JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 4 NO

Download 2 Mei 2016 ... lebih pada kemampuan pemahaman matematis siswa. Tingkat pemahaman matematis seorang siswa lebih dipengaruhi oleh pengalaman ...

0 downloads 626 Views 1MB Size
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 10 KENDARI Israwati Rusia1), Fahinu2), Kadir Tiya3) 1)

Alumni Jurusan Pendidikan Matematika, 2,3) Dosen Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo Email: [email protected] Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswa dan sulitnya guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) deskripsi kemampuan pemahaman matematis siswa sebelum dan sesudah penerapan pendekatan saintifik, (2) pengaruh pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 10 Kendari. Teknik pengambilan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan pemberian tes kemampuan pemahaman matematis berbentuk tes uraian. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan, (1) deskripsi kemampuan pemahaman matematis siswa sebelum penerapan pendekatan saintifik dengan rerata pretest adalah 36,13 dan kemampuan pemahaman matematis siswa setelah penerapan pendekatan saintifik dengan rerata posttest adalah 67,12, (2) terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan pembelajaran saintifik terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi kubus dan balok di SMPN 10 Kendari tahun ajaran 2015/2016. Kata Kunci: pendekatan saintifik, kemampuan pemahaman matematis siswa, analisis THE EFFECT OF SCIENTIFIC APPROACH TOWARD COMPREHENSION OF MATHEMATICAL ABILITY GRADE STUDENTS OF SMPN 10 KENDARI Abstract This research is motivated the lack of comprehension of students 'mathematical abilities and the difficulty teachers use appropriate learning approach to improve students mathematical comprehension. This study aims to determine: (1) a description of comprehension students mathematical abilities before and after the application of scientific approaches, (2) the effect of the scientific approach to comprehension students mathematical abilities. The population this study were students of class VIII SMPN 10 Kendari. The sampling technique the research done by purposive sampling. Data collected administering the test the ability of comprehension mathematical description of the test form. Data were analyzed using descriptive statistics and statistics. Based on the analysis of data and discussion is concluded, (1) a description of the ability of students mathematical comprehension prior to the application of the scientific approach with the average value pretest is 36,13 and ability after the application of a scientific approach with the average value posttest is 67.12, (2) there is a significant effect on the use of scientific approach to learning ability of students mathematical comprehension of the material cubes and blocks in SMPN 10 Kendari academic year 2015/2016. Keywords : scientific approach, mathematical comprehension ability students, analysis

Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya

85

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 Pendahuluan Matematika mempunyai sifat abstrak yang terdiri dari fakta, operasi atau relasi, konsep dan prinsip sehingga untuk mempelajari matematika diperlukan pemahaman konsep yang baik. Dalam memahami suatu konsep matematika, maka diperlukan pemahaman konsep lain yang terkait. Dengan kata lain, untuk memahami suatu konsep yang baru diperlukan pemahaman konsep sebelumnya. Oleh karena itu, pentingnya untuk memahami suatu konsep yang sederhana karena dari pemahaman konsep yang sederhana itulah berangkatnya suatu pemahaman konsep yang rumit (Yusuf, 2014:2). National Council Of Teacher of Mathematics (NCTM, 1989) bahwa pemahaman matematis merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Siswa dalam belajar matematika harus dengan pemahaman. Hal tersebut berakibat bahwa dalam setiap belajar matematika harus ada unsur pemahaman matematisnya. Kemampuan Pemahaman matematis sangat penting dibutuhkan terutama untuk materi-materi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya materi kubus dan balok. Materi kubus dan balok merupakan salah satu materi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep dari kubus dan balok bukan hanya sekedar dihafalkan saja, tetapi lebih pada kemampuan pemahaman matematis siswa. Tingkat pemahaman matematis seorang siswa lebih dipengaruhi oleh pengalaman siswa itu sendiri. Hal ini berarti pemahaman seorang siswa dalam belajar diperoleh dalam pembelajaran matematika. Bruner menyatakan, pembelajaran matematika merupakan usaha untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan melalui proses, karena mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk (Markaban, 2006: 3). Hal ini sejalan dengan Vygotsky yang menyatakan bahwa, konstruksi pengetahuan terjadi melalui proses interaksi sosial bersama orang lain yang lebih mengerti dan paham akan pengetahuan tersebut. Proses tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga siswa harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang harus dimilikinya. Pemahaman diperoleh oleh siswa melalui suatu rangkaian proses yang 86

www.jppm.hol.es

dilalui oleh siswa saat belajar dan interaksi yang terjadi saat belajar bersama orang lain, sehingga siswa dapat membentuk pengetahuan dan pemahaman dari apa yang dialaminya (Marhaeni, 2007:17). SMPN 10 Kendari merupakan salah satu SMP di Kota Kendari yang masih menerapakan kurikulum KTSP. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas terlihat bahwa dalam proses pembelajaran, guru masih berperan aktif dalam menyampaikan materi pelajaran. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered). Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan materi pelajaran dengan cara ceramah, pemberian contoh soal dan pemberian tugas untuk dikerjakan siswa. Dari proses pembelajaran di kelas menunjukkan bahwa selama pembelajaran masih banyak siswa yang belum bisa menyelesaikan soal yang diberikan guru, siswa hanya terpaku pada contoh soal yang diberikan dan tidak mengetahui konsep sebenarnya dari soal tersebut. Pada proses pembelajaran siswa tidak diarahkan untuk memahami informasi yang diberikan guru sehingga siswa tidak memahami dan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan hasil tes awal kemampuan pemahaman matematis diperoleh bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa kelas VIII tergolong rendah dengan rata-rata kelas secara keseluruhan mencapai 36,13. Dari dua indikator kemampuan pemahaman matematis siswa yaitu pemahaman instrumental (hafal konsep/prinsip tanpa kaitan dengan yang lainnya, menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana, dan mengerjakan perhitungan secara algoritmik), pemahaman relasional (mengaitkan satu konsep/prinsip dengan konsep/prinsip) diketahui bahwa rata-rata kemampuan siswa pada dua indikator di atas masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswa di SMPN 10 Kendari salah satu faktor penyebabnya, berkaitan dengan pembelajaran yang diselenggarakan guru di sekolah. Selama ini guru cenderung text book oriented dan masih didominasi dengan pembelajaran yang terpusat pada guru. Kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa atau tidak mempertimbangkan tingkat kognitif siswa sesuai dengan perkembangan usianya. Pembelajaran matematika masih bersifat satu arah yang menyebabkan kurangnya

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan di kelas menyebabkan pembelajaran yang dilakukan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Dengan pembelajaran seperti ini, siswa sebagai subjek belajar kurang dilibatkan dalam menemukan konsep-konsep pelajaran yang harus dikuasainya. Hal ini menyebabkan konsep-konsep yang diberikan tidak membekas tajam dalam ingatan siswa sehingga siswa mudah lupa dan sering kebingungan dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika. Disamping itu, sebagaian besar siswa menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang susah sehingga menyebabkan siswa kurang antusias dalam pembelajaran karena tidak ada dorongan dalam dirinya untuk belajar sendiri hanya mengharapkan dari apa yang diajarkan guru di kelas. Pembelajaran yang dilakukan guru selama ini belum banyak melakukan variasi dalam pembelajaran dan belum memfokuskan pada kemampuan berpikir siswa tertentu khususnya kemampuan pemahaman matematis siswa. Selain itu selama ini siswa tidak dirangsang untuk melibatkan diri secara penuh (student centered) dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa, maka dibutuhkan suatu pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dalam pembelajaran. Memberi peluang guru untuk lebih kreatif, dan mengajak siswa untuk aktif dengan berbagai sumber belajar. Pendekatan pembelajaran yang dimaksud tersebut adalah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang di amanatkan dalam kurikulum 2013 (meliputi: mengamati, menanya, mencari informasi, mengasosiasikan informasi, dan mengkomunikasikan). Pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian, mendorong siswa memperoleh sendiri penyelesaian dari masalah yang diberikan dan melatih siswa untuk mampu berfikir logis, runut dan sistematis. Pendekatan pembelajaran saintitifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses.

Pendekatan saintifik memiliki lima komponen utama yaitu mengamati, menanya,mengumpulkan informasi,mengolah informasi,dan mengkomunikasikan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 10 Kendari“. Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: ada tidaknya pengaruh pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa. Pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga terjadi perubahan pada siswa kearah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009:11). Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan siswa melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika (Syarifuddin dalam Soewandi, 2005:25). Dalam pembelajaran matematika seharusnya siswa diberi kesempatan mengkonstruksi pengetahuan yang perlu diketahui melalui berbuat, mengamati, mengklasifikasi, menyelesaikan masalah, berkomunikasi, berinteraksi atau bernegosiasi dengan yang lain termasuk dengan guru melakukan refleksi, estimasi, atau prediksi mengambil kesimpulan, menyelidiki hubungan, keterkaitan, dan sebagainya. Pembelajaran matematika diharapkan berakhir dengan sebuah pemahaman siswa yang komprehensif dan holistik (lintas topik bahkan lintas bidang studi jika memungkinkan) tentang materi yang telah disajikan (Suherman, 2001:298). Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam pembelajaran matematika seharusnya tidak menyekat secara tegas pelajaran matematika sebagai penyajian materi-materi matematika belaka. Topik-topik dalam matematika sebaiknya tidak disajikan sebagai materi secara Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya

87

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 parsial, tetapi harus diintegrasikan antara satu topik dengan topik yang lain bahkan dengan bidang lain (Suherman, 2001: 302). Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar dalam suatu hal. Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Tahap pemahaman sifatnya lebih kompleks dari pada tahap pengetahuan. Untuk dapat mencapai tahap pemahaman terhadap suatu konsep matematika maka siswa harus mempunyai pengetahuan terhadap konsep tersebut (Sudijono, 2005:50). Kemampuan pemahaman matematis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pemahaman instrumental, yaitu hafal konsep/prinsip tanpa kaitan dengan yang lainnya, dengan menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana, dan mengerjakan perhitungan secara algoritmik. Kemampuan tergolong kemampuan berpikir matematis tingkat rendah. b. Pemahaman relasional, yaitu mengaitkan satu konsep/prinsip dengan konsep/prinsip lainnya. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi (Ferdianto,2011:51). Tujuan pendidikan daerah kognitif itu dibagi kedalam 6 aspek, salah satunya aspek pemahaman. Apabila siswa mengerti tentang sesuatu maka dia telah memahami sesuatu. Kemampuan pemahaman matematika dapat

diartikan sebagai kesanggupan atau kemampuan siswa dalam memahami atau mengerti tentang matematika baik ketika guru sedang menjelaskan materi ataupun dalam bentuk soal yang diberikan (Ruseffendi dalam Nurjannah, 2006:24). Kemampuan pemahaman matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan. Namun lebih dari itu, dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip. Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut: 1). Berpusat pada siswa 2). Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip 3). Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangrang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. 4).D apat mengembangkan karakter siswa

Gambar 1. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegtasi (Daryanto, 2014: 53).

88

www.jppm.hol.es

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 Pendekatan saintifik merupakan pendekatan dalam proses pembelajaran yang diamanatkan dalam kurikulum 2013. Salah satu model pembelajaran yang disarankan untuk digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Model PBM merupakan pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan

praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan. PBM merupakan suatu model pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis (Boud dan Felleti dalam Wena, 2010:91). Langkah-langkah PBM adalah sebagai berikut.

Tabel 1 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah Fase 1 2

3

4

5

Indikator Orientasi siswa masalah Mengorganisasikan untuk belajar

Tingkah Laku Guru pada Menjelaskan tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah siswa Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dnegan msalah tersebut Membimbing pengalaman Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi individu/kelompok yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatan penjelasan dan pemecahan masalah Mengembangkan dan Membantu siswa dalam merencanakan dan menyajikan hasil karya menyiapkan karya yang sesusai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya Menganalisis dan Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau mengevaluasi proses evaluasi terhadap penyelidikan merek dan proses pemecahan masalah yang mereka gunakan. (Ibrahim dan Nur dalam Rusnam, 2010: 243)

Metode Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 10 Kendari, Waktu pelaksanaannya pada semester genap bulan Maret-April tahun ajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 10 Kendari yang tersebar di 3 kelas paralel dengan guru yang sama. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel dua kelas eksperimen. Penentuan sampel penelitian dilakukan berdasarkan tes awal kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Dari hasil tes tersebut diperoleh dua kelas eksperimen.

Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu a. Variabel bebas yaitu perlakuan berupa pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan saintifik. b. Variabel terikat berupa kemampuan pemahaman matematis siswa yang dengan menerapkan pendekatan saintifik. Desain penelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Grup. Rancangan ini terdiri atas dua kelompok yang keduanya ditentukan dengan pertimbangan tertentu. Sebelum dilakukan penelitian kedua kelompok diberikan tes awal (pretest) dan setelah dilakukan penelitian kedua kelompok diberikan tes akhir (posttest). Prosedurnya dapat digambarkan pada Tabel 2.

Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya

89

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 Tabel 2 Rancangan Penelitian Pretest P (E)

Perlakuan

T0

Keterangan: P = Proses pemilihan subyek secara purposive E = Kelompok eksperimen X1 = Perlakuan dengan penerapan pendekatan saintifik pada kelas eksperimen T0 = Kemampuan pemahaman matematis siswa sebelum perlakuan dengan penerapan pendekatan saintifik pada kelas eksperimen. T1 = Kemampuan pemahaman matematis siswa setelah perlakuan dengan penerapan pendekatan saintifik pada kelas eksperimen.

Posttest

X1 T1 (Fauziah, 2010: 2) Penelitian ini mempunyai instrumen kemampuan pemahaman matematis siswa. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa tes tertulis dalam bentuk uraian yang disusun oleh peneliti bekerja sama dengan guru bidang studi matematika kelas VIII SMPN 10 Kendari dan terlebih dahulu diuji cobakan kepada siswa kelas VIII di sekolah lain. Untuk mengklasifikasikan kualitas kemampuan pemahaman matematis siswa, digunakan penilaian PAP skala lima menurut Suherman (2001 : 236) yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Klasifikasi Kualitas Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Persentase rentang nilai (%)

Klasifikasi

90 ≤ A < 100 75 ≤B < 90 55 ≤ C < 75 40 ≤ D < 55 0 ≤ E < 40

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan keshahihan atau tingkat kevalidan suatu instruman dan ini mutlak dilakukan oleh peneliti untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Untuk tes uraian, validitas butir tesnya dihitung dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar sebagai berikut: rxy=

𝑛 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)

�{𝑛 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2 } {𝑛 ∑ 𝑦 2 −(∑ 𝑦)2 }

(Sugiyono,

2015 : 228). Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variable x dan y x = skor item y = skor total n = jumlah subjek Kriteria pengujian sebagai berikut: a. Jika rxy ≥ rtabel dengan α=0,05 maka item tersebut valid. b. Jika rxy ˂ rtabel dengan α=0,05 maka item tersebut tidak valid. Butir soal yang valid, 90

www.jppm.hol.es

kemudian dijadikan soal pretest dan posttest kemampuan pemahaman matematis siswa. Tes dikatakan reliabel jika tes yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas merupakan suatu ketetapan alat ukur dalam jangka waktu tertentu. Reliabilitas menunjukkkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk mengetahui reliabilitas tes uraian digunakan rumus alpha cronbach sebagai berikut: ∑ σ2 n � �1 − σ2i � n−1 t

r11 = �

(Arikunto, 2005:109)

Keterangan : r11 = reliabilitas 𝑛 = jumlah item yang valid ∑ 𝜎𝑖2 = jumlah varians skor tiap item, 𝜎𝑡2 = varians total

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 Pemberian interpresentasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) digunakan kriteria berikut : r11 ≤ 0,20 reliabilitas : sangat rendah 0,20 < r11 ≤ 0,40 reliabilitas : rendah 0,40 < r11 ≤ 0,70 reliabilitas : sedang 0,70 < r11 ≤ 0,90 reliabilitas : tinggi Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberian instrumen penelitian berupa tes kemampuan pemahaman matematis berupa tes uraian sebanyak dua kali yaitu, pretest dan dan posttest. Penelitian eksperimen ini menggunakan teknik analisis data yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deksriptif merupakan analisis yang digunakan untuk menggambarkan keadaan sampel dalam bentuk rata-rata (𝑥̅ ), median (Me), modus(Mo), varians (S2), standar deviasi (S), nilai maksimum (Xmax), dan nilai minimum (Xmin). Analisis inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Namun

sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu melalui tahapan uji yang lain, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat untuk melakukan uji hipotesis. Data yang digunakan dalam uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis berbentuk skor Normalized Gain (N-gain). Rumus normal gain menurut Hake dalam Asmi adalah sebagai berikut: N − Gain =

Spost − Spre Smax − Spre

Keterangan : Spost = skor posttest, Spre = skor pretest, Smax = skor maksimum yang mungkin dapat diperoleh siswa. Kriteria nilai N-gain pada Tabel 4.

Tabel 4 Kriteria Gain Ternormalisasi (N-Gain) Perolehan N-Gain N-Gain > 0,70 0,30 ≤N-Gain ≤ 0,70 N-gain< 0,30

Hasil

Hasil analisis validitas berdasarkan uji coba tes pretest kemampuan pemahaman matematis siswa yang terdiri dari 7 butir soal yang diberikan kepada 28 siswa.

Kriteria Tinggi Sedang Rendah (Asmi,2014: 51)

Berikut ini adalah hasil analisis validitas tes kemampuan pemahaman dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Hasil Analisis Uji Coba Pretest Kemampuan Pemahaman Matematis No.Soal 1 2 3 4 5 6 7

Indeks Validitas Isi 0.468 0.613 0.736 0.333 0.468 0.587 0.267

V Patokan 0.374

Keterangan Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Invalid

Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya

91

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016

Berdasarkan Tabel 5 diperoleh 5 butir soal valid yaitu butir soal nomor 1,2,3,4 ,5. Hal ini terlihat dari indeks validitas isi kelima butir soal yang lebih besar dari nilai patokan validitas. Kemudian 5 butir soal ini dijadikan alat untuk

kemampuan pemahaman matematis siswa dan 2 butir soal yang invalid yaitu butir soal nomor 4 dan 7 dihilangkan. Hasil analisis validitas uji coba tes posttest kemampuan pemahaman matematis siswa terlihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil Analisis Uji Coba Posttest Kemampuan Pemahaman Matematis No.Soal 1 2 3 4 5

Indeks Validitas Isi 0.515 0.415 0.580 0.759 0.880

Berdasarkan Tabel 6 diperoleh kelima butir soal valid. Hal ini terlihat dari indeks validitas isi kelima butir soal yang lebih besar dari nilai patokan validitas. kemudian kelima butir soal dijadikan alat

V Patokan 0.473

Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid

untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis siswa. Hasil analisis reliabilitas tes kemampuan pemahaman matematis siswa terlihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Hasil Analisis Reliabilitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis Instrumen Pretest Posttest

Koefisien reliabilitas 0,65 0,96

Berdasarkan Tabel 7 di atas diperoleh nilai koefisisen reliabilitas tes. Berdasarkan instrument pretest =0,65 yang diinterpresentasikan dalam kategori reliabilitas sedang dan koefisien reliabilitas dari instrument posttest =0,96 yang dapat diinterprestasikan dalam kategori reliabilitas tinggi. Hal ini berarti bahwa tes ini cukup diandalkan untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis siswa. Data kuantitatif diperoleh dari pretest dan posttest kemampuan pemahaman matematis siswa. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik diadakan pretest di kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan pemahaman matematis siswa pada

92

www.jppm.hol.es

Iterprestasi korelasi Sedang Sangat Tinggi

materi Sistem Persamaan Linear Dua Variable (SPLDV) dan dijadikan skor awal, yang diberikan kepada 54 orang siswa. Setelah pembelajaran selesai dilaksanakan, diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan matematis siswa pada materi kubus dan balok sehingga diperoleh nilai gain untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa setelah pembelajaran dilaksanakan. Ukuran statistik data diperoleh dari analisis data pretest dan posttest kemampuan pemahaman matematis siswa yang dilaksanakan terhadap kelas eksperimen. Analisis deskriptif dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010 diperoleh data kemampuan pemahaman matematis siswa pada Table 8.

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 Tabel 8 Statistik Deskripsi Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Statistik

Mean Varians (S2) SD Max Min Median Modus N

Kemampuan Pemahaman Matematis Pretest Posttest 36,13 67,12 710,06 393,27 26,65 19,38 100 100 2 22 28 65,5 20 64 54 54

Berdasarkan Tabel 8 diperoleh hasil analisis deskriptif skor pretest dan posttest kemampuan pemahaman matematis siswa pada kelas eksperimen dengan jumlah siswa 54 orang pada hasil pretest di peroleh nilai minimum 2 dan maksimum sebesar 100. Nilai rata-rata hasil pretest diperoleh sebesar 36,13, hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kemampuan pemahaman matematis siswa tergolong sedang. Median atau nilai tengah sebesar 28. Modus atau nilai yang sering muncul adalah 22. Nilai menunjukkan bahwa sebagaian besar siswa memiliki kemampuan pemahaman matematis yang tergolong rendah. Standar deviasi 26,06 dan varians sebesar 710,06. Nilai varians ini menunjukkan bahwa keragaman kemampuan pemahaman matematis pada pretest tergolong besar.Hasil posttest diperoleh bahwa

N-Gain

0,44

22 sebagai nilai minimum dan 100 sebagai nilai maksimum. Nilai rata-rata pada hasil posttest diperoleh sebesar 67,12. Hal ini menggambarkan bahwa keseluruhan kemampuan pemahaman matematis siswa mengalami peningkatan. Median atau nilai tengah sebesar 65,5. Modus atau nilai yang sering muncul adalah 64. Nilai ini menggambarkan bahwa sebagai besar siswa memiliki kemampuan pemahaman matematis yang baik. Standar deviasi sebesar 19,38 dan varians sebesar 393,27. Nilai ini menunjukkan bahwa keragaman kemampuan pemahaman matematis siswa pada posttest kecil. Data hasil penelitian pada kelas eksperimen, menghasilkan data kalkulasi N-gain yang di sajikan pada Table 9.

Tabel 9 Kriteria Gain Ternormalisasi (N-Gain) N-Gain

N-Gain < 0,30 0,30≤N-Gain≤0,70 N-Gain > 0,70 Jumlah

Klasifikasi

Frekuensi

Rendah Sedang Tinggi

Kelas Eksperimen 15 27 12 54

Berdasarkan Tabel 9 diperoleh nilai Ngain pada kelas eksperimen klasifikasi yang sedang dan rendah tersebar yaitu pada interval N-Gain < 0,30 dengan jumlah siswa 15 orang dan pada interval 0,30≤N-Gain≤0,70 dengan jumlah siswa 27 orang sedangkan pada Ukuran klasifikasi kualitas data diperoleh dari data pretest dan posttest

Frekuensi Relative (%) Kelas Eksperimen 33,33 60 26,67 100

klasifikasi yang tinggi yaitu pada interval NGain > 0,70 dengan jumlah siswa 12 orang. Rerata N-gain yang diperoleh pada kelas eksperimen adalaitu 0,44 sehingga memiliki klasifikasi sedang dengan nilai N-gain minimum -0,81 dan nilai N-gain maksimum 0,90.

Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya

93

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 kemampuan pemahaman matematis siswa yang dilaksanakan terhadap kelas eksperimen dapat

dilihat pada Tabel 10. dan Tabel 11 berikut ini.

Tabel 10 Klasifikasi Kualitas Pretest Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Persentase rentang nilai (%)

Klasifikasi

Frekuensi

90 ≤ A < 100 75 ≤B < 90 55 ≤ C < 75 40 ≤ D < 55 0 ≤ E < 40

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

4 2 6 10 32

Berdasarkan Tabel 10 diperoleh bahwa kualitas kemampuan pemahaman matematis siswa sebagian besar masih sangat rendah dengan 32 siswa yang mendapat nilai dari 0 sampai 40, hal ini mengindentifikasikan siswa tidak memahami apa yang diajarkan guru di

Frekuensi Relative (%) 7,40 3,70 11,11 18,51 59,25

kelas khususnya pada materi SPLDV. Untuk kualitas sangat tinggi terdiri dari 4 siswa dari 54 siswa di kelas menggambarkan hanya sebagian kecil siswa yang memiliki kemampuan pemahaman yang sangat tinggi dengan memperoleh nilai 90 sampai 100.

Tabel 11 Klasifikasi Kualitas Posttest Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Persentase rentang nilai (%) 90 ≤ A < 100 75 ≤B < 90 55 ≤ C < 75 40 ≤ D < 55 0 ≤ E < 40

Klasifikasi

Frekuensi

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

7 15 18 5 9

Frekuensi Relative (%) 12,96 27,78 33,33 9,25 16,67

Berdasarkan Tabel 11 diperoleh bahwa kualitas kemampuan pemahaman matematis siswa setelah penggunaan pembelajaran pendekatan saintifik pada materi kubus dan balok sebagian besar sudah pada klasifikasi cukup dengan 18 siswa yang mendapat nilai dari 55 sampai 75 hal ini mengindikasikan terjadi peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa. Di samping itu, hal itu didukung dengan klasifikasi kualitas rendah dan sangat rendah mengalami penurunan dari segi frekuensi Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan bantuan program SPSS 16.0, hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 12.

94

www.jppm.hol.es

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 Tabel 12 Hasil Analisis Statistik Uji Normalitas Data Kemampuan pemahaman matematis Siswa pada Kelas Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa

Most Extreme Differences

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Test distribution is Normal. Berdasarkan Tabel 12 diperoleh bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov pada kelas eksperimen diperoleh 0,106>0,05=α, sehingga H0 diterma. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data nilai kemampuan pemahaman matematis siswa dengan

54 .4372 .39652 .165 .094 -.165 1.211 .106

menggunakan pendekatan saintifik berdistribusi normal. Uji homogenitas digunakan untuk untuk mengetahui apakah data mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak. Untuk menguji apakah data mempunyai varians yang sama atau tidak digunakan statistik uji leneve seperti yang disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13 Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa

Levene Statistic 9.361

Test of Homogeneity of Variances K-E df1 df2 1 52

Berdasarkan Tabel 13 diperoleh dilihat bahwa nilai signifikasi statistik uji leneve adalah 0,00. nilai signifikan ini lebih besar dari taraf signifikasi 0,05 (nilai sig. (0,214) > 0,05=α), maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki varians yang sama. Ini berarti data yang diperoleh dari perlakuan dengan pendekatan saintifik memiliki varians yang sama (homogen). Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukan bahwa data kemampuan pemahaman matematis siswa kelas eksperimen berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis masing-masing kelas

Sig. .214

eksperimen umtuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa digunakan rumus uji-t satu sampel (One-Sample Test). Rumusan hipotesis statistik yang diuji adalah: Kelas eksperimen H0 : µ ≤ 36,13 H1 : µ > 36,13 µ= rerata kemampuan pemahaman matematis siswa kelas eksperimen yang diajar dengan pendekatan saintifik Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 14.

Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya

95

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 Tabel 14 Hasil Analisis Statistik Uji Hipotesis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Kelas Eksperimen K_E t

df

23.686

53

One Sample Test Test Value = 0 Sig.(2Mean Tailed) Difference

.000

Berdasarkan Tabel 14 diperoleh bahwa nilai setengah sig. (2-tailed) lebih kecil dari 1 0,000 α=0,05 ( sig. 2 − tailed = = 0,000 < 2 2 0,05 = α), sehingga H0 ditolak. Karena H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan pembelajaran saintifik pada kelas eksperimen terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi kubus dan balok. Pembahasan Data kemampuan pemahaman matematis siswa diperoleh melalui tes kemampuan pemahaman matematis siswa. Sebelum siswa diberikan perlakuan yaitu pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tes diberikan pada materi pembelajaran pada kelas VIII semester 1 sistem persamaan linear dua variable. Tes yang diberikan setelah adanya perlakuan yaitu tes pada materi kubus dan balok. Hasil analisis deskriptif pada kelas ekseperimen pada pretest dan posttest mengalam peningkatan dari segi rata-rata yang menunjukan ada perbedaan kemampuan pemahaman matematis sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan saintifik. Dari indikator keragaman data(varians), data pretest memiliki varians lebih besar dibandingkan varians data posttest. Nilai varians dari kedua data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran lebih beragam dari pada setelah pembelajaran. Median (nilai tengah) dan nilai yang sering muncul (modus) dari hasil pretest lebih rendah dibandingkan dengan hasil pada posttest. Nilai yang sering muncul (modus) pada kedua hasil tersebut menggambarkan bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa sebelum pembelajaran sebagaian besar berada pada kategori rendah, sedangkan setelah 96

www.jppm.hol.es

66.35185

95% Confidence Interval Of The Difference Lower Upper 60.7332 71.9705

pembelajaran sebagian besar siswa memiliki kemampuan pemahaman pemahaman matematis tinggi. Peningkatan kemampuan pemahama matematis siswa setelah pembelajaran ditunjukkan oleh nilai rata-rata N-gain. Secara keseluruhan siswa mengalami peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa. Hal ini juga terlihat pada indikator dari kemampuan pemahaman matematis yaitu pemahaman instrumental (siswa mampu menghapal rumus/prinsip, dapat menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana dan mengerjakan perhitungan secara algoritmik) dan pemahaman relasional (siswa mampu mengaitkan konsep matematika dengan konsep matematika yang lain) secara rerata mengalami peningkatan pada pretest dan posttest.s Klasifikasi kualitas pada kelas eksperimen I pada pretest sebagian besar siswa kualitasnya berada pada klasifikasi sangat rendah yang menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman matematis pada materi SPLDV sangat rendah yang didukung pada empat klasifikasi lainnya dari segi frekuensi menunjukkan frekuensi yang kecil. Sedangkan klasifikasi kualitas kemampuan pemahaman matematis siswa pada posttest sebagain besar siswa berada pada klasifikasi cukup yang menunjukkan adanya peningkatan kualitas kemampuan pemahaman matematis setelah penggunaan pendekatan pembelajaran saintifik pada materi kubus dan balok. Distribusi data pretest dan posttest dalam penelitian dapat memberikan kita kesimpulan sementara bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat memberikan pengaruh positif yaitu berupa terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t satu sampel (one sample ttest). Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 menggunakan uji-t satu sampel, diperoleh nilai nilai setengah sig. (2-tailed) lebih kecil dari 1 0,000 α=0,05 ( sig. 2 − tailed = = 0,000 < 2 2 0,05 = α) sehingga H0 ditolak dengan demikian kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa kelas VIII pada materi kubus dan balok dengan taraf kepercayaan 95%. Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa ini disebabkan oleh penggunaan pendekatan saintifik yang baik. Hal ini didukung dengan tingkat ketercapaian proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yang dilaksanakan guru dan respon siswa selama mengikuti pembelajaran di kelas berada pada tingkat persentase yang cukup. Selain itu, pendekatan saintifik tersebut menuntut peran aktif siswa dan mendorong siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan pemahaman matematis siswa lebih mudah memecahkan masalah yang diberikan. Peningkatan pemahaman matematis siswa paling banyak terdapat pada klasifikasi sedang. Jumlah yang cukup besar ini merupakan potensi besar yang masih harus di kembangkan dengan harapan agar siswa pada kelas atau sekolah yang memiliki kemampuan pemahaman matematis siswa rendah dan sedang, dapat meningkat menjadi tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan saintifik memiliki potensi besar untuk meningkatkan kemampuan kemampuan pemahaman matematis siswa SMP. Hal ini tentunya akan berdampak pada peningkatan mutu dan kualitas hasil belajar matematika siswa yang sangat diharapkan dalam pendidikan. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan pemahaman matematis siswa pada kelas eksperimen, sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik tergolong rendah dengan rata-rata pretest sebesar 36,13. Setelah 4 kali dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, kemampuan pemahaman matematis siswa pada kelas eksperimen cenderung

meningkat dan signifikan dengan rata rata posttest sebesar 67,12. 2. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi kubus dan balok kelas VIII SMPN 10 Kendari tahun ajaran 2015/2016. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut ; 1. Kepada guru yang mengajar mata pelajaran matematika dapat menggunakan pendekatan saintifik sebagai salah satu alternative pembelajaran dalam pembelajaran matematika untuk mengoptimalkan kemampuan pemahaman matematis siswa dalam pembelajaran matematika. 2. Hendaknya kemampuan pemahaman matematis siswa mendapat perhatian khusus dari pihak guru karena setiap materi yang diajarkan harus mengandung unsur pemahaman didalamnya. 3. Bagi peneliti yang hendak mengembangkan penelitian ini dapat melakukannya pada materi lain atau dengan kelas tertinggi dan terendah untuk mengembangkan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Asmi. (2014). Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa SMPN 2 Kendari. Jurnal Pendidikan Matematika. ISSN: 20868235. Jurnal Pend.Mat dan IPA, FKIP, UNHALU,Vol. 1, No. 2, Juli 2010. Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Dimyati, Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Israwati Rusia, Fahinu, Kadir Tiya

97

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 4 No. 2 Mei 2016 Fauziah, Anna. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP Melalui Strategi React. Kopertis Wilayah II Dpk STKIP PGRI Lubuklinggau. Forum Kependidikan, Volume 30, Nomor 1, Juni 2010. Ferdianto, Ferry.(2011). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Melalui Problem Posing. Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Jurnal Euclid, Vol.1, No.1. Marhaeni, I. (2007). Pembelajaran Inovatif dan Asesmen Otentik dalam Rangka Menciptakan Pembelajaran yang Efektif dan Produktif. Makalah dalam Penyusunan Kurikulum dan Pembelajaran Inovatif di Universitas Udayana. Markaban. (2006). Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing.Yogyakarta: PPPG Matematika. NCTM. (1989). Curricilum and Evaluation Standard For School Mathematics Reston,VA:NCTM.[Online]TersediaDih ttp://Herdy07.Wordpress.Com/2010/05/

98

www.jppm.hol.es

27/Kemampuan-Pemahaman-Matematis (diakses 10 November 2015). Rusnam. (2010). Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudijono. (2005). Hakikat Pemahaman Konsep. http://elysh smarts (diakses tgl 1 januari 2016). Soewandi, A. M. Slamet. (2005). Perspektif Pembelajaran Berbagai Bidang Studi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sugiyono. (2015). Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Suherman, H Erman, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA. Bandung. Wena, Made. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer. Jakarta: Bumi Aksara. Yusuf,

Martunis. (2014). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Kominukasi Matematika Siswa Sekolah Atas melalui Model Pembelajaran Generatif. Jurnal Didakfik Matematika. ISSN: 2355-4185.