KLASIFIKASI EMOSI TOKOH DALAM NOVEL BUNGA DI ATAS BARA KARYA SYAHRIAR TATO (Penelitian Berdasarkan Pendekatan Psikologi Sastra)
OLEH ISDIN GAIB NIM. 311 408 028 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ABSTRAK Gaib, Isdin. 2013. “Klasifikasi Emosi Tokoh dalam Novel Bunga di Atas Bara Karya Syahriar Tato”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hi. Moh. Karmin Baruadi, M. Hum, Pembimbing II Dr. Ellyana G. Hinta, M. Hum. Permasalahan dalam penelitian ini, adalah bagaimanakah klasifikasi emosi tokoh dalam novel Bunga di Atas Bara Karya Syahriar Tato. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan klasifikasi emosi tokoh dalam novel Bunga di Atas Bara Karya Syahriar Tato. Teori yang digunakan sebagai pisau bedah yaitu: teori Sigmund freud dalam hal ini, klasifikasi emosi tokoh dan meggunakan metode deskriptif analitik. Adapun sumber data pada penelitian ini adalah novel Bunga di Atas Bara Karya Syahriar Tato, cetakan pertama Maret 2007. Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: membaca berulang-ulang dan mencatat kutipan-kutipan cerita novel. Demikian pula dengan teknik analisis data yang digunakan adalah dianalisis dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra . Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa tokoh yang memiliki peran penting dalam novel Bunga di Atas Bara Karya Syahriar Tato sebanyak sepuluh tokoh. Kata kunci: Klasifikasi Emosi, Novel Bunga di Atas Bara, Psikologi Sastra.
PENDAHULUAN Karya sastra merupakan sebuah karya yang dapat menghibur sekaligus dapat memberikan pelajaran hidup kepada para penikmatnya. Hal tersebut dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial, agama, percintaan, dan banyak juga yang sering diangkat dari kisah nyata seseorang. Salah satu bagian dari karya sastra adalah prosa fiksi. Prosa fiksi merupakan sebuah karya sastra yang berisi tentang kehidupan para tokoh yang menjalani rangkaian peristiwa secara keseluruhan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Aiminudin (2010: 66) bahwa prosa fiksi merupakan kisah atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Novel merupakan salah satu bagian dari prosa fiksi. Novel Bunga di Atas Bara dipilih sebagai objek penelitian ini karena novel ini memiliki cerita tentang percintaan dan keadaan hidup yang sangat menarik dan menantang. Pengarang menggambarkan keadaan psikologi para tokoh dengan beragam keadaan yang menjadi emosi dasar dari setiap manusia. Penggambaran psikologi inilah yang dianggap menarik untuk diteliti agar bisa memberikan pelajaran kepada para pembaca. Hal-hal yang dianggap menarik sehingga dijadikan objek kajian dalam novel ini adalah tentang beberapa tokoh yang memiliki peran penting dalam novel Bunga di Atas Bara karya Syahriar Tato, psikologi tokoh berdasarkan klasifikasi emosi, dan faktor penyebab keadaan psikologi tokoh, serta hubungan klasifikasi tokoh yang terdapat dalam novel tersebut. Gambaran psikologi para tokoh tersebut memberikan pencerahan kepada pembaca. Hal itu diharapkan agar pembaca dapat memahami psikologi para tokoh dengan mempelajari keadaan jiwa seseorang melalui tokoh yang berperan dalam novel tersebut. Akan tetapi, kenyataan yang sering terjadi bahwa kebanyakan pembaca beranggapan bahwa tidak perlu mempelajari psikologi seseorang melalui peran sebagai para tokoh yang terdapat dalam sebuah novel. Hal ini terjadi karena menurut sebagian pembaca bahwa novel tidak lebih dari sekedar dibaca semata-
mata untuk menghibur, sehingga tidak perlu dikaji setiap peran tokoh tersebut, klasifikasi emosi yang terdapat di dalamnya. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini melakukan pengkajian terhadap novel dan diformulasikan degan judul Klasifikasi Emosi Tokoh dalam Novel Bunga di Atas Bara Karya Syahriar Tato.
METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik digunakan untuk memberikan gambaran atau uraian yang faktual tentang klasifikasi emosi tokoh dalam novel Bunga di Atas Bara karya Syahriar Tato. Data pada penelitian ini bersumber dari novel Bunga di Atas Bara karya Syahriar Tato, cetakan pertama Maret 2007. Data-data tersebut yakni 1 Sumber Data Primer. Sumber Data Primer dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari novel Bunga di Atas Bara Karya Syahriar Tato, 2 Sumber Data Sekunder. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini yakni: 1 Membaca. (berulang-ulang) novel Bunga di Atas Bara karya Syahriar Tato, 2 Mencatat (kutipan-kutipan) novel Bunga di Atas Bara yang terdapat pada karya Syahriar Tato
yang memuat klasifikasi emosi tokoh. Data yang terkumpul dianalisis
dengan cara: 1) Menganalisis dan mendeskripsikan konsep rasa bersalah para tokoh dalam novel Bunga di Atas Bara setelah membaca dan menganalisis novel Bunga di Atas Bara, 2) Memahami dan mendeskripsikan rasa bersalah yang dipendam para tokoh dalam novel Bunga di Atas Bara setelah membaca dan menganalisis novel Bunga di Atas Bara, 3) Membuat klasifikasi emosi tokoh dalam novel Bunga di Atas Bara karya syhariar tato, 4) Menganalisis tokoh dalam novel Bunga di Atas Bara berdasarkan klasifikasi emosi tokoh, 5) Menemukan dan mendeskripsikan menghukum diri sendiri yang dilakukan para tokoh novel Bunga di Atas Bara setelah membaca dan menganalisis novel Bunga di Atas Bara, 6) Menganalisis rasa malu para tokoh novel Bunga di Atas Bara setelah membaca dan menganalisis novel Bunga di Atas Bara, 7) Mendeskripsikan kesedihan para tokoh novel Bunga di Atas Bara setelah membaca dan
menganalisis novel Bunga di Atas Bara, 8) Membaca dan mendeskripsikan kebencian para tokoh novel Bunga di Atas Bara setelah membaca dan menganalisis novel Bunga di Atas Bara, 9) Menguraikan rasa cinta yang dimiliki para tokoh novel Bunga di Atas Bara setelah membaca dan menganalisis novel Bunga di Atas Bara dan terakhir menyimpulkan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Klasifikasi Emosi Tokoh dalam Novel Bunga di Atas Bara Ditinjau dari Rasa Bersalah dan Rasa Bersalah yang Dipendam a)
Tokoh Ir. Mariolo Tokoh Ir. Mariolo bertemu dengan tokoh Makawarrau. Pertemuan tersebut
tidak pernah terbayangkan oleh mereka berdua sebelumnya. Ir. Mariolo meminta maaf atas masa lalunya dengan Andi Makawarrau. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan berikut ini. “‟Kau, Daeng?‟ sapa Mariolo dalam suarah melemah.” “Ya, ini aku. Andi Makawarrau. Ternyata Tuhan akhirnya mempertemukan kita dengan keadaan seperti ini,‟ ungkapanya perlahan.” “‟Maafkan aku, Daeng,‟ mohon Mariolo tulus.”
(Bunga di Atas Bara, hal. 75) b)
Tokoh Donna Mereka bertahan untuk menggugurkan kandungan Donna tetapi semuanya
tidak berhasil. Donna yang semakin terpuruk dalam rasa takut dan perasaan bersalah, serta takut perutnya yang semakin membuncit akan dikettahui orang kemudian memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan di bawah ini. “Akhirnya Donna memutuskan untuk pulang ke orang tuanya.” (Bunga di Atas Bara, hal. 42)
Klasifikasi Emosi Tokoh dalam Novel Bunga di Atas Bara Ditinjau dari Menghukum Diri Sendiri a)
Tokoh Donna Semua orang tua pasti tetap akan membantu dan menuntun anaknya ketika
mendapatkan masalah. Hal serupa juga yang dirasakan Donna. Donna tetap dijaga dan dirawat oleh kedua orang tuanya. Di rumahnya tersebut Donna tetap hanyut dalam rasa bersalah dan kesedihannya yang semakin mendalam. Rasa bersalah yang terus dipendamnya tersebut membuat dia menghukum dirinya sendiri dengan terus berdiam diri. Hal tersebut seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini. “Hari-hari penuh derita itu akhirnya datang juga. Seperti pagi itu, saat penduduk desa masih terlelap dalam buaian embun subuh, Donna sudah Nampak di depan jendela. Matanya menerawang jauh sarat penantian.” (Bunga di Atas Bara, hal. 45)
Klasifikasi Emosi Tokoh dalam Novel Bunga di Atas Bara Ditinjau dari Rasa Malu a)
Tokoh Andi Makkawarau Tokoh Andi Makkawarau merupakan ayah yang membesarkan Donna dan
suami dari Andi Darauleng. Andi Makkawarau merupakan keluarga bangsawan yang terpandang di mata masyarakat desa tempat tinggalnya. Andi Makkawarau juga merupakan tokoh yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan sangat memperdulikan pandangan masyarakat terhadap martabat keluarganya. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan di bawah ini. “Keduanya tenggelam dalam diam beberapa saat. „Perutmu yang semakin besar tak akan mau menunggu. Keadaan akan kacau. Apa omong orang kampong ini. Anak seorang bangsawan yang dihormati, sudah mencorengkan arang di kening keluarga. Dan malu… Siri‟ itu akan menjadi tanggungan kita sekeluarga. Sampai Ricky datang. Huh… kalau tidak mengingat bundamu ini, entah apa yang akan terjadi.” (Bunga di Atas Bara, hal.44)
Klasifikasi Emosi Tokoh dalam Novel Bunga di Atas Bara Ditinjau dari Kesedihan a)
Tokoh Ir. Mariolo Jalinan cinta antara Ir. Mariolo dan Andi Darauleng yang tidak disukai
oleh Andi Makkawarau yang merupakan seseorang yang dijodohkan dengan Andi Darauleng membuahkan kesedihan yang mendalam didiri Ir. Mariolo. Kesedihan Ir. Mariolo tersebut seperti yang terdapat pada kutipan berikut ini. “Insinyur Mariolo tetap terdiam. Hatinya semakin duka. Menangis. Bukan karena nista tapi karena tak bisa berkata.” (Bunga di Atas Bara, hal. 73)
b)
Tokoh Andi Makkawarau Kesedihan dalam diri Andi Makkawarau karena perbuatan Donna masih
terus dirasakan. Andi Makkawarau berusa untuk menenangkan dirinya dari kesedihan dan rasa malu yang dialaminya. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan berikut ini. “Di rumah bambu kebunnya, Andi Makkawarau sedang merenung. Tak juga terpecahkan jalan keluar yang bijak, bagaimana harus menyiapkan keadaan anaknya tersayang. Sebagai bangsawaan ia merasa ditampar, dipermalukan. Tapi ia tak mampu bertindak apa-apa. Untuk sementara ia hanya bisa menelan kepahitan yang menyekat di kalbunya.”
(Bunga di Atas Bara, hal. 46)
c)
Tokoh Donna Donna memiliki rasa sedih dalam dirinya ketika mengetahui dia akan
berpisah dengan kekasih hatinya Ricky. Ricky yang diminta orang tuanya untuk pulang kembali ke Selandia Baru membawa duka yang amat mendalam pada diri Donna. Hal tersebut seperti yang tedapat dalam kutipan novel berikut ini. “Aku takut Ricky tidak akan kembali lagi, Ory. Tak terbayangkan bagaimana masa depanku tanpa dia,” Keluh Donna dengan lirih. Ory memeluk sahabatnya dan berusaha menengakan kecamuk gunda di hati Donna.”
(Bunga di Atas Bara, hal. 12
d)
Tokoh Ricky Tokoh Ricky merupakan seorang remaja yang menjadi siwa pertukaran
pelajar di sekolah Donna. Dia merupakan siswa dari Selandia Baru yang merupakan negara asalnya. Pertemuan pertamanya dengan Donna saat dia menolong Donna merupakan awal munculnya rasa cinta dalam hatinya. Hal tersebut seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini. “‟Non, ini Ricky yang menolongmu. Ia siswa pertukaran pelajar asal Selandia baru.‟ Ory memperhatikan reaksi Dona sesaat, kemudian berbisik „Dia suku Maori.Sekarang satu sekolah dengan kita, Cuma kelasnya beda. Ia anak kelas III IPS.” (Bunga di Atas Bara, hal. 15) “Ory mengambil tangan Donna dan menjabatkannya dengan Ricky. Bibir Donna tersenyum, “terima Kasih.” (Bunga di Atas Bara, hal. 16) “Itulah awal gita cinta diantara keduanya yang bersemi semusim lalu. Dan mereka jadi sahabat kental. Sering jalan bareng dengan Ory. Tetapi mereka merasa mood jika berdua saja.” (Bunga di Atas Bara, hal. 16)
e)
Tokoh Ory Ory merupakan teman baik Donna yang sangat menyayangi dan mencintai
Donna sebagai seorang sahabatnya. Ketika Donna bersedih atas kepergiaan Ricky, sahabat karibnya tersebut ikut bersedih seolah-olah memiliki perasaan yang sama atas derita yang dirasakan Donna. Hal tersebut seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini. “Di kamar kost, Ory dan Donna terbenam dalam suasana duka. Nuansa per-pisahan masih terasa.” (Bunga di Atas Bara, hal. 31)
f)
Tokoh Gaffar Tokoh Gaffar merupakan sumia Donna. Dia merupakan orang yang telah
dijodohkan dengan Donna untuk melindungi Donna dan keluarganya dari malu
karena aib Donna. Tokoh Gaffar merupakan tokoh yang tidak perduli dengan keadaan disekitarnya. Namun, dia terjerumus kedalam rasa sedih yang hinggap dalam dirinya karena sikap Donna. Hal tersebut seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini. “Akibat derita yang berulang akhirnya Gaffar kian trauma dan terjerumus pada gejala impotensi. Ini pula yang sering memicu pertengkaran dalam keluarga muda itu. Pada suatu puncak pertengkarannya, Gaffar malah nekad meninggalkan rumah.” (Bunga di Atas Bara, hal. 60)
Klasifikasi Emosi Tokoh dalam Novel Bunga di Atas Bara Ditinjau dari Kebencian a)
Tokoh Donna Donna terus berdiam diri dan bermurung durja menanti sebuah harapan
kedatangan sang kekasih yang tak kunjung tiba. Namun, dalam lamunannya tersebut dia diganggu oleh nyanmyian seorang pemuda desa yang dirasa menyindir dirinya. Donna pun marah karena hal tersebut. Hal tersebut seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini. “Begitu berulang-ulang pemuda desa urakan itu bernyanyi dan bersyair. Nadanya bak menyindir kehadiran Donna. Donna pun dibuat gerah karena ulahnya. Wajahnya jengah mendengar syair yang dirasa menyindirnya. Dengan jengkel Donna meninggalkan jendela yang kemudian disambut tawa cekakakan sang pemuda. Ketika ada pemuda lain yang lewat ia malah menyindir dengan lebih tajam.” (Bunga di Atas Bara, hal. 46)
b)
Tokoh Sompa Tokoh Sompa merupakan seorang pemuda desa yang urakan. Dia
merupakan pemuda desa yang membenci Donna karena dia menganggap Donna merupakan seorang gadis yang sombong. Hal tersebut seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini.
“Sombong sekali si Donna sekarang. Cuh….. mentang-mentang sekolah di kota, kita berlagak dibuang. Seolah tak kenal kita he…he…, keterlaluan,” Umpatnya sambil berlalu.” (Bunga di Atas Bara, hal. 46)
c)
Tokoh La Patinrosi Tokoh La Patinrosi merupakan ayah dari Andi Darauleng yaitu ibunya
Donna. La Patinrosi merupakan orang yang sangat tegas dan membenci perbuatan anaknya yang tidak menerima perjodohan yang telah mereka persiapkan. Hal tersebut seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini. “Keterlaluan
Darauleng.
Beraninya
anak
itu
bermain
api,
dengan
mempermainkan kesepakatan keluarga. Menolak perjodohan itu, sama saja dengan mencoreng arang di muka keluarga.” (Bunga di Atas Bara, hal. 70)
Klasifikasi Emosi Tokoh dalam Novel Bunga di Atas Bara Ditinjau dari Cinta a)
Tokoh Ir. Mariolo Tokoh Ir. Mariolo merupakan tokoh Om-om yang dianggap Donna dan
Ory sebagia seorang Om yang menyukai Donna. Ir. Mariolo selalu memberikan dan memenuhi segala kebutuhan Donna. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan berikut ini. “Si Om pura-pura pilon, ketika kedua gadis belia itu memborong beberapa potong busana dengan harga yang cukup mahal. Dia hanya mengantarnya ke kasir lalu menodorkan kartu debetnya untuk diproses.” (Bunga di Atas Bara, hal. 34)
b)
Tokoh Andi Darauleng Andi Darauleng merupakan istri dari Andi Makkawarau dan ibu dari
Donna. Di masa remajanya Andi Darauleng merupakan korban dari kedudukan strata sosial di lingkungan keluarganya dan juga perjodohan. Andi Darauleng remaja adalah seorang gadis yang ingin memilih jalan hidupnya sendiri. Dia
sangat tidak suka bila dijodohkan apalagi dengan orang yang tidak dia sukai yaitu Andi Makawarrau. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan di bawah ini. “‟Tidak usah… saya bisa pulang sendiri. Lagi pula apa pedulimu,” ketus Darauleng.” “Ah, saya punya tanggungjawab kekeluargaan, untuk mengantarkanmu dengan selamat sampai rumah. Saya kan sepupumu. Apalagi kita sudah dijodohkan. Jadi alasanku jelas,‟ alasan Andi Makkawarau-mahasiswa semester delapan itu.” “‟Dijodohkan? Ah, kuno itu,‟ ejek Andi Darauleng pada pria yang dijodohkan orang tua mereka.” (Bunga di Atas Bara, hal. 69)
c)
Tokoh Donna Tokoh Donna merupakan seorang gadis SMU, anak dari Andi Darauleng
dan Andi Makkawarau. Tetapi, sebenarnya ayah Donna adalah Ir. Mariolo orang yang sebenarnya dicintai Ibunya Andi Darauleng. Tokoh Donna merupakan gadis belia yang mulai memiliki perasaan suka dan cinta kepada lawan jenisnya. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan berikut ini. “‟Non, ini Ricky yang menolongmu. Ia siswa pertukaran pelajar asal Selandia baru.‟ Ory memperhatikan reaksi Dona sesaat, kemudian berbisik „Dia suku Maori.Sekarang satu sekolah dengan kita, Cuma kelasnya beda. Ia anak kelas III IPS.” (Bunga di Atas Bara, hal. 15) “Ory mengambil tangan Donna dan menjabatkannya dengan Ricky. Bibir Donna tersenyum, “terima Kasih.” (Bunga di Atas Bara, hal. 16) “Itulah awal gita cinta diantara keduanya yang bersemi semusim lalu. Dan mereka jadi sahabat kental. Sering jalan bareng dengan Ory. Tetapi mereka merasa mood jika berdua saja.” (Bunga di Atas Bara, hal. 16)
d)
Tokoh Ricky Tokoh Ricky merupakan seorang remaja yang menjadi siswa pertukaran
pelajar di sekolah Donna. Dia merupakan siswa dari Selandia Baru yang merupakan negara asalnya. Pertemuan pertamanya dengan Donna saat dia menolong Donna merupakan awal munculnya rasa cinta dalam hatinya. Hal tersebut seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini. “‟Non, ini Ricky yang menolongmu. Ia siswa pertukaran pelajar asal Selandia baru.‟ Ory memperhatikan reaksi Dona sesaat, kemudian berbisik „Dia suku Maori.Sekarang satu sekolah dengan kita, Cuma kelasnya beda. Ia anak kelas III IPS.” (Bunga di Atas Bara, hal. 15) “Ory mengambil tangan Donna dan menjabatkannya dengan Ricky. Bibir Donna tersenyum, “terima Kasih.” (Bunga di Atas Bara, hal. 16) “Itulah awal gita cinta diantara keduanya yang bersemi semusim lalu. Dan mereka jadi sahabat kental. Sering jalan bareng dengan Ory. Tetapi mereka merasa mood jika berdua saja.” (Bunga di Atas Bara, hal. 16)
e)
Tokoh Bungawali Tokoh Bungawali merupakan istri dari La Patinrosi dan ibu dari Andi
Darauleng ibunya Donna. Selayaknya seorang ibu yang penuh dengan kasih sayang dan cinta kepada anaknya, Bungawali juga sangat mencintai anaknya. Dia berusaha untuk terus membela Darauleng. Hal tersebut seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini. “Janga, emosi, Puang. Masalah ini bisa kita bicarakan baik-baik,” Bujuk Bungawali, istrinya.” (Bunga di Atas Bara, hal. 71)
Tokoh Ir. Mariolo merupakan tokoh Om-om yang dianggap Donna dan Ory sebagia seorang Om yang menyukai Donna. Ir. Mariolo selalu memberikan dan memenuhi segala kebutuhan Donna. Padahal, hal tersebut dilakukan Ir. Mariolo karena rasa bersalah yang tidak bisa mengambil keputusan pada saat
Andi Darauleng dan dirinya akan dipisahkan. Selain perasaan bersalah tersebut, Ir. Mariolo juga memiliki perasaan cinta kepada Donna selayaknya cinta seorang ayah kepada anaknya. Cinta Ir. Mariolo kepada Donna ditunjukannya dengan melindungi Donna dari segala macam ancaman. Donna yang saat itu sedang dalam keadaan bahaya berusaha dilindungi oleh Ir. Mariolo. Tokoh Andi Makkawarau merupakan ayah yang membesarkan Donna dan suami dari Andi Darauleng. Andi Makkawarau merupakan keluarga bangsawan yang terpandang di mata masyarakat desa tempat tinggalnya. Andi Makkawarau juga merupakan tokoh yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan sangat memperdulikan pandangan masyarakat terhadap martabat keluarganya. Kesedihan dalam diri Andi Makkawarau karena perbuatan Donna masih terus dirasakan. Andi Makkawarau berusa untuk menenangkan dirinya dari kesedihan dan rasa malu yang dialaminya. Tokoh Donna merupakan seorang gadis SMU, anak dari Andi Darauleng dan Andi Makkawarau. Tetapi, sebenarnya ayah Donna adalah Ir. Mariolo orang yang sebenarnya dicintai Ibunya Andi Darauleng. Tokoh Donna merupakan gadis belia yang mulai memiliki perasaan suka dan cinta kepada lawan jenisnya. Pertemuan pertsmsnya tersebut terjadi saat Ricky menolong Donna. Selanjutnya dijelaskan rasa cinta kemudian hingga di hati kedua remaja tersebut. Donna mulai memiliki rasa cinta kepda Ricky. Tokoh Ricky merupakan seorang remaja yang menjadi siwa pertukaran pelajar di sekolah Donna. Dia merupakan siswa dari Selandia Baru yang merupakan negara asalnya. Pertemuan pertamanya dengan Donna saat dia menolong Donna merupakan awal munculnya rasa cinta dalam hatinya. Tokoh Sompa merupakan seorang pemuda desa yang urakan. Dia merupakan pemuda desa yang membenci Donna karena dia mengganggap Donna merupakan seorang gadis yang sombong. Tokoh Gaffar merupakan suami Donna. Dia merupakan orang yang telah dijodohkan dengan Donna untuk melindungi Donna dan keluarganya dari malu karena aib Donna. Tokoh Gaffar merupakan tokoh yang tidak perduli dengan keadaan disekitarnya. Namun, dia terjerumus kedalam rasa sedih yang hinggap
dalam dirinya karena sikap Donna. Kesedihan yang dirasakan Gaffar atas rumah tangga yang tak berhasil dan membuatnya menjadi impoten. Tokoh La Patinrosi merupakan ayah dari Andi Darauleng yaitu ibunya Donna. La Patinrosi merupakan orang yang sangat tegas dan membenci perbuatan anaknya yang tidak menerima perjodohan yang telah mereka persiapkan. Kebencian La Patinrosi kepada Andi Darauleng atas sikapnya yang menolak perjodohannya dengan Andi Makkawarau dan lebih memilih unutk bersama cintanya Ir. Mariolo. Tokoh Bungawali merupakan istri dari La Patinrosi dan ibu dari Andi Darauleng ibunya Donna. Selayaknya seorang ibu yang penuh dengan kasih sayang dan cinta kepada anaknya, Bungawali juga sangat mencintai anaknya. Dia berusaha untuk terus membela Darauleng.
PENUTUP Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal 1 Emosi rasa bersalah dalam novel Bunga di Atas Bara Karya Syariah Tato ditunjukkan oleh tokoh Ir. Mariolo yakni: tokoh Ir Mariolo meminta maaf atas semua kesalahan yang telah dibuat dan sebuah luka yang digoreskan di hati Andi Makawarrau, 2 Emosi rasa bersalah yang dipendam ditunjukkan pada tokoh Donna yakni: tokoh Donna dengan penuh penyesalan menceritakan kembali semua kejadian yang menimpah dirinya, 3 Emosi menghukum diri sendiri ditunjukkan oleh tokoh Donna yakni: tokoh Donna hanyut dalam rasa bersalah dan kesedihanya yang semakin mendalam. Rasa bersalah yang terus dipendamnya tersebut membuat dia menghukum dirinya sendiri degan terus berdiam diri, 4 Emosi rasa malu ditunjukkan oleh tokoh Andi Makawarrau yakni: Andi Makawarrau merasa malu akibat perbuatan anaknya yang hamil di luar nikah. Hal ini membuat Andi Makawarrau yang seorang bangsawan terpandang naik darah. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi serta tanggapan masyarakat terhadap keluarganya nanti. Rasa malu itulah yang menimbulkan kebencian diri Andi Makawarrau terhadap anaknya Donna, 4 Emosi kesedihan ditunjukkan oleh
tokoh Ir. Mariolo yakni: Ir Mariolo merasakan kesedihan yang mendalam karena tidak bisa berbuat apa-apa. Dia rela melepaskan orang yang paling dia sayangi Andi Darauleng hanya karena dia tahu hubungan mereka tidak direstui orang tua Darauleng, 5 Emosi kebencian ditunjukkan oleh tokoh Donna yakni: tokoh Donna membenci pemuda desa yang dirasa menyindir dirinya. Donna sangat tidak suka dengan sikap pemuda tersebut berserta sindiran-sindiran yang diarahkan kepada Donna. Donna sangat tidak menyukai dan membenci pemuda desa tersebut, 6 Emosi cinta ditunjukkan oleh tokoh Ir.Mariolo yakni: tokoh Ir.Mariolo memiliki perasaan cinta kepada Donna selayaknya cinta seorang ayah kepada anaknya. Cinta Ir. Mariolo kepada Donna ditunjukkannya dengan melindungi Donna dari segala macam ancaman. Adapun saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan skripsi ini, hal tersebut sebagai berikut: 1 Pendekatan piskologi sastra dalam bidang kajian karya sastra
perlu
dikembangkan
kepada
peneliti-peneliti
berikutnya.
Dengan
pendekatan ini, dapat diketahui secara mendalam klasifikasi emosi tokoh yang akan dianalisis menggunakan teori Freud, yaitu rasa bersalah, rasa bersalah yang dipendam, menghukum diri sendiri, rasa malu, kesedihan, kebencian, dan cinta 2 Klasifikasi emosi tokoh dianggap sangat penting untuk diteliti serta berguna untuk menegetahui keadaan psikologi tokoh seseorang dalam kehidupan yang nyata, 3 Karena adanya keterbatasan waktu, dana, dan tenaga maka penelitian ini baru mengkaji masalah klasifikasi emosi tokoh pada novel Bunga di Atas Bara., dan 5 Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat meneliti aspek ini dengan novel yang berbeda ataupun novel yang sama dengan teori yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo Effendi, Usman dan Juhaya, Praju. 1984. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: MedPress Freud, Sigmund 1979. Memperkenalkan Pisikoanalisa. Jakarta: Gramedia
1986. Sekelumit Sejarah Psikoanalisa. Jakarta: Gramedia Jabrohim. 2002. Metodologi Penelitian Sastra. Jogjakarta: Hanindita Graha Widya Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Nurgiantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Rahmanto, B dan P. Haryanto. 2001. Cerita rekaan dan Drama. Jakarta: Universitas Terbuka Rahmasari, Dian. 2012. Karateritik Tokoh dalam Novel Putra Salju Karya Salman El-Bahry. Skripsi Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sayuti A, Suminto. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media Soedjarwo. 2004. Sastra Indonesia (Kesatuan dalam Keberagaman). Malang: Aneka Ilmu Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI-Press Susanto, Dwi. 2012. Pengantar Teori Sastra. Yogyakarta: CAPS Syamsuddin, dan Vismaia, Damaianti. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Tato, Sayhriar. 2010. Bunga di Atas Bara. Makassar: Nala Cipta Litera Universitas Negeri Gorontalo. 2010. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Waluyo ,Herman. 2001. Teori Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Wellek, Rene & Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia