JURNAL PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS

Download 1 Des 2017 ... (0251) 8622932. E-mail: [email protected]. JURNAL PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS ( Journal of Tropical Fisheri...

5 downloads 818 Views 5MB Size
ISSN - e : 2614 – 8641 ISSN - p : 2598 - 8603

Jurnal PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS Journal of Tropical Fisheries Management Volume 01– Nomor 01 – Desember 2017

JURNAL PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS Jurnal of Tropical Fisheries Management ISSN - p 2598 - 8603 ISSN - e 2614 - 8641

DEWAN PENASEHAT: Ketua: Prof Dr Mennofatria Boer, Institut Pertanian Bogor Anggota: Dr Luky Adrianto, Institut Pertanian Bogor Prof Dr Ali Suman, Balai Riset Kelautan Perikanan, KKP Dr Gellwynn DH Jusuf, BAPPENAS Prof Dr Tridoyo Kusumastanto, Institut Pertanian Bogor Dr Majariana Krisanti, Institut Pertanian Bogor EDITOR: Ketua: Dr Yonvitner Sekretaris: Dr Ali Mashar, Institut Pertanian Bogor Anggota: Dr Achmad Fahrudin, Institut Pertanian Bogor Dr Rahmat Kurnia, Institut Pertanian Bogor Dr Nurlisa Alias Butet, Institut Pertanian Bogor Dr Zairion, Institut Pertanian Bogor Dr Isdradjad Setyobudiandi Institut Pertanian Bogor Ahmad Muhtadi, SPi MSi Universitas Sumatera Utara

SEKRETARIAT: Surya Gentha Akmal, SPi Adham Panji

REVIEWER: Prof Dr Dietriech G Bengen, Institut Pertanian Bogor Prof Dr Sulistiono, Institut Pertanian Bogor Prof Dr Yusli Wardiatno, Institut Pertanian Bogor Dr Etty Riani, Institut Pertanian Bogor Dr Edwarsyah, Universitas Teuku Umar Prof Dr Ali Sarong Universitas Syiah Kuala Dr Hawis Madduppa, Institut Pertanian Bogor Dr Zulhamsyah Imran, Institut Pertanian Bogor Prof Dr Gadis Suryani, Pusat Penelitian Limnologi, LIPI Dr Agung Damar Syakti, Universitas Jenderal Soedirman Dr Abdul Ghofar, Universitas Diponegoro Dr Ida Bagus Jelantik, Universitas Pendidikan Ganesa Dr Ernik Yuliana, Universits Terbuka Dr Selvi Tebay, Universitas Negeri Papua 3URI'U$KVLQ5LYDL8QLYHUVLWDV/DPEXQJ0DQJNXUDW Dr James Abrahamsz, Universitas Pattimura ASSOCIATE REVIEWER: Jiri Patoka, PhD, Czech Zemedelska University (Czech) Martin Blaha, PhD, South Bohemia University (Czech) Prof. Lucas Kalous, Czech Zemedelska University (Czech) Prof Josep Lloret, Universidad de Girona (Spain) Prof Takeshi Miura, South Ehime Fisheries Research Center (Japan)

Alamat Penyunting dan Tata Usaha: 'LYLVL0DQDMHPHQ6XPEHUGD\D3HULNDQDQDepartemenManajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu .elautan, Institut Pertanian Bogor - Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Wing C, Lantai 4 – Telepon (0251) 8622912, Fax.(0251) 8622932. E-mail: [email protected]. JURNAL PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS (Journal of Tropical Fisheries Management ) diterbitkan sejak Desember 2017 oleh Departemen Manajemen Sumberdaya Peraiaran, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Partanian Bogor. Penyunting menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik di atas kertas HVS A4 spasi ganda sepanjang lebih kurang 10 halaman, dengan format seperti tercantum halaman kulit dalam-belakang (Persyaratan Naskah untuk JPPT). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya. Penerbit: Divisi Manajemen Sumberdaya Perikanan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Masyarakat Sains Kelautan dan Perikanan, dan Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia.

JURNAL PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS Journal of Tropical Fisheries Management

ISSN - p: 2598 - 8603 ISSN - e: 2614 - 8641 Desember 2017, Volume 01, Nomor 01 Halaman 1–66

Aisya Intan Widya Satria, Rahmat Kurnia. Ukuran dan Reproduksi dari Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis, Linnaeus 1758): Famili Scombridae: dari Selatan Laut Jawa. ..................1 . Dian Safarini, Ali Mashar. Kematangan Gonad dan Potensi Reproduksi Ikan Banyar (Rastrelliger kanagurta, Cuvier 1817) ........................................................................................11 . Riska Puspita, Mennofatria Boer, Yonvitner. Tingkat Kerentanan Ikan Tembang (Sardinella fimbriata, 9DOHQFLHQQHV) dari Kegiatan Penangkapan dan Potensi Keberlanjutannya di Perairan Selat Sunda ...............................................................................................................17 . Surya Gentha Akmal, Achmad Fahrudin, Syamsul Bahri Agus. Distribusi Spasial Kelimpahan Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Sunda...................................................................................25 . Vera Ardelia, Mennofatria Boer, Yonvitner. Precautionary Approach dalam Pengelolaan Sumberdaya Ikan Tongkol (Euthynus affinis, &DQWRU) GL3HUDLUDQ Selat Sunda. ...............................................................................................................33 . Yonvitner, Isdradjat Setyobudiandi, Apriansyah, Deni Rahmat Hidayat. Tropical Eel: Vulnerability Approach untuk Pengelolaan Berkelanjutan. ........................................................41 . Edwarsyah, Rina Safrina. Indek dan Status Keberlanjutan Pulau Kecil Terluar: Studi Kasus Pesisir Pulo Raya Aceh Jaya ...................................................................................51 . Selvi Tebay, Denny Cliff Mampioper. Kajian Potensi Lamun dan Pola Interaksi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Lamun (Studi Kasus Kampung Kornasoren dan Yenburwo, Numfor, Papua) ..................................................................................................59 .

ISSN : 2598 – 8603

Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis Journal of Tropical Fisheries Management

Jurnal PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS Journal of Tropical Fisheries Management Volume 01– Nomor 01 – Desember 2017

Journal homepage : http://journal.ipb.ac.id/jurnalppt ISSN - p: 2598 - 8603 ISSN - e: 2614 - 8641

Indek dan Status Keberlanjutan Pulau Kecil Terluar: Studi Kasus Pesisir Pulo Raya Aceh Jaya (Index and Sustainability Status of Small Outer Island: Case Study of Pulo raya Aceh jaya Coastal) Edwarsyah1, Rina Safrina1

ARTIKEL INFO

ABSTRAK

Article History Received : 20 November 2017 Accepted : 24 Desember 2017

Pulau-pulau kecil merupakan sebuah kawasan yang memiliki risiko dan terkena dampak dari perubahan lingkungan. Keterbatasan pulau kecil seperti ukuran yang kecil, marginalitas, dan insularitas yang dimiliki menjadikan pulau kecil memiliki risiko yang sangat tinggi terhadap perubahan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi sumberdaya alam pesisir Pulau Pulo Raya dan menilai status indeks keberlanjutan pesisir Pulau Pulo Raya. Analisis keberlanjutan dilakukan dengan pendekatan Rapfish. Analisis Rapfish yang dilakukan pada lima dimensi (ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan kelembagaan). Atribut pada tiap-tiap dimensi/faktor yang paling berpengaruh adalah kondisi lingkungan perairan (dimensi ekologi); tingkat keuntungan budidaya rumput laut (dimensi ekonomi); kebersamaan sosial (dimensi sosial budaya); jenis kenderaan (dimensi teknologi); serta ketersediaan kelompok perikanan.

Kata kunci: Indeks keberlanjutan, Pulo Raya, Pulau Terluar, Rapfish Korespondensi Author Program Studi Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar, Meulaboh - Aceh Barat email: [email protected]

1

PENDAHULUAN Pulau-pulau Kecil Terluar (PPKT) merupakan Kawasan Stratagis Nasional Tertentu (KSNT) yang memiliki peran strategis dalam kepentingan pertahanan dan keamanan karena berada di beranda depan NKRI. PPKT juga memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang tinggi. Hal ini dikarenakan PPKT pada umumnya terdapat ekosistem terumbu karang, padang lamun (seagrass), mangrove, rumput laut, perikanan pelagis, dan lain-lain (Muhtadi 2016). Keterbatasan PPKT dengan ukuran pulau yang kecil, jauh dari main land (marginalitas) dan insularitas yang dimiliki menjadikan pulau kecil memiliki risiko yang sangat tinggi terhadap perubahan lingkungan. Ancaman dan degradasi terhadap sumberdaya dan eksosistem PPKT memiliki konsekuensi terhadap hilangnya mata pencaharian penduduk

(Adrianto 2004; Rangkuti et al. 2017). Lebih lanjut Muhtadi (2016) menyebutkan pengelolaan PPKT dihadapkan pada berbagai ancaman dari berbagai aspek. Pada aspek ekologi ancaman tersebut, yaitu terjadinya penurunan kualitas lingkungan, seperti pencemaran, perusakan ekosistem, dan penangkapan ikan yang berlebihan (overfishing). Pada aspek sosial-ekonomi, yaitu rendahnya aksesibilitas dan kesejahteraan masyarakat lokal. Oleh karena itu, mengantisipasi perubahan dan ancaman tersebut, pemanfaatan PPKT harus dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan. Pulo Raya atau Pulau Raya merupakan salah satu PPKT yang terdapat di Provinsi Aceh, tepatnya di Kabupaten Aceh Jaya berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-pulau Kecil Terluar. Pulo Raya berjarak 1 km dari Lhok Kruet (Aceh Jaya) dengan jarak tempuh speed

Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, Desember 2017, Volume 1 No.1

Gambar 1 Lokasi penelitian di Pulau Pulo Raya, Aceh

METODOLOGI

boad sekitar 10 menit. Pulo Raya memiliki luas wilayah sebesar 2 km2 dengan elevasi ketinggian Pulo Raya antara 0–30 m di atas permukaan laut. Sebelum tsunami (2004), Pulo Raya merupakan pulau berpenghuni, namun akibat tsunami tersebut banyak penduduk yang meninggal dan sebagian yang selamat mengungsi di peisisr Aceh Jaya, Desa Lhook Kruet. Pulau ini memiliki panorama dan keadaan alam yang asri dengan pohon-pohon cemara yang rindang, pantai pasir yang putih bersih, dan keanekaragaman karang yang cukup tinggi. Pulo Raya merupakan salah satu destinasi wisata bagi masyarakat Aceh Jaya. Selain itu, Pulo Raya merupakan salah satu daerah penangkapan ikan bagi nelayan di perairan Aceh Jaya. Wilayah perairan Pulo Raya juga berpotensi sebagai kegiatan budi dayarumput laut dan keramba jaring apung (KJA). Adanya berbagai kegiatan tersebut hendaknya memperhatikan keberlanjutan sumberdaya alam (ekologi). Keberlanjutan eko-logi tercapai jika memperhatikan kondisi sosial ekonomi dan teknologi yang dikembangkan. Dalam hal ini, pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi dari tiga aspek, yakni kelestarian sosial, kelestarian lingkungan, dan keberlangsungan ekonomi (Adrianto et al. 2004; Daulay 2011). Mengingat pentingnya kajian keberlanjutan pulau-pulau kecil, khususnya PPKT perlu dilakukan penelitian tentang analisis keberlanjutan untuk mengetahui indeks keberlanjutan potensi sumberdaya alam pesisir Pulau Raya.

Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu dimulai pada bulan April 2017 hingga juli 2017. Adapun tempat dan lokasi penelitian ini Desa Pulo Raya, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya (Gambar 1).

Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas 5 kategori data, yaitu ekologi, sosial, ekonomi, kelembagaan, dan data teknologi. Pengumpulan data diperoleh dengan cara observasi lapangan melalui wawancara dengan kusioner (Data Primer). Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi pustaka dengan cara mengumpulkan seluruh informasi yang berkaitan dengan kajian/tujuan penelitian, baik yang berasal dari perpustakaan maupun dari berbagai instansiinstansi terkait dari tingkat desa hingga tingkat provinsi. Jenis data dan metode pengumpulan data secara lengkap disajikan dalam Tabel 1.

Analisis Data Penilaian status keberlanjutan pengelolaaan Pulo Raya dilakukan dengan menggunakan metode Rapfish (Alder et al., 2000; Pitcher and Preikshot, 2000). Metode Rapfish (Rapid Appraisal Technique for Evaluating Fisheries Sustainability) yang dikembangkan oleh Fisheries Center, University of British Columbia di tahun

52

Edwarsyah et al. (Index and Sustainability Status of Small Outer Island: Case Study of Pulo Raya Aceh Jaya Coastal)

Tabel 1 Metode pengumpulan data Data

Metode Pengumpulan Data

Dimensi ekologi Luas perairan Suhu

Data

Metode Pengumpulan Data

Dimensi ekonomi Skunder

Besarnya usaha KJA

Primer

Primer & Skunder

Tingkat keuntungan KJA

Primer & Skunder

Kesesuaian rumput laut (RL)

Primer & Skunder

Tingkat keuntungan budidaya RL

Primer & Skunder

Kesesuaian wisata bahari

Primer & Skunder

Besarnya usaha budidaya RL

Primer & Skunder

Kondisi lingkungan peraairan

Primer & Skunder

Penyerapaan Tenagaa kerja KJA

Primer & Skunder

Kesesuaian keramba Jaring Apung (KJA)

Primer & Skunder

Penyerapan Tenaga Kerja RL

Primer & Skunder

Skunder

Kelayakan usaha Perikanan

Primer & Skunder

Curah hujan Dimensi sosial

Jenis komoditas unggulan

Pelatihan untuk nelayan

Primer & Skunder

Dimensi kelembagaan

Sosialisai pekerjaaan

Primer & Skunder

Ketersediaan kelompok perikanan

Tingkat pendidikan

Primer & Skunder

Tingkat kepatuhan masyarakat

Primer & Skunder

Kebersamaan sosial

Primer

Ketersediaaan lembaga sosial

Primer & Skunder

Nilai kebudaayaan

Primer & Skunder

Persepsi masyarakat

Primer

Primer & Skunder

Saran dn prasarana

Primer & Skunder

Efektivitaas kelembagaan

Primer & Skunder

legalitaas

Primer & Skunder

Dimensi Teknologi Ketersediaan alur pelayaran

Primer & Skunder

Transfortasi

Primer & Skunder

Peneriman informasi

Primer & Skunder

Alat tangkap

Primer & Skunder

Tingkaat pengusaan teknologi

Primer & Skunder

Alat komunikasi

Primer & Skunder

Jenis kenderaan

Primer & Skunder

indeks keberlanjutan mengacu pada Budianto (2012) yang membagi status keberlanjutan dalam 4 kategori: Tidak Berkelanjutan selang nilai 0–25, Kurang Berkelanjutan selang nilai 26–50, Cukup Berkelanjutan selang nilai 51–75, dan Berkelanjutan selang nilai 76–100. 5) Analisis Monte Carlodi gunakan untuk mengetahui kestabilan hasil ordinasi Rapfish. Analisis Monte Carlopada metode Rapfish dilakukan sebanyak 25 kali ulangan dengan teknik scatter plot. Kestabilan indeks keberlanjutan yang dihasilkan tercermin oleh plot yang mengumpul, sedangkan jika hasil menunjukkan plot menyebar dapat diartikan terdapat gangguan atau aspek ketidakpastian dalam hasil analisis. Analisis Laverage dilakukan untuk mengetahui atribut apa saja yang sensitif dari seluruh dimensi yang digunakan. Atribut paling sensitif akan memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan dalam bentuk perubahan Root Mean Square (RMS) yaitu pada sumbu X (skala keberlanjutan).

1999. Metode ini dilakukan dengan menilai atribut yang terdapat pada setiap dimensi pengelolaan, dengan tahapan sebagai berikut: 1) Penelitian ini menggunakan 35 atribut dari lima dimensi seperti yang tercantum pada Tabel 1. 2) Setiap atribut diberikan salah satu nilai dari ketiga kategori nilai yang telah ditentukan (1,2,3). Pemberian nilai terhadap setiap atribut memberikan gambaran terhadap kondisi keberlanjutan pengelolaan Pulo Raya, apakah baik ataupun buruk. 3) Ordinasi Rapfish dengan metode MDS (Multidimensional Scaling) digunakan untuk menentukan satu titik (nilai) yang mencerminkan posisi relatif dari pengelolaan Pulo Raya. Hasil analisis yang baik menunjukkan nilai stres yang lebih kecil dari 0,25 (S< 0,25). 4) Penentuan status keberlanjutan pengelolaan Pulo Raya berdasarkan pada indeks keberlanjutan perikanan. Indeks keberlanjutan perikanan mempunyai selang antara 0–100. Nilai

53

Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, Desember 2017, Volume 1 No.1

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dimensi sosial Analisis keberlanjutan dimensi sosial budaya mencakup enam atribut yang merupakan penunjuk keberlanjutan potensi sumberdaya alam pesisir Pulo Raya. Diagram ordinansi Rapfish yang menggambarkan posisi keberlanjutan setiap atribut berdasarkan indeks keberlanjutan potensi sumberdaya alam pesisir di lokasi penelitian, yaitu sebesar 54,43. Ordinansi keberlanjutan keseluruhan dimensi sosial budaya berada pada selang 50,01–75,00 atau mempunyai status “cukup berkelanjutan” dengan indeks keberlanjutan >50. Analisis leverage dilakukan bertujuan untuk melihat atribut yang sensitif memberikan konstribusi terhadap indeks dimensi sosial budaya. Hasil analisis laverage menunjukkan bahwa atribut yang paling sensitif berdasarkan nilai RMS yang merupakan indikator kunci terhadap keberlanjutan kriteria sosial budaya sebanyak empat atribut, yaitu 1) kebersamaan sosial sebesar (2,41%); 2) nilai kebudayaan sebesar (1,13%); 3) sosialisasi pekerjaan sebesar (1,07%); dan

Dimensi Ekologi Analisis keberlanjutan dimensi ekologi mencakup tujuh atribut yang merupakan penunjuk keberlanjutan potensi sumberdaya alam pesisir Pulo Raya. Diagram ordinansi Rapfish yang menggambarkan posisi keberlanjutan setiap atribut berdasarkan indeks keberlanjutan potensi sumberdaya alam pesisir di lokasi penelitian yaitu sebesar 56,57. Ordinansi keberlanjutan keseluruhan dimensi ekologi berada pada selang 50,01–75,00 atau mempunyai status “cukup berkelanjutan” dengan indeks keberlanjutan >50. Hasil analisis laverage menunjukkan bahwa atribut yang paling sensitif berdasarkan nilai RMS yang merupakan indikator kunci terhadap keberlanjutan kriteria ekologi sebanyak 4 indikator, yaitu: 1) kondisi lingkungan perairan sebesar (9,56%); 2) kesesuain KJA sebesar (7,49%); 3) kesesuaian rumput laut sebesar (6,85%); dan 4) luas perairan sebesar (6,61%) (Gambar 2).

Gambar 2 Status keberlanjutan pada kriteria ekologi

Gambar 3 Status keberlanjutan pada kriteria sosial 54

Edwarsyah et al. (Index and Sustainability Status of Small Outer Island: Case Study of Pulo Raya Aceh Jaya Coastal)

4) pelatihan untuk nelayan sebesar (1,04%) (Gambar 3).

1) tingkat keuntungan budidaya rumput laut sebesar (4,66%); 2) penyerapan tenaga kerja budidaya rumput laut sebesar (3,11%); 3) penyerapan tenaga kerja KJA sebesar (2,92%); dan 4) kelayakan usaha perikanan (2,32%) (Gambar 4).

Dimensi ekonomi Analisis keberlanjutan dimensi ekonomi mencakup delapan atribut yang merupakan penunjuk keberlanjutan potensi sumberdaya alam pesisir Pulo Raya. Diagram ordinansi Rapfish yang menggambarkan posisi keberlanjutan setiap atribut berdasarkan indeks keberlanjutan potensi sumberdaya alam pesisir di lokasi penelitian, yaitu sebesar 60,63. Ordinansi keberlanjutan keseluruhan dimensi ekonomi berada pada selang 50,01–75,00 atau mempunyai status “cukup berkelanjutan” dengan indeks keberlanjutan >50. Analisis leverage dilakukan bertujuan untuk melihat atribut yang sensitif memberikan konstribusi terhadap indeks dimensi ekonomi. Hasil analisis laverage menunjukkan bahwa atribut yang paling sensitif berdasarkan nilai RMS yang merupakan indikator kunci yang berpengaruh terhadap keberlanjutan kriteria ekonomi sebanyak empat atribut, yaitu

Dimensi kelembagaan Analisis keberlanjutan dimensi ekonomi mencakup enam atribut yang merupakan penunjuk keberlanjutan potensi sumberdaya alam pesisir Pulo Raya pulau-pulau kecil terluar. ordinansi Rapfish yang menggambarkan posisi keberlanjutan setiap atribut berdasarkan indeks keberlanjutan potensi sumberdaya alam pesisir di lokasi penelitian yaitu sebesar 99,99. Ordinansi keberlanjutan keseluruhan dimensi kelembagaan berada pada selang 50,01–75,00 atau mempunyai status “cukup berkelanjutan” dengan indeks keberlanjutan >50. Analisis leverage dilakukan bertujuan untuk melihat atribut yang sensitif memberikan konstribusi terhadap indeks dimensi

Gambar 4 Status keberlanjutan pada kriteria ekonomi

Gambar 5 Status keberlanjutan pada kriteria teknologi 55

Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, Desember 2017, Volume 1 No.1

kelembagaan. Hasil analisis laverage (Gambar 5a) menunjukkan bahwa atribut yang paling sensitif berdasarkan nilai RMS yang merupakan indikator kunci yang berpengaruh terhadap keberlanjutan kriteria kelembagaan sebanyak empat atribut, yaitu 1) ketersediaan kelompok perikanan sebesar (9,91%); 2) legalitas sebesar (3,05%); 3) tingkat kepatuhan masyarakat sebesar (1,52%); dan 4) sarana dan prasarana sebesar (8,45%) (Gambar 5).

keluar (mendekati angka 100) menunjukkan status keberlanjutan yang semakin bagus, sebaliknya jika semakin ke dalam (mendekati titik 0) menunjukkan status keberlanjutan yang semakin buruk. Nilai indeks keberlanjutan untuk masingmasing dimensi disajikan pada Tabel 2. Gambar 6 memperlihatkan bahwa nilai indeks keberlanjutan untuk setiap dimensi berbeda-beda, hasil nilai indeks keberlanjutan keseluruhan sebesar 61,65 pada skala sustainabilitas 0–100 dan termasuk ke dalam kategori cukup berkelanjutan. Nilai ini diperoleh berdasarkan penilaian terhadap 34 atribut dari lima dimensi keberlanjutan. Dalam konsep pembangunan berkelanjutan bukan berarti semua indeks dari setiap dimensi harus memiliki nilai yang sama besar, melainkan dalam berbagai kondisi daerah tentu memiliki prioritas dimensi apa yang lebih dominan untuk menjadi perhatian. Pada prinsipnya, indeks keberlanjutan pada setiap dimensi tersebut berada pada kategori ”cukup berkelanjutan”. Hasil kajian ini lebih baik dibanding hasil keberlanjutan pengelolaan Pulau-pulau Kecil di Makassar dengan keberlanjutan hanya 50,99% (Hasrat et al. 2014). Sementara hasil kajian Fitrianti et al. (2014) terhadap keberlanjutan Perikanan Ikan Terbang di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan mendapatkan kategori kurang berkelanjutan. Hasil kajian Jeujanan et al. (2015) terkait pengelolaan rumpon keberlanjutan pada dimensi ekonomi di perairan kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara dengan kategori cukup berkelanjutan. Aris et al. (2017) juga mendapatkan kategori cukup berkelanjutan dengan analisis dimensi sosial ekonomi pada Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh. Demikian juga dari hasil kajian Adriman et al.

Dimensi teknologi Analisis keberlanjutan dimensi teknologi mencakup tujuh atribut yang merupakan penunjuk keberlanjutan potensi sumberdaya alam pesisir Pulo Raya. Diagram ordinansi Rapfish yang menggambarkan posisi keberlanjutan setiap atribut berdasarkan indeks keberlanjutan potensi sumberdaya alam pesisir di lokasi penelitian, yaitu sebesar 78,58. Ordinansi keberlanjutan keseluruhan dimensi teknologi berada pada selang 50,01–75,00 atau mempunyai status “kurang berkelanjutan” dengan indeks keberlanjutan >50. Analisis leverage dilakukan bertujuan untuk melihat atribut yang sensitif memberikan konstribusi terhadap indeks dimensi teknologi. Hasil analisis laverage menunjukkan bahwa atribut yang paling sensitif berdasarkan nilai RMS yang merupakan indikator kunci yang berpengaruh terhadap keberlanjutan kriteria teknologi sebanyak empat atribut, yaitu 1) jenis kenderaan sebesar (7,07%); 2) jenis alat tangkap sebesar (6,20%); 3) tingkat menguasai teknologi sebesar (4,77%); dan 4) alat komunikasi sebesar (4,72%) (Gambar 6). Dari hasil analisis memperlihatkan bahwa dimensi kelembagaan dan ekologi merupakan dimensi yang paling tinggi indeks keberlanjutannya. Nilai atau indeks semakin

Gambar 6 Status keberlanjutan pada kriteria teknologi 56

Edwarsyah et al. (Index and Sustainability Status of Small Outer Island: Case Study of Pulo Raya Aceh Jaya Coastal)

(2012) mendapatkan keberlanjutan pengelolaan ekosistem terumbu karang di kawasan konservasi laut daerah Bintan Timur Kepulauan Riau dengan kategori cukup berkelanjutan. Terkait strategi pengelolaan Edwarsyah et al. (2017) menetapkan berbagai prioritas sesuai dengan nilai indeks yang paling rendah. Nilai yang paling rendah merupakan nilai yang menunjukkan perlu adanya tindakan pengelolaan lanjut. Dalam hal ini, rendahnya nilai ekologi dan sosial budidaya menjadi prioritas utama dalam jangka pendek. Untuk dimensi ekologi pentingnya penanaman pohon untuk memberikan kesejukan bagi wisatawan. Sementara terkait sosial pentingnya sosialisasi dan pendekatan terhadap masyarakat terkait pengelolaan Pulo Raya akan kegiatan pembangunan, baik ekowisata maupun kegiatan budidaya.

paling berpengaruh adalah kondisi lingkungan perairan (dimensi ekologi); tingkat keuntungan budidaya rumput laut (dimensi ekonomi); kebersamaan sosial (dimensi sosial budaya); jenis kenderaan (dimensi teknologi); ketersediaan kelompok perikanan.

Saran Saran penelitian lanjutan terkait analisis sumberdaya alam pesisir dan analisis usaha masing-masing budidaya keramba jaring apung dan rumput laut, serta pariwisata sehingga secara teknis konsep pengelolaan dapat lebih dikembangkan

DAFTAR PUSTAKA Adrianto L. 2004. Pembangunan dan Pengelolaan Pulau-pulau Kecil yang Berkelanjutan. PKSPL IPB. Bogor. Adriman A. Purbayanto, S. Budiharso, dan A Damar. 2012. Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang di Kawasan Konservasi Laut Daerah Bintan Timur Kepulauan Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan 17(1): 1–15. Alder J, TJ Pitcher, D Preikshot, K Kaschner, B Ferris. 2000. How good is good? a rapid appraisal technique for evaluation of the sustainability status of fisheries of the north atlantic. In: Pauly and Pitcher (eds). Methods for evaluation the impact of fisheries on North Atlantic ecosystem.Fisheries Centre, University of British Columbia, Vancouver, Canada. Aris M, A Fahrudin, E Riani. 2017. Analisis Dimensi Sosial Ekonomi Keberlanjutan Pengelolaan Taman Wisata Alam Laut (Twal) Pulau Weh. Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya 1(1): 1–7. Daulay, Zainul. 2011. Pengetahuan Tradisional; Konsep, Dasar, Hukum dan Praktiknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Edwarsyah, Yonvitner, A Muhtadi. 2017. Pengelolaan Ekosistem dengan Pendekatan Ekosistem (EAFM). Briiliant Press PT Menuju Insan Cemerlang. Surabaya (in press). Fitrianti RS, MM Kamal, R Kurnia. 2014. Analisis Keberlanjutan Perikanan Ikan Terbang di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Depik 3(2): 118–127. Hasrat, J Haluan, IK Budiastra. 2014. Status Keberlanjutan Pengelolaan Perikanan

Tabel 2 Indeks keberlanjutan pada setiap dimensi Dimensi Ekologi Ekonomi Sosial Budaya Teknologi Kelembagaan Rata-rata

Indeks Keberlanjutan 56,57 60,63 54,43 78,58 99,99 61,65

Gambar 7 Diagram keberlanjutan dimensi

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Analisis Rapfish yang dilakukan pada lima dimensi (ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan kelembagaan) menunjukkan kategori status cukup berkelanjutan (ikp terendah 54,43–99,99 atau berada pada selang 50,01– 75,00). Atribut pada tiap-tiap dimensi/faktor yang 57

Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, Desember 2017, Volume 1 No.1

Budidaya Di Pulau-pulau Kecil Makassar. Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan 1(1): 1–14. http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-pulau/ index.php/public_c/pulau_info/449 http://acehjayakab.go.id diakses pada tanggal 3 November 2016 Jeujanan BS Martasuganda, MFA Sondita, R Yusfiandayani, Monintja. 2015. Pengelolaan Rumpon Keberlanjutan pada Dimensi Ekonomi di Perairan Kepulauan Kei Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 7(2): 613–627. [Kep Pres] Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-pulau Kecil Terluar.

Muhtadi A. 2016. Pemanfaatan Berkelanjutan Pulau-pulau Kecil Terluar dengan Konsep Ekowisata Bahari (Studi Kasus: Pulau Wunga, Kabupaten Nias Utara). Prosiding Simposium Nasional Pengelolaan Perikanan Karang Berkelanjutan Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hal 262–272. Pitcher TJ, D Preikshot. 2000. RAPFISH: A rapid appraisal technique to evaluate the sustainability status of fiheries. Fisheries Research 49(2001). Fisheries Centre, University of British Columbia, Canada. Rangkuti AM, MR Cordova, A Rahmawati, Yulma, EH Adimu. 2017. Ekosistem Pesisir dan Laut Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara. 482 hal.

58

PETUNJUK BAGI PENULIS

Artikel yang dapat diterima dalam Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis adalah hasil penelitian, analisis kebijakan/metodologi, dan ulasan ilmiah yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya perikanan. Artikel harus berupa tulisan asli yang belum pernah dipublikasikan di dalam jurnal ilmiah nasional maupun internasional. NASKAH. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris, diketik dalam dua spasi, setiap halaman diberi nomor halaman. Hendaknya digarisbawahi kata-kata yang akan dicetak miring. Huruf besar hanya digunakan pada permulaan kata dari judul artikel, judul paragraf dan nama ilmiah dalam bentuk binomial atau trinomial latin. Satuan Sistem Internasional (SI), termasuk yang diturunkan harus digunakan. Naskah tidak boleh melebihi 15 halaman ketik, sudah termasuk tabel-tabel dan gambar-gambar. Artikel disusun sebagai berikut: Judul (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), Nama Penulis, Alamat Penulis, Abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, dan Daftar Pustaka. Abstrak disajikan ringkas maksimum 200 kata. TABEL. Penomoran tabel dilakukan secara berurutan. Nomor tabel harus diidentifikasi di dalam teks. Judul singkat dari tabel-tabel yang disajikan harus diketik dalam bahasa Indonesia dan Inggris. GAMBAR. Penomoran gambar dilakukan secara berurutan dan harus diidentifikasi di dalam teks. Judul singkat dari gambar harus diketik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. DAFTAR PUSTAKA. Daftar pustaka terdiri atas minimal 80% berupa jurnal ilmiah nasional dan internasional sekurang-kurangnya terbitan 10 tahun terakhir memuat pustaka yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan, seperti

tesis atau disertasi. Rujukan kepada komunikasi pribadi atau laporan yang tidak tersedia, harus ditulis di antara tanda kurung dalam teks. Sistem Penulis-Tahun harus digunakan dalam teks. Daftar pustaka harus disusun secara alfabetik dari penulis pertama. Apabila terdapat dua atau lebih publikasi dari penulis yang sama dan pada tahun yang sama, pada tahun penerbitannya ditambahkan satu huruf kecil yang dapat membedakan. Daftar pustaka yang berasal dari jurnal ilmiah harus mencantumkan semua nama penulis, tahun terbit, judul lengkap, nama publikasi, nomor volume, dan nomor halaman. Untuk buku harus ditulis semua nama penulis, tahun terbit, judul lengkap, penerbit, tempat penerbitan, dan total halaman. PENGIRIMAN NASKAH. Naskah berupa file dalam format Microsoft Word (word) dikirim ke: Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis E-mail: [email protected] Email PIC: [email protected] Divisi Manajemen Sumberdaya Perikanan Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Dramaga Bogor 16680 – Wing C, Lantai 4 Telepon (0251) 8622912, Fax (0251) 8622932 Sebagai persyaratan bagi pemrosesan artikel, para penyumbang artikel wajib menjadi pelanggan minimal selama satu tahun. Penulis yang artikelnya dimuat wajib memberikan kontribusi biaya cetak minimal sebesar Rp550 000 (lima ratus lima puluh ribu rupiah), termasuk biaya langganan selama satu tahun. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis yang dikirim secaara elektronik maksimum dua minggu setelah naskah diterima.

PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS

ISSN : 2598 – 8603

ISSN 2598 - 8603 Desember 2017, Volume 01, Nomor 01 Halaman 1–66

Aisya Intan Widya Satria, Rahmat Kurnia. Ukuran dan Reproduksi dari Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis, Linnaeus 1758): Famili Scombridae: dari Selatan Laut Jawa. ������������������������������������������� 1 Dian Safarini, Ali Mashar. Kematangan Gonad dan Potensi Reproduksi Ikan Banyar (Rastrelliger kanagurta, Cuvier 1817).................................................................................................................. 11 Riska Puspita, Mennofatria Boer, Yonvitner. Tingkat Kerentanan Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) dari Kegiatan Penangkapan dan Potensi Keberlanjutannya di Perairan Selat Sunda ......................................................................................................................................... 17

Vera Ardelia, Mennofatria Boer, Yonvitner. Precautionary Approach dalam Pengelolaan Sumberdaya Ikan Tongkol (Euthynus affinis) dan Ikan Tetengkek (Megalaspis cordyla) di Perairan Selat Sunda.......................................................................................................................................... 33 Yonvitner, Isdradjat Setyobudiandi, Apriansyah, Deni Rahmat Hidayat. Tropical Eel: Vulnerability Approach untuk Pengelolaan Berkelanjutan................................................................................... 41 Edwarsyah, Rina Safrina. Indeks dan Status Keberlanjutan Pulau Kecil Terluar: Studi Kasus Pesisir Pulo Raya Aceh Jaya............................................................................................................. 51 Selvi Tebay, Denny Cliff Mampioper. Kajian Potensi Lamun dan Pola Interaksi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Lamun (Studi Kasus Kampung Kornasoren dan Yenburwo, Numfor, Papua)............................................................................................................................ 59

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Institut Pertanian Bogor

Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680, Wing C, Lantai 4 – Telepon (0251) 8622912, Fax. (0251) 8622932. E-mail: [email protected].

PT Penerbit IPB Press

IPB Science Techno Park Jl. Taman Kencana No. 3, Bogor 16128 Telp. 0251 - 8355 158 E-mail: [email protected] Penerbit IPB Press

@IPBpress

Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis Journal of Tropical Fisheries Management | Volume 01– Nomor 01 – Desember 2017

Surya Gentha Akmal, Achmad Fahrudin, Syamsul Bahri Agus. Distribusi Spasial Kelimpahan Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Sunda............................................................................................................. 25

Jurnal PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS Journal of Tropical Fisheries Management Volume 01– Nomor 01 – Desember 2017