KINERJA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DALAM

Download 3 Mar 2015 ... Oleh : Bambang Aryadi, FIS UNY, [email protected]. Abstrak. Penelitian bertujuan memahami kinerja Dinas Sosial, Tenaga Ker...

0 downloads 582 Views 57KB Size
Kinerja Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta (Bambang Aryadi dan Francisca Winarni, M.Si) 1

KINERJA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DALAM PENANGANAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KOTA YOGYAKARTA THE PERFORMANCE OF SOCIAL DEPARTMENT, LABOUR AND TRANSMIGRATION IN HANDLING VAGRANT AND BEGGAR IN YOGYAKARTA CITY

Oleh : Bambang Aryadi, FIS UNY, [email protected] Abstrak Penelitian bertujuan memahami kinerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam penanganan gelandangan dan pengemis di Kota Yogyakarta beserta faktor penghambatnya. Tujuan selanjutnya untuk memberi masukan kepada pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan gelandangan dan pengemis serta mengurangi jumlah gelandangan dan pengemis yang ada di Kota Yogyakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian adalah Kepala seksi dan staff Rehabilitasi Masalah Sosial Dinsosnakertrans, Kepala seksi Pelayanan Sosial Dinsosnakertrans, Kepala bidang Pengendalian Sosial Dintib, Kepala dan pegawai UPT Panti Karya serta pengemis di Kota Yogyakarta. Peneliti sebagai instrumen penelitian ini. Pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber dipilih sebagai teknik uji keabsahan data. Teknik analisis data menggunakan teknik interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan kinerja Dinsosnakertrans dalam penanganan gelandangan dan pengemis di Kota Yogyakarta termasuk baik dilihat dari 5 (lima) indikator yaitu; 1) produktivitas Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta sudah mampu memberikan penanganan kepada gepeng, 2) pelayanan pengobatan gratis, pengantaran pulang, kebutuhan sehari – hari di UPT Panti Karya, pemakaman gratis dan kerjasama yang dilakukan dengan berbagai instansi, 3) respon Dinsosnakertrans dalam menanggapi tanggapan masyarakat yang berasal dari UPIK terkait gepeng, 4) Terdapat pedoman dalam penanganan gepeng di Kota Yogyakarta yaitu Perda DIY Nomor 1 Tahun 2014, 5) adanya pertanggungjawaban dari Dinsosnakertrans maupun UPT Panti Karya. Namun masih terdapatnya kendala dari internal dan eksternal yang menghambat kinerja Dinsosnakertrans dalam penanganan gepeng di Kota Yogyakarta. Kata Kunci : Kinerja, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Gelandangan dan pengemis Abstract The aims of this research is to understand the performance of social department, labour and transmigration in handling the vagrant and beggar in Yogyakarta City and the distractors factors. For the further purpose is to inform

Kinerja Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta (Bambang Aryadi dan Francisca Winarni, M.Si) 2

to the local government to solve the problems reduced the amount of the vagrants and beggars in Yogyakarta City. Descriptive with a qualitative approach is used in this research. The source of the research is Head of section and staff rehabilitation social problems of social department, labour and transmigration, Head of section of social service of social department, labour and transmigration, Head of control social of order , Head and employees of UPT Panti Karya and the beggars in Yogyakarta City. The instrument of this research is the author. The data were colected by interviews, observation and documentation. Triangulation source has chosen as a technique of test the validity of data. The analysis method using interactive technique which is consist of data collection, data reduction, presentation and the withdrawal of conclusion. The result shows that the performance of social department, labour and transmigration handling the vagrant and beggar in Yogyakarta City is good, based on 5 (five) indicators are 1) the productivity of social department, labour and transmigration is able to handling vagrant and beggar in Yogyakarta City, 2) free medical service, drop home, daily service in UPT Panti Karya, a free funeral and cooperation conducting by various institution, 3) quick response by social department, labour and transmigration follow up the citizen’s words from UPIK, 4) there are guidelines in handling vagrant and beggar in the Yogyakarta City “Perda DIY Nomor 1 Tahun 2014” , 5) the accountability from social department, labour and transmigration. and UPT Panti Karya of work and istitution. From the data discussion, the author found that there are so many internal and external distractions which is impeding social department, labour and transmigration performance in handling vagrant and beggar in Yogyakarta City. Keywords : Performance, Social department, labour and transmigration, Vagrant and beggar

orang dibandingkan dengan kondisi

PENDAHULUAN Jumlah

di

September 2014 yang sebesar 27,73

2015

juta orang (10,96 persen). Kondisi

mengalami kenaikan yang cukup

tersebut hampir merata di setiap

signifikan dibandingkan tahun 2014.

provinsi di Indonesia tidak terkecuali

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Indonesia

kemiskinan pada

tahun

pada bulan Maret 2015, jumlah penduduk

miskin

di

Indonesia

Menurut data dari Badan Pusat

Statistik

(BPS)

Daerah

Yogyakarta,

angka

mencapai 28,59 juta orang (11,22

Istimewa

persen), bertambah sebesar 0,86 juta

kemiskinan di Yogyakarta hingga

Kinerja Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta (Bambang Aryadi dan Francisca Winarni, M.Si) 3

maret 2015 mengalami kenaikan

layak dalam masyarakat setempat

dibanding tahun sebelumnya. Jika

serta tidak

pada

angka

tinggal dan pekerjaan yang tetap

kemiskinan berada pada 544,9 ribu

di wilayah tertentu dan hidup

jiwa, maka pada Maret 2015 tercatat

mengembara di tempat umum.

sebanyak 550,23 ribu jiwa atau naik

Sedangkan

7,16 persen.

pengemis adalah orang-orang yang

Maret

2014,

Minimnya lapangan pekerjaan

mendapat

mempunyai tempat

pengertian

penghasilan

dari

yang terdapat di pedesaan dan daerah

meminta-minta

mendorong penduduk desa untuk

dengan berbagai cara dan alasan

melakukan urbanisasi ke perkotaan

untuk mengharapkan belas kasihan

karena terdorong faktor ekonomi

dari orang lain. Meski peraturan

untuk mengubah nasib. Keadaan

tersebut sudah di sosialisasikan

seperti inilah menyebabkan tenaga

lewat berbagai media massa serta

kerja yang tidak produktif di daerah

disetiap jalanan ditemui sebuah

perkotaan, sehingga banyak dari

poster yang menunjukan perda

mereka dalam memenuhi kebutuhan

tersebut, tapi masih banyak dari

hidup sehari – hari rela melakukan

masyarakat

kerja

terkecuali

menghiraukan peraturan tersebut

pekerjaan meminta – minta atau

dengan memberi uang kepada anak

memelas

jalanan.

apa

saja

tak

berbelas

kasih

kepada

dimuka

dari

yang

Alhasil

umum

tidak

para

Gepeng

orang – orang yang lewat dihadapan

bukannya

mereka.

frekuensinya dari tahun ke tahun

Menurut

Perda

Daerah

Istimewa Yogyakarta No.1 Tahun 2014

tentang

Penanganan

jumlahnya

menurun

makin

tetapi

meningkat

(www.kompasiana.com). Berbagai upaya telah dilakukan

Gelandangan dan Pengemis, yang

dalam

dimaksud

gelandangan

gelandangan dan pengemis di Kota

adalah orang-orang yang hidup

Yogyakarta yaitu melakukan razia

dalam keadaan tidak sesuai dengan

terpadu,

norma-norma

pembinaan sosial, serta pemberian

dengan

kehidupan

yang

menekan

pendekatan

jumlah

persuasif,

Kinerja Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta (Bambang Aryadi dan Francisca Winarni, M.Si) 4

keterampilan, tetapi hal ini tidak juga

yang berjudul “Kinerja Dinas Sosial,

menekan

Tenaga

jumlah

pengemis

dan

Kerja

dan

Transmigrasi

gelandangan. Masalah gelandangan

dalam Penanganan Gelandangan dan

dan

merupakan

Pengemis di Kota Yogyakarta.”

permasalahan sosial yang belum

INSTRUMEN PENELITIAN

pengemis

dapat dituntaskan secara maksimal

Dalam

penelitian

ini,

oleh pemerintah daerah dan kota

instrumen atau alat pengumpul data

karena

utama adalah peneliti sendiri dengan

dapat

menyebabkan

terganggunya kenyamanan umum. Adapun

indikator

kinerja

menurut Agus Dwiyanto (2008:50-

alat

bantu

yaitu

pedoman

wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi.

51) yang digunakan untuk mengukur

DATA DAN SUMBER DATA

kinerja

1. Data Primer

suatu

organisasi

public

dikategorikan menjadi lima yaitu

Data primer merupakan data yang

produktivitas,

kualitas

diperoleh melalui informan atau

responsivitas,

responsibilitas

pelayanan, dan

subyek

penelitian.

Peneliti

akuntabilitas yang dalam mengukur

memperoleh data primer didapat

kinerja dapat menggunakan kelima

melalui proses wawancara kepada

indicator tersebut.

informan dan observasi.

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

2. Data Sekunder

Transmigrasi Kota Yogyakarta telah

Data

melakukan

dalam

penanganan

kepada

sekunder

yang

penelitian

diperoleh

ini

adalah

gelandangan dan pengemis, hal ini

dokumen – dokumen seperti Perda

bisa dilihat dari jumlah gelandangan

Daerah

dan pengemis yang jumlahnya terus

Nomor 1 Tahun 2014, Perwal

menurun. Namun gelandangan dan

Yogyakarta Nomor 76 Tahun 2008

pengemis tersebut masih berkeliaran

Tentang Pembentukan Susunan,

di tempat – tempat strategis di Kota

Kedudukan dan Rincian Tugas

Yogyakarta.

Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas

Berdasarkan

latar

Istimewa

belakang diatas, peneliti tertarik

Sosial,

Tenaga

untuk dapat melakukan penelitian

Transmigrasi

Kota

Yogyakarta

Kerja

dan

Yogyakarta,

Kinerja Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta (Bambang Aryadi dan Francisca Winarni, M.Si) 5

Data

jumlah

pengemis

gelandangan

di

Kota

dan

2. Observasi

Yogyakarta

Peneliti melakukan observasi

Tahun 2010 – 2015, Data Kegiatan

non partisipan dimana peneliti

Seksi Rehabilitasi Masalah Sosial

tidak terlibat langsung dan

Tahun

pelayanan

hanya sebagai pengamat saja.

gelandangan dan pengemis serta

Peneliti terjun langsung ke

orang terlantar di UPT Panti Karya

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Tahun

Transmigrasi Kota Yogyakarta.

2016,

Data

2015,

anggaran

Data

kegiatan

realisasi rehabilitasi

Peneliti

juga

melakukan

masalah sosial Dinsosnakertrans

observasi di UPT Panti Karya

Kota Yogyakarta Tahun 2015,

untuk mengamati pemberian

artikel

pemberdayaan

dan

berita

terkait

gelandangan dan pengemis di Kota

gelandangan

Yogyakarta

dan

penanganan

foto

dan

pengemis



foto

serta fasilitas yang tersedia.

gelandangan

dan

Selain

pengemis. TEKNIK

kepada

itu

peneliti

melakukan PENGUMPULAN

1. Wawancara

observasi

gelandangan dan pengemis di perempatan

DATA

juga

jalan,

tempat

wisata dan tempat ibadah di

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur

menggunakan

Kota Yogyakarta. 3. Dokumentasi Dokumentasi

diperoleh

dari

pedoman wawancara yang ada

Perda DIY Nomor 1 Tahun

dan pertanyaan yang dapat

2014,

berkembang

Nomor 76 Tahun 2008 Tentang

sesuai

dengan

Perwal

Yogyakarta

informasi

dan

kebutuhan

Pembentukan

Susunan,

informasi

yang

diperlukan

Kedudukan dan Rincian Tugas

sehingga

dapat

terjadi

Unit Pelaksana Teknis Pada

wawancara

yang

interaktif

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

antara peneliti dengan subyek

Transmigrasi Kota Yogyakarta,

penelitian.

Data jumlah gelandangan dan

Kinerja Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta (Bambang Aryadi dan Francisca Winarni, M.Si) 6

pengemis di Kota Yogyakarta

penanganan

Tahun 2010 – 2015, Data

pengemis di Kota Yogyakarta.

Kegiatan

TEKNIK ANALISIS DATA

Seksi

Rehabilitasi

Masalah Sosial Tahun 2016, Data

pelayanan

dan

pengemis

gelandangan

dan

Penelitian ini menggunakan model analisis data menurut Miles

orang

dan Huberman dalam Herdiansyah

terlantar di UPT Panti Karya

(2010:164) dimana terdapat empat

Tahun

realisasi

alur kegiatan yaitu pengumpulan

anggaran kegiatan rehabilitasi

data, reduksi data, penyajian data

masalah sosial Dinsosnakertrans

dan penarikan kesimpulan.

Kota Yogyakarta Tahun 2015,

HASIL

artikel

PEMBAHASAN

2015,

serta

gelandangan

Data

dan

berita

terkait

PENELITIAN

DAN

gelandangan dan pengemis di

Kinerja Dinas Sosial, Tenaga

Kota Yogyakarta dan foto – foto

Kerja dan Transmigrasi dalam

penanganan gelandangan dan

penanganan

pengemis.

pengemis

TEKNIK

PEMERIKSAAN

gelandangan di

Kota

dan

Yogyakarta

dilakukan karena masih adanya gelandangan dan pengemis yang

KEABSAHAN DATA Peneliti

dapat

berkeliaran di Kota Yogyakarta.

mengembangkan keabsahan data

Dalam penanganan gelandangan

menggunakan

dan

pemilihan

teknik

pengemis

Dinsosnakertrans

triangulasi. Dalam penelitian ini

mempunyai landasan Perda Daerah

peneliti menggunakan triangulasi

Istimewa Yogyakarta Nomor 1

sumber yang telah membandingkan

Tahun 2014 tentang Penanganan

hasil

hasil

Gelandangan dan Pengemis yang

data

di dalam peraturan daerah tersebut

pendapat

tercantum pemberian penanganan

informan dan hasil wawancara

seperti rehabilitasi dan pemberian

dengan data yang diperoleh tentang

keterampilan. Terdapat beberapa

kinerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja

indikator kinerja dalam melakukan

dan

penanganan kepada gelandangan

wawancara

pengamatan, penelitian

dengan

keadaan dengan

Transmigrasi

dalam

Kinerja Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta (Bambang Aryadi dan Francisca Winarni, M.Si) 7

dan

pengemis

yaitu

sebagai

berikut:

pengemis yang sedang sakit yang diberikan secara gratis. Kedua,

a. Indikator Produktivitas

pelayanan

untuk

mengantar

Produktivitas dapat terlihat

kelayan yang berada di UPT Panti

dari output yang telah dihasilkan

Karya dan berasal dari luar kota

oleh

untuk kembali ke daerah asalnya.

Dinsosnakertrans

Yogyakarta

seperti

Kota

melakukan

Ketiga, pelayanan kebutuhan

kegiatan sapaan untuk memberi

sehari – hari para kelayan di UPT

motivasi kepada gelandangan dan

Panti Karya dengan dibantu oleh

pengemis serta melakukan razia

tenaga

dan

pelayanan pemakaman gratis bagi

rehabilitasi

pemberian

perawat

Keempat,

keterampilan. Selain itu dalam

gelandangan

melakukan razia Dinsosnakertrans

Terakhir adanya kerjasama yang

bekerjasama

dilakukan oleh UPT Panti Karya

Ketertiban

dengan

Dinas

(Dintib)

Kota

dan

pengemis.

dengan

lembaga

Yogyakarta Dinsosnakertrans juga

publik

seperti

memiliki

lembaga pendidikan serta lembaga

sebuah

tempat

rehabilitisasi bagi gelandangan dan pengemis yaitu UPT Panti Karya

atau

instansi

rumah

sakit,

– lembaga lain. c. Indikator Responsivitas

dimana di dalam panti tersebut

Tingkat responsivitas yang

para gelandangan dan pengemis

terdapat di Dinas Sosial, Tenaga

diberikan

kerja

keterampilan

untuk

dan

Transmigrasi

berkarya. Sedangkan untuk yang

penanganan

non psikotik UPT Panti Karya juga

pengemis dapat dikatakan sudah

bekerjasama dengan Panti Sosial

baik. Keluhan dari masyarakat

Bina Karya milik pemprov DIY

maupun para gelandangan dan

b. Indikator Kualitas Pelayanan

gelandangan

dalam dan

pengemis sudah dapat tersalurkan

Indikator kualitas pelayanan

secara langsung kepada UPIK

di Dinsosnakertrans yaitu Pertama,

(Unit Pelayanan Informasi dan

pelayanan

Keluhan)

kesehatan

yang

diberikan untuk gelandangan dan

yang

Pemerintahan

Kota

berada

di

Yogyakarta

Kinerja Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta (Bambang Aryadi dan Francisca Winarni, M.Si) 8

untuk dapat disalurkan ke instansi

Daerah DIY Nomor 1 Tahun 2014

maupun dinas yang terkait untuk

Tentang Penanganan gelandangan

menangani masalah tersebut.

dan pengemis sebagai pedoman

Khusus untuk tahun 2016 Dinsosnakertrans

mendapatkan

bantuan dari PSBK Bekasi dan

dan acuan dalam setiap melakukan tugas – tugasnya. e. Indikator Akuntabilitas

merupakan panti pusat yang berada langsung

dibawah

Akuntabilitas

yang

telah

Kementerian

dilakukan oleh Dinsosnakertrans

Sosial. Bantuan ini dikhususkan

beserta UPT Panti Karya dapat

untuk diberikan kepada warga yang

dikatakan

rentan untuk mengemis maupun

memberikan

laporan

warga yang dulu sempat berprofesi

pertanggungjawaban

dengan

sebagai pengemis.

membuat laporan setiap bulan dan

Untuk

meningkatkan

akhir

sudah

tahun

baik.

Dalam

terkait

dengan

responsivitas dari Dinsosnakertrans

penanganan,

Kota Yogyakarta melalui UPT

pemberdayaan

Panti Karya akan mengadakan

kepada kelayan berupa laporan

sarasehan

setiap bulan dan juga laporan

pemberian

materi

kepada

kelayan

penanganan

Adapun

atau

yaitu :

kepada

keluarga

ataupun masyarakat sekitar yang direncanakan

berlangsung

pada

tahun 2017.

faktor

penghambatnya

1. Sikap mental para gelandangan dan pengemis yang belum bisa dirubah

2. Keberadaan

Responsibilitas yang terdapat di dalam Dinsosnakertrans Kota Yogykarta sudah berjalan baik.

terhadap

diberikan

agar tidak hidup di jalanan lagi.

d. Indikator Responsibilitas

Dalam

yang

dan

setiap akhir tahun.

penyandang gangguan kejiwaan psikotik

pelayanan

melakukan

penanganan

gelandangan

dan

pengemis menggunakan Peraturan

gelandangan

dan

pengemis yang selalu berpindah – pindah mobilitasnya. 3. Keterbatasan tenaga perawat di UPT Panti Karya

Kinerja Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta (Bambang Aryadi dan Francisca Winarni, M.Si) 9

4. Keterbatasan

ruangan

menampung

untuk

gelandangan

dan

pengemis di UPT Panti Karya

menanggapi

tanggapan

masyarakat

yang

berasal

dari dari

UPIK.

5. Kurangnya peran masyarakat dan

Keempat adanya acuan Perda DIY

keluarga dalam menangani kelayan

Nomor 1 Tahun 2014 sebagai

terutama

pedoman Dinsosnakertrans Kota

eks

psikotik

setelah

keluar dari UPT Panti Karya.

Yogyakarta

KESIMPULAN DAN SARAN

gelandangan

Berdasarkan

pada

hasil

dalam

menangani

dan

pengemis

Kemudian terakhir akuntabilitas

penelitian dan pembahasan, maka

dalam

dapat ditarik kesimpulan bahwa

pertanggungjawaban

Kinerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja

Dinsosnakertrans

dan Transmigrasi Kota Yogyakarta

Panti Karya yang sudah sesuai

dalam

gelandangan

dengan SOP dan dilaksanakan

dan pengemis di Kota Yogyakarta

pelaporan setiap bulan maupun

termasuk dalam kategori baik.

pada

Pertama produktivas yang terlihat

kegiatan penanganan gelandangan

dari kinerja Dinsosnakertrans Kota

dan pengemis yang ada di Kota

Yogyakarta

Yogyakarta.

penanganan

yang

mampu

memberikan penanganan baik bagi

pemberian

akhir

baik

dari

maupun

UPT

tahun

mengenai

Terdapat

beberapa

gelandangan dan pengemis. Kedua

rekomendasi saran yang diberikan

kualitas pelayanan yang diberikan

oleh peneliti, yaitu :

oleh

Dinsosnakertrans

Yogyakarta gratis,

seperti

Kota

1. Menambah jumlah perawat yang

pengobatan

ada di UPT Panti Karya terutama

pengantaran

pulang,

pada

saat

pergantian

pelayanan kebutuhan di UPT Panti

Sehingga

Karya,

dan

kekurangan jumlah tenaga perawat

kerjasama oleh UPT Panti Karya

pada saat menangai kelayan di

dalam meningkatkan kualitas hidup

UPT Panti Karya.

pemakaman

gratis

para kelayan. Ketiga adanya respon dari

Dinsosnakertrans

dalam

tidak

2. Membentuk pengendalian

terdapat

shift.

suatu untuk

lagi

tim

mengawasi

Kinerja Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta (Bambang Aryadi dan Francisca Winarni, M.Si) 10

keberadaan pengemis

gelandangan sehingga

dan

pada

saat

Dinsosnakertrans melakukan razia dapat

mengetahui

keberadaan

gelandangan dan pengemis secara pasti. 3. Memberikan

reward

kepada

perawat yang berada di UPT Panti karya agar lebih semangat dalam memberikan

pelayanan

kepada

Diakses dari http://www.kompasiana.com/odish alahuddin/penanganan-anakjalanan-berbasis-hakanak_55282c3ff17e613d258b4578 pada tanggal 1 Februari 2016 Pukul 16.30 WIB Mangkunegara. (2006). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta : Refika Aditama Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosda karya

kelayan. DAFTAR PUSTAKA Adi Fahrudin. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung : Refika Aditama Agus Dwiyanto. 2008. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta : PSKK UGM Dimas Dwi Irawan, 2013. Pengemis Undercover Rahasia Seputar Kehidupan Pengemis. Jakarta : Titik Media Publisher Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : Gramedia Widia Ida Ayu Putri Utami. 2015. Kinerja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam Melakukan Pengawasan untuk Meminimalisir Koperasi Pasif di Kota Surakarta. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Indra Bastian. 2001. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE Kompasiana.com. 2015. Penanganan anak jalanan berbasis hak anak .

Muhammad Nur Alim. 2013. Kinerja Pegawai kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Polewali Mandar (Studi Kasus Pada Bidang Tenaga Kerja). Skripsi. Universitas Hasanuddin. Murdiyanto. 2012. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Daerah Tertinggal. Yogyakarta : B2P3KS Panturanews.com. 2015. Kemiskinan dan kesehatan. Diakses dari http://www.panturanews.com/inde x.php/panturanews/baca/12691/29/ 11/2015/kemiskinan-dan-kesehatan pada tanggal 31 Januari 2016 Pukul 16.20 WIB Parsudi Suparlan, 1978. Gambaran Tentang Suatu Masyarakat Gelandangan Yang Sudah Menetap, FSUI, h. 1 Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No. 1 Tahun 2014

Kinerja Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta (Bambang Aryadi dan Francisca Winarni, M.Si) 11

Tentang Penanganan Gelandangan dan Pengemis Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 76 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan, Kedudukan dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Satuharapan.com. 2015. Angka Kemiskinan di Yogyakarta meningkat. Diakses dari http://www.satuharapan.com/readdetail/read/angka-kemiskinan-diyogyakarta-meningkat pada tanggal 1 Februari 2016 Pukul 14.25 WIB Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Sp.beritasatu.com. 2013. Tekanan hidup makin berat gepeng terus meningkat. Diakses dari http://sp.beritasatu.com/home/teka nan-hidup-makin-berat-gepengterus-meningkat/38927 pada tanggal 1 Februari 2016 Pukul 15.10 WIB Sumartonugroho, T. 1991. Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta : Hanindita Graha Widya Tursilarini, Teteki Yoga dkk. 2009. Kajian Model Penanganan Gelandangan dan Pengemis. Yogyakarta : Citra Media Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009

Veithzal Rivai. 2005. Manajemen SDM untuk Perusahaan : Dari Teori ke Praktek, Jakarta : Raja Grafindo Persada Yeremias T Keban. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik. Yogyakarta : Gavamedia