KEBUGARAN JASMANI SISWA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI JAWA

Download Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kondisi tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah ...

0 downloads 434 Views 127KB Size
Agus Amin Sulistiono, Kebugaran Jasmani Siswa Pendidikan Dasar dan Menengah di Jawa Barat

KEBUGARAN JASMANI SISWA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI JAWA BARAT BASIC AND SECONDARY EDUCATION STUDENTS PHYSICAL FITNESS IN WEST JAVA Agus Amin Sulistiono Puslitjak, Balitbang-Kemdikbud Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E lantai 19, Senayan-Jakarta Pusat e-mail: [email protected] Naskah diterima tanggal: 25/05/2014; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 30/05/2014; Disetujui tanggal: 01/06/2014 Abstrak: This research is intended to assess the physical fitness of primary school, junior secondary school and senior secondary school students based on gender and class level. Data collection was conducted by cross-sectional in Bandung and Majalengka, with a sample of 721 students, were taken by purposive cluster sampling. Processing and analysis of data in the form of descriptions and inferential statistics.The result of research shown that: 1) The level of physical fitness of primary school students still have low physical fitness were 42.27 percent, while the junior secondary school students were 36.87,and senior secondary school student were 46.11 percent. physical Fitness of primary school students, for both male and female students, the higher the class the higher their level of physical fitness, while at the junior secondary school level, for male students the higher theclass the higher its physical fitness, for female student the physical fitness stays the same regardless of their class. For senior secondary school students, both boys and female student, their physical fitness remain same regardless of their class. It can be concluded that the higher the education level of students the more diminished their physical activity,the implication is the declining of their physical fitness. Keywords: physical fitness, student, primary school, junior secondary school, senior secondary school Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kondisi tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas berdasarkan jenis kelamin (gender) dan jenjang kelas. Pengumpulan data dilakukan secara cross-sectional di Kota Bandung dan Kabupaten Majalengka, dengan jumlah sampel 721 siswa yang diambil secara purposive cluster sampling. Pengolahan dan analisis data berupa deskripsi dan inferensial statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: tingkat kebugaran siswa belum seluruhnya berada dalam kondisi yang baik. Masih ditemukan 42,27 persen siswa sekolah dasar dengan tingkat kebugaran jasmani rendah, siswa sekolah menengah pertama sebanyak 36,87 persen, dan siswa sekolah menengah atas sebanyak 46,11 persen. Siswa putra memiliki kebugaran jasmani yang lebih baik dibandingkan dengan kebugaran jasmani siswa putri. Di sekolah dasar semakin tinggi kelas semakin tinggi tingkat kebugaran jasmaninya, sedangkan pada jenjang sekolah menengah pertama, kebugaran jasmani siswa putra semakin tinggi kelas, semakin tinggi kebugaran jasmaninya, sedangkan untuk siswa putri kebugaran jasmaninya sama di semua tingkatan kelas. Kebugaran jasmani siswa sekolah menengah atas, baik siswa putra maupun siswa putri, semakin tinggi kelas kebugaran jasmaninya tetap sama. Diketahui bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan siswa semakin berkurang aktivitas fisik siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kebugaran siswa di semua jenjang pendidikan belum berada dalam kondisi baik, dan semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin berkurang aktivitas fisik siswa, sehingga berdampak pada penurunan kebugaran jasmaninya. Kata kunci: kebugaran jasmani, siswa, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas

223

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014

Pendahuluan

sekolah sehat. Tanpa data dan informasi tersebut

Kondisi ke buga ran jasm ani sese orang ya ng

tentu akan mengalami kesulitan dalam menen-

mampu mengadaptasi segala beban fisik maupun

tukan prioritas dan pilihan dalam melaksanakan

psikis yang diterima merupakan dasar untuk

program hidup aktif dan sehat. Oleh karenanya

mencapai prod uktiv itas/p resta si ke rja y ang

penggalian data dan informasi melalui studi ini

optimal. Kualitas kemampuan jasmani untuk dapat

diperlukan untuk menjamin ketepatan prioritas

mengada ptasi be ban yang dit erim a da pat

dan pilihan langkah dalam mengintervensi upaya

ter cerm in d ari ting kat kebugara n ja smani.

peningkatan kebugaran siswa.

Menurut Suharto (1997b), kebugaran jasmani

Berdasarkan latar belakang di atas, maka

merupakan ukuran potensi kemampuan kerja

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

manusia yang sangat berperan dalam menunjang

Bagaimana kondisi tingkat kebugaran jasmani

unjuk kerja fisik (antara lain prestasi kerja,

si swa sekolah dasa r ( SD), siswa sekol ah

prestasi olah raga, dan prestasi belajar).

menengah pertama (SMP), dan siswa sekolah

Peningkatan dan pemeliharaan kebugaran

menengah atas (SMA) di Jawa Barat? Lebih spesifik

jasmani perlu terus dilakukan. Upaya peningkatan

rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian,

da n pe meli hara an k ebugara n ja smani ya ng

yaitu: 1) Bagaimana tingkat kebugaran jasmani

teratur dan terarah pada dasarnya merupakan

siswa SD, SMP, dan SMA? dan 2) Bagaimana tingkat

bagian dari pola hidup (life style) yang ber-

kesegaran jasmani siswa SD, SMP, dan SM A

kembang karena proses pendidikan dan pem-

berdasarkan jenis kelamin?

budayaan. Oleh karena itu, pentingnya upaya peningk atan

dan

Mengacu pada rumusan masalah tersebut,

pem eliharaa n ke buga ran

tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji:

jasmani sebagai bagia n integral dar i upaya

1) tingkat kebugaran jasmani siswa SD, SMP, dan

peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia,

SMA di Jawa Barat; dan; 2) tingkat kebugaran

dapat dilakukan melalui proses pendidikan dan

jasmani siswa SD, SMP, dan SMA berdasarkan

pembudayaan bagi seluruh masyarakat Indo-

jenis kelamin.

nesia. Mela lui proses p endi dika n da n pe mbudayaan, diharapkan akan timbul sikap dan

Kajian Literatur

kesadaran dari setiap individu untuk mening-

Kebugaran Jasmani

katkan dan memelihara kebugaran jasmaninya,

Kebugaran jasmani diartikan sebagai kemampuan

yang

dan

tubuh seseorang untuk melakukan tugas pe-

kebutuhan hidupnya. Salah satu strategi pe-

kerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan

ningkatan kebugaran jasmani dapat dilakukan

yang berarti. Semakin tinggi derajat kebugaran

melalui hidup aktif dan sehat. Implementasi jenis

jasmani seseorang, semakin besar kemampuan

kegiatan yang tepat dalam program hidup aktif

fisik dan produktivitas kerjanya (Pusat Pengem-

dan sehat disesuaikan dengan tingkat kebugaran

ba ngan Kua lita s Ja sma ni, 2002 ). M enur ut

jasmani. Beberapa daerah di Jawa Barat menjadi

Ismaryati (2006), berdasarkan fungsi khusus,

lokasi rintisan pengembangan model sekolah

ke buga ran jasm ani dibe daka n me njad i ti ga

sehat. Salah satu program yang dikembangkan

golongan yaitu: golongan berdasarkan pekerjaan,

dalam model sekolah sehat adalah program hidup

golongan berdasarkan keadaan, dan golongan

aktif dan sehat, namun di Jawa Barat belum

berdasarkan umur. Salah satu fungsi golongan

memiliki data dan informasi tentang kebugaran

berdasarkan pekerjaan yaitu siswa/peserta didik.

jasmani siswa, sehingga perlu dilakukan peng-

Peserta didik merupakan anggota masyarakat

ka jian keb ugar an j asma ni siswa . Da ta d an

yang berusaha mengembangkan potensi diri

inform asi tentang kebugara n jasmani siswa

melalui proses pembelajaran yang tersedia pada

tersebut sangat penting sebagai rujukan dan

jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Jalur

dasar untuk memberikan berbagai intervensi

pendidikan yang terstruktur dan berjenjang pada

dalam merencanakan maupun mengimplemen-

pendidikan formal yang terdiri atas pendidikan

tasikan program hidup aktif dan sehat pada model

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

224

se lanj utny a

me njad i

ke biasaan

Agus Amin Sulistiono, Kebugaran Jasmani Siswa Pendidikan Dasar dan Menengah di Jawa Barat

tinggi (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

usisa 5-7 tahun); b) tahapan masa kanak-kanak

20 Tahun 2 003 tent ang Sistem Pend idik an

akhir (middle childhood); dan c) tahapan awal dari

Nasiona).

pra-adolesen (yang bisa dimulai pada usia 8 tahun

Kebugaran jasmani antara lain ditentukan

atau rata-rata usia 10 tahun).

oleh jumlah, proporsi dan jenis asupan makanan

Demikian juga dalam perkembangan motorik

yang dikonsumsi seseorang. Makanan sangat

dan keterampilan, anak-anak usia SD mengalami

diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan

masa-masa perkembangan motorik dan kete-

keb ugar an j asma ni d an k esehatan bad an.

rampilan yang berbeda-beda. Pada usia 5-8

Makanan yang seimbang (12% protein, 50%

tahun, anak mulai berurusan dengan kemampuan

karbohidrat, 38% lemak) akan mengisi kebutuhan

pengelolaan tubuhnya dan keterampilan dasar

gizi tubuh (http://id.shvoong.com/social-sciences/

sep erti

education/2239769-faktor-faktor-yang-

(locomotor), gerak statis di tempat (nonlocomotor)

mempengaruhi-kebugaran/#ixzz39nnVaYVU).

dan gerak memakai anggota badan (manipulative).

Ada beberapa pesan gizi seimbang untuk anak

Pada usia di atasnya, anak-anak mulai matang

dan remaja usia 6-19 tahun meliputi: biasakan

menguasai k eterampilan khusus, dari mulai

makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam)

ket eram pila n ma nipulati f la njut an, hing ga

bersama keluarga, biasakan mengonsumsi ikan

kegiatan-kegiatan berirama dan permainan,

dan

sum ber

prot ein

lainnya,

ket eram pila n

be rpindah

temp at

per bany ak

senam, kegiatan di ai r, dan kegiatan untuk

mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan,

pembinaan kebugaran jasmani. Dalam beberapa

biasakan membawa bekal makanan dan air putih

ca bang ola h ra ga, pentaha pan pencapai an

dari rumah, batasi mengonsumsi makanan cepat

keterampilan tingkat tinggi pun sudah dapat mulai

saji, jajanan dan makanan selingan yang manis,

dilaksanakan di kelas-kelas akhir SD, misalnya

asi n da n be rlem ak, biasakan menyika t gi gi

senam, loncat indah, dan renang.

sekurang-kurangnya dua kali sehari setelah makan pagi dan sebelum tid ur, dan hi ndari

Kurikulum Pendidikan Jasmani

merokok (http://fredy-estofany.blogspot.com/

Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran

2 0 1 4 / 0 7 / p e sa n- g i zi - se i m b a ng - u nt uk- a na k-

yang berkaitan dengan kebugaran jasmani baik

dan.html). Pada kajian ini dilakukan pembatasan

di SD, SMP, maupun SMA. Menurut Trudeau &

fokus kajian diarahkan untuk memahami kondisi

Shepherd (2005) program pendidikan jasmani

kebugaran jasmani pada siswa sekolah dasar,

yang

sek olah

memelihara kondisi tubuh yang sudah positif dan

menenga h

pe rtam a,

d an

sekol ah

menengah umum atas. Se tiap

int erve nsi untuk

be rkua lita s

da pat

memb antu

dal am

lebih meningkatkan aktivitas jasmani. me ning katk an

Struktur materi pendidikan jasmani dari TK

kebugaran jasmani, perlu memperhatiakan faktor

sampai SMU berdasarkan Kurikulum Tingkat

perk embangan anak. T ingkat pertumbuhan,

Satuan Pendidikan (KTSP) (https://www.google.

perkembangan fisik, dan keterampilan anak

com/search?q=kurikulum% 20pe njasorkes%

merupakan tiga aspek yang sangat berhubungan,

20KTSP) dapat dijelaskan sebagai berikut. Materi

sehingga pengembangan pendidikan jasmani

untuk TK sampai kelas 3 SD meliputi kesadaran

harus berdasarkan pada tiga aspek tersebut.

akan tubuh dan gerakan, kecakapan gerak dasar,

Menurut Rezaharoon (2013), Pengembangan

gerakan ritmik, permainan, akuatik (olahraga di

pendidikan jasmani harus mempertimbangkan: 1)

air) bi la memungkink an, senam, ke bugaran

dasar-dasar pengembangan program; 2) pola

jasmani, dan pembentukan sikap dan perilaku.

per tumb uhan dan per kemb anga n anak; 3)

Materi pembelajaran untuk kelas 4 sampai 6 SD

dorongan dasar anak-anak; dan 4) karakteristik

adalah aktivitas pembentukan tubuh, permainan,

serta minat anak.

dan modifikasi olahraga, kecakapan hidup di alam

Pada tahapan pertumbuhan dan perkem-

bebas, dan kecakapan hidup personal (kebugaran

bangan fisik anak tingkat usia sekolah dasar,

jasmani serta pembentukan sikap dan perilaku).

sedi kitnya terdapa t tiga tahapan, yaitu: a)

Materi pembelajaran untuk kelas 7 dan 8 SMP

tahapan akhir dari masa kanak-kanak awal (antara

meliputi teknik/keterampilan dasar permainan dan

225

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014

ol ahra ga, sena m, a ktiv ita s ri tmik , ak uati k,

merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data

kecakapan hidup di alam terbuka, dan kecakapan

dan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

hi dup personal

ser ta

selanjutnya data dan informasi tersebut di-

(ke bug aran jasmani

pe mbentuka n si kap dan

per ilak u). Mate ri

gunakan untuk menentukan alternatif yang tepat

pembelajaran kelas 9 SMP sampai kelas 12 SMA

dalam mengambil keputusan. Instrumen tes

adalah teknik permainan dan olahraga, uji diri/

kebugaran jasmani harus mencakup komponen

senam, aktivitas ritmik, akuatik, kecakapan hidup

kebugaran jasmani yaitu daya tahan erobik,

di alam terbuka dan kecakapan hidup personal

komposisi tubuh, kelenturan, kekuatan otot, daya

(kebugaran jasmani serta pembentukan sikap dan

tahan otot, kelincahan, keseimbangan, koordinasi,

perilaku).

kecepatan, power, dan waktu reaksi (Ismaryati,

Ha sil

pene liti an

y ang

rele van

deng an

200 6). Menurut Bomp a (1 994) tes ada lah

penelitian ini, antara lain penelitian yang dilakukan

instrum en unjuk ker ja i ndiv idu, sed angk an

oleh Agus Amin Sulistiono tahun 2009 tentang

penilaian merupakan proses untuk menentukan

Pengaruh hidup aktif dan sehat (HAS) terhadap

status seseorang sesuai patokan yang dipakai.

peningkatan kebugaran jasmani siswa di SMPN

Instrumen untuk mengukur kebugaran jasmani

10 Mala ng me nunjukkan, bahwa ke buga ran

antara lain instrumen tes lari keliling lapangan

ja smani si swa meni ngk at p ada kela s ya ng

selama 12 menit dari tes Cooper (1980), Tes

mel aksa naka n pr ogra m HAS de ngan bai k,

Kesegaran Jasmani Ind onesia (TKJI) (Pusat

se bali knya kel as y ang tida k me laksanak an

Pengembangan Kualitas Jasmani, 2003).

program HAS dengan baik tidak terjadi perubahan kebugaran jasmani secara signifikan.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes dan pengukuran lapangan dengan menggunakan Instrumen Tes Kebugaran

Metode Penelitian

Jasmani Indonesa (TKJI). TKJI terdiri atas 5 item

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

tes, yaitu: 1) lari cepat; 2) gantung siku tekuk/

dengan teknik cross-sectional dengan sekali

gantung angkat tubuh; 3) baring duduk; 4) lompat

pengambilan data melalui tes lapangan. Populasi

tegak; dan 5) lari sedang. Tes dilakukan secara

penelitian mencakup siswa SD, SMP, dan SMA di

berurutan karena TKJI merupakan battery test,

Jawa Barat dengan rentang usia 6-19 tahun.

yaitu mulai dari item tes satu, kemudian item tes

Sampel yang dipilih sebanyak 721 orang siswa,

dua, selanjutnya item tes 3, lalu item tes 4 dan

putra dan putri diambil secara purposive cluster

terakhir item tes lima, karena TKJI merupakan

sampling dari 2 daerah yaitu Kota Bandung dan

battery test.

Kabupaten Majalengka. Sampel sekolah di kota

Pengola han dan anal isis dat a di lakukan

Bandung meliputi: SDN Banjarsari dan SDN Soka,

se tela h pe ngum pula n da ta, dimulai deng an

SMPN 14, SMAN 2 dan SMKN 1, sedangkan sampel

proses pemeriksaan data (editing), pengkodean

sekolah di Majalengka meliputi: SDN Rajagalur Lor

data (coding), pemasukan data (data entry), dan

III, SDN Patuanan I, SMPN 1 Rajagaluh, SMAN I

pembersihan data (data cleaning). Penghitungan

Ra jaga luh. Pel aksa naa n pe ngum pula n da ta

sta tist ic di lakukan seca ra d eskr ipsi unt uk

dilakukan pada tanggal 10-16 Oktober 2010.

mendapatkan nilai rata-rata, standar deviasi, dan

Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani

persent ase kebugaran jasmani sert a meng-

siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama

gunakan inferensial untuk melakukan uji beda

dan sekolah menengah umum atas dilakukan

kebugaran jasmani siswa putra dan siswa putri,

melalui tes dan evaluasi. Menurut Arikunto (2002)

uji beda kesegaran jasmani siswa SD, SMP, dan

tes merupakan suatu alat atau prosedur yang

SMA. Dalam uji beda menurut Walpole (1992)

digunakan untuk mengetahui atau mengukur

seringkali masalah yang kita hadapi berupa

sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-

perumusan segugus kaidah yang membawa kita

aturan yang sudah ditentukan. Berdasarkan hasil

pada suatu keputusan akhir yaitu menerima atau

tes, biasanya diperoleh tentang atribut, sifat, atau

me nola k suatu pernyata an a tau hipoptesis

karakteristik yang terdapat pada individu atau

mengenai populasi. Proses penghitungan uji beda

objek yang bersangkutan, sedangkan evaluasi

dapat dilakukan dengan program SPSS (Singgih

226

Agus Amin Sulistiono, Kebugaran Jasmani Siswa Pendidikan Dasar dan Menengah di Jawa Barat

Santoso, 2001), sehingga hasil hitungnya lebih

sebanyak 10,96 persen, sedangkan siswa yang

tepat dan cepat.

memiliki kebugaran jasmani sedang sebanyak 47,16 persen, dan siswa yang memiliki kebugaran

Hasil Penelitian dan Pembahasan

jasmani rendah (tingkat kebugaran jasmani

Kondisi tingkat kebugaran siswa menunjukkan

kurang dan kur ang seka li) seba nyak 41,89

belum seluruhnya baik, bahkan cenderung kurang

persen.

bugar. Secara rinci, tingkat kebugaran jasmani

Hasil hitung nilai kebugaran jasmani siswa SD,

siswa SD, SMP, dan SMA di Jawa Barat dapat

SMP, dan SMA terdapat pada Tabel 1 yang meng-

di gamb arka n se pert i d alam Gra fik 1 ya ng

gambarkan bahwa kebugaran jasmani siswa SD,

menunjukkan bahwa pada jenjang SD, hanya

SMP, dan SMA pada taraf signifikansi 5 persen tidak

sedikit siswa yang memiliki kebugaran jasmani

terjadi perbedaan yang nyata. Artinya kebugaran

baik dan baik sekali (sebanyak 11,88 persen),

jasmani siswa SMP tidak lebih baik dari siswa SD

se dang kan sisw a ya ng memi liki keb ugar an

dan kebugaran jasmani siswa SMA tidak lebih baik

jasmani sedang sebanyak 42,27 persen, dan

dari siswa SD maupun SMP.

siswa yang memiliki kebugaran jasmani rendah

Tingkat kebugaran jasmani siswa SD secara

(tingkat kebugaran jasmani kurang dan kurang

rinci dapat digambarkan seperti dalam Tabel 2.

sekali) sebanyak 41,89 persen. Pada jenjang SMP

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh gambaran bahwa

siswa yang memiliki kebugaran jasmani baik dan

keb ugar an

baik sekali sebanyak 9,50 persen, sedangkan

signifikansi 5 persen terjadi perbedaan, semakin

siswa yang memiliki ke-bugaran jasmani sedang

tinggi kelas semakin tinggi juga tingkat kebugaran

sebanyak 53,63 persen, dan siswa yang memiliki

jasmaninya, tetapi pada kelas enam terjadi

kebugaran jasmani rendah (tingkat kebugaran

pe nurunan lebi h re ndah jik a di band ingk an

jasmani kurang dan kurang sekali) sebanyak

dengan kelas lima. Terjadinya kondisi ini karena

36,87 persen. Pada jenjang SMA siswa yang

kebiasaan bermain sudah mulai berkurang pada

memiliki kebugaran jasmani baik dan baik sekali

kelas enam, mereka dituntut untuk belajar lebih

sebanyak 10,56 persen, sedangkan siswa yang

banyak dalam rangka menghadapi ujian dan

memiliki kebugaran jasmani sedang sebanyak

persiapan masuk SMP.

j asma ni

siswa

SD

pada

tar af

43,33 persen, dan siswa yang memiliki kebugaran

Apabila dilihat jenjang SMP Tingkat kebugaran

jasmani rendah (tingkat kebugaran jasmani

jasmani siswa SMP secara rinci dapat digambarkan

kurang dan kur ang seka li) seba nyak 46,11

seperti dalam Tabel 3, diperoleh gambaran bahwa

persen.

ke buga ran jasm ani siswa SMP, pada taraf

Siswa yang memiliki kebugaran jasmani baik

signifikansi 5 persen tidak terjadi perbedaan,

dan ba ik sekali masih sanga t sedikit, yaitu

semakin tinggi kelas tidak semakin tinggi tingkat

Grafik 1 Persentase tingkat kebugaran jasmani siswa

227

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014

Tabel 1 Hasil Uji Beda Rata-rata Kebugaran Jasmani Siswa SD, SMP dan SMU

Jenis Kelamin

N

Mean

Std. Deviation

SD

362

14.09

2.96

SMP

179

14.18

2.50

SMU

180

13.74

2.67

ANOVA Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Between Groups

20.04

2

10.02

1.30

0.27

Within Groups

5549.51

718

7.73

Total

5569.55

720

Tabel 2 Hasil Uji Beda Rata-rata Kebugaran Jasmani Siswa SD Kelas

N

Mean

Std. Deviation

1

36

10.94

1.85

2

50

12.38

2.81

3

60

13.50

2.28

4

50

14.96

2.72

5

72

15.22

2.42

6

75

14.97

3.08 ANOVA

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Between Groups

801.68

6.00

133.61

20.06

0.00

Within Groups

2364.66

355.00

6.66

Total

3166.35

361.00

Tabel 3 Hasil Uji Beda rata-rata Kebugaran Jasmani Siswa SMP N

Mean

Std. Deviation

7

88

13.82

2.68

8

82

14.50

2.32

9

9

14.89

1.83

Kelas

ANOVA

228

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Between Groups

24.44

2.00

12.22

1.98

0.14

Within Groups

1084.48

176.00

6.16

Total

1108.92

178.00

Agus Amin Sulistiono, Kebugaran Jasmani Siswa Pendidikan Dasar dan Menengah di Jawa Barat

kebugaran jasmaninya. Pada kondisi ini siswa SMP

peningkatan yang signifikan terhadap kebugaran

sudah lebih banyak menghadapi ulangan dan

jasmani sesuai dengan kelasnya, semakin tinggi

ujian agar bisa mendapat nilai bagus dan melan-

kelas semakin tinggi juga kebugaran jasmaninya.

jutkan di sekolah selanjutnya yang menjadi

Menurut Ismaryati (2006), fungsi kebugaran

harapannya.

jasmani bagi anak adalah untuk merangsang

Jenjang SMA tingkat kebugaran jasmani

pertumbuhan, sehingga bagi siswa SD kebugaran

siswa secara rinci dapat dilihat Tabel 4 yang

jasmani dapat berfungsi sesuai peruntukannya,

menggambarkan bahwa kebugaran jasmani siswa

tetapi pada jenjang SMP derajat kebugaran

SMA, pada taraf signifikansi 5 persen tidak terjadi

jasmaninya secara deskripsi lebih rendah dari

perbedaan, semakin tinggi kelas tidak semakin

pada kebugaran jasmani jenjang SD, dan pada

tinggi tingkat kebugaran jasmaninya. Seperti pada

jenjang SMU derajat kebugaran jasmaninya

kondisi SMP, aktivitas fisik siswa SMA sangat

secara deskripsi lebih rendah dari pada kebugaran

kurang , juga k arena p ara sisw anya leb ih

jasmani jenjang SMP.

di sibukkan dengan bel ajar

dan mengikuti

Jika dilihat kebugaran jasmani pada jenjang

bimbingan belajar agar bisa lulus dan diterima di

SMP,

tidak berbeda secara signifikan kebugaran

perguruan tinggi yang menjadi harapannya.

jasmani kelas 7, 8, dan 9. Demikian juga, pada

Sejalan dengan bertambahnya umur, daya

jenjang SMA tidak berbeda secara signifikan

tahan kardiorespiratori akan semakin menurun,

kebugaran jasmani siswa kelas 10, 11, dan 12.

namun penurunan ini dapat berkurang, jika

Kondisi ter sebut se bena rnya bisa di paha mi

seseora ng b erol ahra ga t erat ur sejak dini.

karena jumlah jam pe ndidikan jasm ani dan

Kebugaran meningkat sampai mencapai maksimal

prasarana pendidikan jasmani yang terbatas,

pada usia 25–30 tahun, kemudian akan terjadi

serta penggunaan waktu di luar jam pendidikan

penurunan kapasitas fungsional dari seluruh

jasmani banyak digunakan untuk materi tanpa

tubuh, kira-kira sebesar 0,8–1% per tahun, tetapi

gerak fisik. Melihat kondisi yang ada seperti itu,

bil a ra jin berolahr aga penuruna n ini da pat

maka diperlukan kemauan dan komitmen yang

dikurangi sampai separuhnya (Ikrami, 2013).

kuat untuk melakukan program hidup aktif dan

Dalam konteks tersebut terdapat kecenderungan

sehat yang meliputi aspek gemar bergerak, peduli

bahwa derajat kebugaran jasmani siswa SMA

kesehatan diri, peduli kesehatan bersama, dan

lebih baik daripada siswa SMP dan kebugaran

peduli lingkungan, sehingga hidup aktif dan sehat

jasmani siswa SMP lebih baik dari pada siswa SD,

dapat menjadi budaya dalam hidup manusia,

namun kondisi yang ada kebugaran jasmani siswa

sehingga produktivitas/prestasi kerja yang optimal

SD, SMP, dan SMU tidak berbeda secara signifikan.

dapat tercapai.

Jika dilihat pada jenjang SD, diketahui ada Tabel 4 Hasil Uji Beda Rata-rata Kebugaran Jasmani Siswa SMU N

Mean

Std. Deviation

10

90

13.71

2.93

11

67

13.73

2.47

12

23

13.91

2.23

Kelas

ANOVA Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups

0.77

2.00

0.38

Within Groups

1273.48

177.00

7.19

Total

1274.24

179.00

F

0.05

Sig.

0.95

229

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014

Gambaran tingkat kebugaran jasmani siswa

Sesuai dengan fungsi kebugaran jasmani,

seperti tersebut di atas tidak bisa terlepas dari

maka upaya peningkatan derajat kebugaran

mata pelajaran pendidikan jasmani. Menurut

jasmani siswa p erlu dil akuk an a gar terj adi

Ismaryati (2006) ada dua prinsip utama dalam

peningkatan pada kekuatan, kemampuan, ke-

pendidikan jasmani, yaitu mengutamakan parti-

sanggupan, daya tahan, daya kreasi siswa yang

sipasi semua siswa dan membentuk kebiasaan

berujung pada daya kerja yang tinggi. Strategi

hidup aktif sepanjang hayat yang berarti ber-

peningkatan pendidikan jasmani dapat dilakukan

kaitan dengan kebugaran jasmani. Sehingga

antara lain melalui peningkatan kuantitas maupun

dapat dikatakan bahwa sumbangan penting dari

kualitas tenaga pendidikan jasmani dan sarana

aktivitas jasmani pada pendidikan jasmani adalah

pendidikan jasmani seperti sarana bermain dan

tercapainya tingkat kebugaran jasmani. Menurut

berlatih fisik, serta pemanfaatan jam ekstra

Suharto (1997a), takaran aktivitas fisik yang

kurikuler untuk pendidikan jasmani termasuk

dapat meningkatkan kebugaran jasmani harus

permainan dan pertandingan/kompetsi.

mem perhatik an t iga aspe k ya itu: fre kuensi pemberian beban aktivitas fisik, durasi (lamanya

Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa

pemberian beban aktivitas), dan intensitas (berat

Berdasarkan Jenis Kelamin

beban aktivitas fisik). Sementara, menurut Bompa

Tingkat kebugaran jasmani siswa putra dan siswa

(1994) aktivitas fisik yang dapat meningkatkan

putri secara rinci dapat digambarkan seperti dalam

kebugaran jasmani meliputi FITT (frequency,

Grafik 2. Pada Grafik 2 menunjukkan bahwa siswa

intensity, time, dan type).

putra yang memiliki kebugaran jasmani baik dan

Jika dilihat dari jumlah jam pendidikan jasmani

baik sekali masih sangat sedikit yaitu sebanyak

yang terbatas, maka faktor tersebut sangat

11,42 persen, demikian juga dengan siswa putri,

berdamp ak pada penur unan aktivita s gerak

bahkan lebih kecil yaitu sebesar 10,40 persen.

siswa, terlebih jika ditambah dengan penggunaan

Siswa putra yang memiliki kebugaran jasmani

waktu di luar jam pendidikan jasmani yang banyak

sedang sebanyak 49,49 persen, sedangkan siswa

digunakan untuk pemberian materi pelajaran

putri lebih sedikit yaitu sebesar 44,34 persen.

tanpa gerak fisik, dan gaya hidup di rumah yang

Siswa putra yang memiliki kebugaran jasmani

tidak aktif dan tidak sehat seperti terlalu lama

rendah (tingkat kebugaran jasmani kurang dan

menonton televisi, komputer, dan penggunaan

kurang sekali) sebanyak 39,09 persen, sedangkan

kendaraan daripada jalan kaki untuk menempuh

siswa putri lebih banyak yaitu sebesar 45,26

jarak yang tidak jauh, maka dapat berujung pada

pe rsen, se hing ga d apat dik atak an t ingk at

kondisi kebugaran jasmani siswa yang ada saat

kebugaran jasmani siswa putra lebih baik dari

ini.

pada siswa putri.

Grafik 2 Persentase Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Putra dan Siswa Putri

230

Agus Amin Sulistiono, Kebugaran Jasmani Siswa Pendidikan Dasar dan Menengah di Jawa Barat

Selanjutnya, menurut hasil hitung uji beda

jasmani agar melakukan program gemar ber-

kebugaran jasmani siswa putra dan siswa putri

gerak untuk menjadi budaya, sehingga tubuh

dapat dilihat pada Tabel 5. Pada tabel tersebut

memiliki kemampuan untuk menyesuaikan fungsi

diperoleh gambaran bahwa kebugaran jasmani

alat-alat tubuhnya terhadap keadaan lingkungan.

siswa putra dan siswa putri pada taraf signifikansi 5 persen terjadi perbedaan yang nyata, di mana

Simpulan dan Saran

siswa putra memiliki kebugaran jasmani yang lebih

Simpulan

baik jika dibandingkan dengan kebugaran jasmani

Ti ngka t ke buga ran sisw a be lum seluruhnya

siswa putri.

berada dalam kondisi yang baik. Hanya11,88

Perbedaan kebugaran antara laki-laki dan

persen siswa SD yang memiliki kebugaran jasmani

perempuan menurut Ikrami (2013) berkaitan

yang baik, sedangkan 42,27 persen rendah, dan

de ngan kek uata n ma ksi mal otot yang be r-

45,86 persen pada level Sedang. Siswa SMP

hub unga n de ngan lua s pe rmuk aan tubuh,

hanya 9,50 persen siswa memiliki kebugaran

komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemo-

jasmani baik, sedangkan 36,87 persen masih

gl obin, hormon, ka pasi tas paru-par u, d an

memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah dan

sebagainya. Sampai pubertas biasanya kebu-

53,63 persen memiliki kebugaran jasmani pada

garan pada anak laki-laki hampir sama dengan

level Sedang. Siswa SMU sebanyak 46,11 persen

anak perempuan, tapi setelah pubertas kebu-

masih memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah,

garan laki-laki dan perempuan biasanya semakin

10,56 persen siswa memiliki kebugaran jasmani

berbeda, terutama yang berhubungan dengan

sesuai hara pan, dan 43,33 perse n memiliki

day a kar dior espi ratori. Hal ini dise babk an

kebugaran jasmani pada level sedang.

perempuan memiliki jaringan lemak yang lebih

Dari segi jender (jenis kelamin) diketahui

banyak, adanya perbedaan hormon testosteron

bahwa siswa putra memiliki kebugaran jasmani

dan estrogen, dan kadar hemoglobin yang lebih

yang lebih baik dibandingkan dengan kebugaran

rendah.

jasmani siswa putri. Dari segi jenjang kelas,

Pe rbed aan hasi l pe nguk uran keb ugar an

ditemukan bahwa kebugaran jasmani siswa pada

jasmani siswa putra dan siswa putri merupakan

jenjang SD semakin tinggi kelas, semakin tinggi

hal yang dapat diprediksi karena ada perbedaan

juga kebugaran jasmaninya, dan pada jenjang

aktivitas fisik, di mana siswa putra memiliki

SMP semakin tinggi kelas, kebugaran jasmaninya

aktivitas fisik yang lebih tinggi dari pada siswa

tidak berubah, demikian juga pada jenjang SMU

putri. Jika dilihat pada jam istirahat siswa putri

semakin tinggi kelas, kebugaran jasmaninya tidak

lebih senang duduk-duduk, sedangkan siswa

berubah. Hal ini menunjukkan, bahwa pada

putra banyak melakukan permainan fisik (misalnya

jenjang SMP dan SMA terjadi penurunan aktivitas

bermain basket, voli, berkejaran). Dalam hal ini

fisik. Pada jenjang SD, siswa putra sebanyak 38,04

perlu ada intervensi dari tenaga pendidikan

persen masih memiliki tingkat kebugaran jasmani

Tabel 5 Hasil Uji Beda Rata-rata Kebugaran Jasmani Siswa Putra dan Siswa Putri Jenis Kelamin

N

Mean

Std. Deviation

Putra

394

14.25

2.67

Putri

327

13.76

2.90

ANOVA Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Between Groups

42.52

1.00

42.52

5.53

0.02

Within Groups

5527.03

719.00

7.69

Total

5569.55

720.00

231

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014

rendah, 13,04 persen memiliki kebugaran jasmani

pe rsen mem ilik i ke buga ran jasm ani sesuai

sesuai harapan, 48,91 persen memiliki kebugaran

ha rapa n, 3 8,96 per sen memi liki keb ugar an

jasmani pada level sedang, dan siswa putri

jasmani pada level sedang. Pada siswa putra

sebanyak 46,63 persen masih memiliki tingkat

semakin tinggi kelas, kebugaran jasmaninya tidak

kebugaran jasmani rendah, 10,67 persen memiliki

berubah, de mikian juga dengan siswa putri

kebugaran jasmani sesuai harapan, 42,70 persen

semakin tinggi kelas, kebugaran jasmaninya

memiliki kebugaran jasmani pada level sedang.

tetap. Hal ini menunjukkan bahwa pada jenjang

Pada siswa putra semakin tinggi kelas, semakin

SMA siswa putr a maup un putri m engura ngi

tinggi juga kebugaran jasmaninya, demikian juga

ak tivi tas fisi knya unt uk l ebih fok us b elaj ar

pada siswa putri semakin tinggi kelas, semakin

menghadapi ulangan dan ujian.

tinggi juga keb ugar an j asma niny a. H al i ni menunjukkan bahwa pada jenjang SD, semakin

Saran

tinggi kelas aktivitas fisiknya semakin baik dengan

Mempertimbangkan kondisi tingkat kebugaran

indikator gemar bergerak/bermain. Pada jenjang

siswa yang sebagian besar masih rendah, maka

SMP siswa putra sebanyak 36,45 persen masih

diperlukan upaya peningkatan kebugaran jasmani.

memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah, 10,28

Pertama, implementasi program hidup aktif dan

pe rsen mem ilik i ke buga ran jasm ani sesuai

sehat melalui kegiatan gemar bergerak, peduli

ha rapa n, 5 3,27 per sen memi liki keb ugar an

kesehatan diri, peduli kesehatan bersama, dan

jasmani pada level sedang, dan siswa putri

peduli lingkungan perlu dilakukan di sekolah-

sebanyak 37,50 persen masih memiliki tingkat

sekolah dengan melibatkan seluruh pendidik dan

kebugaran jasmani rendah, 8,33 persen memiliki

te naga kep endi dika n pa da selur uh j enja ng

kebugaran jasmani sesuai harapan, 54,17 persen

pe ndid ikan. De miki an juga dengan sara na

memiliki kebugaran jasmani pada level sedang.

penunjang program hidup aktif dan sehat perlu

Pada siswa putra semakin tinggi kelas, semakin

dilak ukan penam bahan dengan lebih meng-

tinggi juga kebugaran jasmaninya, sedangkan

uta maka n pe ning kata n kr eati vita s pe ndid ik

siswa putri semakin tinggi kelas, kebugaran

aktivitas fisik. Kedua, perhatian dan motivasi yang

jasmaninya tidak berubah. Hal ini menunjukkan,

lebih tinggi perlu diberikan kepada siswa SMP putri

bahwa pada jenjang SMP siswa putra masih

dan siswa SMU putra maupun putri oleh pendidik

gemar bergerak/bermain seiring dengan semakin

aktivitas fisik untuk melakukan program hidup

tinggi kelasnya, tidak demikian halnya dengan

aktif, agar ada keseimbangan olah pikir dan olah

siswa p utri . Pa da j enja ng SMA siswa put ra

jasmaninya. Ketiga, pemerintah pusat maupun

sebanyak 43,69 persen masih memiliki tingkat

daerah perlu mengeluarkan kebijakan untuk

kebugaran jasmani rendah, 9,71 persen memiliki

mel akuk an g erak an-g erak an m asal sel ama

kebugaran jasmani sesuai harapan, 46,60 persen

sepekan berkaitan dengan hidup aktif dan sehat

memiliki kebugaran jasmani pada level sedang,

antara lain melalui gerakan nasional hidup aktif

dan siswa putri sebanyak 49,35 persen masih

dan sehat, membuat model-model sekolah sehat.

memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah, 11,69

Pustaka Acuan Anonim, 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani. http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2239769-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kebugaran/#ixzz39nnVaYVU. Diakses 4 Agustus 2014. Anonim. 2014. Pesan Gizi Seimbang untuk Anak dan Remaja 6-19. http://fredy-estofany.blogspot.com/ 2014/07/pesan-gizi-seimbang-untuk-anak-dan.html. Diakses 4 Agustus 2014. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara

232

Agus Amin Sulistiono, Kebugaran Jasmani Siswa Pendidikan Dasar dan Menengah di Jawa Barat

Bompa, T. O. 1994. Theory and Methodology of Training: The Key to Athletics Performance. Dubuque: Kendall/Hunt Publishing Company. Cooper, K. 1980. The Aerobics Way. New York: Bantam Books, Inc., Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: UNS Press. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. 2002. Ketahuilah Tingkat Kebugaran Jasmani Anda. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. 2003. Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Jakarta,

Departemen

Pendidikan Nasional. Panduan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (https:// www.google.com/search?q=kurikulum%20penjasorkes%20KTSP &ie=utf-8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&source=hp&channel= np&gws_rd=ssl#channel=np&q=kurikulum+ktsp+penjasorkes+smp&rls=org.mozilla:enUS:official&safe=off) Diakses 4 Agustus 2013 Rezaharoon.2013, Landasan Pendidikan Jasmani. http://bienharoon.wordpress.com/2013/02/04/ landasan-pendidikan-jasmani/Diakses 4 Agustus 2014 Sulistiono, A. A,. 2009. Pengaruh hidup aktif dan sehat (HAS) terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa di SMPN 10 Malang. Prociding: Disajikan pada Workshop Forum Peneliti di Lingkungan Kemendiknas pada Tanggal 3-5 Maret 2010 di Hotel Grage Ramayana, Yogyakarta. Santoso, Singgih. 2001. Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Suharto.1997a. Strategi Pengembangan Pendidikan Jasmani Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kesegaran Jasmani Remaja.Kumpulan Makalah Kepala Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi,1-8. Suharto. 1997b. Potensi Pengembangan Prestasi Pelajar, Olahragawan dan Pegawai Dilihat Dari Segi Kesegaran Jasmani. Kumpulan Makalah Kepala Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 9-18. Trudeau, F., & Shepherd, R.J. 2005.Contribution of School Programs to Physical Activity Levels and Attitudes in Children and Adults. Sports Medicine (Auckland, N.Z.), 25, 89–105. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ikrami, Ulfah. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani (http:// ulfahikrami.blogspot.com/2013/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html) Diakses 4 Agustus 2014 Walpole, R.E. 1992. Introduction to Statistics (Terjemahan Bambang Sumantri) Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

233