KATA PENGANTAR RISET ATAU PENELITIAN ADALAH

Download metode ilmiah. Proses penelitian mengawali dengan penyusunan proposal penelitian yang dimulai dari identifikasi masalah di bidang keperawat...

1 downloads 634 Views 2MB Size
KATA PENGANTAR Riset atau penelitian adalah suatu usaha yang sistematis, terkendali dan empiris dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian masalah. Penelitian terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk tujuan mengatasi masalah melalui metode ilmiah. Proses penelitian mengawali dengan penyusunan proposal penelitian yang dimulai dari identifikasi masalah di bidang keperawatan melalui penelitian keperawatan sampai penyajian hasil penelitian. Pengertian Riset (Penelitian) Penelitian berasal dari bahasa inggris “research” yaitu penyelidikan atau pencarian secara teliti untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan dapat berkembang, merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terkendali, mempelajari suatu fenomena melalui pencarian fakta nyata dan merupakan sarana untuk mencari bkebenaran melalui pendekatan ilmiah. Penelitian dilakukan terhadap suatu masalah yang dirasakan. Tombulnya masalah adalah merupakan suatu pemicu untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Penelitian yang baik adalah apabila penelitian tersebut dapat bermanfaat secara langsung terhadap persoalan yang sedang dihadapi maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Penelitian tidak sama dengan evaluasi, hal ini dapat dilihat dari rincian sebagai berikut : Penelitian merupakan proses ilmiah karena dalam penelitian menggunakan ilmu dan penelitian akan menghasilkan penemuan untuk mengembankan ilmu pengetahuan. Dalam penelitian menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan proses yang teratur yang menggunakan prinsip-prinsip ilmu, memerlukan langkah-langkah yang berurutan untuk mencari informnasi bagi pemecahan maslah. Metode ilmiah ditandai dengan ciri : 1) sistematis; 2) terkendali; 3)empiris(nyata); 4) generalisasi; 5) formulasi teori. Semoga buku ini dapat membantu adik-adik yang akan mengadakan penelitian terutama di bidang keperawatan ini masih jauh dari sempurna, semoga bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan dan mahasiswa di bidang kesehatan.

Kediri, 2014 Penulis

Agustus,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………

iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..

v

PENDAHULUAN PENGERTIAN DAN PENJELASAN RISET KEPERAWATAN ………………

1

Pengertian Riset (Penelitian) ……………………………………………….

1

Tujuan, sasaran dan implikasi penelitian keperawatan …………………….

3

Jenis Penelitian …………………………………………………………….

4

Pelaku penelitian …………………………………………………………..

5

Berkembangnya penelitian …………………………………………………

6

Lingkup dan area penelitian keperawatan ………………………………….

7

Proses (tahapan kegiatan) Penelitian ………………………………………

7

BAGIAN 1 KONSEP DASAR PENELITIAN ……………………………………………….

10

Pengertian penelitian ………………………………………………………

10

Tujuan Penelitian ………………………………………………………….

13

Persyaratan dan prosedur penelitian ………………………………………

14

Manfaat penelitian …………………………………………………………

16

Ruang lingkup penelitian ………………………………………………….

17

Sistematika penelitian ……………………………………………………..

17

Implikasi penelitian dan ilmu pengetahuan serta kaitannya

dengan perkembangan iptek ……………………………………………….

31

BAGIAN 2 PENDEKATAN UNTUK DAPAT MEMPEROLEH KEBENARAN DALAM PENELITIAN ………………………………………………………….

23

Ciri-ciri penelitian ilmiah ………………………………………………….

24

Pendekatan non ilmiah …………………………………………………….

26

BAGIAN 3 LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN ……………………………..

29

Mengidentifikasi dan merumuskan masalah ………………………………

30

Melakukan studi pendahuluan …………………………………………….

37

Isi studi kepustakaan ………………………………………………………

40

Tujuan studi kepustakaan ………………………………………………….

40

Merumuskan hipotesis …………………………………………………….

42

Mengidentifikasi variable dan definisi operasional variable ……………...

43

Menentukan rancangan atau desain penelitian ……………………………

43

Penentuan sampel dan pengumpulan data ………………………………..

43

Menentukan dan mengembangkan instrument penelitian ………………...

48

Menentukan Subjek Penelitian ……………………………………………

49

Melakukan analisis data …………………………………………………..

50

Merumuskan hasil penelitian dan pembahasan ……………………………

50

Menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasi …………………

50

BAGIAN 4

TEKNIK PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN ………………………...

51

BAGIAN 5 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN ……………………………………..

65

Jenis penelitian komparasi/perbedaan ……………………………………...

67

Jenis penelitian pengaruh ………………………………………………….

68

Rancangan penelitian non eksperimen …………………………………….

68

Karakteristik penelitian eksperimental dan ………………………………..

72

Non Eksperimental ………………………………………………………...

72

BAGIAN 6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ……………………………………………..

78

Macam-macam data penelitian …………………………………………….

78

Teknik pengumpulan data …………………………………………………

79

Kelebihan dan kekurangan dalam teknik pengumpulan data ……………...

81

Etika dalam pengumpulan data ……………………………………………

83

Model skala ………………………………………………………………..

84

BAGIAN 7 FORMAT PENULISAN PENELITIAN KUANTITATIF ………………………

87

BAGIAN 9 FORMAT PENULISAN PENELITIAN KUALITATIF… ………………………

89

BAGIAN 10 TEKNIK ANALISIS DATA …………………………..… ………………………

93

BAGIAN 11 UJI BEDA PROPORSI (CHI SQUARE) ……………….… ………………………

133

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………

.

141

PENDAHULUAN PENGERTIAN DAN PENJELASAN RISET KEPERAWATAN

Pengertian Riset (Penelitian) Penelitian berasal dari bahasa inggris “research” yaitu penyelidikan atau pencarian secara teliti untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan dapat berkembang, merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terkendali, mempelajari suatu fenomena melalui pencarian fakta nyata dan merupakan sarana untuk mencari bkebenaran melalui pendekatan ilmiah. Penelitian dilakukan terhadap suatu masalah yang dirasakan. Tombulnya masalah adalah merupakan suatu pemicu untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Penelitian yang baik adalah apabila penelitian tersebut dapat bermanfaat secara langsung terhadap persoalan yang sedang dihadapi maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Penelitian tidak sama dengan evaluasi, hal ini dapat dilihat dari rincian sebagai berikut : Penelitian merupakan proses ilmiah karena dalam penelitian menggunakan ilmu dan penelitian akan menghasilkan penemuan untuk mengembankan ilmu pengetahuan. Dalam penelitian menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan proses yang teratur yang menggunakan prinsip-prinsip ilmu, memerlukan langkah-langkah yang berurutan untuk mencari informnasi bagi pemecahan maslah. Metode ilmiah ditandai dengan ciri : 1) sistematis; 2) terkendali; 3)empiris(nyata); 4) generalisasi; 5) formulasi teori. Aspek Tujuan secara umum

Penelitian Evaluasi 1. Menemukan prinsip 1. Membuat dan rekomendasi keputusan prinsip baru dengan 2. Melihat evektifitas menganalisa suatu proses dan variable. memberikan 2. Melihat hubungan “judgement” perbedaan antara terhdap kegunaan dua atau lebih dan kebaikannya variabel

Sifat keputusan dihasilkan

Perlakukan variabel

terhdap

Pemberlakuan hasil

Hipotesa

yang Dapat dijadikan dasar untuk memberikan prediksi dan perlu alas an generalisasi berikutnya 1. Teliti dan tepat sekali 2. Data kuantitatif dianalisa dengan prosedur statistic 3. Dikontrol secara khusus General atau berlaku umum tidak hanya dengan subjek penelitian

Suatu rekomendasi yang dapat/perlu dilaksanakan segera; apa suatu program dapat diteruskan atau tidak. 1. Tidak terlalu spesifik 2. Data kuantitatif dan kualitatif dianalisa secara sedeerhana 3. Tampa control khusus Digunakan hanya bagi tempat kegiatan dan tidak harapan pemberlakukan bagi te,pat lain atau pihak lain. Tidak perlu

Perlu dibuat khususnya pada penelitian eksploratif dan eksperimen desiminasi Harus disebarluaskan Hanya diperlukan bagi secara terbuka dan tertulis pihak tertentu yang sehingga dapat berkaitan dengan tempt dimanfaatkan bahkan evaluasi dikembangkan maupun diuji kembali. Kegiatan penelitian bergerak secara sistematis dn teratur, mulai dari; 1) penemuan masalah 2) mengumpulkan data berdasarkan rancangan penelitian yang tepat ; 3)analisis data dan; 4) merumuskan kesimpulan hasil penelitian. Control merupakan unsur kunci dari pendekatan ilmiah. Control melibatkan pemasukan kondisi dalam situasi penelitian agar masalah dapat diperkecil dan validitas (sahih) dan reliabilitas (ketepatan) dapat twercapai. Empiris menghasilkan objektivitas penelitian karena gagasan/ide dicoba dalam situasi nyata. Generalisasi merupakan salah satu ciri metide ilmiah, berarti penelitian tidak menggunakan metide ilmiah untuk kejadian tertentu, tetapi harus mampu menggunakan hasil oenelitian untuk lingkup yang luas. Generalisasi membantu perkembangan ilmu pengetahuan, memberikan penjelasan dan prediksi untuk peristiwa yang akan terjadi.

Penelitian keperawatan merupakan studi yang sistematis, mengkaji masalah keperawatan atau fenomena praktik dan asuhan kepetawatan melalui studi yang kreatif, mengawali dan mengevaluasi perubahan, mengambil tindakan untuk menghasilkan pengetahuan baru yang berguna bagi keperawatan. Tujuan, sasaran dan implikasi penelitian keperawatan Tujuan penelitian adalah untuk menentukan mengembangkan dan menguji kebenaran, khususnya terhadap ilmu pengetahuan. Selai itu juga bertujuan untuk mencari sumbang pikiran dalam memecahkan masalah hal ini sesuai dengan sasran penelitian yaitu mencari jawabab atas pertanyaan yang dianjurkan terhadap suatu masalah yang dihadapi melalui kegiatan penelitian dasar dan terapan. Hasil suatu penelitian berupa temua (fitness) akan memerikan implikasi bagi pihak : 1) ilmu oenegtahuan (menyempurnakan pengetahuan yang sudah ada). 2) perbaikan pelayanan atau program. 3) tindakan lanjut penelitian secara komprehensif. Itulah sebabnya penelotian harus ebrsifat jelas, terbuka, jujr dan dapat diulang, atau dikembangkan oleh orang lai. Bahkan lebih dari itu hasil penelitian sebaiknya di sesiminasikan secara luas baik melalui media cetak maupun diskusi kelompok besar seperti seminar atau diskusi panel. Penelitian keperawatan diadakan untuk menjawab persoalan dan pemecahan masalah keperawatan yang spesifik. Ini dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang utuh bagi keperawatan. Penelitian keperawatan mempeljari intergris bidang pengetahuan dan perilaku manusia dan pengaruhnya satu sama lain adalah upaaya mempelajari masalah kesehatan yang berhubungan dengan perilaku manusia dan bagaimana hubungan perilaku tersebut dengan kesehatan dan sakit. Tujuan penelitian keperawatn untuk memperbaiki praktik proifesi keperawatan khususnya bagi perbaikan mutu asuhan keperawatan. Jenis penelitian Beberapa penedekatan digunakan untuk menetapkan klasifikasi jenis penelitian. Berdasarkan tujuan , metode, kelengkapan, kesinambungan(waktu) , tempat dan aktifitas dan dapat digambarkan sebagai berikut . (gamabr1) Disamping klasifikasi penelitian tersebut jenis penelitian dapat digolongkan menurut data yang dicari , yaitu :

1. Penelitian kuantitatif : a. Bersofat objektif dan sistematis. b. Data yang diacri bersifat numeric(kuantitatif) : nominal dikotomi; ordinal (kategorikal); interval (tidak ada nol absolut); rasio (nol absolut); terdiri dari jenis penelitian sebagai berikut : 1. Diskritif (Non analitik) : pada populasi; studi ekologi dan pada individu case report, case series, crssectional. 2. Observasional (analitik) crossectional, case control, kohor. 3. Eksperimental (eksperimental semu/quasi dan eksperiment murni: RCT (randomized controlled trial) 2. Penelitian kualitatif a. Bersifat subjektif b. Data yang dicari bersifat kualitatif tentang pengalaman dan perasaan/emosi. Terdiri dari jenis penelitian : 1. Fenomenalogical 2. Grounded theory (studi pengembangan teori) 3. Ethnografi (studi suku/bangsa) 4. Historical (studi pengalaman) 5. Philosophical (studi pengetahuan) c. Truangulasi (Penggunaan lebih dari satu metodde dalam mempelajari suatu phenomena melalui, theorutucal, data, invertigasi, dan sebagainya. Pelaku penelitian Sesuai dengan hakekatnya maka penelitian bertopang pada ilmu pengetahuan yang selanjutnya akan mengembangkab ilmu pengetahuan tersebut karenanya penelitian harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki dasar ilmu yang sesaui dengan bidang yang diteliti, bahkan mutu dan kualitas seorang ilmuan dapat dilihat dari mutu ide dan kegiatan penelitian yang dilakukan. Ilmuan yang mengamalkan ilmu tertentu dalam tugas pekerjaannya perlu mengembangkan ilmunya melalui penelitian. Dalam bidang kesehatan (UU N0.33 1992) dinyatakan ada 4 ilmu bidang keseehtaan yaitu kedokteran, keperawatan, kesehatan masyarakat dan farmasi. Penelitian tulang punggung ilmu penegtahuan karena pengetahuan berkembang dengan penelitian, tentunya hasil penelitian tersebut harus diamalkan dalam tatanan prakjtik profesi, dengan demikian akan memperbaiki mutu pelayanan profesi termasuk keperawatan.

Berkembangnya Penellitian Sesuai dnegan penegrtian dan tujuan penelitia maka pada dasarnya penelitian dimulai dengan munculnya suatu fenomena yang dipermasalahkan atau dipertanyakan. Penelitia merupakan upaya untuk menapatkan jawabannya melalui tahapan kegiata(proses) penelitian yang sistematis, terkendali dan empiris (nyata/sesuai dengan fakta) . suatu masalah atau pertanyaan penelitian timbul karena keingintahuan menusia. Dengan demikian mengembangkan keingintahuan atau mengidentifikasin masalah atau pertanyaan penelitian. Permasalahan dan pertanyaan atau pernytaaan (hipotesa) ada sejauh mana kejelasan terhadap situasi tersebut, factor apa yang ,menyebabkan hal tersebut terjadi, keterkaitan antara satu factor dengan factor yang lain dalam situasi tersebut. Kita perlu tanggap terhadap fenomena atau masalah (kenyataan/situasi yang terjaadi tidak sesaui dengan harapan/standar) yang timbul dilingkungan kita dan memounyai keinginann mengetahui atau mencari jawaban terhadap masalah tersebut. Fenomena perlu diteliti apabila situasi tersebut bersifat sebagai berikut : 1. Belum diketahui penyebabnya maupun akibat mengapa situasi itu terjadi 2. Informasi yangada tentang situasi hanya sedikit sehingga diperlukan penjelasan lain yang lebih banyak dan jelas. 3. Informasi yang meragukan dan membingungkan sehingga perlu kepastian. 4. Cara cara yang ada dan dilakukan bersifat alternative atau konsep mutahir sehingga perlu dipelajari lebih lanjut kesesuaian cara yang asda ata mengidentifikasi efektivitas cara lain. Lingkup dan arera penelitian keperawatan Lingkup penelitian keperawatan termasuk dalam penelitia kesehatan serta bersumber pada penelitian keperawatan sebagi berikut : I. 1. 2. 3. 4. 5. II.

Pre klinik : Keperawatan dasar Dasar keperawatan Administrasi dan menejemen keperawatan dan kesehatan Pendidikan keperaatan Teori terkait (kedokteran, farmasi, kesehatan masyarakat, psikologi, social dll) Klinik

III.

1. Keperawatan reproduksi (maternal perinatal) 2. Keperawatan pediatric 3. Keperwatan medical bedah 4. Keperawatan psikiatrik Komunitas : 1. Keperawatan keluarga 2. Keperawatan komunitas 3. Keperawatn gerontik dan kemopok khuusus 4. Keperawatan kesehtan matra dan kesehatan kerja

Proses (tahapan kegiatan) penelitian Proses penelitian terdiri atas 4 tahapan yang berurutan yang direncanakan untuk menjawab pentanyaan pertanyaan penelitian atau pemecahan masalah penelitian, yaitu ; 1) tahapan perencanaan (menyusun proposal) ; 2) tahap pelaksanaan (pengumpulan data, penampilkan data); 3) tahap analisis (mengelompokkan data, menerapkan cara perhitungan / statistic yang sesuai , interpretasi hasil penelitian; 4) tahap desinimasi (menyiapkan hasil penelitian secara tertulis disertai secara lian dalam bentuk pertanggung jawaban/promosi) 1. Tahap perencanaan Tahap ini merupakan tahap yang menetukan hasil kegiatan , serta akan berakhir dengan output berupa suatu proposal atau rancangan penelitian dan melampaui berbagai kegiatan panjang dan sistematika. Diawali dengan mengidentifikasi masalah penlitian dan merumuskan masalah , menetapkan tujuan umum dan khusus serta maksud penelitian, merujuk bahan kepustakan, merumuskan hipotesis (tidak semua penelitian) atau pertanyaan penelitian menentukan rancangan / desain serta metodologi penelitian termasuk rancangan analisis data/hasil penelitian. Sesuai dengan hakekat penelitian ingin menemukan , mengembangkan dan membuktikan kebenaran upaya perencanaan harus merujuk kepada konsep pengetahuan dan teori oleh karenanya penelusuran kepustakaan untuk mendapatkan konsep dan teori yang sementara yan ada sebagai pijakan merupakan kegiatan yang mutlak dilakukan. Untuk selanjtnya akan diperoleh konsep dan teori baru yang lebih tepat atau pengetahuan yang sesuai atau tepat guna. Kegiatan lainnya dalam tahap ini adalah melakukan penelaahan etis dan uji coba metodologi

penelitian khususnya (instrument atau pengumpul data agar hasilny valid dan reliabel) 2. Tahap pelaksanaan Kegiatan ini akan dilakukan jika prosedur administrasi telah ditempuh dan mendapat ijin dari pihak tempat penelitisn dan pihsk yang memberukan wewenang mengadakan penilitian termasuk secara etik yaitu oleh komisi etik. Pelaksanaan pnelitian dilkukan dengan teknik yang telah ditentukan da diuji cobakan. Dalam tahap ini peneliti mengikuti setiap rencana yang ada dalam proposal dan di sepakati. Apabila ada kendala yang tidAK diharapkan selama pengumpulan data dapat mengambil keputusan mengubah prosedur penelitian atau tetap menerapkan sesuai proposal . pengumpulan data dapat dilakukan oleh asisten peneluti yang terlebih dahulu telah mendapatkanpelatiha, artinya siapapun yang mmbantu peneliti akan tetp mematuhi ketentuannya yang ada dan telah di tetapkan Dlam proposal. 3. Tahap analisa data Data yang telah dihitung dan ditabulasi, dianalisis menggunakan perhitungan/ uji statistik yang sesuai (penelitian kuantitatif) dan triangulasi (penelitian kualitatif) selanjutnya di inteprestasikan dan menghasilkan temuan. Temuan peneliti perlu di sintesa dengan memadukan bersama konsep dan teori dalanm studi kepustakaan kemudian dipadukan dengan hasil penelitian terdahulu atau sejenis sehingga dapat menghasilkan kesimpulan. Kesimpulan yang dihasilkan dalam thaap analisis data adlah hasil yang Plung bemakna dalam peneltian. Artinya penelitian tidak akan enghasilkan apa apa atau tak berarti sebelum menyimpulkan temua penelitian. 4. Tahap pelaporan Penelitian sebgai metode ilmiah dala hasanah penegtahuan perlu disebarluaskan secara terbuka sehingga hasilny adapat dikonsumsi (dibaca,dipahami, bahakna diterapkan,untuk memperbaiki atau meningkatkan pelayanan serta kehdupan manusia). Selain sebagai sumber atau sanggahan untuk penelitian beerikunya. Pelaporan peenelitian juga di anggap sebagai bentuk pertanggung jwaban tentang apa yang telah dilakukan, bahwa peneliti telah bersandar pada suatu konse[p dan teori yang baik dan benar menyembangkannya serta memantapkannya. Kewajiban untuk melaporkan penelitian juga akan membuat penelitiberhati-hati dalam memenuhi kriteria metode ilmiah yaitu sistematis, terkendali, empiris dan genetalisasi.

BAGIAN 1 KONSEP DASAR PENELITIAN Konsep adalah istilah terdiri dari satu kaata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Beiley (1982) menyebutnya sebgai persepsi (mental image). Atau abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Contoh : volume, warna, belajar. Konsep penelitian adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi maka konsep tidak dpat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan konsep variabel adalah sesuatu yang bervariasi. Pengertian Penelitian Penelitian berasal adri bahasa inggris “research” yang berarti mencari kembali. Penelitian “research” merupakan suatu rangkaian kegiatan guna memperoleh suatu pemecahan masalah. Pada dasarnya penelitian merupakan penyelidikan secara sistematik untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah melalui penerapan metode ilmiah. Yang dimaksud dengan metode ilmiah adalah metode kerja ilmuwan yang merupakan suatu siklus proses berfikir secara induktif (dari observasi menuju teori) dan deduktif (dari teori menuju implikatif). Apabila metode ilmiah ini diterapkan pada pertanyaan tentang sifat materi, maka akan terjadi penelitian kimia. Sedangkan bila metode ilmiah tersebut diterapkan pada pertanyan tentang proses belajar mengajar dalam bidang kimia, maka yang terjadi adalah penelitian pendidikan kimia. Dalam bidang ilmu pengetahuan , yang dicari kembali adalah “penegtahuan yang benar”. Tata cara yang digunakan untuk mencari kebenaran dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan demikian dapat disebut juga, penelitian adalah suatu proses sisteatika dan obyektif (bersifat universal) untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang benar (dapat dipercaya dan di pertanggungjawabkan). Jika proses sistematis dan obyektif tersebut untu mengkaji / menyelidiki masalah-masalah pendidikan , disebut peneltian pendidikan . travers menytakan “penelitian pendidikan adalah suatu kegiatan yang diarahkan kepada pengembangan penelitian ilmiah tentang kejadian kejadian yang menarik perhatian pendidik (denald ary, dalam arief, 1998). Secara umum , penelitian diartikan sebagi suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secata sistematis dan

logis untuk mencapau tujuan tertentu. Pengumpulan dan anlisis data menggunakan metode metode ilmiah, baik yang bersifat kualitatif maupun yang kuantitatif . experimental maupun non- experimental, interaktif maupun non-interaktif. Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan dan menguji teori. Memnurut whitney (1960) ilmu dan penelitian adalah sama sama suatu proses , sedangkan hasil dari proses tersebut adalah kebenaran. Pendapat tersebut beralasan karena ilmu itu tidak statis. Tetapi berkembang dan dalam perkembangan ilmu itu selalu melalui suatu proses dn proses itu adalah penelitian. Pada prinsipnyta penelitian adalah metode yang digunakan oleh ilmu untuk memeperoleh kebenaran empiris. Ole sebab itu penelitian pada prinsipnya adalah metode ilmu pengetahuan (scientific method). (notoadmojo,201) Kemempuan meniliti merupakan salah satu kemampuan profesional yang harus dimiliki seorang sarjana.oleh karenanya melalui kurikulum pendidikan sarjana dikembangkan kemampuan mahasiswa meneliti. Penulisan skripsi atau tugas akhir pada dasarnya merupakan fase kulminasi dari pelatihan pelatihan kepada mahasiswa untuk mengembangkn kemampuan meneliti tersebut. Sejak penelitian direncanakan peneliti perlu mengkomunikasikan rencananya iepada pihak luar untuk memperoleh masukan . apalagi apabila penelitian tersebut didanai pihak luar atau perlu memperoleh persetujuan dari lembaga pendidikan, adanaya rencana penelitian yang tertulis menjadi keharusan. Rencana tertulis yang menggambrakan latar belakang penelitian. Serta prosedur pelaksanaan penelitian, dinamakan usulan penelitian.yang lebih oiuler adalah proposal penelitian . setelah itu setelah penelitian selesai dikerjakan peneliti perlu menyusun laporan penelitian, untuk diserahkan kepada perguruan tinggi sebagai skripsi atau tugas akhir, penyandang dana penelitian, atau dipublikasikan melalui media komunikasi profesi.oleh karena itu kemampuan menyusun proposal dan laporan penelitian menajdi sangat pemntimg bagi para mahasiswa. Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut : 1. David H. penny Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta. 2. J. suprapto

Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar dan hati-hati. 3. Sutrisno Hadi Sesuai dengan tujuannya penelitian daapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan , mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitoan. 4. Mohammad ali Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti bukti yang muncul sehubungan dengan masalh itu, yang dilakukan secara hati hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya. 5. The New Horizon ladder nictionarry Pengertian research ialah a carefull study to discover correct information, artinya suatu peneylidikan yang dilakukan secara hati hati untuk memperoleh informasi yang benar Mc.Millan dan schumancer (2001) mengutip pendapat walberg, ada lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian ,yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.

Mmengindentifikasi masalah penelitian Melakukan studi empiris Melakukan replikasi atau pengulangan Menyatukan dan mereview Menggunakan dan mengevaluasi oleh pelaksana

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah data/informasi apa yang akan dihasilkan melalui penelitian. Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian. Bersifat global, jangka panjang dan abstrak. Telah dikemukakan, bahwa suatu penilitian, khusunya dalam ilmu ilmu pengetahuan empirik, termasuk ilmu pendidikan pada umumnya bertujuan untuk menemukan mengembangkan,dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 1. Menemukan )Eksplorasi) berarti berusaha mendapatkan sesautu untuk mengisi kekurngan atau kebohongan. Contoh: dengan hasil hasil penelitian muncul cabang cabang ilmu pengetahuan baru seperti dari induk ilmu pengetahuan sosial lahir lahir ilmu sosiologi, antropologi, pendidikan, dll.

2. Mengembangkan kebenaran (development) berarti memperluas dan menggali lebih dalam ilmu pengetahuan yang sudah ada. Contoh : dari ilmu pendidikan lahir endragrogi, psikologi, pendidikan, pendidikan luar biasa, dll. 3. Menguji kebenaran (verifikasi) berarti membuktikan atas sesuatu yang kebenarannya masih diragukan contoh : apakah benar belajar bahasa asing (inggris,misalnya) lebih baik dimulai sejak anak masih di tingkat pendidikan dasar. Apakah tidak lebih baik dimulai sejak taman kanak kanak?apakah benar guru wanita lebih komunikatif dari pada guru pria? Pertanyaan mendasar yang ditujukan kepada kita adalah : masih perlukah menemukan (mengisi kekurangan atau kekosongan ) mengembangkan bidang ilmu yang menjadi harapan kita masing masing menguji kebenaran berbagai teori yang telah ada? Bila jawabannya “ya” maka penelitian pendidikan mutlak diperlukan. Persyaratan dan Prosedur penelitian 1. Persyaratan penelitian Dalam hal menjelajahi sesuatu yang belum diketahui, orang menggunakan pengetahuannya, alat alat dapat dipercaya dan tata kerjanya yang berencana (sistemtis dan obyektif) cara cara demikian merupakan suatu ciri atau persyaratan berfikir ilmiah. Shursimi arikunto, mengemukakan bahwa dalam mengadakan kegiatan penelitian, ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi yaitu a. Sistematis : dilaksanakan menurut pola tertentu dan yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien. b. Berencana : dilaksamakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah difikirkan langkah pelaksanaannya. c. Mengikuti konsep ilmiah artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti yaitu prinsip-prinsip memperoleh ilmu pengetahuan. 2. Prosedur penelitianprosedur penelitian adalah langkah langkah atau tahapan Yng harus dilakukan dala suatu kegiatan penelitian. Langkah langkah ini dalam pelaksanaannya dilakukan secara berurutan(sistenatis) dan merupakan suatu kesatuan . langkah langkah erikutnya disusun berdasarkan langkah yang mendahului , sehingga apabila ada satu langkah yang kurang tepat dalam garapannya akan menggangu keberhasilan kegiatan penelitian secara keseluruhan.

John Deway (dalam sutrisno hadi,1987) memberikan garis besar dari apa yang disebut berfikir ilmiah dalam ilmu tahap , yaitu : a. Adanya kebutuhan b. Adanya masalah yang dipecahkan c. Mengajukan hipotesis sebagai kemungkinan pemecahannya d. Pengumpulan data informasi e. Mengambil suatu kesimpulan Menurut sutrisno hadi, langkah lngkah dalam suatu penelitian konform sepenunya dengan langkah langkah berfikir ilmiah, lebih lnjut sutrisno hadi(1987) menyebutkan 6 tahapan atas lngkah lngkah esensial dalam penelitian yaitu : a. b. c. d. e.

Menetapak obyek atau pokok perorangan Membatasi obyek atau pokok persoalan Mengolah data dan menarik kesimpulan Merumuskan dan melaporkan haislnya Mengemukakan implikasi hasil penelitian

Donald ary (dalam arif, 1987) mengemukakan ada lima tahap dalam kegiatan penelitian : a. Memilih masalah Penelitian dimulai dengan suatu masalah yang memerlukan jawaban secara ilmiah. Masalah masalha yang berhubungan dengan keyakinan dan kepercayaan tidak dapat dijawab melalui penelitian. b. Tahap analisis Pada tahap ini peneliti mengkaji secara mendalam tentang hasil penelitian sebelumnya yang mungkin pernah dilakukan . berdasarkan kajian tersebut , dirumuskan batasan batasan istilah yang akan digunakan (latar belakang masalah, hipotesis, tujuan penelitian, naggaran dasr, dll.) c. Memilih strategi dan mengembangkan instrumen 1) Masalah penelitian akan menentukan metode yang akan dikaji. Ada masalah yang memerlukan strategi eksperimen misalnya, masalah yang berhubungan dengan pengaruh variabel A terhadap variabel B. apakah metode A berpengaruh terhdap metode B. ada pula masalah yang memerlukan pemberian penggambaran apa adanya (eskriptif) misalnya

peneliti menginginkan bagaimana pelaksanaan latihan praktek mengajar. Strategi demikian menggunakan strategi deskriptif. 2) Strategi yang dipilih akan memepengaruhi rancangan penelitian dan prosedur pengukuran variabel termasuk instrumennya. Pengukran variabel ini harus valid dan reliabel. d. Mengumpulkan dan menafsirkan data. 1) Tahapan mengumpulkan data berati penelitian berusaha mengumpulkan informasi/data sebanyak banyaknya . kegiatan ini mulai dari penyebaran instrumen dan menarik kembali, menyimpan catatn penting, agar informasi yang diperlukan tersedia. 2) Tahapan berikutnya adalah mengklarifikasi dan mentabulasi data, menganalisis atau mengolah data, kemudian melakukan penafsiran yang berhubungan dengan masalah atas hipotesis penelitian. e. Melaporkan hasil penelitian Ada beberapa format untuk melaporkan hasil penelitian. Format tersebut tergantung pada tujuan dan pada tingkat mana serta kepada siapa/instansi , disampaikan yang penting dari kesemuanya itu , lapran penelitian harus ringkas dan jelas , mudah dimengerti secara benar sebagaimana adanya. Manfaat penelitian Penelitian sendiri berfungsi utnuk mencari penjelasan dari jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan untuk pemecahan masalah. Penjelasan dan jawaban terhdap permasalahan tersebut dapat bersifat abstrak dan umum serta dapat pula bersifat konkrit dan spesifik. Bagian ini berisikan uraian tentang temuan baru yang dihasilkan dan manfaat temuan penelitian tersebut bagi perkembangan ilmu penegtahuan yang dapat dimanfaatkan oleh ilmuan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS). Ruang Lingkup Penelitian Menurut bdanim (2003) prioritas atau lingkup keperawatan erdasarkan kelompok lima keperawatan dikembangkan menjadi 1. Asuhan keperawatan 2. Asuhan keperawatan masyarakat 3. Pengelolaan keperawatan’

Secara lebih spesifik lagi, ruang lingkup riset keperawatna dapat dikelompokkan menjadi : 1. Pendidikan keperawatan 2. Menejemen keperawatan 3. Keperawatan maternitas 4. Keperawatan anak 5. Kepearwatan medikal bedah 6. Keperawaatn gerontik 7. keperawatan jiwa 8. keperwatan kritis 9. keperawatan komunitas 10. keperawatan keluarga 11. keperawatan paliatif sistematika penelitian melalui proposal peneliti atau pihak pihak terkait akan memahami kegiatan penelitian yang akan melaksanakan . dalam suatu penelitian tentunya memerlukan sesuatu sistematika penelitian. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai sistematika penelitian . sistematika penelitian 1. Judul Judul harus singkat,jelas, menarik Contoh : a. Sistem informasi pengelolaan administrasi data b. Sistem damapk matahari dengan memanfaatkan port paralele komputer 2. Latar belakang a. Mengapa usulan kegiatan itu perlu Untuk menjawab keingintahuan peneliti mengungkapkan segala gejala/dugaan/mnerapkan suatu tujuan. b. Bagaimana metode melakukan analosis data Kemukakan hal hal yang mendorong/ argumentasi pentingnya dilakukan penelitian. c. Apa hasil kegiatan Uraikan proses dalam mengidentifikasi masalah pnelitian. 3. Perumusan masalah

a. b. c. d. e. f. g.

Terkait dengan latar belakang Fokus pada masalaha Dapat menggunakan kalimat tanya Rumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab yang diteliti Hipotesis yang akan diuji/ dugaan yang akan dibuktikan Jelaskan definisi,asumsi, dan ruang lingkup yang menjdi batasan penelitian.

Contoh perumusan masalah : a. Bagaimana merancang dan membangun perangkat keras agar dapat menganalkan suhhu,kelembapan, cahaya, pada ruang tamu b. Bagaimana perangkat lunak dan perangkat keras agar dapat dibuat sebagaimna mestinya. Alasan penolakan perumusan masalah : perumusan masalah lemah, kurang mengarah , tujuan penelitian tidak jelas. Solusinya : A. Ketajaman perumusan masalah B. Tujuan penelitian 4. Tinjauan pustaka a. Usahakan terbaru dan relavan &asli dari jurnal ilmiah. b. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang akan dilakukan. c. Menguraikan teori, temuan &penelitian lain yang diperoleh dari acuan , yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yangg diusulkan. d. Merupakan landasan untuk menyusun kerangka /konsep yang akan digunakan. e. Mengacupada daftar pustaka. Alasan penolkan tinjauan pustaka : a. Bahan kepustakaan menunjang penelitian b. Pustaka tidak relevan kurang mutakir c. Umunya bukan artikel jurnal ilmiah d. Penyusunan daftar pustaka kurang baik 5. Tujuan penelitian a. Apa yang ingin dicapai

b. c. d. e.

Pertanyaan singkat jelas dan terukur Ada benang merah dengan latar belakang Berilkan pertanyaan singkat mengenao tujuan penelitian Peneliti dapat bertujuan menjajaki, menguraikan , mneerangkan, membuktikan/ menerapakn suatu gejala/konsep /dugaan/membuat suatu prototipe. 6. Manfaat penelitian a. Memberi kontribusi hasil penelitian pada pengembangan iptek, pengembangan pembangunan & lembaga b. Manfaat penelitian= tujuan penelitian. Contoh : a. Mengetahui proses koneksi ke data base MySQL server dengan visual fospro b. Mengimplementasikan fungsi SQL Pass Through technological yang ada pada visual 7. Metode penelitian a. Uraikan metode yang dapat digunakan dalam pebekitian secara rinci b. Model yang digunakan c. Rancangan penelitian d. Teknik pengumpulan data & analisis data e. Cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian f. Jika menggunakan metode kualitatif dapat dijelaskan pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan anilisis informasi, dan proses penafsiran & penyimpulan hasil penelitian. Alasan penolakan metode peneltian : Metode penelitian kurang tepat & kurang rinci sehingga langkah penelitian yang dilakukan tidak jelas. 8. Jadwal pelaksanaan Buatlah jadwal pnelitian yang meliputi kegiatan persiapan , pelaksaan dsn penyusunan lapiran penelitian dalam bentuk bar-chart . jadwal pelaksanaan mengacu pada metode penilitian. 9. Personalia penelitian Personalia yang terlibat dalam penelitian adalah yang sesaui dengan bidangnya & benar benar dapat menyediakan waktu.

Susunan personalia : a. Ketua peneliti : (nama lengkap,jeniskelamin, NIP, Disiplin ilmu, fakultas/jurusan, waktu penelitian (jam/minggu) b. Anggota peneliti (sebut berapa orang) c. Tenaga laboran (jika ada) 10. Perkiraan biaya penelitian Berikan rincian biaya penelitian yang mengacu pada kegiatan penelitian meliputi : a. Bahan & peralatan b. Perjalanan c. Biaya lain-lain (seminar, laporan, penulusuran pustaka, dokumentasi) 11. Lampiran lampiran a. Daftar pustaka (nama, tahun dengan urutan abjad nma pengarang, tahun, judul, tulisan/buku, nama jurnal, kota dan penerbit) b. Riwayat hidup ketua dan anggota peneliti (cantumkan pengalaman penelitian dan publikasi yang relevan) tandatangan dan tanggal dibuat penelitian. Implikaasi penelitian dan ilmy oengetahuan serta kaitannya dengan erkembangan iptek Pada daseanya perkembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dengan penelitian demikian juga sebaliknya , karena keduanya saling berkaitan. Perkembanan ilmu pengetahuan akan selalu mengikuti hasil dari penelitian terbaru ini dapat dilihat dengan munculnya ilmu ilmu oenegtahuan baru yang merupakan cabang ilmu engetahuan yang telah ada sebelumnya. Contohnya ilmu ilmu alam dahulu memiliki pendekatan secara empiris yang bertujuan mempelajari tentang adanya alam semesta. Berkat adanya penelitia yang kontinu, saat ini telah berkembang menjadi berbagai disiplin ilmu , seperti ilmu fisika, ilmu kima, kedokteran, geologi, dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap detik akan selalu berkemban ilmu ilmu baru. Hal yang sama juga terjadi pada ilmu ilmu sosial yang sebelumnya melakukan pendekatan secara empiris dan normative dengan mempelajari hubungan antara manusia . kini melalui penelitian, ilmu sosial telah berkembang menjadi banyak cabang seperti ilmu politik, sosiologi, ekonomi, antropologi,psikologi dan masih banyak cabang ilmu sosial yang lain. Selain dua cabang ilmu tersebut, terdapat pula pengetahuan dua budaya yang perkembangannya menggunakan pendekatan normatif . pendekatan ini digunakan

untuk mempelajari pengaruh peristiwa terhadap budaya yang telah ada. Sehingga pengetahuan budaya ini, melalui penelitian,dapat berkembang menjdi berbagai ilmu seperti falsaha, hukum, sastra , musik, seni, dan lain sebaginya . cabang ilmu yang lebih khusus, akan memungkinkan perkembangan teknologi menjadi selalu dan terjadi sangat cepat. Semuanya itu merupakan bagian penerapan adanya penelitian. Semuanya karena manusia memiliki akal yang telah dianugerahi oleh Allah SWT, sehingga dengan akal yang dimilikinya tersebut manusia dapat memikirkan apa apa dan mencari jawaban atas berbagai fenomena yang ada di langit dn dibumi. Hasil suatu riset disebut penemuan (findings) yang berbentuk kesimpulan dan rekomendasi. Hal ini berarti hasil tersebut akan berguna bagi berbagai pihak (abisujak,1981) 1. Bagi ilmu poenegtahuan sendiri sesuai dengan tujuan pengembangan pengetahuan, 2. Bai orang orang yang berminat untuk menerapakn hasil hasil yang telah dirumuskan untuk maksud pelayanan /operasional atau perencanaan suatu program. 3. Bagi orang orang yang bermaksud mengadakan penelitian yang sama dengan populasi atau obejk lain atau penelitian lkanjutan. Oleh akrena itu suatu karya riset harus memenuhi kriteria berikut, yaitu :jelas, terbuka, jujur, dan sistematik,atau dengan perkataan lain dapat dilaksanakan lagi oleh orang lain dengn cara cara yang sama (reproducable) kecuali riset yang bersifat rahasia. Landasan riset pada dasarnya ialah ilmu penegtahuan (science) dan ilmu penegtahuan itu sendiri dikembangkn mellui riset. Jadi, terdapat kaitan yang erat antara riset dan ilmu penegtahuan.

BAGIAN 2 PENDEKATAN DAPAT MEMPEROLEH KEBENARAN DALAM PENELITIAN

Pendekatan ilmiaha dalah pendekatan dipliner dan oendekatan ilmu pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu. (kamus besar bahasa indonesia \; PN Balai Pustaka, 1989) 1. Objektifitas dari sebuah fenomena a. Objektivitas disini memeiliki pengertian bahwa pengukuran fenomena bebas dari prasangka , tidak mendiskrimansi jenis kelamin, umur maupun status sosial. b. Pengukuran menggunakan alat dinilai lebih objektif. Contoh : angket, skala, tes sejensnya. 2. Kemapuan untuk mengklarifikasi pengukuran yang dibuat oleh orang lain a. Dalam sebuah penelitian harus diperhatikan aspek kuantitasnya. Hasil hipotesisnya dan teori yang ada harus bisa melalui mekanisme koreksi dan klarifikasi oleh penelitian selanjutnya untuk menentukan validitas dan reabilitasnya. b. Metode yang digunakan adalah replication , yaitu sebuah cara dimana penelitian yang dilakukan mengadopsi cara yang sama dengan penelitian sebelumnnya untuk mengkonfirmasi hasil temua sebelumnya. Bila ditemukan ketidak cocokan hasil maka bisa jadi hasil temuan sebelumnya dianggap tidak valid. 3. Koreksi mandiri atas kesalahan dan ketidaktepatan alasan. Peneliti tidak boleh menutup kemungkinan adanya perdebatan atau teorinya. Dan apabila peneliti tidak dapat memeprtahankan validitasnya dari teori yang dihasilkan maka ia denga suka rela harus mengkoreksi teorinya. 4. Menegakkan kontrol untuk ,menghindari pengaruh dari faktor faktor yang tidak diinginkan. Untuk mendalami suatu fenomena tidak jarang respon dari subjek dipengaruhi oleh faktor eksternal. Maka dari itu peneliti harus mengusahakan untuk mengontrol lingkungan subjek agar tidak muncul potensi pengganggu. 5. Langkah langkah dalam pendekatan ilmiah a. Identifikasi masalah b. Hipotesis dan ranacangan riset c. Studi d. Uji hipotesis

e. Pelaporan hasil penelitian Ciri ciri penelitian Ilmiah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Purposivenes fokus tujuan yang jelas Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disalin metodologi yang baik. Testibility prosedur pengujian hipotesis yang jelas Replicability pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis. Objectivity berdasarkan fakta dari data aktual , tidak subjectiv dan emosional Generalizability semakin luas ruang lingkup poenggunaan hasilnya semakin bergun Precision mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dan estimasi dapat dilihat Pursimony kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.

Penelitian yang dlakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karkateristik untuk dpaat dikatakan sebagai pepenilitian ilmiah. Umunya ada lima karakteristik penelitian ilmiah. Yaitu : 1. Sistematik Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari makalah sederhana sampai yang kompleks. 2. Logis Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu kogika. Prosedur penalaran yang dipaaki bisa prosedur induktif yaitu cara berfikir untuk menarik kesimpulan umum dan berbagai kasus individual. Atau prosedur deduktif yaitu cara berfikir unutk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernytaan yang bersifat umum. 3. Empirik Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari hari yang ditemukan atau melalui hasil coba coba ynag kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.

Landasan oenelitian empirik ada tiga : a. Hala hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain) b. Hala hal empirk selalu berubah ubah sesuai dengan waktu c. Hal hal empirik tidak bisa secara kebetulan melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat) 4. Obyektif Artiunya suatu oenelitian mengetahui aspek aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dnegan nilai nilai etis. 5. Replikatif Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti. Pendektan non Ilmiah Pendekatan non ilmiah adalah pendektan ilmu pengetahuan yang berdasarkan pandangan diri sendiri yang bersifat abstrak dan tidka untuk diuji secara sistematis oleh orang lain. 1. Intuitif Cenderung mengandung personal judgement sehingga sangat rentan terjadi bias contohnya saja adanya prasangka, diskriminasi dan kepentingan kepentingan pribadi. 2. Tidak sistematis Pelaksanaan, analisis, dan intrepretasi hasil penelitian dilakukan berdasarkan dan tahapan penelitian yang standar atau baku. 3. Tidak tahan uji Karena tidak didasarkan pada standar penelitian ynag baku dan referensi yang ilmiah maka pendekatan yang seperti ini rentan menghasilkan eror hingga kesimpulan yang bertolak belakang ketika dilakukan verifikasi. Ada beberapa pendekatan non ilmiah yang banyak digunakan yaitu :

1. Akal sehat Akal sehat dan ilmu adalah dua hal yang berbeda sekalipun dalam batas tertentu keduanya mengandung persamaan. Menurut conant dikutip kerlinger (1973,h.3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan utnuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan . konsep adalah kata yang menyatakna abstraksi yang digeneralisasikan dari hal hal yang khusus. Bagan konsep adalah seperangkat konsep yang dirangkaikan dengan dalil dalil hipotesis dan realistis . walaupun akal sehat yang berupa konsep dan bagan konsep itu dapat menunjukkan hal yang benar, namun dapat pula menyesatkan. Suatu contoh misalnya akal sehat mengenai peranan hukuman dan ganjaran dalam pendidikan. Pada abad ke 19 menurut akal sehat yang diyakini oleh banyak pendidik hukuman adalah alat utama dalam pendididkan. Penemuan ilmiah ternyata membntah kebenaran akal sehat tersebut hasil penelitian dalam bidang psikilogi dan pendidikan menunjukkan bahwa bukan hukuman yang merupakan alat utama pendidikan melainkan ganjaran. 2. Prasangka Pencapaian pengetahuan secar akal sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukannya. Hal yang demikian itu menyebabkan akal sehat mudah beralih menjadi prasangka. Dengan akal sehat orang cenderung mmpersempit wawasannya karena di warnai oleh oengamatannya itu dan cenderung mengkambing hitamkan orang lain, atau menyokong suatu pendapat. Orang sering meliat hubungan antar dua hal sebagai hubungan sebab akibat yang kangsung dan sederhana, padahal sesungguhnya gejala yang diamati itu merupakan akibat dari berbagai hal. Dengan akal sehat orang cenderung kearah oembuatan generalisasi yang terlalu luas yang lalu merupakan prasangka. 3. Intuisi Dalam pendektan intuitif orang menentukan pendapat mengenai sesuatu berdasar atas oengetahuan yang langsung atau di dapat dengan cepat melalui proses yang tak didasari atau yang tak difikirkan lebih dahulu . dengan intuisi orang memberikan penilaan tanpa didahului suatu renungan pencapain pencapaian pengetahuan yang demikian itu sukar dipercaya. Disini tidak terdapat langkah langkah yang sistematik dan terkendali. Metode yang demikian itu biasa disebut metode a priori. Dalil

dalil seseorang yang a priori cocok dengan penalaran belum tentu cocok dengan pengalaman atau data empiris. 4. Penemuan coba coba atau kebetulan Sepanjang sejarah manusia penemuan secara kebetulan itu banyak terjadi dan banyak diantaranya yang sangat berguna. Penemuan secara kebetulan diperoleh tanpa rencana, tidak pasti, serta tidak melalui langkah langkah yang istematik dan terkendali. Penemuan coba coba diperoleh tanpa kepastian akan diperoleh suatu kondisi tertentu atau pemecahan suatu masalah. Usaha coba coba pada umunya merupakan serangkaian percobaan tanpa kesadaran akan pemecahan tertentu. Pemecahan terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha; usaha yang berikutnya biasanya agak lain, yaitu lebih maju dari pada yang mendahuluinya. Penemuan secara kebetulan pada umunya tidak efisien dan tiodak terkontrol. 5. Pendapat otoritas Ilmiah dan Pikiran kritis Otoritas ilmiah adaalh orang orang yang biasanya telah menmpuh pendidikan formal tinggi dalam suatu bidang cukup banyak . pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji, karna dipandang benar, pendapat otoritas itu tidak selamanya benar. Ada kalanya atau bahkan sering pendapat mereka itu ternyata tidak benar, karena pendapat tersebut tidak didasarkan penelitian, melainkan hanya didassarkan atas pemikiran logis. Kiranya jelas bahwa pendapat pendapat sebagai hasil pemikiran yang demikian itu akan benar kalau premisnya benar.

BAGIAN 3 LANGKAH LANGKAH DALAM PENELITIAN Proses pelaksanaan penelitian ilmiah terdiri dari langkah langkah yang juga mnerapkan prinsip metode ilmiah. Adapun langkah lamgkah yang harus dilakukan selama melakukan peenlitian ilmiah adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah 2. Melakukan studi oendahuluan 3. Merumuskan hipotesis 4. Mengidentifikasi variabel dan definisi operasional variabel 5. Menentukan rancangan dan desain penelitian 6. Penentuan sampel dan pengumpulan data 7. Menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian 8. Menentukan subjek penelitian 9. Melaksanakan penelitian 10. Melakukan analisis data 11. Merumuskan hasil penelitian dan pembahasan 12. Menyusun laporan penelitian dan melakukan desiminasi Berikut kita bahas setiap langkah langkah penelitian ilmiah berikut ini : Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah Identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisi masalah. Identifikasi masalah adalah satu proses penelitian ynag boleh dikatak penting diantara proses lain. Sebagimana halanya dalam metode ilmiah. Pada penelitian ilmiah juga harus berangkat dari adanya permasalahan yng ingin dipecahkan. Sebelum melaksanakan penelitian ilmiah perlu dilakukan identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah penting dilakukan agar rumusan masalah menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal bahwa dalam penelitian tersebut memang dibutuhkan penyelesaian masalahmelalui penelitan. Identifikasi masalah dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar belakang maslaah, berdasarkan fakta dan data yang ada dilapangan . identifikasi masalah umunya dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif sementara rumusan masalah dituliis dalam bentuk kalimat tanya.masalah penelitian, bahkan juga akan menetukan kulitas dari penelitian, bahkan juga menetukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur apa lewat

pengamatan lapangan. Masalah poenelitian bisa di definisikan sebagai pernyataan yang mempermasalah kan sesuatu yang variabel ata hubungan antar variabel suatu fenomena.sedangkan variabel itu sendiri dapat doi definisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Beberapa hal yang dijadikan sumber masalah : 1. Bacaan Bacaan yang berasal dari jurnal penelitian yang dapat dijadika sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada , karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah masalah yang belum terjawab . selain jurnal peenlitian bacaan laion yang bersifat umum juga dapat dijadika sumnber masaalh.misalnya buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimjat dimedia cetak. 2. Pertemuan ilmiah Masaalh dapat diperoleh melalui pertemuan ilmiah. Seperti seminar, diskusi, lokakarya, konfrensi, dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian. 3. Pernyataan oemegang kekuasaan (otoritas) Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figur yang dianut oleh orang orang yang ada dibawahnya sesuatu yang diunhgkapkan oleh orang orang yang dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh oemegsng otoritas tersebut dpat dijadikansumber masalah . pemegang otoritas disini dapat bersifat formal dan informal. 4. Observasi (pengamatan) Pengamatan yang dialkukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupunyang tidak direncanakan baik secara sepiuntas atau daalm jangka waktu lama , dapat melkahirkan suatu masalah. Contoh : seorang pendidik menemukan masalah dengan ,melihat sikap dna perilaku siswanya dalam proses belajar mengajar.

5. Wawancara/angket Melalui wawancara kepaada masyarakat mengenai suatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu . demikian juga dengan meyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebnearnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk meyakikan adanay oermasalahn di masyarakat. 6. Pengalaman Pengalaman dapat dikataakn sebagai gur yang paling baik. Tetapi tidak semua pengalaman yang dimiliki seseorang itu positif , tetapi kadang sebliknya. Pengalaman seseorang baik yang diperolehnya sendiri maupun dari orang lain , dapat dijadkan sumber masalah yang dpaat dijawab melalui penelitian . 7. Intuisi Secara intuitif manusia dapat melahirkan masalh. Masalah penelitia tersebt muncul dalam pikiran manusia pada saat sat yang tidak terencanakan. Ketujuh faktor diatas dpat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah oenelitian, dapat jua berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi, untuk mengidentifikasi masalah dapat emlalaui sumber esumber maslaah diatas. Sumber sumber masalah tersebut dapat saling beirnteraksi dalm menentukan masalah penelitian, dapat juga melelaui salah satu sumber saja. Setelah masalah diidentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang bahkan diangkat dala satu penelitian. Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak untuk diteliti , perlu mempertimbangkan kriteria , problematika yang baik. Ada beeberapa kriteria dlaam merumuskan problematika penelitian yang baik, sebagaimana dikemukakan para ahli sbb : 1. Menurut jack.r.fraikel dan norma e. wollen (1990) masalah penelitian biasanya ditunjukkan sebagai oertanyaan. Karakteristik perttanyaan penelitian yang baik menurutnya adalah : pertanyaan itu harus veasible artinya pertanyaan atau masalah peneltian itu dapat memungkinkan untuk diteliti, di pandang dari segi waktu, eneri atau biaya.



Pertanyaan itu harus jelas, artinya oertanyaan itu harus dirumuskan dengan kalimat yang sederhana yang dapat disepakati maknanya oleh sebagian besar masyarakat.  Pertanyaan iytu harus signifikas, maksudnya bahwa penelitian itu akan memberikan sumbangan penegtahuan yang penting bagi manusia.  Pertanyaan itu harus etis , artinya pertanyaan atau permasalah tersebut apabila diteliti tidak akan merusak atau membahayakan manusia atau lingkungan alam dan lingkungan manusia. 2. Menurut john w. best (1977) menyatakan bahwa masalah penelitian dikatakan baik (tepat dan pantas diajukan sebagai masalah penelitian). Apabila pertanyaan pertanyaan penjajakan berikut dapat terjawab yaitu :  Apakah masalah tersebut dapat dijawab secara efektif melalui proses penelitian ?apakah bisa dikumpulkan data relevan yang diperlukan untuk menjawab masalah tersebut?  Apakah masalah tersenut membawa hasil temuan yang cukup bermakna ?apakah mengandung sesuatu yang penting di dalam masalah tersebut ? apakah pemecahan masalah atau penemuannya nanti akan memberikan sesuatu yang baru kepada khasanah teori dan praktek pendidikan.  Apakah masalah tersebut merupakan sesuatu yang baru ? apakah masalah tersebut sudah diteliti ? hal ini untuk menghindari pengulangan yang tidak peerlu.  Apakah masalah tersebut memungkinkan (feaseble) untuk diteliti? Hal ini ternmasuk kesesuaian masalah dengan latar belakang si peneliti. Sehingga si peneliti perlu melakukan penjajakan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan. 3. Menurut donald ary dkk (dalam arief furcahan,1992) menyatakan daa beberapa kriteria permasalahn yang baik , yaitu :  Masalah hendaknya merupakan masalah yang pemecahannya akan memberikan sumbangan kepada bangunan pengetahuan di bidang pendidikan.  Masalaha itu hendaknya merupakan masalah yang akan membawa kepad apersoalan persoaln baru dan demikian juga kepada pnelitian penelitian berikutnya.



Permasalahan hendaknya merupakan permasalahan yang dpaat di teliti.  Permasalahn itu harus sesuai bagi si poeniliti, menarik bagi si peniliti, sesuai dengan bidang yang di kuasai. 4. Menurut suharsimi artikounto(1999) bahwa permasalahan penelitian yang baik perlu mempertimbangkan hal hal berikut :  Permasalahn tersebut harus sesuai dengan bidang ilmu yang sudah dan atau yang sedang di alami. Dala khasanah keilmuan dikenal adanya oeta keahlian.  Permasalah yang dipilih harus sesuai dengan minat calon peneliti.  Permasalahn yang dipilih harus penting dalam arti mempunyai kemanfaatan yang luas. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa problematika penelitian yang baik, apabila problematika penelitian tersebut memenuhi dua kriteria : 1. Kriteria yang bersifat subjektif Kriteria subjektif berhubungan dengan si peneliti yaitu menyangkutr : a. Kemampuan dan keahlian Permasalahan yang dipilih seharusnya sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki sei peneliti. b. Minat Permasalahan yang dipilih seharusnya sesuai dnegan minat si peneliti aoabila si oeneliti sduah tidak tertarik pada suatu masalah pada “tertentu” sebaik nya jangan di teliti. Pilihlah dan telitilah masalah yang benar benar anda minati. Seseorang yang sudah tidak bermunat pada suatu masalah, maka sulitlah masalah tersebut dapat menjadi bagian dari dirinya. Padahal masalah dalam penelitian hgarus merupakan bagian dari si peneliti. Penelitian akan berhasil dengan baik , manakala masalah penelitian sesuai dengan minta peneliti. c. Biaya penelitian yang dimiliki Dalam memilih masalah penelitian , diperlukan pertimbangan biaay yang harus diperlukan (disediakan). Jangan memilih masalah yang memerlukan biaya banyak untuk penelitiannya, sementara biaay yang ada terbatas sekali. d. Waktu yang tersedia

Dalam memilih maalah yang dangkat dalam suatu penelitian , hendaknya memperhatikan waktu yang dibutuhkan dalam penelitian. Pilihlah masalah sesuai dengan kemampuan waktu yang peenliti miliki. e. Alat alat dan fasilitas yang tersedia dalam melakukan oenelitian Alam memilih dan menntukan masalah dalam penelitian perlu mempertimbang alat alat dan fasilitas yang diperlukan dalam penelitian. Pilihlah masalah yang terssedia alat (instrumen) dan fasilitasnya dalam penelitinya. f. Penguasaan metodologi penelitian Penguasaan metodologi penelotian penting sekali bagi para penliti . masalah yang dipilih perlu mempertimbangkan meotodologi yang digunakan dlaam penelitian. Apalkah penelitian mampu menerapkan metodologi yang di pakai dalam menjawab penelitian. 2. Kriteria yang bersifat objektif Pertimbangan objektif merupakan pertimbangan yang datang dari arah masalahnya itu sendir. Pertimbangan objektif ini mengarah kepada pemeberian sumbangan pemanfaatna, yang meliputi (1) pengembangn teori dalam bidang yang bersangkutan (2) pemecahan masalah masalah prsktis . Menurut winarno surahmat (1989) menyatakan beberapa faktor intern dan ektern yang perlu dipertimbangkan dlaam menetapkan maalah, yaitu: a. Apakah maslaah ini berguna untuk dipecahkan? b. Apakah terdapat kepandaian yang perlu untuk pemecahan masalah itu ? c. Apakah masalah itu sndiri menarik untu dipecahkan? d. Apakah maslaah ini memberikan sesuatu yang baru (aktual)? e. Apakah untuk pemecahan masalah tersebut dapat diperoleh data yang secukupnya ? f. Apakah masalah itu terbata sedemikian rupa sehingga jelas batas batasnya dan dapat dilaksanakan pemecahannya ? Seorang peneliti harus mampu menjawab pertanyaan diatas, sebelum menentukan masalahnya. Karena dengan mampu menjawab pertanyaan pertanyaan yuang diajukan tersebut, akan menjadi dasar dalam meyakini jwaban masalah penelitian. Rumusan maslaah adalah peratnyaan penelitian, yang umunya di susun dalam bentuk kalimat tanya , pertanyaan pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin di kaji/dicari

tahu oleh si peneliti. Masalah yang dipilih harus dalam” researcable” dalam arti masalah tersebut dapat diselidiki. Masalah perlu dirumuskan secara jelas, karena dengan perumusan yang jelas, peneliti diharapkan dapat mengethaui variabel apa yang akan diukur dan apakah ada alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan rumusan masalh yang jelas, akan dapat dijadikan penetu bagi langkah langkah selanjutnya . hal ini sesuai dengan pandangn yang dinyatakan oleh jack r. francle dan norman e. wollen (1990) bahwa salah satu karakteristik formulasi pertanyaan penelitian yang baiuk yaitu pertanyaan penelitian harus clear. Artinya pertanyaan penelitian yang diajukan hendaknya disusun dengan kalimat yang jelas , tidak membingungkan . dengan pertanyaan yang jelas akan mudah mengidentifikasi variabel variabel yang ada dalam pertanyaan penelitian tersebut, dan berikutnya memudahn]kan dalam mendefiniskan istilah atau variabel dalam pertanyaan penelitria. Dalam mendefinisikan istilah tersebut dapat dengan (1) konstitutif definition, yakni dengan pendekatan kamus (dictionary aproach), (2) contoh atau by example (3) operasional definition , mendefiniskan istilah atau variabel penelitian secara spesifik , rinci dan operasional. Berdasarkan pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antar lain : 1. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna . masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak terbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna . 2. Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat tanya msalah akan tepat apabila dirumuskan dalam bentuk.kalimat peratanyaan , bukan kalimat pernyataan. 3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan konkrit. Rumusan maslaah yang jelas dan konkrit akan memungkinkan peneliti secara eksplisit doaat menjawab pertanyaan pertanyaan apa yang akan diselidiki , siapa yang akan diselidiki, mengapa. Diselidiki, bagaiamana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya dan apa tujuan yang diharapkan. 4. masalah hendaknya dirumuskan secara operasional Sifat operasional dari perumusan masalah, akan dapat memungkinkan peneliti memahami variable-variabel dan sub sub variable yang ada dalam penelitian dan bagaimana mengukurnya.

5. rumusan masalah hendaknya mampu memberi petunjuk tenang memungkinkannya pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam maslaha penelitian tersebut. 6. perumusan masalah haruslah dibatasi lungkupnya, sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan yang tegas. Kalau disertai rumusan malasah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaean yang spesisfik dan operasional. Melakukan Studi Pendahuluan Di dalam penelitian ilmiah, perlu dilakukna sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat melakukannya dengan menelususri dan memahami kajian pustaka untuk bahan penyusun landasan teori yang dibutuhkan untuk menyususn landasan hipotesis maupun pembahasan hasil penelitian nantinya. Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila di dasarkan pada landasan teori yang kukuh dan relevan. Banyak teori yang bersesuaian dengan penelitian namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya, perlu dilakuakan usaha memilah milah teoir yang sesuai. Selain itu studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat membuat penelitian lebih focus pada masalah yang diteliti sehingga dapat memudahkan penentuan data apa yang nantinya akan dibutuhkan. Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh informasi dari penelitian terdahulu yang harus dikerjakan, tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian menggunakan data primer atau sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan atau laboratoirum atau di dalam museum, jadi yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah sebuah usha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topic atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting sekali dalam metode ilmiah untuk mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian dan untuk megetahui sampai kemana ilmu yang berhubungan dnegan penelitian telah berkembang. Di dalam studi kepustakaan ini mempunyai beberapa langkah untuk mencapai titik permaslahan di dalamnya: 1. Dalam studi kepustakaan memberikan definisi dari setiap variable yang diteliti, jika terdapat tiga variable maka ketiga variable tersebut didefinisikan dari minimal 3 sumber. 2. Teori-teori yang mendasari maslah-maslah dan biang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi temntang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dnegan penelitian, dan oelelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaat semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya informasi itu dapat

diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penlitian, karanmg, karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peratura, ketetapan, ketetapan buku tahuna atau sumber lainnya. Penelitian ini diterapkan dengan metode historis berbentuk bibliografi, dilakukan dengan berbagai karya tulis, seperti buku-buku, jurnal, ensiklopedia, majalah surat kabar dan lainlain terbitan masalalu, untuk merangkai sara-saran tindakan dalam mengatasi suatu masalah yang terjadi di masa sekarang di lingkunan ternetnu. Tidak sedikit karya tulis dari tokoh-tokoh pemerintahan yang belum dimanfaatkan. Seorang peneliti hendaknya mengenal atau tidka merasa asing di lingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang diperlukan. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukakn peneliti mengetahui sumber-sumber informasi tersebut, mislanya kartu katalog, referensi umum dan khusus, buku-buku pedoman buku petunjuk laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedi dan bahan khusus lain. Dengan demikian peneliti akan memperoleh informasi dan sumer yang tepat dalam waktu yang singkat. Dalam rangka menelusuri literature serta menelaah studi yang ada di perpustakaan, maka si peneliti harus terlebid dahulu mengenal perpustakaan secara lebih baik. Termasuk system pelayanan liteartur dan kalsifikasi buku yang dianut oleh perpustakaan tersebut. System pelayanan perpustakaan secara umum dibagi menjadi 2: 1. System tertutup Pada pelayanan tertutup pembaca tidak dapat langsung kerak buku untuk memilih buku atau bacaan lainnya, pembaca hanya dapat mengetahui koleksi yang ada pada perpustakaan tersebut melalui katalog. Si pembaca hanya dapat mencatat nomer atau literatit yang di inginkan dan menyerahkan kepada petugas yang mencarikan buku di rak. Dan petugaslah yang menyerahkan pada pembaca. 2. System terbuka Jika perpustakaan tersebut menganut system terbuka, si pembaca dapat kangsung menuju ke rak buku, biasanya susunan buku pad arak berdaskan topic umum. Pada system ini si pembaca dapat meliht langsung dan mendapatkan bahan yang dia cari. Resiki pada perpustakaan terbuka ini adalahh tidak adanya jaminan bahwa buku atau bahan lainnya akan terbawa oleh si pembaca. Di dalam istilah studi kepustakaan ini digunakan dalam ragam para ahli diantaranya yang dikenal denga kajian pustaka, pada dasarnya merujuk pada upaya umum yang harus dilalui untuk mendapatkan teori yang relevan dengan topic penelitian. Bila kita memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara literature untuk digunakan dalam penelitia. Ole karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti mengidenifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka dan alaisis dokumen yang memuat tentang informasi yang berkaitan dengan topic penelitian. Studi kepustakaan

merupakan langkah yang penting dimana seorang peneliti menerapkan topic penelitian dan langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topic penelitian. Di dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan dengannya, sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil penelitian (tesis dan disertasi). Dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, Koran dll). Bila kita memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk Disusun secara teratur untuk

dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentigikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian. Isi Studi Kepustakaan Isi studi kepustakaan dapat berbentuk kajin teoritis yang pembahasannya difokuskan pada informasi sekitar permasalahan penelitian yang hendak dipecahkan melalui penelitian. Misalnya, jika seorang peneliti hendak mengungkapkan tentang pengaruh prestasi belajar dilihat dari faktor0faktor: hubungan anak dengan orang tua, pekerjaan orang tua, dan status orang tua, maka peneliti dapat melakukan studi kepustakaan yang berhubungan dengan: teori sosiologi dan psikologi pendidikan anak serta hubungan sosial sekitar kegiatan anak dalam keluarga, peranan orang tua, dan jenis pekrjaannya. Materi dapat diambil dengan sekuensi yang sederhana menuju yang komoleks atau yang langsung berkaitan dengan masalah yang sedang menggejala saat sekarang. Kata-kata kunci seperti mendukung setiap variabel dan rangkaiannya. Pendapat pakar atau narasumber yang berkompetensi dibidangnya dan ulasan peneliti dalam usaha membangun kerangka teoritis dan mencapai hipotesis penelitian atau pertanyaan penelitian (research question). Tujuan Studi Kepustakaan

Di dalam studi kepustakaan mempunyai beberapa tujuan terntentu supaya di dalam studi kepustakaan ini menjadikan hal yang baik, jadi studi kepustakaan ini meliputi: 1. Menemukan suatu masalah untuk diteliti. Dalam arti bukti-bukti atau pernyataan bahwa masalah yang akan diteliti itu belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan atau belum pernah diteliti orang mengenai tujuan, data dan metode, analisa dan hasil untuk waktu dan tempat yang sama. 2. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. 3. Mengkaji beberap teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Menggali teori yang relevan dengan permasalahan penelitian dan melakukan komparasi-komparasi dan menemukan konsep-konsep yang relevan dengan pokok masalah yang dibahas dalam penelitian. 4. Mencari landasan teori yang merupakan pedoman bagi pendekatan akan diuji dlam penelitian. Sebab dalam ilmu pengetahuan pada umumnya teori mempunysi dus fungsi pokok yaitu: a. Menerangkan generalisasi empiris yang sudah diketahui b. Meramalkan generalisasi yang belum diketahui untuk jenis penelitian terntentu misalnya penelitian eksploratif 5. Untuk membuat uraian teoritik dan empirik yang berkaitan dengan faktor, idikator, variabel dan parameter penelitian yang tercermin di dalam masalahmasalah yang ingin dipecahkan. 6. Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang akan diteliti. 7. Agar peneliti dapat pandai-pandai memanfaatkan informasi dari suatu makalah yang diperlukan bagi penelitiannya, terutama yang terkait dengan objek dan atau sasaran penelitiannya. 8. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Artinya hasil penelitian terdahulu mengenai

hal yang akan diteliti dan atau mengenai hal lain yang berkaitan dengan hal yang akan diteliti. 9. Menelaah hasil penelitian sebelumnya diarahkan pada sebagian atau seluruh daru unsur-unsur penelitian yaitu: tujuan penelitian, metode, analisis, hasil utama dan kesimpulan. Hasilnya berupa ulasan tentang penelitian yang sama atau serupa dengan masalah yang akan diteliti, hal itu telah dilakukan di tempat lain atau tempat yang sama dengan daerah penelitian. Dan untuk menunjukan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan. 10. Sebagian besar (lebih dari 50%) kegiatan dalam keseluruhan proses penelitian adalah membaca, dan membaca itu hampir seluruhnya teradi pada langkah penelaahan kepustakaan ini. Studi kepustakaan tidak selalu “mulus” pelaksanaannya. Beberapa hambatan umum yang sering menyebabkan ketidak lancaran kegiatan ini antara lain: 1. Kurangnya buku atas sumber kepustakaan lain, terutama yang bersifat ilmiah. Sampai saat ini masih terasa sangat kurang bahkan kepustakaan ilmiah Indoensia. Demikian pula bahan kepustakaan ilmiah dari luar negri juga sulit diperoleh. Hal ini mungkin disebabkan belum berkembangnya sistem dokumentasi, tidak adanya atau kurangnya komunikasi ilmiah antara peneliti, atau mahalnya biaya kirim atau perizinan. 2. Kelemahan peneliti untuk memahami tulisan-tulisan dalam bahasa asing, terutama bahasa inggris. Ketidak mampuan membaca buku kedalam bahasa asing menyebabkan peneliti tidak dapat memamnfaatkan informasi imiah dari luar negri. 3. Rendahnya minat pada banyak peneliti utnuk membaca tullis ilmiah untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu di bidangnya masing-masing.

Kelihatannya kegemaran membaca ilmiah masih perlu digalakkan agar peneliti selalu dapat mengikuti perkembangan. Untuk mengurangi hambatan pertama di atas peneliti dapat menghubungi lembaga lain atau untuk saling menukar informasi dan meminjam buku-buku ilmiah yang baru. Selain dari itu, usaha menerjemahkan buku-buku bahasa asing terutama yang berbahasa inggris, perlu digalakkan dan ditangani dengan sungguh-sungguh Merumuskan Hipotesis Hipotesis perlu dirumuskan dalam sebuah penelitian ilmiah, lebih-lebih penelitian kuantitatif. Denga menyatakan hipotesis maka penelitian ilmiah yang dilakukan peneliti akan lebih fokus terhadap masalah yang diangkat. Selain itu dengan rumusan hipotesis seorang peneliti tidak perlu lagi direpotkan dengan data-data yang seharusnya tidak dibutuhkannya, karena data yang diambilnya melalui instrumen penelitian hanyalah data-data yang berkaitan langsung dengan hipotesis. Data-data ini sajalah yang nantinya kan dianalisis. Hipotesis erat kaitannya dengan anggapan dasar. Anggapan dasar merupakan kesimpulan yang kebenarannya mutlak sehingga ketika seseorang membaca suatu anggapan dasar, tidak lagi meragukan kebenarannya. Mengidentifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel Sebuah variabel dalam penelitian ilmiah adalah fenomena yang akan atau tidak akan terjadi akan terjadi sebagai akibat adanya fenomena lain, variabel penelitian sangat perlu ditentukan agar masalah yang diangkat dalam sebuah penelitian ilmiah menjadi jelas dan terukur. Dalam tahap selanjutnya, setelah variabel penelitian ditentukan, maka penelitian perlu membuat definisi operasional variabel itu sesuai dengan maksud atau tujuan penelitian. Definisi operasional variabrl adalah definisi

khusus yang dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan definisi konseptual yang didasarkan pada teori terntentu. Menentukan Rancangan atau Desain Penelitian Rancangan penelitian sering pula disebut sebagai desain penelitian. Rancangan penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanan penelitian olmiah bagi si peneliti yang bersangkutan. Rancangan penelitian harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang lain dapat mengulang prosedur yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan peneliti. Penentuan sampel dan pengumpulan data Skala ukuran Skala ukuran bertujuan menempatkan identitas data yang berbeda-beda secara tepat untuk beberapa tingkatan atau jenjang. 1. Skala Nominal Data dengan skala nominal disebut data kategori. Misalnya jawaban responden hanya berupa ya dan tidak disebut sebagai dikotom. Contoh lain pertanyaan tentang jawaban jenis kelamin yang terdiri dari 2 kategori, yaitu laki-aki dan perempuan. Data dengan skala nominal dapat terdiri dari beberapa sub kategori, misalnya agama dan suku bangsa. Data dengan skala nominal mempunyai jenjang yang sama, misalnya pengumpulan data jenis kelamin, laki-laki diberi kode 1 dan perempuan dengan kode 2 tidak berarti bahwa laki-laki mempunyai jenjang yang lebih tinggi daripada perempuan. Pada skala nominal posisi data tidak mempunyai jenjang yang sama. Keuntungan data skala nominal adalah mudah dijawab, mudah diolah dan dapat digunakan untuk membandingkan, misalnya presentase.

2. Skala Ordinal Skala ordinal memiliki kemiripan dengan skala nominal, tetapi data dalam urutan sub kategori telah memiliki jenjang yang bersifat kualitatif. Pada data ordinal selain terdapat perbedaan subkategori juga terdapat perbedaan jenjang antar subkategori, namun perbedaan tersebut dengan jarak yang tidak tepat. Dari data skala ordinal dapat dinyatakan perbedaan subkategori dan subkategori satu lebih tinggi dari subkategori lain. sebagai contoh, terdapat data yang menunjukkan prevalensi penyakit Diabetes kota Malang, kabupaten Malang dan kota Batu. Prevalensi Diabetes kota Malang sebesar 4%, Kabupaten Malang sebesar 6,2% dan Kota Batu sebesar 5,2%. Dari data di atas dapat dinyatakan Prevalensi Kota Batu lebih besar dari kota Malang. Walaupun terdapat jenjang, namun jarak antar jenjang tidak sama. 3. Skala Interval Data dengan skala interval memiliki kesamaan dengan skala nominal dan ordinal, namun jarak antar subkategori yang sama, dan dapat dinyatakan secara kuantitatif. Sebagai contoh, Kadar Gula darah Fulan 140 mg/dl, dan kadar gula darah fulana 125 mg/dl. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa kadar gula darah fulan lebig tinggi dari Fulana. 4. Skala Rasio Skala rasio memiliki ketiga sifat skala sebelumnya dan memiliki titik nol yang absolut. Oleh karena itu, setiap subkategori dapat dibandingkan dengan titik nol. Sebagai contoh umur Fulan 40 dan umur fulana 20 tahun. Dapat dikatakan umur Fulan 2 kali umur Fulana. Teknik Pengambilan Sampel a. Pengambilan Sampel Secara Acak 1. Simple random sampling

Yang dimaksud dengan pengambilan sampel secara acak sederhana adalah pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga unit dasar memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel, 2. Strartifies random sampling Startified random sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa strata dimana setiap strata adalah homogen. 3. Multistage random sampling Pengambilan sampel yang membagi populasi menjadi beberapa fraksi kemudian diambil sampelnya. 4. Systemic random sampling Pengambilan sampel acak sistemik dilakuka bila pengambilan sampel acak dilakukan secara berurutan dengan internal terntentu. 5. Cluster random sampling Pengambilan sampel acak kelompok dilakukan bila kita akan mengadakan suatu penelitian dengan mengambil kelompok unit dasar sebagi sampel. 6. Probability proporsionate to Size Pengambilan sampel dengan cara PPS ini merupakan variasi dari pengambilan sampel bertingkat dengan PSU besar yang dilakukan secara proporsional. b. Pengambilan sampel tanpa acak Pengambilan sampel tanpa acak ini digunakan bila kita ingin mengambil sampel yang sangat kecil pada populasi yang besar. Pengambilan sampel tanpa acak ini terdiri dari: 1. Pengambilan sampel seadanya (accidental sampling) Pengambilan sampel yang dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan, tempat pengambilan sampel, dan jumlah sampel yang akan diambil.

2. Pengambilan sampel berjatah (Quota sampling) Cara pengambilan sampel dengan jatah hampir sama dengan pengambilan sampel seadanya, tetapi dengan kontrol lebih baik untuk mengurangi terjadinya bias. 3. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (purposive sampling) Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan bila cara pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa, sehingga keterwakilannya ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan orang-orang yang telah berpengalaman. Pengambilan sampel dengan cara ini lebih baik dari dua cara sebelumnya karena dikakuan berdasarkan pengalaaman berbagai pihak. Pengambilan sampel oada penelitian klinis Pada penelitian klinik pengambilan sampel seering didasarkan pada waktu atau jumlah. Pengambilan sampel yang dilakukan pada periode waktu terntentu, dimana penderita yang datang ke rumah sakit dan memenuhi kriteria studi diambil sebagai sampel sampai suatu periode waktu yang telah ditentukan. Pengambilan sampel yang menggunakan car ini tidak tergantung pada jumlahnya. Pengambilan sampel berdasarkan jumlah tetapi bila kasusnya jarang maka akan membutuhkan waktu yang singkat, tetapi bila kasunya jarang maka akan membutuhkan waktu yang lama. Permasalahan tersebut seharusnya menjadi pertimbangan pada saat menentukan cara mana yang akan digunakan. Penentuan Sampel 1. Metode Slovin Rumus Slovin menggunakan pendekatan distribusi normal, p=0,5, dengan nilai batas kesalahan bisa ditentukan peneliti.

Persamaan yang dirumuskan oleh Slovin (Steph Ellen, eHow Blog 2010; dengan rujukan Principles and Methods of Research; Ariola et al.(eds.); 2006) sebagai berikut. N=N/(1+Ne2) N= Number of Samples (jumalh sampel) N= Total Population (jumlah seluruh anggota populasi) e= Error tolerance (toleransi terjadinya galat;taraf signifikansi; untuk sosial dan pendidikan lazimnya 0,05) -> (2= pangkatd dua). Jika populasi 2000, dengan asumsi tingkat ketepatan 95%, maka eror 5% (0,5) maka: N = 2000 Taraf Signifikansi = 5% Maka: N = N/(1+ Ne2) = 2000/(1+2000x0,05x0,05)= 333 orang. 2. Metode Krejicie dan Morgan Metode Krejcie dan Morgan menggunakan pendekatan chi-quadrat, p=0,05, dengan batas eror diasumsikan 5% (0,05) Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992) membuat daftar yang bisa dipakai untuk menentukan jumlah sampel sebagai berikut (lihat tabel) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) 10

10

220

140

1200

291

15

14

230

144

1300

297

20

19

240

248

1400

302

25

24

250

152

1500

306

30

28

260

155

1600

310

35

32

270

159

1700

313

40

36

280

162

1800

317

45

40

290

165

1900

320

50

44

300

169

2000

322

55

48

320

175

2200

327

60

52

340

181

2400

331

65

56

360

186

2600

335

70

59

380

191

2800

338

75

63

400

196

3000

341

80

66

420

201

3500

346

85

70

440

205

4000

351

90

73

460

210

4500

354

95

76

480

214

5000

357

100

80

500

217

6000

361

110

86

550

226

7000

364

120

92

600

234

8000

367

130

97

650

242

9000

368

140

103

700

248

1000

370

150

108

750

254

15000

375

160

113

800

260

20000

377

170

118

850

265

30000

379

180

123

900

269

40000

380

190

127

950

274

50000

381

200

132

1000

278

75000

382

210

136

1100

285

1000000

384

Dengan metode Krejcie dan Morgan sampel yang dibutuhkan untuk populasi 2000 adalah 322. Menentukan dan Mengembangkan Intrumen Penelitian

Apakah yang dimaksud dengan intrumen penelitian? Intrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan teknik pengumpulan data yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis penelitian memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Karena itu sebelum menentukan dan mengembangkan intrumen penelitian perlu dilakukan pertimbangan-pertimbangan terntentu. Salah satu kriteria pertimbangan yang dapat dipakai untuk menentukan instrumen penelitian adalah kesesuaiannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Tidak semua alat atau intrumen pengumpul data cocok digunakan untuk penelitianpenelitian tertentu. Menentukan Subjek Penelitian Orang yang terlibat dalam penelitian ilmiah berperan sebagai sumber data disebut subjek penelitian. Seringkali subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel penelitian. Apabila penelitian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel penelitian dalam sebuah populasi penelitian, maka peneliti harus berhati-hati dalam menentukannya. Hal ini dikarenakan, penelitian yang menggunakan sampel sebagai subjek penelitian akan menyimpulakn hasil penelitian yang berlaku umum terhadap seluruh populasi, walaupun data yang diambil hanya merupakan sampel yang jumlah jauh lebih kecil dari populasi penelitian. Pengambilan sampel yang salah akan mengarahkan peneliti kepada kesimpulan yang salah pula. Sampel yang dipilih harus mempresentasikan populasi penelitian. Melaksanakan Penelitian Pelaksanaan penelitian adalah proses pengumpulan data sesuai dengan desain atau rancangan penelitian yang telah dibuat. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan hati-hati karena kan berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran data penelitian tentu saja akan

menentukan kualitas penelitian yang dilakukan. Seringkali peneliti saat berada di lapangan dalam melaksanakan penelitiannya terkecoh oleh beragam data yang sekilas semuanya tampak penting dan berharga. Peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskannya dengan mengacu pengambilan data berdasrakan instrumen penelitian yang telah dibuatnya secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data subjek penelitian, data dibedakan menjadi dua macam, yaitu data langsung dan data tidak langsung. Data langsung adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber data (subjek penelitian), sementara data tidak langsung adalah data yang diperoleh peneliti tanpa berhubungan secara langsung dengan subjek penelitian yaitu melalui penggunaan media terntentu misalnya wawancara menggunakan telepon, dan sebagainya. Melakukan Analisis Data Beragam data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan penelitian ilmiahnya tidak akan mempunyai kana apapun sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data bergantung pada jenis data itu sendiri. Bila penelitian ilmiah yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka data yang diperoleh akan berupa kualitatif dan selanjutnya perlu pengolahan menjadi kuantitatif. Untuk itu perlu digunakan statistik dalam pengolahan dan analisis data. Merumuskan HasilPenelitian dan Pembahasan Pada hakekatnya merumuskan hasil penelitian dan melakukan pembahasan adalah kegiatan menjawab pertanyaan atau rumusan maslaha penelitian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan. Pada saat melakukan pembahsan, berarti peneliti melakukan interpretasi dan diskusi hasil penelitian. Hasil penelitian dan pembahasannya merupakan inti dari sebuah penelitian ilmiah. Pada penelitian ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu

dinyatakan diterima atay ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak. Bila hasil penelitian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi sandaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan. Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan Desiminasi Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian ilmiah wajib menyusun laporan hasil penelitiannya. Penyusunan laporan dan desimenasi hasil penelitian merupakan langkah terkahir dalam pelaksanaan penelitian ilmiah. Format laporan ilmiah seringkali telah dibakukan berdasrkan institusi atau pemberi sponsor di mana penelitian itu melakukannya. Desiminasi dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau menuliskannya dalam jurnal-jurnal penelitia. Ini penting dilakukan agar hasil penelitian diketahui oleh ,asyarakat luas (masyarakat ilmiah) dan dapat dipergunakan bila diperlukan. Malakukan analisis data Beragam data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan penelitian ilmiahnya tidak akan mempunyai tidak akan mempunyai kana apapun sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data, bergantung pada jenis data itu sendiri. Bila penelitian ilmiah yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka data yang diperoleh akan bersifat kualitatif dan selanjutnya perlu diolah menjadi data kuantitatif. Untuk itu perlu digunakan statistik dalam pengolahan dan analisis data. Merumuskan Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada hakekatnya merumuskan hasil penelitian dan melakukan pembahasan adaalh kegiatan menjawab pertanyaan atau rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah dilakukan. Pada saat melukan pembahsan,

berarti peneliti melakuakn interpretasi dan diskusi hasil penelitian. Hasil penelitian dan pembahasanya meruapakan inti dari sebuah penelitian ilmiah. Pada penelitian ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu dinyatakan diterima atau ditolak dan dibahas mengapa dietima atau ditolak. Bila hasil penelitian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi sandaran penelitian ilmiah yang telah dilakuakn. Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan Desiminasi Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian ilmiah wajib menyuesun laporan penelitian hasil penelitiannya. Penyusun laporan dan desiminasi hasil penelitian merupakan langkah terakhir dalam pelaksaaan penelitian ilmiah. Format laporan ilmiah sering kali telah dibakukan berdasarkan institusi atau pemberu sponsor di mana penelitian itu melakuaknya. Desiminasi dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau menuliskannya dalam jurnal-jurnal penelitian. Ini penting dialkukan agar hasil penelitian diketahui oleh masyarakat luas (masayarakat ilmiah) dan dapat dipergunakan bila diperlukan

BAGIAN 4 TEKNIK PENYUSUANAN PROPOSAL PENELITIAN Secara umum, pengertian proposal adalah sebuah tulisan yang dibaut oleh penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelskan sebuah maksud kepada pembaca

yang ditentukan (baik pribadi amupun lembaga) sehingga mereka memperoleh pemahamna mengenai maksud penulis tersebut lebih mendetail. Pada tulisan kali ini penulis ingin menjabarkan tentang „‟proposal penelitian‟‟. Proposal penelitian merupakan dokumen tertulis yang dibuat untuk mengkomunikasikan kepada pembimbing, penyandang dana, atau sponsor-sponsor penelitian tentang strategi ayng akan diguanakn peneliti dalam memecahkan masalah. Proposal harus secara jelas menjawab pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, dan bila mana tentang penelitian yang akan dilakukan. Dari sudut bahasa, proposal penelitian menuntut pemakaian bahasa baku dengan konstrusi kalimat yang ringan, langsung, serta tidak bermakna ganda, agar tidak menumbulkan alah pengertian dan pembacaanya. Proposal penelitian berfungsi untuk : (1) menyakinakn orang lain bahwa penelitian yang disulkan penting untuk dilakukan, (2) memperlihatkan keakrapan peniliti dengan bidan yang diteliti dan kompentesi peneliti dalam melaksanakan penelitian yang akan dilakukannya, (3) menjadi dokumen “kontak”informal peneliti dengan penyadang dananya, sebagai kesepakatan tentang ruang lingkup kegiatan penelitian yang akan dilakukan, (4) menjamin semua aspek penelitian telah dipertimbangkan secara matang, serta (5) menjadi kerangka acuan bagi peneliti dalam melaksanakan proyek penelitiannya, sehingga penelitianya dapat dikendalikan agar berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Proposal penelitian dalam dunia ilmiah (pendidikan) yang disusun oleh seprang peneliti atau mahasiswa yang akan membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan penelitian)yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan penelitian. Bentuk “proposal penelitian”ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dll. Komponen dasar yang harus ada pada setiap proposal penelitian adalah latar belakang, rumusan masalah, tuhujan dan manfaat penelitian, tinjauan teori dan metode penelitian. Dalam menulis proposal penelitian, semua komponen yang merupakan bagian dari proposal mulai dari pendahuluan hingga ke biodata peneliti,

harus ditulis dan dijelaskan dengan baik. Sehingga mudah dipahami oleh pemeriksa / reviewer. Dalam menulis prosala maka harus dipertimbangkan bahwa untuk menginformaskan tentang masalah penelitian dan tentang peneliti slengkap mungkin. Usulan penelitian yang sering disebut Project Statment dan Research Proposal merupaka rencana penelitian mahasiswa yang hasilnya disusun dalam bentuk skripsi sebagai tugas akhir mahaiswa sebelum memperoleh gelar kesarjanaan (S-1) di perguruan tinggi. Sistematika proposal penelitian adalah tahap-tahap atau aturan yang digunakan sebagai acuan dalam membuat proposal penelitian. Dapat diartikan sebagai sebuah usulan yang dibuat secra ringkas yang menggambarkan apa saja aspek yang akan dilakukan dalam sebuah penelitian, kemudian dirancang dan diseuaikan dengan penelitian yang akan dilakuakan. Melalui proposal peneliti atau pihak-pihak terkait akan memahami kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Teknik Penyusunan Proposal Penelitian Ada beberapa bagian penting dalam penyusunan proposal penelitian atau proposal skripsi, diantaranya akan dijabarkan dibawah ini : A. Halaman Judul Halaman judul memuat : judul, jenis laporan, lambang perguruan tinggi, nama adan NIM, nama jurusan, nama program studi, nama perguruan tinggi dan tahun pengajuan. 1. Judul usulan penelitian : judul hendaknya dibuat singkat dan jelas, menggambarkan konsep dan topik dari penelitian dan menggambarkan adanya keterkaiatn antara variabel, lokasi penelitian dan tahun penelitian. Diketik dengan menggunakan huruf kapital, tidak boleh disingkat dan format ketikan dalam bentuk piramida terbaik (V). 2. Junis laporan : jenis laporan adalah usulan penelitian . 3. Labang instituti perguran tinggi 4. Nama mahasiswa dan NIM 5. Nam jurusan

6. Nama Program studi 7. Nama perguruan tinggi 8. Tahun pengajuan : tahun pengajuan adalah tahun dimana usulan penelitian tersebut dianjurkan B. Halaman Persetujuan Halaman persetuhuan memuat : judul ususlan penelitian, persetujaun dosen pembimbing beserta tanda tangan dan waktu persetujuan C. Daftar Isi Daftra isi merupakan daftar yang menunjukan isi bagian-bagian dalam skripsi maupun sub-sub bagiannya beserta nomer halamaanya. D. Isi Dibagian ini terdiri dari beberapa bab dan dari beberapa bab tersebut masih terdapat bebrapa sub bab. BAB I. PENDAHULUAN Pendahuluan memaparkan kontest permasalahn, mengapa penelitian perlu dilakukan (latar belakang penelitian), masalah spesifik yang akan menjadi fokus penelitian yang akan dilakukan, serta manfaat apa yang akan diperoleh dari hasil penelitian itu. Oleh karenyanya bagian pendahuluan umumnya terdiri atas : (1) latar belakang, (2) permasalahan, (3) tujuan, serta (4) menfaat penelitian. 1. Latar Belakang Masalah Latar belakang memuat : gambaran tema permasalahan dilokasi penelitian yang akan dibahas dan berkaitan dengan penelitian yang akn dijalankan, diuariakn dari maslah yang luas ke arah maslah yang khusus. Oleh karena itu diperlukan dat studi awal ke lokasi tempat penelitian. Ada 4 kriteria latar belakang yang baik : 1. Adanya “seriousness of problem” 2. Adanya “sense of urgency” (masalah yang harus segera ditangani) 3. Adanya “polotical will” (kebijakan dari organisasi atau politis)

4. Adanya “manage – ability” (direkomendaikan oleh pihak menejemen) Latar belakang ini juga harus mampu menjawab pertanyaan “mengapa memilih topik tersebut” 2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang tegas dan jelas, seta menggambarkan arah hubungan antara dua variabel atau lebih. Misalnya adakah, apakah, bagaimakah dan lainya 3. Batasan Masalah Batasan masalah adalah batasan rung lingkup yang dilakukan dalam penelitian, dimana pembatan tersebut meliputi : tema/topik, area awal yang diteliti, sumber informasi, lokasi penelitian serta waktu penelitian. 4. Tujuan penelitian Tujuan penelitian meliputi : a. Tujuan umum : meliputi tujuan yang akan dicapai secara menyeluruh yang dapat menjawab tema/judul penelitian b. Tujuan khusus : meliputi jabaran atau rincian umum secar operasional sesuai dengan perumusan dan pembahasan yang akn diperoleh dari penelitian. 5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian meliputi : 1. Manfaat bagi pengguna (user), 2. Pengembangan keilmuan dan 3. Bagi peneliti, sehingga secar khusus hasil penelitian memberikan masukan bagi si peneliti, masyarakat, instansi terkait dan pengembangan ilmu pengetahuan dan ternologi serta diharapkan dapt dijadiakn sebuah pertimabnagan sebuah kebijakn. 6. Keaslian Penelitian Keaasalian penelitian mencerminkan kemampuan mahasiswa untuk menelusuri dan mengidentifiksi penelitian terdahulu yang relevan dengan topok penelitian yang dilaukannya. Setiap peneltian dilakuakan dalam konteks

pelingkungan

yang

berbeda

dengan

penelitian-penelitian

sebelumnya, sekaliapun penelitian tersebut merupakan relikasi penelitian sebelumnya. Pernaytaan tentang keaslian penelitian meliputi identifikasi persamaan penelitian sebelumnya yang sangat releven dan perbedaanya dengan penelitian yang akan dilakukannya. Perbedaan dan prsamaan penelitian dengan penelituan terdahulu dapat meliputi : kerangka teori, penerapna teori dalam situasi spesifik atau populasi khusus atau generalisasi teori pada populasi yeng lebih luas, kerangka konsep, rancangan penelitian, istrumen penelitian, dan teknik analisis atau pemodelan data, penyajian dapat dalam bentuk matriks persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka merupakan penelusuran kepustakaan untuk mengidentifikasi makalah dan buku yang bermanfaat dan hubungannya dengan penelitian yang dilakukan serta merujuk pada semua hasil penelitian terdahulu pada bidang tersebut. Tinjauan pustaka disusun berdasarkan tujuan penelitian, pertanyaan penelitian dan masalah yang akan dipecahakn, sumber yang dipakai dalam tinjauan pustaka harus disebut dengan mencamtumkan nama penulis dan tahun terbit dengan model vancauver, format penyajiaanya dimulai tinjauan teori untuk variabel independen, variabel dependen dan keterkaitan antara variabel yang diteliti dengan mengacu pada penelitian sebelumnya. a. Landasan teori Landasan teori menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi berbagai ahli tertentu maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya akan mendasarii hasil dan pembahsan secara detail, dapat berupa definisidefinisi atau model matematis yang langsung berkaitan dengan tema atau masalah yang diteliti. Teori0teori yang dirujuk harus mengacu pada variabelvariabel yang diteliti. Dimulai dari penjelasan tema, variabel independen dan

variabel dependennya atau faktor-faktor yang diteliti serta dijelaskan teoriteori tersebut untuk mendukung hipotesisi yang akan diajukan. b. Kerangka teori Kerangak teori terdiri dari teori-teori atau isu0isu dimana penelitian kita terlibat didalamnya dan memberikan panduan pada saat peneliti membaca pustaka. Kerangak teori tidak dapat dikembangkan kalau peneliti belum mempelajari pustaka dan sebaliknya kalau peneliti belum mempunyai kerangka teori maka peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan efektif. c. Kerangaka konsep penelitian Kerangak konsep penelitian merupakan operasionalisasi keterkaitan antara variabel-variabel yang bersal dari kerangak teori dan biasanya berkonsentrasi pada satu bagian dari kerangaka teori. Kerangak konsep menggambarkan aspek-aspek yang telah dipilih dari kerangak teori untuk dijadikan dasar masalah penelitiannya. Jadi kerangka konsep timbul dari kerangak teori dan berhubungan dengan masalah penelitian yang spesifik. d. Hipotesis Setelah peneliti menentukan anggapan dasar, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permaslahan penelitian, sampai tebukti melalui data yang terkumpul. Dari arti katanya,hipotesis memang berasal adar 2 penggalan kata, “hypo”yang artinya “dibawah”dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesisi yang kemudian cara menuliskannya disesuaikan dengan ejaan bahasa indonesia menjadi hipotesa yang berkembang menjadi hipotesis. Apabila peneliti telah mendalami permasalhan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya masi perlu diuji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis penelitian harus dipikir bahwa hipotesisnya itu dapat diuji. Selanjutnaya peneliti akan bekerja beradsarkan hipotesis ini. peneliti menggumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan

hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik menjadi thesa, atau sebaliknya, tumbang sebgai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti. Hal sangat perlu diperhatikan oleh peneliti adalah bahwa ia tidak boleh mempunyai keinginan kuat agar hipotesis nya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya bisa membantu memenuhi keinginanya, atau memanipulasi data sedemikian rupa sehingga mengarah keterbuktian hipotesis. Peneliti harus bersifat obyektif terhadap data yang terkumpul, terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersifat 2 hal : 1. Menerima keputusan seperti apa adannya seandainnya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian) 2. Mengganti hipotesis seandainnya tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung). Apabila peneliti mengambil hal kedua, maka di dalam laporan penelitian harus di tulis proses penggantain ini. dengan demikian, peneliti telah bertidak jujur dan tegas, sessuatu yang memang sangat diharapkan dari seorang peneliti. 3. Mengetahui kedudukan hipotesis 1. Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyebab dan variabel akibat 2. Adanya data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada memang ditumbulkan oleh penyebab itu 3. Adanya data yang menunjukkan pada tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan aakibat tersebut 4. Apabila ke tiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dlam penelitian. Walaupun hipotesis ini sangat penting sebagai pedoman kerja dalam penelitian, namun tidak selalu semua penelitian harus berorientasi hipotesis. Jenis penelitian eksplorasif, survey, atau kasus dan peneliti devalopmen biasanya justru tidak berhipotesis. Tujuan penelitian jenis

ini bukan untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari gejala-gejala sebanyak-banyaknya 5. Sehubungan dengan hal ini G.E.R Brurrough mengatakan bahwa penelitian behipotesis (penelitian hipotesis) penting dilakukan bagi : 1. Penelitian mengitung banyaknya sesuatu 2. Penelitian tenyang perbedaan 3. Penelitian hubungan ahli lain yaitu Deoboid Van dalen mengutarakn adanya 3 bentuk inter relationship studies yang termasuk penelitian hipotesis yaitu : 1. Case studies Studi kasus merupakan suatukontruksi tersendiri sebgai suatu prosuk interaksi antara responsen, lapangan penelitian, dan paar peneliti itu sendiri 2. Causal comparative studies 3. Correlation studies  Jenis-jenis hipotesis Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua variabel akibat. Namun demikian, ada hipotesis yang menggambarkan perbandingan satu variabel dari dua sample, mislanya membandingkan perasaan takut antara penduduk tepi pantai dan penduduk pegunungan terhadap gelombnag laut. Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya

dalam

penelitian.

Oleh

karena

itu

peneliti

dituntut

kemapuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Seorang ahli bernama Brog yang dibantu oleh temanya Gall mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebgai berikut ini : 1. Hipotesis harus dirumuskan singkat tetapi jelas 2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua tau lebih variabel

3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukaan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian : 1. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan dua kelompok. Rumus hipotesis kerja : a. Jika.....maka.... Contoh : jika orang banyak makan, maka berat badan akan naik. b. Ada perbedaan antara.....dan... Contoh : ada perbeedaan antara penduduk kota dengan penduduk desa dalam cara berpakaian c. Ada pengaruh.....terhadap.... Contoh : ada pengaruh makanan terhadap berat badan 2. Hipotesis Nol (H0) Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Rumusan Hipotesis Nol : a. Tidak ada perbedaan antara....dengan.... Contoh : tidak ada perbedaan antara mahasiswatingkat I dan mahasiswa tingakt II dalam disiplin kuliah b. Tidak ada pengaruh..... terhadap..... Contoh : tidak ada pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan mengikuti kuliah. Dalam pembuktian, hipotesis anlternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak mempunyai perangsangka.  Kekeliruan yang terjadi dlaam pengujian Hipotesis Benar dan tidaknya hipotesis tidak ada hubungannya dengan terbukti dan tidaknya hipotesis tersebut. Mungkin seorang peneliti merumuskan hipotesis yang isinya benar, tetapi setelah dat terkumpul dan dianalissi ternyata

hipotesisi tersebut ditolak atau tidak terbukti. Atau seorang peneliti merumuskan hipotesis yang isinya salah tetapi setelah dicocokan dengan datanya, hipotesis tersebut terbukti. Keadaan ini akan berbahaya, jika mengenai hipotesis tentang suatu yang berbahaya. Contoh : belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dari data yang terkumpul, ternayat anak-anak yang tidak belajar dapat lulus. Maka ditarik kesimpulan bahwa hipotesis terbukti. Dari contoh tersebut, kesimpulan yang diambil salah menurut norma umum. Pembuktiaan hipotesis benar. Akibatnya berbahaya jika disimpulkan oleh siswa atau mahasiwa bahwa tidak ada gunanya belajar. Kesalahanya adalah perumusan hipotesis. Atau mungkin perumusan hipotesis benar tetapi ada keslahan dalam penarikan kesimpulan, jika hal tersebut yang terjadi maka tidak boleh menyalakan hipotesisnya. Kesalahan penarikan kesimpulan mungkin disebabkan kesalahn sampel, kesalhan perhitungan ada pada variabel lain yang mengubah hubungan antara vaariabel bekerja dan variabel prestasi yang pada saat pengujian hipotesis ikut berperan. Contoh : faktor untunguntungnya, faktor soal tes yang sudah bocor, faktor menyontek dan sebagainnya. Untuk memperjelas keterangan beikut ini yang disampaikan oleh matriks macam kekeliruan ketika membuat kesimpulan tentang hipotesis pada umumnya . Matriks macam kekeliruan ketika membut kesimpulan tentang hipotesis Kesimpulan dan keputusan

Keadaan sebenarnya Hipotesis benar

Hipotesis salah

Tidak membuat kekeliruan

Kekeliruan macam II

Kekeliruan maacaam I

Tidak

Terima hipotesis Tolak hipotesis

membuat

kekeliruan

Sehubungan dengan perumusan hipotesis maka ada 2 kekeliruan yang kita buat, yaitu : 1. Menolak hipotesis yang seharusnya diterima, disebut kekeliruan alpha

2. Menerima hipotesis yang seharusnya ditolak, disebut kekeliruan beta  Cara menguji Hipotesis Peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, pengujian hipotesis tentu akan sampai pada kesimpulan menerima atau menolak hipotesis. Dalam menentukan penerimaan dan penolakan hiotesis maka H1 diubah menjadi HO. Dengan asumsi bahwa populasi tergambar dalam kurva normal maka jika kita menentukan taraf kepercayaan 95% dengan pengetesan ekor, maka akan terdapat dua daerah kritik, yaitu diekor kanan dan di ekor kiri kurva, masingmasing 2,5%. Daerah kritik merupakan daerah penolakan hipotesis disebut dengan signifikan. Sebaliknya daerah yang terletak diantara dua daerah kritis, diarsir, dinamakan daerah penerimaan hipotesis, atau daerah non-signifikan.  Ciri-ciri Hipotesis yaitu : 1. Dinyatakan dalam bentuk pernyataan (statement) buakn kalimat tanya 2. Hipotesis hendaknya berkaitan dengan bidang ilmu yang akan diteliti 3. Hipotesis harus daoat diuji yaitu terdiri dari variaabel yang dapat diukur dan dapat dibanding-bandingkan sehingga diperoleh hasil yang obyektif 4. Hipotesis hendaknya sederhana dan terbatas (tidak menimbulkan perbedaaan pengertian dan tidak terlalu luas sifatnya) BAB III. METODE PENELITIAN Metode penelitian disebut pula sebagai prosedur atau metodologi. Bagian ini menjadi bagian penting dari sebuah proposal karena memparkan bagaimana proyek penelitian akan dijalankan. Metode penelitian diperlukan untuk menykinkan pembimbing (atau klien)bahwa peneliti mempunyai rencan sistematis dan logis untuk penelitiaanya, mengetahui data apa yang akan ditimbulkan serta bagaimana mengumpulkan dan menganalisisnya. Pada proposal penelitian kimia, bagaimana metode penelitian terdiri atas paparan rinci tentng desain penelitian, perlatan dan bahan yang akan digunakan, serta prosedur kerja yang akan diterapkan. Pada proposal penelitian pendidikan kimia, bagian metode penelitian teridiri atas desain penelitian, subyek penelitian istrumen (alat pengumpul data) dan teknik pengumpulan data, serta

teknik analisis data. Untuk penelitian yang di danai pihak luar, jadwal kerja dan anggaran biyaya sering kali disertakan pada bagian ini. memuat : jenis penelitian, populasi dan sample penelitian, lokasi dan waktu penelitian, hubungan vaariabel dan definisi operasional, instrumen penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, metode anlisis data dan keterbatasan. a. Jenis penelitian Berisi langkah-langkah yang akan diambil untuk membuktikan kebenaran hipotesiss b. Populasi dan sample Besisi cara pengambilan sample, besar sample, cara pengumpulan sample, teknik penarikan sample. Populasi adaalh keseluruhan subyek penelitian atau wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek maupun obyek yang mempunyai kuaantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan ditari kesimpulan. Populasi bukan hanya orang tetapi semua benda yang memiliki sifat atau ciri yang bisa diteliti. Sample adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut c. Lokasi dan Waktu Penelitian Berisi mengenai tempat/lokasi penelitian beserta waktu yang dipergunakan melakukan penelitian. d. Variabel Berisi keterangan tentang variabel atau faktor yang diamati atau diteliti dalam suatu penelitian e. Definisi Operasional Menjelaskan bagaimana suatu variabel akan di ukur serta alat ukur apa yang digunakan untuk mengukurnya. Definisi ini mempunyai implikasi praktis dalam proses pengumpulan dat. Definisi operasional mendiskripsikan variabel sehingga bersifat spesifik (tidak berintegrasi ganda), terukur, menunjukan

sifat atau macam variabel sesuai dengan tingkat pengukurannya dan menunjukkan kedudukan variabel dalam kerangka teoritas. f. Teknik Pengumpulan Data Besisi cara pengumpulan data yang dapat berupa data primer maupun data sekunder. Berdsarkan caranya pengumpulan data dapat berupa observasi, wawancara lngsung, angket, pengukuran / pemeriksaan g. Instrumen Penelitian Instrumen (alat ukur) penelitian dapat berupa kuesioner, cek list yang digunakan sebagai pedoman observasi dan wawancara atau angket h. Teknis pengolahan data Berisi cara pengolahan data yang akan dilakukan peneliti sehingga data hasil penelitian dapat menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian i. Metode Analisis Data Metode analisis data menjelaskan bagaimana seorang peneliti mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan penelitian. Kegiatan analisis data ini meliputi : persiapan, taabulasi dan aplikasi data. Pada tahap analisa data ini dapat menggunakan uji statistik jika memang data dalam penelitian tersebut harus di uji dengan uji statistik j. Keterbatasan Dalam setiap penelitian pasti mempunyai kelemahan-kelemahan, dimana kelemahan tersebut ditulis dalam keterbatasan. Dalam bab ini disajikan dalam keterbatasan peneliti secar teknis yang mungkin mempunyai dampak secar metologis maupun substantif, seperti : keterbatan pengambilan sample, keterbatasan jumlah sample, keterbatsan instrumen penelitian, keterbatsan waktu dan sebagainnya. k. Daftar Pustaka Daftar pustaka merupakan keterangan tentang bacaan yang dijadikan sebagai bahan rujukan dari penulisan skripsi. Dalam daftar pustaka dapat dimasukkan

tentang pustaka dari buku teks, jurnal, artikel, internet tau kumpulan kerangka lain. l. Lampiran Lampiran memuat : keterngan atau informasi yang di perlukan pada saat pelaksanaan penelitian : peta, surat penelitian, kuesioner, atau data lain yang sifatnya melengkapi usulan atau proposal penelitian

BAGIAN 5 JENIS DAN RANCANGAN

PENELITIAN Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, persamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (sukmadinata, 2006:720). Penelitian deskriptif meruapakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek uang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung. Fenomena disajikan secra apa adanya hasil penelitiannyaa di uraikan secara jelas dan gampang tanpa manipulasi oleh karena itu penelitian ini tidak adanya suatu hipotesis tetaapi adalah pertanyaan penelitian. Analisis deskriptif dapat mengunakan analisis distribusi frekuensi yaitu menyimpulkan berdasarkan hasil ratarat. Hasil penelitian deskriptif sering digunakan, atau dilanjutkan dengan penelitian analitik. Jenis penelitian yang termasuk dalam katagori deskriftif adalah studi kasus dan penelitian survey. 1. Penelitian Stui Kasus Studi kasus merupakan rancangan oenelitian yang mencakup pengajiaan satu unit penelitian secra intensif : misalnya satu pasien, keluarga, kelompok, komunitas atau instintusi. Meskiun jumlah subyek cenderung sedikit, jumlah variabel yang diteliti sangat luas. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui semua variabel yang berhubungan dengna semua malah penelitian. Pengambilan data dapat melalui kuesioner, wawancara observasi maupun data dokumentsi deskripsi dari studi kasus tergantung dari keadaan kasus tetapi tetap mempertimbangkan waktu. Keuntungan yang paling besar dari desain ini adalah pengkajian secara rinci meskipun jumlah dari responden sedikit, sehingga akan didapatakan gambarn satu unit subyek secara jeals.

Misal, studi kasus tenyang asuhan keperawatan pasien dengan typoid di RS. Peneliti akan mengkaji variabel yang sangat luas dari kasus diatas mulai dari menemukan masalah bio-psiko-sosio-piritual 2. Penelitian Survey Penelitian survey adaalh penelitian yang mengambil sample dari satu poplasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Survey adaalh suatu desain yang digunakan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevaleesi, survey tidak ada interversi, survey mengumpulkan informasi dan tindkan seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai. Penggalian data dapat melalui kuesioner, wawancara observasi maupun data dokumen. Penggalian data melaui kuesioner dapat dilakukan tanay jawab langsung atau melalui telepon, video confeece maupun tatap muka langsung. Keuntungan dari survey ini adalah dapat memperoleh berbagai informasi serta hasil dapat dipergunakan untuk tujuan lain. Akan tetapi informasi yang didapatkan sering kali cenderung bersifat superfisal. Oleh karena itu paad penelitian survey akan lebih baik jika dilaksanakn analisa secara bertahap. Pada umumnya survey menggunakan kuesioner sebagi alat pengambilan data. Surveu menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin hasilnya mencerminkan populasi. Penelitian ssurvey dapat digunakan untuk maksud penjajakan (eksplorasif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis, evaluasi, prediksi, atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, penelitian operasional dan pengembangan indikator-indikator sosial. Penelitian Hubungan / Korelasional (minimal 2 variabel Penelitian). Penelitian korelasional dimaksdukan untuk mencari atau menguji hubungan antara

variabel,

peneliti

mencari,

menjelaskan

suatu

hubungan,

memperkenalkan, menguji berdasarkan teori yang ada. Desain yang sering

diguankan

adalah

cross-sectional.

Penelitian

korelasional

bertujuan

mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel, hubungan korelatif mengacu pada kecenderungn bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variabel yang lain. Dengan demikian, dalam rancangan penelitian korelasional peneliti melibatkan minimal dua variabel. Hipotesis yang digunakan dlaam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (H1) yang berbunyi “ada hubungan antara variabel x dan y” dan hipotesis nol (HO) yang berbunyi “tidak ada hubngan anatara variable x dan y”, Skema Penelitian Korelasional Variabel X..........Variabel Y Interpretasi hubungan Penilaian dan interpretasi ini adalah semakin mendekati nilai positif atau nilai negatif satu (-/+ 1) adalah semakin signifikan atau semakin erat hubungannya. Nilai (+1) berarti semakin tinggi nilai variabel x semakin tinggi nilai variabel y dan Nilai (-1) berarti semakin rendah nilai variabel x semakin rendah pula nilai varibel y nya.

Jenis Penelitian Komparasi/Perbedaan Penelitian komparasi atau perbedaan adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian antara dua kelompok penelitian. Ada dua hal kelompok penelitian yaitu dua kelompok penelitian yang berbeda dan tidak saling berhubungan dan dua kelompok penelitian yang saling berhubungan. Analisis yang diguankan adalah : 1. Analisis T. Test, analisis wilcosom atau m nemer analisis ini diguanakn untuk uji beda dua kelompok untuk data interval, rasio, dua kelompok yang berbeda tidak saling berhubungan (independent-sample T test) 2. Analisis paried T test, jika dua kelompok mempunyai anggota yang sama dan mempunyai korelasi maka dipergunakan uji sample berpaasangan Jenis Penelitian Pengaruh

Penelitian ini ditujukan untuk menguji variabel independent terhadap variaabel dependen. Karakteristik desain pengaruh adalah sebagai berikut : 1. Variabel independent menentukan identitas variabel dependen 2. Dapat dijelaskan mekanisme perubahannya, (tetapi) bukan sebagai penyebab (causation) 3. Jenis desai yang dipergunakan adalah eksperimental yaitu : a. True Experimental (satu kelompok tidak dilakukan intervensi) b. Quasy Experimental (satu kelompok dialkukan intervensi sesuai dengan metode yang dikehendaki, kelompok lainnay dialkukan seperti biasanya) c. Pre-Experimental : post only : pre-post. Satu kelompok dilakukan intervensi X dan alam kelompok lain dilakukan intervensi Y. Rancangan Penelitian Non Eksperimental McMiilan dan Schumacer memulai dengan membedakan penelitian antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kualitatif didasari oleh filsafat potivisme yang bercolak daria asumsi bahwa realita bersifat tunggal, fixed (tidak berubah), stabil, lepas dari kepercayaan, dan perasaan perasaan individual. Realita atas bagian dan unsur yang terpisah satu sama lain dan dapat diukur dengan menggunakn instrumen. Maksimalisasi obyektivitas desain penelitian itu dilakukan dengan menggunaan angka-angaka, pengolahan statistik, struktur dan percoban terkontral. Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke dalm penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu metode : deskriptif, survei, ex-post facto, komparatif, korelasion, dan penelitian tindakan. Beberapa metode penelitian yang biasa dipakai dalam penelitian pendidikan berdasarkan pendekatannya yang termasuk dalam kelompok metode penelitian kuantitatif noneksperimental, meliputi : 1. Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif (descriptive researceh) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang

berlangsung pada saat ini tau saat yang laampau. Penelitian deskriptif, tidak hanya mendeskripdikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembanganya,. Daalm penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudial atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu. Contoh : penelitian logitudional dalam perkembangan kemampuan berbahasa meneliti perkembang tersebut dimulai dengan masa bayi sampai dengna masa dewasa awal. Dalam penelitian cross sevtional, meneliti perkembanagn kemampuan berbahasa pada masing-masing tahap, umpamanya masa :bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja, dan dewasa awal dilakukan pada saat bersamaan, tetapi subyeknya berbeda. 2. Penelitian survei Survei digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada tiga karakteristik utama dari survei : (1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan bebrapa aspek atau yang karakteristik tertentu seperti : kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahunan dari populasi, (2) informasi dikumpulkan melaui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi, (3) informasi diperoleh dari sample, bukan dari populasi. Tujuan utama survei adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi. Pada dasarnya yang ingin dicari peneliti adalah bagaimana anggota dari suatu populasi terbesar dalam satu atau lebih variabel, seperti usia, etnis, jenis kelamin, agama, dll. Seperti halnya metode deskriptif, survai juga ada yang bersifat longitudinal dan juga cross sectional. Survei logitudioanal diguanakn untuk mengumpulkan informasi/perubahan yang berlagsung dalam kurun waktu yang cukup panjang. Cross sectional mengumpulkan informasi dalam satu periode waktu tertentu yang relatif lebih pendek. 3. penelitian Ex-post Facto penelitian Ex post fakto (expost facto research) meneliti hubungan sebabakibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (sengaja dirancang dan

dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubngan sebab-akibat dilakuakan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telahberlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab-akibat didasarkan atas kajian teoritas, bahwa sesuatu variabel disebabkan atau dilatar belakanggi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan

variabel

tertentu.

Misalnya

peltihan

menigkatakan

pengetahuan atau kemampuan para peserta tentang gizi yang cukup pada waktu ibu hamil akan menyebabkan bayi sehat, atau koperasi yang sehat dapat meningkaykan kesejahteraan para anggotanya. Penelitian ekpos fakta mirip dengan penelitian eksperimental, tetapi tidak ada pengontoral variabel, dan biasanya juga tidak ada pra tes. Penelitiana ini dapat dilakukan dengan baik, dengan menggunakn kelompok pebanding. Kelompok pebanding dipilih yang memiliki karakteristik yang sama tetapi melakukan kegiatan, program atau mengalami kejadian yang berbeda. 4. Penelitian Komparatif Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antar dua tau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dlam penelitian ini pun tidaka ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi / perlakuan dari peneliti. Peneliti dilakukan secra alamiah, penelitian mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisa secara statistik untuk mencari perbedaan diantara variabelvariabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya, sealin karena menggunakan instrumen yang sudah du uji, juga karena kelompok-kelompok yang dibandingkan meiliki karakteristik yang sama atau hampir sama. 5. Penelitian korelasi Penelitian ditujuakan untuk mengethaui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien dan keberartian (signifikasi) secara stastistik. Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubngan sebab-akibat dari suatu fariabel terhadap variabel

lainnya. Korelasi positif berarti nilai yang tinggin dalam suatu variabel yang berhubngan dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lainnya. 6. Analisis data sekunder Analisis data sekunder merupakan sekunder analisis data survey yang telah tersedia. Analisi ini mencakup interpretasi, kesimpulan atau tambahan pengetahuan dalam bentuk lain. Se,ua itu ditunjukkakn melalui hasul penelitian pertama secara menyeluruh. Analisis bentuk ini meruapakan anaalisis ulang (re-analysis) dalam bentuk atau sudut pandang berbeda dari laporan pertama (thomas 1996, 42). Hasil dari penelitian pertama itu disaring melalui pengertian peneliti kedua, tergantung dari konteks dan situasi sosialnya. Dari data sekunder didapat dua manfaatah adat yang menyertainya. Penelitian sekunder dapat menjadi alternatif untuk mendapat jawaban yang tidak didapat dari penelitian primer. Dari data sekunder peneliti juga mendapat manfaat dengan menjadikannyaalat komparasi dengan data yang telah ada untuk mencari perbedaan dengan temuan yang baru. 7. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber yang mudah diakses, seperti perpustaan. Bentuknya juga beragam, dari bentuk dokumentasi seperti surat, kontrak, dan memo. Peneliti juga bisa menggunakan jasa penyedia info dan CD ROM. Namun, yang perlu diperhatikan adalah terkadang data sekunder ini bersifat subyektif dan memihak, tergantung penyedianya. Kent memaparkan bahwa setidaknya ada empat tipe berbeda dari sekunder : a. Jurnal, artikel, buku dan koran yang dipulikasikan b. Data statistik dari pemerintah atau sumber lain c. Data dari rumah prosuksi, penelitian pasar atau iklan d. Data hasil dari operasional Keuntungan yang didapat dari penggunan data sekunder antara lain : (1) peneliti baru mendapat info setelah penelitian usai sehingga data didapat

menyeluruh, tidak setengah-setengah, (2) bukan halnya jadi alternatif sumberrr bahan, tetapi dapat juga menjadi sumber data utama, (3) data jenis ini dpat meberi data dengan kualitas lebih tinggi dengan megusulkan hipotesis, formulasi masalah dan metode penelitian yang sebaiknya dilakukan, (4) data sekunder telah melalui proses analisis yang baik. Selain empat keuntungan diatas, peneliti pengguna data sekunder hendaknya juga perlu memperhatikan beberapa kelemahanya seperti : (1) data yang terkadang biasa dan tidak sesuai dengan tujuan penelitian yang spesifik (2) data terlampau luas sehingga bisa terjadi misinterpretasi, (3) biasanya tidak up to date sehingga kadang perlu analisis ulang dengan tambahan data tertentu, (4) data lama inilah yang terkadang dapat mengurangi validitasnya. Karakteristik Penelitian Eksperimental dan Non Eksperimental Penelitian yang diadakan dengan tinjaun ada dan tidaknya perlakuan dikatakan penelitian experimental dan non experimental. Penelitian eksperimental jika melakukan perlakuan terhadap variabel maka tergolong penelitian non eksperimental. Lebih rinci pada tabel dibawah ini. Tabel.1 Karakteristik Penelitian Eksperimental dan Non eksperimental karakteristik

Penelitian Eksperimental

tujuan

Mengetahui pengaruh pemberian Mengethui suatu

treatmen

atau

Penelitian Non Eksperimental dampak,

tingkat

perlakuan hubngan atau hubungn sebab

terhadap subyek penelitian

akibat antara variabel bebas dan vriabel

terikat dimana data

variabel bebas dan variabel terikat sudah tersedia Rancangan

Disusun peneliti sebelum penelitian Disusun

penelitian

berlangsung berdasarkan hipotesis penelitian pengetahuan

peneliti

berdasarkan pengetahuan

sebelum berlangsung hipotesis

Obyek penelitain

Terdapat kelompok eksperimen dan Tidak kelompok

kontrol

yang

harus eksperimen

sama/setara Perlakuan/treatment

Terdapat

terdapat dan

kelompok kelompok

kontrol variabel

dikondisikan

bebas

sebagai

yang



bentuk

ada

perlakuan

pada variabel bebas 

perlakuan

Tidak

Variabel bebas sudah terjadi sebelum adanya penelitian



Variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan nyata)

Mengontrol/menden

Semua variabel kecuali variabel Tidak

dalikan

terikat

dapat

mengontrol/mengendalikan variabel

Pengamatan/penguk

Terdapat

pengamatan/pengukuran Terdapat

uran

terhadap variabel terikat sebagai pengamatan/pengukuran efek perlakuan pada variabel bebas

dampak, tingkatan hubungan atau

hubungn

sebab

akibat

antara variabel bebas terhadap variabel terikat

Penelitian experimental dan Non experimental tepat digunakan untuk : 1. Menguji hipotesis 2. Mengukur variabel 3. Mengkorelasikan dua variabel atau lebih 4. Membandingkan dua variabel atau lebih 5. Meneliti tidak secra mendalam terhadap satu atau lebih variabel

Tabel

2.Karekteristik

penelitain

eksperimen

(True

Rxperimen,

Quasi,

Eksperimen, dan Pre Eksperimental) Karakteristik

Hakikat penelitian

Penelitian True Penelitian Quasi Penelitain

Pre

experimental

Experimental

Penelitian

Pengembangan

eksperimen

dari

yang

true

an

sesungguhnya

experimental

penelitian



penelitian

dengan validitas yang internal(kualitas

Experimental Belum meruapak

sulit

eksperime

dilaksanakan

n

yang

pelaksanaan

sesunggu

rancangan

hnya

penelitian) tinggi



Hasil eksperime n

bukan

sematamata dipengaru hi

oleh

variabel bebas 

Efektif untuk penelitian lebih lanjut

tujuan

Menyelidiki

Memperoleh

kemungkinan

informasi

saling

merupakan

dari

suatu

berhubungan

perkiraan,

perlakuan

tanpa

sebab

perlakuan

tidak dan memungkinkan

membandingak

untuk

hasilnya mengontrol

dengan

grup dan/atau

kontrol

yang memanipulasika

tidak

Objek penelitian

cara melakukan

cara eksperimen yang perbandinagan

mengenakan

n

yang informasi akibat

akibat dengan

dengan

Memperoleh

diberi n semua variabel

perlakuan

yang releven

Kelompok

Kelompok

Hanya

terdapat

eksperimen dan eksperimen dan kelompok

Pengambilan sample

kelompok

kelompok

kontrol

kontrol

sama/setara

sama/seatra

Sample

eksperimen

yang Jika

Sampel

digunakan

menggunakan

untuk

random

dapat

tidak secara

tidak dipilih acak

eksperimen

diperhayiak

(random)

maupun sebagai aspek kesetaraan kelompok

maupun

grup

kontrol diambil kontrol secar

random

dari

populasi

tertentu Variabel

Terdapat

Terdapat

variabel kontrol

variabel kontrol variabel kontrol tetapi

Tidak

ada

tidak

diguankan sepenuhnya untuk mengontrol variabel

luar

yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen Mengontrol/mengendalika

Dapat

Tidak

Tidak

n

mengintrol

sepenuhnya

mengontrol

dapat

semua variabel dapat

variabel

luar

yang berpengaruh

yang mengontrol

mempengaruhi

variabel

jalanya

yang

pelaksanaan

eksperimen

mempengaruhi

eksperimen

pelaksanaan eksperimen

luar terhadap

luar

Tabel 3. Karakteristik penelitian non eksperimen (komparasional, korelasional, dan Expost-Facto) karakteristik

Penilitian Komparasional

Penelitian

Penelitian

Korelasional

ExpostFacto

Hakikat penelitian

Merupakan

penelitian Penelitian yang Penelitian

alternatif jika penelitian dilakukan eksperimen

tidak

diterapkan

karenaalasan inforamsi

etika,

aturan,

sebaagainya

jika untuk

dapat membutuhkan

mengekspo s

dan hubungan

suatu

kejadian

antara variabel, setelah diaman variabel variabel yang

ingin bebas

diteliti

terjadi

kompleks

dan

tidak mungkin melakukan kontrol

atau

manipulasi variabel Tujuan

Mencari

kemungkinan Mengetahui

hubungan dengan

sebab-akibat derajat

cara melakukan hubungan

pengamatan

terhadap antara

Mengetahu i

dampak

variabel suatu bebas

terhadap akibat yang ada, varibel dengan kepada dan faktor

mencari yang

kembali variabelmungkin variabel

variabel lain terikat

menjadi penyebab melalui tanpa data tertentu

melihat tetapi data

hubungan

variabel

sebab-akibat

bebas

dan

terikat sudah tersedia Variabel





Mengidentifikasi

Tidak

Keterkaitan

hubungan

sebab mengidentifikas antara

akibat

antara i

atau variabel

variabel

membedakan

Dalam

hubungan antara variabel variabel

yang

kompleks bebas

antara

den bebas

variabel terikat

membedakan

antara

variabel

bebas dan terikat

denagn variabel bebas, maupun variabel bebas dengan variabel terikat sudah terjadi secara alami

Pengamatan/pengukura

Mengidentifikasi pengaruh Menentukan

Mengukur

n

variabel

secara

yang

satu derajat

terhadap variabel lainya hubungan dan mencari kemungkinan antara variabel

statistik dampak

variabel penyebabnya

yang diteliti

variabel

dalam bentuk

bebas yang

koefisien

telah terjadi

korelasi

terhadap variabel terikat

temuan

Menekankan hubungan variabel

dan dengan

pada Mendapatkan

Menetapka

prediksi derajat asosiasi n hubungan tidak yang signifikan

dan

terlalu berorientasi pada

dampak

hubungan sebab akibat

variabel bebas terhadap variabel terikat

BAGIAN 6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data meruapakan tekinik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metose menunjukan suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaanya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya. Sedangkan instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka/tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Macam-macam Data Penelitian 1. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat sketsa dan gambar. 2. Data kuantitatif adalah data yang terbentuk angka atau data yang diangkakan. 3. Data diskrit (data nominal) adalah data yang hanya dapat digolongkan secra terpisah, secara diskrit atau kategori 4. Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukuran 5. Ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat 6. Interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai O (nol) mutlak. 7. Rasio adalah data yang jaraknya sama 8. Variabel adalah artibut seseorang aatau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang alin atau suatu obyek dengan obyek lain. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket

Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadiakan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondenya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampialan fisik. Prinsip penulisan angket menyakut beberapa faktor antara lain : a. Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban b. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilha-istilah bahasa inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa inggris, dsb c. Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau tertutup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan 2. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Tenik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. a. Participant Observation Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlihat dalam kehiatan sehari-hari oarang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenal bagaaimana

perilkau siswa, semangat siswa, kemampuan manejerila kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb b. Non Paricipant Observation Berlawan dengan participant Observation, Non observation merupakan observsi yang penelitianya tidak ikut secra langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinan olah raga, seorang peneliti yang menempatkan seorang dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian. Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebaagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terdandung di dalam peristiwa. Alat yang dilakukan dalam observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera poto, dll. 3. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpulan data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada peneliti sampel besar biasanya hanya dilakukan sebgai studi pendahuluaan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sample teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpulan data (umumnya penelitian kualitatif). Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak struktur : a. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaanya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara b. Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancra yang berisi pertanyaan yang akan

diajukan secara spesifik, dan hanya membuat poin-poin penting masalah yang ingin digalih dari responden. Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data 1. Metodde Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengna pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standart lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut : a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakn secara sistematis b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja. Pengamaatan daapat di cek dan dikontrol alat validitas dan realiabilitsnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain : Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainnya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tiipikal dari obyek dapat dicatat segera, dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang. Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subyek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakanlah subyek tidak mau berkomunikasi, secra verbal dengan

enumerator atau peneliti, baim karena takut, karena tidak ada waktu atau karena

enggan.

Dengan

pengamatan

langsung,

hal

diatas

dapat

ditanggulanggi. Selain dari keuntunganya yang telah di berikan diatas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan 2. Metode Wawancara Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keteraangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan di penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawaancar). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telepon. Wawancara Tatap Muka Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain : a. Bisa membangun hubungan dengan memotivasi responden b. Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baaru c. Bisa membaca isyarat non verbal d. Bisa memperoleh dta yang banyak Sementara kekuranganyaa adalah : a. Membutuhkan waktu yang lama b. Biaya besar jika responden yang akan diwawancarai beradah di beberapa daerah yang terpisah c. Responden mungkin meragukan kerahasian informasi yang diberikan d. Pewawancara perlu dilatih e. Bisa menimbulkan bias pewawancara f. Responden bias menghentikan wawancara kapanpun

Wawancara Via Phone Kelebihan a. Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari wawancra tatap muka b. Bisa menjangkau daerah geografis yang luas c. Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka) Kelemahan: a. Isyarat non variabel tidak bisa dibaca b. Wawancar harus diusahakan singkat c. Nomor telepon yang tidak terpakai bisa dihubunggi, dan nomer yang tidak terdaftar pun digilangkan dari sample 3. Metode Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dari kuesioner, atau daftar pertanyaat tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioneer terbuka). Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa car seperti penyebaran kuesioner secra pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi responden, lebih mudah jika pemberianya dilakukan langsung dalam satu kelompok, responden cukup tinggi. Namun kelemahanya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.

Etika dalam Pengumpulan Data Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data anatra lain : 1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengn memegang prinsip kerahsiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti 2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subyek. Dengan demikian, peneliti harus menyamaikan tujuan dari penelitian kepada subyek dengan jelas 3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaianya harus diungkapkan dengan kepekaaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informais tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian 4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subyek tidak boleh dilanggar 5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan respon yang tidak mau bepartisipasi tetap harus dihormati 6. Dalam sstudy lab, subyek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi 7. Subyek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental 8. Tidak boleh ada penyampaian yangb salah satu atau distorsi dalam melaporkan dataa yang dikumpulkan secara studi Model Skala Dalam penelitian sosial yang menggunakan data primer dan bersifat kuantitatif,

sebagian

besar

menggunakan

model

skala

dalam

penyusunan

kuesionernya. Hal ini bertujuan agar variabel-variabel sosial yang bersifat abstrak (sulit diamati ukuranya secra langsung) dapat di ukur dengan baik melalui

pendekatan-pendekatan

tertentu

berdasarkan

teori.

Contoh

penelitian

yang

menggunakan kuesioner model skala ini adalah penelitian mengenal sikap, persepsi, keadaan/kondisi dan sebagainya yang dirasa sulit diamati secara kesat mata. Model skala yang digunakan adalah skala Likert, skala Guttman, skala diferensial semantik, skala turstore, dan ranting skala. Sayan akan fokus menjelaskan skala Likert karena skala ininyang biasa digunakan dan lebih mudah pemahamanya dibanding skala-skala yang lain (menurut saya), tapi saya akan mencoba menjelaskan model skala yang lain secara singkat. 1. Skala Guttman, skala ini hanya memeberikan dua pilihan jawaban, seperti ya dan tidak, atau benar dan salah. Data yang diperoleh berupa data interval dan rasio.

Biasanya

peneliti

menggunakan

skala

Guttmanapabila

ingin

mendapatkan jawaban yang tegas dan konsisiten terhadap permasalahan yang menjadi fokus penelitian. 2. Shala diferensial semantik ini agak berbeda dengna model skala yang lain. Skala ini menyusun jawaban dalam satu garis dimana satu jawaban yang positif terletak dikanan garis dan jawaban negatif terletak di kiri garis. Jadi, skala ini memiliki dua kutub yang berlawanan 3. Rating Skala adalah skala dengan beberapa katagori respons yang menilai sebuah obyek pada suatu skala 4. Skala thurstone adalah skala yang memintak responden memilih pernyataan yang paling sesuai dengan keadaanya dari banyak pernyataan yang memiliki pandangan yang berbeda-beda 5. Skala Likert biasanya untuk mengukur sikap, pendapat, dan prsepsi terhadap suatu fenomena, dimana setiap pernyataan harus dijawab sesuai dengan pilihan yang telah disediakan dan mempunyai skor masing-masing. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian dari indikator-indikator tersebut dijadikan dasar untuk menyusun item-item pernyataan. Mudahnya bentuk tabel kisi-kisi instrumen yang terdiri dari indikator, variabel, dan item pernyataan-pernyataan. Satu variabel biasanya

terdiri dari beberapa indikator yang didapatkan dari teori-teori dan satu indikator bisa terdiri satu pernyataan bisa juga lebih. Contohnya, variabel sikap orang tua, kita cari pendekatan-pendekatan yang bisa digunakan untuk mengukur sikap orang tua tersebut. Contoh pertam, ada teori yang menyatakan, sikap orang tua terbagi sikap demokratais, otoriter dan permisif. Dari teori tersebut, kita bisa jadikan indikator untuk menyusun pernyataan. Kita buat daftar pernyataan yang mengarah ke sikap demokratais, otoriter, dan pesimif. Contoh kedua, variable komunikasi. Dalam penelitian kita, kita ingin komunikasi yang efektif. Jadi kita harus mencari teori yang menyatakan komunikasi yang efektif itu yang bagaimana, ciri-ciri komunikasi efektif, atau apa saja yang menentukan komunikasi menjadi efektif. Teori-teori tersebut yang nantinya digunakan untuk membuat pernyataan. Berbagai pendekatan bisa kita gunakan asalkan jenis teorinya. Teori ini mempunyai tingkatan pilihan jawaban dari yang positif hingga negatif, maksud positif dan negatif, skor yang nantinya didapatkan dari pernayataan-pernyataantersebut, bernilai dari yang terbesar hingga yang terkecil. Pernyataan yang positif akan bernilai semakin besar sedangkan pernyataan yang bersifat negarif semakin kecil. Contoh pernyataan yang positif, sangat setuju meempunyai skor 5, setuji 4, ragu-ragu 3, kurang setuju 2, tidak setuju 1. Sedangkan pernyataan yang negatif sebaliknya. Menentukan positif adan negatif suat pernyataan tergantung dari tujuan penelitian kita, apa yang ingin kita dapatkan dari kuesioner tersebut. Banyaknya jawaban dari pernaytaan tergantung dari peneliti (pembuat kuesioner), yang pasti jika hanya 2 pilihan jawaban, artinya skalanya menjadi skala guttman. Pada umumnya, skalaa likert dibuat dengan 5 pernyataan, akan tetapi tidak jarang juga yang menggunakan 4 pernyataan atau lebih dari 5 pernyataan. Semua ada kelemahanya dan kelebihanya masing-masing. Misalnya kita binggung antara 4 atau 5 pernyataan jika kita ingin mengara responden ke jawaban yang pasti dan fokus ke penelitian, sebaliknya menggunakan 4 pernyataan. Dan jika kita semua terserah responden tetapi tidak terlalu menyudut responden dengan banyak pilihan,

sebaliknya 5 pernyataan. Tetapiperlu diingat dengan 5 pernyataan , jika responden tidak mengerti dengan pernyataan yang atau ingin menutupi keadaan sebenarnya, kecenderungan akan menjawab ragu-ragu atau netral akan semakin besar. Hal ini akan membuat fokus dari penelitian ini sulit tercapai dan hasilnya kurang akurat jika sebagian besar menjawab netral. Membuat daftar peernyataan dengan skala likert diusahaakn mewakili setiap indikator yang ada dan diusahakn lebih dari satu pernayataan setiap indikatornya. Hal ini berkaitan dengan uji validitas dan reliabilitas, dimana uji validitas dan reliabilitas ini cenderung akan membuang pernyataan-pernyataan yang kurang mewakili indikator-indikator yang ada. Jika memenuhi syarat validitas dan reliabilitas, maka kuesioner tersebut layak untuk digunakan.

BAGIAN 7 FORMAT PENULISAN PENELITIAN KUANTITATIF

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah : berupa pengantar mengenai arti penting topik tersebut untuk diteliti, alur berfikir hingga muncul permasalahan, yang diakhiri oleh perumusan masalah yang berbentuk kalimat tanya. B. Tujuan Penelitian : berisi tujuan diadakanya penelitian tersebut C. Manfaat Penelitian : berisi manfaat teoritas dan manfaat praktis. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Variabel terikat/kriterium : berisi pengertian atau definisi variabel tersebut, aspek / dimensi / komponen/ bentuk / gejala dsb dari variabel tersebut yang nantinya dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya B. Variabel bebas/prediktor : berisi pengertian atau definisi variabel tersebut, aspek / dimensi / komponen/ bentuk / gejala dsb dari variabel tersebut yang nantinya dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya C. Subyek Penelitian : untuk menggambarkan subyek penelitian ... berisi pengertian, karakteristik dsb mengenai subyek penelitian (misal: remaja, ibu rumah tangga, waria, pekerja seks komersial, dsb) D. Hubungan antara variabel A dengan B atau perbedaan yang variabel A berdasarkan variabel B : berupa dinamika yang menggambarkan keterkaitan antara variabel A clan variabel B (baik berupa hubungan, pengaruh, atau perbedan), sehingga nantinya dapat ditarik suatu hipotesis E. Hipotesis BAB III : METODE PENELITIAN A. Identifikasi variable-variabel penelitian : berisi variabel apa saja yang ada dalam penelitian tersebut

B. Definisi operasional variabel-variabel penelitian : bentuk operasional dari variabel-variabel yang digunakan, biasanya berisi definisi, konseptual, indikator yang digunakan, alat ukur yang digunakan (bagaimana cara mengukur) & penilaian alat ukur (semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi .....) C. Subyek penelitian : berisi karakteristik subyek yang digunakan dalam penelitian, juga diberi penjelasan mengenai populasi, sample dan teknik sampling yang digunakan. D. Teknik pengumpulan data : teknik dan alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data dan setiap alat ukur yang digunakan perlu dijelaskan E. Validitas dan reliabilitas alat ukur pengumpelan data : berisi pengertian mengenai konsep validitas dan reliabilitas seta teknik yang dilakukan jika menggunakan alat ukur yang sudah ada, hasil uji validitas dan reliabilitasnya harap di tulis F. Teknik analisis data : teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian BAB IV : PENUTUP A. Simpulan : berupa poin-poin yang berisi hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian dan hasil tambahan lainya B. Saran : saran untuk subyek atau pihak-pihak yang berkaitan dengan hasil penelitian, juga untuk penelitian selanjutnya Daftar Pustaka Lampiran

BAGIAN 8 FORMAT PENULISAN PENELITIAN KUALITATIF

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah : berisi pengantar mengenai alasan topik tersebut diteliti dan signifikansi masalah B. Pertanyaan Penelitian : berupa perumusan masalah yang terbentuk kalimat tanya (mengapa, bagaimana)tek C. Tujuan Penelitian : berisi tujuan diadakannya penelitain tersenut D. Manfaat Penelitian : berisi manfaat teoritas dan manfaat praktis BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Fokus penelitian (konsep) 1 : berisi pengertian atau definisi konsep tersebut, aspek / dimensi / komponen / bentuk /gejala dsb dari variabel tersebut yang nantinya di jadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya. B. Fokus penelitian (konsep) 2 : berisi pengertian atau definisi konsep tersebut, aspek / dimensi / komponen / bentuk /gejala dsb dari konsep tersebut yang

nantinya di jadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya. C. Dinamika yang menggambarkan keterkaitan antara konsep 1 dan konsep 2 (jika menggunakan 2 konsep) D. Hipotesis (jika mengajukan hipotesis) BAB III : METODE PENELITIAN A. Subyek penelitian : berisi karakteristik subyek yang digunakan dalam penelitian dan jumlah subyek yang akan diteliti B. Tahap-tahap penelitian : berisi gambaran mengenai tahap persiapan dan pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian C. Teknik pengumpulan data : teknik dan alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data D. Instrumen penelitian : alat bantu yang digunakan di dalam penelitian E. Keabsahan dan keajegan penelitian : berisi pengertian dan gambaran mengenai konsep keabsahan (validitas-dimana didalamnya termasuk triangulasi data) dan keajegan (reliabilitas-termasuk cek dan ricek) dalam penelitian kuantitatif BAB IV : PENUTUP A. Simpulan : berupa poin-poin yang berisi hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian dan hasil tambahan lainya B. Saran : saran untuk subyek atau pihak-pihak yang berkaitan dengan hasil penelitian, juga untuk penelitian selanjutnya Daftar Pustaka Lampiran (termasuk pedoman wawancara, pedoman observasi, verbatim)

BAGIAN 9 FORMAT PENULISAN PENELITIAN EKSPERIMEN BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah : berupa pengantar mengenai arti penting topik tersebut untuk diteliti, alur berfikir hingga muncul permasalahan & diakhiri oleh perumusan masalah yang terbentuk kalimat tanya. B. Tujuan Penelitian : berisi tujuan diadakanya penelitian tersebut C. Manfaat penelitian : berisi manfaat teoritas dan manfaat praktis BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Variabel terikat : berisi pengertian atau definisi variabel tersebut, aspek / dimensi / komponen / bentuk / gejala dsb dari variabel tersebut yang nantinya

dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya. B. Variabel bebas : berisi pengertian atau definisi variabel tersebut, aspek / dimensi / komponen / bentuk / gejala dsb dari variabel tersebut yang nantinya dijadikan indikator dari alat ukur yang digunakan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya. C. Subyek penelitian : untuk menggambarkan subyek penelitian ... berisi pengertian, karakteristik dsb. Mengenai subyek penelitian (misal : remaja, ibu rumah tangga, waria, pekerja seks komersial, dsb ) D. Pengaruh / efektivitas variabel bebas terhadap (untuk meningkatkan) variabel terikat : berupa dinamika yang menggambarkan pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat pada subyek penelitian (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol), sehingga nantinya dapat ditarik suatu hipotesis E. Hipotesis

BAB III : METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel penelitian : berisi variabel apa saja yang ada dalam penelitain tersebut B. Definisi operasional variabel penelitian : bentuk operasional dari variabelvariabel yang digunakan, biasanya berisi definisi konseptual, indikator yang digunakan, alat ukur yang digunakan (bagaimana cara mengukur) & penilaian alat ukur C. Subyek penelitian : berisi karakteristik subyek yang digunakan dalam penelitian D. Teknik pengumpulan data : teknik dan alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data dan setiap alat ukur yang digunakan perlu dijelaskan

E. Validitas dan reliabilitas alat ukur : berisi pengertian mengenai konsep vaaliditas dan reliabilitas seta teknik yang dilakukan. Jika menggunakan alat ukur yang sudah ada, hasil uji validitas dan reliabilitasnya harap ditulis F. Rancangan Eksperimen : menggambarkan rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian G. Teknik analisis data : teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian BAB IV : PENUTUP A. Simpulan : berupa poin-poin yang berisi hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian dan hasil tambahan lainya B. Saran : saran untuk subyek atau pihak-pihak yang berkaitan dengan hasil penelitian, juga untuk penelitian selanjutnya Daftar Pustaka lampiran

BAGIAN 10 TEKNIK ANALISIS DATA Type Data: 1. 2. 3. 4.

Data Nominal Data Ordinal Data Interval Data Ratio

1. Data Kateorikal 2. Data Numerikal (Diskrit-Kontinue)

Analisis Data: 1. Analisis Deskriptif (Tabulasi, Grafik) a. Data Kategorikal: Bar vhart, Pie chart, Pareto. b. Data Numerik: Grafik line, Scater diagram, order ray, Steam and leaf, table kontingensi 2. Analisis Inferen (Uji normalitas dan linearitas, Uji validitas dan reliabilitas, Uji perbedaan, Uji hubungsn, lainnya) 3. Kombinasi Dari Keduanya

Mater 1

: Uji perbedaan

Tujuan

: Membandingkan rata-rata dari 2 group yang tidak berhubungan satu sama lain.

Alat analisis :independent Sample T test. Contoh kasus PI 1. Rumusan masalah: Dengan dana pengembangan dan pemasaran produk yang terbatas, perusahaan harus memprioritaskan produk yang secara nyata memang lebih baik dari produk lainnya. 2. Pertanyaan penelitian: a. Mesin tipe manakah yang rata-rata kinerja/omset penjualnya lebih baik ? b. Benarkah ada perbedaan kinerja/omset yang nyata dari kedua produk yang ada, sehingga prioritas dana yang terbatas tersebut dapat dialokasikan ? Sample 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Mesin Tipe A 250 255 254 215 265 211 242 215 255

Mesin Tipe B 302 312 295 248 267 222 308 350 331

Hipotesa: H0

: Kedua Populasi memiliki rata-rata yang identic/sama, atau Tidak ada perbedaan rata-rata dari kedua populasi, atau Rata-rata omset mesin tipe A dan mesin tipe B adalah sama

Hasil:

Gambar Kesimpulan: Kedua sampel, baik diasumsikan/memiliki variance yang sama atau tidak, memberikan hasi H0 ditolak (lihat kolom Sig. (2-tailed)). Dengan kata lain, perbedaan kinerja yang terjadi memang nyata dan dana sebaiknya dialokasikan pada tipe B. Materi 2

:Uji Perbedaan

Tujuan

: Membandingkan rata-rata dari 2 group yang berpasangan

Alat Analisis : Paired Sample T test Contoh kasus PI 1. Rumusan masalah Perusahaan melihat bahwa selama ini biaya yang diperlukan untuk keperluan merger dengan perusahaan lain cukup besar. Oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui dampak merger terhadap kinerja perusahaan. 2. Pertanyaan penelitian:

a. Bagaimana kinerja sebelum dan sesduah dilakukannya merger ? b. Benarkah merger yang telah dilakukan telah mampu memperbaiki kinerja perusahaan ?

Gambar Hipotesa: H0 : Keduapopulasi memiliki rata-rata yang identic/sama, atau tidak ada perbedaan rata-rata dari kedua populasi, antara sebelum dan sesudah dilakukan promosi, atau Merger tidak efektif dalam meningkatkan konerja perusahaan.

Gambar Hasil:

Kesimpulan: 1. Karena Sig. (2-tailed) > 0,05, maka H0 diterima

2. Artinya tidak ada perbedaan kinerja sebelum dan setelah adanya merger, atau dengan kata lain meskipun terlihat rata-rata kinerja setelah merger lebih baik, namun hal tersebut tidaklah signifikan.

Materi 3

: Uji Perbedaan > 2 sample (tipe 1)

Tujuan

: Membandingkan rata-rata dari lebih 2 sample

Alat analisis : Anova Contoh kasus PI 1. Rumusan masalah: Saat ini perusahaan telah dapat melayani tiga pasar, perusahaan melihat sepertinya promosi yang dilakukan telah memberi dampak yang berbeda-beda pada ketiga pasar tersebut. 2. Pertanyaan penelitian: a. Bagaimanak kinerja pemasaran dari ketiga pasar tersebut ? b. Benarkah kegiatan promosi yang dilakukan telah memberi dampak yang berlainan untuk masing-masing pasar ? c. Bagaimanakah perusahaan menyikapi hal tersebut ?

Hipotesa:

H0

:Ketiga populasi memiliki rata-rata yang identic/sama, atau tidak ada perbedaan rata-rata dari ketiga populasi, atau dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas promosi terhadap omset di ketiga pasar adalah sama.

Hasil: Oneway

Kesimpulan:

1. Dari tabel Anova, Karena Sig. (2-tailed) < 0,05, maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan kinerja dari ketiga sampel yang diamati (tapi yang mana?) Dengan kata lain, memang benar bahwa promosi yang dilakukan memang tekah memberi dampak yang berlainan untuk masing-masing pasar. 2. Dari tabe; Homogeneous Subsets, semuanya merata berbeda secara nyata. Materi 4

: Uji perbedaan > sampel (tipe 2)

Tujuan

: Membandingkan rata-rata lebih dari 2 sampel

Alat analisis : General Linear Model-Univariate Contoh kasus:

Hipotesa: H0 :Tidak ada perbedaan omset antar kaos polos dan motif di ketiga pasar tersebut (satu factor), dan tidak ada interaksi antara daerah penjualan dan jenis kaos (dua factor).

Hasil : Univariate Analysis of Variance

Kesimpulan: 1. Ternyata jenis kaos (polos dan motif), tidak menjadikan omset di ketiga kota menjadi berbeda (nilai Sig.nya 0,443 > 0,05). 2. Karena nilai sig. untuk daerah*kaos adalah 0,005 < 0,05, berarti ada interaksi antara daerah pasar dan jenis kaos, artinya jenis kaos memang mempengaruhi omset di daerah pasa tertentu. Materi 5

: Uji Asosisi (hubungan) 2 variabel Nominal

Tujuan

: Menganalisis hubungan, arah, dan intensitasnya dari 2 variabel nominal.

Alat analisis : Crosstab. Contoh kasus PI 1. Rumusan masalah Perusahaan merasa bahwa desain kaos (motif atau polos) sangat berhubungan status dan pekerjaan konsumen. 2. Pertanyaan penelitian: a. Adakah hubungan antara jenis pekerjaan dan jenis kaos yang dipilih ?

b. Adakah pengaruh yang nyatanya dari factor bidang pekerjaan konsumen terhadap jenis kaos yang dipilih ?

Hipotesa: H0

:Tidak ada hubungan antara variable baris dan variable kolom, atau tidak ada pengaruh bidang/jenis kerja terhadap perilaku membeli kaos.

Hasil : Crosstabs

Kesimpulan: 1. Dari nilai Asymp. Sig pearson Chi-square yang sebesar 0,027 < 0,05, maka dapat disimpulkan memang ada hubungan yang nyata antara bidang kerja dengan perilaku memih motif kaos. 2. Nilai contingency coefficient yang sebesar 0,440 dan signifikan, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang cukup kuat dari bidang kerja terhadap perilaku konsumen dalam membeli kaos. Materi 6

: Uji Asosisi 2 variabel Ordinal

Tujuan

: Menganalisis hubungan, arah dan intensitasnya

Alat analisis : Corelate-Bivariate Contoh kasus PI 1. Rumusan masalah: Keberhasilan suatu produk tidak hanya ditentukan oleh atribut produk ybs., namun juga dapat dipengaruhi oleh sikap, presepsi hingga loyalitas

konsumen. Oleh karena itu pemahaman terhadap variable-variabel tersebut menjadi sangat perlu. 2. Pertanyaan penelitian: a. Adakah hubungan antara sikap, presepsi dan loyalitas konsumen dengan frekuensi pembelian mereka ? b. Adakah pengaruh yang nyata dari sikap, prespsi dan loyalitas terhadap frekuensi pembelian konsumen ? Hipotesa: H0 :Tidak ada hubungan antara sikap, presepsi dan loyalitas dengan frekuensi pembelian konsumen, atau tidak ada pengaruh yang nyata dari sikap, presepsi dan loyalitas terhadap frekuensi pembelian konsumen. Hasil : Nonparametric Correlation

Materi 7

: Uji Asosisi 2 variabel Interval dan Rasio, analisis regresi

Tujuan

: Menganalisis hubungan, arah, intensitas, model regresi

Alat analisis : Corelate-Bivariate, regresi Contoh kasus untuk PI 1. Rumusan masalah Keberhasilan penjualan suatu produk ditentukan oleh promosi penjualan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu pemahaman terhadap variable tersebut menjadi sangat perlu. 2. Pertanyaan penelitian : a. Adakah hubungan antara promosi dengan jumlah penjualan ? b. Adakah pengaruh yang nyata promosi terhadap jumlah penjualan ? Hipotesa: H0 :Tidak ada hubungan antara promosi terhadap jumlah penjualan, tidak ada pengatuh yang nyata dari promosi terhadap jumlah penjualan. Hasil: Regression

Dapat dianalisis: R square, st.error estimate dibandingkan dengan st.dev.

Dapat dianalisis: R suare, st.error estimate disbanding dengan st.dev.

Uji Anova, untuk memprediksi kevalidan model regresi dalam melakukan prediksi dari var. Bebas ke var. Terikat.

Dari table ini dihasilkan persamaan regresi dan uji t untuk signifikansi tiap variable regresi.

Untuk analisis NORMALITAS Jika normal, maka sebaran data akan terletak di sekitar garis

untuk analisis kelayakan Model Regresi (model Fit) -

Jika model layak, maka data akan berada di sekitar angka nol pada sumbu Y, dan tidak membentuk suatu pola tertentu

Untuk analisis hubungan antara variable terikat dengan prediksinya -

Jika model memenuhi syarat, maka terlihat sebaran data menyebar pada suatu garis lurus.

Materi 8

: Analisis regersi berganda

Tujuan

: Menganalisis model regresi

Alat analisis : Regresi Contoh kasus untuk PI 1. Rumusan masalah Keberhasilan penjualan suatu produk ditentukan oleh promosi penjualan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Dan jumlah outlet. Oleh karena itu pemahaman terhadap variable tersebut menjadi sangat perlu. 2. Pertanyaan penelitian : a. Adakah hubungan antara promosi dan jumlah outlet dengan jumlah penjualan ?

b. Adakah pengaruh yang nyata promosi dan jumlah outlet terhadap jumlah penjualan ? Hipotesa: H0

:Tidak ada hubungan antara promosi, jumlah outlet terhadap jumlah penjualan, tidak ada pengatuh yang nyata dari promosi dan jumlah outlet terhadap jumlah penjualan.

Hasil: Regression

-

Rata-rata standard deviasi masing-masing variable Besar hubungan dari tiap pasang variable Nilai signifikansi koefisien korelasi

Analisis: -

Uji F, untuk signikansi model regresi. Menentukan persamaan regresi

Charts Hubungan sales dengan promosi

Sebaran data membentuk arah ke kanan atas, slope positif. Hubungan Sales dengan outlet

Materi 9

: Analisis regersi berganda, multikoleniaritas

Tujuan

: Menganalisis model regresi

Alat analisis : Regresi Contoh kasus untuk PI 1. Rumusan masalah Keberhasilan penjualan suatu produk ditentukan oleh promosi penjualan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut dan jumlah outlet. Oleh karena itu pemahaman terhadap variable tersebut menjadi sangat perlu. 2. Pertanyaan penelitian : a. Adakah hubungan antara promosi dan jumlah outlet dengan jumlah penjualan ? b. Adakah pengaruh yang nyata promosi dan jumlah outlet terhadap jumlah penjualan ? Hipotesa: H0

Hasil:

:Tidak ada hubungan antara promosi, jumlah outlet terhadap jumlah penjualan, tidak ada pengatuh yang nyata dari promosi dan jumlah outlet terhadap jumlah penjualan.

Analisis:

-

R2= 1- Tolerance, variabilitas variable 1 dipengaruhi/dapat dijelaskan oleh prediktor (variable bebas) yang lain. VIF= 1/tolerance.

Jika VIF > 5, terdapat multikolinearitas

Analisis: -

Eigenvalue mendekati o, terjadi multikolinearitas. Condition Index melebihi 15, terjadi multikolinearitas,

Jika melebihi 30, snagat serius problem multikolinearitas.

Materi 7

: Analisis Diskriminan

Tujuan

: Mengelompokkan objek kedalam 2 atau lebih kelompok berdasarkan kriteria sjumlah variable bebas.

Alat analisis : Discriminant Analysis Contoh kasus untuk PI 1. Rumusan masalah Sebuah supermarket mendapati bahwa sepertinya konsumen yang datang dapat dikompokkan dalam 2 kelompok, yakni pengunjung yang sering membeli dan jarang membeli. Dengan kenyataan tersebut, pihak manajemen ingin mengetahui berbagai variable yang diduga turut memberi kontribusi pada perbedaan perilaku pengunjung dalam membei tersebut. 2. Pertanyaan penelitian : a. Apakah perilaku membeli (yang sering dan jarang beli) benar-benar beda ? b. Jika ada, variable bebas manakh yang embedakan perilaku beli konsumen tersebut ? c. Manakh variable bebas penentu perilaku yang paling penting

Hasilnya: Discriminant

Stepwise Statistics

Summary of Canonical Discriminant Functions

Kesimpulan: 1. Dari tabel WILk’s lamdada mengindikasikan perbedaan yang nyata dari kedua kelompok pengunjung Supermarket pada model diskriminan yang terbentuk.

2. Dari tabel variabel Entered/Removed dapat dijelaskan bahwa ternyata perilaku sering atau jarang membeli konsumen Supermarket tersebut, dipengaruhi oleh sikap konsumen pada faktor musik, promosi, image dan harga. 3. Tabel Structure Matrix, menunjukkan kepada manajemen bahwa tanpa memperhatikan tanda di depannya dan yang tidak bertanda, maka tempaknya musik menjadi vriabel yang paling membedakan perilaku sering dan tidaknya pengunjung melakukan pembelian. Materi 8

: Analisis Faktor

Tujuan

: Mereduksi berbagai variabel menjadi beberapa kelompok faktor

Alat analisis : Factor Analysis Contoh kasus:

Hasil

:

Factor Analysis

Factor Analysis

Materi 9

: Statistika Non Parametrik

Tujuan

: Menganalisis data yang mempunyai jumlah kecil, mempunyai sebaran yang tidak normal.

Alat Analisis : Statistika Non Parametrik Materi 9

: Analisis Cluster

Tujuan

: Mereduksi berbagai variabel menjadi beberapa kelompok Cluster melakukan Segmentasi Populasi atas dasar atribut-atribut tertentu.

Alat Analisis : Hierarchial dan K-means Cluster Analysis Contoh kasus : K-means Cluster

Quick Cluster

Hierarchial Cluster

Cluster Ward Linkage

Dendogram ******HIERARCHICAL CLUSTER ANALYSIS****** Dendogram using Ward Method

Materi 10

: Analisis MDS

Tujuan

: Menganalisis Interdependen atau ketergantungan antar variabel

Alat analisis : Multidimensional Scaling Contoh kasus :

Derived Stimulus Configuration Indovidual differences (weighted) Euclidean dis

Derived Subject Weight

Individual differences (weight) Euclidean dis

Scatterplot of Linear Fit

Individual differences (weight) Euclidean dis

Flattened Subject Wights Individual differences (weighted) Euclidean dis

BAGIAN 11 UJI BEDA PROPORSI (CHI SQUARE) X2

INDEPENDEN

DEPENDEN

Kerja (Y/T) Anemia (Y/T)

Menyusui Eksklusif (Y/T)

BBLR (Y/T)

Perintah SPSS: 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Analyze Deskriptive Crostabs Masukkan var Dependen ke Colom Masukkan var Independen ke Row Pilih Statistic Aktifkan CHI-SQUARE dan RISK Continue Pilih Cells Aktifkan OBSERVE dan Percentage Row Continue OK

Pekerjaan Responden *ASI Eksklusif Crosstabulation

Interppretasi: Dari Tabel...dapat disimpulkan bahwa Proporsi pemeberian ASI Eksklusif lebih besar pada ibu yang tidak bekerja. Dari 25 ibu yang tidak bekerja, sebanyak 72% memberikan ASI Eksklusif, perbedaan ini bermakna secara Statistik (pada alpha 5%) dengan nilai-p 0,011. Biasanya, jika tidak sig atau OR terlalu kecil (mendekati 1.0) OR tidak perlu dibaca lagi. Dari nilai OR 5,5 artinya ibu yang tidak bekerja punya kemungkinan 5,5 kali lebih besar untuk memberikan ASI Eksklusif dibandingkan ibu yang bekerja. Pekerjaan Responden *ASI Eksklusif Crosstabulation

Artinya ibu yang bekerja punya kemungkinan untuk memberikan ASI Eksklusif 0,18 kali lebih rendah dibandingkan ibu tidak bekerja. Pekerja Responden *ASI Eksklusif Crosstabulation

INDEPENDEN 1a. Kerja (Y/T)

DEPENDEN t-test

1b. Anemia (Hb rata<= 10,9) (Y/T) t-test 1c. Sikap (kurang/baik)

t-test

2a. Didik (SD/SMP/SMU/PT) Anova

Berat bayi

2b. Umur ibu (<=20.21-30,31+) Anova 2c. BBIbu (<=50,51-55,5660,61+ Anova 3a. Berat ibu (gram)

Reg Linier

Skore SIKAP = segera + kolos + lahir + sampai SIKAP2

(1. Kurang: Skore SIKAP <=11)

(2. BAIK: Sokre SIKAP >=12) T-Test 1. 2. 3. 4.

Analyze Compare Mean Independent T-Test Masukkan var numerik ke box TEST Var Masukkan var kategorik ke box GROUPING VAR Define Group kode 0=tdk kerja, 1=kerja Masukkan group 1= 0 Masukkan group 2= 1 5. OK Group Statistics

BILA Levene’s Test Sig > 0,05  Baca Sig (2-tailed) baris-1 (Equal var assumed) Bila Levene’s Test Sig <=0,05  Baca Sig (2-tailed) baris-2 (Equal var not assumed)

Paire-t-test Apakah ada perbedaan rata-rata HB1 dengan HB2 ? SPSS 1. 2. 3. 4.

Analyze > Compare Mean >Paired t-test Klik HB1 dan HB2 Klik panah ke kanan OK

Paired Samples Statistics

Didik IBU (SD,SMP,SMU,PT)

Berat Bayi (....gram)

ANOVA 1. 2. 3. 4.

Analyze > Compare Mean > ANOVA Masukkan var numerik ke box DEPT VAR Masukkan var ke kategorik ke box FACTOR Kilk Option > Aktifkan DESCRIPTIVE Klik pos Hoc > Aktifkan BENFERONI > Continue 5. OK Descriptives Berat badan bayi (gr)

Jika Anova tidak sig

Stop

Jika Anova Sig Harus dilakukan uji perbandingan, untuk melihat kelompok mana yang berbeda Hasil uji perbandingan memperlihatkan bahwa……. -

Tidak ada perbedaan rata2 BBBayi antara SD dg SMP

-

Rata2 BB BayiSD/SMP berbeda dengan SMU dan PT

-

Rata2 BB Bayi SMU berbeda dengan PT SMP

SD SMP SMU PT

Multiple Comparasions Dependent Variable: berat badan bayi Bonferroni

SMU * *

PT * * *

DAFTAR PUSTAKA Anggoro, M.Toha,dkk. 2007. Meode Penelitian, Jakarta Universitas Terbuka Berkah Utami Subana, H.M. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: CV. Pustaka Setia Budiarto, E (2003). Metodologi penelitian kedokteran. Jakarta EGC Denim, S.(2003). Riset Keperawatan: Sejarahdan Metodologi. Jakarta: Salemba Medika Effendi, Sofran. 1998. Metode Penelitian Survai, Jakarta: Media Pratama Singke. Mustarin. 2008. Metode Penelitian Praktek. Makssar CV H. Nawawi, hadari. And H. Martini, Mimi. 996. Penelitian Terapan. Yogyakarta: gadjah Mada Universitas Press. Indiati, E. (2001). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kuntjojo. 2009. Diktat Metodologi Penenlitian UniversitasNusantara PGRI Kediri. (online, http://lulluvikar.files.ordpress.com/2008/04/researchmetodologi-penelitian.pdf, diakses tanggal 30 Desember 2012). Metz, P.A. (1994). Introduction to the Syimposium on What is Research in Chemistry Education. Journal of Chemial Education, 1 (3), 180-181.