DINAMIKA KEHIDUPAN NELAYAN ( Studi Kasus Di Desa Girisa Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo ) Awin Miyodu, Dr. Rauf A Hatu M.Si, Ridwan Ibrahim S.Pd.,M.Si PROGRAM STUDI SOSIOLOGI ABSTRAK Jurnal Yang Berjudul “DINAMIKA KEHIDUPAN NELAYAN DI DESA GIRISA KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO”. Di Kabupaten Boalemo kususnya di Desa Girisa Kecamatan Paguyaman masyarakat yang berpekerjaan nelayan dari data yang didapatkan dari hasil survey yang diketahui berjumlah 250 KK, dari jumlah tersebut diketahui bahwa masyarakat yang berada di Desa Girisa hampir semua berprofesi nelayan, hal ini dikarenakan letak wilah Desa Girisa yang berada dipesisir pantai. Akan tetapi, beberapa masyarakat juga berprofesi sebagai petani. Hal ini tersebut di karenakan mereka mersa penghasilan dari bidang pertanian cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang bagaimana Kehidupan Nelayan Metodelogi yang di gunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Peran peneliti sebagai pelaku utama yang terlibat langsung dalam mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara, sehingga data yang dikumpulkan benar-benar akurat. Analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Berdasarkan analisis di lapangan dapat dikemukakan bahwa kehidupan masyarakat nelayan yang berada di Desa Girisa terjadi adanya peralihan kerja, hal ini di sebabkan karena masyarakat nelayan masih mengunakan alat-alat tradisional dan mereka hanya nelayan musiman yang tidak menentu pendapatnya. Sehingga masyarakat nelayan girisa beralih profesi kerja untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga.
Kata Kunci : Nelayan dan Peralihan Kerja
A. Latar Belakang Indonesia sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau. Kenyataan ini memungkinkan timbulnya struktur kehidupan perairan yang memunculkan perairan-perairan penduduk disekitar garis pantai.dalam hal ini, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, para penduduk yang bermukim di daerah pantai tersebut pada umumnya memilih pekerjaan sebagai nelayan sebagai pekerjaan-pekerjaan lainnya. Hasrat ini untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dalam arti sebenarnya adalah tujuan mulia yang hendak di capai oleh bangsa Indonesia termasuk Kabupaten Boalemo sebagai subsistem didalam sistem pemerintahan republik Indonesia. Sektor perikanan merupakan salah satu sasaran perintah dalam usaha meningkatkan eksport non migas, penyedian lapangan kerja, sumber devisa dan untuk gizi makanan. Tetapi disisi lain dapat dilihat bahwa masyarakat yang mendiam pesisir pantai yang berperan aktif dalam usaha perikanan sebagian besar belum terlepas dari lingkaran kemiskinan yang perlu penanganan serius. Jika dilihat dari perkembanganya, pembangunan sektor perikanan yang ad di Kabupaten Boalemo sekarang ini sudah mengalami peningkatan, hal tersebut dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi pada tiga tahun terakhir dimana pada tahun 2010 pembangunan untuk sektor perikanan hanya berada di angka 24 persen dari target yang dicapai 40 persen, sedangkan pada tahun 2011 persentase untuk sektor perikanan mengalami peningkatan sedikit yaitu 25,04 persen dan untuk tahun 2012 pembangunan sektor perikanan mengalami peningkatan yang sangat signifikan dimana target yang ingin dicapai pemerintah yang 50 persen untuk sector perikanan, capaian yang dihasilkan mencapai 42,09 persen. Hal tersebut tentunya yang membuat
pembangunan yang ada di Kabupaten Boalemo mengalami kemajuan (Badan Pusat Statistik Boalemo 2012) Sebagai sebuah sistem dari keseluruhan pengelolaan potensi laut yang ada tersebut, bidang perikan dapat dijadikan sebagai indikator yang baik bagi pengelola laut. Dikarenakan disektor tersebut terdapat sumber daya ikan yang sangat besar.sehingga perikanan sebagai salah satu sumber daya alam yang mempunyai peranan penting dan starategis dalam pembangunan perekonomian nasional terutama dalam meningkatkan perluasan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan peningkatan taraf hidup bangsa pada umumnya nelayan kecil. Pembudidayaan ikan kecil dan pihak-pihak pelaku usaha sebidang perikanan dengan tetap memelihara lingkungan, kelestarian dan ketersediaan sumber daya alam, (Januari 2009). Masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dan berpenghasilan sebagai usaha nelayan merupakan salah satu dari kelompok masyarakat yang melakukan aktivitas usaha dengan mendapatkan penghasilan bersumber dari kegiatan nelayan itu sendiri. Pada saat ini diketahui bahwa tingkat kesejahteraan nelayan yang ada di Kabupaten Boalemo pada umumnya sanagat di tentukan oleh hasil tangkpan ikan.banyaknya tangkapan ikan
tercermin pula besar untuk
keperluan konsumsi keluarga. Dengan demikian, tingkat pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga atau kebutuhan fisik minimum (KFM) sanagt ditentukan oleh pendapatan yang diterima. Disisi lain kurangnya fasilitas yang digunakan oleh masyarakat nelayan sangat menentukan hasil dari pendapatan mereka karena hampir dari setengah masyarakat nelayan masih menggunakan alat-alat tradisional. Kondisi sosial di Desa Girisa memiliki 1.784 jiwa. Jumlah tersebut sekitar 80% penduduknya berada pada usia produktif dan dapat menjadi potensi sumber daya manusia.
Lingkungan masyarakat di desa ini berada dikawasan pesisir, sehingga sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Masyarakat di Desa Girisa ini umumnya adalah nelayan rajungan yakni masyarakat nelayan yang terjadi pada waktu-waktu tertentu jika hanya pada tangkapan ikan baik, maka masyarakat tersebut melakukan kegiatan sebagai nelayan, sebelum masyarakat nelayan di Desa Girisa mempunyai kegiatan petani. Akan tetapi karena profesi sebagai petani hanya merupakaan pendapatan tahunan atau hasilnya hanya setahun atau dua sampai tiga kali panen, maka selama menunggu hasil panen dari hasil pertanian mereka, masyarakat tersebut menjadi nelayan rajungan. Kegiatan nelayan ini dijadikan sumber peningkatan kesejahteraan penduduk dari generasi ke generasi selanjutnya. Secara langsung ataupun tidak langsung. Kegiatan nelayan ini telah merubah keadaan kesejahteraan nelayan seperti pendapatan, tingkat pendidikan, biaya sehari-hari dikeluarkan, kondisi rumah. Sehingga merubah tatanan kehidupan nelayan di Desa Girisa. Sehingga pola hidup masyarakat agraris menjadi masyarakat nelayan. Dilihat dari kondisi ekonomi masyarakat yang ada di Desa Girisa masih dibawah taraf hidup normal layaknya masyarakat di kota, hal ini tersebut dikarenakan kurangnya akses penghubung menujun Desa Girisa. Fasilitas penunjang seperti sarana transportasi umum serta terlebih lagi infastruktur jalan menuju Desa Girisa masih tergolong di bawah. Dari 250 kepala keluarga yang ada di Desa Girisa sebagian besar bermata pencaharian nelayan, akan tetapi kebanyakan nelayan di Desa Girisa masih di kategorikan nelayan tradisional untuk menangkap ikan masih sangat terbatas maka hasil tangkapannya menjadi sedikit, sehingga tidak dapat memberikan jaminan hudup bagi rumah tangganya. Dilihat dari 250 kk jumlah keluarga yang ada di Desa Girisa, mempunyai pekerjaan sebagai nelayan tetap berjumlah 195 kk dan selebihnya terkadang menjadi seorang nelayan dan kadang mereka pula bertani. Sehingga tidak semuanya masyarakat Desa Girisa mempunyai
kondisi ekonomi yang mapan. Kondisi lain sangat memprihatinkan yaitu beralih profesi para nelayan pada bidang pertanian, dimana para nelayan dulunya selalu turun ke laut untuk mencari ikan, sekarang banyak yang memilih mengelolah hasil pertanian. Dimana masyarakat menganggap penghasilan dari sektor pertanian lebih bagus dari hasil nelayan, sehingga masyarakat yang beralih profesi tersebut lebih banyak bisa merubah tarap hidup dan bisa merubah nasib anak-anak mereka dibandingkan sewaktu mereka menjadi nelayan. Jika dilihat dari keadaan yang ada sekarang ini dimana dinamika yang terjadi pada masyarakat nelayan untuk turun ke laut mencari ikan, hal tersebut karena kurangnya peralatan yang digunakan dan sebagian besar sangat tradisional sehingga masyarakat yang ada di Desa Girisa masih bisa dikatakan nelayan musiman, jika dilihat dari bentuk rumah mereka, sebagian besar nelayan yang ada di Desa Girisa sudah mempunyai rumah permanan. Akan tetapi tingkat pendapatan mereka tidak menetap, selain itu generasi penerus yang masih produktif masih banyak berada di luar daerah dengan tujuan mencari yang lebih. B. Metode dan Pendekatan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Deskriptif yaitu untuk menggali informasi tentang kehidupan masyarakat nelayan yang ada di Desa Girisa. Menurut ( Kirk dan Miler 2004;3) penelitian kualitatif adalah situasi tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secarah fundamental ada pengamatan manusia dan kawasannya secarah berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.
Objek penelitian adalah hal yang mutlak dalam suatu penelitian, sebab dengan adanya objek penelitian akan diketahui arah, maksud dan tujuan dari suatu penelitian serta mempermudah peneliti untuk menyusun dan melaksanakan penelitian. Objek Penelitian ini difokuskan pada masyarakat nelayan. Adapun alasan memilih sebab dengan adanya objek penelitian akan diketahui arah, maksud dan tujuan dari suatu penelitian serta mempermudah peneliti untuk menyusun dan melaksanakan penelitian. Pada bab sebelumnya telah di jelaskan bahwa untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti telah menyediakan pedoman wawancara kepada beberapa responden yang akan dimintai data yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Wawancara merupakan salah satu bentuk dalam upaya peneliti agar mendapatkan data yang akurat dari Kepala Desa Girisa. Dari hasil penelitian yang ada dilapangan, ada beberapa indikator-indikator yang perlu di analisis dan di kaji terkait dengan : 1) Kehidupan Nelayan, 2) Interaksi Nelayan.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN \Sebagian besar masyarakat yang berada di Desa Girisa, Kabupaten Boalemo merupakan masyarakat pesisir, sehingganya kehidupan masyarakatnya adalah sebagai nelayan yang notabenenya dalam mencari nafkah dari hasil laut, melaut telah menjadi bagian dari denyut nadi dari masyarakat yang hidup Desa Girisa. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Surya yaitu : “Namanya juga nelayan, jadi torang pekarja hanya di laut, dan torang pe mata pencaharian dari hasil laut yang torang mo dapa,dan kebanyakan nelayan yang ada di Desa Girisa masi pake alat-alat tradisional, kong nelayan di sini banya hanya sampe SD. Wawancara pada tangal 13 November 2013”). Maksud dari Bapak Surya, mengatakan namanya juga seorang nelayan, jadi dalam memenuhi kebutuhan perekonomian tergantung pada hasil laut yang di dapatkan, dan masyarakat nelayan yang di Desa Girisa masih mengunakan alat-alat tradisional dalam mencari hasil laut dan nelayan yang ada Desa Girisa kebanyakan mereka sudah putus sekolah mereka masih kecil. Oleh karena itu, masyarakat nelayan girisa hanya bermodalkan semangat dan peralatan yang seadanya un tuk terus berkerja keras dan berjuang untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak, sehingga anak-anak dapat bersekolah, sebab orang tua mereka tidak ingin anakanaknya akan bernasib sama seperti mereka, bagi mereka biarlah mereka yang menjadi nelayan, sehingga mereka dapat merubah nasib orang tuanya. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Yamin Iliya, “Masyarakat yang berada di Desa Girisa sebagian dari masyarakatnya adalah nelayan, hal ini dikarenakan tempat tingal mereka yang berada di pesisir laut, sehingganya banyak masyarakat untuk mencari nafkah untuk keluarganya dari hasil melaut”. Wawancara pada tangal 14 November 2013
Maksud dari Bapak Yamin Iliyan, mengatakan bahwa masyarakat yang berada di Desa Girisa, sebagian dari masyarakatnya adalah bermata pencaharian nelayan, hal ini di karenakan mereka hidup di daerah pesisir, sehingganya laut merupakan penghasilan utama dari masyarakat Girisa dalam memenuhi kebutuhan perekonomian keluarganya. D. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berukut : 1.
Desa Girisa merupakan desa yang memiliki sumber daya lautnya yang melimpah ruah, sehingganya banyak masyarakat yang berada di Desa Girisaberprofesi sebagai nelayan, namun karena masyarakat yang berada di Desa Girisa adalah nelayan yang masih mengunakan alat-alat tradisional, maka pandapatannya tidan sebanding dengan nelatan yang mengunakan alat-alat modern, sebelum ada peralihan kerja, nelayan yang berada di Desa Girisa mengantungkan hidupnya dari hasil laut yang mereka dapatkan untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarganya, akan tetapi dengan keterbatasan yang di miliki nelayan, serta mereka hanyalah nelayan musiman jada pandapatannya tidak menentu, sehingga banyak nelayan yang berada di Desa Girisa harus memimjam modal kepada pemilik modal, dengan persyaratan, jika hasil laut yang mereka dapatkan harus di jual kepada pemilik modal, sehingga nelayan girisa hanya menambah hutang ke pada pemilik modal.
2.
Interaksi nelayan sangat terjalin dengan baik karena nelayan harus memiliki hubungan baik dengan penanpung ikan, pemilik modal dan nelayan buruh yang membantu nelayan dalam mencari ikan, jika tidak adanya hubungan ini. Maka nelayan yang berada di Desa Girisa tidak dapat menjual ikannya atau tidak mendapatkan modal pada saat mereka tidak pergi
melaut, jadi intinya, mereka masyaraka nelayan harus pandai-pandai menjalin hubungan dengan orang-orang yang berperan penting dalam kehidupanya. Kehidupannelayan dalam meningkatkan hubungan interaksi dengan orang-orang yang penting dalam hal seperti itu, sehingga pendapatan dari hasil laut sudah ada yang menunggunya.
Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Nelayan yang berada di Desa Girisa, sangat membutuhkan alat-alat yang modern dalam mencari hasil laut, akan tetapi nelayan yang berada Desa Girisa belum tersentu dana dari pemerintah setempat dalam pemberian modal kepada nelayan yang berada di Desa Girisa.
2.
Untuk nelayan yang berada di Desa Girisa, seharusnya pandai-pandai menghitung pengeluaran, sehingganya pada saat tidak turun kelaut masih ada hasil pendapatan hasil jual ikan kepada penanpung, sehingganya nelayan tidak perlu mengutang kepada pemilik modal.
3.
Kepala Desa harusnya melihat kondisi yang di hadapi oleh masyarakatnya, dalam hal kehidupan nelayan yang berada di Desa Girisa untuk mencari solusi yang baik untuk mensejahterakan masyarakatnya, terutama para nelayan Girisa.
4.
Kepala Desa di tuntut untuk berkerja sama dengan pemerintah setempat dalam memberikan bantuan kepada masyarakat nelayan, agar tidak adanya peralihan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Apta http://www. Google.com/?q=masyarakat+nelayan &ie=utf8&aq=org.mozila:een/us.official&clien=firefox-q Rusidi. 2000. Metodologi Penelitian Masyarakat ( Kumpulan Materi Kuliah) . Bandung Program Pascasarjana Unpad Sugioyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B. Bandung. Alfabeta Suryabrata Sumandi. Metodologi Penelitian. Penerbit PT Rajagrafindo Persada Jakarta Tuloli, J. 2003. Metode Penelitian Kualitatif dan Aplikasi, Suatu Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial. Gorontalo; IKIP Wiseso, Mulyadi. 1982 Metode Penelitian kualitatif. Bandung : PT Bumi Aksara www.google.com/searc?q=pengertian+teori+perubahan+sosial&ie=ulf&.8&caq=t&rlrs=org.moz ila:en-us:official&client=firefox.a