Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN SELFCONFIDENCE SISWA MADRASAH TSANAWIYAH Anwar Sadat, M.Pd Jurusan Pendidikan Matematika STKIP Subang
[email protected] ABSTRACT This study aimed to examine the differences in the increase in mathematical problem solving ability and self-confidence among the students who received the Missouri model study Mathematics Project (MMP) and who obtain conventional learning. In addition, also revealed a correlation between mathematical problem solving ability and self-confidence, well graders graders MMP or conventional. Type of research is quasi-experimental research with the study sample consisted of 75 students of class IX are derived from two classes at MTs Subang. Both classes are given pretest and posttest mathematical problem solving ability, and were given a questionnaire beginning and end of the questionnaire selfconfidence. The research hypotheses were tested with parametric test (t test and Pearson Product Moment Correlation) and non-parametric test (Mann Whitney test). The study states that: (1) increase the ability of students' mathematical problem solving experimental class is better than the control class; (2) an increase in self-confidence grade students experiment better than the control class; (3) there is a positive correlation between mathematical problem solving ability and self-confidence of students, good students experimental class and control class. Keywords: Missouri Mathematics Project, mathematical problem solving, and selfconfidence. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menelaah perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-confidence antara siswa yang memperoleh pembelajaran model Missouri Mathematics Project (MMP) dan yang memperoleh pembelajaran konvensional. Selain itu, diungkap pula korelasi antara kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-confidence, baik siswa kelas MMP maupun siswa kelas konvensional. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen dengan sampel penelitian terdiri dari 75 siswa kelas IX yang berasal dari dua kelas di MTs Negeri I Subang. Kedua kelas diberikan pretes dan postes kemampuan pemecahan masalah matematis, dan diberi angket awal dan angket akhir self-confidence. Hipotesis penelitian diuji dengan uji parametrik (uji t dan uji korelasi Product Moment Pearson) dan uji non parametrik (uji Mann Whitney). Hasil penelitian menyatakan bahwa: (1) peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada siswa kelas kontrol; (2) peningkatan self-confidence siswa kelas ekperimen lebih baik daripada siswa kelas kontrol; (3) terdapat korelasi yang 1
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016 positif antara kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-confidence siswa, baik siswa kelas eksperimen maupun siswa kelas kontrol. Kata kunci: Missouri Mathematics Project, pemecahan masalah matematis, dan self-confidence. A. PENDAHULUAN
Salah
Pada hakikatnya matematika
satu
pembelajaran
tujuan
matematika
yang
adalah ilmu yang sering dijumpai
terdapat dalam KTSP matematika
dalam
sehari-hari.
2006 adalah kemampuan pemecahan
Matematika merupakan sarana yang
masalah matematis. Hal ini sejalan
sangat penting untuk meningkatkan
dengan pendapat Branca (Sumarmo,
kemampuan
1994)
kehidupan
berhitung
dan
yang
mengatakan
keterampilan intelektual. Matematika
pemecahan
juga merupakan ilmu yang mendasari
merupakan hal yang sangat penting
perkembangan teknologi moderen,
sehingga
mempunyai
pengajaran matematika, bahkan bisa
peran
penting
dalam
masalah
bahwa
menjadi
perkembangan berbagai disiplin ilmu
dikatakan
dan kemampuan daya pikir manusia.
matematika.
Demi menciptakan
menguasai kemajuan
ilmu
matematik
tujuan
sebagai
umum
jantungnya
Pendapat
serupa
dan
dikemukakan oleh Wahyudin (2008)
dan
bahwa pemecahan masalah adalah
teknologi dimasa depan, diperlukan
bagian
penguasaan matematika yang kuat
matematika, yang didalamnya harus
sejak
melibatkan banyak aspek, yaitu: (1)
dini,
merupakan
sehingga, mata
matematika
pelajaran
yang
integral
Penalaran
dan
dari
belajar
pembuktian;
(1)
wajib diberikan kepada peserta didik
Komunikasi; (3) Koneksi; dan (4)
mulai dari jenjang sekolah dasar
Representasi matematis.
hingga
sekolah
menengah
atas.
Selain
Tujuan utama belajar matematika
pemecahan
adalah
masalah
memberikan
bekal
sebagai
kemampuan-kemampuan
yang
dijadikan
sangat
didik,
pembelajaran
untuk
diperlukan
peserta
digunakan
kehidupannya sehari-hari.
dalam
kemampuan
aspek
matematis
kognitif,
yang
utama
dalam
matematika
adalah
tujuan
aspek afekatif, yaitu rasa percaya diri (self-confidence)
dalam
belajar
2
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016 matematika. Self-confidence adalah
menyelesaikan
pandangan
atau
matematika,
seseorang
terhadap
keyakinannya
perasaan
positif
dirinya
atas
dan
pengetahuan,
masalah
masalah-masalah terutama
yang
masalah-
tidak rutin,
meningkatkan
rasa
dapat
percaya
diri
kemampuan dan kapasitas dirinya
mereka dalam hal itu. Hal ini sejalan
untuk bisa menjalankan tugas atau
dengan pendapat Ubaedy (2011)
menangani
persoalan-persoalan
yang mengatakan bahwa kesuksesan
hidupnya dengan hasil yang sangat
seseorang dalam melakukan sesuatu
baik.
akan menumbuhkan rasa percaya Pentingnya
menumbuhkan
dirinya dalam hal tersebut.
rasa percaya diri dalam menjalani
Sumarmo
(1993),
kehidupan, seperti dikemukakan oleh
studinya
Perry (2006), bahwa kepercayaan diri
masalah matematis siswa SLTP dan
merupakan kunci vital untuk meraih
SLTA serta guru-guru matematika
kesuksesan dalam kehidupan pribadi
menemukan bahwa dalam tingkat
dan pekerjaan. Tanpa adanya rasa
berpikir formal, siswa SMU belum
percaya diri, tantangan hidup akan
berkembang
terasa
kemampuan pemecahan masalahnya
sulit
untuk
diatasi
dan
masalah-masalah akan sangat sulit
bahwa
dan
matematis
siswa
kemampuan secara
umum
antara
disebabkan oleh dua faktor, yaitu: (a)
masalah
faktor internal; (b) faktor eksternal.
self-confidence
Faktor internal salah satunya adalah
kemampuan
pemecahan
matematis
dan dua
optimal
Rendahnya
Beberapa pendapat di atas
merupakan
secara
pemecahan
masih rendah.
untuk bisa dipecahkan.
menunjukkan
mengenai
dalam
saling
pandangan siswa yang mengatakan
self-confidence
bahwa matematika itu sulit, hal ini
menjadikan siswa mampu mengatasi
sering menjadikan mereka benci dan
tantangan baru dan menyelesaikan
takut
pemecahan
Kebencian dan ketakutan terhadap
mempengaruhi.
hal yang
masalah-masalah
untuk
belajar
matematika.
matematis,
sedangkan,
banyak
matematika merupakan dua unsure
pengalaman
kesuksesan
mereka
yang diakibatkan oleh tidak adanya
dan
rasa percaya diri (self-confidence)
dalam
menangani
2
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016 atas potensi yang mereka miliki.
kooperatif
Faktor
eksternal
salah
satunya
latihan kelompok, dimana didalamnya
adalah
cara
guru
dalam
pembelajaran.
Guru
melakukan
terbiasa
pembelajaran
konvensional,
hanya
sekedar
siswa
mengerjakan
saling
menguasai
latihan-
membantu
bahan
ajar,
dalam sehingga
siswa akan lebih percaya diri untuk bertanya
atau
menyampaikan
menyampaikan pesan pengetahuan,
pendapatnya. Selanjutnya, dengan
sementara siswa cenderung pasif.
latihan
Salah
satu
siswa
dapat
model
mengukur sejauh mana pengetahuan
yang
diasumsikan
atau kepahaman yang mereka miliki
meningkatkan
kemampuan
tanpa bantuan orang lain. Pekerjaan
pembelajaran dapat
mandiri,
pemecahan
masalah
confidence
siswa
dan
self-
adalah
model
rumah berupa soal-soal pemecahan masalah
non
rutin
juga
selalu
pembelajaran Missouri Mathematics
diberikan, hal ini untuk memberi
Project (MMP)
motivasi
Model
pembelajaran
memberikan
kesempatan
MMP kepada
kualitas
proaktif
dalam
proses
lebih
meningkatkan
pemahaman
konsep
matematis siswa secara maksimal.
siswa dan guru secara bersamasama
dan
Berdasarkan yang
telah
latar
dipaparkan,
belakang penulis
pembelajaran. Dengan menerapkan
tertarik untuk melakukan penelitian
model
mengenai
pembelajaran
MMP,
guru
upaya
meningkatkan
bertindak sebagai fasilitator dalam
kemampuan
pembelajaran, sedangkan siswa aktif
matematis dan self-confidence siswa
dalam menemukan sendiri konsep
Madrasah Tsanawiyah melalui model
matematika
sedang
pembelajaran Missouri Mathematics
konsep
Project (MMP).
yang
dipelajarinya, tersebut
sehingga
mudah
masalah
dan
Penelitian ini berfokus pada
bertahan lama dalam ingatan siswa
masalah: (1) Apakah peningkatan
dan
kemampuan
siswa
mentransfer kedalam
akan
dipahami
pemecahan
lebih
mampu
pengetahuannya pemecahan
masalah
matematis. Setelah itu siswa secara
pemecahan
masalah
matematis siswa MTs yang mendapat pembelajaran dengan model MMP lebih
baik
dibandingkan
dengan
3
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016 siswa yang mendapat pembelajaran
pretes
konvensional?
eksperimen
peningkatan
(2)
Apakah
self-confidence
siswa
kepada
memberi
siswa
dan
kelas
kelas
kontrol,
pembelajaran
dengan
MTs yang mendapat pembelajaran
menggunakan model MMP untuk
dengan
baik
kelas eksperimen, sedangkan kelas
dibandingkan dengan siswa yang
kontrol pembelajaran konvensional,
mendapat
dan memberikan soal postes untuk
model
MMP
lebih
pembelajaran
konvensional? dan (3) Bagaimana
kedua
korelasi
melakukan
analisis
pemecahan masalah matematis dan
kemampuan
pemecahan
self-confidence
dan
antara
memperoleh MMP
kemampuan
baik
siswa
pembelajaran
maupun
yang
yang model
memperoleh
kelas.
Langkah
self-confidence
ketiga
peningkatan masalah
yang
dicapai
siswa kedua kelas, serta analisis korelasi
antara
kemampuan
pembelajaran konvensional?.
pemecahan masalah matematis dan
B. METODE PENELITIAN
self-confidence
Digunakan metode eksperimen dengan
desain
kelompok
pretes-postes.
kontrol
baik
siswa
yang
memperoleh pembelajaran dengan model
MMP
maupun
yang
Penelitian
memperoleh
Negeri
1
konvensional. Teknik analisis data
Kabupaten Subang semester ganjil
dilakukan atas data kuantitatif dan
tahun ajaran 21012/2013 dengan
data kualitatif yang dikuantitatifkan
populasi seluruh siswa kelas IX dan
Langkah
digunakan dua kelas sebagai sampel
laporan hasil penelitian.
dari sejumlah kelas IX yang ada
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
dilaksanakan
di
MTs
secara purposif.
pembelajaran
keempat
menyiapkan
Bagian hasil dan pembahasan
Penelitian ini dilakukan dalam
ini dibagi menjadi tiga topik utama,
beberapa langkah, langkah pertama
yaitu: (1) Peningkatan kemampuan
berkaitan
pemecahan
dengan
persiapan
matematis
pembuatan instrumen penelitian dan
siswa,
bahan ajar. Langkah kedua adalah
confidence siswa, dan (3) Korelasi
proses
antara
pelaksanaan
penelitian,
(2)
masalah
Peningkatan
kemampuan
self-
pemecahan
dengan tahapan memberikan soal
4
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016 masalah
matematis
dengan
self-
confidence siswa.
disajikan dalam Tabel berikut.
1. Peningkatan
Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa Peningkatan pemecahan
Hasil uji normalitas data pretes
kemampuan
masalah
matematis
siswa dalam penelitian ini,
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes KolmogorovSmirnov Kelas Statistic Df. Sig. Eksperimen
.141
37
.059
Kontrol
.159
38
.016
dilihat
dengan mengolah data hasil pretes, postes dan N-gain. Pretes diberikan kepada
kedua
kelas
untuk
mengetahui bagaimana kemampuan awal pemecahan masalah
siswa,
sedangkan postes diberikan untuk mengetahui pemecahan
kemampuan masalah
akhir
matematis
siswaBerikut ini disajikan statistik deskriptif dari data hasil pretes dan postes Tabel 1 Statistik Deskriptif Data Hasil Pretes & Postes Statistik Statistik Pretes Postes N 37 37 15 44.5 Kelas 4 21.5 Eksperimen 8.6622 33.9459 S 3.2082 5.7552 Kelas N 38 38 Kontrol 18 41 2.5 20.5 7.7763 30.2632 S 4.0448 4.6393 SkorMaksimal 50 Ideal
Berdasarkan
hasil
uji
normalitas data pretes kedua kelas, disimpulkan bahwa data hasil pretes kelas eksperimen berdistribusi normal (Sig.>0.05), sedangkan untuk data hasil
pretes
berdistribusi
kelas normal
kontrol (Sig.
tidak <0.05).
Oleh karena salah satu data hasil pretes
tidak
maka
berdistribusi
analisis
kemampuan masalah
awal
matematis
menggunakan Hasil
uji
uji
normal,
perbedaan pemecahan kedua
kelas
Mann-Whitney.
Mann-Whitney
disajikan
dalam Tabel berikut. Tabel 3 Hasil Uji Mann-Whitney Statistik Mann-Whitney U
542.00 0
Z
-1.713
Asymp. Sig. (2tailed)
.087
5
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016 Berdasarkan
3,
Karena kedua jenis data berdistribusi
diperoleh nilai signifikansi 0.87 (>
normal, maka selanjutnya dilakukan
0.05),
uji
artinya
perbedaan
Tabel
tidak
terdapat
kemampuan
awal
pemecahan masalah pada kedua
homogenitas
Statistic).
Hasil
varians Uji
(Levene
Homogenitas
disajikan dalam Tabel berikut.
tersebut
Tabel 5 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Postes Levene Df1 Df2 Sig. Statistic Skor 1.382 1 73 .244 Postes Based on Mean Berdasarkan Tabel 5,
digunakan data hasil postes, data N-
diperoleh sig.=0.244 > 0.05, sehingga
gain hanya akan digunakan untuk
varians
memberikan
gambaran
masalah
bagaimana
mutu
kelas. Oleh karena hasil analisis data pretes
menunjukkan
kemampuan masalah
awal
matematis
bahwa pemecahan
siswa
kedua
kelas berada pada level yang sama, maka
untuk
peningkatan
kemampuan
melihat
perbedaan
kemampuan
tentang
peningkatan
pemecahan
masalah
Hasil uji normalitas data postes kedua kelas disajikan dalam tebel berikut. Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Data Postes KolmogorovSmirnov Kelas Statistic Df. Sig. Eksperimen
.110
37
.200
Kontrol
.080
38
.200
Tabel
4,
disimpulkan bahwa data hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi
normal
(Sig.
kedua
pemecahan
kelas
adalah
homogen. Karena data homogen, uji statistik selanjutnya adalah uji t. Hasil uji t disajikan dalam Tabel berikut.
matematis siswa di kedua kelas.
Berdasarkan
kemampuan
>0.05),
Tabel 6 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Data Postes t-test for Equality of Means T Df Sig. (2tailed) Skor 3.055 .003 3.68279 Postes Hasil perhitungan uji t pada Tabel
6
diperoleh
tailed)=0.0015 terdapat
<
nilai 0.05,
perbedaan
pemecahan
sig.
masalah
(1-
sehingga
kemampuan matematis
siswa pada kedua kelas. Artinya, siswa
yang
pembelajaran
memperoleh
matamatika
dengan
6
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016 menggunakan model MMP memiliki kemampuan
pemecahan
masalah
matematis yang lebih baik daripada siswa
yang
pembelajaran
memperoleh
konvensional.
Hasil
perhitungan N-gain disajikan dalam
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas Skor Angket Awal Self-Confidence Siswa Kolmogorov-Smirnov Kelas Statistic Df Sig. Eksperimen .095 37 .200 Kontrol .147 38 .037 Berdasarkan Tabel 8, diperoleh nilai signifikansi untuk kelas
Tebel berikut. Tabel 7 N-gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa N Rerata Kualifikas N-gain i Kelas 37 0.6219 Sedang Eksperim en Kelas 38 0.5299 Sedang Kontrol
eksperimen adalah 0.20 (> 0.05), yang artinya data berdisribusi normal, sedangkan untuk kelas kontrol adalah 0.037 (< 0.05), yang artinya data tidak berdistribusi normal. Karena salah satu data tidak berdistribusi normal, maka uji statistik selanjutnya yang digunakan untuk
2. Peningkatan Self-Confidence
menentukan
Siswa
tujuan
atau
tidaknya
perbedaan nilai rerata angket awal
Skala diberikan
ada
self-confidence
kepada
siswa
mengetahui
awal
dengan
self-confidence
pembelajaran, sedangkan skala selfconfidence akhir diberikan kepada siswa dengan tujuan mengetahui self-
Hasil
uji
confidence
awal
dan
akhir
Angket Awal Mann-Whitney U
ini Z
self-confidence siswa.
Asymp. Sig. (2tailed)
disajikan
hasil
uji
Mann-Whitney
Tabel 9 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Angket Awal Self-Confidence Siswa
digunakan untuk melihat peningkatan
Berikut
non-
disajikan dalam Tabel berikut.
confidence siswa pada kedua kelas setelah pembelajaran. Skala self-
uji
parametrik, yaitu uji Mann Whitney.
self-confidence
siswa pada kedua kelas sebelum
adalah
629.00 0 -.784 .433
normalitas skor angket awal SelfConfidence siswa pada kedua kelas.
Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa nilai signifikasi (sig.) sebesar
7
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016 0.43
(>0.05),
disimpulkan
sehingga bahwa
dapat sebelum
berdistribusi
normal,
uji
statistik
selanjutnya yang digunakan untuk
mendapatkan pembelajaran, siswa
menentukan
kedua kelas tersebut memiliki tingkat
perbedaan nilai rerata angket akhir
self-confidence yang sama.
self-confidence
Karena tingkat self-confidence
ada
adalah
Hasil
yang sama, maka, untuk mengetahui
dalam Tabel berikut.
non-
uji
Mann-Whitney
disajikan
tersebut, data yang akan dianalisis adalah data skor angket akhir self-
Angket Akhir
siswa
kedua
self-
uji
Tabel 11 Hasil Uji Perbedaan Dua Rerata Angket Akhir Self-Confidence Siswa
confidence
peningkatan
tidaknya
parametrik, yaitu uji Mann Whitney.
awal kedua kelas berada pada level
perbedaan
atau
kelas
confidence. Skor N-gain hanya akan
Mann-Whitney U
87.000
digunakan
Z
-6.528
untuk
memberikan
gambaran tentang bagaimana mutu peningkatan self-confidence siswa
Asymp. Sig. (2tailed)
Hasil uji normalitas data skor angket akhir self-confidence disajikan dalam Tabel berikut.
Berdasarkan
Berdasarkan
Tabel
Tabel
11,
diketahui bahwa nilai signifikasi (2tailed)
Tabel 10 Hasil Uji Normalitas Skor Angket Akhir Self-Confidence Siswa Kolmogorov-Smirnov Kelas Statistic Df Sig. Eksperimen .069 37 .200 Kontrol .148 38 .034
.000
sebesar
0.00
(<0.05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata
skor
angket
akhir
self-
confidence siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh
10,
konvensional.
diperoleh nilai signifikansi (sig.) untuk
Secara
pembelajaran
rata-rata,
kualifikasi
kelas eksperimen sebesar 0.20 (>
peningkatan self-confidence disajikan
0.05) yang artinya data berdistribusi
dalam tebel berikut.
normal,
sedangkan
untuk
kelas
kontrol adalah 0.034 (< 0.05), yang artinya
data
tidak
berdistribusi
normal. Karena salah satu data tidak
Tabel 12 N-gain self-confidence Siswa N Rerata Kualifikasi N-gain Kelas 37 0.3432 Sedang Eksperim 8
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016 confidence siswa dalam matematika,
en Kelas Kontrol
38
0.0752
Rendah
pemecahan masalah matematis dengan self-confidence siswa. hubungan
uji
Spearman.
Hasil
korelasi uji
Rank
korelasinya
disajikan dalam Tabel berikut.
3. Korelasi antara kemampuan
Bagian
digunakan
ini
menganalisis
antara
kemampuan
Tabel 13 Hasil Uji Korelasi Kemampuan Pemecahan Masalah dan SelfConfidence Siswa Kelas Kontrol
pemecahan masalah matematis dan self-confidence, eksperimen kontrol.
baik
siswa
kelas
maupun
siswa
kelas
Untuk
itu,
dilakukan
uji
korelasi.
Tabel korelasi
13,
memperlihatkan
antara
kemampuan
pemecahan masalah matematis dan a. Uji
korelasi
kemampuan
self-confidence siswa kelas kontrol
pemecahan masalah matematis
adalah 0,733 dengan nilai signifikansi
dan self-confidence siswa kelas
sebesar 0,00. Harga korelasi yang
kontrol
diperoleh adalah 0,733 yang berarti
Uji
normalitas
postes
tingkat hubungannya tergolong tinggi.
masalah
Karena nilai signifikansi 0,00 kurang
matematis dan angket akhir siswa
dari 0,05, maka terdapat hubungan
kelas
disajikan
yang signifikan antara kemampuan
memperlihatkan
pemecahan masalah matematis dan
kemampuan
bahwa
telah
yang
skor
pemecahan siswa
pemecahan
kontrol
sebelumnya
data
postes
kemampuan
masalah
matematis
berdistribusi
normal,
self-confidence siswa kelas kontrol.
b. Uji
korelasi
kemampuan
sedangkan skor angket akhir self-
pemecahan masalah matematis
confidence siswa kelas kontrol tidak
dan self-confidence siswa kelas
berdistribusi
eksperimen
normal.
Untuk
mengetahui seberapa kuat hubungan antara masalah
kemampuan matematis
Uji
normalitas
skor
postes
pemecahan
kemampuan
dan
matematis dan angket akhir siswa
self-
pemecahan
masalah
9
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016 kelas eksperimenpun telah dilakukan
signifikansi 0,00 kurang dari 0,05,
pada
maka terdapat hubungan positif yang
pembahasan
sebelumnya.
Hasilnya memperlihatkan bahwa skor
signifikan
postes
pemecahan masalah matematis dan
kemampuan
pemecahan
antara
masalah matematis dan angket akhir
self-confidence
self-confidence
eksperimen.
siswa
kelas
eksperimen
berdistribusi
normal,
sehingga,
untuk
seberapa
kuat
kemampuan
mengetahui
hubungan
pemecahan
antara
kemampuan
siswa
kelas
D. KESIMPULAN DAN SARAN Dari
seluruh
rangkaian
masalah
penelitian yang telah dilakukan, mulai
matematis dan self-confidence siswa
dari langkah persiapan, pelaksanaan,
dalam
hingga analisis data, maka dapat
matematika
digunakan
uji
korelasi Product Moment Pearson.
dikemukaan
Hasil uji korelasinya disajikan dalam
berikut.
Tabel berikut.
1. Peningkatan
Tabel 14 Hasil Uji Korelasi Kemampuan Pemecahan Masalah dan SelfConfidence Siswa Kelas
kesimpulan
kemampuan
pemecahan siswa
sebagai
masalah
MTs
yang
matematis mendapat
pembelajaran dengan model MMP lebih baik dibandingkan dengan siswa
yang
pembelajaran
mendapat konvensional
(ekspositori). Eksperimen Dari Tabel 14,
2. Peningkatan self-confidence siswa diperoleh
MTs yang mendapat pembelajaran
kemampuan
dengan model MMP lebih baik
pemecahan masalah matematis dan
dibandingkan dengan siswa yang
self-confidence
mendapat
korelasi
antara
siswa
kelas
eksperimen adalah 0,773 dengan nilai signifikansi sebesar 0,00. Harga
pembelajaran
konvensional (ekspositori). 3. Terdapat hubungan positif yang
korelasi yang diperoleh adalah 0,773
signifikan
yang berarti tingkat hubungannya
pemecahan
tergolong
dan self-confidence siswa yang
tinggi.
Karena
nilai
antara masalah
kemampuan matematis
10
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 24775673 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016 memperoleh pembelajaran MMP maupun siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini memberikan sebuah alternatif upaya guru atau sekolah
dalam
kemampuan
meningkatkan
pemecahan
masalah
matematis dan self-confidence siswa. Apabila model ini akan dilakukan, sebaiknya dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Selain itu, bagi peneliti
lanjutan,
hendaknya
Kontemporer. Bandung: JICAUPI. Sumarmo, U. (1994). Suatu Alternatif Pengajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah pada Guru dan Siswa SMA di Kodya Bandung. Laporan Penelitian IKIP Bandung: Tidak Diterbitkan. Sundayana, R. (2010). Statistika Penelitian Pendidikan. Garut: STKIP Garut Press. Ubaedy, A.N. (2011). Total Confidence.9 Langkah Mendongkrak Pede. Bogor: Bee Media Pustaka.
dilakukan dengan tambahan alat ukur yang lebih akurat dan pada kajian yang lebih luas, baik materi, populasi, maupun
kemampuan
matematika
lainnya.
Wahyudin.(2008). Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Pelengkap untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogis Para Guru dan Calon Guru Profesional. Bandung: Tidak Diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA Bell, F. H. (1978). Teaching and Learning Mathematics (in secondary schools). United States: Brown Company Publisher. Krulik, S. dan Rays, R. E.(1980). Problem Solving in School Mathematics. Virginia. NCTM. Perry, M. (2006).Confidence Booster. Jakarta: Esensi. Polya, G. (1985). How to Solve it. A new Aspect of Mathematical Method, Second Edition. New Jersey: Princenton University Press. Suherman, E. dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika 11