JURNAL SKRIPSI WENI.PDF

Download ADDED (EVA) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. UNILEVER. INDONESIA TBK. Weni Aprilia (21208280). Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, ...

0 downloads 507 Views 296KB Size
PENGARUH RETURN ON INVESMENT (ROI) DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK Weni Aprilia (21208280) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2012

ABSTRAK Kinerja perusahaan akan menentukan tinggi rendahnya harga saham di pasar modal. Meskipun demikian dalam kenyataannya, beberapa investor belum memahami hubungan antara kinerja keuangan dengan harga saham. Investor yang rasional pada saat akan melakukan investasi, biasanya melakukan analisis terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Artinya investor melihat bagaimanakah kinerja perusahaan tersebut Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Return On Invesment (ROI) dan Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa Neraca Konsolidasi dan Laporan Laba Rugi serta Daftar Harga Saham pada PT. Unilever Indonesia tahun 2007-2011. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier berganda yang kemudian diolah dengan menggunakan SPSS 17. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa variabel Return On Invesment (ROI) dan Economic Value Added (EVA) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham, tetapi secara parsial, baik Return On Invesment (ROI) maupun Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kata Kunci : Return On Invesment (ROI), Economic Value Added (EVA), Dan Harga Saham ABSTRACT Performance of the company will determine the level of share pricesin the stock market. How everin reality, some investors do not understand the relationship between the financial performance of the stock price. Rational investor would invest the time, usuallyan analysis ofthe company's ability to generate earnings. This means that investors see how the performance of the company The purposeof this study was to analyze the influence of the Return On Investment (ROI) and Economic Value Added (EVA) to the stock price on the PT. Unilever Indonesia Tbk. The data used in this study issecondary data in the form of Consolidated Balance Sheetand Income Statementand List Price Stockon PT. Unilever Indonesia in 2007-2011.This study used multiple linear regression analysis were then processed using SPSS 17.

The results of the analysis indicate that the variable Return On Investment (ROI) and Economic Value Added (EVA) jointly have a significant effecton stock prices,but partially not good Return On Investment (ROI) and Economic Value Added (EVA) had no significant effectthe stock price. Keywords : Return On Invesment (ROI), Economic Value Added (EVA) and Stock Price

PENDAHULUAN Seorang investor dalam menanamkan modalnya pada sebuah perusahaan, tentunya melihat perkembangan perusahaan tersebut, terutama pada kinerja keuangan perusahaannya agar memperoleh tingkat pengembalian yang optimal. Kinerja perusahaan dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap investasi perusahaan, selain itu kinerja perusahaan dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Harga saham merupakan ukuran indeks prestasi perusahaan, yaitu seberapa jauh manajemen perusahaan telah berhasil mengelola perusahaan atas nama pemegang saham, sehingga kekuatan pasar dibursa ditunjukkan dengan adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut dipasar modal. Return On Invesment (ROI) merupakan salah satu rasio keuangan, yaitu profitabilitas, karena bisa dijadikan informasi laba bagi para investor untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Dengan Return On Invesment (ROI) inilah investor dapat mengukur dan memberikan penilaian mengenai kinerja keuangan perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Apabila ROI tersebut baik, maka kinerja keuangan perusahaan tersebut juga baik dan akan berdampak terhadap kenaikan harga saham perusahaan yang akan diterima pemegang saham. Tingkat kesehatan keuangan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan dalam mengukur kinerja suatu perusahaan. Mengingat keterbatasan analisis rasio keuangan tersebut sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan dalam pengaruhnya terhadap harga saham, maka terdapat pendekatan konsep baru yang disebut Economic Value Added (EVA) adalah pengukuran kinerja perusahaan yang harus mempertimbangkan harapan pada penyandang dana secara adil dengan mempertimbangkan biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Avarage Cost of Capital). Dengan memperhitungkan EVA diharapkan dapat memperoleh hasil perhitungan nilai ekonomi perusahaan yang realistis, dan dapat juga mendukung penyajian laporan keuangan, sehingga dapat mempermudah para pemakai laporan keuangan untuk menganalisis kinerja perusahaan dalam rangka pembuatan keputusan untuk berinvestasi

RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengaruh Return On Investment (ROI) terhadap harga saham pada PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2007-2011? 2. Bagaimana pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham pada PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2007-2011? 3. Apakah Return On Investment (ROI) dan Economic Value Added (EVA) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada PT. Unilever Tbk tahun 2007-2011? BATASAN MASALAH Untuk membatasi luasnya penjabaran, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis hanya memfokuskan pada Laporan Keuangan dan Daftar Harga Saham PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2007-2011. LANDASAN TEORI Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggung jawaban atau accountability, dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Hery, 2009:2). Laporan keuangan terdiri dari : 1. Neraca 2. Perhitungan laba rugi 3. Laporan arus kas 4. Catatan atas laporan keuangan Tujuan Laporan Keuangan yaitu untuk menyajikan informasi tentang kondisi keuangan suatu perusahaan bagi pihak-pihak berkepentingan terhadap laporan keuangan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk proses pengambilan keputusan ekonomi. Return On Investment (ROI) Menurut Husein Umar (2005:216) Return On Investment (ROI) mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan” Sedangkan menurut Hanafi (2007:159), Return On Investment atau return on assets mengukur kemampuan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset. Kelebihan dari ROI menurut (Linawati:2006) adalah: 1. ROI merupakan pengukuran yang kompherensif dimana semua mempunyai laporan keuangan tercermin dari rasio ini.

2. ROI mudah dihitung, mudah dipahami, dan sangat berarti dalam pengertian absolute. 3. ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa memperdulikan ukuran dan jenis usahanya. ROI juga memiliki kelemahan menurut Linawati (2006) diantaranya yaitu : 1. Kesukaran dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, karena adanya praktik akuntansi yang berbeda. 2. Adanya fluktuasi nilai dari uang (daya beli), khususnya bila dalam kondisi inflasi. 3. Tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih untuk dapat memperoleh simpulan yang memuaskan. 4. Tidak dapat dapat memberikan gambaran atau pencerminan terhadap struktur modal perusahaan. Penilaian Kinerja Keuangan dengan Menggunakan ROI 1. Apabila nilai ROI yang dicapai melebihi target yang ditetapkan perusaahaan sebesar 36,50%, maka kinerja keuangan perusahaan dinilai baik. 2. Apabila nilai ROI yang dicapai tidak melebihi target yang ditetapkan perusahaan sebesar 36,50%, maka kinerja keuangan perusahaan dinilai kurang baik. http://www.scribd.com/doc/19535494/Case-Analysis-Unilever-Tbk

Economic Value Added (EVA) Menurut Stewart (2010) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah ukuran laba ekonomis yang dapat ditentukan dari selisih antara Laba Operasional Setelah Pajak (NOPAT) dengan biaya modal. Menurut Rudianto (2006:352) EVA sebagai alat penilai kinerja perusahaan terlihat beberapa nilai unggul EVA dibanding ukuran kinerja konvensional lainnya. Beberapa keunggulan yang dimiliki EVA antara lain sebagai berikut : a. EVA dapat menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham dimana EVA digunakan sebagai ukuran operasional dari manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan didalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham atau investor. b. EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba operasi tanpa tambahan dana atau modal. c. EVA merupakan sistem manajemen keuangan yang dapat memecahkan semua masalah bisnis.. Tetapi EVA juga memiliki kelemahan, diantaranya : a. Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat khususnya biaya modal sendiri. Terutama dalam perusahaan go public biasanya mengalami kesulitan dalam menghitung sahamnya. b. Analisis EVA hanya mengukur faktor kuantitatif saja. Sedangkan untuk mengukur kinerja perusahaan secara optimum, perusahaan harus diukur berdasarkan faktor kuantitatif dan kualitatif.

Langkah–langkah untuk menghitung EVA (Amin Widjaja Tunggal, 2008) : 1. Menghitung laba bersih setelah pajak (NOPAT) 2. Menentukan WCR (Working Capital Requitment) 3. Menentukan Nilai Invested capital 4. Menghitung Cost of Debt (biaya hutang) 5. Menghitung cost of equity (biaya ekuitas) 6. Menghitung Biaya rata-rata Modal Tertimbang (WACC) 7. Capital Charges 8. Menentukan Nilai EVA Parameter yang digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan dengan model EVA tentang terdapat tidaknya proses nilai tambah adalah sebagai berikut: a. Nilai EVA > 0 (positif) Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. b. Nilai EVA = 0 Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan berada dalam posisi impas. Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi juga tidak mengalami kamajuan secara ekonomi. c. Nilai EVA < 0 (negatif) Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis pada perusahaan, dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham perusahaan (investor) (Rudianto, 2006:351) Harga Saham Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006) harga saham adalah nilai saham yang ditentukan oleh kekuatan penawaran jual beli saham pada mekanisme pasar tertentu dan juga merupakan harga jual dari investor yang satu ke investor lainnya. Menurut Hidayat (2010:103) harga saham dapat dibedakan menjadi 5 yaitu: 1. Harga Nominal Harga nominal saham adalah harga yang tercantum pada lembar saham yang diterbitkan. Harga ini akan digunakan untuk tujuan akuntansi yaitu mencatat modal disetor penuh. 2. Harga Perdana Harga perdana adalah harga yang berlaku untuk investor yang memiliki saham pada saat penawaran umum.. 3. Harga Pembukaan (Opening Price) Harga pembukaan adalah harga saham yang berlaku saat pasar saham dibuka pada hari itu. 4. Harga Pasar (Market Price) Harga pasar adalah harga saham dibursa pada saat itu, harga pasar tersebut ditentukan oleh permintaan dan penawaran saat diperdagangkan dilantai bursa.

5. Harga Penutupan (Clossing Price) Harga penutupan adalah harga akhir dari transaksi jual-beli saham dibursa efek. METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan data pada penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yaitu berupa Neraca Konsolidasi, Laporan Laba Rugi Pada PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2007-2011 melalui situs www.unilever.co.id dan harga saham PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2007-2011 melalui situs www.unilever.co.id. Dalam teknik analisis data pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif melalui regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 17 for windows. Teknik analisis ini terdiri dari : 1. Analisis Deskriptif 2. Uji Normalitas 3. Analisis Regresi Linier Berganda 4. Uji Asumsi Klasik a) Uji Multikolinearitas b) Uji Autokorelasi c) Uji Heteroskedastisitas 5. Uji Hipotesis a) Uji Statistik F (Uji Simultan) b) Uji Statistik t (Uji Parsial) 6. Koefisien Determinasi HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Return On Investment (ROI) Tahun ROI

Laba bersih Total aktiva Peningkatan (Penurunan) sesudah pajak 2007 36,84% Rp 1.964.652 Rp 5.333.652 2008 37,01% Rp 2.407.231 Rp 6.504.736 0,17% 2009 40,67% Rp 3.044.107 Rp 7.484.990 3,66% 2010 38,93% Rp 3.386.970 Rp 8.701.262 (1,74%) 2011 44,01% Rp 4.163.369 Rp 10.482.312 5,08% .Dari hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki kinerja keuangan yang baik atau dapat dikatakan melebihi target yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebesar 36,50%. http://www.scribd.com/doc/19535494/Case-Analysis-Unilever-Tbk Perhitungan Economic Value Added (EVA) Tahun NOPAT Capital EVA Charges 2007 1.971.428 1.662,1 1.969.757,9 2008 2.439.256 3.344,7 2.435.911,3

Peningkatan

( Penurunan)

466.153,4

-

2009 3.053.765 1.556,9 3.052.208,1 616.296,8 2010 3.409.773 2.628,4 3.407.144,6 354.936,5 2011 4.189.869 1.931,6 4.187.937,4 780.792,8 Sumber : data diolah Dari hasil perhitungan pada yabel diatas, EVA pada PT. Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2007-2011 bernilai positif, maka dapat disimpulkan bahwa PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki kinerja keuangan yang baik. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data variabel penelitian meliputi minimum, maksimum, mean dan standar deviasi. Statistics Roi N

Valid Missing

5 0 Mean 39.492000 Std. Deviation 2.9710806 Minimum 36.8400 Maximum 44.0100 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Eva

Hargasaham

5 0 3.0105E6 8.6004E5 1.9698E6 4.1879E6

5 0 12180.0000 5301.72142 6750.00 18800.00

Dari hasil statistik deskriptif diketahui bahwa dalam 5 (N), ROI minimum mencapai 36,8400 yang berarti laba yang dihasilkan 36,84% hanya dari total asset yang digunakan pada tahun 2007, sedangkan nilai ROI maksimum mencapai 44,0100, sehingga laba bersih yang dihasilkan adalah 44,01% dari total asset yang digunakan, jumlah rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset yang berarti efisiensi manajemen. Rata-rata ROI tahun 2007-2011 adalah 39,492000 yang menunjukkan rata-rata jumlah penghasilan atau laba bersih yang diterima selama 5 periode sebesar 39,49% dari total asset yang ditanamkan (total asset operasi) dengan nilai standar deviasi sebesar 2,9710806 yang mendekati kriteria variabel, karena standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata. Hal ini sesuai dengan karakteristik perusahaan manufaktur seperti PT. Unilever Indonesia Tbk sebagai perusahaan penghasil barang, sehingga laba operasi menjadi fokus penilaian ini. Dengan laba operasi tingkat efisiensi perusahaan akan terdeteksi, sehingga perkembangannya dapat dipantau oleh pihak-pihak yang berkepentingan yang menjadikan ROI sebagai salah satu pertimbangan investor dalam menginvestasikan dananya. Dari hasil SPSS uji statistik deskriptif variabel EVA menunjukkan (N) sebanyak 5, nilai EVA minimum sebesar 1,9698E6 yang terjadi tahun 2007 pada PT. Unilever Indonesia Tbk, nilai maksimum sebesar 4,1879E6 tahun 2011 pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Rata-rata EVA sebesar 3.0105E6 yang menunjukkan ratarata pengembalian atas modal yang dikeluarkan untuk modal investasi selama 5

periode dengan standar deviasi sebesar 8.6004E5 yang mendekati kriteria variabel, hal ini dapat terlihat dari nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata (mean). Dengan demikian, PT. Unilever Indonesia Tbk telah berhasil menciptakan nilai bagi perusahaannya, yang akan dijadikan bahan pertimbangan para investor untuk mengambil keputusan akan menginvestasikan dananya atau tidak. Hasil SPSS untuk uji statistik variabel harga saham menunjukkan (N) sebanyak 5, harga saham minimum sebesar 6.750,00 yang terjadi pada closing price tahun 2007 pada PT. Unilever Indonesia Tbk, sedangkan harga saham maksimum sebesar 18.800,00 yang terjadi pada closing price tahun 2011 pada PT. Unilever Indonesia Tbk. Rata-rata harga saham PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 12180,0000 harga rata-rata saham tersebut adalah harga yang ditawarkan rata-rata selama 5 periode dengan nilai standar deviasi sebesar 5301.72142 yang mendekati kriteria variabel, karena nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig.

Shapiro-Wilk Statistic Df

Sig.

Roi .198 5 .200* .904 5 .431 * Eva .148 5 .200 .987 5 .967 * hargasaham .196 5 .200 .909 5 .461 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Model regresi dikatakan normal jika memiliki nilai sig > 5%, nilai sig 0,461 (46,1%). Karena nilai sig 46,1% > 5%, maka data berdistribusi normal.

Analisis Regresi Linier Berganda Regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen (terikat) dengan variabel independen (bebas). Persamaan regresi linier berganda yang digunakan sebagai berikut : Y=a+ + dimana : Y = harga saham = ROI (Return On Invesment) = EVA (Economic Value Added )

Coefficients

a

Standardized Unstandardized Coefficients Model 1

B (Constant)

Coefficients

Std. Error

15590.847

18589.242

Roi

-711.715

613.218

Eva

.008

.002

Beta

T

Sig. .839

.490

-.399

-1.161

.366

1.331

3.872

.061

a. Dependent Variable: hargasaham

Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan keadaan yang terjadi dalam analisis regresi linier berganda jika variabel-variabel bebas itu sendiri berkorelasi. Uji ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. a) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. b) Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut.

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Model

B

Standardiz ed Coefficient s

Std. Error Beta

Collinearity Statistics t

Sig.

Tolerance VIF

1

(Constant 15590.84 18589.24 ) 7 2

.839

.490

roi -711.715 613.218 -.399 -1.161 .366 .166 6.010 eva .008 .002 1.331 3.872 .061 .166 6.010 a. Dependent Variable: hargasaham Pada tabel diatas menunjukkan bahwa variabel bebasnya memiliki nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF kurang dari 10. Berdasarkan kriteria pengujian multikolinearitas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak ada multikolinearitas antara variabel bebas. Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan dirinya sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri. Nilai Durbin-Watson Durbin-Watson Kesimpulan Kurang dari 1,10 Ada korelasi 1,10 - 1,54 Tanpa kesimpulan 1,55 - 2,45 Tidak ada autokorelasi 2,46 - 2,90 Tanpa kesimpulan Lebih dari 3 Ada korelasi Model Summaryb Model R

Adjusted R Square Square

R Std. Error of Durbinthe Estimate Watson

1 .980a .961 .921 1.4863659E3 2.174 a. Predictors: (Constant), eva, roi Berdasarkan hasil regresi, nilai Durbin-Watson yang didapat dari hasil regresi sebesar 2,174. Dengan melihat tabel nilai D-W, dapat diketahui bahwa nilai D - W berada pada kisaran 1,55-2,45, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala autokorelasi dalam persamaan regresi. Uji Heteroskedastisitas Uji asumsi heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari objek penelitian.

.

Grafik scatterplot diatas menunjukkan bahwa pola yang terbentuk (berupa titik) menyebar diatas dan ditengah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji F Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikatnya. Rumusan hipotesis untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan adalah sebagai berikut : : tidak ada pengaruh yang signifikan ROI dan EVA terhadap harga saham. : ada pengaruh yang signifikan ROI dan EVA terhadap harga saham. Dari analisis regresi dengan program SPSS diperoleh hasil seperti tabel dibawah ini :

Model 1

Regression

Sum of Squares Df

Mean Square

F

Sig.

1.080E8

5.401E7

24.446

.039a

2

Residual 4418567.105 2 2209283.552 Total 1.124E8 4 a. Predictors: (Constant), eva, roi b. Dependent Variable: hargasaham Sumber : data diolah Berdasarkan tabel diatas, diperoleh tingkat sig sebesar 0,039. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikan yang telah ditetapkan, yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel ROI dan EVA berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh signifikan antara ROI dan EVA terhadap harga saham”, terbukti, atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha nya diterima dan Ho ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa ROI dan EVA dapat digunakan untuk memprediksi besarnya

harga saham. Hal ini dikarenakan PT. Unilever Indonesia Tbk merupakan sebuah perusahaan besar yang ingin menggunakan perhitungan Return On Invesment (ROI) dan Economic Value Added (EVA) agar lebih akurat. Dengan perhitungan ini para investor dapat melihat perkembangan laba yang dihasilkan dan perciptaan nilai bagi PT. Unilever Indonesia Tbk, sehingga dapat membantu para investor dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Uji t Uji t digunakan untuk menguji signifikansi regresi masing-masing variabel independen. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikan yang diharapkan ( α = 5% ), maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dengan independennya. Coefficientsa

Model 1

Unstandardized Coefficients B Std. Error

Standardized Coefficients Beta T

Sig.

(Constant) 15590.847 18589.242 .839 .490 Roi -711.715 613.218 -.399 -1.161 .366 Eva .008 .002 1.331 3.872 .061 a. Dependent Variable: hargasaham Sumber : data diolah Dari tabel diatas dapat dilihat secara parsial dari masing-masing variabel bebas yaitu ROI dan EVA tidak menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat dari besarnya tingkat signifikansi masing-masing variabel yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan (0,05). Berikut ini hasil uji hipotesis secara parsial : 1. Pengaruh ROI terhadap Harga Saham : ≤ 0 (Tidak ada pengaruh signifikan positif ROI terhadap harga saham) : > 0 (Ada pengaruh signifikan positif ROI terhadap harga saham) Hipotesis yang menyatakan bahwa “ada pengaruh signifikan positif ROI terhadap harga saham” tidak terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan angka signifikansi t tersebut lebih besar dari 5% (0,05) yang berarti : tidak dapat ditolak. Dengan demikian ROI tidak berpengaruh terhadap harga saham. Tidak signifikannya pengaruh ROI kemungkinan disebabkan karena besarnya keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan asset akan digunakan untuk membayar hutang-hutang perusahaan, sehingga perusahaan harus mengeluarkan saham baru yang akan berakibat pada menurunnya harga saham. 2. Pengaruh EVA terhadap Harga Saham : ≤ 0 ( Tidak ada pengaruh signifikan positif EVA terhadap harga saham) : > 0 ( Ada pengaruh signifikan positif EVA terhadap harga saham)

Hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh signifikan positif EVA terhadap harga saham” tidak terbukti. Hasil ini ditunjukkan dengan angka signifikansi t 3,872 dimana angka signifikansi t tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti : tidak dapat ditolak. Dengan demikian EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Tidak signifikannya pengaruh EVA terhadap harga saham kemungkinan disebabkan karena EVA belum banyak dikenal dan digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan oleh pelaku bisnis dan investor di Indonesia. Keterbatasan dalam metodologi penelitian, perhitungan variabel yang digunakan untuk membentuk EVA mungkin mengandung beberapa kelemahan karena digunakannya asumsi-asumsi guna penyederhanaan analisis, sebagai contoh perhitungan biaya hutang (cost of dept) dengan menggunakan rata-rata tingkat bunga kredit modal kerja dan kredit investasi Bank Indonesia, kondisi ini memungkinkan terjadinya kesalahan dalam perhitungan biaya modal yang pada akhirnya mempengaruhi nilai EVA. Variabel lain yang membentuk nilai EVA sebagai modal biaya equity (cost of equity) dapat dihitung dengan berbagai cara, sehingga berpotensi menyebabkan kesalahan dalam membentuk nilai EVA dan berpengaruh terhadap harga saham. Uji

( Koefisien Determinasi ) Nilai (R Square) menunjukkan seberapa besar model mampu menjelaskan variabel-variabel independen. Dimana adalah koefisien determinasi yang artinya besarnya pengaruh variabel independen dan , secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y). Model Summaryb Model

R

R Square

Adjusted Square

R Std. Error of the DurbinEstimate Watson

1 .980a .961 .921 1.4863659E3 2.174 a. Predictors: (Constant), eva, roi b. Dependent Variable: hargasaham Sumber : data diolah Dari hasil perhitungan dengan SPSS 17 menunjukkan koefisien determinasi berganda adalah sebesar 96,1%. Hal ini menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel ROI dan EVA terhadap harga saham sebesar 96,1% dan sisanya (3,9%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian, misalnya indikator keuangan lainnya seperti EPS, DER atau faktor eksternal seperti tingkat inflasi, SBI, dan kondisi ekonomi Indonesia yang tidak stabil sehingga mengakibatkan tingginya resiko bisnis serta ketidakpastian pendapatan yang akan diterima oleh investor. Besarnya nilai koefisien determinasi berganda yaitu 96,1% pada penelitian ini menunjukkan bahwa PT. Unilever Indonesia Tbk mampu menjalankan dan mengembangkan perusahaannya dengan meningkatkan laba operasi tanpa adanya

tambahan modal, berarti manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Selain itu dengan berinvestasi ke proyek-proyek yang menerima return yang lebih besar dari pada biaya modal (cost of capital) yang digunakan, berarti manajemen hanya mengambil proyek yang bermutu dan meningkatkan nilai perusahaan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2007-2011, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Hasil pengujian statistik pada PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2007-2011 menyatakan bahwa variabel Return On Invesment (ROI) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Hasil pengujian statistik pada PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2007-2011 menyatakan bahwa variabel Economic Value Added (EVA) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. 3. Hasil pengujian statistik secara simultan pada PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2007-2011, variabel Return On Invesment (ROI) dan Economic Value Added (EVA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Artinya variabel Return On Invesment (ROI) dan Economic Value Added (EVA) dapat digunakan untuk memprediksi besarnya harga saham. Hal ini dikarenakan PT. Unilever Indonesia Tbk merupakan sebuah perusahaan besar yang ingin menggunakan perhitungan Return On Invesment (ROI) dan Economic Value Added (EVA) agar lebih akurat. Dengan perhitungan ini para investor dapat melihat perkembangan laba yang dihasilkan dan perciptaan nilai bagi PT. Unilever Indonesia Tbk, sehingga dapat membantu para investor dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi para investor, tingkat Return On Invesment (ROI) dan Economic Value Added (EVA) dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi karena keduanya mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan tingkat pengembalian atau investasi yang dilakukan pada perusahaan tersebut. 2. Mengingat variabel-variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi harga saham, penelitian berikutnya disarankan agar menambahkan variabel independen lain selain kedua variabel yang telah dilakukan dalam penelitian ini. 3. Sebaiknya metode penelitian yang digunakan dalam penelitian berikutnya diperbaharui, karena metode yang saat ini digunakan adalah untuk kepentingan investor jangka pendek saja.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham. 2009. Manajemen Keuangan. Penerbit Erlangga, Jakarta. Darmaji, Tjiptono dan Hendy M.Fakhrudin. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemab Empat. Ghozali, Imam (2005), Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hanafi Dr., M.B.A.&Prof.Dr.Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Hanafi Dr., M.B.A.&Prof.Dr.Abdul Halim. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi 2004. Yogyakarta: YKPN Hery. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta: Bumi Aksara. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) . 2009 . Standar Akuntansi Keuangan . Salemba Empat . Jakarta. Ismail, Hidayat. 2010. Analisis Pengaruh Return On Assets, Debt to Equity Ratio dan Debt Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tobacco Manufacturers di Bursa Efek Indonesia. UPN Veteran: Skripsi Linawati, Lisa, ”Economic Value Added sebagai ukuran Keberhasilan Kinerja Keuangan Manajemen Perusahaan ”, Jurnal akuntansi dan Keuangan Vol.1 No 1, Hal 28-42. www.puslit.petra.ac.id/journals/accounting/. Mochamad, Taufiq Hidayat. Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Economic Value Added Pada PT. Aneka Tambang Tbk. Gunadarma: Penulisan Ilmiah. Nurmayanti, Poppy. 2010. Dasar – Dasar analisis Investasi dan Portofolio. Palembang: Citrabooks Indonesia. Nurul, Wahida Kurniati. Analisis Economic Value Added (EVA) Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2006-2008. UIN: Skripsi. Ricky, Setiawan. 2008. Pengaruh Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Price To Book Value (PBV) terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2007-2009. UNNES : Skripsi Rudianto, 2006. Akuntansi Manajemen. PT Gramedia: Jakarta. Tika, Nurmalasari. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Gunadarma: Skripsi. Umar Husein, 2005, Metode Riset Bisni, Jakarta: PT. Gramedia, Pustaka Utama Widjaja Tunggal, Amin. 2008. Memahami Economic Value Added (EVA). Jakarta: Harvarindo Young, S. David dan O’byrne Stephen. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai Panduan Praktis untuk Implementasi. Jakarta: Salemba Empat. http://www.scribd.com/doc/19535494/Case-Analysis-Unilever-Tbk www.unilever.co.id