JURNAL INFO
ISSN : 0852-1816 IbM –PETERNAK ITIK
PELATIHAN BUDIDAYA ITIK SECARA SEMI INTENSIF DAN PENETASAN TELUR DI DESA KEBAKALAN BANJARNEGARA Istna Mangisah dan Bambang Sukamto Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Email Korespondensi:
[email protected] ABSTRAK Kegiatan ini bertujuan untuk melatih masyarakat peternak dalam melakukan budidaya itik secara semi intensif, pembibitan itik, membuat formulasi ransum yang tepat dan ekonomis, serta melatih penetasan telur itik. Metode yang digunakan dalam kegiatan pemecahan masalah ini adalah metode pemberdayaan masyarakat partisipatif dengan tahapan kegiatan : Pendidikan dan Penyuluhan serta Pelatihan, praktek (percontohan), pendampingan dan pemantauan. Kegiatan pendidikan dan penyuluhan dengan materi Budidaya itik secara semi intensif, Formulasi Pakan Itik ,dan penetasan menggunakan mesin tetas . Kegiatan praktek (percontohan) meliputi budidaya itik secara semi intensif, penyusunan pakan komplit dan penetasan telur menggunakan mesin tetas. Kesimpulan : kegiatan pengabdian IbM di Kelompok Peternak Itik di Banjarnegara berjalan dengan lancar. Pelatihan penyusunan pakan komplit yang berkualitas dan ekonomis dengan menggunakan bahan pakan local sangat membantu peternak dalam menyediakan pakan pada budidaya itik breeder secara semi intensif. Manajemen yang baik diikuti dengan pemberian pakan yang berkualitas mendukung produktivitas itik. Kata kunci : budidaya itik, formulasi pakan , penetasan telur ABSTRACT This activity aims to train farmers in the community do duck in semiintensive farming, breeding ducks, make a proper ration formulation and economical, and training hatching duck eggs. The method used in the solution of this problem is a method of participatory community development with phases of activity: Education and Extension and Training, practice (pilot), mentoring and monitoring. Education and outreach activities with the material in a semi-
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
13
JURNAL INFO
ISSN : 0852-1816
intensive cultivation of ducks, ducks feed formulation, and hatching uses hatching machine. Practice activities (pilot) includes duck farming in semi-intensive, preparation of complete feed and hatching eggs using the incubator. Conclusion : IbM service activities in farmer group Ducks in Banjarnegara running smoothly. Training preparation of complete feed quality and economical by using local feed ingredients greatly assist farmers in providing feed to the breeder duck farming is semi-intensive. Good management is followed by the provision of quality feed to support the productivity of ducks. Keywords: duck farming, feed formulation, hatching eggs
pakan berupa dedak padi, di saat itik
PENDAHULUAN
di kandangkan. Ternak
itik
lokal
yang
unggas
merupakan telah
lama
dipelihara masyarakat pedesaan dan telah beradaptasi dengan kondisi iklim pedesaan dan masyarakat desa. Potensi sumber daya alam pedesaan di
Kecamatan
Mandiraja
cukup
kondusif bagi pengembangan ternak itik.
Kebanyakan
peternak
memelihara ternak itik masih dengan cara
tradisional,
dipangon
dengan
(diumbar
di
cara areal
persawahan) dan pulang ke kandang pada sore hari.
Peternak banyak
yang hanya mengandalkan pakan dari
lingkungan
dan
tidak
memberikan tambahan pakan pada saat itik di kandang. Hanya sedikit peternak yang memberikan tambahan
Hal inilah yang
menjadi salah satu sebab produksi telur dan daging itik rendah. Padahal apabila
dilakukan
manajemen
budidaya yang baik dengan pakan yang berkualitas maka itik mampu berproduksi
200-240
butir/ekor/tahun. Pemeliharaan ternak itik di Kecamatan terkendala
Mandiraja oleh
diantaranya terbatasnya kualitas pakan manajemen
masih
beberapa
adalah
masalah
penyediaan yang
hal,
bibit,
randah dan
pemeliharaan
yang
masih tradisional. Bibit itik (meri) diperoleh dari dari para peternak di sekitar lokasi yang telah melakukan penetasan telur dengan cara alami. Di Kecamatan Mandiraja rata-rata
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
14
JURNAL INFO
ISSN : 0852-1816
peternak menetaskan telur bebek
Sedangkan bagi ternak yang sedang
dengan menitipkannya pada mentok
bertelur, berakibat pada rendahnya
atau ayam.
produksi telur dan ukuran telur yang
Hal ini disebabkan
karena itik termasuk ternak yang
tidak
tidak baik dalam mengeram. Hal ini
Keterbatasan pengetahuan peternak
menyebabkan ketersediaan bibit di
tentang
sekitar lokasi sangat terbatas. Jika
pakan dan penyusunan ransum serta
peternak membutuhkan bibit yang
kualitas
banyak maka harus memesan dari
sehingga
daerah
ternaknya masih secara tradisional.
Purbalingga
dan
Tegal,
memenuhi
sehingga harganya menjadi mahal karena
membutuhkan
transportasi.
ongkos
Oleh karena
sangat
berbagai
standar.
macam
ransum
masih
pola
bahan
rendah
pemeliharaan
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka
tim pengabadian UNDIP
melakukan upaya penyediaan bibit
dibutuhkan pembibitan itik yang
(DOD)
dekat lokasi sehingga bibit itik dapat
pelatihan
diperoleh dengan mudah dan harga
secara
yang murah.
formulasi ransum yang berkualitas
Kendala
pengembangan
secara
kontinu
budidaya semi
melalui
itik
intensif,
breeder pelatihan
dan ekonomis serta penetasan telur
ternak itik di Kecamatan Mandiraja
dengan mesin tetas.
yang lainnya adalah masalah pakan.
bertujuan untuk melatih masyarakat
Banyak peternak yang mengandalkan
peternak dalam melakukan budidaya
pakan dari lingkungan sekitar pada
itik secara semi intensif, pembibitan
saat musim panen padi dengan cara
itik, membuat formulasi ransum yang
ternak dipangon, dan jarang yang
tepat dan ekonomis, serta melatih
memberi pakan tambahan saat itik di
penetasan telur itik.
kandang.
digunakan dalam kegiatan pemecahan
Pemberian pakan belum
memperhatikan
kualitas
nutrisi
masalah
ini
Kegiatan ini
Metode yang
adalah
metode
pemberiannya,
pemberdayaan masyarakat partisipatif
sehingga kebutuhan ternak belum
dengan tahapan kegiatan : Pendidikan
tercukupi.
dan
maupun
jumlah
Hal ini berakibat pada
Penyuluhan
serta
Pelatihan,
dan
praktek (percontohan), pendampingan
memakan waktu yang lama untuk
dan pemantauan. Kegiatan pendidikan
mencapai bobot badan siap jual.
dan penyuluhan dengan materi
pertumbuhan
yang
rendah
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
15
JURNAL INFO
ISSN : 0852-1816 dapat memenuhi kebutuhan
METODE PELAKSANAAN
ternak, dengan menggunakan Metode
yang
digunakan
dalam
kegiatan IbM ini adalah : 1. Kegiatan
bahan-bahan
pakan
yang
tersedia di lokasi. Formulasi
pendidikan
dan
pakan
tersebut
kemudian
penyuluhan.
dijadikan
Penyuluhan dilakukan 2 kali,
komplit, lalu peternak dengan
yaitu
dengan
Tim IbM menyediakan bahan
bibit
pakan yang ada di lokasi
1)
materi
Penyuluhan budidaya
itik
(breeder) secara semi intensif 2)
mencampur
Penyuluhan
pakan
dengan
materi
formula
pakan
bahan-bahan tersebut
dan
manajemen pakan dan formulasi
membuatnya menjadi pakan
pakan;.3) Penetasan telur dengan
komplit.
mesin
tetas.
dilanjutkan
Kegiatan dengan
mengenai permasalahan
ini
diskusi
3). Praktek Uji Coba Pakan Komplit
permasalahan-
Pakan yang tersusun dari
yang
sering
dihadapi oleh peternak.
kegiatan pelatihan ini akan diuji coba kepada ternak itik milik para
2. Kegiatan praktek, dilakukan 4
peternak
performan
dan
diamati
pertumbuhannya.
kali yaitu :
Pada uji pakan ini sekaligus
1)
dilakukan percontohan sanitasi
Praktek pemeliharaan itik
secara semi intensif
kandang. Kegiatan ini bertujuan
2). Praktek Pembuatan Pakan
agar
peternak
mempunyai
Komplit untuk Itik starter,
pemahaman
grower dan layer
ransum
Tim IbM akan memberikan
produktivitas ternak. Di samping
pelatihan
teknik
itu juga untuk melatih peternak
itik.
dalam manajemen pakan dan
penyusunan
dalam ransum
bahwa
sangat
kualitas
mempengaruhi
Peternak akan dilatih untuk
manajemen
mampu membuat formulasi
dengan memperhatikan sanitasi
pakan
kandang
ekonomis,
yang
efisien,
berkualitas
dan
perkandangan,
sehingga
diperoleh
kandang yang sehat dan tidak
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
16
JURNAL INFO
ISSN : 0852-1816
menimbulkan
pencemaran
pendampingan dan motivasi
lingkungan. Pada kegiatan ini
agar usaha pengembangan
akan dilakukan pendampingan
peternakan itik berhasil.
oleh 2 orang mahasiswa. 4. Pemantauan dilakukan 4).
sebulan
Praktek Penetasan Telur
sekali oleh Tim Pelaksana selama
dengan Mesin Tetas
kegiatan berlangsung.
Masyarakat
peternak
dilatih memilih telur tetas yang
HASIL KEAGIATAN
baik dan menyortir telur yang tidak memenuhi criteria telur tetas.
Telur tetas yang baik
kemudian mesin
ditetaskan
tetas.
Budidaya Itik Bibit Secara Semi Intensif
dengan
Sebelumnya
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
program
IbM
yang
peternak
sudah
diberikan
dilakukan di kelompok peternak itik
penjelasan
tentang
cara-cara
di
Desa
Kebakalan
merupakan
penetasan dengan mesin tetas dan
perintisan upaya budidaya itik secara
diberikan
tentang
semi intensif dan usaha pembibitan.
pemakaian dan perawatan mesin
Pada awalnya, penduduk di RT 1 dan
tetas.
RT 03 memelihara itik dalam jumlah
penjelasan
yang sedikit, 10-30 ekor, dengan 3.
Kegiatan
pendampingan
menggunakan cara diumbar. Melalui
dilakukan
untuk
kegiatan
memotivasi
para
terus peternak
penyuluhan
tentang
budidaya itik, disampaikan bahwa
menjadi lebih maju dan mau
budidaya
mengadopsi kemajuan ipteks.
dengan cara diumbar di pekarangan
Rendahnya
dan
latar
belakang
itik
itik
secara
tidak
diberi
pendidikan, pengetahuan dan
tambahan
wawasan yang mereka miliki
pertumbuhan
merupakan
produksi telur rendah.
tantangan
tradisional
ransum
mengakibatkan itik
lambat
dan
Disarankan
tersendiri bagi tim IbM dalam
kepada para peternak untuk membuat
menerapkan teknologi baru,
kandang dan disediakan umbaran,
sehingga sangat dibutuhkan
serta diberikan ransum secara rutin
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
17
JURNAL INFO setiap
pagi
dan
ISSN : 0852-1816 sore,
sehingga
kebutuhan nutrisi itik terpenuhi.
penyuluhan
dapat
dilihat
pada
Ilustrasi 1.
Akibatnya pertambahan bobot badan
Peternak harus memahami
dan produktivitas dapat meningkat.
bahwa agar usaha peternakan itiknya
Mengubah pola pemeliharaan di
berhasil maka harus memperhatikan
masyarakat
mudah,
3 hal utama, yaitu pemilihan bibit
dan
yang baik, pemberian ransum yang
tidaklah
diperlukan
contoh
pendampingan secara terus menerus,
berkualitas
dalam
sehingga
mencukupi
kebutuhan
semakin
masyarakat memahami
menjadi dan
membedakan hasilnya.
dapat
Kegiatan
yang
dan
juga
manajemen pemeliharaan yang baik. Ketiga
hal
mendukung
Ilustrasi 1.
jumlah
dan
tersebut
saling
saling
terkait.
Penyuluhan Budidaya Itik secara Semi Intensif di Desa Kebakalan
Peternak
banyak
bertanya
starter yang seringkali menimbulkan
tentang memilih bibit yang baik, cara
kematian itik, menjadi hal yang
pemeliharaan itik pada masa awal
sangat menarik perhatian peternak.
(starter)
Kegiatan penyuluhan budidaya itik
agar
tidak
tinggi
kematiannya (mortalitas) dan cara
secara
meningkatkan
itik.
dengan praktek pembuatan kandang
penyakit,
umbaran dan sekaligus mencoba
Diskusi manajemen
produktivitas tentang
perkandangan
dan
semi
intensif
dilanjutkan
pemeliharaan secara semi intensif.
sanitasi terutama untuk itik periode
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
18
JURNAL INFO
ISSN : 0852-1816
Praktek budidaya itik secara semi
intensif disajikan pada Ilustrasi 2.
Ilustrasi 2. Budidaya Itik di Desa Kebakalan
Penyuluhan tentang budidaya
campuran ransum itik.
Batasan-
itik, dilanjutkan dengan penyuluhan
batasan penggunaan bahan pakan
tentang
tersebut juga dijelaskan berdasarkan
manajemen
pakan
pada
peternakan itik. Dijelaskan berbagai
hasil-hasil
macam bahan pakan baik nabati
dilakukan.
maupun
dapat
senang
dan
antusias
digunakan untuk pembuatan ransum
tentang
cara
mencampur
itik. Para peternak selama ini, jarang
pakan tersebut, agar dapat diperoleh
memberikan ransum, karena hanya
ransum yang baik untuk itik.
hewani
diumbar. dijelaskan
yang
Pada kesempatan ini tentang
pentingnya
penelitian
ransum
juga yang
bahwa diberikan
diperhatikan jumlah pemberiannya
berbeda dengan masa pertumbuhan
agar
(grower) dan berbeda pula dengana
dapat
tercukupi.
awal
bahan
untuk
ternak
masa
berdiskusi
kualitas ransum dan juga harus
kebutuhan
itik
telah
Para peternak sangat
Dijelaskan kualitas
yang
(starter)
ransum untuk itik masa berproduksi
Berbagai bahan pakan yang
(layer). Masyarakat peternak belum
tersedia di lokasi setempat, yaitu
mengetahui
jagung, dedak padi, limbah tempe,
Diharapkan dengan penjelasan yang
limbah tahu, limbah minyak kelapa,
diberikan
limbah sayur, cacing tanah, bekicot,
pemahaman tersendiri bagi peternak
keong
dan dapat diterapkan, karena cara
sawah
dan
sisa
warung
hal-hal
akan
tersebut.
memberikan
makan, dapat dimanfaatkan sebagai
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
19
JURNAL INFO
ISSN : 0852-1816
penyusunan ransum yang diberikan
memperhatikan perbandingan antara
adalah yang mudah.
ternak jantan dan betina.
Hal ini
Setelah kegiatan penyuluhan
sangat penting agar telur-telur yang
dilanjutkan dengan penyerahan bibit
dihasilkan pada saat periode layer,
itik sebanyak 400 ekor yang terdiri
adalah telur yang fertile (dibuahi).
atas 320 ekor itik betina dan 80 ekor
Sehingga nantinya akan mendukung
jantan.
ini
usaha pembibitan (penetasan) yang
dimaksudkan agar para peternak
akan dirintis. Penyerahan bibit itik
dalam
dapat
Penyerahan
bibit
memelihara
itik
dilihat
pada
Ilustrasi
3.
Ilustrasi 3. Penyerahan Bibit Itik kepada Peternak di Desa Kebakalan
Di
samping
penyerahan
diberikan
peternak.
bantuan bibit itik, juga sekaligus
peternak
di
praktek pembuatan ransum untuk itik
seringkali hanya memberikan jagung
masa awal (starter), grower dan
giling atau dedak kepada itik yang
layer.
baru menetas. Hal ini perlu dirubah,
Kualitas ransum sangatlah
karena
masa awal.
mengakibatkan angka kematian yang
minggu awal kehidupannya, itik
cukup tinggi.
masih
sangat
ini
Kebakalan
penting diperhatikan, apalagi pada Karena pada minggu-
hal
Desa
Padahal
seringkali
Pada kesempatan
rentan
terhadap
praktek pembuatan ransum untuk
dan
ketahanan
periode starter, dilakukan dengan
tubuhnya masih rendah. Sehingga,
cara mencampur antara jagung 40%,
kebutuhan nutrisinya masih tinggi
dedak 30% dan konsentrat 30%.
dan harus dipenuhi dari ransum yang
Campuran
perubahan
cuaca
ransum
yang
dibuat
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
20
JURNAL INFO
ISSN : 0852-1816
sebanyak 200 kg. Campuran ransum
didampingi
yang
Jurusan
telah
dibuat,
selanjutnya
diberikan kepada peternak,
oleh
2
mahasiswa
Peternakan
Fakultas
agar
Peternakan dan Pertanian UNDIP.
dapat digunakan sebagai ransum
Kegiatan penyusunan ransum dapat
untuk diberikan pada bibit itik yang
dilihat pada Ilustrasi 4.
telah
diserahkan.
Kegiatan
ini
Ilustrasi 4. Pelatihan Penyusunan Ransum untuk Itik Starter, Grower dan Layer
Sebulan
setelah
kegiatan
Sedangkan
mortalitasnya
(angka
praktek budidaya itik secara semi
kematian) sebesar 5-10%. Kematian
intensif, dilakukan evaluasi kegiatan.
itik
Berdasarkan data pertambahan bobot
pemeliharaan minggu ke 1 dan 2,
badan dan data mortalitas dapat
beberapa peternak tidak menyalakan
diketahui bahwa para peternak sudah
lampu di siang hari. Lampu hanya
mampu melakukan budidaya dengan
dinyalakan
baik. Dari 10 orang peternak yang
sehingga ternak itik kedinginan dan
menerima bantuan bibit itik dan
menyebabkan kematian. Di samping
pakan, diperoleh hasil bahwa rata-
itu juga karena pemberian air minum
rata PBBH pada itik umur sebulan
yang tidak diberi tambahan vitamin/
adalah
vitachik.
23
gram/ekor/hari.
disebabkan
pada
karena
pada
malam
Vitamin
hari
sangat
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
21
JURNAL INFO
ISSN : 0852-1816
dibutuhkan pada masa awal, apalagi
telur itik ini dapat dilakukan pada
setelah vaksinasi.
Perubahan pola
skala rumah tangga dan kelompok
beternak masyarakat sudah mulai
usaha kecil (KTT). Karena proses
terlihat.
dan perlengkapan yang dibutuhkan
Evaluasi
dilakukan
setiap
cukup sederhana. Gambaran potensi
bulan. Hasil evaluasi menunjukkan
peluang usaha ini dapat dilihat dari
bahwa para peternak itik sangat
harga anak itik/ meri (DOD= Day
antusias dan banyak belajar dari
Old Duck) betina biasanya dihargai
kegiatan IbM ini, maka pada bulan
sampai 4 kali harga telur. Sedangkan
ketiga
untuk meri
dilakukan
populasi
itik
penambahan bibit
jantan dihargai sama
dengan
atau maksimal 2 kali harga telur.
menyerahkan 400 ekor itik bibit
Tingkat daya tetas menggunakan
dengan perbandingan betina : jantan
mesin tetas memang lebih rendah
= 3:1 kepada peternak dan pakan
jika dibandingkan dengan cara alami
sebanyak
200
kg.
dengan
populasi
itik
meningkat
Diharapkan dan
mendukung untuk penyediaan telur
ayam,
namun
kapasitas penetasannya jauh lebih besar.
yang akan dimanfaatkan untuk usaha penetasan telur.
indukan
Penetasan
menggunakan
mesin tetas merupakan hal yang baru bagi masyarakat peternak di RT 01
Penyuluhan tentang Penetasan Itik
dan 03 Desa Kebakalan. Selama ini
Kegiatan penyuluhan tentang
mereka menetaskan telur itik dengan
penetasan
dan
formulasi
pakan
cara menitipkan telur pada ayam
berlangsung sesuai dengan rencana,
yang sedang mengeram. Penetasan
dengan pembicara Bpk. Prof. Dr.
dengan
Bambang
Istna
digunakan untuk menetaskan telur
Mangisah serta dibantu 2 orang
dalam jumlah banyak, karena seekor
mahasiswa. Usaha bisnis penetasan
ayam hanya mampu mengerami
telur itik sebenarnya cukup memiliki
sekitar 15 butir telur.
potensi mendatangkan keuntungan.
dengan menggunakan mesin tetas,
Selain manajemen produksi yang
banyak memberikan kemudahan dan
baik diperlukan pula manajemen
sangat cocok untuk pembibitan.
Sukamto
dan
cara
ini,
tidak
dapat
Penetasan
penetasan. Peluang bisnis penetasan
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
22
JURNAL INFO
ISSN : 0852-1816
Perintisan usaha penetasan telur itik ini dimaksudkan agar para
baik akan sangat menguntungkan peternak.
peternak tidak kebingungan dalam membeli bibit.
Kegiatan penyuluhan tentang
Selama ini mereka
penetasan dilaksanakan di rumah
sulit mendapatkan bibit, karena harus
Bpk Asnan dan dihadiri 18 orang
membeli dari luar kabupaten dan
peternak.
harganya mahal. Diharapkan hasil
berjalan dengan lancar dan diikuti
penetasan telur itik dapat mensuplai
dengan diskusi berbagai hal tentang
kebutuhan peternak di RT 01 dan RT
praktek
03 dan bahkan bisa memenuhi
ransum untuk itik pembibit yang
kebutuhan peternak di Kecamatan
baik.
Mandiraja. Telur itik membutuhkan
yang harus dilakukan peternak jika
waktu
menetas.
ingin membuka usaha penetasan
peternak
telur. Dijelaskan pula tentang tahap-
Jikalau
28
hari
untuk
para
Kegiatan
penetasan
penyuluhan
dan
seputar
Dijelaskan tentang persiapan
membudidayakan ternaknya utnuk
tahap
dijual sebagai itik pedaging (umur 3
menggunakan mesin tetas, serta cara
bulan) maka setiap 3 bulan peternak
pemeliharaan mesin tetas.
itik membutuhkan bibit baru. Jika
menetaskan
telur
dengan
Kegiatan penetasan dimulai
ada 10 orang peternak dengan skala
dari pemasukan telur.
pemeliharaan 100 ekor, maka dalam
disiapkan dengan cara diatur suhu
waktu 3 bulan membutuhkan 1000
dan
ekor bibit (meri). Jika harga meri
standar. Telur dicuci dengan air
beli dari luar daerah adalah Rp 7.700
hangat, agar kotoran dan bakteri
maka dibutuhkan dana sebesar Rp.
yang menempel pada telur hilang
7.700.000. Padahal jika menetaskan
serta memudahkan kita mengamati
sendiri hanya dibutuhkan telur tetas
perkembangan anakan itik dalam
sebanyak 2000 butir, yang harganya
telur. Kemudian telur dimasukkan ke
Rp 2.000/butir atau Rp 4.000.000.
dalam mesin tetas, bagian yang
Pada kondisi ini, diperkirakan daya
runcing di bagian bawah, bagian
tetas telurnya adalah 50%.
Jadi
yang mengandung rongga udara di
sangat
posisi atas. Selama 3 hari pertama
dibutuhkan dan jika dikelola dengan
telur kita diamkan dalam mesin
udaha
penetasan
telur
kelembaban
Mesin tetas
udara
sesuai
penetas dan tidak usah dibuka.
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
23
JURNAL INFO Setelah
ISSN : 0852-1816 3
hari,
telur
yang tidak merata atau terlalu panas
diteropong untuk melihat telur yang
akan membuat DOC tetas prematur.
fertile dan steril. Telur yang tidak
DOC yang terlalu lama di penetasan
memiliki benih (steril) tidak akan
akan
menetas sehingga perlu kita afkir
kering
untuk dikonsumsi dan masih bisa
mempengaruhi
dijual atau dijadikan makanan. Hari
pertumbuhan
keempat sampai hari ke 25, telur itik
Bahkan
sudah harus kita bolak-balik sehari 2
kematian karena dehidrasi. Faktor
sampai 6 kali, frekuensi pemutaran
yang lain adalah memperhatikan titik
telur akan berpengaruh pada daya
krusial dalam penetasan, yakni tiga
tetas telur. Semakin sering akan
hari sebelum menetas di mana mulai
semakin baik. Pada hari keempat
berfungsinya
tersebut telur perlu diangin-anginkan
organ pernafasan. Pada saat itu,
dengan cara membuka tutup mesin
sirkulasi udara dan fluktuasi suhu di
penetas selama kurang lebih 10
dalam mesin tetas harus benar-benar
sampai dengan 15 menit. Proses
terkontrol dengan baik.
mengalami
dehidrasi,
dan
kaki
selanjutnya
keseragaman di
level
kadang-kadang
paru-paru
dan
budidaya. terjadi
sebagai
mengangin-anginkan telur ini perlu
Telur itik akan mulai pecah
dilakukan setiap 3 sampai 4 hari
sedikit demi sedikit, pada hari ke 26
sekali sampai hari ke 25. Dalam
sudah mulai terdengar suara dan
masa pengeraman ini yang perlu
cangkang yang terbuka pada bagian
diperhatikan
dijaga
paruhnya. Pada hari ke 28 telur
adalah
dalam mesin penetas yang normal
kelembapan udara. Jika kelembapan
sudah akan menetas semuanya. Jika
dirasa
ditambahkan
ada telur yang susah pecah, dapat
dengan menyemprotkan air hangat
dibantu mengelupas dengan tangan
ke telur-telur.
tetapi harus hati-hati. DOD yang
supaya
tetap
kurang
Selama sistem
selain
suhu
konstan
bisa
proses
ventilasi
penetasan
juga
sudah
menetas
perlu
segera
harus
dipindahkan ke tempat lain yang
diperhatikan. Kipas penarik udara
suhunya hampir sama dengan suhu
dari luar harus dipastikan bekerja
ruang penetasan. Bersihkan ruang
normal. Jika tidak, udara yang
mesin penetas dari cangkang dan
diambil juga udara panas Pemanasan
kotoran-kotoran lainnya agar tidak
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
24
JURNAL INFO mengganggu
ISSN : 0852-1816
telur
yang
belum
menetas.
minggu.
Hal ini terjadi
karena skala pemeliharaan
Kegiatan penetasan
penyuluhan
dilanjutkan
sekitar
30
penyerahan 2 unit mesin tetas,
untuk
mendapatkan
dengan
masing-masing
sebanyak 400 butir, diperoleh
mesin sebanyak 200 butir telur. Di
dari banyak peternak dan
samping itu juga diserahkan pula 400
dalam waktu yang lama. Ini
butir telur tetas kepada peternak di
menyebabkan kualitas telur
RT 01 dan RT 03 Desa Kebakalan.
tetas jelek dan rendah daya
Untuk
tetasnya.
kapasitas
penetasan
dengan
ternak itik di lokasi adalah
yang
pertama,
itik,
sehingga telur
dilakukan oleh Bapak Asnan dan
2. Telur yang ditetaskan banyak
Bapak Budi, pada tanggal 16 Mei-14
yang infertile karena bukan
Juni 2015.
berasal
dari
khusus
untuk
Kegiatan dapat dilihat
pada Ilustrasi Penetasan
telur
dengan
Hal
ini
menggunakan mesin tetas pada tahap
peternak
pertama
untuk
mengalami
kegagalan,
ternak
yang
pembibitan.
terjadi
karena
memelihara telur
itik
konsumsi,
karena hanya menetas sebanyak
sehingga
22%.
Dari 400 butir telur yang
memperhatikan perbandingan
ditetaskan, hanya menetas sebanyak
jumlah pejantan dan betina.
88 butir. Kejadian ini membuat tim
Hal ini berakibat terjadinya
IbM melakukan evaluasi, tentang
telur infertile. Dari 400 butir
penetasan telur. Dari hasil diskusi
telur yang ditetaskan ternyata
dengan peternak dapat diketahui
hamper 40 persen adalah
beberapa
infertile.
faktor
yang
diduga
tidak
Hal ini ditandai
menyebabkan kegagalan penetasan.
dengan tidak adanya titik
Faktor-faktor tersebut adalah :
embrio dan jarring laba-laba
1. Kualitas
telur
tetas
yang
yang terbentuk, pada saat
kurang baik karena berasal
candling
dari
pada hari ke-4 penetasan.
beberapa
peternak
(peneropongan)
dengan umur simpan telur yang sudah lebih dari 1
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
25
JURNAL INFO 3. Pada
masa
ISSN : 0852-1816 penetasan
samping itu juga dijelaskan kembali
Jaringan listrik dari PLN
kepada
para
peternak
padam, sehingga suhu di
kualitas
dalam mesin tetas turun dan
perbandingan jantan betina pada
banyak telur yang embrionya
pemeliharaan itik pembibit, dan juga
menjadi mati
manajemen
ransum
tentang
dan
juga
pemeliharaan
itik
Berdasarkan hasil evaluasi kegagalan
breeder yang berbeda dengan itik
tersebut maka tim IbM menempuh
yang
langkah dengan membelikan telur
dikonsumsi.
tetas yang berasal dari pembibitan
kendala lampu padam, maka dibuat
itik, untuk dicoba ditetaskan lagi
alternatif dengan membuat teplok
pada penetasan yang kedua.
telurnya
digunakan
untuk
Sedangkan
untuk
Di
.
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
26
JURNAL INFO
ISSN : 0852-1816
Ilustrasi 5. Serah terima 2 unit mesin tetas dan telur tetas di Kelompok Peternak Itik Desa Kebakalan
Kelompok
KESIMPULAN Kegiatan pengabdian IbM di Kelompok
Peternak
Itik
di
Ternak
Itik
dengan
membuat usaha pengolahan telur menjadi berbagai macam aneka rasa.
Banjarnegara berjalan dengan lancar. Pelatihan penyusunan pakan komplit yang
berkualitas
dan
ekonomis
dengan menggunakan bahan pakan local sangat membantu peternak dalam menyediakan pakan pada budidaya itik breeder secara semi intensif.
Manajemen yang baik
diikuti dengan pemberian pakan yang
berkualitas
mendukung
produktivitas itik.
dilakukan
kegiatan
I.
Estiningdriati.
Pengaruh
2013.
Penambahan
Vitamin A dan E dalam Ransum
terhadap
Bobot
Telur dan Mortalitas Embrio Ayam Kedu Jantan. J. Anim.
NRC. 1994. Nutrien Requirement
Produksi telur jika sudah berlebih penetasan,
Kusumasari, D.P. ; I. Mangisah dan
Agric. 2 (1) : 191-200.
SARAN
untuk
DAFTAR PUSTAKA
maka
perlu
pengabdian
lanjutan untuk pengembangan usaha
of Poultry. 9th Ed. National Academic Press, Washington. Wahju, J. 1997. Unggas.
Ilmu Nutrisi Cetakan
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
ke-4. 27
JURNAL INFO
Gadjah
ISSN : 0852-1816
Mada
University
Press, Yogyakarta.
Windhayarti,S.S.
2000.
Beternak
Itik Tanpa Air.
Penebar
Swadaya, Jakarta.
Yuwanta, T. 1993. Perencanaan dan Tata Buatan
Laksana pada
Inseminasi Unggas.
Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta.
Edisi XVIII, Nomor 1, Februari 2016
28