ISSN : 1978-5879
JURNAL PEMBANGUNAN MANUSIA (Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi)
H u man
Development Jou rnal
Vol. 10 No.1 April2016
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI DAERAH Alamat Redaksi / Penerbit : Jl. Demang Lebar Daun No. 4864 Palembang Telp. (0711) 374456 Fax. (0711) 950077 mail :
[email protected] website : www.balitbangnovdasumsel.com
JPM
Volume 10
No.1
Terakreditasi Nomor
Hal. 1 - 78 51
Palembang April 2016
3/AU2lP2Ml-LlPU04l2O13
ISSN
:
'1978-5879
ISSN: 1978-5879
JURNAL PEMBANGUNAN MANUSIA (Kesehahn, Pendidikan, Ekonomi)
Human Development Journal
Vol. 10 No.'1 April2016
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN BADAN PENELITIAN PENG EMBANGAN DAN INOVASI DAERAH Alamat Redaksi / Penerbit : Jl. Demang Lebar Daun No. 4864 Palembang Telp. (0711) 374456 Fax. (07'11) 350077
[email protected] mail : website : wwwbalitbangnovdasumsel.com
JPM
Volume 10
No.'1
Hal. 1 - 78
Palembang April 2016
Terakreditiasi Nomor 5 1 3/AUzlPzMl-LlPllO4l2013
ISSN: 1978-5879
Volume 10
No.l, April
2016
]SSN : 1978-5879
JURNAL PEMBANGUNAN MANUSIA (Kesehdan, Pendidikan, Ekonomi)
Human Development Joumal Jumal Pembangunan Manusia terbit pertama kali tahun 2007 dengan frekuensi terbit tjga kali setahun pada bulan April, Agustus dan Desember.
Penerbit ! Badan knelitian Pengembangan
It{iEa Bestari
/
Peer Reviewer
dan Inovasi DaeBh Provinsi Sumatera Selatan
Prof. Dr. Chuzainnh Dahlan Diem, MLS
(Universitas Sriwijaya)
Pelindung
:
Gubernur Sumatem Selatan
Prof. Dr. M. Djahir Basir, M.Pd
(Universihs Sriwijaya)
Pengarah : lGpab
Ba
litbangnovda Prorr. Sumsel
Prof. Dr. dr. Fauziah Numini Kurdi, Sp.RM, MPH
(Universibs Sriwijaya)
Kefua Dewan Riset Daerah Sumsel
Editor llmiah/Penanggung Jawab Dr. Ekowati Retnaningsih, SKM, M.lGs (Bappeda Prov. Sumsel)
:
Prof. Dr. Taufik Marwa, SE. M.Si
(Universitas SriwUaya) Prof. Dr. Sulbahri Madjir, SE, MM
Dewan Editor
(Universitas Tridinanti)
:
Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag, M.Si (UIN Raden Fahh)
Dr. dr. Muhammad Zulkarnain, Sp.
(Universibs Sriwijaya)
Nunanto, DCn, M.lGs (Balitbangnovda Sumsel) I
.
Desri Yesi, ST
(Balitbangnovda Sumsel) Dian Novriadhy,
S|
M.Si
(Balitbangnovda Sumsel)
oom Komalasari, S.Si, M.Farm (Balitbangnovda Sumsel) Sekretariata
n:
M. Tris Oktaris Nuhadin, S.Ap
Alamat Redaksi / Penerbit
:
Jl. Demang Lebar Daun No.4S Palembang Fax. (071 1) 350077 Email :
[email protected]
rdp. (0711\ 374456
website : www.balitbangnovdasunsel.com
Terakreditasi Nomor 513/AU2lP2MI-LIPI|
Ml20t3
11
Volume 10 No.1, April 2016
ISSN: 1978-5879
SALAM REDAKSI
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga JPM
Volume
1
0
Nomor 1 dapat terbit pada waktunya. JPM terbit secara berkala
semenjak tahun 2007 dengan lingkup kajian di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Dalam upaya merespon perkembargan ilmu pengetahuan dan teknologi maka mulai edisi April 2016, selain terbit dalam bentuk cetak JPM juga akan mulai
dipublikasikan melalui jurnal elektronik (http://ojs.balitbang novdasumsel.com/). Saat ini jumal elektronik tersebut dalam proses pengembangan dan f nalisasi dan diharapkan akan beroperasi dengan normaldi bulan Agustus 2016.
Demikian disampaikan kepada khayalak luas, semoga segala upaya yang telah dicurahkan oleh segenap pihak dapat membawa manfaat.
Redaksi
Itl
Volume 10 No.1, April 2016
ISSN : 1978-5879
JURNAL PEMBANGUNAN MANUSIA (Kesehatan, pendidikan, Ekonomi)
Human Development Joumat Vol. 10 No.i, Aprit 2016 DAFTAR ISI HASIL PENELITIAN
Kesehatan P_elayanan Antenatal dan Kejadian Berat Bayi Lahir Rend ah di lndo nesia (Rizki Aini, Nuttina Tarmizi. itura Uatanayati)pp"
uaiaii
D_eterminan Kematian Neonatal
1-9
di RSUD Lahat
(Erika Yuniadi, Tan tlbtaka, Dadang H.
puiia t
pps UNSR|...............
10-22
MDGs.5: Sebuah pelajaran dari pengalaman Sumatera Selatan (Dian Noviadhy / BalitbangnotiaSu.se,
..............._._.._:_..
23-41
Pendidikan lnovasi Pembelajaran pendidikan Agama lslam Menuiu pembelajaran yang produktif / UIN Raden Fatafu
(lndah Wigati
42-60
Ekonomi Analisis Pengaruh Belania pemcintah di Bidang Kesehatan, pendidikan, dan Belanja Modal Terhadap lingka[ Kemiskinanoi prouinii"slri-ai;Ht;X (Rina sukarman. raufiq Marwa, rrai"adii iiiiT"irir"ii*i"ya)
ii"iii
........... .......
61-78
lv
Jumal Pembangunan Manusia
1O(1
):61-78
ISSN:1978-5879
AI'|ALISE PEISARuH BEt"AltJA PELIERNTAH Dt BDAI{G KESEHATAN, PENTXU}GI{, DAII BELAI{JA MODA TERI{ADAP ThGKAT KEMEKIMNDI PRo/tNSt SU!'ATERA SELATAN The Analys'ts of the Effect of the Govemment Expe,nditures in the sector of Health, Education, and capitut Expnditurcs on ihe rever of poverty in $oith Sumatera Provine Rina Sukarmanl', Taufiq fvbMa2, Tadjuddin Husin3 1
2,.
Fakultas Ekonomi, Universitas Sriwijaya
*
Alamat korespondensi: Fakuftas Ekonomi uni\€rsitas sriwijaya, Jaran Raya parembangPrabumulih KM,35, lnderalaya, Ogan llir, email:
[email protected], tauf oma
[email protected] Tanggal masuk
naskah:
Tanggal masuk
re\,isi:
Tanggal diterima:
Abstrak
. Peneritian ini bertuiuan untuk mengetahui pengaruh variaber beranja pemerintah dibidang kesehatan, pendidikan, dan beranja modar terhadai tingkat kemiskinan di pro\insi sumatera selatan. Data yang digunakan adarah data sekunder JEngan periode tahun 2000-2013 yang dipublikasi oleh Badan pusat sratistik.(Bps) dan rembaga raiinya. rernit vrng digrnl[rn adalah anatisis regresi rinier berganda. tingtat remisiinan "nari"is *;#i-r",ir."i*i"ird;r" belanja pemerintah dibidang kesehalan, pendidikan, dan beranja "irurgai modar sebagai variabel bebas. Hasil penetitian ini. menunjukkan bahwa. beranja p"roini"i dibidang keiehata;-;ig;iti; mempengaruhi tingkat kemiskinandi provinsi Sumaiera Selatan, bentui p""g"ir;ry;;;itit Belanja.pendidika. tidak signifikan mempengaruhi tingkat kemiskinandi pro\insi dan Belanja modal signifkan mempengaruhi tingka-t kemiskinan di pro\,insi sumatera seratan, Sumatera Selatan danbentuk pengaruh nya negatif.
IGta Kunci : Tingkat Kemiskinan, Beranja pemeintah, Kesehatan, pendidikan,
Beranja Modal
Abstract The objective ot this study was to revear the effect of the vaiabre of govemment exwnditure in the sector of hearth, education, and capitar expenditure on the lever of pivetty in soutn'siiain
ptovince The data used in this styE wrc tite secondary iut" frr' th" plrioa or 2000;:i013 published bv the centrat Bureau ot sralr.srics rapsl ini itni, rerated ageicie,s.- ri*iilnlj or anal,^,s used was munipre rinear rcgrcssion anarpis. The resufts of this-study inoicatei init-tne government spending in the sector or hearth had a positive and significant o, n" iriri'or povedy in the prcvince of so,tth sumaterc. The spending "irot in the sector of education did not -sotlth significafiry etf sumatera. whereas in"-iZiia .ec|_!he revet of povedy in the pmince of expenditures significanfly effect the leiel of porcrty in tne piiiie or soun srna,in- wiiii"i"riii etfect.
Keywords: povedy level, govemment spending, health, education, capital expenditurc
ol
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
pengeluaran
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi mempunyrai tujuan untuk meningkatka n kesejahteraan masyarakat. lingkat kesejahtreraan masyarakat dapat diukur dengan besaran-besaran ekonomi maupun non ekonomi. Besaran ekonomi yang
biasa digunakan sebagai indikator berhasil tidaknp suatu pembangunan ekonomi di suatu negara atau di suatu
daerah di
antaranya pendapatan per kapita,
jumlah
penduduk miskin,
tingkat
tingkat
pengangguran, dan lain-lain.
Banyak faktor
ya
ng menentukan
berhasil tidaknya
pembangunan
ekonomi di suatu negara atau di suatu
daerah,
di
antara faktor tersebut
adalah pemn pemerinta h proses pembangunan. pemerinta
h
dalam
dalam
Peran proses
pembangunan meliputi; fungsi alokatif,
distributif, stabilisator
dan
dinamisator.
lmplementasi \ranS dilakukan pemerintah agar fungsi-fungsi terseb ut
di
atas dapat tercapai adalah di antaran)E dalam bentuk kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Sala h satu kebijakan fiskal yang dilakukan
pemerintah adalah 62
ISSN:1978-5879
kebijakan
Pengeluara
n
pemerintah.
pemerinta h memp unyai
kedudukan yang relatif penting dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat (utamanya mengurangi pengangguran, meng ura ngi tingkat kemiskinan). Rasionalitras dari peran
pengeluaran pemerintah (utamanya pengeluaran untuk fasilitas publik;
sektor pendidikan, transportiasi, irigasi
kesehatan,
dan
lainJain)
terhadap tingkat kesejahteraan tidak
diragukan lagi. Pengeluaran untuk bidang kesehatan diharapkan mampu
meningkatkan kualitas kesehata n masyarakat sehingga dapat lebih berdayra dalam melakuka n kegiatan yang produktif. Pengeluaran untuk sektor pendidikan diharapkan dapat meningkatkan akses masyaraka t pada
pendidikan yang baik dan murah,
sehingga mampu menirgkatkan kualitas pendidikan )rarE dapat menjadi bekal dalam kegiatan pembangunan ekonomi sehingga dapat lebih produktif dan berdaya saing dan pada gilirannya diharapkan
memiliki kemampuan ekonomi yang mapan dan stabil. Anggaran dalam
bidang infrastruktur
diharapkan
u
mampu meningkatkan akses
d
masylarakat dalam bidang ekonomi
sehingga
akan terjadi efisiensi
n
Belania Pemerintah dan Kemiskinan Rina Sukarman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
ekonomi (efisiensi produksi, konsumsi
)ra
dan pertukaran) dan pada gilirannya
jebakan/lingkaran
n
ng dibutuhka nn),a untuk lepas dari kemiskinan
Pengeluaran pemerintah sektor
(poverty trap). Akibat minimnya akumulasi kapital kaum miskin, konsekuensinya, kaum miskin tak
pendidikan dan kesehatan merupakan
mampu berperan aktif dalam kegiatan
dua dari beberapa faktor
yarg
ekonomi dan merasakan berkah dari
pembangunan
adanya pembangunan. Hal tersebut
akan
meningkatka
masyaraka
kesejahteraan
t.1
mempengaruhi
manusia. Kedua faktor
n
tersebut,
n jasa
itulah yarq mendasari
betapa
ya nS
pentingnya pembargunan ma nusia, di
oleh
mana dalam pembangunan manusia
pemerintah, bukan bertumpu pada
tersebut tidak hanya meliputi dimensi
swasta terlebih pasar. Dalam
hal
kesejahteraan saja melainkan terkait
pemba ng unan manusia,
juga dengan peningkatan kapasitas
pendidikan dan kesehatan )Eng baik
dasar manusia melalui akses terhadap
bagi setiap manusia bisa
pendidikan dan kesehatan terutama
merupaka
layana
normatifnya disediakan
peningkata
n
melalui alokasi
tenivujud
pengeluaran
bagi masyarakat miskin.3
di seKor pendidikan dan kesehatian. Dengan meningkatnya alokasi pengeluaran pemerintah
Secara ekonomi, kemiskinan dapat dilihat dari tingkat kekurangan sumber daya )ang dapat digunakan
disektor tersebut maka
memenuhi keb utuha n
hid
meni ngkatka n priod ukti vitas pe ndt.ld uk
meningkatkan
kesejahteraan
sehingga bisa
sekelompok orang. Secara politik,
pemerintah
akan
meningkatkan
pembangunan manusia.
Untuk
up
serta
kemiskinan dapat dilihat dari tingkat
selanjutnya, pengeluaran pemeri ntah
akses terhadap kekuasaan
pada sektor
mempunyai pergertian tenta ng sistem
yans
pendidikan dan kesehatan dapat disebut sebagai
politik yarE dapat
investasi publik.2
kemampuan sekelompok ora ng dalam
Perduduk miskin
pada
menjangkau
dan
menentukan
menggunakan
umumnla mempunyai keterbatasan
sumber daya. Secara sosial psikologi,
dalam mengakses
kemiskinan dapat dilihat dari tingkat
sumberdaya
dan
ekonomi, sehingga mereka tidak
kekurangan jaringan
mampu mengakumulasi modal/kapital
sosial yang mendukung dalam
struktur
63
ISSN:1978-5879
rEfdapatkan
kesempatran
penirgkata n prod ukti vitas.a
Pemerintahlah
untuk
Fenomena kemiskinan
diamanatkan
dapat
ketidakmampua n me nangg ulanginya.5
mengelola
pengeluarirn/belanja secara optimal agar pemerataan pembangunan dan
dalam
masyarakat dapat dipandang dari
beberapa aspek pen1ebab
antiaranya6: a)
di
kemiskinan
berhubungan dengan buda)ra )€ r€ hidup dalam suatu mas)rarakat, sering
kesejahteraan bagi pendud uk dapat diwujudkan. Untuk mengetahui sejauh
disebut kemiskinan kuftural. Dalam
mana pengaruh pengeluara n/belanja
konteks
pemerintah terhadap kesejahteraan
png
tingkat
diindikasikan oleh
tirgkat kemiskinan, makatulisan ini membahas "Pengaruh Belanja Pemerintah di Bidang Kesehatan, Pendidikan, dan Belanja Modal terhadap Tingkat Kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2000-20,t3.
ini
kemiskinan sering dikaitkan dengan rendahnla etos kerja. b) Kemiskinan timbul sebagai akibat adanya ketidakadilan dalam pemi likan faktor-faktor produksi dalam
masyarElkat. Golongan
)ra
akses kuat terhadap
ng memiliki faktor-faktor
produksi cenderung mendominasi dan
melakukan ekspansi ekonomi png
kemudian menlsihkan
golongan
masyarakat pirqgiran (periphera l).Akibatnya muncul KAJIAN PUSTAKA
kemiskinan struktural
Menurut World Bank, penyebab
kemiskinan setidaknya
ada
tiga
dimensi yang ada pada orang miskin yaitu: (a) rendahnya pendapatan dan
aset untuk memenuhi
kebutuhan
dasar, seperti: makanan,
tempat
tinggal, pakaian, serta kesehatan dan
pendidikan
yang tayak;
(b)
ketidakmampuan untuk bersuara dan ketiadaan kekuatan di dalam institusi
negara dan maslarakat; (c) rentan terhadap guncangan ekonomi karena 64
karena
lemahnya kemampuan rcaha dan terbatasnya akses pada kegiatan
c) Kemiskinan yans disebabkan oleh faKor ekonomi.
kekura ngberuntunga n
(disadvantages),
yaitu fisik
lemah, kerentianan
yang
(vulnerability),
keterisolasian, serta ketidakberdayaa n (powerlessness).
Depdagri dan LAN dalam modut yang
disiapkan untuk Diklat
teknis
Belanja pemerintah dan Kemiskinan Ktna $ukatman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
Pengentasan
kemiskinan
mengurgkap teori Neo-liberal dan teori demokrasi sosial. Teori neo_
liberal intinya menlerukan bahwa komporen penting dari sebuah
masyarakat adalah
pengaruh neo-liberal dalam bidang penanggulangan kemiskinan i ni. Tabel
'1. Ringkasan Teori Neo_liberal dan Demokrasi-.Sosial tentang Kemiskinan
kebebasan
individu. Para pendukung neo liberal
berargumen bahwa
kemiskinan
merupakan persoalan indiMdual
disebabkan oleh
P.lhnr EnoanD|lE^!llm. irtrldu lnr.hnya o.;ar,6r
r.pr!.dan (d:6, p.ft
h_
ya ng tsdbdap orano
6.brrtl.
kelemahan_
mddn$.aE
Ienen peblBr
trk.hr'b
n
!e lEebt&n
kelemahan dan/atau pilihan_pilihan
individu lrang
bersangkutan.
Kemiskinan akan hilang dengan sendirinyla jika kekuata n-kekuata n pasar diper.luas sebesar_besarnp dan
pertumbuhan ekonomi
dipacu
setinggi-tinggin)ra. Secara langsung, strategi penanggulangan kemiskinan
harus bersifat ', residuat', sementiara,
Sumber dikernbangkan dari Cheyne, O,Brien dan tsergra\€ (1998:176) datam Depdasri & LAN
Teori
demokrasi-sosiai
memandang bahwa kemiskinan
bukanlah persoalan
melainkan
individual,
struktura l.Kemiskinan
dan hanp
disebabkan oleh adanya ketidakadilan dan ketimpangan dalarn mas)€rakat
lembaga-lembaga keagamaan. peran
akibat tersumbatnya akses kelompok tertentu terhadap berbagai sumber_
negattt hanyEtlah sebagai "penjaga
sumber kemasprakatan. Teori ini
malam" yang baru boleh ikut carnpur manakala lembaga-lembaga di atas
berporos pada prinsip-prinsip ekono mi campura (mlxed economy) dan
melibatkan keluarga, kelompok-kelompok swadaya atau
tidak mampu lagi
menjalankan
tugasn)ra. penerapan
program_
n
"ekonomi
rnanajemen_permintaan,
(demand- management economics)
program structural adlusfmenf, seperti
gaya Keynesian yang muncul sebagai
program jaringan pengaman sosial (JPS) di negara-negara berkembang,
jawaban terhadap depresi ekonomi
termasuk lndonesia, merupaka
n
contoh
sesungguhnya
yarE terjadi pada tahun 1920_an dan awal 1930-an. Menurut pandangan
kongkrit
demokrasi-sosial,
dari
strategi
penanggulangan kemiskinan haruslah
65
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
bersifat institusional
(melembaga).
Program-progratn jaminan sosial dan
bantuan sosial
ya
ng dianut di
AS,
ISSN:1978-5879
b. Socio-Economic Dualism'. negara
ekskoloni
me ngala
mi
kemiskinan
karena pola produksi kolonial,
pitu
contoh strategi anti kemiskinan yang
petani menjadi mariinal karena tanah yarq paling subur dikuasai
diwamai oleh teori demokrasi-sosial.
petani skala besar da n berorientasi
Jaminan sosial )iarE berbentuk pemberian tunjangan pendapatan
ekspor.
c. Population Growth'. perspektif png
atau dana pensiun, misalnya, dapat
didasari pada teori Mafthus bahwa
meningkatkan kebebasan karena dapat menyediakan penghasilan
pertambahan penduduk seperti deret ukur sedang pertambahan
dasar dengan mana orang akan memiliki kemampuan (capabitities) untuk memenuhi kebutuhan dan
pangan seperti deret hitung.
Eropa Barat, dan Jepang, merupakan
menentukan
pilihan-pilihannya
d. Recources Management
Environmenf.
adanya
dan
menyebabkan
tebang akan
(dependency\ karena dapat membuat
omng tjdak memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dan menentukan pilihan-pi li hannya.
sumber
dan proses penyebab
terjadinya kemiskinan, yaitu:
a. Policy lnduces Processes: proses
pemiskinan
yang
dilestarikan,
direproduksi melalui pelaksaruran suatu kebijakan (induced of policy) diantrara
nya adalah
kebijakan
antikemiskinan, tetapi realitanya justru melestiarikan.
66
unsur
lingkungan, seperti mana jeme nperta nian )ra ng asal menurunkan
produktivitas.
e. Natural Cydes aN Processes: kemiskinan terjadi karena siklus
di
lahan
di mana lahan ini jika
turun
alam. Misalnya tinggal kritis,
SuryawatiT menlo rotl beberapa
The
mismanagement sumber daya alam
(chorces). Sebaliknya, ketiadaan pelayanan dasar tersebut dapat ketergantungan
and
i
hujan akan terjadi banjir tetapi jika
musim kemarau akan kekurangan
air, sehingga tidak memungkinkan
d
produktivitas )Eng maksimal dan
k
terus-menerus.
a
t. The Maryinalization of
Woman'.
peminggiran kaum perempuan karena perempuan masih dianggap
sebagai golongan kelas kedua, sehingga akses dan penghargaan
Belanja Pemerintah dan Kemiskinan Rina Sukarman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
hasil kerja yang diberikan
lebih
2)
memberdayakan
rendah dari laki-laki.
g.
h.
i.
j.
Kebijakan dan program untuk
Cultunl and Ethnic
kelompok
miskin. Kemiskinan memiliki sifat
Factors..
nal,
bekerjanya faktor btrdaya dan etnik
multidimensio
yanS memelihara
penanggulangannya tidak cukup
kemiskinan.
maka
Misalnya, pola hidup konsumtif pada petani dan rrelayan ketika
hanya dengan
panen ltlyEl, serta adat istiadat
png
juga mengandalkan kebijakan dan
konsumtif saat upacara adat atau
program dibidarg sosial, politik,
keagamaan.
hukum dan kelembagaan.
Explotative
lntermediation:
keberadaan penolong
yra
penodorg, seperti
ntenir (lintah
re
pendekata
3)
ng menjadi
mengandalkan
n ekonomi, akan tetapi
Kebijakan
dan program
yang
melirdungi kelompok
miskin.
Kelompok masyarakat
miskin
darat).
sangat rerdan
lntemal Political Frugmentation and
goncangan internal (misalnya
Civil Stratfe: suatu kebijaka n
ya ng
kepala keluarga meninggal, jatuh
diterapkan pada suatu daerah
ya ng
sakit, kena PHK)
terhadap
maupun
fragmentasi politiknya kuat, dapat menjadi penlebab kemiskinan.
goncangan eksternal (misalnya kehilangan pekerjaan, bencana
lntemational Processes: bekerjanya
alam, konflik sosial), kare na tidak
sistem-sistem intemasional (kolonialisme dan kapitalisme)
dalam menghadapi
membuat
gorcangan tersebut.
ba
memiliki ketahana n
nyak negara menjadi
4)
semakin miskin.
Secara umum, strategi
Kebijakan
ata
u jami na n
goncangan-
dan program untuk
dapat dijala nka n utntuk me na nggula ngi
memutus pewarisan kemiskinan antiar generasi, hak anak da n
kemiskinan adalah (Prawoto, dalam
pemnan perempuan. Kemiskinan
Qodariyah5:
sering kali diwariskan
1) Membuka pelu€lng
)ra ng
dan
dari
generasi ke generasi berikutn)€.
ifu, rantai pewarisan
kesempatan berusaha bagi or:ang
Karena
miskin untuk berpartisipasi dalam
kemiskinan
proses pembar€ una n eko romi.
Meningkatkan pendidikan dan
harus
diputus.
peranan perempuan
dalam
6t
ISSN:1978-5879
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
keluarga adalah salah satu kunci
5)
2. Pendlduk miskin adalah penduduk
ng
memiliki
rata-rata
memutus rantai kemiskina n'
)E
Kebijakan dan program penguatan
pengeluaran Per kaPita Per bulan
otonomi desa. Otonomi desa
dibawah Garis Kemiskinan.
dapat menjadi ruarg
Ya
ng
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
nilai
memungkinkan masyarakat desa
merupakan
dapat menanggulangi sendiri
kebutuhan minimum makanan
kemiskinannYa.
disetarakan dengan 2'100 kalori
Pergeluaran Ya
ng
per kaPita Per hari. Garis
Menurut Badan Pusat Statistik
Kemiskinan Non Makanan (GKNM)
Provinsi Sumatera Selatans ada beberapa penjelasa n teknis untuk
adalah kebutuhan minimum untuk
kemiskinan laitu;
kesehatan, dan kebutuhan lainnYa.
1. untuk mengukur kemiskinan BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs aPProachl. Dengan pendekatan ini, kemiskinan sebagai dipandang
perumahan, sandang, Pendidikan' 4. Sejak Desember 1998 digunakan
standar kemiskinan baru
Yang
merupakan Penyempumaan stiandar YanS lama. Penyempurnaan
standar
ini
meliputi Perluasan cakuPan
ketidakmamPuan dari sisi ekonomi
komoditi Yang
untuk memenuhi kebutuhan dasar
dalam kebutuha n dasar. DisamPing
Ya ng
itu penlempurnaan juga dilakukan
makanan dan bukan makanan
diukur dari
sisi
Perqeluaran'
memPertimbangka n
antar
daerah
yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan
keterbandingan
(GK), yang terdirj dari
dua
pedesaan) dan antar waktu Yang
komponen yaitu Garis Kemiskinan
disebabkan oleh adanya perlcedaan
Itrletode
Makanan (GKM)
dan
Garis
Kemiskinan Non Makanan (GKNM).
68
dengan
diPerhitungkan
(provinsi serta
Perkotaan-
tingkat harga antar daerah
dengan cara
Yaitu
melakukan
Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terPisah untuk
standarisasi harga terhadap harga
daerah perkotaan dan Pedesaan.
standar kemiskinan ini diharapkan
di
DKI jakarta.
PenYemPumaan
Belanja Pemerintah dan Kemlskinan
Rina Sukarman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
dapat mergukur tingkat kemiskinan secara lebih realistis.
5. Ukuran kemiskinan
a.
b.
kemiskinan. Penelitian
Head Count lndex (HCl) adalah persentiase penduduk miskin
yang berada
di
bawah Garis
belanja modal terhadap
di
lndeks Kedalaman Kemiskinan
Selatan tahun 2000-201 3.
merupakan ukuran rata-rata
kesenjangan pengeluaran masing-masing pend r.rd uk
miskin terhadap garis
meneliti di
bidang kesehatan, pendidikan, dan kemiskinan
lndex)
ini
pengaruh belanja pemerintah
Kemiskinan (GK).
(Poverty Gap
Provinsi
tingkat
Sumatera
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan pengeluara
nprovinsi
Sumatera
Selatan yarg diperoleh dari Badan
nilai indeks, semakin jauh rata-
Pusat Statistik (BPS) provinsi Sumatera Selatan. Selain itu dilakukan studi pustiaka (tibrary
rElta pengeluaran
research) terhadap berbagai bacaan
kemiskinan. Semakin tinggi
c.
tahun 2000-2013 melipr.rti betanja pemerintah, belanja modal dan
penduduk
dari garis kemiskinan.
!€ ng dapat melengkapi penelitian ini.
lndeks Keparahan Kemiskinan
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kua ntitatif yang
(Poverty Severity
lndeks)
memberikan gambaran mengenai penyebaran
Berganda, untuk
pengeluaran antara penduduk
pengaruh pengeluaran pemerintah
miskin. Semakin tinggi
berdasarkan
irdeks, semakin ketimpangan
nilai
tinggi
pengeluaran
menggunakan model Regresi Linear
furgsi
mengetahui
pela)ranan
kesehatan, pendidikan, dan belanja modal terhadap tingkat kemiskinan di
Provinsi Sumatera
diantara perduduk miskin.
Selata n.
Formulanya adalah sebagai berikut:
a + blLnBK + b2LnBp +
METODE PENEL]TIAN
LnTK:
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di provinsi Sumatera
b3LnBM + e
Selatan. Data yang digunakan adalah
data time series 14 tahun
pitu
dari
Dimana: TK: Tingkat Kemiskinan BK: Bela nja kesehatian BP: Belanja pendidikan
69
ISSN:1978-5879
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
BM
modal
:Belanja Modal
di
Sumatera Selatan daPat
dilihat pada Tabel
HASIL
2
dapat dilihat bahwa dari tahun 2000 sampai 2013, jumlah penduduk miskin
DAN
PENELITIAN
2. Dari Tabel
PEMBAHASAN
terbesar di provinsi Sumatera selatan
ada pada tahun 2000 )xaitu sebesar 1.466,00 jiwa atau 23,60 Yo dari total
Gambaran Umum
Tingkat Kemiskinan, Belanja di Bidang Kesehatan, Pendidikan dan Belania Modal di Sumatera Selatan
penduduk pada tahun
tersebut.
Persentiase perkembangan jumlah
Gambaran mengenai kemiskinan, belanja di
dari 14
tingkat
penduduk miskin
bidang
tersebut ce nderung me nurun.
tahun
kesehatan, pendidikan, dan belanja
2.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Belania di dan Belanja Modal Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2000-2013
Tabel
pendudukmiskin
Belanjakesehatan
Belanja t\rodal
o/.
jumlah
bidang Kesehatan, Pendidikan,
dai
jumlah
Belanjapendidikan
dan
jumldr
% dari
total Belanja
0utaan
total Belania
o/o
jumlah (ribuan)
dari toial penduduk
2000
1.466,00
23,60
139.076,37
49,36
15.354,@
5,44
14.095,53
5,00
200'l
1.450,05
21,57
213.859,56
37,52
18.426,n
3.23
17.725,12
3,1
2002
1.434,10
22,49
270.633,90
39,09
12.643,8
4,67
25.612,61
9,46
2003
1.397,10
2',t,54
467.491,31
54,84
19.820,17
4,23
58.614,11
12,53
2004
1.379,30
20,92
472.133,12
41,38
45.979,00
4,03
81 .861,00
7
2005
1.429,OO
21 ,01
283.535,42
25,83
33.462,00
3,05
81 .185,00
7 A.i
2006
'l.446,90
20,9S
745.496,63
42,4O
63.196,00
3,62
136.191,00
7
2007
'I
.331 ,81
19, 15
984.275,76
52,',t2
51.336,,16
3,47
279.761,93
'18,95
2008
I .249,61
't?,73
891.58'1,99
37,3s
129.5n,2s
I,71
363.041,17
24,42
2009
1.167,87
't6,28
640.66/,24
27,36
337 .627,84
10,7
4
644.752,9',1
20,52
20'lo
1.125,73
15,47
1.032.890,01
33,23
341.123,55
10,97
55'l .767,18
17,74
2011
1.074,81
't4,24
1 .1
5
29,92
296.520,00
7,79
255.982,00
6,72
2012
'1.057,03
'13,78
1.017.132,90
238.378,00
4,71
2',12.962,O0
4,20
20'13
1.1
10,37
14,18
862.903,56
513.102,29
9,03
294.912,44
5,19
Tahun
Yo
( utaan
total
rupiah)
beldlja
39
.1
20,1
'15,19
0utaan rupiah)
rupiah)
diolah dari berbagaisumber, BPS & Direktont Jenderal Peimbangan Keuangan
70
1
,17
,81
Belanja Pemerintah dan Kemiskinan Rina Sukarman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
Besamla jumla h belanja modal
di Sumatera Selatan selama
2000 sampai 2013
periode
cenderung
berubah-ubah mengikuti perubahan
total belanja dari APBD Sumatera Sumatera selatan. Pada Tabel 2 tersebut dapat dilihat bela nja untuk modal terlcesar ada pada tahun 2011
yaitu
Rp.1.139.120,15
j'rh
atiau
sebesar 2g,92yo dari total belanja.
Untuk nilai belanja modal terkecil selama periode tersebut ada pada
tahun 2000 yaitu Rp.139.076,37
Sumatera Selatan terbesar yaitu pada
tahun 2009 yaitu
sebesar
Rp.644.752,91 juta atau 20,520/.
dai
total belanja dan terkecil sebesar Rp-14.095,53 juta atrau 5,00% dari total belanja yaitu pada tahun 2000.
Perkembangan Garis Ambang Batas Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin di Sumatera Selatan
sebesar
Garis kemiskinan merupakan
juta alau sebesar
representiasi jumlah rupiah minimum
49,36% dari total belanja pada tahun
yarE dibutuhkan untuk
tersebut.
kebutuhan pokok minimum makanan
Jumlah belanja
di
bidang
kesehatan di Sumatera Selatan beruariasi dari tahun ke tahun.
memenuhi
yang setiara dengan 2100 kilokalori perkapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan.
2000 sampai 2013 adalah pada tahun
Garis kemiskinan ini diperoleh dari menjumlahkan garis kemiskinan
20"13 yang mencapai Rp.513.102,29
makanan dan garis kemiskinan bukan
juta atau 9,03% dari tota I belanja, dan
makanan. Gambaran perkembangan
terkecil pada tahun 2002 dengan
garis ambang batas kemiskinan dan
jumlah Rp.12.643,29
jumlah penduduk miskin Sumatera
Pengeluaran
te
rbesar dalam periode
ifia alau 4,670/o
dari total belanja.
Belanja
di
Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.
bidang pendidikan
selama periode 2000-2013 di provinsi
ISSN;197&5879
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
Tabel 3. Garis Kemiskinan dan penduduk Miskin di Sumatera S elatan d an lndonesia Tahun 2007-201 3 Sumsel
lndonesia penduduk miskin
penduduk miskin (000)
Tahun 0uta)
GK (Rp/
Kota Desa Total
bulan)
Kota Desa
GK (Rp/
Total
bula n)
2007
13,56
23,61
37,17
334.779
545.9
785.9
1.331 ,81
178.209
2008
12,77
22,19
34,96
366.727
514.7
734.9
1.249,61
196.452
2009
11,9't
20,62 32,53
401.958
470.0
697.8
1.167,87
212.381
2010
11,10
19,93
31,02
425.343
471.2
654.5
1.125,73
221.687
201',1
10,95
18,94 29,89
486.775
409.1
665.7
1.074,81
236.298
2012
10,51
10,09 28,59
517.823
388.6
668.4
1.057,03
252.377
2013
10,63
17,92
28,07
584.605
384.8
725.6
1.110,37
273.682
SumberBPS, Sumsel dalam Angka, beberapa tahun penerbitan
Perkembangan
IPM
Sumatera
huruf dan pendidikan, (3)
Selatan dan lndonesia
Angka lndeks
komprelensip mengenai
tingkat
pencapaian pembangunan manusia sebagai dampak dari pembangunan
dilakukan oleh )ra ng
suatu
negara/daerah. Semakin tinggi
nilai
negara/daerah, PencaPaian
pembangunan manusia semakin baik.
IPM merupakan pengukuran perbandingan dari 3 dimensi dasar pembang
unan
ma
nusia, yaitu:
(1 )
harapan hidup dengan dasar hiduP )a ng sehat dan panjang umur Yang 72
stra
ndar
hidup yang layak yang diukur dengan Pembangunan
Manusia (lPM) memberikan gambaran
IPM suatu menunjukkan
diukur mulai dari kelahiran, (2) melek
logaritma natural dari PDB perkapita dalam paritasi daya beli. skala Berdasarkan internasional IPM dikategorikan
menjadi
4, yaitu; (1) kategori
tinggi
(lPM>80), (2) kategori menengah atias (66
IPM dapat dilihat pada Tabel
menunjukkan bahwa
4
yrarB
terjadi
peningkatan angka IPM untd< Prounsi Sumatera Selatan dan lrdo nesia.
Belanja Pemerintah dan Kemiskinan Rina Sukarman, Tautiq Marwa, Tadjuddin Husin
lndonesia masih dalam kategori
Tabel 4. IPM Provinsi Sumatera Selatan dan lndonesia Tahun 1999-201 3
menerEah bawah, namun tahun 2004 Tahun
IPM
Sunsel
sampai 2013 Sumatera Selatan dan lndonesia
lndonesia memiliki angka IPM kategori
1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
63,90 66.00
64,30 65,80
menenga h atas.
69,60 70,23 71,09 71,40 72,05 72,61 72,95
68,70 69,57 70,10 70,59 71,17 71,76 72,27
Hasil Estimasi Pengaruh belanja pemerintah di bidang kesehatan, pendidikan, dan belanja modal terhadap tingkat kemiskinan di
20't'l 2012 2013
73,42 73,99 74,36
72,77 73,29 73,81
Sumsel
Hasil estimasi model pengaruh
belanja
Sumber: BPS, Sumsel dalam Angka dan
pemerinta
h di
bidang
kesehatan, pendidikan, dan belanja
Statistik lndonesia
modal terhadap tingkat kemiskinan Pada tahun 1999 sampai dengan
tahun 2002,
IPM
secara ringkas dapat dilihat pada
Sumsel dan
Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Estimasi Regresi Berganda Variable
Coefficient Std.
Enor t-Statistic
Prob.
7.177 532
0.ou477
84.96388
0.0000
LNBKES
0.011u7
o.o02121
5.491717
0.0003
LNBPEND
4.002173
0,003097
-0.701696
0.4989
LNBMOD
{.0711 35
0.035815
-1.9861 58
0.0751
R-squared
0.901608
Mean dependent var
Adjusted R-squared
0.872090
S.D. dependent
wr
0.124635
S.E. of regression
0.04457 5
Akaike infc criterion
-3.148327
Sum squared resid
0.019869
Schwarz criterion
-2.965739
Log likelihood
26.03829
HannanQuinn criter.
-3.'165229
F€tatistic
30.54477
Durbin-Watson stat
1.8/9229
Prob(F-statistic)
0.000024
7.158306
Sumber Hasil olahan Eviev6 6.0: model telah lulus seluruh uji asumsi klask
ISSN:1978-5879
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
Pengaruh Pengeluaran pemerintah di Sektor Ksehatan terhadap Jumlah Penduduk Miskin Hasil estimasi yrang ditampilkan
pada Tabel
5
pengeluaran/be
menunjukkan
la
ba trwa
nja pemerinta h untuk
bidang kesehatan
rata per tahun
pengeluaran
pemerintah untuk bidang kese
adalah sebesar 26,99
hatia n
persen,
sedangkan penurunan rata-rata per
tahun tingkat kemiskinan
hanya
sebesar 2,14 persen.
Tidak sejalannya
signifikan
peningkatian
di
mempengaruhi tingkat kemiskinan di
pengeluaran pemerintah
Sumatera Selatan. Bentuk pengaruh
kesehata n dengan penurunan tirEkat
pengeluara
n
pemerintah
kesehatan terhadap
ini
sektor
sektor
kemiskinan
tingkat
balrwa pengeluaran pemerintah tidak
mengindikasikan
kemiskinan adalah positif. Positiftya
secara la ngsung
bentuk hubungan a ntara pengeluaran
tingkat kemiskinan. lndikasi lainnya
pemerintah bidang kesehatan dengan
adalah bahwa arggaran
tingkat kemiskinan
bertentangary'
pemerintah yang telah dialokasikan
berlawanan dengan teori, mestinya
pada sektor kesehatan bertujuan agar
semakin besar
pengeluaran
maslerakat lebih sehat, dan menjadi
pemerintah untuk sektor kesehatan,
maka diharapkan tingkat kemiskinan
lebih produktif. Namun, Sarana kesehatan yarE dapat seperti
turun.
bangunan rumah
Tldak sesuainya bentuk hubungan antara pengeluaran pemerintiah di bidang kesehatian
puskesmas untuk menunjang program
dengan tingkat kemiskinan
mendapatka
di
Sumatera Selatan di antaran)ra disebabkan oleh sangat pesatnya pertambahan nilai pengeluaran pemerinta h dalam kurun waktu 2000
-
pelalanan
mempengaruhi
sakit
kesehata n/be
atau
robat gratis
belum meratia. Selain
n
belanja
itu,
untuk
pelayanan kesehatan,
sebagian masyarakat yang tinggal jauh dari tempal pelayanan kesehatan
juga harus mengeluarkan tra
biaya
nsportasi uriluk berobat.
2013 (terutama periode tahun 2008-
FaKor per€ntu lainn)fa adalah
2013), sedangkan penurunan jumlah
bahwa penduduk miskin yang berada
kemiskinan sangat
pada usia produktif hanp bekerja
lamba n.
Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat
pada sektor
diketahul bahwa pertumbuhan rata-
yang berpenghasilan rendah, saat
74
informal/non-keahlian
Belanja Pemerintah dan Kemiskinan Rina Sukaman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
penduduk tersebut
jatuh
sakit
sesuai dengan teori, yaitu negatif
kemudian sehat kembali, mereka akan
(semakin tinggi
kembali bekerja di bidang yang sama dengan penghasilan lpng sama. lni
pemerintah di sektor pendidikan maka
mendorong pengurangan jumlah
menunjukkan bahwa
penduduk miskin.
pemerintra h
bela nja
dibidang kesehatan belum
bisa mengurargi jumlah pendtduk miskin )Er€ telah ada.
Porsi belanja kesehatan
yang
Belanja
pemeri nta
pengeluaran
h
disektor
pendidikan diduga memarE dapat mengura ngi jumlah penduduk miskin, dilihat dari banpknya lapangan usaha
yang menerima pekerja
disediakan pemerintah relatif besar guna menunja rE program kesehatia n
tingkat perdidikan formal tertentu.
gratis dari
sisi
Kurang nliatanya
lainwa la upun jumla h penduduk miskin
pengeluaran pemerintah
di
pendidikan dalam menurunkan jumla h
pemerinta
h, di
Sumsel mengalami penurunan, namun penurunan tersebut tidak
sebesar biaya kesehatan yarq disediakan. Selain itu, aspek kesehatan seperti yang disebutkan
kemiskinan
di
dengan
pengaruh
di
sektor
nya disebabkan oleh memang masih relatif kecilnp antara
porsi pengeluaran rumah tangga yang
pada bagian terdahulu tidak
dapat dihemat dergan adanya program sekolah gratis. Faktor
berpengaruh langsung atau perlu lag
penentu lainnya adalah
dalam mempengaruhi
walaupun pengeluaran rumah tangga
penurunan
jumlah penduduk miskin.
dapat dihemat sebagai
bahwa
dampak
adanya sekolah gratis, akan tetapi Pengaruh Pengeluaran pemerintah di Sektor Pendidikan terhadap Jumlah Penduduk Miskin
pendapatan rumah tangga dan relatif
Hasil estimasi yang ditampilkan
tetap, maka masih belum bisa meningkatkan daya belinya yarg
pada Tabel
5
karena relatjf
terbatasnya/kecilnya
menunjukkan bahwa pengeluara n/bela nja pemerintah untuk
diperparah dengan teka nan kenaikan
bidarq pendidikan secara statistik ha nya signifikan pada taral alfa (o=50%). Signifikansinya relatif
Pengaruh pengeluaran pemerinta h sektor pendldikan terhadap pengurangan
rendah, akan tetapi bentuk hubungan
miskin diharapkan besar dampaknya
harga-harga kebutuhan pokok.
pendr.duk
75
I
ISSN:1978-5879
Jumal Pembangunan Manusia 10(1 ):61-78
jika
belanja
1
persen,
dalam jangka panjang. lnvestasi di
mengindikasikan bahwa
sektor pendidikan memang tidak akan
modal meningkat sebesar
terlalu berdampak dalam
maka tingkat kemiskinan
jangka
pendek, karena itu mendorong terus
berlakunya aturan porsi anggaran ya
nS relatif besar untuk
sektor
pendidikan diharapkan dalam jangka pania ng dapat mempeningan tekakan
kemiskinan di Sumatera Selatan.
akan
berkura ng sebesar0,0711 persen.
Relatif signifikannya
modal dalam
Belanja
mempengaruhi
penurunan tingkat kemiskinan di
Sumatera Selatan di antaranya disebabkan oleh sifat dari belanja
Dengan berbekal pendidikan, maka peluang untuk berpartisifasi
modal ini dapat langsung mendorong
dalam lapangan kerja formal sangat
meningkatkan
terbuka. Terbukanya kesempatan untuk berperan serta di dalam
masyarakat dalam mengakses sarana
mobilitas barang
dan
ora ng,
kemampuan
dan prasarana ekonomi
(produksi,
perkerjaan formal akan mendorong perbaikan pendapatan dan pada
distribusi ma upun konsumsi).
gilirannya dapat menurunkan jumlah
belanja modal inidi antaranya belanja
pend uduk miskin.
modal tanah, belanja peralatan dan
Komponen
ya
ng tercakup dalam
mesin, belanja gedung dan bangunan,
Pengaruh Belanja Modal terhadap Jumlah Penduduk Miskin Hasil estimasi ya ng ditampilkan
pada Tabel
5
menunjukkan
belanja modal secara
ba trwa
statistik
signifikan pada taraf alfa (o=10%).
Signifikansinya relatif tingSi, dan bentuk hubungannya sesuai dengan tori, yaitu negatif (semakin tinggi belanja modal pemerintah maka
mendorcng pengurangan jumlah perduduk miskin. Nilai koefisien wriabel belanja modal (lnBmod)
adalah sebesar 76
(-0,0711),ini
belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan, juga belanja lainnp yang dapat dirasakan langsung oleh semua
masyarakat. De ngan tersedianya fasilitas umum sebagai output dari pengeluara
n/belanja
modal
pemerintah, maka akan memberikan
ekstemalitas ekonomi positil )eitu akan muncul peluang-peluar€ baru
dalam meningkatkan pendapatan penduduk yang pada gilirannya diharapkan dapat mengurangi jumlah penduduk miskin.
Belanja pemeri ntah dan Kemiskinan Rina Sukatman, Taufiq Marwa, Tadjuddin Husin
KESIMPULAN
disebabkan oleh sifat dari belanja
Berdasarkan
hasil
modal yang dapat
penelitian
mengenai pengaruh
langsung
bela nja
mendo
rong
secarEl
mobilitas
kesehatan,
barang dan ora ng, meningkatkan
dan belanja modal
kemampuan mas)rarakat dalam
terhadap tingkat kemiskinan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
mengakses sara na dan prasarana
ekonomi
sebagai berikut:
maupun konsumsi).
pemerintah dibidang pendidikan,
a.
Pengeluaran pemerintah di sekor kesehatan tidak secara langsung
dapat mengurangi jumlah
uksi,
distribusi
DAFTAR PUSTAKA
Badrudin,
R,
kemiskinan
Khasanah, M. Pengaruh Pendapatan dan
diperlukannya
dapat
Belanja Daerah Terhadap Pembangunan Manusia di Provinsi Daerah lstimewa
lebih
Yog)rakarta. Jumal Manajemen,
1
di S umatera Selatan. Kondisi ini disebabkan oleh
/ag (waktu)
tingkat kesehatan mendorong
masya
mempunyai
rakat
pe[nng
produkif sehingga
agar
Akuntansi, dan
untuk
melakukan aktivitas ekonomi
ya ng
Pembangunan, 201 1, 9(1) 2
mulai
memberikan pengaruh terhadap
lndonesia. Jumal pendidil
pengurarpan jumlah penduduk miskin, walaupun masih dalam
c. Belanja modal
terhadap pengurangan jumlah penduduk miskin di Sumsel.
Kondisi ini di
Ekonomi Dan Brsas2013, 1(t).
3. berpengaruh
antaranla
ef a/. pengaruh
Pada Sektor pendidikan dan Kesehatan Terhadap lndeks Pembangunan Manusia di
Pengeluaran pemerintah di sektor
taraf yang relatif kecil
Astri, Meylina
Pengeluara n pemerintah Daerah
garis kemiskinan
pendidikan sudah
Ekonomi
dapat
meningkatka n pendapatia nnya dan pada gilirannya dapat terlepas dari
b.
(prod
Widodo
A,
Waridin, Johanna,
MK. Analisis
pengaruh
Pengeluaran pemerintah
di
Sektor pendidikan dan Kesehatan Terhadap 77
Jumal Pembangunan Manusia
Pengentasan
Melalui
i0(i
):61-28
ISSN:197&5879
Kemiskinan
Kemiskinan
peningkatan
Master Plan
Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah. Jumat
Dinamika
Kemiskinan
palembang.
Suryawati,
Chriswardani.
Wijapnto, RD. Pengaruh PDRB,
8(3)
Analisis pendidikan Terhadap
-
Badan Pusat Statistik provinsi Sumatera Selata n. Sumatera
Unir,ersitas
Selatan Dalam Angt
Jawa Tengah Tahun 2005
2008. Sknpsi,
8
Diponegoro, Semarang, 20.t 0.
Qodariyah, L,
pengaruh
Pendapatan Dan Belanja Daerah
Terhadap Kemiskinan
Kota
Palembang Pada Tahun 2002-
Palembang: BPS, 2014.
I
Budiriyanto,
E.
Kajian Legal Sistem lnformasi Keua ngan
Daerah (S|KD). Ditjen Perimbangan Keuangan
2011. Sknpsl,
Universitas
Kemenkeu
Sriwija!€, lnderalaya,
201 3.
pada tanggal 8 februari 2015 dari
Taufiq, Abukosim.
78
di Kota
FE Unsri,2010.
7
Kemiskinan Di Kabupaten / Kota
6
pengentasan
Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional. JAtpK 2OOS,
Dan Pengangguran
5
penyusunan
Ekonomi
Pembangunan 201j, 1{1)
4
dan
Rl, 2010.
(diambit
http: //wwwdiok. depke u.qo.id.
Azward
Nazeli, Pemetaan
L
PEDOMAN PENULISAN PROSEDUR
4.
1. Jurnal Pembangunan Manusia terbit tiga kali setahun, mempublikasikan makalat asli laporan hasil penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan yang berhubungan dlngan
2.
pembangunan manusiaTulisan yang dikirim pada redaksi harus yang
belum pernah dipublikasikan ditempat' laii secara utuh maupun sebagian dalam bentuk
3.
Menyerahkan biodata lengkap yang berisi nama lengkap penulis/group penulis (berikut
tertulis originalitas tulisan dan tidak dipublikasrkan dimedia lainnya. 4. Makalah yang pernah diajukan dalam pertemuan ilmiah harus diberi catatan kaki
6.
mengenai pertemuan tersebut.
Tulisan harus diserahkan rangkap 3 (tiga) serta ditulis jenis makalah yang dikirimkan (artikel penelitian, tinjauan pustaka, laporan kasus,dll) pada sudut kanan atas. Untuk memperlancar kerja redaksi, harus juga meyertakan soft copy
direkam datam CD (compact disc).
Naskah yang sudah diedit redaksi masih mungkin dikembalikan kepada penulis bila
dipandang naskah untuk dikoreksi ulang oleh penulis dan agar dikembalikan segera kepada redaksi.
7.
Bagi tulisan yang dimuat maka penulis akan memperoleh 'l eksp cetak lepas dan 2 eksp
Jumal yang telah drcetak secara gratts. FORMAT
1.
2.
Naskah disusun pada kertas 44 dengan tata letak (Lay out) ;
Sisi kiri :3cm Sisi kanan : 2.S cm Sisi atas :3cm Sisi bawah :2cm Kolom.abstrak djketik dalam 1 (satu) kolom font arial ('10) itatic spasi .i. Materi diketik dengan 2 (dua) kolom, jarak antar kolom 1 cm. foni arial
(12) posisi futt (Justify), awal atinea masuk s (lima) ketukan, spasi 1,5. Judul :Arial (14),
huruf Capitat (UppERCASE). tebat (botd) posisi ditengah (center). pengarang dan
alamat
i
ariat (1'1) posisi tengah
sub
judul : arial (12), posisi ful kiri icenter), (teft margin) tidak menggunakan nomor atau turuf jira[ spasi 1,5, daftar pustaka: arial (12) spisi 1
3.
jarak antar nomo|1,5 spasi. Naskah 0udul, isi, daftar pustaka) dan ilustrasi
(tabel, gambar, foto. dsb) jumlah seluruh halaman tidak lebih dari 20 halaman.
I -
singkat penulis 100 kata, terdiri dari n;ma lengkap penulis (tidak disingkat). nama dan
alamat lembaga penulis dan kontak (e_mail.
telephone, fax).
5. Setiap Karya Tulis miah harus dengan
dilengkapi
:
a. Judul
karangan dalam bahasa lndonesia
dan bahasa inggris harus singkat dan jelas maksimal 3 baris ketik atau 90 huruf
cetakan.
gelar), instansi tempat saudara bekerja, alamat yang dapat dihubungi (termasuk telepon dan HP), bidang keahlian/profesi, serta penyataan
5.
Halaman judul mencakup ludul dalam bahasa lndonesia dan bahasa lnggris, serta biografi
b. Abstrak dalam bahasa indonesia
dan
bahasa inggris secara singkat dan jelas
c. d. e.
(maksimum 230 kata). Kata kunci (Keywords) maksimum S kata Pendahuluan (tercakup latar belakang dan
tujuan)
Metodologi Hasil g, Pembahasan h. kesimpulan (dan saran) i. Daftar Pustaka 6. ilustrasi (tabel, gambar dan bagan) harus diberi nomor berurutan. diberi judul diatasnya dan keterangan lengkap. 7. Datlat pustaka disusun menurut Vancouver dan Kepustakaan di dalam naskah disusun menurut angka sesuai dengan pedoman Vancover.
f.
Tata letak penulisan kepustakaan Vancouver
menurut
:
a. Nama keluarga serta huruf perlama nama
kecil b. Judul karangan c. Nama majalah dengan indeks medicus d. Tahun, volume dan halaman e. Dalam teks, nomor ru.jukan sesuai dengan urutan pengutipan f. Contoh Penulisan didaftar pustaka :
Buku :
Philadelphia: Lippincott Wi iams and
Wilkins; 2005. Chapter 29, Endometriosis; P1103_33
Jurnal: Namal N, Vehit HE, Koksal S. Do autistic children have higher levels of caries? A cross-secional study in Turkish children. J
lndian Soc Pedod prev Dent. June;25(2): g7-1O2
2OO7
lnformasi dari lnternet :
The Effect Of Non Surgical perbdortal Therapy on Systemic lmmune Resporse And Blood G,ucose Level Of NtDOL Patients. Iintemetl 2008. Iciled 2()lO b 141 Available frorn: httr/lib.arndaE.cn