JURNAL PENELITIAN PENYAKIT TULAR VEKTOR

Download 2 Des 2016 ... Emiliana Tjitra, M.Sc, PhD (Biomedik - Parasitologi, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia). Prof (Riset) Dr. Agus Kardinan, M...

0 downloads 445 Views 2MB Size
ISSN (PRINT) 2085-4102 ISSN (ONLINE) 2338-7343

ASPIRATOR

ASPIRATOR

Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor

(Journal of Vector-borne Diseases Studies) VOLUME 8 NOMOR 2 DESEMBER 2016 www.ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator

VOLUME 8 NOMOR 2

DESEMBER 2016 HAL. 55 - 100

Aspirator

Vol. 8

No. 2

Hal. 55-100

Ciamis, Desember 2016

TERAKREDITASI SK No.582/Akred/P2MI-LIPI/09/2014

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Loka Litbang P2B2 Ciamis

ISSN 2085-4102

ASPIRATOR

ISSN (PRINT) 2085-4102 ISSN (ONLINE) 2338-7343

Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor

(Journal of Vector-borne Diseases Studies) TERAKREDITASI LIPI SK No.582/Akred/P2MI-LIPI/09/2014 Pemimpin Redaksi /Editor In-Chief Heni Prasetyowati, S.Si, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Anggota Dewan Redaksi (Editors) Lukman Hakim, SKM, M.Epid (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Drs. Kasnodihardjo ( Perilaku Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Dr. Hadjar Siswantoro, M.Sc (Epidemiologi Klinis - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Dra. Shinta Prawoto, MS (Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Roy Nusa Rahagus Edo Santya, SKM, M.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Mara Ipa, SKM, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Endang Puji Astuti, SKM, M.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Joni Hendri, SKM, M.Biotech (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Muhammad Umar Riandi, S.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Andri Ruliansyah, SKM, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Hubullah Fuadzy, S.Si. (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Rohmansyah Wahyu Nurindra, S.Sos (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Firda Yanuar Pradani, S.Si, M.Si. (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Redaksi Pelaksana (Management Boards) M. Ezza Azmi Fuadiyah, MKM Mutiara Widawati, S.Si , MPH Aryo Ginanjar, SKM Dani Arif Cahyadi, S.Sos Mitra Bebestari (Scientific Editorial Board) Prof (Riset) dr. Emiliana Tjitra, M.Sc, PhD (Biomedik - Parasitologi, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Prof (Riset) Dr. Agus Kardinan, M.Sc (Tanaman Obat, Balai Penelitian Tanaman Obat & Rempah, Indonesia) Prof (Riset) Dr. M. Soedomo (Parasitologi Medik, World Health Organization, Indonesia) Prof (Riset) Dr. Amrul Munif, M.Si (Biologi Lingkungan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Prof. Dr.drh.Upik Kesumawati Hadi, MS (Entomologi Kesehatan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia) Prof. Dra. Endang Srimurni Kusmintarsih, SU, Ph.D (Fakultas Biologi, Universitas Jendral Soedirman, Indonesia) Dr. Amirullah Baharudin, M.Si (Biologi FMIPA) Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia) Dr. Dra. Dewi Susanna, MS (Kesehatan Lingkungan, Universitas Indonesia) Dr. Ir. Inswiasri, M.Kes (Epidemiologi & Biostatistik, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Dr. drh. Susi Soviana, M.Si (Entomologi Kesehatan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia) Dr. Nastiti Wijayanti, S.Si, M.Si (Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia) Perwajahan (Layout) Cucu Suhendar Asep Mulyono Diterbitkan oleh (Published by): Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian Kesehatan, Loka Litbang P2B2 Ciamis Jln Raya Km 3 Kampung Kamurang Desa Babakan Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran Jawa Barat 46396 Telp/Fax.(0265) 639375 Website: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator Email: [email protected] Jurnal ini memuat artikel hasil penelitian, systematic review, case reports, dan komunikasi pendek, yang berkaitan dengan penyakit tular vektor yang diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun (Juni dan Desember). Sebelum diterbitkan, setiap naskah yang masuk, terlebih dahulu ditelaah oleh Mitra Bebestari (peer-reviewer). © 2016 Loka Litbang P2B2 Ciamis. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

ISSN (PRINT): 2085-4102 ISSN (ONLINE): 2338-7343

Vol. 8 No. 2, Desember 2016

Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor (Journal of Vector-Borne Diseases Studies)

DAFTAR ISI EDITORIAL

Karakteristik Habitat Perkembangbiakan Vektor Filariasis di Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya Mefi Mariana Tallan, Fridolina Mau .......................................................................

55-62

Efikasi Ekstrak Daun dan Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) terhadap Larva Aedes aegypti Meiske Elisabeth Koraag, Hayani Anastasia, Rina Isnawati, Octaviani.................. 63-68

Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat Helper Sahat Parulian Manalu, Amrul Munif ..........................................................

69-76

Identifikasi Jenis Bahan Aktif dan Penggunaan Insektisida Antinyamuk serta Kerentanan Vektor DBD terhadap Organofosfat pada Tiga Kota Endemis DBD di Provinsi Banten Joni Hendri, Asep Jajang Kusnandar, Endang Puji Astuti ...................................... 77-86

Tingkat Pendidikan Keluarga Tidak Berasosiasi dengan Risiko Tempat Perkembangbiakan Potensial Nyamuk Aedes aegypti: Kasus di Kota Serang Mutiara Widawati, Tri Wahono, Yuneu Yuliasih ......................................................

87-92

Pengetahuan Tokoh Masyarakat dan Kader Kesehatan Tentang Program Eliminasi Filariasis Limfatik di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi Hotnida Sitorus, Lasbudi P.Ambarita, Maya Arisanti, Helper Sahat Manalu......... 93-100

ASPIRATOR – Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor Journal of Vector Borne Diseases Studies ISSN 2085-4102 E-ISSN 2338-7343 LEMBAR ABSTRAK Abstract Sheet (Volume 8 Nomor 2 Desember 2016) Lembar abstrak ini boleh digandakan tanpa ijin dan biaya This abstract sheet may reproduced/copied without any permission and/or charge

Karakteristik Habitat Perkembangbiakan Vektor Filariasis di Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya The characteristic of breeding habitat for Filariasis vector in Kodi Balaghar Southwest Sumba Regency Mefi Mariana Tallan, Fridolina Mau Abstract. Subdistrict scores balaghar is on filariasis endemic areas in the shouthwest district Sumba. Filariasis (elephantiasis) is a chronic infectious disease caused by the filarial worm that attacks the lymph channels and lymph (lymphatic system) that can cause acuteor chronic clinical symptoms and is transmitted by mosquitoes Mansonia, Anopheles, Culex, Amigeres. The purpose researchis to describe the characteristics of the environment and behavior to the incidence on filariasis in District Kodi Balaghar South western Sumba. This research is descriptive study with cross sectional approach that describes the spread of filariasis. Kodi was conducted in Southwest Sumba Regency Balaghar for eight months from April to November 2014. Foundas apotential habitat forlas mosquito breeding habitats where dominant is a puddle of water, springs, drains and small stream swith temperatures ranging from21-350C, from 0,22 to 795 luxillumination, range pH between7,2 to 7,7, 0-0.1‰ salinity with elevation ranging from 25117m/asl. Where is thespecies found in the breeding habitat on is An.vagus, An.barbirostris,An.annularis, Cx.vishnui, Cx.bitaeniorhynchus, Cx.quinquefasciatus, Ar. Kuchingensis. Keywords:Filariasis, habitats

Environment,

Breeding

Abstrak. Kecamatan Kodi Balaghar merupakan salah satu daerah endemis filariasis di Kabupaten Sumba Barat Daya.Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria Wuchereria brancofti, Brugia malayidan B. timori yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening (sistem limfatik) yang dapat

menyebabkan gejala klinis akut atau kronis dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Amigeres.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik lingkungan fisik dan biologi di Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectionalyaitu menggambarkan karakteristik lingkungan fisik dan biologisebagai habitat perkembangbiakan nyamuk yang mempengaruhi penyebaran filariasis. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya selama delapan bulan dari bulan April – November 2014. Ditemukan habitat yang berpotensial sebagi tempat perkembangbiakan nyamuk dimana habitat yang dominan yaitu genangan air, mata air, saluran air dan sungai kecil dengan suhu berkisar 21-350C, pencahayaan 0,22795 lux, PH berkisar antara 7,2-7,7, salinitas 0-0,1 ‰ dengan ketinggian tempat berkisar antara 25117m/dpl. Dimana spesies yang ditemukan pada habitat perkembangbiakan adalahAn.vagus, An. barbirostris, An.annularis, Cx.vishnui, Cx bitaeniorhynchus, Cx quinquefasciatus, Ar. Kuchingensis Kata Kunci : Filariasis, Lingkungan, Habitat perkembangbiakan _____________________________________

Efikasi Ekstrak Daun dan Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) terhadap Larva Aedes aegypti The efficacy of kecombrang (Etlingera elatior)leaves and flowers extract against Aedes aegypti larvae Meiske Elisabeth Koraag, Hayani Anastasia, Rina Isnawati, Octaviani Abstract. Three widely known dengue vector control programs in Indonesia are chemical, biological, and environmental modification control where chemical control with organophosphate insecticide (malathion and temephos) is the most common. The long term use of chemical insecticide will result in the vector being tolerant and eventually resistant to insecticide. One of the

alternative solutions is to use biological larvacide from the plant. The objective of this study was to determine the lethal concentration of the extract of Kecombrang (Etlingera elatior) leaves and flowers against Aedes aegypti larvae. This was an experimental study where the sample size was determined by using the Federer formula. The study used six different concentrations and four repetitions. Two controls group, Bacillus thuringiensis and water used as positive and negative control. The results showed that the LC50 and LC90 of Kecombrang leave extract were 1.20% and 2.05% respectively whereas for Kecombrang flowers extract were 0,05% and 0.09% respectively. Extract of Kecombrang leaves and flowers is effective to kill Ae. aegypti larvae where the flowers extract is more effective than the leaves extract in killing Ae. aegypti larvae. Keywords: dengue, Ae. aegypti, larvae, Etlingera elatior Abstrak. Pengendalian vektor penular demam berdarah dengue (DBD) yang selama ini dikenal yaitu pengendalian secara kimia, biologi dan modifikasi lingkungan. Pengendalian vektor DBD di Indonesia masih banyak dilakukan dengan menggunakan insektisida dari golongan organofosfat (malation dan temefos). Penggunaan insektisida kimia dalam jangka waktu lama akan memberi efek menekan dan menyeleksi serangga vektor sasaran untuk menjadi toleran sampai resisten. Salah satu solusi alternatif yaitu menggunakan larvasida yang berasal dari tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daya bunuh ekstrak daun dan bunga kecombrang (Etlingera elatior) terhadap larva nyamuk Ae. aegypti. Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimental murni, besar sampel ditentukan berdasarkan rumus federer sehingga diperoleh 6 konsentrasi perlakuan dan 4 pengulangan. Terdapat 2 kelompok kontrol yaitu kontrol positif dan kontrol negatif dimana kontrol positif menggunakan Bacillus thuringiensis dan kontrol negatif menggunakan air.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji akhir untuk ekstrak daun kecombrang diperoleh nilai LC50 sebesar 1,204% dan LC90 sebesar 2,053%, sedangkan untuk ekstrak bunga kecombrang LC50 sebesar 0,053% dan LC90 sebesar 0,095%. Ekstrak daun dan bunga kecombrang efektif dalam membunuh larva Ae.aegypti. Daya bunuh ekstrak bunga kecombrang lebih efektif dibandingkan ekstrak daun kecombrang. Kata Kunci: demam berdarah dengue, Ae. aegypti, larva, Etlingera elatior _________________________________________

Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat Communities Knowledge and Behavior In Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Prevention In West Java and West Kalimantan Helper Sahat Parulian Manalu, Amrul Munif Abstract. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a public health problem in tropical regions and caused the social and economic impacts. The rapid spread of dengue fever due to dengue virus easily infect humans and supported by the attitudes and knowledge about the lack of this disease prevention. The aim of this research is to determine the knowledge and habits of society to control the prevention of Dengue Hemorrhagic Fever in West Java and West Kalimantan. This study using a cross sectional design with a questionnaire as an instrument of research, conducted on 600 respondents in four City / County that has the most high endemicity related to the research problem, which is taken by simple random sampling. The results showed 92.8% of respondents had never heard of dengue fever, 77% of respondents have knowledge of dengue as infectious diseases, 81.5% of respondents know the modes of transmission of dengue by mosquito bites and about 63.7% of respondents take precautions through PSN plus Abate. This study revealed that the knowledge towards the prevention of dengue fever in the two provinces still classified as less positive, as well as people's habits which is still relatively poor in controlling the dengue. Keywords: Knowledge, Behavior, dengue fever Abstrak. DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di wilayah tropis, yang menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Penyebaran DBD secara pesat karena virus dengue semakin mudah dan banyak menulari manusia didukung oleh sikap dan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyakit yang masih kurang.Tujuan penelitian untuk mengetahui pengetahuan, dan perilaku masyarakat terhadap pengendalian pencegahan DBD di Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat. Rancangan penelitian menggunakan Cross Sectional dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian, dilakukan pada 600 responden pada empat Kota/Kabupaten yang mempunyai endemisitas yang paling tinggi yang berkaitan dengan masalah penelitian, yang diambil secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan 92,8 % responden tidak pernah mendengar DBD,77 % responden memiliki

pengetahuan DBD sebagai penyakit menular, 81,5 % responden memiliki pengetahuan cara penularan DBD dengan gigitan nyamuk dan sebesar 63,7 % responden melakukan tindakan pencegahan melalui PSN. Kesimpulan yang didapatkan yaitu pengetahuan dan kebiasaan masyarakat terhadap pencegahan DBD di Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat tergolong masih kurang dalam pengendalian DBD di lokasi penelitian. Kata kunci : Pengetahuan , Perilaku, Pencegahan, Demam berdarah dengue.

Identifikasi Jenis Bahan Aktif dan Penggunaan Insektisida Antinyamuk serta Kerentanan Vektor DBD terhadap Organofosfat pada Tiga Kota Endemis DBD di Provinsi Banten Identification Active Ingredients of Antimosquitoes Insecticide and The Susceptibility of DHF Vector to Organophosphate at Three DHF Endemic Cities in Banten Province Joni Hendri, Asep Jajang Kusnandar, Endang Puji Astuti Abstract. The increasing cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in various places leads to increased efforts to control the Aedes aegypti mosquito populations using anti-mosquito insecticide. The use of insecticides continuously, the absence of insecticide rotation and errors in the application has been lead to insecticide resistance of dengue vector. The purpose of this study is (1) to identify active ingredients of insecticide; (2) used of anti-mosquito insecticide that has been used by households and programs, (3) as well as knowing the susceptibility status of Aedes aegypti to organophosphate insecticides (Malathion 0,8% and Temephos 0.02 ppm). Descriptive research with cross sectional approach conducted in three highest endemic cities in Banten province: Cilegon City, Serang City, and South Tangerang City. Identification of anti-mosquito insecticide has been done by interview, and identifying health centers and Health Service reports. The results showed that most respondents have been using anti-mosquito insecticide applied daily at night. Respondents prefer to use repellent which can be applied by swab. Based on the active ingredient, D-alethrin is a type of active ingredients which mentioned most often, followed by Pralethrin and Diethyltoluamide (DEET). Insecticides used by the program are Malathion and Pirimiphos-methyl, rotated by Cypermethrin. Susceptibility test results showed that Aedes aegypti is not susceptible to Malathion 0,8 % and Temephos 0.02 ppm.

Keywords: insecticide, anti-mosquitoes, Aedes aegypti, susceptibility, organophosphate. Abstrak. Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di berbagai tempat memacu peningkatan upaya pengendalian populasi nyamuk Aedes aegypti menggunakan insektisida antinyamuk. Penggunaan insektisida secara terus menerus tanpa adanya rotasi dan kesalahan dalam aplikasi akan menyebabkan resistensi terhadap nyamuk vektor DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi jenis-jenis bahan aktif (2) pola penggunaaan insektisida anti nyamuk yang digunakan oleh rumah tangga dan program serta (3) mengetahui status kerentanan nyamuk Ae. aegypti terhadap insektisida organofosfat (Malation 0,8% dan Temefos 0,02 ppm). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang yang dilakukan di 3 kota endemis tertinggi di Provinsi Banten yaitu Kota Cilegon, Kota Serang, dan Kota Tangerang Selatan. Identifikasi insektisida antinyamuk telah dilakukan dengan cara wawancara terhadap masyarakat, Puskesmas maupun Dinas Kesehatan. Uji kerentanan terhadap nyamuk Ae. aegypti dewasa dan pra dewasa telah dilakukan untuk mengetahui status kerentanan vektor DBD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat menggunakan insektisida antinyamuk yang diaplikasikan setiap hari pada waktu malam hari. Masyarakat lebih banyak menggunakan repellent yang diaplikasikan dengan cara diusapkan atau dioleskan. Berdasarkan bahan aktifnya D-aletrin merupakan jenis bahan aktif yang paling sering di paparkan, disusul Praletrin dan Diethyltoluamide (DEET). Insektisida yang digunakan program adalah Malation dan Metil pirimifos yang dirotasi dengan penggunaan Sipermetrin. Hasil uji kerentanan nyamuk Ae. aegypti terhadap Malation 0,8 % dan Temefos 0.02 ppm menunjukkan bahwa nyamuk tersebut sudah resisten terhadap kedua jenis bahan aktif tersebut. Kata Kunci: insektisida, antinyamuk, Aedes aegypti, kerentanan, organofosfat.

Tingkat Pendidikan Keluarga Tidak Berasosiasi dengan Risiko Tempat Perkembangbiakan Potensial Nyamuk Aedes aegypti : Kasus di Kota Serang The Level of family education is not associated with potential Aedes aegypti’s breeding place risk:a case in Serang City Mutiara Widawati, Tri Wahono, Yuneu Yuliasih, Abstract Habitat and human behavioural change is one of mosquito control effort that involves community participation in its process. This study

aims to determine whether the level of education in a family influence its home into an Aedes aegypti’s breeding place in Serang. The study design was cross-sectional, with field observations and interviews in it. We use husband and wife or an adult for our samples to be interviewed. To determine the risk of mosquito larvae breeding, in each house we used three classifications of Maya Index determined from the existence of controllable and disposable water containers. The results showed that of the entire container found, 98.7% arecontrollablecontainers (94.7% positive larvae), and the remaining 1.3% are disposable containers (72.7% positive larvae). Based on the results of Chi-square analysis, it is known that education level had no effect on the risk of mosquito breeding places of Ae.aegypti in the city of Serang. We conclude that the level of education of parents in a home does not affect the presence of larval breeding sites of Ae.aegypti in Serang city. It is recommended that the local government intervene the society’s knowledge that focuses on mosquito breeding place controls, in order to avoid the emergence of new mosquitoes breeding place. Keywords: risk, breeding places, Maya index, education, Serang Abstrak. Salah satu program pengendalian nyamuk Aedes aegypti yang melibatkan peran serta masyarakat adalah perubahan habitat atau perilaku manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan di suatu keluarga berpengaruh terhadap risiko timbulnya tempat perkembangbiakan nyamuk Ae.aegypti di kota Serang. Rancangan penelitian adalah cross sectional, dengan observasi lapangan dan wawancara. Sampel adalah kepala rumah tangga (suami) atau istri atau orang yang sudah dewasa untuk diwawancarai. Untuk menentukan risiko perkembangbiakan larva nyamuk, di tiap rumah digunakan tiga klasifikasi Maya Indeks yang ditentukan dari keberadaan kontainer air yang dapat diatur (controllable) dan yang mudah dibuang (disposable). Klasifikasi Maya Indeks dihubungkan dengan tingkat pendidikan menggunakan analisis Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh kontainer yang dijumpai, 98.7% merupakan kontainer controllable (94.7% positif larva), dan 1.3% sisanya merupakan kontainer disposable (72.7% positif larva). Berdasarkan hasil analisis Chi-square diketahui bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap risiko timbulnya tempat perkembangbiakan nyamuk Ae.aegypti di Kota Serang (p=0,632). Keberadaan tempat perkembangbiakan larva Ae.aegypti di kota Serang tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua di suatu rumah. Disarankan agar pemerintah daerah setempat mengadakan intervensi pengetahuan yang fokus pada pemberantasan

sarang nyamuk, agar pengetahuan masyarakat lebih tepat guna untuk menghindari timbulnya tempat perkembangbiakan nyamuk. Kata Kunci: Risiko, perkembangbiakan nyamuk, Maya Indeks, pendidikan, Serang

Pengetahuan Tokoh Masyarakat dan Kader Kesehatan Tentang Program Eliminasi Filariasis Limfatik di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi Community Figures and Health Cadres Knowledge about Lymphatic filariasis Elimination Program in Pemayung Sub district Batanghari Regency of Jambi Province Hotnida Sitorus, Lasbudi P. Ambarita, Maya Arisanti dan Helper Sahat Manalu Abstract. Lymphatic filariasis (LF) is a disease caused by filarial worms that until recently was remains a health problem in Indonesia. Jambi province is one of endemic areas for Lymphatic filariasis that some of its regency already implemented mass drug administration (MDA) program. One of regency which has already implemented mass drug administration is Batanghari Regency with 66 chronic cases. Mass drug administration has been started in Batanghari Regency since 2009 and the implementation unit is subdistrict of Pemayung. MDA coverage in the first year is 74,2 percent. The purpose of this research was to determine knowledge of cadres involved in MDA and community leader related to elimination program of Lymphatic filariasis in Pemayung Subdistrict of Batanghari Regency. The results show cadres have good knowledge in regard to the symptoms, impact of disease and prevention aspects. Cadres also support the program of mass drug administration. Knowledge of community leaders show poor on LF disease symptom, but they have good knowledge about the impact of the disease. They also agree and support the implementation of mass drug administration. Cadres and community leaders have experience that the community fear to drink medicines due to side effects of drugs. Conclusion of the research was cadres and community leader has good knowledge regard to the Lymphatic filariasis elimination program. Keywords: community figures, cadre, knowledge, lymphatic filariasis, Pemayung Subdistrict Abstrak. Filariasis limfatik atau penyakit kaki gajah merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria yang sampai saat ini masih menjadi

masalah kesehatan di Indonesia. Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah endemis filariasis yang sudah menjalani pemberian obat pencegahan massal (POPM). Salah satu kabupaten yang telah melaksanakan POPM adalah Kabupaten Batanghari dengan 66 orang penderita kasus kronis. Pemberian obat massal pencegahan filariasis di Kabupaten Batanghari mulai dilaksanakan pada tahun 2009 dengan Unit Implementasi (UI) tingkat kecamatan tepatnya di Kecamatan Pemayung. Cakupan POPM filariasis pada tahun pertama di kecamatan ini sebesar 74,2%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan masyarakat yang meliputi tokoh masyarakat dan kader kesehatan terhadap eliminasi filariasis di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari. Penelitian dilakukan selama tujuh bulan pada tahun 2011. Desain penelitian ini adalah rancangan potong lintang dengan pendekatan kualitatif, cara pengumpulan data dengan diskusi kelompok terarah. Informan penelitian terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok kader kesehatan yang terlibat dalam POPM filariasis dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian

menunjukkan kader sudah mempunyai pengetahuan yang cukup baik mengenai gejala-gejala filariasis, akibat yang ditimbulkan dan aspek pencegahannya. Kader juga mendukung kegiatan POPM filariasis. Pengetahuan tokoh masyarakat mengenai gejala filariasis kurang baik, namun pengetahuan mengenai akibat dari filariasis cukup baik. Mereka juga setuju dengan dilaksanakannya kegiatan POPM filariasis. Kader dan tokoh masyarakat mempunyai pengalaman bahwa masyarakat takut meminum obat dikarenakan efek samping yang ditimbulkan. Kesimpulan penelitian ini bahwa kader dan tokoh masyarakat mempunyai pengetahuan yang baik mengenai eliminasi filariasis. Kata Kunci: tokoh pengetahuan, filariasis Pemayung

masyarakat, kader, limfatik, Kecamatan

EDITORIAL Semangat berbagi pengetahuan ! Penghujung tahun 2016 ini Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor : ASPIRATOR Volume 8 Nomor 2 telah terbit. Pada volume ini ASPIRATOR masih didominasi oleh topik tentang Demam Berdarah Dengue (DBD). Topik tentang DBD yang diangkat pada nomer ini terkait dengan pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam pencegahan DBD di Provinsi Jawa Barat dan Kalimantan Barat serta tingkat pendidikan keluarga yang tidak berasosiasi dengan risiko tempat perkembangbiakan potensial nyamuk Aedes aegypti (studi kasus di Kota Serang). Upaya pengendalian terhadap vektor DBD juga ditampilkan dalam nomer ini antara lain identifikasi jenis bahan aktif dan penggunaan insektisida antinyamuk serta kerentanan vektor DBD terhadap organofosfat (studi kasus di tiga kota endemis DBD di Provinsi Banten) dan efikasi ekstrak daun dan bunga kecombrang (Etlingera elatior) terhadap larva Aedes aegypti Topik lain yang terbit dalam nomer ini adalah tentang filariasis. Topik filariasis yang terbit dalam nomer ini tentang karakteristik habitat perkembangbiakan vektor filariasis di Kecamatan Kodi Balaghar Kabupaten Sumba Barat Daya serta pengetahuan tokoh masyarakat dan kader kesehatan tentang program eliminasi filariasis limfatik di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada seluruh dewan redaksi, penulis, mitra bestari dan semua pihak yang mendukung terbitnya ASPIRATOR Volume 8 Nomor 2 tahun 2016 ini. Besar harapan kami hasil-hasil penelitian yang disajikan pada ASPIRATOR Volume 8 Nomor 2 ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang penyakit filaria dan demam berdarah serta dapat di manfaatkan sebagai bahan pengambilan kebijakan bagi program dalam menentuken intervensi yang efektif dan efisien. Salam Dewan Redaksi

Penerbitan dan Distribusi ASPIRATOR: Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor ini dibiayai oleh DIPA Loka Litbang P2B2 Ciamis, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2016