Keracunan Gas Karbon Dioksida (CO2 - BPOM RI

KERACUNAN GAS BERACUN ... kantor dan pabrik dengan kondisi jumlah oksigen (O 2) ... 00.File.dat/25apxC.pdf pada tanggal 13 Desember 2015...

34 downloads 594 Views 220KB Size
KERACUNAN GAS BERACUN Berdasarkan data kasus keracunan yang dilaporkan ke Sentra Informasi Keracunan Nasional sejak tahun 2010 – 2014 terdapat 51 kasus dan 13 insiden keracunan yang terjadi akibat menghirup gas beracun. Beberapa gas beracun yang dilaporkan menyebabkan keracunan diantaranya yaitu gas karbon monoksida (CO), gas karbondioksida (CO 2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), gas Freon, Liquid Petroleum Gas (LPG) dan gas limbah rumah sakit. Kasus keracunan yang paling sering terjadi yaitu disebabkan karena keracunan gas karbon monoksida (CO), kasus keracunan akibat gas karbondioksida (CO2) dan Liquid Petroleum Gas (LPG). Pada artikel ini akan dibahas keracunan gas karbondioksida (CO2) dan Liquid Petroleum Gas (LPG).

Keracunan Gas Karbon Dioksida (CO2) Karbon dioksida memiliki ciri berbentuk gas yang tidak berwarna dan juga tidak berbau. Kasus keracunan gas karbon dioksida (CO2) umumnya terjadi di dalam ruangan seperti di dalam mobil, rumah, kantor dan pabrik dengan kondisi jumlah oksigen (O2) yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah karbon dioksida (CO2). Kandungan karbon dioksida pada udara normal berkisar antara 0,03% (300 ppm) sampai dengan 0,06% (600 ppm) yang tergantung pada lokasi. CO2 dianggap sebagai racun yang potensial dan dapat menyebabkan asfiksia yang terjadi karena kurangnya jumlah oksigen pada pernapasan dan pada tahap awal dipercepat karena efek CO2 yang dapat menyebabkan pernapasan semakin cepat dan dalam. Gas CO2 yang masuk melalui paru – paru akan didistribusikan ke darah sehingga menyebabkan ketidakseimbangan asam – basa atau asidosis dengan deperesi Susunan Saraf Pusat.2,4 Konsentrasi CO2 dalam darah meningkatkan dan bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam karbonat (H2CO3) di dalam darah kemudiam terpisah menjadi ion hidrogen (H+) dan bikarbonat (HCO3). Kelebihan CO2 menciptakan suasana asam di dalam darah dan menyebabkan pH darah menjadi kurang dari 7,35.11,12 Apabila gas ini dihirup pada konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan rasa asam di mulut dan juga dapat menyengat hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva yang membentuk asam karbonat yang lemah. Hal seperti ini juga dapat dirasakan ketika seseorang bersendawa setelah minum air karbonat (misalnya : air soda). Gejala keracunan akibat CO2 diantaranya yaitu sakit kepala yang berat, lemah, telinga berbunyi (tinnitus), mual, kesadaran menurun, tekanan darah tinggi, dan pernapasan cepat.

Keracunan Liquid Petroleum Gas (LPG) Gas beracun selain CO2 yang dilaporkan adalah Liquid Petroleum Gas (LPG). Kejadian ini umumnya juga terjadi di dalam ruangan seperti, dapur di dalam rumah, dapur restoran akibat kebocoran pipa dari LPG tersebut. LPG memiliki ciri – ciri yaitu berupa gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. LPG biasanya digunakan untuk bahan bakar di rumah tangga dan industri yang sudah diwadahi dengan sebuah tabung dan ditambahkan aromatisasi sebagai tanda apabila terjadi kebocoran sehingga baunya menyengat. Selain dua kegunaan tersebut, gas ini juga digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor karena dianggap lebih ramah lingkungan dibanding bahan bakar yang menggunakan bensin. Gas ini bersifat sangat mudah terbakar dan mudah meledak.8

Gambar Tabung LPG untuk rumah tangga Kandungan kimia dalam satu tabung LPG yaitu gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) serta etil merkaptan dan senyawa sulfat dalam jumlah kecil yang digunakan sebagai zat pemberi aroma (aromatisasi). Perbandingan komposisi konsentrasi gas propane dan butana yang terdapat dalam satu tabung LPG yaitu 3 : 7 (30 % untuk gas propana dan 70% untuk gas butana).8 Menurut

Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat

(NIOSH), batas paparan gas LPG di udara yaitu sebesar 1000 ppm dengan rata – rata sepuluh jam kerja. Apabila terpapar lebih dari 1000 ppm dapat menimbulkan gejala yang disebutkan di atas. Paparan LPG dengan konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan menurunnya jumlah oksigen di udara dan menyebabkan individu yang terpapar menjadi mati lemas. 9 Gejala yang timbul akibat menghirup uap LPG pada konsentrasi yang tinggi dalam waktu singkat dapat menyebabkan pingsan, iritasi pada hidung dan tenggorokan, sakit kepala, mual, muntah hingga dapat menimbulkan hilangnya kesadaran. LPG dalam bentuk gas dapat

menimbulkan sesak nafas dan depresi sistem saraf pusat. 9 Keracunan dari gas LPG menyebabkan sensitifitas terhadap jantung disertai dengan disaritmia jantung dan kematian mendadak. Terhirup gas LPG yang menyebabkan penundaan penggantian ion kalium sehingga terjadi penurunan arus kalium ke luar dari sel yang berakibat repolarisasi menjadi memanjang. Perpanjangan repolarisasi ini yang menyebabkan terjadinya disaritmia jantung sampai dengan kematian mendadak.10,13

Gambar Proses Penggantian Kanal Ion

Pertolongan Pertama 1. Sebagian besar kasus keracunan gas CO2 dan Liquid Pretoleum Gas (LPG) karena terhirup gas ini. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah segera mungkin korban pindahkan dari sumber atau tempat terjadinya keracunan ke lokasi atau tempat yang berudara segar. Longgarkan pakaian korban agar korban lebih mudah dalam bernafas. Pastikan korban masih bernafas dan segera berikan oksigen murni 2. Korban harus istirahat dan usahakan tenang. Meningkatnya gerakan otot menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen, sehingga persediaan oksigen untuk otak dapat berkurang. Segera bawa ke rumah sakit terdekat

Daftar Pustaka 1. Anonim."CARBON

DIOXIDE"

.

Diunduh

http://www.solarnavigator.net/solar_cola/carbon_dioxide.htm

pada

pada tanggal

8

September 2015 2. Lambertsen, C. J.. "Carbon Dioxide Tolerance and Toxicity". Environmental Biomedical Stress Data Center, Institute for Environmental Medicine,University of Pennsylvania Medical Center (Philadelphia, PA). Diunduh pada tanggal 8 September 2015 3. Wisnu Baskoro, Iwan Setiawan. Sistem Pengaman dan Monitoring

Kadar Co2

Berlebih Dalam Model Ruangan Berbasis Mikrokontroler. 2011. Diunduh di http://core.ac.uk/download/files/379/11724542.pdf pada tanggal 8 September 2015 4. http://webbook.nist.gov/cgi/cbook.cgi?ID=C124389&Units=SI&Mask=4#ThermoPhase 5. Staff."Carbon dioxide: IDLH Documentation" . National Institute for Occupational Safety and Health . 2006. Diunduh di http://www.cdc.gov/niosh/idlh/124389.html pada tanggal 8 September 2015 6. Glatte Jr H. A., Motsay G. J., Welch B. E.."Carbon Dioxide Tolerance Studies". Brooks AFB, TX School of Aerospace Medicine Technical Report .1967. Diunduh pada tanggal 8 September 2015 7. Anne Marie Helmenstine, Ph.D. Carbon Dioxide Poisoning .2012. Diunduh di : http://chemistry.about.com/od/medicalhealth/a/Carbon-Dioxide-Poisoning.htm pada tanggal 8 September 2015 8. http://www.emas.com.tr/en/content/663/lpg-use-and-carbon-monoxide-c0-poisoning. Diunduh 13 Desember 2015 9. New Jarsey Departement of Health. Hazardous Substance Fact Sheet of Liquid Petroleum

Gas.

2010.

Diunduh

di

file:///C:/Users/Windows7/Downloads/1118%2.pdf pada tanggal 13 Desember 2015 10. Hodgman Michael. 2010. Drug Induced Acute Liver Injury. The New York State Poison Centers : Toxicology Letter 11. Anonim. Appendix C Health Risk Evaluation for Carbon Dioxide (CO 2). Diunduh di http://www.blm.gov/style/medialib/blm/wy/information/NEPA/cfodocs/howell.Par.28 00.File.dat/25apxC.pdf pada tanggal 13 Desember 2015 12. Guais Adeline, dkk. 2011. Toxicity of Carbon Dioxide : A Review. Article in Chemical Research in Toxicology

13. Dewi Moya M. 2010. Skripsi tentang Penyakit Stroke : Proses Repolarisasi Jantung. Universitas Sumatera Utara : Medan