KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA PEGAWAI (STUDI

Download tujuan dan sasaran organisasi dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja peg...

1 downloads 420 Views 182KB Size
KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA PEGAWAI (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir) Felina Susianti Sidabutar (090904058) ABSTRAK Komunikasi organisasi merupakan unsur pengikat bagian yang saling bergantung yang memungkinkan struktur organisasi berkembang dengan memberikan alatalat kepada individu-individu yang terpisah untuk mengkoordinir aktivitas mereka agar tidak menjadi statis yang dapat menciptakan keharmonisasian sehingga tujuan dan sasaran organisasi dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di kantor dinas kependudukan dan catatan sipil Toba Samosir. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai tetap sebanyak 22 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan menggunakan kuesioner dan penyajian data menggunakan sistem tabel tunggal, tabel silang dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara komunikasi organisasi dengan kinerja pegawai. Hal ini disebabkan oleh penyampaian pesan yang jelas dari atasan kepada bawahan maupun bawahan kepada atasan sehingga pegawai dapat melaksanakan tugas dengan baik. Kata kunci : Komunikasi, Organisasi, Komunikasi Organisasi, Kinerja Pegawai PENDAHULUAN Komunikasi menjadi penting dalam suatu organisasi karena komunikasi merupakan unsur pengikat bagian yang saling bergantung dalam sistem itu dan komunikasi memungkinkan struktur organisasi berkembang dengan memberikan alat-alat kepada individu-individu yang terpisah untuk mengkoordinir aktivitas mereka sehingga tujuan dan sasaran organisasi dapat tercapai. Jika tidak ada komunikasi maka suatu organisasi atau perusahaan akan menjadi statis tidak ada aktivitas dan tidak ada kemajuan. Contoh sederhananya adalah jika salah dalam pemberian instruksi, salah dalam penafsiran perintah atau tugas dari atasan maka akan menjadi fatal dalam mekanisme kerja organisasi. Karena semua pekerjaan di dalam suatu organisasi pada kenyataannya saling berhubungan. Maka kurang baiknya kinerja sebuah bagian akan berpengaruh negatif pada bagian lain serta terhadap organisasi itu, sehingga komunikasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan keharmonisasian kerja dalam organisasi. Jika tidak ada komunikasi maka koordinasi akan terganggu, akibatnya adalah disharmonisasi yang akan

1

mengganggu proses pencapaian target dan tujuan organisasi. Demikianlah peneliti ingin mengetahui bagaimana komunikasi organisasi yang terdapat di dalam suatu organisasi pemerintahan. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti organisasi Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir yaitu Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Peneliti ingin mengetahui bagaimana komunikasi organisasi yang terjadi diantara pegawai-pegawai yang bertugas di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Peneliti ingin mengetahui bagaimana komunikasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai dalam mencapai tujuan dinas maupun tujuan Negara Republik Indonesia. Peneliti ingin mengetahui bagaimana atasan memberi perintah, indoktrinasi, inspirasi, evaluasi, dan lainnya kepada bawahan. Seperti apa komunikasi yang terjadi antara bawahan terhadap atasan dalam memberi laporan kerja, saran-saran, rekomendasi, opini, dan lainnya, dan seperti apa komunikasi yang terjadi antara sesama pegawai yang memiliki jabatan yang sama dalam hal pengkoordinasian tugas, berbagi informasi, memecahkan masalah, dan lainnya. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : “Sejauhmanakah pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir”. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi organisasi, untuk mengetahui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir, dan untuk mengetahui pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. KAJIAN LITERATUR Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks, dimana di dalam bidang tersebut terdapat komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program (Muhammad, 2005:65). Ada tiga bentuk utama aliran informasi komunikasi formal dalam suatu organisasi 1. Komunikasi ke bawah (Downward Communication) Komunikasi ke bawah memiliki arti bahwa infomasi mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke manajemen menengah atau dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi kepada jabatan yang berotoritas lebih rendah (Masmuh, 2008:64). Arni Muhammad dalam bukunya Komunikasi Organisasi (2009) mengklasifikasikannya dalam lima tipe komunikasi ke bawah, yaitu: a. Instruksi tugas, yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan tersebut dapat berupa perintah langsung, diskripsi tugas, prosedur manual, program latihan tertentu, alat-alat bantu melihat dan mendengar yang berisi 2

b.

c.

d.

e.

pesan-pesan tugas dan sebagainya. Instruksi tugas yang tepat dan langsung cenderung dihubungkan dengan tugas yang sederhana yang hanya menghendaki keterampilan dan pengalaman yang minimal, biasanya digunakan tugas-tugas yang kompleks, dimana karyawan diharapkan mempergunakan pertimbangannya, keterampilan, dan pengalamannya (Muhammad, 2009:109). Rasional pekerjaan, yaitu pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas yang lain dalam objektif organisasi. Kualitas dan kuantitas komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan mengenai bawahannya. Bila atasan menganggap bawahannya pemalas maka pesan rasional yang diberikan sedikit sedangkan bila atasan menganggap bawahan dapat memotivasi diri sendiri maka pesan rasional yang diberikan banyak. Ideologi, yaitu perluasan rasional yang penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi ini, atasan berusaha mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral, dan motivasi. Informasi, yaitu informasi dari atasan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan, dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional. Balikan, yaitu pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk sederhananya adalah pembayaran gaji karyawan yang telah selesai melakukan pekerjaannya dan tidak ada informasi dari atasannya yang mengkritik pekerjaannya. Tetapi apabila hasil pekerjaan karyawan kurang baik maka balikannya mungkin berupa kritikan atau peringatan kepada karyawan tersebut.

2.

Komunikasi ke atas (Upward Communication) Komunikasi keatas merupakan aliran informasi dari hirarki wewenang yang lebih rendah ke yang lebih tinggi. Biasanya mengalir di sepanjang rantai komando (Masmuh, 2008:11). Masmuh (2008) dalam bukunya menyederhanakan bentukbentuk pesan yang dikomunikasikan oleh bawahan kepada atasan seperti dibawah ini: a. Laporan prestasi kerja (performance report) b. Saran-saran dan rekomendasi c. Usulan anggaran d. Pendapat atau opini e. Keluhan f. Permohonan bantuan g. Instruksi 3.

Komunikasi ke samping (Horizontal Communication) Komunikasi ke samping (Horizontal communication) terjadi antara dua pejabat atau pihak yang berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang sama

3

(Masmuh, 2008:12). Suranto (2005) dalam bukunya menyebutkan beberapa tujuan komunikasi yang dilakukan antar sesama pegawai dalam suatu organisasi: a. Berbagi pengalaman dan perasaan b. Solidaritas dan kerjasama c. Menserasikan pelaksanaan kerja d. Menghindari kekembaran (kegandaan) pengerjaan tugas e. Menggalang kerukunan f. Membahas cara-cara menanggulangi kendala yang timbul g. Saling koreksi untuk menghindari kekeliruan h. Membina hubungan harmonis dan kemitraan Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance yang merupakan hasil kerja atau prestasi kerja. Namun sebenarnya kinerja memiliki makna yang lebih luas yaitu mencakup bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Ukuran kinerja seseorang dengan yang lainnya dapat saling berbeda karena tugas dan kewenangan jabatan yang tidak sama. Secara sederhana indikator kinerja yang positif dapat dilihat dari sikap, perilaku dan aktivitas yang secara nyata mendukung pelaksanaan program kerja dan pencapaian tujuan organisasi (Suranto, 2005:56). Pada hakikatnya, standar kinerja pegawai dalam suatu organisasi dapat dilihat dari tiga indikator, yaitu: 1. Tugas fungsional, seberapa baik seseorang menyelesaikan aspek-aspek pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas fungsional pegawai dapat dilihat dari beberapa hal antara lain, a. Otoritas dan tanggung jawab. Pegawai dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya sesuai dengan otoritas dan tanggung jawabnya. b. Efektivitas dan efisiensi. Efektifitas merupakan suatu ukuran yang ditunjukkan oleh kenyataan bahwa tujuan organisasi tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan sedangkan efisien berkaitan dengan jumlah pengorbanan yang dikeluarkan dalam upaya mencapai tujuan. Bila pengorbanannya terlalu besar maka dikatakan tidak efisien. c. Inisiatif dan kreativitas. Kemampuan memberdayakan daya pikir untuk menyelesaikan pekerjaan. 2. a. b. c. d.

3.

Tugas perilaku. Tugas perilaku dapat dilihat dari beberapa hal berikut ini: Seberapa baik seseorang melakukan komunikasi dan interaksi antarpesona dengan orang lain dalam organisasi: Bagaimana dia mampu menyelesaikan konflik secara sehat dan adil Bagaimana ia memberdayakan orang lain Bagaimana ia mampu bekerja sama dalam sebuah tim untuk mencapai tujuan organisasi. Tugas etika, ialah seberapa baik seseorang mampu bekerja secara profesional sambil menjunjung tinggi norma etika, kode etik profesi, serta peraturan dan tata tertib yang dianut oleh suatu organisasi.

4

METODE PENELITIAN Penelitian ini tergolong pada tipe penelitian kuantitatif yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan (Kriyantono, 2008:55). Metode penelitian kuantitatif yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu metode penelitian yang berusaha menyelidiki nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menguji atau menentukan hubungan-hubungan (relations) yang ada diantara mereka di dalam satu lingkungan tertentu (Silalahi, 2008 : 181). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai tetap berjumlah 22 orang. Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti berdasar pada rumus Arikunto dalam bukunya prosedur penelitian (1998), dimana ampel dalam penelitian ini adalah apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sedangkan jika jumlah subjeknya besar maa dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Maka sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi. Penelitian ini berlokasi di Jalan Mulia Raja No. 26 Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 11 September 2013 sampai tanggal 18 September 2013. Data dalam penelitian didapatkan dari hasil jawaban kuesioner dengan melakukan wawancara terstruktur yaitu suatu model pengumpulan data melalui responden dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner yang tersusun secara sistematis. Sementara model pertanyaan yang digunakan peneliti adalah projective quetioner yakni model pertanyaan yang memberi kesempatan kepada responden untuk memilih jawaban yang telah disediakan dan memberi alasan atas pilihannya (Black, 2009 : 312). Peneliti melaksanakan penelitian lapangan ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir untuk mendapatkan data mengenai hubungan komunikasi organisasi dengan kinerja pegawai. Setelah memperoleh seluruh data, peneliti mengolah data tersebut ke dalam tabel tunggal dan abel silang hingga akhirnya melakukan uji hipotesis dan menarik kesimpulan dan saran bagi kepentingan erbagai pihak. HASIL Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir, ditemukan bahwa lebih dari 50% pegawai adalah berusia muda, yaitu antara 28-39 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai masih energik, semangat, dan dapat diandalkan. Pendidikan terakhir pegawai umumnya tamatan sarjana dan rata-rata telah bekerja lebih dari 5 tahun sehingga cukup berpotensi melakukan pekerjaan dengan baik. Komunikasi Organisasi Komunikasi dari atasan kepada bawahan Proses penyampaian perintah, pendeskripsian tugas, penjelasan pelaksanaan tugas, penjelasan tujuan aktivitas dan kaitannya terhadap aktivitas lain, penyampaian suatu pemahaman, penyampaian informasi mengenai praktikpraktik maupun peraturan-peraturan, dan penyampaian penilaian dari atasan kepada bawahan, atasan menyampaikannya dengan jelas. Penyampaian pesan 5

yang baik dari atasan ini membuat bawahan mengerti sehingga dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Hal ini memperkuat teori Everett M. Rogers yang menyatakan bahwa komunikasi suatu proses hubungan yang di dalamnya terdapat pertukaran informasi yaitu penyaluran ide kepada orang lain yang akhirnya menciptakan pengertian yang membuat orang lain tersebut mengubah tingkah lakunya. Komunikasi dari bawahan kepada atasan Berdasarkan hasil penelitian, proses penyampaian pesan dari bawahan terhadap atasan dikatakan jelas. Komunikasi yang baik dan jelas tersebut membuat atasan mengetahui laporan kerja bawahannya, mengetahui kebutuhan bawahan, mengetahui keluhan bawahannya, dan memperoleh masukan yang dapat dijadikan pertimbangan terhadap suatu hal yang berkaitan dengan kantor, dimana semua hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan kantor dengan baik dan maksimal. Disamping atasan merasa terbantu, bawahan juga terbantu dimana bawahan juga akhirnya mendapat solusi dari atasan. Hasil penelitian ini memperkuat pendapat Pace (1989) yang menyatakan bahwa komunikasi dari bawahan ke atasan dapat membuat atasannya tahu kapan harus memberikan informasi kepada bawahannya, atasan dapat menjadikan saran dari bawahannya sebagai pertimbangan untuk membuat keputusan, dan atasan dapat membantu bawahan dalam menyelesaikan suatu masalah dalam pekerjaan mereka. Komunikasi sejajar Komunikasi yang terjadi diantara pegawai sederajat dapat menciptakan kedekatan guna mempertahankan kerja sama yang baik untuk mencapai tujuan secara maksimal. Hasil penelitian komunikasi organisasi diatas berhasil memperkuat teori Judy C. Pearson bahwa komunikasi organisasi diadakan salam suatu organisasi memberi dua manfaat, baik terhadap pegawai yaitu memupuk hubungan baik, memperoleh kepercayaan terhadap pegawai, maupun terhadap organisasi dimana komunikasi dapat membantu pegawai menyelesaikan tugastugas kantor, mengambil keputusan yang tepat, menghindari terjadinya konflik, dan meningkatkan hubungan yang harmonis di kantor. Kinerja Pegawai Melalui komunikasi organisasi, pegawai akhirnya mengetahui tugas pokok fungsi mereka. Pegawai bekerja sesuai tupoksi mereka masing-masing, pegawai bekerja sesuai dengan wewenang mereka, oleh karena tupoksi jelas dengan segala resiko yang harus ditanggung, pegawai bertanggung jawab dan bersedia menanggung akibat yang mempersalahkan pegawai dalam pekerjaan. Selain itu, pegawai juga terdorong untuk menggunakan kemampuan mereka secara maksimal dan sering menciptakan ide-ide yang dapat membantu pegawai mencapai tujuan dengan baik. Kebersamaan pegawai di kantor terjalin dengan baik, hal tersebut membuat pegawai mampu bekerjasama dalam tim untuk mempermudah pencapaian tujuan organisasi.

6

Hasil penelitian diatas yang menunjukkan bahwa komunikasi organisasi yang terjalin di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir dapat memenciptakan saling pengertian diantara sesama pegawai, saling percaya, dan menciptakan kerjasama demi mencapai tujuan organisai, menguatkan sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh seorang mahasiswa bernama Artinto Danang Saputra Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma mengenai komunikasi terhadap kinerja akademik yang menyatakan bahwa komunikasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja akademik, dimana pengaruh tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerjasama untuk kepentingan bersama dalam suatu organisasi. Berdasarkan uji hipotesis pada tabel diatas yang diperoleh melalui program SPSS versi 13,0 ddiperoleh hasil koefisien korelasi (rs) sebesar 0,440. Dari tabel dapat dilihat bahwa pada rs 0,440 terlihat angka signifikansi (sig-2 tailed) = 0,041 yang berarti bahwa angka signifikansi lebih kecil < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi berkorelasi secara signifikan dengan kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Berdasarkan uraian Guilford diatas dapat diketahui bahwa kedua variabel dalam penelitian ini menunjukkan hubungan yang cukup berarti karena rs berada diantara 0,40-0,70. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara komunikasi organisasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir. Berdasarkan hasil analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil uji hipotesis adalah 0,440 sesuai dengan kaidah Spearman rs koefisien rs > 0, maka hipotesis diterima. Signifikansi korelasi diketahui dari probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 (0,041<0,05) dengan tanda * (flag of significant) yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan. PEMBAHASAN Hasil penelitian dari pegawai dan staff yang berkedudukan sebagai bawahan, diketahui bahwa pesan disampaikan secara tertulis melalui lembaran Tupoksi (Tugas pokok fungsi) yang diberikan kepada masing-masing bawahan. Untuk menjelaskan seluruh rangkaian kerja dalam tupoksi, atasan menjelaskan secara lisan baik dalam kondisi formal pada saat rapat maupun informal pada saat di luar rapat. Apabila atasan memberi perintah di luar tupoksi, atasan menyampaikan perintah secara lisan maupun tulisan dengan jelas, secara detail, terperinci, dan dengan bahasa yang sederhana kepada pegawai. Dalam menyampaikan informasiinformasi terbaru maupun pemahaman-pemahanan baru yang dapat menambah wawasan bawahan baik terhadap pekerjaan maupun terhadap Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir, atasan selalu memberikan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya media internet. Dalam memberikan penilaian kinerja, atasan menyampaikannya secara tertulis melalui DP3 setiap tahunnya, hal positif dan negatif dituangkan di dalamnya. Untuk menjelaskan maksud yang kurang dimengerti bawahan, atasan

7

menyampaikannya secara lisan kepada bawahan dengan bahasa yang sederhana dengan tetap menjaga agar tidak ada kesalahpahaman dan perasaan tersinggung pada bawahan. Hasil penelitian yang diperoleh dari bawahan diperkuat dengan hasil penelitian yang diperoleh dari atasan melalui wawancara. Contohnya, kepala bidang pelayanan kependudukan memberi petunjuk kepada bawahan mengenai penerbitan Kartu Kelurga dan Kartu Tanda Penduduk. Atasan menjelaskan kepada bawahan bagaimana melaksanakan tugas tersebut, bawahan melaksanakan sesuai dengan perunjuk atasan, hal tersebut terjadi karena petunjuk dari atasan dimengerti oleh bawahan. Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan data yang diperoleh dari bawahan dan atasan. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa bawahan menyampaikan hasil laporan kerja dengan jelas kepada atasan. Laporan disampaikan secara formal pada saat rapat internal bagian dan informal secara lisan pada saat bekerja di kantor. Laporan disampaikan secara rutin. Di bagian lain, bawahan tidak perlu menyampaikannya secara formal karena atasan dapat melihat secara langsung apa yang dikerjakan oleh bawahannya. Di dalam menyampaikan saran-saran, bawahan diberi kesempatan untuk memaparkan dampak positif dan negatif pekerjaan, baik secara informal maupun formal pada saat rapat. Untuk menjelaskan usulan anggaran, bawahan menjelaskan kepada atasan berapa blanko yang mereka butuhkan. Bawahan dapat menyampaikan pendapat mereka secara terbuka kepada atasan. Dalam menyampaikan keluhan-keluhan, bawahan dapat menyampaikannya pada saat rapat formal namun lebih sering pada saat informal, keluhan disampaikan secara leluasa, terbuka, dan jelas. Demikian juga dengan permohonan dan masukan, bawahan memiliki kesempatan untuk menyampaikannya dengan terbuka, leluasa, dan jelas. Hasil penelitian yang diperoleh dari bawahan diuji kebenarannya melalui wawancara dengan atasan. Hasil wawancara dengan atasan, salah satunya dengan kepala bidang pelaynanan kependudukan, atasan menyatakan bahwa atasan mengerti laporan kerja yang diberikan bawahan melalui rekapitulasi penerbitan Kartu Kelurga dan Kartu Tanda Penduduk yang diberikan setiap bulannya. Dari penjelasan yang diperoleh, data dari bawahan dan atasan tidak ada perbedaan, adapun perbedaan dimana beberapa bawahan menyatakan bahwa keluhan mereka kurang ditanggapi, itu terjadi karena tidak semua keluhan maupun masukan yang diberikan bawahan kurang tepat sasaran sehingga kurang dipertimbangkan. Komunikasi sejajar yang terjadi berupa komunikasi berbagi pengalaman dan perasaan saat bekerja di dalam dinas maupun di luar dinas, komunikasi untuk menciptakan rasa persaudaraan, komunikasi untuk menserasikan pelaksanaan tugas dan menghindari penggandaan tugas, komunikasi menggalang kerukunan, komunikasi untuk membahasa penanggulangan suatu masalah, komunikasi untuk mengoreksi pekerjaan sesama, komunikasi untuk membina hubungan yang harmonis. Komunikasi yang terjadi diantara pegawai sederajat dalam berbagi pengalaman dan perasaan berlangsung secara terbuka, baik pada saat di kantor maupun pada saat di luar kantor yakni pertemuan keluarga. Komunikasi yang terjalin dapat menciptakan kedekatan. Kedekatan itu mendorong pegawai

8

mempertahankan komunikasi sehingga pegawai sederajat tetap leluasa guna mempertahankan kerja sama yang baik untuk mencapai tujuan secara maksimal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Komunikasi organisasi antara atasan terhadap bawahan maupun sebaliknya di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir berlangsung baik dan jelas. Pesan disampaikam melalui tulisan dan lisan. Informasi dijelaskan secara terperinci, dengan bahasa yang sederhana dan dimengerti. Pesan dapat disampaikan pada saat rapat forum ataupun di luar rapat secara terbuka dan leluasa. Diantara pegawai sederajat, pegawai dapat berbagi pengalaman dan perasaan mereka dengan terbuka, kedekatan mereka mendukung pada keleluasaan bekerjasama dalam tim. 2. Kinerja pegawai di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir dapat disimpulkan baik. Pegawai termotivasi menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu dan termotivasi untuk terus bekerja sesuai dengan etika profesi yang dianut. 3. Terdapat hubungan yang cukup berarti antara komunikasi organisasi di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir terhadap kinerja pegawai sebab berdasarkan hasil uji hipotesis, komunikasi organisasi berpengaruh cukup berati terhadap kinerja pegawai. SARAN Saran Subjek Penelitian 1. Perhatian yang lebih lagi dari atasan terhadap keluhan bawahan 2. Komunkasi dijalin tanpa memandang perbedaan identitas sosial antara satu dengan yang lain. Saran dalam kaitan Akademis 1. Penelitian komunikasi organisasi vertikal maupun horizontal kiranya terus dilanjutkan dengan sudut pandang dan variabel yang berbeda. 2. Penelitian dilanjutkan pada dinas yang berbeda untuk membuktikan apakah penelitian semakin memperkuat atau melemahkan hasil penelitian yang sebelumnya. Saran dalam kaitan Praktis Hendaknya seluruh pegawai memiliki keinginan untuk menciptakan caracara, kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan komunikasi organisasi yang lebih baik karena hal tersebut berpengaruh pada kinerja pegawai dan tujuan organisasi. Misalnya rapat umum secara rutin maupun rapat internal bagian secara rutin. Daftar Referensi Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

9

Cangara, Hafid. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Danandjaja. 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu Effendy, Onong. 1982. Human Relations dan Public Relations. Bandung: Mandar Maju Effendy, Onong. 1990. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Effendy, Onong. 2006. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Liliweri. 2004. Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung: Penerbit Mandar Maju Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA Masmuh, Abdullah. 2008. Komunikasi Organisasi dalam perspektif teori dan praktek. Malang : UMM Press Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Surabaya: Graha Indonesia Muchlas, Makmuri. 2005. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Pace, Wane. 2005. Komunikasi Organisasi.(Deddy Mulyana.Penerjemah). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Pohan, Syafruddin.2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian. Medan: PT. Grasindo Monoratama Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama Suranto. 2005. Komunikasi Perkantoran. Yogyakarta: Media Wacana Widjaja. 2005. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia. Palembang: PT. Raja Grafindo Persada

10