JURNAL KOMPILASI ILMU EKONOMI

Download BALANCED SCORCARD (Studi pada Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) Di ... SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR. Jl. Mastrip 5...

0 downloads 534 Views 789KB Size
JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi R. Gatot Heru Pranjoto

MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI DI INDONESIA MENYONGSONG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015: Pendekatan Manajemen Biaya dan Ekonomika Manajerial.

Sandi Eka Suprajang/ Moh. Roby Luthfiana

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN YANG MEMBELI KAOS SEPAK BOLA GRADE ORI DI KOTA BLITAR

Rony Ika Setiawan

STRATEGI PEMASARAN PENDUKUNG SEKTOR PARIWISATA: PERSPEKTIF MARKETING MIX DAN BALANCED SCORCARD (Studi pada Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) Di kota blitar)

Retno Murni Sari

PENGENDALIAN INTERN ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PABRIK GULA MODJOPANGGOONG TULUNGAGUNG

Adang Muhlis/ Yudhanta Sambharakreshna/ Anis Wulandari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT HUTANG DAN DEVIDEN TUNAI SERTA DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN GO PUBLIK DI INDONESIA (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI).

Siti Sunrowiyati

PENGARUH LABA/RUGI PERUSAHAAN, TOTAL ASET DAN RATIO HUTANG TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG LISTING DI BEI

Aris Sunandes

PENGARUH NET PROFIT MARGIN, ROI, ROE, EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

JURNAL KOMPILEK

[Vol 5, No. 2]

Hal. 64 - 156

Desember 2013

ISSN 2088-6268

Diterbitkan oleh: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR Jl. Mastrip 59 Blitar 66111, Telp./Fax : (0342) 802330/813788 Email : [email protected]

[STIE KESUMA NEGARA BLITAR]

1

Vol. 5, N0. 2, Desember 2013

ISSN 2088-6268

JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi

Daftar Isi : R. Gatot Heru Pranjoto

MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI DI INDONESIA MENYONGSONG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015: Pendekatan Manajemen Biaya dan Ekonomika Manajerial. (Hal 64-77)

Sandi Eka Suprajang/ Moh. Roby Luthfiana

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN YANG MEMBELI KAOS SEPAK BOLA GRADE ORI DI KOTA BLITAR (Hal 78-89)

Rony Ika Setiawan

STRATEGI PEMASARAN PENDUKUNG SEKTOR PARIWISATA: PERSPEKTIF MARKETING MIX DAN BALANCED SCORCARD (Studi pada Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) Di kota blitar) (Hal 90-101)

Retno Murni Sari

PENGENDALIAN INTERN ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PABRIK GULA MODJOPANGGOONG TULUNGAGUNG (Hal 102-116)

Adang Muhlis/ Yudhanta Sambharakreshna/ Anis Wulandari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT HUTANG DAN DEVIDEN TUNAI SERTA DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN GO PUBLIK DI INDONESIA (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI). (Hal 117-136)

Siti Sunrowiyati

PENGARUH LABA/RUGI PERUSAHAAN, TOTAL ASET DAN RATIO HUTANG TERHADAP LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG LISTING DI BEI (Hal 137-146)

Aris Sunandes

PENGARUH NET PROFIT MARGIN, ROI, ROE, EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (Hal 147-156)

iii

Jurnal Kompilek Vol. 5 No. 2 Desember 2013 Hal 64-156

MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI DI INDONESIA MENYONGSONG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015: Pendekatan Manajemen Biaya dan Ekonomika Manajerial R. Gatot Heru Pranjoto Staf Pengajar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo [email protected] ABSTRAK: Persaingan diera global, ditandai dengan Continuous improvement dapat dilakukan melalui pemahaman tentang Informasi manajemen biaya, yaitu meliputi semua informasi yang diperlukan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengelolaan biaya secara proaktif, dimana lingkungan industri harus dapat menerapkan tujuan baku perekayasaan dan pemanufakturan, antara lain dengan Mengeliminasi pemborosan sampai menjadi nol , Strategi pemanufakturan yang menggunakan teknologi maju adalah Total Quality Control (TQC) dan Total Quality Management (TQM), dimana Tujuan Entitas Pemanufakturan adalah menentukan struktur aktivitas-aktivitas agar sumber-sumber dapat dimanfaatkan untuk berproduksi dan memasarkan produk secara efisien dan efektif,dalam Ukuran biaya, mutu, fungsi, tepat waktu dipasar global, dengan menerapkan teknologi pemanufakturan maju , seperti Total Quality Control (TQC), Just In Time (JIT) dan Computer Integrated Manufakturing (CIM) untuk mengeliminasi aktivitas yang boros. Kata Kunci : Total Quality Control (TQC), Just In Time (JIT) dan Computer Integrated Manufakturing (CIM), Continuous Improvement. Kata Kunci: Daya Saing Industri, Asean Economic Community, Manajemen Biaya, Ekonomika Manajerial PENDAHULUAN Perusahaan mempunyai tujuan memperoleh laba maksimal dalam jangka pendek, tetapi didalam jangka panjang perusahaan dituntut harus dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat dicapai apabila perusahaan dapat menghasilkan produk yang mempunyai daya saing serta sesuai dengan keinginan konsumen, dalam arti bahwa setelah seorang konsumen mengkonsumsi peroduk perusahaan, maka konsumen akan mendapatkan kepuasan total (total satisfaction), yang pada gilirannya perusahaan dapat menguasai pangsa pasar sebagai akibat dari keunggulan daya saing yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam praktek nyata, setiap manajer yang berada didalam manajemen bisnis total, harus memahami perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk, serta mengetahui bagaimana utilitas total dari produk pesaing, untuk mengetahui utilitas produk pesaing maka manajemen perusahaan harus melakukan analisis atribut guna mengetahui kelemahan dan kekuatan produk perusahaan dan untuk

kemudian dilakukan perbaikan terusmenerus (Continuous improvement), sehingga dengan melakukan continuous improvement maka perusahaan akan mampu memposisikan produknya disemua segmen pasar. Continuous improvement dapat dilakukan melalui pemahaman tentang Informasi manajemen biaya, yaitu meliputi semua informasi yang diperlukan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengelolaan biaya secara proaktif. Pemahaman tentang informasi manajemen biaya dapat dilakukan oleh : 1. Manajer Biaya, adalah anggota dari tim manajemen yang memiliki wewenang mengelola sumber keuangan persh, 2. Chief Financial Officer (CFO), Merupakan pimpinan puncak dari manajer biaya dan membawahi controler yang bertanggung jawab secara khusus pada manajemen biaya., dalam arti bahwa Semua aktivitas yg tidak bernilai tambah terhadap produk/kepuasan konsumen harus dieliminasi, dan yang lebih penting lagi yaitu adanya komitmen untuk selalu: 1) meningkatkan mutu menjadi lebih tinggi; 2) Selalu diupayakan

64

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

penyempurnaan berkesinambungan; 3) Menekankan pada penyederhanaan aktivitas; dan 4) peningkatan pemahaman terhadap aktivitas. Untuk mencapai keempat tujuan tersebut perlu diterapkannya just in time (JIT), dimana JIT Merupakan suatu alat manajemen untuk mengeliminasi pemborosan, dan Pengaruhnya terhadap sistem manajemen biaya (SMB), dimana Keunggulan perusahaan dalam persaingan ditentukan oleh beberapa faktor : waktu, mutu, biaya dan SDM, yang dimaksud dengan Waktu, adalah bagaimana perusahaan dapat melayani konsumen tepat waktu, serta mengurangi waktu aktivitas yg tidak bernilai tambah. Penerapan konsep Just In Time (JIT), didalam operasional perusahaan, maka diharapkan Dapat meningkatkan mutu, fleksibilitas, efisiensi biaya , mutu, fleksibilitas, efisiensi biaya mrp prinsip dasar persaingan dunia , dpt mengeliminasi kelemahan dan mempertahankan keunggul sediaan tradisional, serta mengusahakan agar sediaan nol. Sedangkan permaslahan yang dihindari JIT adalah Meminimkan biaya pesan (setup) dan biaya simpan, berkinerja tepat waktu, menghindari kemacetan dan meningkatk realibilitas proses, memperoleh harga murah, mengantisipasi kenaikan harga dimasa depan. Dengan demikian maka dengan penerapan manajemen biaya secara utuh dilingkungan industri di Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan peringkat daya saing produk Indonesia di dunia berdasarkan 12 pilar utama perekonomian. Berdasarkan World Economic Forum, Indonesia menempati urutan 44 pada tahun 2011 atau mengalami kenaikan disbanding pada tahun 2010 menempati urutan ke 54. TINJAUAN TEORITIS Keunggulan perusahaan dalam persaingan ditentukan oleh beberapa faktor : antara lain 1. waktu, 2. mutu, 3. biaya dan 4. SDM 1. Salah satu alat agar perusahaan mempunyai keunggulan waktu, adl dengan mengembangkan dan menerapkan Just In Time (JIT). 2. Umumnya pengembangan dan penerapan JIT untuk pembelian dan pemanufakturan

3. Penerapan JIT harus diikuti dengan mendesain SMB yg cocok dengan JIT 4. SMB yg didesain khusus untuk JIT disebut JIT Costing atau Backflush Costing Setelah system manajemen biaya disusun, maka diharapkan dapat diterapkan dalam operasional perusahaan , serta dapat mengatasi berbagai permasalahan seperti, mengeliminasi aktivitas boros, dengan cara, 1. Memproduksi produk sesuai dg permintaan konsumen dan sehingga, 2. Hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi, serta 3. Pengertian konsumen dlm JIT adalah konsumen internal dan konsumen eksternal. Adapun tujuan strategis just in time (JIT) adalah menghasilkan laba dan memperbaiki posisi persaingan, dimana tujuan tersebut dapat dicapai dengan : 1. Mengurangi sediaan 2. Meningkatkan mutu 3. Mengendalikan aktivitas agar biaya produksi rendah, sehingga memungkinkan 4. Harga murah dan meningkatkan laba 5. Memperbaiki kinerja pengiriman Tujuan strategis tersebut dapat dicapai dengan menerapkan Konsep Just In Time (JIT) Pemanufakturan, dan Just In Time (JIT) Pembelian, JIT Pemanufakturan dilakukan dengan cara melakukan a. Tepat kuantitas, yaitu dengan hanya memproduksi sejumlah yg diminta konsumen, b. Memproduksi produk bermutu tinggi, c. Memproduksi produk berbiaya rendah, d. Memproduksi produk berdaur waktu yang cepat serta e. Mengirim produk jadi tepat waktu, sedangkan Konsep Just In Time (JIT) Pembelian, dapat dilakukan dengan 1. Hanya membeli produk sesuai kebutuhan produksi, 2. Membeli barang yang bermutu tinggi, 3. Membeli barang berharga murah, 4. Pengiriman barang yang dibeli tepat waktu, dengan demikian system operasional perusahaan harus dapat merubah Lingkungan Tradisional Menuju Pemanufakturan Persaingan global : antara lain 1. Manajemen sediaan tradisional tidak cocok, 2. Kemajuan teknologi memperpendek daur hidup produk dan diversitas produk, 3. Menawarkan produk bermutu tinggi, 4. biaya rendah dan

65

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

harga murah, 5. Mempunyai karakteristik khas, shg memp daya saing tinggi. Dimasa yang akan datang , lingkungan industri harus dapat menerapkan tujuan baku perekayasaan dan pemanufakturan, antara lain dengan : a. Mengeliminasi pemborosan sampai menjadi nol , b. Strategi pemanufakturan yg menggunakan teknologi maju adalah TQC dan TQM, dimana Tujuan Entitas Pemanufakturan adalah 1. menentukan struktur aktivitas-aktivitas agar sumber-sumber dapat dimanfaatkan untuk berproduksi dan memasarkan produk secara efisien dan efektif,dalam 2. Ukuran biaya, mutu, fungsi, tepat waktu dipasar global, dimana sasaran tersebut dapat dicapai dengan menerapkan teknologi pemanufakturan maju misal Total Quality Control,Just In Time dan Computer Integrated Manufakturing (CIM) untuk mengeliminasi aktivitas yang boros. Computer Integrated Manufakturing (CIM), mempunyai Karakteristik Membebankan pada integrasi aktivitas perekayasaan dan pemanufakturan unt mencapai keunggulan daya saing melalui pengurangan biaya, fleksibilitas, cepat tanggap pada konsumen, cepat tanggap pada peluang bisnis, adapun startegi bisnis yang harus dilakukan adalah dengan Lingkungan Pemanufkturan Terotomatis, yaitu a. Keunggulan daya saing berbasis pada pengeliminasian aktivitas dan biaya tdk bernilai tambah dan kebijakan penggunaan otomasi b. Diferensiasi produk c. Kajian fleksibel thd “Dalam Bisnis Apa Perusahaan Berada”(what business the company in) Dengan demikian untuk memenangkan persaingan diera globalisasi, maka perusahaan atau industri harus menerapkan Pemanufakturan Teroptimasi, dimana Desain Sistem Manajemen Biaya (SMB) mengidentifikasi 10 tujuan baku yang dapat dijadikan basis pemanufakturan teroptimasi, yaitu : 1. Berproduksi untuk memenuhi permintaan 2. Mendeteksi desain produk terbaik 3. Meminimumkan waktu pengiriman produk 4. Mendorong kerusakan menjadi nol

5. Mengoptimalkan penggunaan alat produksi 6. Mendorong waktu nol antara waktu pemanufakturan 7. Mendorong waktu setup nol 8. Memelihara persediaan nol 9. Meminimumkan struktur manajemen 10. Meminimumkan biaya daur hidup total Tujuan mana yg ingin dicapai perusahaan tergantung dari industri, produk, strategi persaingan yg digunakan dan pasarnya, dimana saat sekarang yang dimaksud daya saing adalah bukan tentang industri apa yang berkompetisi disuatu kawasan, tetapi bagaimana perusahaan berkompetisi didalam industri tersebut., dilain pihak daya saing dapat juga menunjukkan produktivitas dimana suatu negara , wilayah atau claster mendayagunakan modal, sumber daya manusia dan potensi alamnya. Produktivitas menentukan standar of living dari suatu Negara atau wilayah (tingkat upah, kesejahteraan social maupun lingkungan )., dengan kata lain produktivitas disuatu kawasan merefleksikan apa yang dilakukan perusahaan domestic maupun asing dikawasan tersebut. Identifikasi Konsumen/Pelanggan Pelanggan adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan arena itu akan memberi pengaruh pada performa kita atau perusahaan. Manajemen perusahaan ,LL Bean, Freeport, Mine memberikan beberapa definisi tentang pelanggan, sebagai berikut : 1. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung kepada kita, tetapi kita yang tergantung kepadanya. 2. Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada apa keinginannya. 3. Tidak pernah ada seorangpun yang menang beradu argumentasi dengan pelanggan. 4. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan. Untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan terlebih dahulu diidentifikasi jenis-jenis pelanggan, pada dasarnya ada tiga macam

66

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

pelanggan dalam system kualitas modern, yaitu sebagai berikut : a. Pelanggan internal, adalah orang yang berada dalam perusahaan dan memiliki pengaruh pada performa pekerjaan. b. Pelanggan antara, adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagaiperantara, bukan sebagai pemakaiakhir produk . c. Pelanggan eksternal, pelanggan eksternal adalah pembeli atau pemakai akhir produk, sering disebut pelanggan nyata, pelanggan eksternal merupakan orang yang membayar untuk menggunakan produk yang dihasilkan. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi dan Ekspektasi Konsumen : a. Kebutuhan dan keinginan, yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan konsumen pada saat bertransaksi dengan produsen. Jika keinginan dan kebutuhan seorang konsumen besar, maka tentu ekspektasi atau harapan konsumen akan tinggi demikian sebaliknya. b. Pengalaman masa lalu, apa yang dirasakan ketika mengkonsumsi produk perusahaan dan produk pesaing. c. Pengalaman dari teman, teman mereka akan menceritakan kualitas produk yang akan dibeli oleh konsumen. Hal ini akan mempengaruhi persepsi konsumen apalagi jika produk yang akan dibeli mempunyai risiko tinggi. d. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran, ini juga mempengaruhi persepsi konsumen,untuk itu orang yang terlibat dalam pemasaran dan periklanan, tidakmembuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi konsumen. Kampanye yang berlebihan serta secara actual tidak mampu memenuhi ekspektasi konsumen, akan memberi dampak negative terhadap persepsi konsumen tentang produk itu. Takeuchi dan Quelch (1983), mendeskripsikan factor-faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen berdasarkan waktu sebelum, saat dan sesudah membeli produk, sebagai berikut :

1. Sebelum membeli, factor yang mempengaruhi persepsi konsumen sebalum membeli antara lain, image dan nama merk perusahaan, pengalaman sebelumnya, opini dan teman, reputasi atau tempat penjualan, Publikasi hasil pengujian produk dan harga yang diiklankan. 2. Saat membeli produk, antara lain spesifikasi performansi, komentar dari penjual produk, kondisi atau persyaratan jaminan, kebijaksanaan perbaikan dan pelayanan, program pendukung dan harga yang ditetapkan. 3. Sesudah membeli, antara lain kemudahan instalasi dan penggunaan, penanganan perbaikan , pengaduan, jaminan, ketersediaan suku cadang, efektivitas pelayanan purna jual dan keandalan produk serta performansi komparatif. Proses Mengetahui Harapan Pelanggan Apabila pelanggan telah dapat diidentifikasi dalam segmen pasar yang menjadi target dari perusahaan untuk suatu produk tertentu, maka harapan pelanggan dapat ditentukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut (Gaspersz, 1997:36), 1. Karakteristik Produk yang diinginkan Konsumen antara lain a. Karakteristik lebih cepat (Faster), berhubungan dengan dimensi waktu, yang menggambarkan kecepatan dan kemudahan atau kenyamanan untuk memperoleh produk itu. b. Karakteristik lebih murah (Cheaper), berkaitan dengan dimensi biaya, yang menggambarkan harga atau ongkos, dari suatu produk yang harus dibayar oleh konsumen. c. Karakteristik lebih baik (Better), berkaitan dengan dimensi kualitas produk , yang dalam hal ini sulit untuk digambarkan secara tepat. David Garvin (1987), mendefinisikan delapan dimensi yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas produk sebagai berikut : 1. Performansi (Performance), merupakan karakteristik utama yang berhubungan dengan

67

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

fungsional produk.misal prformansi tv berwarna yaitu gambar yang jelas, performansi mobil adalah akselerasi, kecepatan, kenyamanan dan akselari pesawat adalah ketepastan waktu. Features, merupakan aspek kedua yang menambah fungsi dasar, features pesawat adalah memberi makanan dan minuman gratis, kemudahan membeli tiket dll, features mobil adalah atap dibuka keatas Keandalan (Reliabilita), yaitu karakteristik yang merefleksikan kemungkinan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam penggunaan produk itu. Konformans (Konformance), berkaitan dengan kesesuaian produk dengan spesifikasi yang ditentukan sebelumnya sesuai dengan keinginan konsumen. Sering didefinisikan dengan konformans terhadap kebutuhan (conformance to requirement) Durabilitas (Durability), berhubungan dengan masa pakai suatu produk, atau daya tahan produk. Kemampuan palayanan (Serviceability), merupakan karakteristik yang berhubungan dengan kecepatan, keramahan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan., missal prawatan mobil 24 jam. Estetika (Aesthetics), karakteritik yang bersifat subyektif, sehingga berhubungan dengan pendapat pribadi dan refleksi dari preferensi individual, berhubungan dengan perasaan pribadi seperti keelokan, kemulusan. Kualitas yang dirasakan (Perceived quality), bersifat subyektif, berkaitan dengan perasaan seperti meningkatkan harga diri, berhubungan dengan reputasi (brand name image).

2. Tingkat Performa yang Dibutuhkan Untuk Memenuhi Harapan Pelanggan Harapan pelanggan dapat juga ditentukan melalui mengajukan pertanyaan tentang berapa tingkat performa untuk memenuhi ekspektasi pelanggan?

Karakteristik produk yang diinginkan oleh pelanggan dapat dipandang sebagai suatu hirarki progresif dari tiga tingkat, yaitu (a).harapan dasar, (b). spesifikasi dan kebutuhan serta (c). kesenangan/kegembiraan , ketiga tingkat ekspektasi pelanggan ini sering dikenal sebagai harapan implicit, harapan eksplisit dan harapan tersembunyi. Harapan dasar dari pelanggan merupakan tingkat terendah dalam model hirarki harapan pelanggan (tingkat 1), dan mencakup tingkat performa minimum yang selalu diasumsikan ada, sehingga apabila karakteritik produk ini hilang pelanggan akan selalu tidak puas. Harapan tingkat kedua dari pelanggan mencakup spesifikasi dan kebutuhan yang terdiri atas pilihanpilihan dan pertukaran yang tersedia untuk dipilih oleh pelanggan (eksplisit), pada tingkat ini spesifikasi dan kebutuhan ditentukan dan dinegosiasikan antara pelanggan dan pihak penjualan atau pembuat produk. Harapan pelanggan tingkat tiga, merupakan nilai tambah dari karakteristik dan features yang tidak diketahui sebalumnya oleh pelanggan (harapan tersembunyi), sehingga apabila karakteristik ini ada pada produk itu, maka pelanggan akan sangat senang dan gembira, performa pada tingkat tiga, dapat mencakup semua kebutuhan yang eksplisit dan implicit (tersembunyi), kebutuhan tersembunyi biasanya tidak jelas atau tidak diketahui oleh pelanggan, tetapi pelanggan akan merasakan manfaatnya apabila ada. Berikut ini adalah contoh yang berkaitan dengan karakteristik performa dari akselerasi mobil pada tiga tingkat harapan pelanggan, seperti nampak pada table 1 berikut:

Ketiga pelanggan dikemukanan berikut:

tingkat tersebut dalam

harapan dapat gambar

68

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

3. Kepentingan Relatif (Urutan Prioritas) dari Sitiap Karakteristik Setelah memahami harapan pelanggan terhadap karakteristik kualitas produk, kita dapat melanjutkan pertanyaan ketiga tentang bagaimana kepentingan relative (urutan prioritas) dari setiap karakteristik ? Untuk menjawab pertanyaan ini , kita dapat menggunakan suatu alat yang popular yaitu “ Penyebaran Fungsi Kualitas”(Quality Function Deployment = QFD) Dalam kenyataannya karakteristik kualitas yang diinginkan oleh pelanggan, tingkat harapan pelanggan dan kepentingan relative (urutan prioritas) dari setiap criteria dapat saling bertentangan. Berikut contoh empat pertentangan tersebut : a. Mobil dengan akselerasi cepat dan hemat dalam penggunaan bahan baker merupakan karakteristik yang diinginkan pelanggan, namun memiliki trade-offs diantara kedua karakteristik ini.

b. Restoran dengan pelayanan yang prima, makanannya enak dan harga yang terjangkau, merupakan karakteristik kualitas yang diinginkan pelanggan, namun saling bertentangan satu dengan yang lain. c. Sistem computer dengan keamanan yang tinggi dan akses yang mudah merupakan karakteristik kualitas yang diinginkan pelanggan, namun saling bertentangan satu dengan yang lainnya. d. Engineering designs yang aman, efisien dan tidak mahal merupakan karakteristik kualitas yang diinginkan pelanggan , namun saling bertentangan satu dengan yang lainnya. Mengingat adanya karakteristik kualitas yang diinginkan pelanggan yang saling bertentangan ini, kita perlu melakukan pemeringkatan terhadap setiap karakteristik itu agar dapat menentukan kepentingan relative dari masing-masing karakteristik yang diinginkan pelanggan tersebut.

69

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

4. Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Performa Sekarang Apabila pertanyaan tentang bagaimana kepentingan relative dari setiap karakteristik yang diinginkan pelanggan telah diketahui jawabnya, kita dapat membandingkannya dengan performa produk yang ada sekarang dan sedang ditawarkan kepada pelanggan. Berdasarkan perbandingan antara karakteristik produk yang diinginkan pelanggan dan performa sekarang yang ditawarkan atau diberikan kepada pelanggan, kita dapat mengetahui kepuasan pelanggan berdasar tingkat performa produk yang ada sekarang, kita akan dapat mengidentifikasi, apakah pelanggan akan puas atau tidak puas dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan berdasar tingkat performa sekarang, dari sini kita akan mampu menjawab pertanyaan tentang bagaimana kepuasan pelanggan dengan tingkat performa produk yang ada sekarang melalui jawaban yang diperoleh ini, berbagai strategi perbaikan kualitas dapat diambil guna meningkatkan kepuasan pelanggan dalam mengkonsumsi produk kita. Mekanisme Memahami Ekspektasi Konsumen Pemahaman ekspektasi konsumen ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas untuk mencapai kepuasan total konsumen Mekanisme untuk memahami ekspektasi konsumen, dapat menggunakan kerangka kerja berdimensi dua, dimana dimensi yang pertama mengklasifikasikan pendekatan yang dilakukan oleh produsen bergerak dari mode reaktif ke proaktif , sedangkan dimensi kedua mengindikasikan tingkat pemahaman yang mungkin dicapai oleh setiap mekanisme, adapun kedua dimensi tersebut seperti nampak pada gambar 2: Level 1: Merupakan tingkat pemahaman terendah dari produsen terhadap ekspektasi konsumen yang dicirikan dengan mode reaktif,pendekatan ini hanya menampung keluhan konsumen, kemudian dicari langkah penyelesaiannya, pendekatan ini tidak efektif dalam manajemen bisnis total

Level 2: Pendekatan yang lebih tinggi, yang dicirikan dengan mode aktif dari produsen untuk mendengar keluhan konsumen, merupakan pendekatan yang mengkomunikasikan dengan konsumen tetapi masih memandang ekspektasi konsumen sebagai tujuan kedua, bukansasaran utama yang ingin dipahami. Tujuan utama pendekatan ini hanya untuk menjawab pertanyaan konsumen dan menjual produk lebih banyak. Level 3: Merupakan level pendekatan yang paling tinggi, yang dicirikan dengan mode proaktif dari produsen untuk mendengan ekspektasi konsumen, pendekatan ini didesain untuk menjaring informasi dari konsumen, sehingga mampu mengungkap ekspektasi konsumen Pendekatan Benchmarking Merupakan pendekatan tertinggi, untuk proses pencarian secara kontinyu untuk ide-ide baru, metode baru , praktek dan proses, mengadopsi praktek atau mengadaptasi features terbaik, kemudian menerapkannya untuk memperoleh hasil terbaik dari yang terbaik (best ot the best) atau dapat dikatakan bahwa benchmarking merupakan pencarian untuk praktek terbaik (best practices). Pendekatan Jendela Pelanggan (Costumer Window) Pendekatan ini diperkenalkan oleh Arbor Inc, pendekatan ini dimulai dengan klarifikasi dan segmentasi

70

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

pelanggan, mendesain pertanyaan riset untuk mempelajari kepuasan relative dan kepentingan relative dari karakteristik produk yang diinginkan konsumen atau pelanggan, kemudian hasilnya ditebarkan untuk memprioritaskan kesempatan perbaikan pada Simple Grid yang mewakili inti dari jendela pelanggan. Jendela Pelanggan membagi karakteristik produk kedalam empat kuadran, seperti nampak pada gambar 3 berikut:

dan besarnya perubahan keseimbangan konsumen akibat adanya perubahan pendapatan dan harga barang. 1. Maksimisasi Kepuasan (The Maximization Satisfaction) Kurva indiferens merupakan kumpulan berbagai pilihan kombinasi produk yang dapat dikonsumsi oleh konsumen, agar diperoleh kepuasan yang lebih tinggi, konsumen akan memilih kurva indiferens yang lebih tinggi. Dalam mengambil keputusan

Dimana Posisi Produk Kita Posisi terbaik apabila terdapat pada kotak B (Bravo), dimana pelanggan mendapatkan apa yang diinginkan dari mengkonsumsi produk yang ditawarkan sehingga konsumen akan puas Posisi A (Attention), dimana pelanggan tidak puas karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan, sedangkan posisi C (cut or Communicate), posisi dimana sebaiknya perusahaan menghentikan penawaran dan mendidik konsumen tentang manfaat dari karakteristik produk yang ditawarkan karena pelanggan memperoleh apa yang tidak diinginkan. Posisi D (don’t worry be happy), posisi dimana pelanggan tidak memperoleh apa yang tidak diinginkan.

tentan g kurva indiferen mana yang dipilih , konsumen mempunyai kendala yaitu anggaran. Pengeluaran konsumen untuk membeli produk pada kombinasi tertentu harus didukung oleh tersedianya anggaran. Kurva indiferens menunjukkan selera dan preferensi konsumen terhadap produk yang dikonsumsi, sedangkan garis anggaran menunjukkan kemampuan maksimum konsumen untuk membeli produk, kepuasan maksimum akan diperoleh konsumen pada saat garis anggaran menyinggung kurva indiferens yang paling tinggi, seperti nampak pada gambar 4 berikut:

MODEL KURVA INDIFERENS Dengan menggunakan model indiferens maka dapat diketahui besarnya kepuasan konsumen, Kondisi keseimbangan konsumen – dimana konsumen mendapat kepuasan maksimum dari mengkonsumsi barang

71

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

Pada gambar 4, menunjukkan bahwa kombinasi yang terbaik diantara berbagai kombinasi produk adalah kombinasi dititik C, yaitu pada saat garis anggaran bersinggungan dengan kurva indiferens dengan jumah barang x yang dikonsumsi X* dan jumlah barang Y yang dikonsumsi sebesar Y* Kombinasi jumlah barang x dan y pada titik A dan B berada pada kurva indiferens ditunjukkan oleh titik singgung antara kurva indiferens konsumen dengan garis anggaran, secara matematis berarti kondisi keseimbangan konsumen terjadi jika slope kurva indiferens adalah MRSxy dan besarnya slope garis anggaran adalah –Px/Py, dengan demikian kondisi keseimbangan konsumen dapat ditulis secara matematis sebagai berikut : MRSxy = - Px Py Jika konsumen mengkonsumsi dua macam barang misalnya X dan Y, dapat memperoleh kepuasan total maksimum jika terpenuhi syarat kombinasi barang dimana : MUx = - Px MUy Py Dengan demikian kondisi keseimbangan konsumen (konsumen dapat memperoleh kepuasan total maksimum) yang mengkonsumsi barang X dan barang Y adalah :

MRSxy =

- Px Py

=

MUx

=

MUy

∂y ∂x

2. Pengaruh Perubahan Pendapatan Konsumen Terhadap Keseimbangan Konsumen Perubahan pendapatan konsumen akan mempengaruhi anggaran yang disediakan oleh konsumen tersebut untuk membeli barang atau jasa, jika pendapatan naik maka ia akan merubah untuk membeli lebih banyak jika disbanding dengan pendapatan rendah dan sebalinya. Perubahan pola konsumsi seorang konsumen dalam melakukan konsumsi barang atau jasa, akan mengubah kondisi keseimbangan (kondisi kepuasan maksimum) konsumen. Seperti nampak pada gambar 5, nampak bahwa kondisi keseimbangan konsumen terjadi pada saat harga barang X adalah Px dan haraga barang Y adalah Py, sedangkan pendapatan konsumen I1, adalah kombinasi konsumsi yang ditunjukkan oleh titik A yaitu titik singgung antara kurva IC1 dengan garis anggaran I1/Px; I1/Py, jika pendapatan konsumen naik menjadi I2 sedangkan harga barang X dan harga barang Y maka keseimbangan konsumen akan bergeser dititik B, kemudian jika pendapatan konsumen naik dari I2 menjadi I3 maka keseombangan konsumen akan berubah menjadi titik C. Garis yang menghubungkan titik keseimbangan konsumen (titik A,B dan C), sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (anggaran) konsumen,

72

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

disebut kurva konsumsi pendapatan (Income Consumption Curva atau ICC).

Perubahan pendapatan konsumen akan mempengaruhi anggaran yang disediakan oleh konsumen tersebut untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Perubahan anggaran konsumen akan mempengaruhi pola konsumen dalam melakukan konsumsi, konsumen akan membeli barang atau jasa lebih banyak disbanding dengan pada saat pendapatan lebih rendah, perubahan pola konsumsi (consumption pattern) konsumen dalam melakukan konsumsi barang atau jasa akan mengubah kondisi keseimbangan(kondisi kepuasan maksimum) konsumen. Slop kurva konsumsi pendapatan akan positip jika barang tersebut barang normal, jika pendapatan meningkat maka permintaan akan meningkat pula dan negative jika barang inferior, yaitu walaupun pendapatan meningkat maka permintaan menurun, contoh tv hitam putih. Kita dapat membuat kurva yang menunjukkan hubungan antara pendapatan konsumen dengan jumlah barang yang diminta, kurva yang menunjukkan hubungan antara pendapatan konsumen dengan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kurva Engel (Engel kurva) seperti nampak pada gambar 6 berikut :

3. Pengaruh Perubahan Harga Produk Terhadap Keseimbangan Konsumen Perubahan pola konsumsi konsumen bukan hanya dipengaruhi oleh perubahan pendapatan, tetapi juga dipengaruhi oleh perubahan harga, jika harga naik maka jumlah barang yang diminta konsumen akan turun dan sebaliknya. Perubahan harga akan memberi dua dampak, yang pertama kenaikan harga barang x akan mengakibatkan konsumen beralih mengkonsumsi produk lain (pengganti), tentunya harga produk pengganti lebih murah dari produk x, kejadian ini dikenal dengan efek substitusi (Substitution Effek), dan yang kedua adalah kenaikan harga barang x akan mengakibatkan penurunan konsumsi konsumen terhadap barang x, karena kenaikan harga produk x akan menurunkan pendapatan konsumen, kejadian ini dikenal dengan efek pendapatan (Income Effect). Timbulnya efek substitusi dan efek pendapatan dari perubahan harga barang terhadap perubahan kondisi keseimbangan konsumen dapat dijelaskan dengan gambar 7 berikut:

73

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

Pada tingkat harga X adalah Px1 dan harga Y adalah Py dan pendapatan konsumen adalah I 1, maka keseimbangan konsumen terjadi pada titik singgung antara garis anggaran

AB dengan kurva indiferen IC1, jika harga barang Y tetap dan harga X turun , sedang pendapatan tetap, maka garis anggaran akan berayun kekanan menjadi AC dan

74

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

keseimbangan konsumen yang baru menjadi dititik Q, jika harga barang X turun terus maka keseimbangan akan bergeser menjadi dititik R. Garis yang menghubungkan titik keseimbangan konsumen sebagai akibat dari perubahan harga barang disebut kurva konsumsi harga (Price consumption curve-PCC). Kurva Permintaan Konsumen Kurva permintaan konsumen dapat diturunkan langsung dari informasi yang diperoleh ada kurva konsumsi pendapatan (PCC), kurva permintaan konsumen terhadap suatu barang menggambarkan jumlah barang yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga barang tersebut Gambar 8 mengilustrasikan bagaimana kurva permintaan konsumen diturunkan dari kurva konsumsi harga (PCC) , pada harga barang X adalah Px1, jumlah barang yang diminta adalah X1 , maka titik keseimbangan ditunjukkan oleh titik K, danjika harga X turun menjadi Px2 maka jumlah barang X yang diminta meningkat menjadi X2 dan keseimbangan konsumen ditunjukkan oleh titik L dan jika harga X turun menjadi Px3 maka keseimbangan konsumen ditunjukkan oleh titik M Hubungan Masyarakat Hubungan masyarakat (Public relations = PR), merupakan salah satu alat pemasaran yang penting, perusahaan tidak hanya harus berhubungan secara konstruktif dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi ia juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan public yang besar. Publik dapat mendukung atau menghalangi kemampuan perusahaan mencapai tujuannya, perusahaan yang bijaksana mengambil langkah konkrit untuk mengelola hubungan yang berhasil dengan public utamanya. Kebanyakan perusahaan mengoperasikan departemen hubungan kemasyarakatan untuk merencanakan hubungan ini. Departemen PR memonitor sikap public organisasi dan membagikan informasi dan komunikasi untuk membangun hubungan baik, bila terjadi publikasi negative, departemen PR bertindak sebagai pemecah masalah dan mempunyai fungsi memberikan nasehat kepada manajemen puncak.

Dalam kenyataannya PR telah mengalami perkembangan fungsi, menjadi Marketing Public Relation Group (MPR), yaitu kelompok pemasaran hubungan masyarakat. MPR bergerak jauh tidak hanya sekedar publisitas, namun dapat memberikan sumbangan untuk tugas sebagai berikut : a. Membantu peluncuran produk baru; b. Membantu penempatan kembali produk mapan; c. Membangun minat untuk suatu kategori produk; d. Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu; e. Membela produk yang menghadapai masalah public; f. Membangun citra perusahaan dengan cara mendukung produknya. Sejalan dengan melemahnya periklanan masal, karena meningkatnya biaya media, meningkatnya kekacauan dan audiens yang lebih kecil, maka manajer pemasaran semakin beralih ke MPR, dimana MPR dianggap efektif karena mampu membangun kesadaran dan pengetahuan merk baik untuk produk baru maupun produk mapan. Keputusan Utama dalam Pemasaran PR Dalam mempertimbangkan kapan dan bagaimana menggunakan MPR, manajemen harus menetapkan tujuan pemasaran, memilih pesan dan sarana PR dan mengevaluasi hasil PR. Menetapkan Tujuan Pemasaran, MPR dapat memberi sumbangan pada tujuan berikut : a. Membangun kesadaran b. Membangun kredibilitas c. Mendorong tenaga penjualan dan penyalur d. Mengurangi biaya promosi Tujuan spesifik harus ditetapkan untuk tiap kampanye MPR, Wine Growers dari Kalifornia menyewa perusahaan hubungan masyarakat Daniel J Edelman, Inc untuk mengembangkan suatu kampanye publisitas untuk meyakinkan masyarakat Amerika bahwa minum anggur adalah bagian yang menyenangkan dari kehidupan, dan untuk meningkatkan citra dan pangsa pasar anggur Kalifornia. Tujuan publisitas ditentukan sebagai berikut :

75

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

1. Mengembangkan naskah majalah mengenahi anggur dan menempatkannya dimajalah top dan dalam surat kabar. 2. Membuat naskah mengenahi banyaknya nilai kesehatan anggur dan mengarahkannya keprofesi medis, dan 3. Membuat publisitas spsifik untuk pasar dewasa muda, pasar perguruan tinggi, badan pemerintah dan berbagai masyarakat etnis. Tujuan ini disaring menjadi sasaran spesifik sehingga hasil akhirnya dapat dievaluasi. Memilih Pesan dan Sarana PR, Praktisi MPR kemudian mengidentifikasi atau mengembangkan naskah yang menarik untuk memberi tahu tentang produk tersebut, andaikan suatu perguruan tinggi yang relative tidak dikenal ingin lebih diketahui masyarakat, maka praktisi MPR akan mencari berbagai cerita yang tepat Apakah anggota fakultas memiliki latar belakang yang luar biasa, atau bekerja pada proyek yang luar biasa, apakah dbuka kelas baru yang luar biasa, apakah terdapat berbagai peristiwa menarik dikampus, biasanya pencarian ini akanmengungkapkan sejumlah cerita yang dapat diberikan kepada pers, dan cerita yang dipilih harus merefleksikan citra yang diinginkan perguruan tinggi ini. Mengimplementasikan Rencana MPR, Implementasi publisitas harus diperhitungkan secara cermat, contoh menepatkan cerita dalam media, cerita yang hebat mudah ditempatkan, namun kebnyakan cerita kurang dari hebat dan mungkin tidak dapat melewati editor yang sibuk, salah asset utama wartawan adalah hubungan pribadi mereka dengan editor media. Praktisi hubungan masyarakat biasanya mantan jurnalis yang mengenal banyak editor media dan tahu apa yang mereka inginkan , Orang PR melihat editor media sebagai pasar yang harus dipuaskan sehingga para editor akan trus menggunakan cerita mereka. Mengevaluasi Hasil MPR, Kontribusi MPR sulit diukur, karena MPR digunakan bersama dengan kiat promosi lain, jika digunakan sebelum kiat lain dijalankan, kontribusinya lebih mudah dievaluasi.

a.

Exposures, ukuran efektivitas MPR yang paling mudah adalah jumlah expososures yang dijalankan oleh media tersebut. Wartawan mensuplai klien dengan suatu buku kliping yang memperlihatkan semua media yang memuat berita mengenahi produk tersebut dan ringkasan pernyataan. b. Kesadaran/Pemahaman/ Perubahan Sikap, ukuran yang lebih baik adalah perubahan dalam kesadaran/pemahaman/sikap produk yang dihasilkan dari kampanye MPR, suatu missal berapa banyak orang yang mendengar berita produk itu ingat ?, berapa banyak yang memberi tahu orang lain mengenahi produk itu ?, berapa banyak yang mengubah pendirian mereka setelah mendengar berita itu ? c. Kontribusi Penjualan dan Laba, alam menawarkan lingkungan paling produktifPengaruh penjualan dan laba adalah ukuran yang paling memuaskan, jika dapat diperoleh. Dengan demikian hanya bisnis yang kompetitif yang dapat menciptakan lapangan kerja yang bekesinambungan dan upah yang atraktif, Negara atau kawasan yang bersaing dalam menawarkan lingkungan paling produktif untuk bisnis, dan sector public dan privat memainkan peran berbeda tapi saling terkait dalam menciptakan suatu produktivitas ekonomi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Perusahaan atau industri yang kompetitif adalah perusahaan atau industri yang menerapkan manajemen biaya secara total, dalam arti bahwa menerapkan Pemanufakturan Teroptimasi, dimana Desai Sistem Manajemen Biaya (SMB) mengidentifikasi 10 tujuan baku yang dapat dijadikan basis pemanufakturan teroptimasi; 2. lingkungan industri harus dapat menerapkan tujuan baku perekayasaan dan pemanufakturan; 3. Untuk memberikan kepuasan total kepada pelanggan, perlu diidentifikasi terlebih dahulu jenisjenis pelanggan, pada dasarnya dikenal tiga macam pelanggan

76

Jurnal Kompilek Vol 5 No 2 Desember 2013

yaitu pelanggan internal, pelanggan antara dan pelanggan eksternal; 4. Dalam praktek nyata setiap manajer yang berada dalam manajemen bisnis total, harus memahami perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk, serta mengetahui bagaimana utilitas total dari produk pesaing; 5. Dalam manajemen bisnis total, maka seorang manajer harus meningkatkan perbaikan terusmenerus (continuous improvement) dalam proses produksinya, sehingga atribut dari produk perusahaan akan terus menerus diperbaiki; 6. Pemahaman terhadap konsep utilitas total (UT) dan marjinal utilitas (MU), akan membatu manajer dalam mengelola system bisnis modern. Dalam menghadapi persaingan bebas dipasar global.

Algifari, 2003, Ekonomi Mikro, edisi VII, Yogyakarta: Penerbit UGM. Ari Sudarman, 2003, Teori Ekonomi Mikro, edisi VI Yogyakarta: Penerbit UGM. Papas, 1999. Managerial Ekonomic, edisi V, Jakarta: Erlangga.

Saran : 1. Perusahaan atau industri harus tanggap dan kritis terhadap peranan sector public dan privat yang memainkan peran berbeda tapi saling terkait dalam menciptakan suatu produktivitas ekonomi. 2. Agar supaya pelanggan atau konsumen mendapat kepuasan total, maka diperlukan kerjasama dan koordinasi secara sekasama antar bagian departeman didalam perusahaan, dan pimpinan harus dapat menggerakkan dan memotivasi semua departemen didalam perusahaan. DAFTAR REFERENSI: Dominick Salvatore PhD, 1999, Mickro Economic Theory, Edisi ke IV Jakarta: Penerbit Erlangga. Pratama Rahardja, 2000, Ekonomi Mikro, edisi Yogyakarta: Penerbit UGM.

Teori VI,

Supriyono, 2007, Manajemen Biaya, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE UGM. Sadono Sukirno, 2000, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, edisi Revisi, Jakarta: Gahlia Indonesia.

77