan oleh faktor biaya dan
pihak sekolah sebagai salah satu bentuk
waktu. Sosialisasi visi sekolah dilakukan oleh
sosialisasi tujuan sekolah. Tujuan sekolah
pihak sekolah melalui pemajangan poster
mengacu pada standar kompetensi lulusan
berisikan visi sekolah didinding gedung depan
sekolah dan standar kompetensi lulusan yang
sekolah. Sejak berdiri hingga sekarang visi
ditetapkan pemerintah. Namun, tujuan sekolah
sekolah
belum
1.
belum
pernah
dirumuskan
ulang
dijabarkan
kedalam
kembali, karena belum tercapai.
menengah dan tahunan.
2.
4.
Pemenuhan Standar perumusan dan
tujuan
jangka
Pemenuhan Standar perumusan dan
penetapan misi sekolah
penetapan rencana kerja sekolah
Misi SMK Kartika I-1 Padang dirumuskan
Rencana Kerja Sekolah SMK Kartika I-1
dan ditetapkan oleh kepala sekolah beserta
Padang dirumuskan oleh wakil Kurikulum serta
wakil Kurikulum. Misi sekolah dirumuskan dan
ditetapkan oleh kepala sekolah. Rencana kerja
ditetapkan tanpa melalui rapat dewan pendidik.
sekolah dirumuskan dan ditetapkan tanpa
Hal, ini dikarenakan oleh faktor biaya dan
melalui
waktu. Sosialisasi misi sekolah dilakukan oleh
dikarenakan oleh faktor biaya dan waktu.
pihak sekolah melalui pemajangan poster
Rencana
berisikan misi sekolah didinding gedung depan
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
rapat
kerja
dewan
jangka
pendidik.
Hal,
menengah
ini
belum
4
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
dibuat
sekolah,
sehingga
RKJM
menjadi
formalitas saja bagi sekolah. RKT belum memuat
ketentuan
Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor
pembelajaran,
diantaranya yaitu biaya yang kurang memadai.
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
Namun hal ini seharusnya menjadi perhatian
prasarana, keuangan dan pembiayaan, budaya
penting bagi pihak sekolah, karena semakin
dan lingkungan sekolah, peran serta masyarakat
tinggi keterlibatan komponen sekolah dalam
dan
yang
peyusunan visi sekolah maka akan semakin
mengarah pada peningkatan dan pengembangan
tinggi komitmen untuk dapat mewujudkannya.
mutu.
Sebagaimana
Pembahasan
(2015:29) menyatakan bahwa “pembangunan
kurikulum
kemitraan,
Dalam indikator
dan
rencana
penelitian
yaitu
(1)
jelas
dan penetapan visi sekolah.
mengenai;
kesiswaan,
yang
sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan
kerja
ini
lain
membahas
Pemenuhan
menurut
pendapat
Baedowi
4
dan pengembangan visi dan misi sekolah
standar
selanjutnya terkait dengan sejauh mana tingkat
perumusan dan penetapan visi sekolah, (2)
keterlibatan
Pemenuhan standar perumusan dan penetapan
memaknai,
misi sekolah, (3) Pemenuhan standar perumusan
menyusunnya. Visi dan misi mesti berbasis pada
dan penetapan tujuan sekolah, (4) Pemenuhan
tindakan kolektif supaya terdapat komitmen
standar perumusan dan penetapan rencana
komunitas sekolah untuk mewujudkannya.”
sekolah.
komunitas
sekolah
menerjemahkan,
atau
dalam bahkan
SMK Kartika I.1 Padang mensosialisasikan visi sekolah dengan memasang poster berisikan
1. Pemenuhan standar dalam perumusan dan penetapan visi sekolah
penempatan ini dirasa strategis karena terlihat
Dalam perumusan dan penetapan visi sekolah,
sekolah
belum
sepenuhnya
menjalankan kebijakan yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007. Dimana, dalam perumusan dan penetapannya belum dilaksanakan
melaui
sebuah
visi sekolah di dinding depan gedung sekolah,
rapat
yang
dinamakan dengan rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah. Namun, hanya dirumuskan oleh kepala sekolah beserta Wakil kurikulum saja sehingga pihak sekolah belum
langsung disaat memasuki gedung sekolah. Kegiatan mensosialisasikan visi sekolah ini dirasa
kurang
jika
hanya
pada
sebatas
pemajangan poster visi sekolah saja. Hal ini penulis
ketahui
dari
pendapat
beberapa
narasumber yang penulis wawancarai pada sekolah tersebut. Hal ini juga perlu menjadi perhatian penting bagi pihak sekolah, visi sekolah walaupun telah dirumuskan dengan baik namun tidak akan serta merta dapat dipahami
mengakomodasi masukan dari warga sekolah 5
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
oleh seluruh komponen sekolah. Maka, perlu
akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi
adanya
(Yahya 2009:121). Misi sekolah bersifat lebih
berbagai
kegiatan
lainnya
dalam
mensosialisasikan visi sekolah agar seluruh
konkret dan lebih berorientasi pada tindakan.
komponen sekolah memiliki persepsi yang sama
Berdasarkan hasil pencermatan yang
mengenai visi sekolah. Sebagaimana yang
penulis lakukan pada dokumen KTSP mengenai
dijelaskan oleh Baedowi (2015:34) memaparkan
misi sekolah, penulis menyimpulkan bahwa misi
bahwa “menghidupkan sebuah visi sekolah
dari sekolah SMK Swasta Kartika I.1 Padang
dalam kehidupan sehari-sehari memerlukan
dibuat dengan kalimat yang ringkas yang
kesamaan persepsi dari seluruh warga sekolah
dinyatakan dalam satu kalimat, hasil yang
untuk
diinginkan sekolah, serta mengandung nilai-nilai
menerjemahkannya.
Penyelarasan
persepsi ini perlu dilakukan dengan sadar dan
pendidikan.
terus menerus, hal ini dapat dilakukan melalui
Baedowi (2015:33) karakteristik misi sekolah
rapat kerja dan rapat bulanan serta kegiatan-
adalah: 1) Ringkas; meskipun tidak sesingkat
kegiatan sekolah lainnya.
kalimat atau frase visi, misi sebaiknya cukup
Idealnya secara berkala visi sekolah yang
dinyatakan
Sebagaimana
dalam
satu
yang
kalimat,
dijelaskan
2)
misi
telah dirumuskan dan ditetapkan ditinjau dan
menjelaskan hasil-hasil kongkret yang hendak
dirumuskan
dengan
dicapai oleh sekolah, 3) bersifat inklusif yakni
perkembangan dan tantangan di masyarakat.
sesuai dengan nilai-nilai universal yang diyakini
Namun, Sejak berdiri hingga saat ini sekolah
dalam pendidikan.
kembali
sesuai
belum merumuskan kembali visi sekolah,
Misi sekolah yang akan dirumuskan
karena visi sekolah yang telah ada belum dapat
hendaknya dapat memberikan arah dalam
tercapai
adanya
mewujudkan visi sekolah. Hal ini juga tercermin
perumusan ulang. Sehingga sampai saat ini visi
dari misi sekolah yang dirumuskan oleh SMK
sekolah masih tetap sama dari awal berdirinya.
Swasta Kartika I.1 Padang. Dimana, untuk
Hal ini dikarenakan visi sekolah belum dapat
mewujudkan visi sekolah yaitu “Mencapai
tercapai.
Lulusan yang berakhlak mulia dan Kompeten di
2. Pemenuhan standar dalam perumusan
Bidangnya” sekolah merumuskan tindakan atau
dan
dirasa
belum
perlu
dan penetapan misi sekolah
uapaya-upaya untuk mencapai visi tersebut
Setelah merumuskan visi sekolah langkah
kedalam misi sekolah. Misi sekolah tersebut
selanjutnya yang dilakukan sekolah adalah
dijadikan patokan untuk meyusun program
merumuskan misi sekolah. Misi adalah rumusan
pokok sekolah, seperti dalam salah satu misi
umum mengenai tindakan (upaya-upaya) yang
sekolah yaitu “menciptakan tenaga muda yang 6
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
berdisiplin
tinggi,
jujur,
memiliki
dasar
misi sekolah. Sama halnya dengan visi, hal ini
tanggung jawab serta peka terhadap ilmu dan
dikarenakan misi sekolah belum tercapai.
teknologi”
3. Pemenuhan standar dalam perumusan
sekolah
menyusun
program
pembinaan peserta didik seperti melakukan
dan penetapan tujuan sekolah
pembinaan melalui pemberian sanksi dan pembinaan
melalui
ekstrakurikuler.
kegiatan-kegiatan yang
tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu
unit-unit
tertentu.. Peraturan Pemerintah No 13 Tahun
sekolah, seperti unit sekolah dibidang kesiswaan
2015 menyebutkan Standar Kompetensi Lulusan
dalam melakukan pembinaan terhadap peserta
adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
didik. Sekolah memfasilitasi kebutuhan yang
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
diperlukan
masing-masing
menjalankan
programnya.
keluwesan
dibuat
yang jelas bagi sekolah. Tujuan sekolah adalah
juga
memberikan
Misi
Tujuan sekolah menggambarkan arahan
terhadap
unit
dalam
keterampilan. Lampiran Permendikbud No 54
Namun,
kendala
Tahun 2013 juga menjelaskan tentang standar
sekolah adalah jika memerlukan biaya yang
kompetensi
banyak
menengah. Menurut Permendikbud No 54
maka
akan
sedikit
sulit
untuk
mewujudkannya.
beserta
diadakannya
rapat
pendidikan
dasar
dan
Tahun 2013 Standar Kompetensi Lulusan adalah
Misi sekolah dirumuskan oleh kepala sekolah
lulusan
Wakil
Kurikulum
dewan
pendidik
kriteria
mengenai
kualifikasi
kemampuan
tanpa
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
yang
ketrampilan.
melibatkan seluruh warga sekolah dan pihak-
Tabel 6. Kompetensi Lulusan
pihak yang berkepentingan. Kebijakan tersebut
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
juga disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor biaya. Sosialisasi misi sekolah dilakukan melalui pemajangan poster atau spanduk bertuliskan misi sekolah yang dipajang ditempat yang mudah terlihat oleh warga sekolah yaitu di dinding depan gedung sekolah. Selama berdiri hingga sekarang misi sekolah belum pernah dirumuskan ulang, karena dirasa belum perlu dirubah dan belum tercapai oleh sekolah. Sehingga pihak sekolah tidak melakukan peninjauan dan perumusan ulang
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C Kualifikasi Kemampuan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, Pengetahuan prosedural dan metakognitif dalam ilmu dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemenusian, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari disekolah secara mandiri. Dimensi Sikap
7
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
Berdasarkan hasil pencermatan dokumen
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi
EDS (Evaluasi Diri Sekolah) yang penulis
lapangan
lakukan,
standar
ditemukan sosialisasi untuk tujuan sekolah.
kompetensi lulusan dari SMK Swasta Kartika
Sehingga secara kondisi fisik tujuan sekolah
I.1 Padang, yaitu sebagai berikut :
belum dicantumkan seperti halnya visi dan misi
penulis
menemukan
sekolah Komponen Peserta didik mencapai akademis diharapkan.
dapat target yang
yang
yang
penulis
lakukan,
belum
dipajang digedung sekolah,
Indikator
sehingga mudah terlihat oleh warga sekolah.
a. Peserta didik memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang ditetapkan SKL.
4. Pemenuhan standar dalam perumusan
b. Peserta didik memperlihatkan kemajuan sebagai pembelajar yang mandiri.
SMK Swasta Kartika I.1 Padang
c. Peserta didik memperlihatkan motivasi belajar dan rasa percaya diri yang tinggi.
dan penetapan Rencana kerja sekolah
menyerahkan Rencana
tanggung
Kerja
jawab
Sekolah
penyusunan
kepada
Waka
Kurikulum dan tidak melibatkan warga sekolah Peserta didik dapat mengembangkan potensi penuh mereka sebagai anggota masyarakat
d. Sekolah mengembangkan kepribadian peserta didik. e. Sekolah mengembangkan keterampilan hidup. Sekolah mengembangkan nilai-nilai agama, budaya, dan pemahaman atas sikap yang dapat diterima.
dalam rapat perumusan. Hal lain yang penulis temui bahwa Rencana kerja jangka menengah yang dibuat oleh Waka Kurikulum tersebut hanya sebagai formalitas semata namun tidak dilaksanakan sesuai dengan rencana, sehingga Waka Kurikulum merasa tidak perlu untuk
Namun belum dinemukan tujuan sekolah yang
dijabarkan
menjadi
tujuan
menengah dan tujuan tahunan, sehingga penulis sulit untuk melakukan analisis terhadap tujuan jangka menengah dan tahunan. Namun, jika dilihat dari tujuan sekolah SMK Swasta Kartika I.1 Padang secara umum sudah mengacu pada standar
kompetensi
lulusan
yang
menyusun Rencana kerja jangka menengah.
jangka
sudah
ditetapkan sekolah dan pemerintah. Tujuan sekolah SMK Swasta Kartika I.1 Padang tidak dirumuskan dalam rapat dewan pendidik. Sekolah tidak melibatkan semua warga sekolah hal ini juga dikarenakan beberapa
Hal ini seharusnya menjadi perhatian penting pihak sekolah agar menyusun Rencana kerja
sekolah
secara
bersama-sama
dan
menjalankannya secara optimal sehingga dapat membantu beberapa
pengembangan manfaat
lainnya.
sekolah
serta
Seperti
yang
dipaparkan oleh Muhaimin, dkk (2011:201) bahwa manfaat dari Rencana kerja sekolah bagi sekolah adalah sebagai berikut : a) pedoman kerja (kerangka acuan) dalam pengembangan sekolah/madrasah, b) sarana untuk melakukan monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
faktor, salah satunya adalah faktor biaya. 8
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
pengembangan sekolah/madrasah, 3) bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumber daya pendidikan yang diperlukan.
2. Program kurikulum : pelatihan dan seminar pembuatan kurikulum 3. Program pendidik dan tenaga kependidikan
Dalam menyusun rencana kerja sekolah
serta pengembangannya : a) workshop RPP,
pihak sekolah tidak membentuk tim yang
pengelolaan
bertanggung
administrasi b) pelatihan tenaga konseling, c)
jawab
dalam
penyusunannya.
Hendaknya pihak sekolah membentuk sebuah tim penyusun rencana kerja sekolah sehingga
kelas,
workshop
tenaga
MGMP 4. Sarana dan prasarana; a) pengadaan sumber
RKS dapat dirumuskan dengan baik. Menurut
belajar,
pendapat Muhaimin, dkk (2011:202) sebelum
melengkapi
RKS dirumuskan, kepala sekolah dan guru
kenyamanan ruang pimpinan, c) melengkapi
bersama
kekurangan
komite
sekolah
membentuk
tim
buku
teks
dan
panduan,
kekurangan
sarana
untuk
perumus RKS yang disebut Tim Penyusun
jamban,
Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (TPRKS/M).
pembangunaan
Tim
pembangunan ruang sirkulasi.
ini
disebut
sebagai
tim
inti
yang
tempat
sarana
ibadah,
untuk
kenyamanan
d)
ruang
b)
pengusulan
UKS
dan
beranggotakan minimal 6 orang, terdiri dari
5. Keuangan dan pembiayaan ; di dalam RKT
unsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
tersebut juga tertera rincian perhitungan,
guru, wakil dari TU/Administrasi, dan wakil
besar biaya serta sumber biaya dari program
dari komite sekolah.
yang akan dilaksanakan.
Pada saat wawancara dengan Waka kurikulum
penulis
untuk
sekolah sering disebut sebagai suasana
memperoleh rencana kerja tahunan sekolah yang
sekolah yang dimaknai dengan bagaimana
dinyatakan
dan
warga sekolah berpikir dan bertindak. Secara
anggaran sekolah. Berdasarkan pencermatan
kasat mata, budaya sekolah biasanya bisa
penulis terhadap dokumen tersebut terdapat
dilihat pada aturan tertulis dan tidak tertulis,
beberapa program, yaitu sebagai berikut :
tradisi dan norma, harapan-harapan, cara
1. Program kesiswaan : a) kemah bakti siswa, b)
bertindak, berpakaian, serta berbicara, apa
OSIS, c) wirid remaja dan pesantren, d)
yang dibicarakan atau tabu dibicarakan,
palang merah remaja, e) pembinaan dan
kesediaan
sanksi, f) school net, g) ekstrakurikuler
pandangan guru tentang pekerjaan dan siswa.
kesenian, olahraga dan pecinta alam.
(Deal
dalam
berkesempatan
6. Budaya dan lingkungan sekolah: budaya
rencana
kegiatan
membantu
Peterson,
2009
(atau
dalam
dibantu),
Baedowi
2015:41) 9
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
Berdasarkan hasil pencermatan dokumen
masukan dari berbagai warga sekolah serta
RKT yang penulis lakukan, penulis belum
tidak memperhatikan masukan dari komite
menemukan suatu program yang memuat
sekolah. Visi sekolah belum pernah ditinjau
ketentuan mengenai budaya dan lingkungan
dan dirumuskan kembali secara berkala
sekolah. Namun, berdasarkan hasil observasi
sesuai dengan perkembangan dan tantangan
yang penulis lakukan di sekolah, pihak
di masyarakat.
sekolah membangun budaya sekolah melalui simbo-simbol
serta
aturan-aturan
2.
Pemenuhan
standar
perumusan
dan
secara
penetapan misi sekolah belum terpenuli
tertulis seperti “aku malu tidak sholat”, dan
secara maksimal. Hal ini sama dengan
“pribadi sukses dengan 7T”
(tenang,
perumusan visi sekolah, belum adanya rapat
terencana, terampil, tertib, tekun, tegar,
dewan pendidik serta pihak sekolah belum
tawadhu).
melibatkan masukan dari segenap pihak
7.
Peran serta masyarakat dan kemitraan :
yang
menjalin
memperhatikan
kerjasama
dengan
Dunia
Usaha/Dunia Industri (DU/DI) 8.
Rencana-rencana mengarah
kerja
kepada
lain
peningkatan
lain
yang
tidak
dari
komite
yang
dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dan
dengan perkembangan dan tantangan di
penulis belum menemukan rencanakerja
masukan
serta
sekolah dan belum pernah ditinjau dan
pengembangan mutu : untuk saat ini
rencana
berkepentingan
masyarakat. 3.
mengarah
Pemenuhan
standar
perumusan
penetapan
tujuan
sekolah
dan belum
kepada peningkatan dan pengembangan
sepenuhnya memenuhi kriteria. Dimana,
mutu.
tujuan sekolah yang dibuat belum dirinci secara jelas tujuan jangka menengah dan
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
tahunannya.
Dalam
perumusan
tujuan
pembahasan yang telah dikemukakan, maka
sekolahpun belum melibatkan masukan dari
dapat disimpulkan bahwa :
berbagai pihak yang berkepentingan serta
1.
Pemenuhan
standar
perumusan
dan
penetapan visi sekolah belum terpenuhi
belum ada sosialisasi tujuan sekolah. 4.
Pemenuhan
standar
perumusan
dan
secara maksimal. Dimana dalam perumusan
penetapan rencana kerja sekolah belum
dan penetapan visi sekolah pihak sekolah
sepenuhnya memenuhi kriteria yang telah
belum merumuskannya dalam rapat dewan
diatur dalam Permendiknas Nomor 19 tahun
pendidik
2007
sehingga
belum
melibatkan
mengenai
standar
pengelolaan 10
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
pendidikan oleh satuan pendidikan dasar
2. Pihak
sekolah
hendaknya
melibatkan
dan menengah. Rencana kerja sekolah
masukan dari segenap pihak-pihak yang
dibuat oleh Waka Kurikulum dan tidak
berkepentingan
dirumuskan dalam rapat dewan pendidik.
sehingga dapat menampung aspirasi-aspirasi
Rencana kerja tahunan yang dinyatakan
dari warga sekolah. Serta meningkatkan
dalam rencana kegiatan dan anggaran
kegiatan sosialisasi misi sekolah melalui
sekolah
jelas
berbagai kegiatan sekolah seperti dalam rapat
mengenai ketentuan kesiswaan, kurikulum
tahunan sekolah, rapat bulanan, dan forum
dan kegiatan pembelajaran, pendidika dan
diskusi, dll.
belum
tenaga
memuat
secara
kependidikan
serta
komite
sekolah
serta
3. Pihak sekolah hendaknya merumuskan tujuan
pengembangannya, sarana dan prasarana,
sekolah menjadi tujuan jangka menengah dan
keuangan dan pembiayaan, budaya dan
tahunan
lingkungan sekolah, peran serta masyarakat
dapat dikembangkan menjadi sasaran-sasaran
dan kemitraan, dan rencana-rencana kerja
yang akan dicapai oleh sekolah. Tujuan
lain yang mengarah kepada peningkatan
sekolah
dan pengembangan mutu.
kepada
Berdasarkan
sehingga
tujuan-tujuan
sebaiknya seluruh
juga
warga
tersebut
disosialisasikan sekolah
melalui
uraian
yang
telah
berbagai kegiatan sekolah atau memasang
maka
peneliti
dapat
bagan/poster yang berisikan tujuan sekolah
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
dan diletakkan pada tempat yang mudah
1. Dalam perumusan visi sekolah pihak sekolah
terlihat oleh warga sekolah.
dikemukakan
diatas,
hendaknya memperhatikan masukan dari
4. Rencana
kerja
sekolah
hendaknya
segenap pihak-pihak yang berkepentingan
dirumuskan bersama-sama dengan segenap
serta
pihak yang berkepentingan dan membentuk
komite
sekolah
sehingga
dapat
menampung aspirasi-aspirasi dari warga
Tim
sekolah melalui rapat dewan pendidik. Agar
Sekolah/Madrasah
visi sekolah dapat dipahami dan dilaksanakan
rencana kerja sekolah dapat dirumuskan
sesuai dengan yang diinginkan oleh sekolah
dengan baik. Serta disosialisasikan kepada
maka pihak sekolah perlu mengadakan
seluruh warga sekolah agar warga sekolah
kegiatan
dapat
yang
lebih
intensif
untuk
Penyusun
memahami
Rencana
Kerja
(TPRKS/M)
sehingga
dan
mendorong
mensosialisasikan visi sekolah seperti dalam
terlaksananya rencana kerja sekolah sesuai
rapat tahunan sekolah, rapat bulanan, dan
dengan yang telah direncanakan sekolah.
forum diskusi, dll. 11
Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017
DAFTAR PUSTAKA Akhmad. 2009. Undang-Undang No. 20 Tentang Sisdiknas, (Online) https://akhmadsudrajat.files.wordpress.c om/2009/04/undang-undang-no-20tentang-sisdiknas.pdf diakses 26 April 2017 Alwi, Hasan.2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Amtu Onisimus. 2011. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Alfabeta cv Arikunto, Suharsimi. 2004. Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Baedowi Ahmad, dkk. 2015. Manajemen Sekolah Efektif Pengalaman Sekolah Sukma Bangsa. Jakarta: PT. Pustaka Alvabet Danim Sudarwan. 2005. Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Depdikbud. 1996. Pengelolaan Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Pemerintah Umum dan Otonomi Daerah Bekerjasama dengan Dirjen Dikdasmen. Engkoswara dan Aan Komariah. 2011. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: teori dan praktik. Jakarta: Bumi Aksara Handoko, T Hani. 2012. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta : BPFE Handoko. 1994. Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhaimin, dkk. 2011. Manajemen Pendidikan Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun. 2005. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sagala Syaiful. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Memenangkan Persainagan Mutu. Jakarta: PT. Nimas Multima. Sagala Syaiful. 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supardi. 2013. Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Rajawali Pers. Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Usman, Husaini. 2006. Manajemen “Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan” Edisi 3. Jakarta: Bumi Aksara. Yahya. 2009. Perencanaan Pendidikan. Padang: Sukabina Press
12