Document not found! Please try again

JURNAL EGALITER VOL.1 NO.2 MARET 2018 EFEKTIFVITAS LITERASI

Download 2 Mar 2018 ... EFEKTIFVITAS LITERASI MEDIA (Video) DARI HANDPHONE ... tentu tidak sepenuhnya benar jika ada anggapan/persepsi bahwa .... ta...

0 downloads 394 Views 618KB Size
Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 EFEKTIFVITAS LITERASI MEDIA (Video) DARI HANDPHONE MAHASISWA PADA MINAT BERWIRAUSAHA MAKANAN BERBAHAN BAKU LELE BERORIENTASI B2SA MASYARAKAT DESA KARANGSARI Oleh: Rekno Sulandjari Email : [email protected] Dosen Program Studi Hubungan Masyarakat Universitas Pandanaran Semarang Abstraksi Dewasa ini banyak sekali handphone dari berbagai merk beredar di masyarakat. Indonesia merupakan pasar terbesar di dunia bagi para vendor handphone. Rata-rata masyarakat Indonesia memiliki handphone lebih dari satu per orangnya. Hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain : infrastruktur jaringan telepon seluler yang telah dibangun di seluruh pelosok tanah air. Selain itu biaya penggunaan (untuk sementara baru biaya percakapan) boleh dibilang cukup murah. Dan faktor kelengkapan fitur yang ada di suatu handphone merupakan daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk tidak lepas membawa handphone kemanapun pergi.Sehingga dapat pula dipastikan dewasa ini bahkan beberapa orang menggunakan Ponsel Sebagai Media Pembelajaran. Keberadaan Handphone (Hp) memiliki fenomena tersendiri bagi dunia pendidikan khususnya bagi pelajar dan mahasiswa. Kehadirannya yang menawarkan kecanggihan untuk dapat mengakses segala informasi lintas dunia dengan sangat cepat, mudah dan murah sering dijadikan kambing hitam merosotnya moral/budi pekerti bangsa. Hal ini mungkin benar adanya, akan tetapi tentu tidak sepenuhnya benar jika ada anggapan/persepsi bahwa kehadiran telepon selular bagi pelajar dan mahasiswa lebih membawa dampak negatif dari pada positif. Handphone merupakan salah satu alat elektronik yang sedang berkembang penggunaanya di masyarakat saat ini, dan hampir semua penggunanya sangat merasa ketergantungan dengan benda kecil yang satu ini. handphone sangat bermanfaat bagi siswa dalam pengembangan sebagai media pembelajaran sehingga mampu menarik minat belajar siswa. Sehingga simpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang cukup yaitu sebesar 0.475 antara media penyampaian pesan yaitu video (variabel X1) dan diskusi (variabel X2) secara bersama-sama pada kegiatan kewirausahaa (variabel Y). Artinya, jika variabel X1, X2 meningkat, maka variabel Y juga ikut meningkat (korelasi positif). Dan besarnya tingkat efektivitas media penyampaian pesan pada kegiatan kewirausahaan dalam penelitian ini adalah 42,1%, sedangkan sisanya 57,9% disebabkan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini. Berdasarkan hasil dari hipotesis penelitian ini, didapatkan bahwa l i t e r a s i media penyampaian pesan dalam bentuk video merupakan media penyampaian pesan yang paling efektif bagi peserta kewirausahaan dibandingkan dengan media lainnya, yaitu forum diskusi dengan thit sebesar 3.827. Kata Kunci : Bervirausaha, Efektivitas, Handphone, Literasi, Media PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi di era konvergensi ini sangatlah pesat terutama dalam perkembangan android atau seringkali disebut sebagai HP pintar. Bahkan beberapa transaksi di beberapa Negara sudah mulai menggunakan aplikasi dari HP ini. Misalnya di Tiongkok menggunakan telepon

genggam atau Hand Phone (HP) untuk semua traksaksi bahkan pembelian makanan kecil atau snack sekalipun. Demikian pula pekakaian credit card sudah tak lazim lagi. Pesatnya perkembangan teknologi di sejumlah negara perlu diikuti oleh Indonesia supaya tidak tertinggal jauh. mengaku sering mengingatkan saat ini semua negara hidup dalam era keterbukaan dan

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 era persaingan teknologi. Tak dipungkiri lagi bahwa masyarakat hanya membutuhkan smartphone, gadget dan perangkat konektivitas lainnya untuk mengejar kebutuhan hidupnya. Orang bisa dengan mudah dan murah ke manamana. Dunia sekarang semakin terbuka dan semua negara berlomba-lomba mengejar inovasi-inovasi baru. Sebagaimana yang dikatrakan Jokowi bahwa saat ini kecepatan internet mencapai 100 kali lipat. Alhasil berbagai jenis usaha yang tengah berkembang saat ini menggunakan akses internet. (http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/ 04/26/di-musrenbang-jokowi-berceritatentang-meluasnya-transaksimenggunakan-ponsel-di-china Diakses 15 Oktober 2017, Pk 10.20 WIB) Dewasa ini banyak sekali handphone dari berbagai merk beredar di masyarakat. Indonesia merupakan pasar terbesar di dunia bagi para vendor handphone. Rata-rata masyarakat Indonesia memiliki handphone lebih dari satu per orangnya. Hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain : infrastruktur jaringan telepon seluler yang telah dibangun di seluruh pelosok tanah air. Selain itu biaya penggunaan (untuk sementara baru biaya percakapan) boleh dibilang cukup murah. Dan faktor kelengkapan fitur yang ada di suatu handphone merupakan daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk tidak lepas membawa handphone kemanapun dia pergi. Sehingga dapat pula dipastikan dewasa ini bahkan beberapa orang menggunakan Ponsel Sebagai Media Pembelajaran. Keberadaan Handphone (Hp) memiliki fenomena tersendiri bagi dunia pendidikan khususnya bagi pelajar dan mahasiswa. Kehadirannya yang menawarkan kecanggihan untuk dapat mengakses segala informasi lintas dunia dengan sangat cepat, mudah dan murah sering dijadikan kambing hitam merosotnya moral/budi pekerti bangsa. Hal ini mungkin benar adanya, akan

tetapi tentu tidak sepenuhnya benar jika ada anggapan/persepsi bahwa kehadiran telepon selular bagi pelajar dan mahasiswa lebih membawa dampak negatif dari pada positif. RUMUSAN MASALAH Menyikapi latar belakang di atas maka, penulis membuat sebuah penelitian tentang Korelasi antara Literasi Media (Video) Mahasiswa bagi Minat Berwirausaha Makanan Berbahan Baku Lele berorientasi B2SA di Desa Karangsari Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak. Harapannya penelitian ini bisa menjadi acuan dan inspirasi bagi penyuluh sebuah program tertentu agar mampu memudahkan dalam penyampaian message yang diinginkan dan tercapai tujuan dari program sebagaimana yang sudah direncanakan sebelumnya. KERANGKA TEORI Konseptualisasi Handphone (Hp) Handphone atau biasa disebut Telepon Genggam atau yang sering dikenal dengan nama Ponsel merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless) (Efrozi, 2014:2). Selain itu, handphone juga dapat didefinisikan sebagai suatu alat elektronik yang digunakan untuk telekomunikasi radio dua arah melalui jaringan seluler BTS yang dikenal sebagai situs selo. Ponsel berbeda dari telepon tanpa kabel, yang hanya menawarkan layanan telepon dalam jangkauan terbatas melalui system pangkal tunggal menempel pada garis tanah tetap, misalnya di dalam rumah atau kantor. Fungsi dan Fitur Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, ponsel

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short message service, SMS). Ada pula penyedia jasa telepon genggam di beberapa negara yang menyediakan layanan generasi ketiga (3G) dengan menambahkan jasa videophone, sebagai alat pembayaran, maupun untuk televisi online di telepon genggam mereka (Efrozi, 2014:2). Sekarang, telepon genggam menjadi gadget yang multifungsi. Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini ponsel juga dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan televisi, perangkat lunak pemutar audio (MP3) dan video, kamera digital, game, dan layanan internet (WAP, GPRS, 3G). Selain fitur-fitur tersebut, ponsel sekarang sudah ditanamkan fitur komputer. Jadi di ponsel tersebut, orang bisa mengubah fungsi ponsel tersebut menjadi mini komputer. Dalam sebuah presentasi, fitur ini sangat membantu bagi para mahasiswa untuk melakukan semua penyampaian pesannya di satu tempat dan membuat paparan bisa terbantukan untuk diselesaikan dalam waktu yang singkat. Cara kerja Handphone dan Manfaat Bagi Pembelajaran Didalam ponsel, terdapat sebuah pengeras suara, mikrofon, papan tombol, tampilan layar, dan powerful circuit board dengan mikroprosesor yang membuat setiap telepon seperti komputer mini. Ketika berhubungan dengan jaringan nirkabel, sekumpulan teknologi tersebut memungkinkan penggunanya untuk melakukan panggilan atau bertukar data dengan telepon lain atau dengan komputer. Jaringan nirkabel beroperasi dalam sebuah jaringan yang membagi kota atau wilayah kedalam sel-sel yang lebih kecil. Satu sel mencakup beberapa blok kota atau sampai 250 mil persegi. Setiap sel menggunakan sekumpulan frekuensi radio atau saluran-saluran untuk memberikan layanan di area spesifik. Kekuatan radio ini harus dikontrol untuk

membatasi jangkauan sinyal geografis. Oleh Karena itu, frekuensi yang sama dapat digunakan kembali di sel terdekat. Maka banyak orang dapat melakukan percakapan secara simultan dalam sel yang berbeda di seluruh kota atau wilayah, meskipun mereka berada dalam satu saluran. Dalam setiap sel, terdapat stasiun dasar yang berisi antena nirkabel dan perlengkapan radio lain. Antena nirkabel dalam setiap sel akan menghbungkan penelepon ke jaringan telepon lokal, internet, ataupun jaringan nirkabel lain. Antena nirkabel mentransimiskan sinyal. Ketika ponsel dinyalakan, telepon akan mencari sinyal untuk mengkonfirmasi bahwa layanan telah tersedia. Kemudian telepon akan mentransmisikan nomor identifikasi tertentu, sehingga jaringan dapat melakukan verifikasi informasi konsumen seperti penyedia layanan nirkabel, dan nomor telepon. Sebuah penelitian yang diselenggarakan oleh Nikkei BP Consulting Inc menemukan terjadinya upgrading ponsel setiap 22,6 bulan sekali. Dalam penelitian terakhir, Nikkei menemukan bahwa rata-rata pengguna mengganti ponsel mereka dengan model yang lebih baru setelah 22,6 bulan. Ini berarti pasar handphone mencapai nilai yang sama setiap 22,6 bulan untuk pelanggan yangtelah memiliki handphone). Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang ingin di sampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Menurut (Djamarah, 2002:140) dalam (Efrozi, 2014:4). menggolongkan media pembelajaran menjadi tiga yaitu: 1. Media auditif yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset rekorder. 2. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan karena hanya menampilkan gambar diam seperti film bingkai, foto, gambar, atau lukisan. 3. Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik. Selanjutnya (Sadiman, 2008:28) dalam (Efrozi, 2014:5). membagi media pembelajaran menjadi 3 golongan kelompok besar: a) Media Grafis, termasuk media visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta, dan globe. b) Media Audio, berkaitan dengan indera pendengaran. Seperti radio, alat perekam pita magnetik, piringan laboratorium bahasa. c ) Media Proyeksi Diam. Seperti film bingkai (slide), film rangkai (film strip), media transparan, film, televisi, video. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis media pembelajaran sebagai berikut : 1. Media Audio. Media Audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi). 2. Media Visual. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual menampilan materialnya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor, karena melalui media ini perangkat lunak (soft ware)

yang melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan. 3. Media Audio-Visual. Media audiovisual disebaut juga sebagai media video. Video merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi. Dalam perkembangannya ponsel melesat diproduksi dengan beragam fungsi dan fitur-fitur modern. Fitur modern inilah yang sangat bermanfaat untuk pembelajaran, antara lain :  Sebagai alat hitung (menggantikan kalkulator).  Sebagai alat bantu menterjemah bahasa secara digital.  Sebagai media komunikasi dan sarana bimbingan siswa ( sms mengingatkan siswa untuk mengerjakan PR, untuk saatnya belajar, dsb)  Sebagai alat mengambil gambar/foto untuk bahan belajar.  Ponsel kini bisa disamakan dengan komputer kecil – bisa mengecek email, melakukan Pencarian on-line, dan merekam podcast. Sementara kebanyakan sekolah di daerah tak mampu memberikan komputer untuk tiap murid. Ponsel menjadi salah satu alternative.  Para guru bisa membuat blog (web log, catatan di situs internet) lewat ponsel.  Para siswa bisa mencari informasi pembelajaran di internet lewat ponsel.  HP berfungsi sebagai pengatur jadwal (gunakan fasilitas reminder)  HP berfungsi sebagai pengganti buku kecil untuk menyimpan catatan  HP berfungsi sebagai media penyimpanan file tugas sekolah

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 Media Literasi dalam penggunaan Media Baru Media literasi atau tingkat pengetahuan dalam peng- gunaan media menjadi hal yang sangat penting untuk dapat menggunakan media baru secara baik dan bijak. Penggunaan media baru (new media) di Intenet yang dilakukan oleh masyarakat merupakan bentuk partisipasi dan keaktifan dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat, lingkungan masyarakat dalam kehidupan sosial mempunyai nilai-nilai budaya dan sosial seperti norma atau bisa kita sebut deontological values mempunyai pribadi yang menggunakan media tersebut seharusnya patuh dan secara sadar mengetahui norma-norma yang terkontruksi sejak lama dalam kehidupan sosialnya. Kebebasan memperoleh infor- masi (right to information) dan kebebasan orang dalam memberikan informasi dalam kehidupan demokrasi masyarakat menjadi hal utama dalam penggunaan media, dan bagaimana bentuk-bentuk partisipasi dalam ruang publik hingga kebebasan berekpresi yang akhirnya membuat orang menjadi konsumtif dan berlebihan dalam penggunaan media khususnya mediamedia baru di Internet seperti facebook, twitter dan sosial media lainnya. Kita tahu banyak sekali pelanggaranpelanggaran yang terjadi hingga kejahatan-kejahatan baru yang muncul karena penyalahgunaan media baru tersebut, seperti twitter menjadi media prostitusi online. Semakin sempitnya

ruang publik yang nyata di masyarakat untuk dunia prostitusi dengan gencarnya pemerintahan menutup daerah-daerah prostitusi tersebut membuat terciptanya ruang-ruang publik baru di cyberspace atau dunia cyber yang menimbulkan kejahatan di dunia cyber atau bisa kita sebut cybercrime. Pembentukan kemampuan penggunaan media (media literasi) yang baik itu tercipta karena adanya literasi membaca dan menulis (reading and writing literate), literasi audio visual dan digital literacy. Semua itu dapat membentuk seseorang menjadi kritis dalam penggunaan media baru dan meningkatkan kemam- puan hingga kreatifitas dalam penggunaan media tersebut. Kemampuan seseorang dalam penggunaan media diawali dengan adanya pendidikan media, pendidikan secara formal dan pendidikan informal. Khusus pendidikan informal ini yang memiliki kontri- busi yang sangat besar dalam memberikan pendidikan media untuk seseorang karena melalui pendidikan yang dilakukan dalam kehidupan keluarga, bagaimana etika dan nilai-nilai itu diberikan secara informal hingga memberikan pengetahuan dalam interaksi komunikasi menggunakan media secara bijak dan baik itu merupakan cara yang terbaik, optimal dan lebih personal kepada tiap individu atau pribadi untuk membentuk media literasi yang baik. Berikut adalah bagan proses media literasi (Gambar 1). (Kristiyono,2015: 23-30)

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018

Gambar 1. Bagan Proses Media Literasi (Carlsson, 2008: 106) Kegiatan Melek Media Seharusnya Dikuasai Mahasiswa Tidak hanya para guru dan dosen yang seharusnya memiliki kemampuan literasi media, namun para mahasiswa dan pelajar juga sudah seharusnya menguasai juga. Hal ini dikarenakan mereka hidup di jaman yang penuh dengan informasi yang datang dari berbagai media secara bebas dan tak terbatas. Pendidikan akan melek media harus diberikan kepada para pelajar agar mereka cakap dalam menganalisis muatan media dan mampu menanggulangi berbagai pengaruh buruk dari pesan media yang dapat mempengaruhi perilaku maupun pola pikir mereka dalam masa perkembangannya. Melihat pentingnya literasi media dalam kehidupan bermedia tersebut, maka media yang digunakan dalam menyampaikan pesan literasi media haruslah media yang paling efektif agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan diaplikasikan dengan baik oleh pelajar (peserta literasi media). Pendidikan mengenai literasi media dapat disampaikan melalui berbagai media penyampaian. Namun

tidak semua media penyampaian pesan dapat dikatakan efektif karena setiap media memiliki dampak yang berbedabeda kepada si penerima pesan yang beragam kriteria dan karakternya. Tidaklah bisa menyamakan metode maupun media penyampaian yang digunakan negara lain untuk diterapkan pula di negara kita dalam menyampaikan pesan literasi media. Oleh sebab itulah, penelitian ini diangkat untuk mengetahui a p a k a h media penyampaian pesan yang efektif dalam bentuk video dalam HP mampu membangkitkan minat masyarakat untu berwirausaha. Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan literasi media yang diartikan sebagai kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan media. Dari definisi itu dipahami bahwa fokus utamanya berkaitan dengan isi pesan media. (Guntarto, 2011:79). Pemilihan saluran dan media pengiriman pesan komunikasi merupakan faktor yang perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan.

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 Saluran dan media komunikasi menentukan gaya, nada, dan seluruh komposisi pesan. Pemilihan saluran dan media dalam penyampaian pesan membedakan tingkat efektivitas komunikasi dalam menyampaikan isi pesan. Efektivitas komunikasi melalui media komunikasi tercermin dari kemampuan media tersebut untuk mempengaruhi kelompok sasaran sesuai dengan yang diinginkan.Pemberian media pun harus hati-hati, media yang diberikan haruslah yang berkaitan dengan materi yang diberikan sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada peserta. (Santy, 2006 : 1) Pemanfaatan Teori S-O-R Teori yang digunakan dalam penelitian adalah Teori S-O-R. Teori SO-R dari Hovland ini merupakan singkatan dari Stimulus – Organism – Response yang semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponenkomponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur- unsur dalam teori ini adalah pesan (stimulus, S). komunikan (Organism, O), dan efek (Response, R)(Effendy, 2003 : 254). Penelitian ini menggunakan Teori S-O-R karena keefektifan media penyampaian pesan diukur melalui respon peserta di kegiatan literasi media yang berupa pemahaman akan stimulus yang diberikan (umpan balik secara tepat) mengenai proses pembuiatan menu B2SA dengan bahan baku Lele.

Komunikasi Interpersonal Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang memberitahukan dan berasal dari bahasa inggris communication yang artinya proses pertukaran informasi, ide gagasan,

perasaan dan lain-lain antara dua orang atau lebih. Komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengadung arti dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu (Suranto, 2010 : 2). Menurut Joseph A. Devito (1997:87) komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orangorang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika . Gito Sudarmo dan Agus Mulyono (dalam Soyomukti, 2010:142) memaparkan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berbentuk tahap muka, interaksi orang keorang, dua arah, verbal dan non verbal, serta saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil. Dalam pengertian ini tidak diberikan batasan mengenai kelompok kecil dan jumlah yang ditentukan. Selanjutnya Mulyana menyebutkan bahwa komunikasi interpesonal berarti komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik secara verbal maupun non verbal. Ia menjelaskan bentuk khusus komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan hanya dua orang. Komunikasi demikian menunjukan pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak dekat dan mereka saling mengirim dan menerima pesan baik verbal maupun non verbal secara simultan dan spontan ( Mulyana, 2012:81). Dari beberapa definisi diatas menyimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi verbal dan non verbal antara dua orang atau sekelompok kecil orang secara tatap muka disertai respon yang segera diketahui (instant feedback).

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 Komponen-komponen Komunikasi interpersonal Berikut ini merupakan komponenkomponen yang berperan dalam komunikasi interpersonal (Suranto, 2011:7-10) : 1. Komunikator yaitu orang yang menciptakan memformulasikan dan menyampaikan pesan. 2. Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam menciptakan pesan melalui pemilihan simbolsimbol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan aturan aturan tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan. 3. Pesan Pesan merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbolsimbol baik verbal maupun nonverbal atau gabungan keduanya yang mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain. Dalam aktivitas komunikasi pesan merupakan unsur yang sangat penting. Pesan itulah disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan diinterpretasi oleh komunikan. 4. Saluran Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum. Dalam konteks komunikasi interpersonal, penggunaan saluran atau media semata-mata karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan dilakukan komunikasi secara tatap muka. 5. Penerima/ komunikan Adalah seseorang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi pesan. Dalam proses komunikasi interpersonal, penerima bersifat aktif, selain menerima pesan melakukan pula proses interpretasi dan memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan balik dari komunikan inilah seorang

6.

7.

8.

9.

komunikator akan dapat mengetahui keefektifan komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami secara bersama oleh kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan. Decoding Merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melaui indera, penerima mendapatkan macammacam data dalam bentuk “mentah”, berupa kata-kata dan simbol-simbol yang harus diubah kedalam pengalaman-pengalaman yang mengandung makna. Secara bertahap dimulai dari proses sensasi, yaitu proses di mana indera menangkap stimuli. Respon Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon dapat bersifat positif, netral, maupun negatif. Respon positif apabila sesuai dengan yang dikehendaki komunikator. Netral berarti respon itu tidak menerima ataupun menolak keinginan komunikator. Dikatakan respon negatif apabila tanggapan yang diberikan bertentangan dengan yang diinginkan oleh komunikator. Gangguan (noise) Gangguan atau noise atau barier beraneka ragam, untuk itu harus didefinisikan dan dianalisis. Noise dapat terjadi di dalam komponenkomponen manapun dari sistem komunikasi. Noise merupakan apa saja yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan pesan termasuk yang bersifat fisik dan phsikis. Konteks komunikasi Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling tidak ada tiga dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks ruang menunjuk pada lingkungan konkrit dan nyata tempat terjadinya komunikasi, seperti

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 ruangan, halaman dan jalanan. Konteks waktu menunjuk pada waktu kapan komunikasi tersebut dilaksanakan, misalnya: pagi, siang, sore, malam. Konteks nilai, meliputi nilai sosial dan budaya yang mempengaruhi suasana komunikasi, seperti: adat istiadat, situasi rumah, norma pergaulan, etika, tata krama, dan sebagainya. 1.5.1.1 Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal Menurut Suranto, (2011:14-16) ciriciri Komunikasi interpersonal sebagai berikut : a. Arus pesan dua arah Arus pesan secara dua arah ini berlangsung secara berkelanjutan. Komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat, komunikator dapat berubah peran sebagai penerima pesan maupun sebaliknya. b. Suasana non formal Komunikasi interpersonal yang terjalin biasanya berlangsung suasana non formal dan pendekatan pribadi. c. Umpan balik segera Karena komunikasi interpersonal berlangsung secara tatap muka maka umpan balik dapat diketahui dengan segera. Komunikan segera memberikan respon secara verbal berupa kata-kata atau non verbal misalnya pandangan mata, raut muka, anggukan dan sebagianya. d. Peserta komunikasi berada dalam jarak dekat Jarak dekat yang dimangsud yaitu fisik (perserta komunikasi saling bertatap muka dalam satu lokasi) maupun psikologis (menunjukkan keintiman antar individu). e. Peserta komunikasi menggirim dan menerima pesan secara simultan dan sponstan, baik verbal maupun non verbal. Untuk meningkatkan keefektifan komunikasi interpersonal peserta komunikasi berupaya saling

meyakinkan dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun non verbal secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan komunikasi. Hipotesis pada penelitian ini yaitu: Ht : Terdapat hubungan antara efektivitas literasi media (video) pada kegiatan kewirausahaan masyarakat H0 : Tidak terdapat hubungan antara efektivitas literasi media (video) pada kegiatan kewirausahaan masyarakat METODE PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 2008 : 3). Metode survey yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk eksplanasi (explanatory research) yaitu penelitian yang menyoroti pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya (Singarimbun, 2008 : 5). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas ( Independent Variable) Variabel bebas (variabel pengaruh) adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya. Biasanya variabel bebas ditandai dengan simbol X (Kriyantono, 2010 : 21). Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain : X1 = media penyampai pesan menggunakan media video X2 = media penyampai pesan melalui forum diskusi (komunikasi antar persona) 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat (variabel terpengaruh) adalah variabel yang diduga sebagai

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Variabel ini adalah diobservasi dan nilainya diasumsikan tergantung pada efek dari variabel pengaruh. Variabel terikat biasanya ditandai dengan simbol Y. (Kriyantono, 2010 : 21) Variabel terikat penelitian ini adalah kegiatan wirausaha masyarakat Hubungan variabel bebas dan variabel terikat dapat berupa hubungan antara dua variabel saja (hubungan bivariat) atau antara lebih dari dua variabel, biasanya antara satu variabel terpengaruh dan beberapa variabel pengaruh (hubungan multivariat). (Singarimbun dan Effendi, 2008 : 55). Variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini menggunakan hubungan asimetris multivariat. Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun dan Effendi, 2008 : 46). Adapun indikator-indikatornya antara lain : 1. Literasi Media Menggunakan Media (Video) Media penyampaian pesan bertindak sebagai variabel X menggunakan jenis variabel multivariat. Variabel X dalam penelitian ini digunakan sebagai media dalam menyampaikan stimulus pada peserta. Adapun indikator-indikatornya yaitu : a. Video (Variabel X1) - Kejelasan video bagi peserta dalam menyampaikan pesan literasi media b. Diskusi Melalui Komunikasi Antar Persona (Variabel X2) - Kejelasan forum diskusi bagi peserta dalam menyampaikan pesan

literasi media 2. Kegiatan Literasi Media Kegiatan literasi media bertindak sebagai variabel Y yang indikator pengukurannya menggunakan indikator respon dari Teori S-O-R. Adapun indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur pemahaman akan literasi media yaitu pemahaman peserta akan dampak media massa televisi dan pemahaman peserta akan literasi media. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Karangsari Kabupaten Demak yang berjumlah 280 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling yang melalui rumus perhitungan Taro Yamane didapatkan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian berjumlah 74 siswa.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden yang disebut juga angket (Kriyantono, 2010 : 97). Instrumen uji validitas diuji menggunakan perhitungan Korelasi Product Moment, uji reliabilitas menggunakan perhitungan Koefisien Alfa (Cronbach), dan teknik analisis data menggunakan Uji F dengan testOne Way Anova. Untuk hasil pengujian instrumen penelitian yang pertama yaitu uji validitas. Uji validitas dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan (kuesioner) kepada 74 responden yaitu warga desa Karangsari baik berjenis kelamin perempuan maupun laki-lak. Melalui perhitungan Product Moment, didapatkan hasil bahwa validitas setiap instrumen variabel X1 (video), X2 (diskusi), dan variabel Y (kegiatan kewirausahaan) valid

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 Tabel 1. Tabel Uji Validitas Variabel X1, X2dan Variabel Y

Variabel

1

Suara X1 (Video) video jelas

2

3

4

Bahan dan

5

Gambar menu B2SA jelas

Pergerak Pesan an

dari lele jelas

gambar

6

Instrumen Pertanyaan 8 9

7 Pesan

Cara

Kesimp

perbeda- B2SA

keseluru

memb

ulan

an jelas

han jelas uat makan

Konsep jelas

dapat diikuti

10 Mampu menceri takan kembali menu

dimeng erti

R-

Ketera

Hitun

ngan

g

an berbah an lele jelas

Visuali- Pesannya X2 jelas (Diskusi sasi KAP) jelas

Positive ness

Pesan dapat

Equality Keterbu kaan

Isi pesan

dipaham

media

i

dapat

j Emphaty e Interaktif l a s

Kesimpul an

0,220

VALID

Dimenger ti

dipahami Y

Kreatif Inovasi

(Kegiatan memad Penyajian Wirau

u

saha)

padan

Pekerja

Tida

Mampu

Termoti

Menge

Tahu

Cara

Mampu

Keras

k

mencar

vasi utk

rti

cara

menjadi

Menumbuhk

Putus

i solusi

mulai

Posi

mem

wirausaha an Minat

tif

buat

usah

dan

makanan Wirausaha jelas

a

men

asa

Menu

u dr lele

Untuk pengujian reliabilitas, seluruh instrumen penelitian dinyatakan reliabel setelah dilakukan pengujian menggunakan perhitungan Koefisien Alfa (Cronbach). Berikut ini tabel Uji Reliabilitas penelitiaan ini: Cronbach's Alpha Based on Cronbach’s Alpha

N of Items

Standardized Items

.660

.666

10

Tabel 2. Uji Reliabilitas Variabel X1 (Video) Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

Cronbach’s Alpha .628

N of Items .644

10

Tabel 3. Uji Reliabilitas Variabel X2 (Diskusi) Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

Cronbach's Alpha .771

N of Items .774

10

Tabel 4. Uji Reliabilitas Variabel Y (Kegiatan Wirausaha) Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

Cronbach's Alpha .624

N of Items .648

10

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 Perhitungan analisis data mengenai Literasi Media (video) penyampaian pesan pada kegiatan kewirausahaan di desa Karangsari Demak dalam penelitian ini menggunakan Uji SST Anova atau One Way Anova yang sering disebut dengan perancangan

sebuah faktor, yang merupakan salah satu alat analisis statistik yang bersifat satu arah (satu jalur). Anova merupakan metode untuk menguji hubungan antara suatu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen.

ANOVAᵇ

Std.

Model

R

Adjuste

Error of

R

dR

the

Squar

Square

Estimat

e 1

,475a

e ,421

,316

4,632

Change Statistics R Square

F

Chang

Chang

e

Sig. F df1

df2

e

,421

Chang e

4,571

3

80

,000

Tabel 6. Hasil Uji Anova Dari tabel di atas, terlihat bahwa hasil analisis menunjukkan nilai R=0.475. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup antara media penyampaian pesan yaitu video (variabel X1), dan diskusi (variabel X2) secara bersama-sama pada kegiatan kewirausahaan (variabel Y). Artinya, jika variabel X1 dan X2 meningkat, maka variabel Y juga ikut meningkat (korelasi positif), sehingga apabila efektivitas media penyampaian meningkat, maka kegiatan kewirausahaan (pemahaman peserta) juga akan semakin meningkat. Selanjutnya, untuk menghitung besarnya efektivitas literasi media (video) dalam penyampaian pesanp ada kegiatan kewirausahaan, digunakan R Square yang disebut juga Koefisien Determinasi (KD) sebagai berikut: KD : r² x 100% : (0.475)² x 100%  42,1% Angka tersebut menunjukkan bahwa besarnya efektivitas media penyampaian pesan pada kegiatan kewirausahaan ialah sebesar 42,1% sedangkan sisanya sebesar 57,9% dipengaruhi oleh faktorfaktor penyebab lainnya yang berasal

dari luar model anova ini atau di luar penelitian ini. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, terlebih dahulu diketahui besarnya thitung. Adapun rumus statistik t adalah sebagai berikut:

Nilai t hitung yang didapatkan sebesar 5.55% tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya tingkat efektivitas literasi (video)dalam penyampaian pesan (Variabel X1, X2) pada kegiatan kewirausahaan (Variabel Y). Secara parsial, semua variabel X (X1, X2) mempunyai hubungan yang signifikan. Hal ini bisa dilihat dari nilai t hitung maupun Sig, dimana nilai t hitung lebih besar dari t tabel, sedangkan nilai Sig masih dibawah Alpha 0,05.Berdasarkan ketentuan tersebut, maka didapatkan bahwa variabel X1

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 (video) hubungannya signifikan pada kegiatan kewirausahaan (t hitung = 3.827 > ttabel = 1.664). Demikian juga nilai Sig = 0.005 < 0.05 dengan koefisien regresi sebesar 0.563. Variabel X2 (slide show) dan variable (X2) hubungannya signifikan pada kegiatan kewirausahaan. Demikian juga nilai Sig= 0.005 < 0.05 dengan koefisien regresi sebesar0.436. Hal ini menyimpulkan bahwa ht diterima. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara literasi media (video) pesan pada kegiatan kewirausahaan. Dari hasil analisis data berupa pertanyaan kuesioner yang diberikan kepada 7 4 responden, yaitu masyarakat desa Karangsari kabupaten Demak maka didapatkan jawaban dari tujuan penelitian ini yaitu yang pertama, berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa tingkat keeratan hubungan antara efektivitas literasi media (video) penyampaian pesan (variabel X) pada kegiatan kewirausahaan (variabel Y) adalah sebesar 0.475, yang jika dilihat ke dalam tabel kriteria penilaian korelasi adalah cukup. Jadi, terdapat hubungan yang cukup antara literasi media (video) penyampaian pesan pada kegiatan kewirausahan. Untuk variabel Y, kegiatan kewirausahaan menggunakan dua dimensi pengukuran berupa pemahaman mengenai lierasi media (video) dan pemahaman mengenai konsep wirausaha itu sendiri keuntungan di masa sekarang dan akan datang. Hal ini menunjukkan pesan yang disampaikan melalui l i t e r a s i media (audio) penyampaian pesan (video dan diskusi) mampu menyampaikan informasi secara baik kepada responden. Besarnya efektivitas literasi media penyampaian pesan pada kegiatan kewirausahaan adalah 42,1%. Jika dikaitkan dengan penggunaan Teori S-OR yang mengkaji tentang stimulus khusus yang menghasilkan suatu respon khusus. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi

khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan(Effendy, 2003 : 255). Teori S-O-R dalam penelitian ini menjadi teori pendukung sebagai perantara antara variabel X dan variabel Y. Stimulus khusus (Variabel X) yang diberikan pada penelitian ini ialah pesan kewirausahaan mengolah makanan B2SA dengan bahan dasar lele yang disampaikan melalui dua media penyampaian yaitu video (X1)dan diskusi (Variabel X2). Media penyampaian pesan ini dianggap sebagai media yang mampu menyampaikan pesan kewirausahaan olahan makanan B2SA berbahan baku lele kepada khalayak untuk menumbuhkan pemahaman akan kewirausahaan (Variabel Y) yang dengan kata lain, respon yang ditunjukkan sesuai dengan harapan sehingga diharapkan mampu merubah perilaku khalayak. Dengan demikian, melalui penelitian ini, Teori S-O-R menyatakan keefektifan literasi media (video) dan diskusi yang digunakan untuk menyampaikan stimulus kepada khalayak mampu menimbulkan respon yang sesuai dengan harapan. Selain itu, hasil perhitungan untuk kuesioner mengenai kegiatan kewirausahaan yang diberikan kepada responden, didapatkan hasil bahwa kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan seputar mengukur pemahaman mereka mengenai dampak video dan kemampuan kewirausahaan makanan olahan B2SA berbahan baku lele mereka adalah baik, yang dapat dilihat pada keseluruhan persentase jawaban mereka atas sepuluh butir pertanyaan yang diajukan. Hal ini menunjukkan reaksi yang ditunjukkan peserta tergolong tepat, sesuai dengan perkiraan, yang dengan kata lain bahwa terdapat kesesuaian antara pesan (stimulus) yang disampaikan melalui dua media penyampaian pesan dengan

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 reaksi komunikan (respon) yang dapat dilihat pada ketepatan jawaban yang dihasilkan melalui kuesioner hingga mempraktekkan pesan, menggunakan informasi yang didapat melalui kewirausahaan sehingga dapat mengubah perilaku responden. Kedua, media video yang digunakan dalam menyampaikan pesan kewirausahaan kepada peserta dinyatakan media yang paling efektif dibandingkan dengan media lainnya (diskusi) dengan hasil koefisien regresi sebesar 0.563. Dengan penyajian video yang baik dan diiringi pesan yang menarik pula, efektivitas dari penggunaan video sebagai salah satu alat atau media untuk menyampaikan pesan, hasilnya dapat lebih baik lagi. Dan untuk forum diskusi, keefektifan dari media ini tidak diukur dengan kejelasan audiovisual maupun visual yang ditampilkan seperti video, diskusi diukur melalui peserta diskusi sendiri, bagaimana mereka menangkap instruksi dan melakukannya secara tepat, juga bagaimana peserta diskusi memaknai pesan yang dapat mereka ambil dari jalannya forum ini terkait dengan tema dan pesannya, yang dapat dilihat dan diukur melalui kuesioner (yang merupakan alat ukur dalam penelitian ini). Forum diskusi yang digunakan dalam menyampaikan pesan literasi media kepada peserta dinyatakan efektif dengan hasil koefisien regresi sebesar 0.436. Selain itu, setiap butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur tingkat keefektifan dari masing-masing media ini dinyakan valid dan reliabel. PENUTUP Simpulan 1. Handphone merupakan salah satu alat elektronik yang sedang berkembang penggunaanya di masyarakat saat ini, dan hampir semua penggunanya sangat merasa ketergantungan dengan benda kecil yang satu ini. handphone

sangat bermanfaat bagi siswa dalam pengembangan sebagai media pembelajaran sehingga mampu menarik minat belajar siswa. Sehingga simpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang cukup yaitu sebesar 0.475 antara media penyampaian pesan yaitu video (variabel X1) dan diskusi (variabel X2) secara bersama-sama pada kegiatan kewirausahaa (variabel Y). Artinya, jika variabel X1, X2 meningkat, maka variabel Y juga ikut meningkat (korelasi positif). Dan besarnya tingkat efektivitas media penyampaian pesan pada kegiatan kewirausahaan dalam penelitian ini adalah 42,1%, sedangkan sisanya 57,9% disebabkan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini. 2. Berdasarkan hasil dari hipotesis penelitian ini, didapatkan bahwa l i t e r a s i media penyampaian pesan dalam bentuk video merupakan media penyampaian pesan yang paling efektif bagi peserta kewirausahaan dibandingkan dengan media lainnya, yaitu forum diskusi dengan thit sebesar 3.827. Mengenai penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut: 1. Hendaknya para pemateri, khususnya pemateri pesan kewirausahaan, kedepannya dapat lebih memaksimalkan efisiensi dan efektivitas literasi media (video) penyampaian pesan yang digunakan dalam menyampaikan pesan (materi) kepada peserta dikarenakan mengingat pentingnya pesan kewirausahaan bagi kesejahteraan kehidupan berkeluarga. Dengan penggunaan media penyampaian yang efektif, pesan pun dapat tersampaikan secara efektif pula, sehingga pemahaman peserta dapat terbentuk secara optimal. 2. Kiranya para ibu-ibu dapat menyadari pentingnya menumbuhkan jiwa

Jurnal Egaliter Vol.1 No.2 Maret 2018 kewirausahaan dan tidak menggantungkan ekonominya pada pasangannya saja, dan mempraktekannya ke dalam kehidupan sehari-hari demi kehidupan yang lebih baik lagi. 3. Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini tentunya memiliki beberapa kelemahan, namun kiranya penelitian ini setidaknya dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kewirausahaan, maupun bagi peneliti lain yang hendak menyampaikan pesan atau materi, khususnya literasi media. 4. Handphone sangat mudah dijumpai dimana saja saat ini, manfaatkan lah sesuai dengan kebutuhan terutama dalam bidang pendidikan untuk lebih menjadikan suatu media tersebut lebih bermanfaat. 5. Walaupun handphone sangat banyak diminati dan bisa dijumpai dimana saja, akan tetapi belum tentu semua orang bisa membelinya. Kejadian seperti di atas menjadi salah satu kendala dalam pemanfaatan hand phone sebagai media pembelajaran terutama bagi para siswa yang berada didesa terpencil dan kurang mampu. Hal ini dapat menjadi acuan bagi para guru untuk lebih mencari media pembelajaran yang lebih bisa dijangkau siswa dan bermanfaat dalam pendidikan DAFTAR PUSTAKA Baran, Stanley J. 2011. Pengantar Komunikasi Massa (Literasi Media dan Budaya). Jakarta: Salemba Humanika Carlsson Ulla, et all. 2008. Empowerment Through Media Education: An Intercultural Dialogue.Nordicom. Goteborg University, Sweden Devito, Joseph.A.1997.Komunikasi AntarManusia.EdisiKelima.Jakarta:P rofesional Books

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Efrozi dkk, 2014. Manfaat Handphone (HP) Sebagai Media Pembelajaran, Makalah Ilmiah. Universitas Bengkulu:Program S2 Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristiyono, Jokhanan. 2015.Budaya Internet: Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Mendukung Penggunaan Media Di Masyarakat. Jurnal SCRIPTURA, Vol. 5, No. 1, Juli 2015, 23-30 ISSN 1978-385X DOI: 10.9744/scriptura.5.1.23-30 Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Mulyana, Deddy.2012.Ilmu Komunikasi Suatu pengaantar.Bandung:Remaja Rosdakarya Soyomukti, Nuraini.2010.Pengantar Ilmu Komunikasi.Ar-ruzz media Suranto, Aw.2010.Komunikasi Sosial Budaya.Yogyakarta:Graha Ilmu Suranto, Aw.2011.Komunikasi Internasional.Yogyakarta:Graha Ilmu Sumber On Line : http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/ 04/26/di-musrenbang-jokowibercerita tentang-meluasnyatransaksi-menggunakan-ponsel-dichina Diakses 15 Oktober 2017, Pk 10.20 WIB Faizal, Ahmad Riza. 2012. The Hyperselectives. Sekilas tentang Literasi Media dan Informasi.Diunggah pada 21 Februari 2012. Diunduh pada 24 September 2012. http://ahmadriza.com/2012/02/21/sekilastentang-literasi-media-dan informasi/Diunggah pada 9 Pebruari 2011. Diunduh pada 12 Februari 2013. http://www.kidia.org/news/tahun/201 1/bulan/02/tanggal/09/id/187/