KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA

Download Penulisan karya ilmiah bertujuan untuk mengetahui konsep teknologi pendidikan di Indonesia. Penulisan menggunakann metode libarary research...

0 downloads 516 Views 521KB Size
www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen

upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2015

Konsep Teknologi Pendidikan di Indonesia Corry Purba Dosen Prog. Studi Pendidikan Sejarah FKIP-USI

Abstrak Penulisan karya ilmiah bertujuan untuk mengetahui konsep teknologi pendidikan di Indonesia. Penulisan menggunakann metode libarary research. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa konsep teknologi pendidikan ini ditujukan untuk mengkaji ulang anatomi dan defenisi yang ada, sehingga adanya kejelasan alur perkembangan pemaknaan teknologi pendidikan. Walaupun kajian ini tidak lengkap dan utuh akan tetapi diharapkan dapat memberikan gambaran awal secara umum dalam usaha mengembangkan konsep lebih lanjut dan memanfaatkannya untuk kepentingan praktek pembelajaran.

-----------------------------------------------Kata kunci: konsep dan teknologi pendidikan

bahwa pemecahan masalah belajar perlu

PENDAHULUAN

menggunakan pendekatan-pendekatan yang 1.

tepat dengan banyak memfungsikan peman-

Latar Belakang

faatan sumber belajar (learning resources). Pada tahun 1960-an teknologi pendi-

Perkembangan

kajian

teknologi

dikan menjadi salah satu kajian yang

pendidikan menghasilkan berbagai konsep

benynak mendapat perhatian di lingkungan

dan praktek pendidikan yang banyak me-

ahli pendidikan. Pada awalnya, teknologi

manfaatkan media sebagai sumber belajar.

pendidikan merupakan kelanjutan perkem-

Oleh Karena itu, terdapat persepsi bahwa

bangan dari kajian-kajian tentang penggu-

teknologi pendidikan sama dengan dengan

naan dari audiovisual, dan program belajar

media, padahal kedudukan media berfungsi

dalam penyelanggaran pendidikan. Kajian

sebagai sarana untuk mempermudah dalam

tersebut pada hakekatnya merupakan usaha

penyampaian informasi atau bahan belajar.

dalam

Dari segi system pendidikan, kedudukan

memecahkan

masalah

belajar

manusia (human learning). Solusi yang

teknologi

diambil melalui kajian teknologi pendidikan

memperkuat pengembangan kurikulum teru-

pendidikan

berfungsi

untuk

www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen

upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2015

tama dalam disain dan pengembangan, serta

2.

Tujuan Penulisan

implementasinnya, bahkan terdapat asumsi Penulisan karya ilmiah ini bertujuan

bahwa kurikulum berkaitan dengan “what”, sedangkan teknologi pendidikan mengkaji tentang “how”. Dalam kaitanya dengan pembelajaran, teknologi pendidikan mem-

untuk mengetahui konsep teknologi pendidikan di Indoensia. 3.

Uraian Teoritis

a.

Perkembangan Kerangka Konsep

perkuat dalam merekayasa berbagai cara dan teknik dari mulai tahap disain, pengembangan,

pemanfaatan

berbagai

sumber

belajar, implementasi, dan penilaian program dan hasil belajar.

nya, istilah teknologi pendidikan mulai digunakan sejak tahun 1963, dan secara resmi diikrarkan oleh Association of Educaand

Communication

Technology

(AECT) sejak tahun 1977, walaupun adakalannya terjadi overlapping penggunaan istilah tersebut dengan teknologi pembelajaran. Namun, kedua istilah tersebut masih

terus

digunakan

sesuai

dengan

pertimbangan penggunaanya. Finn (1965) mengungkapkan bahwa di Inggris dan Kanada

lebih

lazim

tere (bahasa latin) yang artinya “to weave or construct”,

Berdasarkan sejarah perkembangan-

tional

Istilah teknologi berasal dari kata tex-

digunakan

istilah

teknologi pendidikan, sedangkan di Amerika Serikat banyak digunakan secara serempak dalam kegiatan yang sama. Dan akhir-akhir ini berkembang konsep bahwa teknologi pembelajaran lebih layak digunakan untuk konteks penyelenggaraan pengajaran.

menenun

atau

membangun.

Teknologi tidak selamanya harus menggunakan mesin sebagaimana terbayangkan dalam pikiran kita selama ini, akan tetapi merujuk pada setiap kegaiatan praktis yang menggunaka

nilmu

atau

pengetahuan

tertentu. Bahkan disbeutkan bahwa teknologi

itu

merupakan

usaha

untuk

memecahkan masalah manusia (Salisbury, 2002). Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Romiszoewski (1981, h.11) menyebutkan bahwa teknologi berkaitan dengan produk dan proses. Sedangkan Roger ( 1986, h.1) mempunyai pandangan bahwa teknologi biasanya menyangkut aspek perangkat keras (terdiri dari material atau objek fisik), dan aspek perangkat lunak (terdiri dari informasi tang terkandung dalam perangkat keras). Didasarkan atas pemahaman-pemahaman tersebut secara gamblang Salisbury (2002, 7) mengungkapkan bahwa teknologi adalah 2

Konsep Teknologi Pendidikan di Indonesia………………………………………………Corry Purba

penerapan ilmu atau pengetahuan yang

teknologi menengah digunakannya OHP,

terorganisir secara sistematis untuk penyele-

slide, film proyeksi, peralatan elektronik

saian tugas-tugas secara praktis.

yang sederhana untuk pengajaran, dan

Penggunaan istilah teknologi dalam

peralatan proyeksi (LCD). Sedangkan taha-

pendidikan tidak terlepas dari kajian Finn (

pan teknologi yang tinggi berkiatan dengan

1960) pada seminar tentang peran teknologi

penggunaan paket-paket yang kompleks

dalam masyarakat, dengan judul maka-

seperti belajar jarak jauh yang menggunakan

lahnya “Technology and the Intructional

radio, televise, modul, computer assisted

Procsess”. Melalui makalahnya dikaji antara

instruction, serta pengajaran atau stimulasi

hubungan teknologi dengan pendidikan.

yang komplek, sistem informasi dial acces

Argument

utama

disampaikannya

melalui telepon dan sebagainya. Penggunaan

didasarkan

atas

pemanfaatan

perangkat keras ini sejalan dengan perkem-

teknologi dalam kehidupan masyarakat yang

bangan produk industry dan perkembangan

memiliki kemiripandengan kondisi yang

masyarakat, seperti e-learning yang meman-

terdapat dalam pendidikan. Oleh karena itu,

faatkan jaringan internet untuk kegiatan

penggunaan istilah teknologi yang digan-

pembelajaran.konsep proses atau perangkat

dengkan dengan pendidikan merupakan

lunak, dipusatkan pada pengembangan sub-

suatu hal yang tepat dan wajar.

stansi pengalaman belajar yang disusun dan

yang gejala

Romis-

diorganisir dengan menerapkan pendekatan

zoswki (1981 :12) menyebutkan bahwa

ilmu untuk kepentingan penyelenggaraan

penggunaan

program

Lumsdaine

(1964)

istilah

dalam

teknologi

pada

pembelajaran.

Pengembangan

pendidikan memiliki keterkaitan dengan

pengalaman belajar ini diusahakan secara

konsep produk dan proses. Konsep produk

sistematik dan sistematis dengan meman-

berkaitan dengan perangkat keras atau hasil-

faatkan berbagai sumber belajar. Konsep

hasil produksi yang dimanfaatkan dalam

proses dan konsep produk pada hakekatnay

proses pengajaran. Pada tahapan yang

tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

sederhana jenis teknologi yang digunakan

pemberian pengalaman belajar optimal ke-

adalah papan tulis, bagan objek nyata, dan

pada peserta didik. Pengembangan program

model-model

belajar diawali dengan analisis tingkah laku

sederhana.

Pada

tahapan

3

www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen

upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2015

(tingkah laku yang perlu dipelajari dan

hal-hal mikro dalam tahapan tingkah laku

keadaan tingkah laku belajar peserta didik)

belajar peserta didik.

yang perlu dikuasai peserta didik dalam

Pembelajaran pada hakekatnya mem-

proses belajar dan pelahiran tingkah laku

persiapkan pada hakekatnya mempersiapkan

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

peserta didik untuk dapat menampilkan

Tahapan analisis tingkah laku ilmu atau

peserta didik untuk dapat menampilkan

sejumlah pengetahuan untuk mengungkap

tingkah laku hasil belajar dalam kondisi

kemampuan yang harus dimiliki calon

yang nyata, atau untuk memcahkan masalah

peserta didik, disamping kemampuan yang

yang dihadapi dalam kehidupannya. Untuk

harus diinginkannya untuk memperoleh

itu, pengembang program pembelajaran

kemamapuan hasil belajar. Romiszwoski

selalu

(1986 : 15-17) memasukkan kegiatan ter-

kebutuhan

belajar

sebut kedalam istilah “behavioral tech-

informasi

mengenai

nology”. Selanjutnya, kemampuan-kemam-

diperlukan peserta didik menyelesaikan

puan hasil analisis dikembangkan ke dalam

kegiatan belajar selalu dilkaukan analisis

pengembangan program pembelajaran yang

umpan balik untuk melihat kesesuaian hasil

terpilih, atau tahapan “instructional rech-

belajar dengan kebutuhan belajar.

menggunakan

teknik

untuk

analisis

memperoleh

kemampuan

yang

nology”. Konsep dan prinsip teknologi pembelajaran kemudian diperkaya oleh ahli-ahli bidang Psikologi, seperti Bruner (1966), dan Gagne (1974), ahli Cybernetic seperti Landa (1976), dan Horn (1969) serta lembagalembaga pendidikan pendidikan yang memiliki ketertarikan atas pengembangan program pembelajaran. Walaupun teknologi pembelajaran termasuk masih premature, akan tetapi usaha pengembangannya terus dilakukan secara kreatif dan teliti sehingga mampu memecahkan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran, sampai kepada

b.

Sejarah Perkembangan Konsep Didasarkan atas pendekatan historik,

Januszewski (2001: 2-15) mengungkapkan bahwa tahap awal sebagai pengantar kearah pengembangan konsep dan istilah teknologi pendidikan dilandasi dan dipertajam oleh tiga faktor berikut : pertama, engineering (Bern, 1961 : Szabo, 1968); kedua, science (Finn, 1953;Ely, 1970; Jorgenson, 1981; Saettler, 1990; Shorck, 1990), dan ketiga, the development of the Audio Visual education movement (Ely, 1963; Ely 1970; Jogerson, 1981; Saettler, 1990; Shrock, 4

Konsep Teknologi Pendidikan di Indonesia………………………………………………Corry Purba

1990). Dari hasil kajiannya menunjukkan

T.J Hoover dan J.C.L Fish mengungkapkan

bahwa

bahwa engineering adalah kegiatan profe-

teknologi

keterkaitan

dan

pendidikan saling

memiliki

keterrgantungan

ssional

dan

sistematik

dalam

meng-

dengan ketiga faktor tersebut (engineering

aplikasikan ilmu untuk memanfaatkan sum-

science dan audiovisual education).

ber alam secara efesien dalam meng-hasil-

Dalam kaitannya dengan engineering

kan kesejahteraan. Selanjutnya dari hasil diskusi antara

pengkajian diawali dari makna engineering yang menggambarkan kegiatan riset dan

konsep

pengembangan serta usaha menghasilkan

Charters

teknologi untuk digunakan secara praktis,

dikembangkan Noble menghasilkan empat

yang

kesamaan, yaitu ; 1) keduannya memerlukan

kebanyakan

terdapat

di

bidang

yang

engineering dan

teknologi

usaha

Franklin Bobbit dan W.W. Charters menjadi

menyatakan aplikasi ilmu; 3) keduanya

perintis penggunaan istilah “educational

menekankan pada efesiensi pemanfaatan

pada

tahun

1920-an,

sistematik;

2)

yang

industry. Saettler (1990) menyatakan bahwa

engineering”

yang

konsep

diungkapkan

keduannya

sumber; dan 4) tujuan dari keduannya adalah

khususnya pada pendekatan yang digunakan

untuk

untuk pengembangan kurikulum. Peng-

penerapannya

gunaan istilah engineering ini digunakan

barkan

pula oleh Munroe (1912) dalam mengikat

dilakukan setiap teknologi pendidikan dalam

konsep ilmu management dalam setting

setiap mengembangkan program, dan dalam

pendidikan dan educational engineering.

penyelenggara pembelajaran. Dalam kaitan-

Munroe beralasan bahwa istilah beralasan

nya

bahwa

engeering

menyatakan bahwa ilmu merupakan dasar

diperlukan dalam mengkaji tentang usaha

dalam pendidikan, dan setiap usaha dalam

memasuki kehidupannya, mana yang lebih

pendidikan perlu dilandasi oleh kejelasan

baik, mana yang harus dihindari, persyaratan

ilmu yang digunakan. Untuk hsal tersebut,

apa yang perlu dipersiapkan, dimana dan

diyakini bahwa adannya titik yang sama

mengapa

antara

istilah

mereka

educational

mengalami

ketidak-

berhasilan. Charters (1941) yang dinyatakan

memproduksi

bahwa

dengan

pada

sesuatu.

Dalam

pendidikan,

digam-

usaha

aplikasi

educational

sistematik

ilmu,

engineering

perlu

Charters

dengan

industrial engineering keduanya menggu5

www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen

upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2015

nakan metode riset yang dilandasi oleh dasar

sehingga tidak hanya psikologi behavior saja

keilmuan.

yang memiliki kontribusi terhadap teknologi

Selanjutnya, penyelenggara pendidi-

pendidikan akan tetapi bergeser kearah

kan perlu menetapkan efesiensi dalam setiap

psikologi

usaha yang dilkukanya, pengajar perlu

dikembnagkan oleh Robert M. Gagne (The

menetapkan bagaimana cara yang efesien

Conditions of Learning and theory of

supaya

instruction, 1916). Kedudukan teori belajar

peserta

didik

memperoleh

kognitif

pengalaman belajar yang maksimal. Dalam

dijadikan

kaitannya

pengembangan

dengan

memproduksi

setiap

sumber

sebagaimana

inspirasi model

di

dalam

pembelajaran,

program pembelajaran pada hakekatnya

terutama di dalam penetapan tingkah laku

ditujukan untuk memberikan pengalaman

yang

belajar

secara

karakteristik peserta didik, kondisi-kondisi

maksimal sehingga masalah belajar dapat

pembelajaran yang harus dirancang, beserta

terpecahkan.

berbagai

kepada

peserta

Perkembangan

didik

selanjutnya

adalah

harus

dikuasai

fasilitas

peserta

belajar

yang

didik,

dapat

memperkuat pengalaman belajar peserta

termasuk “fase permulaan” disusunnya kon-

didik.

sep teknologi pendidikan secara sistematis,

programmed instruction dilakukan melalui

berlangsung

dengan

studi science in education ( Skinner, 1954;

bercirikan pergeseran audiovisual kearah

Saettler, 1990), gerakan efesiensi pendidikan

teknologi pendidikan. Pada masa ini mulai

( Stolurow, 1961; Dale, 1967; Saettler,

disusun defenisi secara formal teknologi

1990). Walaupun teaching machine ini

pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh

sangat popular dan diawali kajiannya oleh

AECT, walaupun perumusan defenisinya

Skinner akan tetapi E L Thorndike (1912)

masih kental dengan kandungan audiovisual

yang mulai mengembangkan konsep kearah

communication. Formulasi defenisi yang

pemanfaatan teaching dan programmed

disusun dengan berfokus pada pemahaman

instruction ( Dale, 1967; Ely 1970; Saettler,

bahwa teknologi pendidikan adalah teori dan

1990). Dasar-dasar pemahaman teaching

reorientasi konsep yang membedakannya

machine programmed instruction diantara-

dengan konsep audiovisual.

nya

pada

tahun

1963

Keterkaitan teori belajar ini terus dikaji oleh para ahli teknologi pendidikan,

Kajian

teaching

pemahaman

machine

tentang

and

perbedaan

individual, pengorganisasian pembelajaran dan hasil penilaian hasil belajar. 6

Konsep Teknologi Pendidikan di Indonesia………………………………………………Corry Purba

Terdapat tiga konsep utama yang

Konsep yang berkembang pada masa dan

memrikan kontribusi terhadap perumusan

disesuaikan dengan perkembangan peman-

defenisi versi tahun 1972 sehingga teknologi

faatan audiovisual dalam pendidikan. Hasil

pendidikan dijadikan sebagai kajian, yaitu;

kajian tahun 1965 melahirkan adannya

1) keluasan pemaknaan learning resources;

beberapa pilihan, yaitu; 1) dimungkinankan

2) kontribusi program individual or personal

untuk

label

instruction, dan 3) pemanfaatan system

audiovisual; 2) merubah nama audiovisual

approach. Ketiga konsep ini digabungkan ke

menjadi educational communication; 3)

dalam suatu pendekatan untuk memfasilitasi

merubah nama audiovisual menjadi learning

belajar, menciptakan keunikan dan memiliki

resources; 4) merubah nama audiovisual

alasan untuk kepentingan pengembangan

menjadi

dlaam bidang teknologi pendidikan.

permulaan

terus

dikaji

menggunakan

ulang

kembali

instruction

technology

or

educational technology. Sejalan dengan

Perubahan dari AV communications

perubahan Departement of Audiovisual

ke teknologi pendidikan yang berlangsung

Instruction (DAVI) menjadi Assocaition for

pada

Educational

teknologi pendidikan

Communication

and

Tech-

tahun

1972

melahirkan

defenisi

versi 1972 yang

nology (AECT), maka secara serempak

mengarah pada suatu bidang kajian dalam

bidang kajian audiovisual berubah menjadi

pendidikan. Konsep yang terkandung dalam

Instructional techlogoy atau educational

memaknai teknologi pendidikan ini terus

technology.

kajian

dikritisi para ahli pendidikan dan dihasilkan

educational communication. Silber (1972),

pemahaman bahwa teknologi pendidikan itu

mnegungkapkan

ini

merupakan suatu proses bukan hanya untuk

cakupan

bidang kajian saja, bahkan termasuk teori

pekerjaan educational technology yang akan

dan profesi teknologi pendidikan. Secara

menghasilkan keanekaragaman program dan

konsep perkembangan kajian ini melahirkan

rancangan

dapat

defenisi versi 1977 yang didukung oleh tiga

dimanfaatkan peserta didik untuk memenuhi

konsep utama yaitu : learning resources,

kebutuhan belajarnya.

management, dan pengembangan.

memiliki

Bahkan

mencakup

bahwa

implikasi

perubahan

terhadap

pembelajaran

yang

7

www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen

Association

of

upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2015

Educational

and

“subset” dari educational technology yang

Communication Technology (AECT) pada

merupakan

tahun 1977 menerbitkan buku the defenition

pendidikan.

Of

educational

technology

Heinich

yang

realitas

(1970)

pengajaran

dalam

memiliki

konsep

mengungkapkan: 1) hasil analisis yang

bahwa manajemen telah dikembangkan

sistematis dan menyeluruh tentang ide dan

bersamaan dengan prinsip-prinsip sistem di

konsep bidang teknologi pendidikann; dan

dalam merancang pembelajaran bahkan

2) keterkaitan antara ide dan konsep yang

konsepnya sejalan dengan pendapat Hoban (

satu

tersebut

1965) walaupun dalam peristilah yang

mengungkapkan sejarah dari bidang kajian,

berbeda. Ia menyebutnya dengan istilah

alasan perumusan defenisi, kerangka teoritis

“management of instruction”, sedangkan

yang melandasi defenisi, diskusi mengenai

Hoban menggunakan istilah “management

aplikasi praktis, kode etik profesi organisasi,

of

dan glossary peristilahan yang memiliki

management of instruction tidak hanya

keterkaitan

mengembangkan dan menggunakan.

dan

lainnya.

dengan

Buku

defenisi.

Termasuk

learning”.

Menurutnya

bahwa

bahasan yang menjawab kontroversi antara istilah

educational

technology

dan

instructional technology sebagai bagian

Catatan : Tulisan ini telah dipublikasi pada Jurnal Multi Sains, Volume 3 No. 1 Maret 2012. ISSN 2085-6490 Hal. 08-16.

8