KPM-JUN2006- (6).PDF

Download Jurnal KOMUNIKASI PENELITIAN. Volume 18 (2) 2006. PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN (GA3) DAN AIR KELAPA. TERHADAP ... Dan sebagai salah satu ...

0 downloads 354 Views 148KB Size
Jurnal KOMUNIKASI PENELITIAN Volume 18 (2) 2006

Samse Pandiangan Tiurmaida Nainggolan

PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN (GA3) DAN AIR KELAPA  TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET TANAMAN ANGGREK  (Dendrobium sp.) SECARA IN VITRO   Samse Pandiangan*) dan Tiurmaida Nainggolan**)  Abstract This research was conducted at tissue culture laboratory of Agricultural Department of North Sumatera Province, Jl. Asrama Haji Medan. The objective of the study was to investigate the effect fo GA3 and coconut milk on planlet growth of orchid (Dendrobium sp) in vitro. The media used was MS media. The results showed that the concentration of GA3 up to 0,3 ppm increased the height, shoots, leaves and roots number of planet significantly. The optimu GA3 concertratin was 0.1 to 0.2 ppm. However, The interaction effect of GA3 and coconut milk was significant on both shoot and root numbers solely. Keywords: Planlet, Media MS, GA3

A. PENDAHULUAN Gunawan (1996) mengemukakan bahwa tanaman anggrek termasuk dalam kategori tanaman hortikultura yang banyak diusahaan masyarakat di daerah perkotaan. Hal ini disebabkan karena tanaman anggrek mempunyai bunga yang sangat indah dan tidak membutuhkan tempat yang luas sehingga sangat memungkinkan diusahakan di pekarangan rumah. Metode kultur jaringan tumbuhan akirakhir ini sudah merupakan teknologi baru yang menunjang pengusahaan tanaman. Dengan ditemukannya auksin dan sitokinin serta pengaturan perimbangan kedua zat tumbuh tersebut regenerasi sel menjadi tanaman lengkap pada banyak spesies sudah dapat dicapai. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel dan jaringan. Interaksi dan perimbangan antar zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan taraf perkembangan suatu kultur. Penggunaan air kelapa dilaporkan oleh Overbeek at al. (1941) dalam kultur embrio Datura stramonium. Pada tahun

1948 Caplin dan Steward memperoleh pertumbuhan kalus yang lebih baik pada media dengan 5 % air kelapa dan casein hydrolysate dari medua dengan IAA Steward dan Caplin (1951) mendapatkan bahwa pemberian 2,4-D dan air kelapa memacu pertumbuhan kalus wortel (Daucus carota). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi antara penggunaan konsentrasi Giberelin dan air kelapa yang optimum yang lebih sesuai terhadap pertumbuhan planlet anggrek secara in vitro kelapa terhadap pertumbuhan planlet tanaman anggrek secara in vitro, Dan sebagai salah satu informasi tentang manfaat air kelapa terhadap perbanyakan anggrek Tujuan penelitian dilakukan untuk mendapatkan kombinasi antara penggunaan Giberelin dan air kelapa yang optimum terhadap pertumbuhan planlet secara in vitro dan sebagai salah satu informasi tentang manfaat Giberelin dan air kelapa terhadap perbanyakan anggrek. B. BAHAN DAN METODA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Balai Benih Induk

30 *)

Dosen Fakultas Pertanian Universitas HKBP Nommensen Medan Dosen Kopertis Wilayah I dpk Fakultas Pertanian Medan Area

**)

Samse Pandiangan Tiurmaida Nainggolan Hortikultura Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara Jalan Karya Jasa No.6 Gedung Johor Medan, sejak bulan Juni 2005 hingga bulan Agustus 2005. Bahan (eksplan) yang digunakan dalam penelitian ini adalah: planlet tanaman anggrek medium MS padat, GA3, air kelapa, aquades, alkohol 70 %, deterjen, aluminium foil, agar-agar, dan kertas tabel. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laminar Air Flow Cabinet, autoclave, timbangan analititk, petridish, botol kultur, pH meter, oven, rak tabung, gelas ukur, batang kaca pengaduk, pinset, pisau scapel, gunting, handsprayr, erlenmeyer, corong dan alat tulis. Bahan dan alat yang diperoleh dari laboratorium.Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan: Paket 1: Tanpa perlakuan; Paket 2: 0,10 ppm (ml/l) GA3 +100 ml/l air kelapa; Paket 3: 0,10 ppm (ml/l) GA3+150 ml/l air kelapa; Paket 4: 0,10 ppm (ml/l) GA3 +200 ml/l air kelapa; Paket 5: 0,30 ppm (ml/l) GA3+100ml/l air kelapa; Paket 6: 0,30 ppm (ml/l) GA3+150ml/l air kelapa; Paket 7: 0,30 ppm (ml/l) GA3 +200ml/l air kelapa; Jumlah planlet setiap kombinasi 3 planlet perlakuan sebanyak 3 ulangan jumlah planlet = 3x7x3 = 63 planlet. Pelaksanaan Penelitian Sterilisasi ruang tanam dan Laminar Air Flow Cabinet, sterilisasi alat-alat ukur, pembuatan dan sterilisasi media, penanaman planlet, aplikasi perlakuan dan pemeliharaan di ruang kultur penelitian ini dilakukan sejak bulan Juni 2005 hingga bulan Agustus 2005.

Jurnal KOMUNIKASI PENELITIAN Volume 18 (2) 2006 tanaman (planlet); tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris dari permukaan media sampai ke ujung daun tertinggi dari sisi botol; tinggi tanaman diukur pada umur 7 MST; jumlah daun: daun-daun yang terbentuk dihitung keseluruhannya (daun pada tunas utama planlet), umur 7 MST dengan interval 1 minggu sekali; jumlah akar: jumlah akar yang terbentuk dari planlet dihitung seluruhnya. Perhitungan jumlah akar dilakukan pada umur 7 MST (pengamatan terakhir) dengan cara mengeluarkan planlet dari dalam dalam botol dengan menggunakan pinset. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Tunas Hasil penelitian secara umum menunjukkan sidik ragam bahwa pemberian GA3 berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tunas planlet pada umur 7 MST. Pemberian ari kelapa berpengaruh terhadap jumlah tunas tanaman pada, tetapi berpengaruh sangat nyata pada umur 7 MST. Interaksi antara GA3 dengan air kelapa berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah tunas planlet, tetapi tidak berpengaruh nyata pada umur 7 MST. Pada tabel disajikan rataan jumlah tunas planlet 7 MST akibat pemberian GA3 dan air kelapa.

Variabel yang diamati Jumlah tunas yang terbentuk: Pengamatan dimulai pada umur 7 MST dengan interval 1 minggu sekali, tinggi

31 

Jurnal KOMUNIKASI PENELITIAN Volume 18 (2) 2006

Samse Pandiangan Tiurmaida Nainggolan

Tabel 1. Rataan Jumlah Tunas Planlet,Tinggi Planlet, Jumlah Daun, Jumlah Akar Planlet dari Pemberian GA3 dan Air Kelapa pada Umur 7 MST Air Kelapa (ml/l) Giberelin (ppm) G0 G1 G2 Rataan

jumlah tunas planlet 1.01 Bb 1.40 Aa 1.34 Aa 1.25 bB

Tinggi planlet

Jumlah daun

1,11Bb 1,52 Aa 1,18 Bab 1.27 bB

2,67 b B 3,52 aA 3,67 Bb 3,00 aA

Jumlah akar planlet 1,83 bB 3,17 aA 2,17 bAB 12,39 Bab

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf uji 5 % (huruf kecil) dan 1 % (huruf besar).

Dari Tabel 1 terlihat bahwa jumlah tunas planlet pada pengamatan 7 MST, dari perlakuan air kelapa diperoleh pada A2 berbeda nyata dengan A0, tetapi tiak berbeda nyata dengan A3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah tunas terbanyak adalah 1,34 dengan taraf giberelin 0,30 ppm (mg/l). Jumlah tunas yang terbanyak dari perlakuan G1 diikuti G2 dan G0 pada semua umur pengamatan. Pertambahan jumlah tunas MST lebih tajam. Jumlah tunas planlet meningkat pada semua perlakuan air kelapa bila dibandingkan dengan tanpa pemberian air kelapa. Perlakuan A1 dan A2 menunjukkan pertambahan tunas yang drastis dari umur MST, sedangkan perlakuan A3 sudah menunjukkan pengaruh yang signifikan menurun pada umur 7 MST. Sedangkan kontrol hampir tidak menunjukkan pertambahan tunas. Tinggi Tanaman Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian GA3 berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi planlet pada umur 7 MST. Tetapi pemberian air kelapa dan interaksi antara perlakuan GA3 dengan air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi planlet. Pada Tabel 1 disajikan rataan tinggi planlet pada umur 7 MST dari pemberian GA3 dan air kelapa.

32

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tanaman tertinggi adalah 1,47 cm yang diperoleh pada taraf 1,52 ppm (mg/l). Jumlah Daun Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian GA3 berpengaruh sangat nyata pada umur 7 MST. Pemberian air kelapa dan interaksi antara perlakuan GA3 dengan air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun planlet tanaman anggrek. Pada Tabel 1 disajikan rataan jumlah daun planlet pada umur 7 MST dari pemberian GA3 dan air kelapa. Dari Tabel 1 terlihat bahwa jumlah daun terbanyak pada G2 berbeda nyata dengan G0 dan G3, sedangkan G0 dan G3 tidak berbeda nyata. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah daun terbanyak adalah 3,52 helai. Pada umur 7 MST jumlah daun pada G2 lebih banyak dibandingkan dengan G0 dan G3. Gambar 8, menunjukkan bahwa pertambahan jumlah daun sangat lambat dengan pemberian airkelapa. Pertambahan jumlah daun pada setiap umur pengamatan hampir sama. Pada umur 7 MST jumlah daun pada A3 lebih banyak dibandingkan dengan A0, A1, dan A2. Jumlah Akar Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian GA3 berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah akar planlet pada umur 7 MST. Pemberian air kelapa menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap akar planlet.

Samse Pandiangan Tiurmaida Nainggolan Dari Tabel 1 terlihat bahwa jumlah akar paling banyak pada umur 7 MST adalah pada G1 yang berbeda sangat nyata dengan kontrol an G2. Jumlah akar planlet pada G2 tidak berbeda nyata dengan jumlah akar an G0 (kontrol). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah akar terbanyak adalah 3,04 helai yang diperoleh pada taraf GA3 1,5 pp (mg/l). D. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pemberian giberelin (GA3) 0,15 – 0,2 ppm (0,15 – 0,2 mg/l) dapat meningkatkan secara nyata jumlah tunas, tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah akar planlet. Pemberian air kelapa hanya meningkatkan jumlah akar, sedangkan pada pertumbuhan jumlah tunas, tinggi tanaman dan jumlah daun tidak berpengaruh nyata. Interaksi Giberelin (GA3) dan air kelapa berpengaruh nyata hanya terhadap jumlah akar dan jumlah tunas. Saran Masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui Dosis pemberian GA3 dan air kelapa yang optimum terhadap pertumbuhan planlet Anggrek.

Jurnal KOMUNIKASI PENELITIAN Volume 18 (2) 2006 E. DAFTAR PUSTAKA Caplin, S.M. and F.C. Steward , 1948. A. Technique for the Controlled growth of excised plant tissue in liquid media under aseptic condition. Nature 163: 920-921. Godddwin, P.B. Y.C. Kerns, and T. Adisarwanto. 1980. Propagation of potato by shoot tip cukture i. Shoot multiplication. Potato Res. 23: 9-18. Gunawan , L.W. 1996. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta _____, 1988. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan . Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi Institut Pertanian Bogor. Murashige, T. And F. Skoog. 1962 A revised medium for rapid growth and bioassays with tobacco tissue. Physiol. Plant. 15 : 473 – 497. Overbeek, J.Van., M.E. Conklin, and A.F. Blakeslee. 1941. Factors in coconut milk essential for growth and development of young Datura embryos. Science 94: 350 – 351. Steward, F.C. S.M. Caplin 1951. A. tissue culture from potato tuber. The synergistic action of 2,4-D and of cocount milk. Science 111:518 – 520.

33