EKONOMI ISLAM Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam Penulis:
Sumar’in, S.EI, M.S.I
Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 Telp. : 0274-889836; 0274-889398 Fax. : 0274-889057 E-mail :
[email protected]
Sumar’in, S.EI, M.S.I EKONOMI ISLAM; Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam/Sumar’in, S.EI, M.S.I - Edisi Pertama – Yogyakarta; Graha Ilmu, 2013 viii + 194 hlm, 1 Jil.: 26 cm. ISBN:
978-602-262-062-4
1. Ekonomi
I. Judul
KATA PENGANTAR
Bismillâhirrahmânirrahîm.
A
lhamdulillah, tidak ada kata yang lebih pantas penulis persembahkan kepada Allah SWT kecuali puji-pujian dan ungkapan syukur padaNya, yang Maha Agung, penuh kesempurnaan, penuh perhatian dan sayang. Hanya karena cinta kasih, perhatian dan sayang-Nyalah, proses penulisan buku ini dapat berhasil diselesaikan. Hanya karena perhatian-Nya, kelelahan penulis mampu sirna dan berganti dengan semangat dan pengorbanan. Tanpa itu semua, apalah artinya manusia dengan segala kelemahan dan “kekuatan semu”. Anugerah dan kemuliaan semoga tetap terlimpahkan kepada Muhammad saw. yang dengan tabah, tulus dan sabar dalam mengemban misi suci kenabian. Buku ini ditulis dengan maksud menjadi salah satu literatur dan bahan pengajaran dalam mengekplorasi Ekonomi Islam Khususnya pada pendekatan Ekonomi Mikro Islam. Karena sampai saat ini, dalam analisis penulis sesungguhnya pendekatan dan teori Ekonomi Mikro Islam di Indonesia khususnya yang beredar dan diajarkan diperguruan tinggi mempunyai beberapa bentuk teori dan pendekatan yang cenderung mempunyai perbedaan serta penyempurnaan yang terus menerus meskipun secara substasi mengkerucut pada satu makna. Diharapkan hadirnya buku ini menjadi salah satu buah karya yang menjadi warna dari unik dan beragamnya pengkajian pendekatan ekonomi Islam itu sendiri. Buku ini disusun secara umum dalam dua kategori utama yakni tentang Kajian Ekonomi Islam secara Fundamental yang termuat pada Bab I Konsep Dasar Ekonomi Islam, Bab 2 Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Bab 3 Mazhab Ekonomi dan Rancang Bangun Ekonomi Islam serta Bab 4 Perbandingan Sistem Ekonomi Dunia serta bagian kedua yakni tentang kajian Ekonomi Mikro Islam secara lebih ekplisit. Yakni Bab 5 Teori Konsumsi dalam Perspektif Islam, Bab 6 Teori Permintaan Islami,
vi
EKONOMI ISLAM; Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam
Bab 7 Teori Penawaran Islami, Bab 8 Teori Produksi Islami dan Bab 9 Mekanisme Pasar Islami sebagai bab akhir dari tulisan ini. Penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga pada mereka yang telah berjasa dalam memberikan motivasi, membantu berdiskusi serta memberikan masukan agar utuhnya tulisan ini, utamanya pada para teman-teman se angkatan dan para Dosen di STAIN Pontianak (tempat kulaih S1 penulis), dan teman-teman dan para dosen di UIN Sunan Kalijaga (tempat kulaih S2 dan S3 penulis). Penulis harus jujur bahwa buku ini tidak pernah tersusun dengan baik seperti saat ini, tanpa adanya dukungan dan kontribusi pemikiran yang mempengaruhi penulis dari mereka semua. Akhirnya Penulis berharap semoga dengan hadirnya buku ini menjadi salah satu pemicu sekaligus pendorong dalam pengembangan keilmuan ekonomi Islam serta bermanfaat sebagai bahan referensi untuk kajian ekonomi pada umumnya. Tidak ada gading yang tidak retak, karena kesempurnaan hanyalah mutklak menjadi milik Allah sang penguasa jagad raya.
Yogyakarta, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
vii
KONSEP DASAR EKONOMI A. B. C. D. E.
v
Munculnya Pemikiran Ekonomi Pengertian Ekonomi Islam Ruang Lingkup dan Tujuan Ekonomi Islam Metodologi Ekonomi Islam Rasionalitas Ekonomi Islam
1 1 8 12 15 19
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM
25
A. B. C. D.
25 36 43 50
Peletakan Prinsip Dasar dan Nilai Ekonomi Islam Fase Awal Perkembangan Pemikiran Ekonomi Islam Fase Kedua Perkembangan Pemikiran Ekonomi Islam Fase Ketiga Perkembangan Pemikiran Ekonomi Islam
MAZHAB EKONOMI DAN RANCANG BANGUN EKONOMI ISLAM
57
A. B. C. D.
57 60 66 68
Mazhab Ekonomi Islam Rancang Bangun Ekonomi Islam Prinsip-Prinsip Ekonomi dalam Islam Instrumen dan Kebijakan Ekonomi Islam
PERBANDINGAN SISTEM EKONOMI
73
A. Pengertian Sistem Ekonomi B. Sistem Ekonomi Kapitalis
73 74
viii
Bab 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
EKONOMI ISLAM; Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam C. Sistem Ekonomi Sosialis D. Sistem Ekonomi Islam Sebuah Solusi Kehidupan
77 80
Teori Konsumsi dalam Perspektif Islam
85
A. Pengertian dan Konsep Dasar B. Teori Prilaku Konsumsi Islami C. Konsep Maslahah dalam Konsumsi D. Teori Kepuasan Konsumen Islam
85 93 96 100
TEORI PERMINTAAN ISLAMI
105
A. Pengertian dan Konsep Dasar B. Analisis Permintaan Dengan Pendekatan Maslahah C. Efek Pelarangan Riba pada Pertumbuhan Ekonomi
105 107 111
TEORI PENAWARAN ISLAMI
117
A. B. C. D.
117 118 121 122
Pengertian dan Konsep Dasar Pembentukan Harga di Pasar Pengaruh Zakat Terhadap Penawaran Pengaruh Zakat Terhadap Konsumsi dan Investasi
TEORI PRODUKSI ISLAMI
127
A. B. C. D. E. F. G. H.
127 131 135 137 138 142 145 147
Pengertian dan Konsep Dasar Analisis Biaya Produksi Kurva Isoquant Garis Biaya Produksi (Isocost) Etika Produsen dalam Islam Produksi dalam Al-Qur’an dan Peradaban Islam Analisis Produksi Islami Mekanisme Produksi dalam Islam
MEKANISME PASAR ISLAMI
155
A. B. C. D. E. F.
155 159 170 176 178 183
Pengertian dan Konsep Dasar Mekanisme Pasar dalam Islam Pasar dalam Pandangan Tokoh Muslim Konsep Harga dalam Islam Intervensi Pemerintah dalam Regulasi Harga Pandangan Islam Terhdap Persaingan Tidak Sempurna, Oligopoli dan Monopoli
DAFTAR PUSTAKA
189
TENTANG PENULIS
193 -oo0oo-
BAB 1 KONSEP DASAR EKONOMI
A. MUNCULNYA PEMIKIRAN EKONOMI
P
emikiran Ekonomi sesungguhnya merupakan sebuah reaksi dari kebutuhan hidup dalam mencapai kebahagian. Lahirnya pemikiran ekonomi merupakan cara atau upaya manusia dalam menghadapi masalah kelangkaan (scarcity). Dari sinilah muncul definisi ilmu ekonomi yang dipegang hingga kini dalam perspektif ekonomi barat, yaitu “sebuah kajian tentang prilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan-tujuan dan alat-alat pemuas yang terbatas, yang mengundang pilihan dalam penggunaannya” atau dalam pengertian lain Ilmu ekonomi di definisikan studi tentang pemanfaatan sumber daya yang langka atau terbatas (scarcity) untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas (unlimited).1 Dari sini menandakan bahwa pemikiran ekonomi adalah bergaris lurus terhadap hadirnya manusia itu sendiri dimuka bumi. Dimana pemikiran ekonomi merupakan cara dan bagian manusia itu sendiri yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Al-Qur’an sebagai sumber pedoman kehidupan (way of life) telah mencatat bagaimana terjadinya kompetisi antara Habil dan Qabil dalam melakukan pengorbanan terbaik untuk memperoleh sebuah hasil yang dijanjikan.2 Lebih lanjut dalam peradaban sejarah Mesir kuno disebutkan bagaimana tugas Yusuf As sebagai mentri keuangan (bendahara raja) yang harus melakukan management terhadap bahan pangan untuk menyikapi krisis yang akan melanda negri Mesir saat itu.3 Dalam peradaban Sumeria telah ditemukan bukti bahwa sesungguhnya masyarakat saat itu menggunakan tempat ibadah untuk penyimpanan uang seperti halnya fungsi bank saat ini. Peradaban Sumeria merupakan peradaban pertama yang telah melakukan pembungaan uang dalam transaksi simpan pinjam. Ditemukan bukti bahwa pada masa kejayaan Sumeria (sekitar 3000-1900 SM) telah terdapat sistem kredit yang sistematik. Sistem ini juga mengandung unsur riba, dimana untuk bahan makanan (gandum) tingkat suku bunganya adalah sebesar 33,33% setahun sedangkan untuk uang (perak) sebesar 20% setahun.
2
EKONOMI ISLAM; Sebuah Pendekatan Ekonomi Mikro Perspektif Islam
Said Saad Morton menjelaskan selanjutnya seorang raja yang berkeinginan menghilangkan budaya korup di kalangan masyarakat Sumeria dengan menghilangkan sistem interest rate dalam setiap transaksi simpan pinjam. Dimana pada tahun 1950 SM raja Hammurabi menetapkan kebijakan tata cara peminjaman dengan sistem barter dan menetapkan batas inters rate.4 Ketentuan tersebut berlaku hingga hampir 1.200 tahun lamanya. Selanjutnya praktik pembungaan uang dalam transaksi simpan pinjam terus berlangsung zaman Assyria (732-655 SM), Neo Babylonia (625-539SM), Persia (539-333 SM), Yunani (500-100 SM) dan Romawi (500-90 SM). Selain itu, terdapat pula bukti-bukti yang menunjukkan bahwa pinjamanyang diberikan oleh penguasa eropa (raja-raja) pada masa lalu juga berdasarkan atas inters rate. Hal ini memberikan bukti bahwa sesungguhnya praktek ekonomi merupakan bagian dari proses kehidupan manusia. Harus diakui, formalisasi ekonomi sebagai sebuah ilmu merupakan peran dari para ekonom barat dalam menyikapi masalah ekonomi itu sendiri. Sebagai suatu body of doctrine yang mencakup fenomena ekonomi dalam masyarakat, ilmu ekonomi modern digagas oleh Adam Smith pada abad ke-18 dengan dipublikasikannya The Wealth of Nation. Pemikiran Adam Smith tersebut merupakan bentuk pemikiran dalam menyikapi prilaku ekonomi. Selanjutnya bentuk pemikiran yang bersumber dari realitas kehidupan ini melahirkan sebuah konsep positive economics. Dalam doktrin ekonomi menjelaskan bahwa, munculnya ekonomi modern di dasari pada sebuah fenomena prilaku manusia (scale of preference) dalam menyikapi kebutuhan yang tidak terbatas pada satu sisi dan munculnya kelangkaan bahan baku (barang/jasa) disisi lain. Selain itu, masalah sosial, ekonomi, budaya dan geografis tempat lahirnya ilmu ekonomi modern juga menjadi bagian yang selanjutnya mewarnai dan menjadi ruh dalam pengembangan ilmu ekonomi itu sendiri. Sejarah mencatat bahwa pada abad pertengahan merupakan puncak dari gejolak perseteruan antara para cendekiawan yang berfikir logis dengan para agamawan yang berfikir teologis. Dikotomi agama dan logika pada masa kegelapan (dark ages) yang terjadi di Eropa menjadi warna tersendiri yang mempengaruhi pemikiran ekonomi menjadikan ilmu ekonomi selanjutnya sangat sekuler. Besarnya kekuasaan gereja Katolik yang mendominasi tanah Eropa dengan doktrin yang meninggalkan kehidupan dunia dan cenderung berlawanan dengna para cedekiawan menimbulkan gesekan dan pergerakan untuk mengikis kekuasaan gereja. Pergerakan yang dimotori oleh para cendekiawan dan para petani inilah yang pada akhirnya memunculkan suatu aliran pemikiran bahwa harus terjadi suatu pembedaan atau pembatasan antara aktivitas agama dengan aktivitas dunia, sebab munculnya pemikiran keilmuan seringkali dianggap bertentangan dengan doktrin gereja pada masa itu. Munculnya pemikiran radikal dalam melakukan perlawanan terhadap pemikiran gereja merupakan salah satu titik balik dari kebangkitan keilmuan di Eropa. Praktik hidup mewah kaum rohaniawan mengatas namakan agama menjadikan salah satu spirit perlawanan untuk meninggalkan agama secara total dalam kehidupan demi tercapaikan kemakmuran hidup. Hal ini menjadikan nilainilai agama dan kebenaran normative menjadi tidak penting dalam proses berfikir yang selanjutnya terintegrasi dalam sikap dan prilaku para ilmuan saat itu.