KESEIMBANGAN PELAYANAN AIR BERSIH PDAM KOTA

Download baku dengan kebutuhan air bersih penduduk Kota Makassar saat ini sampai pada tahun ... PDAM dan (3) keseimbangan antara ketersediaan air be...

0 downloads 556 Views 371KB Size
KESEIMBANGAN PELAYANAN AIR BERSIH PDAM KOTA MAKASSAR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM REALM

THE BALANCE OF CLEAN WATER SERVICES OF DRINKING WATER REGIONAL COMPANY (PDAM) IN MAKASSAR CITY BY USING REALM PROGRAM

Muhammad Ismail, Mary Selintung, Mukhsan Putra Hatta Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi Muhammad Ismail Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 Hp : 085255377860 Email : [email protected]

Abstrak Air mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan makhluk lainnya di alam ini dan pertumbuhan penduduk harus diikuti dengan ketersediaan air bersih yang sehat dan cukup. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kondisi ketersediaan air bersih PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Makassar saat ini, mengidentifikasi dan menganalisis kondisi eksisting prasarana penyediaan air bersih PDAM Kota Makassar dan mengidentifikasi dan menganalisis keseimbangan ketersediaan air baku dengan kebutuhan air bersih penduduk Kota Makassar saat ini sampai pada tahun 2027 dengan menggunakan program REALM. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Tahap penelitian ini adalah (1) mengolah data yang meliputi data statistik, peta jaringan distribusi dan kondisi eksisting PDAM, (2) survei dan wawancara kondisi prasarana PDAM dan (3) keseimbangan antara ketersediaan air bersih dengan kebutuhan air bersih dengan simulasi program REALM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan air baku Kanal Lekopancing tidak dapat dikembangkan yakni 1085 liter/detik berbeda Sungai Jeneberang mempunyai debit air baku melimpah dengan rata-rata debit tahunan 33 m3/detik. Kondisi prasarana air bersih PDAM Kota Makassar dinilai dalam kondisi baik kecuali pada jaringan distribusi yang banyak mengalami kebocoran. Kapasitas produksi air bersih PDAM tahun 2012 sebesar 2.335 liter/detik, belum cukup dalam pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk sampai pada tahun 2027. IPA Antang memerlukan produksi air bersih 195 liter/detik. IPA Panaikang memerlukan produksi air bersih 4.700 liter/detik. IPA Somba Opu memerlukan produksi air bersih 3.300 liter/detik. IPA Ratulangi memerlukan produksi air bersih 170 liter/detik. IPA Maccini Sombala memerlukan produksi air bersih 770 liter/detik. Total pengembangan kapasitas produksi IPA tahun 2027 adalah 9.135 liter/detik. Kata kunci: Ketersediaan, prasarana, kebutuhan air bersih.

Abstract Water has a very important role in the lives of human beings and other creatures in this universe and population growth should be followed by the availability of enough clean and healthy water. This research aims to identify and analyze of the clean water availability of Drinking Water Regional Company (DWRC) to fulfill the necessity of the clean water of the community of Makassar City nowadays, identify and analyze the existing condition of the clean water supplying infrastructures of DWRC of Makassar City, and identify and analyze the existing condition of water supply infrastructure PDAM Makassar and to identify and analyze the balance of the availability of raw water to the water needs of the population of Makassar this time until the year 2027 using the REALM program. This was aquantitative descriptive research. Data collection technique used in the research comprisedthe primary and secondary data. The research stages were to process: (1) the data including the statistic data, the distribution network map, and exesting condition of DWRC, (2) the survey and interview of the condition of the infrastructures of DWRC, and (3) the balance between the availability of clean water with clean water needs of the REALM simulation program. The results showed that the availability of raw water canal that can not be developed Lekopancing 1085 liters / sec different Jeneberang River has abundant raw water discharge with an average annual discharge 33 m3/second . The condition of the clean water infrastructures of DWRC of Makassistribution network which ar City is assessed in the condition except in the distribution network which undergoes much leakage. The clean water production capacity of DWRC in 2012 is 2.335 litres/second, not enough to fulfill the needs of clean water to the population in 2027. IPA Antang require clean water production 195 liters / sec. IPA Panaikang require clean water production of 4700 litres/second. Somba Opu IPA requires clean water production of 3300 litres/second. IPA Ratulangi require clean water production 170 liters / sec. IPA Maccini Sombala require clean water production 770 litres/second. IPA total production capacity in 2027 was 9,135 litres/second. Keywords: availability, infrastructure, demand for clean water.

PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan yang menyangkut hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahluk hidup. Air memiliki peran yang sangat strategis dan harus tetap tersedia dan lestari, sehingga mampu mendukung kehidupan dimasa kini maupun masa yang akan datang. Oleh karena itu sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan (Selintung, 2011) Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan aktivitas ekonomi maka persoalan yang terkait dengan air atau sumber daya air telah dan terus berlangsung. Ketersediaan air cenderung menurun namun dilain pihak kebutuhan akan air semakin meningkat (Kodoatie dkk, 2005). Kebutuhan air bersih yang memenuhi syarat baik dari segi kualitas maupun kuantitas merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat (Effendi, H., 2003). Oleh karena itu optimalisasi pelayanan air bersih khususnya harus selalu diupayakan untuk dicapai seiring dengan laju perkembangan jumlah penduduk dan tingkat sosial ekonomi masyarakat yang dilayani. Untuk pembangunan infrastruktur di bidang air bersih khususnya sistem pengolahan air bersih (SPAM) perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (PP nomor 16, 2005). Tingginya permintaan akan pelayanan air bersih saat ini di Kota Makassar, sepenuhnya belum tertangani dengan optimal, baik segi pelayanan yang ada saat ini, maupun kapasitas produksi yang tersalurkan sampai ke konsumen. Kuantitas air yang dialirkan oleh IPA Panaikang ke Kecamatan Tamalanrea masih memerlukan pasokan air bersih tambahan sekitar 30,01 liter/detik. Permasalahan yang terjadi adalah ketersediaan air baku di Sungai Lekopancing yang berkurang pada musim kemarau dari kurang lebih 30,90 m3/s menjadi 0,986 m3/s (Silaban, 2005). Begitu pula dengan IPA Antang belum memberikan pelayanan yang optimal dan merata kepada semua pelanggan. Hal ini disebabkan adanya faktor kendala yang berupa tingkat kehilangan air yang cukup tinggi, yaitu 57,68 % dan sistem jaringan pipa yang sudah tidak memadai dengan wilayah pelayanan (Nasir, 2005). Dalam rangka memberikan gambaran mengenai ketersediaan sumber air sebagai sumber air baku di Kota Makassar dan juga mengenai seberapa besar tingkat kebutuhan air bersih di Kota Makassar pada saat ini maupun di masa yang akan datang, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai ketersediaan air baku yang dapat dijadikan sebagai sumber air baku untuk air bersih, kondisi prasarana PDAM dan seberapa besar tingkat kebutuhan air bersih saat ini maupun di masa yang akan datang di Kota Makassar dengan menggunakan program REALM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kondisi ketersediaan air bersih PDAM, mengidentifikasi dan menganalisis kondisi eksisting prasarana penyediaan air bersih dan

mengidentifikasi dan menganalisis keseimbangan ketersediaan air baku dengan kebutuhan air bersih penduduk Kota Makassar saat ini sampai pada tahun 2027 dengan menggunakan program REALM.

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif studi ketersediaan, studi dan kebutuhan air bersih pada Kota Makassar. Lokasi penelitian dilakukan langsung di PDAM Kota Makassar Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2013. Metode pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari observasi, survey/wawancara langsung di lapangan. Wawancara kondisi sarana dan prasarana air bersih yang dikelolah. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini, utamanya PDAM Kota Makassar, Balai Besar PU Pompengan dan Badan Pusat Statistik Kota Makassar. Teknik analisis data Analisis yang digunakan berdasarkan standar perencanaan Tata Cara Rancang Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan (NSPM Kimpraswil, 2002). Analisis kebutuhan air bersih pada Kota Makassar yaitu dengan menghitung proyeksi penduduk dengan metode aritmatik, geometris dan least square, menghitung tingkat kebutuhan air bersih hingga tahun 2027.

HASIL PENELITIAN Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kota Makassar mempunyai lima IPA yakni IPA Ratulangi 50 liter/detik, IPA Panaikang 1.000 liter/detik, IPA Antang 85 liter/detik, IPA Maccini Sombala 200 liter/detik dan IPA Somba Opu 1.000 liter/detik. Ketersediaan air baku Ada dua sumber air baku saat ini yang digunakan dalam sistim penyediaan air bersih (SPAM) Kota Makassar yaitu Kanal Lekopancing dan Sungai Jeneberang. Kanal Lekopancing melayani IPA Antang dan IPA Panaikang dan Sungai Jeneberang melayani IPA Ratulangi, IPA Maccini Sombala dan IPA Somba Opu. Sumber air baku Kanal Lekopancing mempunyai mempunyai debit air tidak tetap. Pada musim hujan Kanal Lekopancing mampu memasok air baku sesuai kapasitas produksi IPA yang dilayaninya (IPA Antang 85 liter/detik dan IPA

Panaikang 1000 liter/detik) dan pada musim kemarau panjang Kanal Lekopancing berkurang sampai 70% sehingga IPA Panaikang hanya mendapat pasokan air baku 300 liter/detik. Sungai Jeneberang mempunya debit aliran sungai yang besar dengan rata-rata debit tahunan 33 m3/detik. Data debit sumber air baku Kota Makassar dapat dilihat pada lampiran tabel 1 dan tabel 2. Kondisi prasarana PDAM Kota Makassar Kondisi prasarana PDAM didapat dengan mengambil data primer (observasi dan wawancara) dan data sekunder (kinerja masing-masing prasarana). Observasi dilakukan untuk melihat langsung dan melakukan wawancara dengan pihak PDAM tentang kondisi prasarana. Data sekunder diperlukan dengan melihat efektifitas fungsi atau kinerja prasarana sesuai dengan konstruksi perencanaan. Proyeksi kebutuhan air bersih Kota Makassar Penentuan proyeksi kebutuhan air bersih Kota Makassar didasarkan pada penjumlahan kebutuhan domestik dan kebutuhan non domestik. Proyeksi jumlah penduduk digunakan metode aritmatik, least square dan geometris. Hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk dari tiga metode yang digunakan dapat dilihat pada lampiran tabel 3. Skema REALM Kota Makassar dengan menggunakan lima unit IPA yang dapat ditunjukkan pada lampiran gambar 1. Simulasi REALM pada masing-masing IPA sesuai dengan wilayah pelayanan setiap IPA dapat dilihat pada lampiran gambar 2.

PEMBAHASAN Dari hasil penelitian bahwa ketersediaan air baku dari dua reservoar Kota Makassar masih dapat digunakan beberapa puluh tahun mendatang. Air baku dari Kanal lekopancing tidak dapat lagi untuk dikembangkan dalam pengembangan kapasitas produksi IPA yang ada di Kota Makassar. Berbeda halnya dengan Dam Bili-bili (Sungai Jeneberang). Sungai Jeneberang mempunyai debit rata-rata tahunan sebesar 33 m3/detik sehingga air baku sangat melimpah, ditambah lagi dengan adanya Dam Bili-bili yang berfungsi sebagai tampungan air pada musim kemarau. Berdasarkan survei lapangan dan wawancara di PDAM Kota Makassar, kondisi pada keseluruhan intake yang ada dapat dikatakan dalam kondisi normal, masih sesuai dengan standar perencanaan. Jaringan transmisi hanya sebagian sesuai standar perencanaan atau kondisi fisik kurang terawat dan bocor. Hasil penilaian terhadap kondisi jaringan transmisi adalah kategori kurang baik. Hasil penilaian terhadap kondisi IPA Kota Makassar adalah sangat baik, ini dikarenakan kapasitas produksi antara 80-100% dari kapasitas rencana, dapat mengolah air pada kualitas air baku yang paling buruk dan mampu mereduksi kekeruhan, warna, bau, rasa, dan

kandungan mineral berbahaya sesuai dengan standar mutu air bersih (KepMenKes, 2010). Hasil penilaian terhadap kondisi reservoar Kota Makassar adalah baik, ini dikarenakan konstruksi sesuai standar perencanaan yang sedang saja dan kondisi fisik bersih. Konstruksi jaringan distribusi tidak sesuai dengan standar perencanaa dan tingkat kehilangan air lebih dari 40% dari jumlah ai bersih yang diproduksi oleh IPA. Hasil penilaian terhadap jaringan distribusi Kota Makassar adalah tidak baik. Proyeksi pertumbuhan penduduk digunakan untuk mengetahui proyeksi kebutuhan air bersih. Proyeksi jumlah penduduk dapat dilihat pada lampiran tabel 3. Metode yang digunakan adalah metode aritmatik, dimana koefisien korelasinya bernilai 1. Kota Makassar merupakan Kota Metropolitan dengan jumlah penduduk >1.000.000 orang sehingga standar pemakaian air bersih sebesar 190 liter/orang/hari (Dirjen Cipta karya, 2002). Kebutuhan air bersih bukan dosmetik didasarkan 20-30% dari kebutuhan air bersih domestik. Pasokan air bersih untuk kebutuhan air bersih penduduk wilayah pelayanan IPA Antang saat ini belum maksimal dalam melayani kebutuhan akan air bersih penduduk. Pemenuhan kebutuhan air bersih wilayah pelayanan IPA Antang sampai tahun 2027 dengan kondisi seperti ini maka IPA Antang menaikkan Kapasitas produksi menjadi 195 liter/detik (505,44 Ml/bulan). Pasokan air bersih untuk kebutuhan air bersih penduduk wilayah pelayanan IPA Panaikang saat ini belum mampu mencukupi kebutuhan air penduduk pelayanan IPA Panaikang. Hal ini dikarenakan kapasitas produksi air bersih IPA Panaikang 1.000 liter/detik (2.592 Ml/bln) sangat terbatas dan juga pasokan air baku IPA Panaikang sangat terbatas. Pada musim kemarau panjang pasokan air baku dari kanal lekopancing sangat kurang yakni hanya 300 liter/detik. Oleh karena itu, pada musim kemarau IPA Panaikang mendapat bantuan pasokan air baku dari sungai Jeneberang sebesar 350 liter/detik sehingga total produksi 650 liter/detik (1.685 Ml/bln). Untuk mencukupi kebutuhan air bersih penduduk wilayah pelayanan IPA Panaikang sampai tahun 2027 maka IPA Panaikang perlu menaikkan kapasitas produksi air bersih menjadi 4.700 liter/detik (12.182 Ml/bulan). Pasokan air bersih untuk kebutuhan air bersih penduduk wilayah pelayanan IPA Somba Opu saat ini belum mampu mencukupi kebutuhan air penduduk pelayanan IPA Somba Opu. Hal ini dikarenakan kapasitas produksi air bersih IPA Somba Opu sangat terbatas. Pasokan air baku IPA Somba Opu berkapasitas 3300 liter/detik dari Dam Bili-bili tetapi yang dimanfaatkan baru 1000 liter/detik (2.592 Ml/bln). Untuk mencukupi kebutuhan air bersih penduduk wilayah pelayanan IPA Somba Opu sampai tahun 2027 maka IPA Somba Opu perlu menaikkan kapasitas produksi air bersih menjadi 3.300 liter/detik (8.557 Ml/bulan).

Pasokan air bersih untuk kebutuhan air bersih penduduk wilayah pelayanan IPA Ratulangi saat ini belum mampu mencukupi kebutuhan air penduduk pelayanan IPA Ratulangi. Hal ini dikarenakan kapasitas produksi air bersih IPA Ratulangi sangat terbatas yakni hanya 50 liter/detik (130 Ml/bln). Pasokan air baku IPA Ratulangi berasal dari sungai Jeneberang. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih penduduk wilayah pelayanan IPA Ratulangi sampai tahun 2027 maka IPA Ratulangi perlu menaikkan kapasitas produksi air bersih menjadi 170 liter/detik (441 Ml/bln). Pasokan air bersih untuk kebutuhan air bersih penduduk wilayah pelayanan IPA Maccini Sombala saat ini belum mampu mencukupi kebutuhan air penduduk pelayanan IPA Maccini Sombala. Hal ini dikarenakan kapasitas produksi air bersih IPA Maccini Sombala sangat terbatas yakni hanya 200 liter/detik dan hanya berfungsi sebesar 100 liter/detik (259,2 Ml/bln). Pasokan air baku IPA Maccini Sombala berasal dari Sungai Jeneberang. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih penduduk wilayah pelayanan IPA Maccini Sombala sampai tahun 2027 maka IPA Maccini Sombala perlu menaikkan kapasitas produksi air bersih menjadi 770 liter/detik (1.996 Ml/bulan). Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Sangadji, (2008) dengan meneliti tingkat kebutuhan air bersih wilayah perkotaan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. Hasil studi tersebut mengatakan bahwa tingkat kebutuhan air bersih Kota Ternate pada tahun 2006 masih mencukupi (209,90 liter/detik) dan pada proyeksi tahun 2016 perlu adanya penambahan kapasitas produksi sebesar 105 liter/detik yang disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat sehingga kebutuhan air meningkat pula.

KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ketersediaan air baku Kanal Lekopancing untuk IPA Antang dan IPA Panaikang saat ini mencukupi untuk pengoperasian masing-masing IPA dan tidak dapat lagi dikembangkan kapasitas produksinya. Berbeda halnya dengan Sungai Jeneberang, Sungai Jeneberang mempunyai debit air yang melimpah yakni ratarata 33 m3/detik, sehingga tidak mempunyai masalah apabila pengembangan kapasitas produksi IPA. Kondisi prasarana penyediaan air bersih Kota Makassar saat ini dalam kondisi baik kecuali jaringan transmisi kondisi kurang baik dan jaringan pipa distribusi ke pelanggan kondisi tidak baik. Pasokan untuk kebutuhan air bersih penduduk wilayah pelayanan IPA PDAM Kota Makassar belum cukup dalam pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk sampai pada tahun 2027. IPA Antang memerlukan produksi air bersih 195 liter/detik. IPA Panaikang memerlukan produksi air bersih 4.700 liter/detik. IPA Somba Opu memerlukan produksi air bersih 3.300

liter/detik. IPA Ratulangi memerlukan produksi air bersih 170 liter/detik. IPA Maccini Sombala memerlukan produksi air bersih 770 liter/detik. Total pengembangan produksi air bersih tahun 2027 sebesar 9.135 liter/detik. Beberapa saran yang dapat kami berikan yaitu pengembangan penelitian prasarana air bersih dapat lebih dikembangkan dengan kajian jaringan distribusi dalam upaya mengurangi kebocoran. Adanya perhatian khusus dari pemerintah Kota Makassar dan masyarakat dalam pemakaian air bersih mengingat saat ini belum mencukupi kebutuhan dan keterbatasan sumber air baku. Untuk dapat mengoptimalkan pelayanan air bersih di wilayah perkotaan Kota Makassar di masa yang akan datang maka diharapkan agar pemerintah Kota Makassar dapat memanfaatkan air limbah sebagai sumber air baku.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Mary Selintung, M.Sc sebagai Ketua Komisi Penasihat dan Dr. Eng. Mukhsan Putra Hatta, ST., MT sebagai Anggota Komisi Penasihat, yang telah meluangkan waktunya dalam memotivasi dan membimbing penulis mulai persiapan penulisan, penelitian sampai dengan penyelesaian tesis ini serta para Dosen Penguji atas saran dan masukannya sehingga penulisaan tesis ini selesai, serta semua pihak yang namanya tidak tercantum telah membantu penulis.

DAFTAR PUSTAKA Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Badan Penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air. (2002). Pedoman / Petunjuk Teknik dan Manual Air Minum Pekotaan. Jakarta. Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. (2002). Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air bersih. Jakarta. Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air. Kansius. Yogyakarta. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/VII/2010. (2010). Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta. Kodoatie, R. J dan Sjarief, R. (2005). Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Andi. Yogyakarta. Nasir. (2005). Tingkat Pelayanan Air Bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar unit pengolahan Antang. Tugas Akhir. Universitas Hasanuddin. Makassar. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16. (2005). Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta. Sangadji. (2008). Analisis tingkat kebutuhan air bersih wilayah perkotaan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. Tugas Akhir. Universitas Hasanuddin. Makassar. Selintung, M. (2011). Pengenalan Sistem Penyediaan Air Minum. ASPublishing. Makassar Silaban. (2005). Studi Pelayanan Air Bersih PDAM Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Tugas Akhir. Universitas Hasanuddin. Makassar

Lampiran - lampiran

Tabel 1. Data debit air sungai Jeneberang (JICA, 2011) Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Maks Min Rata-rata

Musim Hujan (Nop. – Apr.) maks min pRata-rata 741.5 16.4 112.5 812.0 9.1 103.5 890.0 5.3 81.4 614.2 12.5 111.4 406.6 7.6 65.5 548.1 7.2 56.8 1001.2 8.9 99.9 475.2 12.2 79.8 618.2 14.6 102.2 942.2 7.9 94.0 1001.2 16.4 112.5 406.6 5.3 56.8 704.9 10.2 90.7

Musim Kemarau (Mei – Okt) Maks Min Rata-rata 210.6 9.2 29.1 55.7 5.2 21.6 31.5 5.2 19.2 19.7 10.2 13.2 55.2 6.8 18.1 38.6 1.3 17.1 101.2 6.0 24.7 82.9 10.0 29.5 52.6 10.0 24.0 44.9 4.9 22.3 210.6 10.2 29.5 19.7 1.3 13.2 69.3 6.9 21.9

Tabel 2. Data debit air sungai Maros (BBWS PU Pompengan, 2013)

Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Maks Min Rata-rata

Musim Hujan (Nop. – Apr.) maks Min Rata-rata 201.3 9.1 41.4 281.9 0.5 63.4 256.7 8.1 39.6 38.8 1.0 4.4 37.6 0.1 11.8 109.6 5.3 53.6 96.8 7.7 41.0 104.8 3.1 19.1 96.1 1.8 31.3 95.0 0.8 49.3 91.7 0 40.8 281.9 9.1 63.4 37.6 0.1 4.4 135.9 4.1 33.9

Musim Kemarau (May – Okt.) maks Min Rata-rata 108.6 0.3 16.0 45.6 1.0 10.8 37.3 1.4 6.8 22.2 0.5 4.1 18.3 0.5 2.4 17.6 1.9 9.7 41.2 3.7 9.5 37.8 1.4 3.6 62.6 0.8 16.3 34.0 1.2 3.3 38.5 0 8.4 108.6 3.7 16.3 17.6 0.3 2.4 43.5 1.3 8.8

Tabel 3. Gabungan tiga proyeksi penduduk Kota Makassar No

Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027

Jumlah penduduk berdasarkan hasil perhitungan aritmatik geometris least square 1,373,486 1,373,486 1,365,211 1,394,833 1,395,346 1,389,169 1,416,181 1,417,734 1,413,128 1,437,529 1,440,663 1,437,086 1,458,876 1,464,149 1,461,045 1,480,224 1,488,208 1,485,004 1,501,572 1,512,854 1,508,962 1,522,919 1,538,105 1,532,921 1,544,267 1,563,978 1,556,879 1,565,615 1,590,491 1,580,838 1,586,962 1,617,661 1,604,797 1,608,310 1,645,507 1,628,755 1,629,658 1,674,048 1,652,714 1,651,005 1,703,304 1,676,672 1,672,353 1,733,296 1,700,631 1,693,701 1,764,045 1,724,590

Gambar 1. Model sistem REALM Kota Makassar

Gambar 2. Grafik keseimbangan air baku, air bersih dan kebutuhan