KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PASIEN KANKER

Download seperti mengonsumsi obat, medical chek up tiap bulan, ataupun tindakan pengobatan lain seperti operasi. Pengobatan membutuhkan kepatuhan da...

0 downloads 720 Views 590KB Size
PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

KEPATUHAN PENGOBATAN PADA PASIEN KANKER

Rut Insri Ayurini dan Damasia Linggarjati Novi Parmitasari Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Abstraksi Tantangan pengobatan kanker ialah kepatuhan pasien dalam mematuhi semua saran dokter. Hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat lanjutan kanker sangat rendah. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran kepatuhan pasien kanker dalam mengonsumsi obatnya. Penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan literatur dalam bidang psikologi kesehatan serta acuan informasi bagi keluarga, ataupun para medis mengenai kepatuhan pengobatan pasien kanker serta hal-hal yang memengaruhinya. Subjek dalam penelitian ini ialah pasien kanker yang menjalani pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor dalam diri subjek yaitu keyakinan akan kesembuhan, menyusul faktor lain adalah berkurangnya gejala, dan faktor sosialekonomi seperti jarak, biaya, fasilitas pengobatan serta hubungan dengan profesional kesehatan.

Kata kunci : keyakinan, jarak, biaya, fasilitas pengobatan, hubungan dengan profesional kesehatan, berkurangnya gejala, kepatuhan, kanker, minum obat.

Latar Belakang Masalah restoran-restoran cepat saji banyak Gaya hidup yang serba cepat

berkembang dan menjadi sektor

berimbas pada gaya memilih makanan.

bisnisyang menjanjikan dan tidak bisa

Masyarakat dalam era-globalisasi

dipisahkan dari gaya hidup era-

cenderung memilih makanan cepat saji

globalisasi.

yang praktis. Tidak mengherankan jika 83

PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

supresi sumsum tulang, dan gangguan gastrointestinal. Kondisi ini bukan

Gaya hidup tidak sehat menjadi salah satu penyebab berkembangnya penyakit-penyakit kronis salah satunya kanker. Kanker ialah tumor yang bersifat ganas, dapat tumbuh cepat, merusak jaringan sekitarnya, tumbuh menjalar

hal yang mudah dihadapi, seringkali muncul gangguan psikologis pada pasien seperti takut dan cemas hingga depresi.

melalui pembuluh darah dan pembuluh

Hal ini dapat menghambat pengobatan

getah bening sehingga dapat tumbuh

pasien.

kanker baru di tempat lain (Alle, Hasil penelitian terhadap pasien

Hardjanta, & Suharsono, 2006, hal. 189).

kanker di rumah sakit khusus kanker Artikel yang ditulis oleh Kartika dalam kompas online tanggal 24 September 2013

memperlihatkan kurang dari separuh pasien mengalami gangguan emosional terkait penyakitnya, gangguan itu antara

diketahui bahwa Badan Kesehatan

lain emosi yang kurang terkendali,

Dunia (WHO) dan Serikat Pengendalian Kanker

Internasional

gangguan mood, cemas dan depresi.

(UICC)

Walaupun

memprediksi, akan terjadi peningkatan

demikian

psikolog

menyatakan bahwa gangguan kecemasan

lonjakan penderita kanker sebesar 300

dan depresi pada pasien kanker adalah

persen di seluruh dunia pada tahun 2030.

wajar (Sarafino, 1998, hal. 436-437)

Jumlah tersebut 70 persennya berada di

Perasaan-perasaan negatif ini membawa pasien pada kepercayaan diri yang rendah dan keputusasaan. Padahal keadaan ini dapat mengganggu pengobatan pasien. Salah satu dokter Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta mengatakan pasien kanker seringkali tidak patuh terhadap

negara berkembang seperti Indonesia. Kemoterapi merupakan penggunaan obat anti kanker untuk memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel onkogen (kanker) pada tubuh pasien. Setelah menjalani kemoterapi pasien pun harus mengonsumsi obat dan mengikuti follow-up selama waktu yang telah ditentukan dokter. Kemoterapi sendiri memiliki efek samping yang dapat mempengaruhi kesehatan sel-sel lain. Efek samping tersebut meliputi rambut rontok,

pengobatan dengan berbagai alasan, antar lain masalah biaya, ingin mencoba pengobatan alternatif serta tidak tahan terhadap efek samping seperti 84

PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

kerontokan rambut, daya tahan tubuh

hal. 80). Bastable (2002, hal. 139)

yang menurun, sariawan, mual dan

mengungkapkan kepatuhan merupakan

muntah. Di samping

itu, proses

suatu istilah yang dipakai untuk

pengobatan kanker yang memakan

menjelaskan ketaatan atau pasrah pada

waktu lama, takut akan kematian serta

tujuan yang telah ditentukan.

tidak adanya dukungan keluarga

Pengobatan merupakan tatalaksana

seringkali juga membuat pasien frustrasi

dalam penyembuhan suatu penyakit.

dan akhirnya berhenti berobat (drop-out).

Pengobatan yang baik dan benar dapat

Komunikasi yang baik dengan perawat

membantu proses penyembuhan pasien

serta dukungan keluarga dalam hal ini

dengan cepat. Pengobatan meliputi treat-

sangat dibutuhkan agar pasien mau patuh

ment yang harus dijalankan pasien,

menjalani pengobatan (Yahya, 2011, hal.

seperti mengonsumsi obat, medical chek

1).

up tiap bulan, ataupun tindakan pengobatan lain seperti operasi.

Penjelasan di atas, menunjukkan betapa beratnya perjuangan seorang pasien kanker, serta hal-hal yang harus

Pengobatan membutuhkan kepatuhan dari setiap pasien, baik itu

dihadapi.

secara

pengobatan jangka pendek ataupun

keseluruhan bertujuan untuk mengetahui

jangka panjang. Pengobatan jangka

gambaran kepatuhan pengobatan pada

panjang lebih rentan terhadap masalah

pasien kanker.

kepatuhan pasien, seringkali pasien

Penelitian ini

merasa jenuh untuk melakukan

Pengertian Kepatuhan

pengobatan terus menerus dan kemudian Kepatuhan sering disebut sebagai

tidak patuh pada pengobatan. Masalah

“compliance dan adherence”. Compli-

tersebut dapat membawa banyak dampak

ance dan adherence mengacu pada

bagi pasien yaitu memperlambat proses

tingkat pasien melaksanakan tingkah

kesembuhan, memperburuk keadaan

laku dan pengobatan yang disarankan

pasien dan kematian.

oleh dokternya(De Clerq & Smet,1994,

85

PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

d. Health Belief Model Theory

Teori Kepatuhan

Smet

Ada tiga model kepatuhan menurut

(1994,

hal.

159-160)

Brannon & Feist (dalam Widyanti, 2008,

menerangkan teori Health Belife Model

hal. 12-13)

atau biasa disebut HBM merupakan teori yang meramalkan perilaku manusia

a. Model Biomedis

berkaitan dengan kesehatan atau

Model ini tidak menjelaskan

peningkatan kesehatan..

mengapa pasien tidak patuh, namun Faktor-Faktor Yang Memengaruhi

hanya menjelaskan faktor-faktor

Kepatuhan

demografis apa yang berhubungan dengan kepatuhan seseorang terhadap

Hasil

saran yang diberikan oleh dokter.

penelitian

Budiman,

Chambri, & Bachtiar (2013, hal. 22.) Faktor-faktor yang mempengaruhi

b. Model Behavioral

kepatuhan antara lain adalah:

Kunci operant conditioning adalah penghargaan (reinforcement) yang diterima

a. Umur Umur memiliki pengaruh

setelah semua respon individu

terhadap kepatuhan kemoterapi

mengarah pada tingkah laku yang

seseorang karena umur dapat

diharapkan.

meningkatkan

motivasi

seseorang untuk hidup sehat.

c. Teori Belajar Kognitif

b. Tingkat Pendidikan

Teori ini berdasar pada pada prinsip behavioral, namun dalam teori ini ada

Tingkat pendidikan berpengaruh

beberapa konsep tambahan seperti

terhadap kepatuhan seseorang,

interpretasi dan evaluasi dari situasi yang

karena rendahnya pendidikan

dihadapi pasien, respon emosi pasien dan

seseorang sangat mempengaruhi

kemampuan pasien untuk mengatasi gejala-gejala penyakit yang dirasakan.

86

PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

daya serap seseorang dalam

f. Kualitas Pelayanan Medis

menerima informasi.

Pelayanan medis yang baik akan membuat

c. Faktor Sosial Ekonomi

pasien

nyaman

melakukan pengobatan sehingga Jika pendapatan keluarga tinggi

patuh berobat.

maka pasien patuh menjalani terapi namun sebaliknya pasien

Berdasarkan pendapat Leventhal dkk;

tidak patuh ketika pendapatan

Rodin & Salovey; Sarafino; dan Taylor

keluarga rendah.

(dalam De Clerq & Smet, 1994, hal. 80) disimpulkan bahwa faktor yang

d. Faktor Ketersediaan Asuransi

mempengaruhi kepatuhan antara lain:

Kesehatan a. Ciri-Ciri Penyakit

Dengan adanya asuransi kesehatan didapatkan kemudahan dari segi

Adherence lebih rendah untuk

pembiayaan sehingga beban

penyakit-penyakit kronis (karena

pasien lebih ringan dan pasien

tidak ada akibat-akibat buruk

menjadi

patuh

yang dirasakan atau resiko yang

tidak

jelas jika tidak mematuhi

lebih

dibandingkan

jika

intruksi medis.

mendapat asuransi kesehatan.

b. Aspek Psiko-Sosial Pasien

e. Efek Samping Pengobatan Semakin tidak menyenangkan

Keyakinan-keyakinan tertentu

efek samping yang timbul,

dan kognisi terhadap (etiologi)

pasien

semakin

keluhan, jumlah dan jenis

menghindari pengobatan inilah

dukungan sosial, kurangnya

yang membuat pasien tidak

sumber-sumber

akan

patuh berobat.

87

informasi,

PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

kurangnya pemahaman cara dan

c. Informasi Dan Dukungan Sosial

tujuan pengobatan.

Dari Keluarga Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat

c. Komunikasi Antara Pasien Dan Dokter Informasi dan pengawasan yang kurang, ketidakpuasan terhadap aspek hubungan emosional dengan dokter, ketidakpuasan terhadap

menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.

pengobatan yang diberikan. a. Menurut Niven (2002, hal. 193-196)

Keyakinan, Sikap Dan Kepribadian

faktor – faktor yang mempengaruhi

Becker telah membuat suatu

ketidakpatuhan dapat digolongkan

usulan bahwa model keyakinan

menjadi empat bagian antara lain :

kesehatan

berguna

memperkirakan

a. Pemahaman Tentang Instruksi

untuk adanya

ketidakpatuhan. Tak seorang pun dapat mematuhi

Pengertian Pasien Kanker

instruksi jika ia salah paham Pasien menurut Pasal 1 Undang-

tentang instruksi yang diberikan

undang No. 29 Tahun 2004 Tentang

kepadanya.

Praktik Kedokteran adalah setiap orang b. Kualitas Interaksi Kualitas

interaksi

yang melakukan konsultasi masalah antara

kesehatannya untuk memperoleh

profesional kesehatan dan pasien

pelayanan kesehatan yang diperlukan

merupakan bagian yang penting

baik secara langsung maupun tidak

dalam menentukan derajat

langsung kepada dokter atau dokter gigi

kepatuhan.

88

PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

subjek tetap dengan ikhlas

Metode Penelitian

menjalani pengobatannya dan Penelitian tentang kepatuhan

tetap mengonsumsi obat secara

minum obat pada pasien kanker

rutin.

merupakan sebuah penelitian yang c) Subjek 3

bersifat kualitatif. Pada penelitian ini sampel dipilih berdasarkan kriteria

Berbeda dengan 2 subjek

tertentu yang sering disebut dengan

sebelumnya, subjek 3 benar-benar

sampel bertujuan atau purposive sample.

berhenti melakukan konsumsi obat. Tidak hanya akibat perasaan

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

lelah minum obat, namun juga subjek merasa sudah sembuh dan

Kepatuhan Pengobatan Ketiga Subjek

sehat. a.

Faktor Internal

a)

Subjek 1

Faktor Psiko-sosial (keyakinan) a)

Subjek 1, merasa jenuh, lelah dan

Subjek 1

bosan untuk mengonsumsi obat setiap

Subjek memiliki keyakinan dan

hari. Disisi lain adanya keyakinan akan

percaya bahwa ia akan sembuh. Sama

kesembuhan dalam dari dalam diri

seperti dijelaskan dalam Theory Health

subjek, membuat keinginan berhenti

Belief Model bahwa perilaku sehat

minum obat diabaikan.

dimulai dari keyakinan seseorang tentang

b)

seberapa parah penyakit tersebut dan

Subjek 2

keuntungan dari pengobatan yang Sama halnya dengan subjek 1, subjek 2 juga

dijalani.

merasakan

kelelahan dan kebosanan. Subjek

b)

Subjek 2

2 juga tidak hanya mengonsumsi obat dari dokter tetapi juga obat

Keyakinan dan kepribadian subjek

herbal lain. Walaupun demikian

yang menginginkan kesembuhan, dan

89

PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

yakin bahwa ia akan sembuh membuat

yang sangat sederhana membuat subjek

subjek mematuhi dan tetap mengonsumsi

tidak bisa menyewa kendaraan dan harus

obatnya. Faktor yang muncul dari dalam

menggunakan transportasi umum untuk

diri subjek, dan sesuai dengan Theory

menuju rumah sakit. Hal tersebut juga

Health Belief Model yang mengatakan

membuat subjek kesulitan untuk

bahwa prilaku sehat dimulai dari

membeli obat yang diresepkan.

keyakinan seseorang tentang seberapa

b)

Subjek 2

parah penyakit itu dan keuntungan Saat subjek merasa nyeri tak

pengobatannya.

tertahankan subjek harus mengonsumsi c)

Subjek 3

obat tertentu.. Tidak semua apotek menjual obat tersebut dan harganya pun

Subjek mengatakan yang membuat

mahal.

ia teguh dan bertahan melakukan kemoterapi adalah anak-anak. Hal ini

c)

Subjek 3

menunjukkan bahwa motivasi subjek Subjek 3 tidak begitu terpengaruh

ialah anak-anaknya. Dari sinilah

oleh biaya, karena biaya pengobatan

kemudian subjek memupuk hatinya dan

subjek semua ditanggung oleh asuransi.

kepercayaan diri serta keyakinan untuk mencari kesembuhan. Hal tersebut juga

Faktor demografis sama dengan Theory Helath Belief Model. Perbedaan terletak pada tingkat

a)

Subjek 1

kepatuhan subjek. Jarak adalah faktor terbesar dari Faktor Sosial-Ekonomi

kepatuhan subjek. Hal ini hampir saja menggugurkan kepatuhan subjek. Faktor

a)

Subjek 1

demografis ini berkorelasi dengan faktor

Faktor lain adalah jauhnya rumah

sosial ekonomi subjek. Jauhnya tempat

sakit tempat subjek berobat dari tempat

tinggal dengan rumah sakit membuat

tinggal subjek. Keadaan ekonomi subjek

biaya yang dikeluarkan semakin banyak

90

PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

b)

hal tersebut kemudian mempengaruhi kepatuhan subjek. b)

Subjek 2 Dukungan sosial dari keluarga

ditunjukkan oleh saudara subjek dengan

Subjek 2 Jarak yang jauh yang harus dilalui

memberi informasi pada anaknya dan

subjek untuk berobat baik itu saat subjek

menyarankan untuk mencoba berobat ke

melakukan pengobatan di Kudus ataupun

Salatiga. Dukungan dari anak-anak

di Salatiga. Hasil analisis subjek kedua

subjek dalam membiayai dan menemani

juga menerangkan bahwa jarak sangat

subjek sepanjang pengobatan juga

berkorelasi dengan faktor sosial ekonomi

membuat subjek semangat menjalani

subjek. Jauhnya jarak mempengaruhi

pengobatan.

besarnya biaya yang harus dikeluarkan

c)

subjek dalam melakukan pengobatan. c)

Dukungan sosial yang dirasakan subjek adalah dukungan dari sesama

Subjek 3 Subjek

mengatakan

Subjek 3

pasien kanker yang saling memberi

bahwa

semangat satu sama lain.

alasannya tidak meneruskan kontrol adalah karena ia sudah merasa sehat.

Komunikasi pasien dan dokter

Hasil wawancara menunjukkan bahwa alasan subjek tidak memenuh kewajiban

a)

kontrolnya adalah karena subjek merasa

Subjek 1 Komunikasi subjek 1 dengan dokter

malas untuk datang ke rumah sakit tidak begitu dekat. Sehingga tidak begitu karena jarak yang jauh.

mempengaruhi kepatuhan subjek.

Faktor Sosial Namun komunikasi pasien dan dokter ini a)

Subjek 1

memengaruhi kepatuhan subjek dalam melaksanakan kemoterapi.

Subjek mendapatkan dukungan sosial yang diberikan oleh orang terdekat namun dukungan ini tidak begitu berdampak dalam kepatuhannya.

91

PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

b)

Subjek 2

c)

Subjek 3

Kualitas komunikasi yang baik

Subjek tidak melakukan kontrol

antara dokter dan pasien ini ditunjukkan

kembali karena sudah merasa sehat, hasil

dengan penyampaian rasa khawatir

chek up terakhir baik, serta tidak adanya

subjek akan biaya yang mahal, subjek

keluhan lain saat tidak minum obat.

pun menyampaikan keluhannya terhadap

Fasilitas Pengobatan Dan Petugas

dokter.

Kesehatan

c)

Subjek 3

a)

Subjek 1

Komunikasi antara subjek dan

Fasilitas pengobatan tidak begitu

dokter tidak begitu memengaruhi subjek

memengaruhi kepatuhan minum obat

dalam pengobatannya.

subjek.

Berkurangnya Gejala

b)

a)

Perawatan dan perlakuan tenaga

Subjek 1 Subjek

Subjek 2

profesional yang baik membuat subjek

menghentikan

pengobatannya saat merasa dirinya sudah

semakin

sehat dan tidak merasakan keluhan

pengobatannya

apapun. Perasaan ini muncul akibat

c)

berkurangnya gejala yang dirasakan.

semangat

menjalani

Subjek 3 Administrasi jaminan kesehatan

yang rumit juga membuat subjek malas.

b)

Subjek 2 Pesan

dari

dokter,

pasien

disarankan melakukan kontrol kembali ketika merasakan keluhan. Sepanjang subjek tidak merasakan keluhan subjek 2 tidak melakukan kontrol kembali 92

PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

repot), faktor demografis (jarak),

Kesimpulan

berkurangnya gejala yang dirasakan, Berdasarkan hasil analisis di atas

fasilitas kesehatan yang kurang memadai,

dapat disimpulkan ada beberapa hal yang

kepengurusan asuransi kesehatan yang

mempengaruhi kepatuhan subjek dalam

rumit.

pengobatannya. Kepatuhan subjek satu dipengaruhi oleh keyakinan yang besar

Saran

dalam dirinya akan kesembuhan,

Pendamping pasien kanker diharapkan untuk bisa memberikan dukungan berupa semangat dan hiburan bagi pasien kanker. Penelitian ini dapat dikembangkan untuk melihat kepatuhan pasien kanker di wilayah perkotaan dengan variasi usia, jenis kelamin serta jenis kanker yang berbeda. Para psikolog diharapkan mampu membantu meningkatkan

kepribadian subjek (perasaan malas, dan lelah minum obat), faktor demografis (jarak yang jauh antara rumah subjek dan rumah sakit tempat subjek berobat), faktor sosial ekonomi (biaya). Kepatuhan subjek kedua dipengaruhi oleh keyakinan subjek bahwa dirinya akan sembuh, keyakinan subjek bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur, faktor demografis (jarak yang jauh antara rumah dan rumah sakit), faktor sosial ekonomi (biaya), faktor sosial (dukungan keluarga, hubungan yang baik antara dokter dan pasien,

kualitas

kepercayaan diri pasien, menurunkan rasa khawatir pasien dengan beberapa teknik relaksasi. Para pasien kanker diharapkan lebih terbuka kepada tenaga profesional kesehatan dan juga keluarga mengenai perasaan-perasaan dalam menjalani

pelayanan

pengobatan

kesehatan yang baik.

serta

terbuka

mengungkapkan ketidaknyamanan Kepatuhan

subjek

ketiga

dalam jalannya pengobatan.

dipengaruhi oleh keyakinan dalam diri subjek akan kesembuhan, motivasi dalam diri subjek untuk anak-anak, hati yang gembira adalah obat, faktor kepribadian subjek (rasa malas, jenuh minum obat, 93

PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

Operasi Kanker Payudara.

Daftar Pustaka

Fakultas Kedokteran. Padang:

Alle, S. Y. K., Hardjanta, G., &

Universitas Andalas.

Suharsono, M. 2006. Faktor-

De Clerq, D. L., & Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan Suatu Pendahuluan Health Psychology An Introduction. Semarang: Fakultas Psikologi

Faktor Yang Memengaruhi Kepatuhan Pasien Penyakit Kanker

Dalam

Menjalani

Kemoterapi.

Jurnal Universitas Katolik Soegijapranata

Psikodimensia. Semarang Universitas Katolik Soegijapranata.

Kartika, U. 2013. Kanker Di Indinesia

Vol. 11 N0. 2, Juli-Desember,

Meningkat, http://health.kompas.com/

(189-194)

read/2013/03/21/19425358/Penderita.

Bastable, B. S., 2002. Perawat Sebagai Pendidik

Kanker.di.Indonesia.Meningkat ( Selasa, 24 September 2013)

Prinsip-Prinsip

Pengajaran

Dan

Niven, N.2002. Psikologi Kesehatan

Pembelajaran. Alih Bahasa:

Pengantar Untuk Perawat &

Gerda Wulandari & Gianto

Profesional Kesehatan Lain.

Widiyanto. Jakarta : ECG

Alih Bahasa: Agung Waluya.

Biro Kepegawaian Kementerian

Jakarta: EGC

Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Sarafino, P.E. 1998. Health Psychology:

UU No 29 Tahun 2004 Tentang

Biopsychosocial Interaction (3h

Praktik Kedokteran. http://

Ed.). New York: Jhon Wiley &

ropeg.kemkes.go.id/. Diunduh Tanggal 20 Juni 2015

Sons, Inc.

Budiman, A., Khambri, D., & Bachtiar, H.

2013.

Faktor

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan.

Yang

Jakarta:

Mempengaruhi Kepatuhan

PT.

Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Berobat Pasien Yang Diterapi Dengan Tamoxifen Setelah

94

PSIKODIMENSIA | ISSN : 1411-6073 | Vol. 14 / 2 2015 | ( 83 - 95 )

Widyanti, K. 2008. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kepatuhan

Menjalani

Kemoterapi ARV Pada Orang Dengan HIV AIDS. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (Tidak Diterbitkan) Yahya, H. 2011. Temu Pasien Kanker Payudara: Komitmen, Kalitas Dan Kepatuhan Program Sanofi Group

Indonesia

Dalam

Meningkatkan Kesadaran Akan Pentingnya Penanganan Tepat Sejak Awal Pada Kanker Payudara. Press Release Humas Sanofi Group. Jakarta: Sanofi Groub Dan RS. Kanker Nasional Dharmais

95