JURNAL ILMIAH PERTANIAN - JURNAL UNIKAL

Download JURNAL ILMIAH PERTANIAN. Vol. lV / No. 2, Oktober 2008. Pengelolaan Lingkungan Hidup Melalui Pendekatan Soft power. Hadi Pranggono. Seleksi...

1 downloads 536 Views 4MB Size
tssN 0216-5430

JURNAL ILMIAH PERTANIAN Vol. lV / No. 2, Oktober 2008

Pengelolaan Lingkungan Hidup Melalui Pendekatan Soft power Hadi Pranggono

Seleksi Cepat Ketahanan Layu Bakteri Secara In Vitro pada Beberapa Klon Kentang Ungguldilndonesia Samanhudi

Toleransi Beberapa Varietas Kacang ilijau ( Vigna RadiataLl Terhadap Naungan Bambeng Suryotomo

Peningkatan Produksi Baby Buncis dengan Pemberian Pupuk Fosfat dan pengaturan Jarak "fanam Ari Handriatni dan Syakiroh Jazilah

Peningkatan Produksi Melon (Cucumis metoL.)dengan Teknologi Screen dan Penggunaan Berbagai Macam pupuk Organik Eka Adi Supriyanto dan Ubad Badrudin

Transgenik dalam Bidang perikanan TriYusufi Mar"diana Kultur Jaringan Melati (Jasminum Sambac(L.) Alton) CV. Emprit Titin Handayani

Sebaran Klorofil-a Fitoplankton dan Seston di Perairan Timur Pulau Bangka nToar

Pengaruh Pemberian Pakan Alami Daphnia spTerhadap Pertumbuhan Benih lkan patin (pangasius Sutchll Muhamad Agus

Diterbitkan Oleh Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan

Biofarm, Vol. lV/ No. 2, OKober

varietas

ji kering

2OA8

PEIT{INCKATAN PRODUKSI BABY BUNCIS PSf,TEAX PEMBERIAN PUPUK FOSFAT DAII PENGATURAN JARAK T,ANAM

gan dan

Oleh:

er petak

Ari Ilandriatni dan Syakiroh Jazilah Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian, Unikal terhadap

ABSTRAK

an untuk

Kacang buncis (Phaseolus vutgaris

L) tergolong

sayuran kacang-

tensitasd

frg2rl yang cukup penting, mempunyai nilai gizi tinggi, barryak disukai fu mxldah pembudidayaannya. Permintaan buncis dari pasar swalayan tidak

sistem

trya berupa polong muda dengan ukuran maksimal, akan tetapi polongdmg muda benrktran kecil atail disebut jtrga "baby bunci$" (Ruknrana, mf5)" Produksi polong sangat ditentukan tersedianyanya unsure hara fosfat

furugtumbuh

tanaman.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon tanaman baby buncis pemberian pupuk fosfat dan

jarak tanam yang tepat

terhadap

dan prodtrks-i tanarRan baby buncis. Percobaan menggunakan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial.

Produksi .

Vol.

11

ir ppuk fosfat

yang terdiri atas 4 taraf

yaitu

Jerak tanam yang terdiri atas 3 tara{ ndonesia

0, . 54, 108 dan t62 kg

yaitu 20 x 40 cm, 20 x 50 cm

x6O cm.

krameter yang diarnati nreliputi

bobot basah

:

paniang tanaman,

junlah

bobot

kering

brangkasan/tanaman,

jumlah polong/tanaman,

panjang

polong /tanaman,

ltanaman, bobot polong / petak

Hesil ppnslitian menunjukkan bahrva dosis pupuk fosfat berpengaruh

wnrr*

v-ariabel yang diamati kecuali panjaflg polong p€r tanarnan.

dan produksi terbaik diperoleh pada dosis 108 kg P2O5 /ha. berpengaruh terhadap semua variabel yang diamati, kecuali

mr

plong per tanaman.

Pertumbuhan terbaik dicapai pada jarak tanam

rr- Setlangkan hasil tertinggi pada jarak tanam 20 x 40 cm. Hasil eTei @a dosis ptrpuk f,osfat 108 kg PzOr,4ra deirgan j*rak tanam $wa@r-

:

Bafui buncis, dosisfosfat, danjarak tanam.

Biofarm, Vol. tV/ No. 2, Oktober 2008

buncis dar,i pasar swalayan di kota-kota besar tidak hranya berupa polo*g muda dengan ukuran maksimal, akan tetapi polong-polong muda berukuran alu tanaman

ing,

karena

dan mudah nber protein s meningkat vegetarian.

digalakkan

en

tersebut

orang.

h

konsumsi

pita. Angka BJruran yang

hon, bayan4

kecil atau disebutjuga "baby buncis" (Rukmana, 1995). Didalam kegiatan budidaya tanaman, untuk menghasilkan tanaman 3iang sehat perlu dilakukan pemberian pemupukan yang sesuai dengan kebtrtuhan tanaman. Tanaman br:ncis tidak akan rnemberkan hasil yang baik

ryabila unsur hara yang diperlukan bagi kebutuhan tanaman tidak cukup Grsedia. Tersedianya unsur hara bagi tanaman dapat diusahakan dengan jalan lrcmupukan. Unsur hara merupakan salah satu faldor yang dapat nempengaruhi tingkat produktivitas suatu tanaman (Setianingsih dkk.,

us3). Pemupukan merupakan salah satu komponen yang

komoditc

dan vitami buncis

hmak, 7 besi, 630

h

t'9

eram

enelitian

fidi cukup FBfan

bamping

akar yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan tanaman Menurut Karnomo dkk (1990) keseimbangan unsur hara sangat

lrus sesuai 4 trangkah tepat yaitu : tr) tepaf jenis, 2) tepat junrlah, raktu, dan 4) tepat cara.

3)

jarak tanam pada suatu pertanaman secara agronomik nrenentukan tingkat produktivitas. Jarak tanam terlalu rapat berarti tanaman per satran luas sangat besar sehingga akan berakibat produksi, dan sebaliknyajarak tanaffl terlalu lebar rnaka tidak fteroleh produksi yang maksimal (Untung, 1993). Lebih lilnjut bahwa jarak tanam yang digunakan akan menentukan keadaan l*itat bagi kehidupan penyakig sedangkan jarak tanam rapat akan mikro habitat menjadi lebih lembab dan jarak tanam lebar maka Penetapan

akan menjadi iebih kering. Pcrlakuan jarak tanam

menciptakan keadaan lingkungan yang tidak sesuai bagi penyakit, disamping itu dengan perlakuan jarak tanam yang tepat

ke

tajam

hasil yang maksimal. Pada tindakan pemupukan maka pelaksanaan

cra

rangat

p

i

tindakan pengendalian penyakit secara bercocok tanam yaitu

19e5)

ah

imrin proses fisiologi bagi pertumbuhan tanaman dan diharapkan dapai

Himnya

&up

dapat

$isatrkan peranannya antara lain sebagai activator dari berbagai reaksi @im yang sangat penting didalam proses pembelahan sel, sehingga sel mengembang dan bertambah banyak. Dengan berkembang dan panjang tanaman maka pupt* fosfat dapat merangsarlg

qrak perarran

,

tidak

pertumbuhan tanaman tersebut akan menjadi

@

nt permirmm

de5ra tahan tanaman terhadap serangan hama dan

lebih optimal penyakit dapat

'fud,lsri

fti&afryK'4zrh4

'€rzcrs

8n

dicegah seaw-al rnungkinPenelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh dosis pupuk N dan dosis pupuk N optimal, pen pemangkasan dan jenis pemangka-sa-n yang tepat, dan interaksi antara

i hery,. buncis yang rneliputi r.aria$el

nn-

-lumtatr polong per tanaman. b per petak . Hasil tertingg:i

pupuk N dan pemangkasan terhadap pertumbuhan kangkung darat

Penelitian

ini

dilakukan dengan tujuan untuk rnengetahui

tanaman baby buncis terhadap pemtrerian pupuk fosfat dan dosis yang

jarak tanam yang tepat, dan interaksi antara pemberian dosis pupuk dan perlakuan jalak tanam terhadap portumbuhan dan produksi tanama+r buncis.

bCIbot basah brangkasan p€r ren:

mi rLrsi,s 162

FSqha ,ffiunnryfiaqa perfumbuhan rtan prod

f&Uo ini berkaitan

dengan perana enzimatis yang sangat penting meagembang dan memanj

Yd **n lAF

METODE PENELITIAN

ini telah dilaksanakan di Desa Bandar Kecamatan Kabupaten Batang pada ketinggian tempat lebih kurang 400 m Percobaan

permukaan laut dengan jenis tanah Aluvial. Percobaan dilaksanakan

3 bulan, yaitu

trStr-rrosflt memegaag p€aaaan lang te{gantung pda fosfm

dai inti sel .vang snqgar pe ry prftemrbangan jaringan rnerigen

akar tanaman muda

Desember 2006 sampai dengan Pebruari 2007.

ini adalah Rancangan Kelornpok Lengkap (R.AKL) dengan perlakuan faktorial 4 x 3. F pertama dosis pupuk fosfat yang terdiri atas 4 taraf; yaitu 0, 150, 30G

{

percobaan yang digunakan pada penelitian

450 kg SP-36/ha atau 0, 54, 108, dan 162 kg P2O5/ha. Faktor keduaj ta*arrr terdiri atas 3 taraf, yaitu 2O x M ern, 2O x 50 crn, dan 20 x

Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan, perlakuan diulang tiga kali sehingga seluruhnya ada (4 x 3) x 3 :

36

percobaan..

Data yang dihasilkan dianalisis dengan uji F dan apabila perbedaan dia*tam ftktor yang dicoba, analisis dilanjutkan dengan qii dan

uji

dical

kg pzOs/ha aan S+ ki

regresi, untukjarak tanam dengan uji kontras ortogonal.

Variabel yang diamati meliputi

:

panjang tanaman, jumlah

tanaman, bobot basah brangkasan per tanaman, bobot kering tanaman, jumlah polong per tanaman, panjang polong per tanamm-

19E6) meayard;an bah*z

Fdpnrnl;err akar rambut rlen mer

&

3'aag banl,ak dan panjang

mdsimal sehingga pertumbul remurm Soepardi (1935)

fosf; ATP {adenosine trifosfar} dft tmsfer energi pada rea frbohidral oleh karena iur ad

lm &

fpF{ roembolisme tanamaa- sd mnn$aa Hasil dari mefabotr &tme bgiafi t*.,annzlrm&kr hafiwz meningtatpa

p F@mbuhtu akar, baang * {Fcrra qptimal, akibahra

r

Asimilal tersebrit dibaosld &c qgrc penimbrman sryer

polong per tananran, dan bobot potrong per petak.

HASTL DAN PEMtsAIIASAN

m*fu @?*

Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat

Erfradap

Pada Tabel 1 dan

2

dapat dilihat bahwa diantara perlakum'

pupuk fosfat berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap

30

asimilar lang c mempunlai babot rtrn I

perfumh-ttlLlrittttt

mening**[apro

t Biofarm, Vol.IV/ No. 2, OldoberfrOS

t i I

btuk bruh ilosis

produksi baby buncis yang rneliputi variabel panjang tafiatnan,jurnlah daun per tanaman, bobot basah brangkasan per tanaman, bobot kering brangkasan

pr

tanaman,

jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman dan

bobot polong per petak . Hasil tertinggi dicapai pada dosis 108 kg P2O5/ha spon Lepat, Fosfat

'baby

yang diikuti dosis 162 kg PzOs/ha dan 54 kg P2O5/ha, sedangkan terendah

@a

0 kg PzO:/ha

Meninglatnya perrumbuhan dan produksi baby buncts pada dosis ilot kg P2o5/ha ini berkaitan dengan peranan pupuk p sebagai aktivator tcrbgai reaksi enzimatis yang sangat penting dalam proses pembelahan sel

dingga sel akan mengembang dan memanjang. Menurut

landar ti

Sarief (1989) &nfa* 5shgai or.to-fosfat rnernegang peranan penting dalarn kebanyakan c&i enzimatis yang tergantung pada fosfatase . Hal ini karena fosfat mlrpakan bagian dari inti sel yang sangat penting dalam pembelahan sel

unark perkembangan jaringan rneristem sehingga fosfat

dapat

pertumbuhan akar tanaman muda, Sety'arnidjaja (1986) naenyatakan bahwa salah satu fungsi

p

adalah

pembentukan akar rambut dan merangsang pemanjangan akar. akar rambut yang banyak dan panjang, tanaman dapat menyerap x)"

ha

a

s"t--gkan menurut Soepardi (1985) fosfat berperan sangat penting

secara maksimal sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih

50

tl4trq

ATP (adcnosine trifosfat) dan ADP (adenosine difosfat) dalam transfer energi pada reaksi-reaksi sintesis seperti

b

dan karbohidrat, oleh karena itu adanya P akan mernperlancar

proses mp.f4bolisme tanaman, sehingga sintesis protein dan

*an

meningkat. Hasil dari metabolisme tersebut selanjutnya

ke seluruh bagian tananran unflik merangsang perfumbur\an.

menyaukan bahwa meningkatnya pertumbuhan tantman akan grla pertumbuhan akar, batang dan daun sehingga proses

fqFletl

s€cara optimal, akibatnya hasil fotosintesis berupa

Asimilat tersebut ditranslokasikan ke sehnuh bagian ke organ penimbunan seperti pada buah (polong dan

%ierl ih makin banyak asimilat

yang dinanslokasikan ke buah,

k6entuk mempunyai bobot dan ukuran yang lebih terhadap meningkatnya produksi baby buncis

besar,

Han-driatni & Jazilah

an Praduksi

Pengaruh Jarak Tanarn

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam

prsamglan imfr*r mendapadran berpenga

terhadap komponen pertumbuhan tanaman baby buncis yang meli panjang tanaman, jumlah daun per tanaman, bobot basah brangkasan tanaman, dan bobot kering brangkasan per tanaman. Hasil tertinggi di pada jarak tanam 20 x 60 cm dengan populasi 24 tanaman per petak, di jarak tanam 20 x 50 em dengan populasi 30 tanaman per petak, dan pada 20 x 40 cm dengan populasi 36 ianarnan per petak, berarti makin

&n minglwkan fuumesis

&lnamail.

T" Aegfl;a Rafa-rata rtan fusiisl ter*radap jumiah pol"g |rnfu bobot hmfrnpolong per tanal

jarak tanam yang digunakan makin meningkat pertumbuhan dan hasil buncis per tanaman

Jugrhh polong per

funlutarc

hamm

Perbedaan ini disebabkan penggunaanjarak tanamyang lebih renggang

60 cm) mempunyai populasi tanaman per satuan luas yang lebih sedikit 24 tananran per petak, dibanding jarak tanam 20 x 50 cm dan 20 x 4O masing-masing dengan populasi per petak 30 dan 36 tanaman, sehi persaingan untuk mendapatkan ruang tumbuh, cahaya matahari, unsur

penl,erap

berjatan secara maks

ihrah, &Mm

frft ps.

15-47 a

Pjl,t

t&

20::

at!

JO-)I

C

21.00 b

6:t .*

CO2 dan air lebih kecil, maka individu tanaman dapat memanfaatkan

f,_05

4-63

produksi secara maksimal

3.00

fuprt-atrrolagdiikn

Tabel 1. Angka Rata-rata

dan Analisis Statistik Fengaruh Dosis Fosfat terhadap panjang tanaman, jumlah daun, bobot brangkasan per tanaman dan bobot kering brangkasan per

* :

trji B\=TpadaM: Babeda s*.rgrir

nryE&

rq*r&m qx

batxa pe sepefii baf

n4mif fu fi dalam jumlah fumssis r*ne,man yanl fl'frfoggn akae m@i

flnrsita dm C-meu ao melipnni pcrmrmbuhan msd

i

efu d +€rftuke kabd Angka-angka dalam kolom dan perlakuan yang diikuti dengan hurufl'ang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5 o/o. * : Berbedanyata *t : Berbedasangatnyata ns: Tidakberbedanr.m.

Menurut Munandir (1988) makin rapat jarak tanam, makin populasi tanaman per satuan luas sehingga persaingan untuk menc

unsur hara, sinar matahari, CO2, air dan ruang tumbuh maliii Sebaliknya makin lebar jarak tanam, populasi per satuan luas maki 32

rninlnb rtri erjaAi p

h"r!.- fu*kl*n enltuFsfu da'

l[fr

fu fi ffi

h

".u

;ry

effiqa

i

a*a

n+ffi rlilitl#

bE

*mtonrryffi_ ph

Biofarm, Vol.lVlNo.

Oktober 2008

Fruh

sehingga persaingan untuk rnendapatkan faktor produksi makin keoil, dengan demikian akan meningkatkan penyerapan unsur hara oleh tanaman dan

Eputi

proses fotosintesis berjalan secara maksimal sehingga dapat meningkatkan

L per

pertumbuhan tanaman.

capai

tiikuti endah

Rata-rata dan Analisis Statistik Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat terhadap jumlah polong per tanaman' panjang polong per tanaman, boboi polong per tanaman. dan bobot polong per petak

Tabel 2. Angka

lebar t

baby Perlakuan

;(20 x

tyaitu 4$ em hinger

r

Jumlah polong per

Panjang polong per

Bobol

Bobot

polong per

tanaman

tanarnan

tananan

polong per petak

(buah)

(cm)

(e)

ke)

Ibis pupuk fosfat 102,11 a t6,42 a t5,47 a il[ : tanpa pupuk fosfat 17,31 a 130,89 ab 20,22 ab nif : 54 kgAra P2O5 18,30 a 182,67 c 26,51 c @: 108kglhaP2O5 : t42,78 b t6,94 a 21,00 b !B 162 kg/haP2O5 ', 'r) ns 6,64 ** 6,28 ** f Fnlrng 3,05 3,05 3;05 lmr*ets x 4,63 4;63 4,63 lfl-el1% i8.02 lmsr s z 3.00 bgan: ftt**glia dalam kolom dan pe{akuan yang diikuti dengan hurufyang sama nyata berdasarkan

-Berbedanyata

:r*

:

uji BNT pada taraf 5 YoBerbedasangatnyata ns

:

3,38 a 4,07 b 5,10 c 4,37 b 18,03 ** 3,05 4,63

0,49 menuniukkan

Tidakberbedanyata

ISandi (1933) menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman diawali oleh organ vegetatif seperti batang akar dan daun, diperlukan protein dan pati dalam jumlah yang banyak. Senyawa organik dari fotosintesis tanaman yang selanjutnya ditranslokasikan ke

\7t t Ll1

Bre c DJD

efi

3.F {63 lr

b

batian taaaman sehingga akan rneningka$en pertumbuhan tanannan. didnkung oleh Prawita dan Condronegoro (1994) yang menyatakan pertumbuhan tanaman meliputi pembelahan, pembesaran, dan Lsi sel. Lokasi pertumbuhan tersebut yaitu di jaringan meristem.

fu

sel

diperlukan karbohidrat dan protein, akibat dari sel seeala mitosis ini terjadi pennbentukan pucuk-puctrk baru, 'dahan. Dengan demiki'an jarak tanrm renggang akan

pmbelahan

proses fotosintesis dan akan meningkatkan produksi potein dan pati, akibatnya akan mpningkatkan pertumbuhan dap*t dilihat bahwa perlakuan jarak tanam pe{kdaan yang sangat nyata. Pada perlakuan jarak tanam yang

bbel 3 dan

4

Handriatni & Jazilah, Peningkatan Produksi Baby Buncis

lebin- rapat (2A

x 40) rnengahasiikan jumlah

dan bobot polong terbinggi, diikuti jarak tanam 20 x 50 cm, dan terendah pada perlakuan jarak tanam renggang (20

x 60 cm), berarti makin npat jank

tana-m yang digunakan,

makin besar pula jumlah dan bobot polong per petak. Meningkainya boi:ot polong per petak pada jarak tanam rapat (20 x 40 cm) ini disebabkan pada jarak tanam rapat mempunyai populasi tana

yang lebih banyak sehingga apabila jumlah per tanaman dikalikan den populasi tanaman rnaka bobot polong per petak r*enjadi letrih Karnomo dkk (i990) menyatakan bahwa jarak tanam (plant spactng)

ppulasi tararlarl 1-ang lebft podufci per individu rrneman

rrr

pupuk fosfai l0g kg,.ta n rryqgf **an pertumbuhan dan g riursis

'tryfua Rara-rata ,ian 6aslisis panjan-s r_ananoa-efh!"p

:qtasan

per

!f,trplw*n

menentukan kerapatan bertanam (plant density) suatu jenis tanaman keduanya sangat menentukan tinggi rendahnya produksi tanaman per luas. Produksi tanaman per satuan luas adalah sama dengan produksi individri tanaman dikalikan kerapatan tanam yaittr banyaknya tanaman satuan luas atau populasi tanaman. Hal

ini

sesuai dengan pendapat

per dan Yoseph, (1974) yang mengatakan bahwa bobot polong polong per ditentukan oleh jumlah rumpun per petak dan bobot jumlah rumpun per petak ditentukan oleh jarak tanam' Sedangkan antar ta*aman polong per tanaman ditenhrkan otreh tingkat persaingan tumbuh' Tingkat mendapatkan cahaya, air' unsur hara' dan ruang unsur hara dan ruang antar tanaman dalam mendapatkan cahaya, air' juga dipengaruhi oleh jarak tanam sehingga makin rapat ixak tanam"

berpengaruh te besar populasi tanaman per petak maka akan demikian dapat di nreninglr*tnya bobot pol'ong per petak' Dengan yang paling rapat bahwa 20 x 40 cm merupakan jarak tanam banyak' sehingga t mempunyai populasi per satuan luas yang lebih jumlah poptrlasi pcr hasil individu bobot polong per rumpun dikalikan

I

r.?n.pman (htr

Pamj*ng fFnernen

fuefu

:

darrt

cm)

i-f,t:? a 169it ab I&r.Jt b

7-i.07 i

35jr

t

j&?6 b Ir-Ef *

6:i **

3-+1

3-+{

5.:

5.?l

'1*9.*

y2

fuperiahanlrugdin

qm

k:

tndasarltan uji

Fdt€&*nE

rye

r

{tilSn0} mmryuakan ba

@ M &

sslu*m iuas lAng $ilrilih.*fo r*rremn

@sehfi dq

yang lebih besar' maka akan mempunyai bobot polong per petak

nb

Pengaruh Interaksi

WrtlryS€rperak i 1mE lefrffi bm*r

terdapa I Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa terhadap bobot p antara jarak tanam dengan dosis pupuk fosfat jarak tanam ?0 I petak, interaksi terbaik dicapai pada kombinasi terendah pada dengan dosis pupuk fosfat 108 kg P2O5/ha dan Perbedaan sangei tanam 20 x 50 cm dengan dosis 0 kg P2O5/ha'

disebabkanadanyasalingnrendukungantarajarakta*amyangJ:l"l.ll

34

profulisi pc ppenak-

,ffimr*

3mg opti

mqrnmrmenrb:mk:m

t1l'ltffipr

pq.

*rfu

mer trC ,*ml um

@'fim ..lFffiEq mmmmmgm,@men

P;andriatni & Jazilah

an Produksi EabY Buncis

Meningkatnya sefapan unsur hara maka proses fotosintesis berjalan den optimal sehingga meningkatkan pembentukan protein, katbohidrat dan dan clitranslokasikan ke cadangan makanan yaitu buah, akibatnya buah terbentuk mempunyai ukuran dan berat yang lebih besar (Soepardi, 1985) Menurut Hakim (1994) rneningkatnya serapan unsur hara tnaka

metabolisme tanaman beqialan dengan optinral sehingga protein, karbohidrat dan pati tidak terhambat. hasil dari metabolisme ditralslokasikan ke selr*uh bagian tanarnan g*tuk m€fangsaflg pertu yaitu darr selebihnya ditranslokasikar, ke orgail tanurman yang lainnya, sehingga akan mempengaruhi berat polong yang terbentuk' Hal ini di oleh Harjadi (1993) yang menyatakan meningkatnya pertumbuhan ve

maka proses fotosintesis menjadi lebih lancar, hasil fotosintesis fotosintat akan dirnanfaatkan oleh tanatnalt un'tuk pertumbuhan selebihnya akan disimpan pada cadangan makanan, maka polong terbentuk mempunyai bobot yang lebih tinggi'

n,

Semdi, Dewaaio, \*,idhiaok Iryrr* prffiuksi Tawnan

Umm*es

1.

Dosis pupuk fosfat berpengaruh terhadap semua variabel yang d kecuali panjang polong per tanaman' Pertumbuhan dan hasil dicapai pada dosis 108 kg PzOs /ha

2.

Jarak tanam berpengaruh terhadap semua variabel yang diamati, panjang polong per tanam'an. Pertumbuhan terb-aik dicapai pada tanam 20

3.

x 60 cm. Sedangkan hasil te*inggi

pada jarak tanam 20

Terdapat interaksi antaradosis pupuk fosfat dengan jarak tanam

bobot polong per petak. Hasil terbaik dicapai pada dosis 108 kg Pps/ha dengan jarak tanam 20 x 40 cm.

ptlp*

DAFTAR PUSTAKA Hakim, N. 1994. Dasar-dqsm llmu Tanah' Universitas Lampung'

Harjadi, S.S. i996. Pengantar Agrononti. Gramedia' Jakarta' Isbandi, D. 1983. Pertumbuhan dan Perkembangan Tansman'

*,

mS dm p. Cordronegoro - tgg4DFrEs Bogor

l-

1995- Be.rtata n Bt:ncis-

K;lrr

S |939- Xesanuran dan pempdra h-R+*''rg T- 2{n3. pembudidaywr Bu Swadaya- Jahrta D- 1996- pvpuk det

pen@t

W*dat, Kesubun

Td

fcid Je*

fu

9$. Bqeor t"IS. ttlE-_

Kf,SIMPULAII

Jenderal Soedirsraa.

Tawn

*te*A !.' ktr_tPtsseotzs IJIIISOED. purwokerto

l@Efi@ pengelotmt t

[n4- bit @d Crq p e ffrd Universit!,pn

Biofa:rm, Vol.lV/ No. 2, Oidober ?0O8

atan dengan

hat dan Pati

Xar-ronro, Semedi, Dewanto, Widhiatrnoko, Amirudin, Agusnitwanto, 1 990. Pengontar Pro,duksi Tansman Agronomi, Fakulas Fertanian

Universitas Jenderal Soedirman" Purwokerto

a buah Yang

ili, 1985) nraka Proses pembentukan

labolisme ini

kaw-ita, WS. dan P. Conclronegorn. 1994. Dasctr-dasar Fisiologi Tumbuhan, IPB Press, Bogor mar3, R. 1995. Bertanam Buncis. Kanisius. Yogyakarta'

i-f

S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Perlanian'

C'V'

Pustaka

Buana. Bandung ,

yaitu

I ini di uhan

intesis

mbtrhan , polong

ingsih, T. 2003. Pembudidayaan Buncis Tipe Tegak dan Merambat. Penebar Swadaya. J akarta

idjajq D. 1996. Pupuk dan Pemupukan. CY. Simplex. Jakarta. 1985. Masalah Kesuburan Tanah dan Pupuk. Departemen llmu

Tasah.IPB, Bogor

SX- 1992. Tariasi Jsrak

il yang di

n

hasil

diamati,

apai Padai k tanam ?0

ktanam

sis

PuPdr

Tanam pada populasi yang Sama

dari Tiga

fsietas Btmc.is (Phaseohts vulgaris L). Jurnal Penelitian' helitian tIN SOED. Purwokerto

Balai

f,-1993. Pengantar Pengelolaan lIama Tetpadu. Gadjah Mada

hns. Yoglrakarta. Yoseph. 1974. Soil and Crop Prodrrction in he Humid Tropics Edition), Oxford University Press. London