LAJU DAN KONDISI SEDIMENTASI PADA EKOSISTEM

Download Sekretariat Jurnal AgriSains Fakultas Pertanian .... Hasil analisis menunjukkan laju sedimentasi di perairan .... akan tergiring ke dalam m...

0 downloads 359 Views 904KB Size
ISSN : 1412-3657

JURNAL

01. 12 No.3: Desember 2011

Vul. 12

Nu.3

145- 223

ISSN

. ')alu ncscmbcr 2011

1412-3657 ,

Vol. 12 No.3: Desember 2011

ISSN : 1412-3657

JURNAL ILMIAH

AgriSains Penanggung JawablKetua Penyunting Muh. Basir Cyio Wakil Ketua Penyunting Burhanuddin Sundu Koordinator Penyunting Pelaksana/Editor Rusdin Dien Wakil Koordinator Penyunting Pelaksana/Editor Fachri Lou lembah Dewan Redaksi Kaharuddin Kasim Andi Lagaligo Amar DamryHB Tim Penyu n ting/Editor Muhammad Hamsun Asrian i Hasanuddin Marsetyo Burhanuddin Sundu Yohan Rusyanlono Sirajudin Abdullah Novalina Serdiali

Kesekretariatan Erfianti Sri Astuti

Sekretariat Jurnal AgriSains Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Kampus Bumi Tadulako Tondo-Palu Sulawesi Tengab Telp. (0451) 429738 ReJ..10r: Prof Dr.lr. Muh Basir Cyio, S.E., M.S. - Dekan Fakultas Pertanian:. Prof Dr. Ir. H. Alam Anshary, M.Si PR I : Prof H. Hasan 8asri, M.A., Ph.D. - PR II : Prof. Dr. Syahir Natsir, S.E., M.Si. PR III : Asmadi Weri, S.H., M.H. ~ PR. IV : Prof lr. Zainuddin Basri, Ph.D. - PR V : If. H. Andi Hasalluddin Azikin, M.Si PD r: Dr. If. Sakka Samudin, M.P. - PD II : Ir. Uswah Hasanah, M.AgBc., Ph.D. - PO In : Dr. Ir. Isakandar Lapandjang, M.P,

J

U RN

A L

AgriSains ISSN 1412-3657 Volume 12. Nomor 3. Desember 2011

DAFTAR lSI Profil Honnon Estrogen dan Progesteron Induk Sapi Silangan Simmental-Peranakan Ongole dengan Suplementasi Legum sebagai Sumber Fitoestrogen ......................... . ................... Batseha M w.. Tiro , Endallg Ba/iarti, R. Djoko Soetrisno dan Kustono

145 - 153

. ........ .... Padang

154 - 158

Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Produksi Karkas Sapi Potong di Sulawesi Tengah .. .... .. . ..................... .................. . ............................ ... .... ............. Rusdin

159 - 165

Evaluasi Perkembangan Ternak Kambing pada Kelompok Usaha Tani, Bantuan Pemerintah di Kabupate n Poso ......................................... ....... ... K. Kasim dan l. Laming

166 - 172

Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau-Pulau Kecil Taman Nasional Bunaken Berbasis Kerentanan ................................................................ Josizian N. W. Scizadwv, Fredinan Ylllianda, Dietriech C. Bengen dan Isdradjad Setyobudiandi

173-181

Kesesuaian dan Daya Dlikung Lahan untuk Kegiatan Wisata dan Perikanan di Pantai Kota Makassar Sulawesi Selatan ........................................................... ... ......................... . .................................. Hamzah, Achl1lad Fahrlldin, Heffni Efendi dan Ismlldi M llchsin

182 - 191

Optimasi Pemanfaatan Wisata Bahari bagi Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Berbasis Mitigasi (Kaslls Kawasan Gili Indah Kabupaten Lombok Utara Propinsi Nusa Tenggara Barat) ....... .. Sadikin Amir, Fredinan YllLianda, Dietriech C. Bengen dan lYlenllofati-ia Boer

192-199

Laju dan Kondisi Sedimentasi pada Ekosi stem Terumb u Karang di Pulall Ballang Lompo Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan .. ........ ... ..... .. ..................... ............ .............. Mutmainnah, Luky Adriallto, Tridoyo Kllsllmastallto dan Fredillan Yulianda

200 - 206

Kapasitas Adaptif Ekosistem Lamun (Seaggrass) di Gugus Pulau Guraici Kabupaten " Halmahera Selatan ...... .. . ... .... .... . ... .. .... ... ......... ...... .. . ... ... ... ... .. ....... .. ....... . . .. ...... Riyadi Subllr, Fredinan Yllliallda, Setyo Budi Susilo dan Acl/mad Fahrudin

207 - 215

Kesesuaian Fisik dan Kimia Perairan untuk Budidaya Eucheuma cottoni di Gugus Kepulauan Salabangka Kabupaten Morowali ............ ........ . ... . Zakira Raihani Ya' La

216 - 223

Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Status Faali Kambing Kacang .. .

~'>

ISSN: 14\2-3657

J. Agrisains 12 (3) : 200 - 206, Desember 2011

LAJU DAN KONDISI SEDIMENTASI PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PULAU BALLANG LOMPO KABUPATEN PANGKEP, PROVINSI SULA WESI SELA TAN Mlitmaillllah 1) Luky A driallto 1)Tridoyo Kllsumastanto 1) Fredinan Yuliandtl) 1)

Program Studi Pengeioiaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Fakultas Pasca Sarjana IPB, 2) StafPengajar FPIK IPB

ABSTRACT The research was located at Balang Lompo Island Mattiro Sompe District Pangkep Regency, South Sulawesi from July to December 2009. The aim of this research was to measure sedimentation rate and to analyze sediment type that precipitates on Terumbu' s ecosystem at Ballanglompo Island. The results of analysis indicated sedimentation rate in the waters of Ballang Lompo Island was about 0.0036 - 0.300 mg'cm'/day. This sedimentation rate was still vel)' low with sediment size of 0.5 0.125 mm which is classified as sand. Key words: Balang Lompo Island, coral reef, sedimentation. ABSTRAK Penelitian ini berlokasi di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan yang dilakukan sej.ak Juli - Desember 2009. Tujuap penelitian ini adalah mengukur laju sedimentasi dan menganalisis jenis sedimen yang mengendap pada ekos istem terumbu karang di Pulau Ballang Lompo. Hasil analisis menunjukkan laju sedimentasi di perairan Pulau BaUang Lompo dengan kisaran 0,0036-0,300 mg'cm'lhari, masih tergolong sangat rendah dengan ukuran butir sedimen adalah 0,5-0 ,125 mm yang termasuk kedalam kelompok klasifikasi pasir. Kata kunci : Pulau Balang Lompo, sedimentasi, terumbu karang.

PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang membentang dari 95° BT sampai 142°BT dan 6° LU sampai ke \00 LS, mempunyai sekitar 17.508 buah pulau besar dan kee il dengan garis pantai sepanjang kurang Iebih 80.791 km. Sumber daya perairan pantai yang dimiliki Indonesia merupakan yang terkaya dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara Ia innya. Luas ekosistem terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 75.000 km 2 yaitu sekitar 12 sampai 15 persen dari luas terumbu karang dunia. Dengan ditemukannya 362 spesies scleractinia (karang batu) yang tenmasuk dalam 76 genera, Indonesia merupakan episenter dari sebaran karang batu dunia. Terdapat tiga macam tipe struktur terumbu karang di Indonesia, yaitu terumbu karang tepi (fringing reefs), terumbu

karang penghalang(barrier reefs) dan terumbu karang cincin atau atol (atoll). Namun akhir-akhir ini potensi dan kondisi terumbu karang semakin menurun karena terjadinya kerusakan seeara terus menerus. Kerusakan ini Iebih ban yak disebabkan karena aktivitas manusia (Atkins et aI, 2001). Secara umum ada dua jenis aktivitas manusia yang memieu kerusakan terumbu karang. Pertama, pengambilan ikan secara berlebih. Kedua, pengambilan ikan dengan cara-cara yang tidak ramah Jinglrungan. Pengambilan ikan dengan menggunakan born dan sian ida masih sering terjadi di Indonesia. Sebagai akibat kerusakan terumbu karang, teIjadi abrasi atau pengikisan garis pantai secara serius. Pada saat yang sarna, memburuknya abrasi juga menyebabkan kerusakan karang dalam Iuasan yang cukup besar. Selain itu kerusakan terumbu karang juga disebabkan tingginya sedimentasi; seperti yang terjadi

200

di perairan Spennonde (Moosa, 1998). Kerusakan Ballang lompo . Kegunaan dari penelitian ini terllmbll karang dapat dikurangi j ika ada diharapkan dapat memberi informasi dasar upaya rehabilitasi dari manusia sendiri. Upaya mengenai pengaruh sedimentasi terhadap rehabilitasi merupakan salah satu bentuk adaptasi ke berlangsllngan ekosistem terumbu karang. manusia terhadap ekosistem terumbu karang Penelitian lUI dibatasi pada yang rentan (Barry et ai, 2006) seperti halnya analisis besarnya jumlah sedimen yang yang terjadi di Pulau Ballang Lompo. terendap (Budget sediment) pada ekosistem Pulau Ballang Lompo memiliki terum bu karang. perairan cukup luas yang kaya akan ekosistem pantai dengan beragam spes ies vegetasi BAHAN DAN METODE pantai dan oleh karenanya lingkungan ekologis, ekonomi, dan sosial budaya masyarakatnya Penelitian ini dilakukan selama enam didominasi oleh kehidupan bahari. Kompleksnya bulan, pada bulan Jul i 2009 di Pulau Ballang kegiatan pembangunan dan aktifitas manusia Lompo, Kelurahan Mattiro Sompe, Kabupaten di daerah pesisir sangat mempengaruhi ekosistem yang sangat rentan terhadap Pangkep, Sulawesi Selatan (Gambar 1). Untuk perubahan lingkungan, salah satu qiantaranya anal isis sampel dan pengolahan data dilakukan adalah penutupan sedimentasi terhadap ekosistem di Laboratoriurn Geomorfologi dan Manajemen terumbu karang di Pulau Ballang Lompo. Pantai, Laboratoriurn Sistem Infonnasi Geografis Tujuan dari penelitian ini yaitu JlIrusan Ilmll Kelalltan dan Laboratoriu m Mengukur laju sedimentasi dan dan Kualitas Air Jurusan Perikanan, Universitas mengetahui j enis sedimen yang mengendap Hasanuddin, Makassar. pad a ekosistem terumbu karang di Pulau

'.c.o _ _ IrnO · ' T..... :'"0

..

' .P"'''''"' _ _ ,....." , ,

' ' _ ::Ol1 · ~ ~' . ~ OOO

~ClnT""_"""L'Br"","" .. _ ...... _ _

,

Gambar I. Peta Lokasi Penelitian

201

,.,!oO"""

F_~ ...

._::Ol1~

T..... ,.., 1.So", .. _ _ _

LEGENOA PETA

Jenis Data yang Digunakan. Data Citra Landsat 2009 Peta LPI 2011-3C Kondisi dan Pengambilan Sed imen Hasil Sedimentasi

Klas ifi kasi Sedimen

Sumber Seam ioBiotrop, Bogor Bakosurtanal In Situ Gambar 2. Bentuk Sedimen Trap yang Digunakan

Anal isis Laboratorium Unhas Skala Wentworth

Laju sedimentasi yang dipero leh dikelompokkan menurut stasiun dan zona yang selanj utnya dianalisis perbedaannya dengan anal isis varian s (two way Anova).

Tabel I. Skala Wentworth lUltuk Mengklasiftkasikan Panikel Terminologi

Keriki l

Pasir

Lumpur

Bolder Bongkall Kerakal Kerikil Pasir sanga! kasar Pasir Kasar Pasir Sedang Pasir Halus Pasir Sanga! Halus Lanau LemEung

Diameter (mm) > 256

Berat setiap jenis sed imen % Berat kumulatif= - - - -_ _ _ _ x 100%

64 - 256

Berat awal

4 - 64

Hasil dari perhitungan jenis sed imen akan dikelompokkan berdasarkan stasiun dan zona pada lokas i pengamatan.

2- 4 I -2

0,5 0,25 0,125 0,0625 -

I 0,5 0,25 0,125

Hubungan Laju Sedimentasi dengan Kondisi Terumbu Karang. Kondi si terumbu karang akan dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu tutu pan karang hidup dan tutupan karang mati yang berfungsi sebagai variabel dependent (Y). Sedangkan untuk variabel independent (X) yaitu laju sedimentasi. Adapun persamaan regresi linear yang digunakan adalah (Sudjana, 1996).

0,0039 - 0,0625 < 0,0039

Analisa Data Penentllan Lajll Sedimentasi serta Jellis sedimen Lajll sedimelltasi Dihitung berdasarkan bera! sedimen yang mengendap pada sedimen trap se lama Ix pengamatan regular, yaitu Ix pasang dan Ix swut. Perhitungan laju sedimentasi dilakukan menurut persamaan sebagai berikllt:

Ls

=

.!L .. .. .................. .... ...... .. .(1)

Y=

a+bX ................ ..... .. .............. (4)

Keterangan : y = tutu pan karang hidup dan karang mati Ab = koefisien regresi X = Laju sedimentasi Untuk visualisasi hubungan antara laju sedimentasi dengan kondisi terul11bu karang juga disajikan dalarn bentuk peta yang dilakllkan dengan overlay tutupan karang hidup dan karang mati dengan laj u sed imentasi dengan bantu an software Arc-Gis 9.03.

Axe

Dimana: g = berat sedimen yang terendapkan pada sedimen trap (mg) A = luas permukaan sedimen trap(em2) t = lama penempatan sedimen trap Gam/hari) Konversi dan luas pennukaan sedimen trap yaitu: A

Jenis Sedimen. Ditentukan melalui pengamatan visual secara manual seperti bongkahan/pecahan karang. Perhitungan % berat sed imen :

HASIL DAN PEMBAHASAN

= IT r 2.............................................................. (2)

Keterangan : n = 3. 14 r = 2Y, inei = 2.5x2 .5 4 = 6.35 em

Gambaran Um um Lokasi. Seeara geografis, Pulau Ballang Lompo terletak antara 04°56'28.6" - 04°56'50.9" LS dan 119°23'45.6" - I 190z4'3.6" BT. Secara administrasi termasuk sebaga i 202

salah satu pulau yang ada dalam gugusan Kepulauan Spermonde tepatnya Kecamatan Liukang Tuppabiring, Kelurahan Mattirosompe Kabupaten Pangkep. Batas-batas wilayahnya meliputi: Sebelah Utara berbatasan dengan Pulau Langkadea dan Selat Makassar Sebelah Selatan berbatasan dengim petairan Selat Makassar Sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Ballang Caddi dan daratan utama Pangkep Sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Sanane Mata pencaharian penduduknya rata-rata nelayan, ada yang nelayan paneing dan ada juga yang nelayan jaring. Pulau ini memiliki 3 buah mesjid, I Taman Kanak-kana!<, I Sekolah Dasar, 2 SLTP, dan I SMA. Tingkat sanitasi di Pulau Ballanglompo sudah eukup baik karena terdapat air tawar, kebutuhan listrik sudah terpenuhi dari bantuan Pemerintah Pangkep dan hanya dinyalakan dari pukul 18:00 sampai dengan 24:00. Pulau ini merupakan pulau terbesar di kecamatan Liukang Tuppabiring yang dijadikan sebagai pulau keeamatan oleh Pemerintah Kabupaten Pangkep. Mata pencaharian yang digeluti oleh penduduk setempat terdiri atas pemancing, budidaya rumput laut, dan papukat. Target tangkapan dari masing-masing alat bervariasi. Biasanya untukjenis alat tangkap yang terbuat dari jaring adalah ikan pelagis. Sementara untuk alat pancing, target tangkapannya adalah ikan karang terutama ikan sunu.

Laju Sedimentasi dan Jenis Sedimen Lajll Sedimentasi. Laju sedimentasi atau kecepatan endapan (settling) sedimen tergantung pada ukuran partikel. Semakin besar diameter sedimen semakin gampang mengendap. Dari hasil perhitungan analisis laju sedimentasi didapatkan hasil pada Tabel 2 berikut in i. Berdasarkan Tabel 2 diatas diketahui laju sedimentasi yang terukur pada Stasiun Barat dengan kisaran nilai laju sedimentasi 2 tertinggi 0,189-0,363 mgicm /hari, sedangkan laju sedirnentasi yang didapatkan pada stasiun Selatan berkisar antara 0,018-D,036 mgiem2/1Jari. Untuk Stasiun Utara, nilai laju sedimentasi berkisar antara 0,004-0,0053 mgicm 2/hari. Nilai pada Stasiun Timur hampir seragam dengan Stasiun Utara dengan kisaran laju 2 sedimentasi yaitu 0,002-0,005 mgicm /hari.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Laju Sedimentasi Berdasarkan Stasiun dan Zona Stasiun

Barat

Selatan

Utara

Timur

Zona Reef flat Reef crest Reef slope Reef base Reef flat Reef crest

Reef slope Reef base Reef flat Reef crest Reef slope Reef base Reef flat Reef crest Reef slope Reef base

Laju sedimentasi (mgicm2/hari) 0.19 0.32 0.33 0.36 0.03 0.02 0.04 0.03 0.004 0.005 0.004 0.005 0.003 0.005 0.004 0.002

Sedangkan Pada GambaI' 3 di bawah, dapat dijelaskan bahwa laju sed imentasi tertinggi di Stasiun Barat dengan rata-rata 0,3 mgiem2/hari, sedangkan Stasiun Selatan dengan nilai rata-rata 0,028 mg/cm 2/hari, untuk Stasiun Utara dan Tirnur, nilai rata-rata laj u sedimentasi 0,0047 mg/cm 2/hari dan 0,0036 mgicm 2/hari. Ini menunjukkan bahwa Stasiun Barat memiliki laju sedimentasi yang tinggi dan berbeda nyata (P<0.05) dengan stas iun lainnya. Sedangkan untuk Stasiun Selatan, Utara, dan Timur tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Berdasarkan zona, nilai tertinggi didapatkan ~ada zona reef base dengan nilai 0,099 mgiem /hari, dan nilai terendah didapatkan pada zona reef flat dengan nilai 0,056 mgicm2/hari. Berdasarkan hasil uji statistik (univariate analisys of variance), menegaskan bahwa rata-rata nilai laju sedirnen pada zona reef base berbeda nyata dengan zona reef flat tetapi tidak bel' bed a nyata dengan zona reef crest dan reef slope (GambaI' 4). Dari gambar 3 dan 4, laju sedirnentasi yang tinggi terdapat pada Stasiun Barat di zona Reef Base. Hal ini disebabkan oleh partikel material sedimen yang berada di laut (sedimen marine) yang terakumulasi pada

203

dan zona. Pada Stasiun Barat, nilai med ian berki sar antara 0,47-1,4 mm dengan jen is sed imen pasir sedang hingga pasir sangat kasar. Sedangkan pada Stasi un Selatan, nilai median berkisar antara 0,32 -0,9 mm, dengan jenis sedimen pasir sedang hingga pasir.kasar. Stasiun Utara, ni lai median berkisar antara 0,125-0,5 mm dengan jenis sedinlen pasir halus hingga pasir kasar. Dan untuk Stas iun timur, nilai median berkisar antara 0,46-0,74 mm, dengan jenis sedi men pasir sedang hingga pasir kasar. Untuk zona reef flat, jenis sedinlen didominasi oleh jenis sed imen pasir kasar hingga sangat kasar. Hal ini disebabkan oleh kekuatan ams yang kecil sehingga pengendapan partikel yang ukuran butimya lebih besar lebih cepat terendapkan (Hutabarat dan Evans, 1986). Jenis Sedimen. Asal dan besar butiran Untuk zona reef crest dan reef slope didominasi sedimen yang mengendap pad a perairan oleh jenis sedimen pasir sedang hingga pasir Pu lau Ballang Lompo diperkirakan berasal kasar, sedangkan pada zona reef base, nilai dari laut (sedimen marine) yang terakumulasi akibat pengamh hidrodinamika. Ukuran partikel median (Q2) berkisar antara 0, 125-0,58 mm sedinlen pada stasilm pengamatan pada dasamya dengan jenis sedimen didominasi oleh pasir merupakan ukuran partikel jenis pasir (pasi r halus dan pasir sedang. Ukuran butir sedimen kasar - pasir halus) dengan diameter partikel mempakan salah satu faktor penentu terjadinya (median) bervariasi dari 0,125-1,4 mm seperti abrasi atau sedimentasi pada suatu wilayah diperlihatkan pada Tabel 4 berikut ini. pantai. Partikel sedimen dengan ukuran butir Berdasarkan hasil analisis ukuraJ1 butiran sedimen yang Jebih kt:(;j) umumnya JebilJ mudllh sedimen, dengan menggunakan perh itungan berpindah tempat akibat aksi gelombang atau besaran % kumulatif (metode ayakan) dari pergerakan arus dibandingkan dengan partikel sampel sedimen yang diambil di lokas i sedinlen dengan ukuran butir yang lebih besar. penelitian, menunjukkan tidak adanya variasi Pada Pulau Ballanglompo didapatkan ukuran yang sangat berbeda pada ukuran besaran butir sedimen adalah 0,5-0,125 mm yang butiran sed imen di masing-masing stasiun tem1asuk kedalam kelompok klasifikasi pasir. perairan dan selanjutnya diangk'Ut oleh aktivitas oseanografi (ams, gelombang,dan pasang sumt) dan diendapkan pada daerah-daerah yang memwlgkinkan teljadinya pengendapan material. Selain itu pengamh dari aksi ams dan gelombang juga menyebabkan terjadinya resuspensi (pengadukan kembali) sedinlen di dasar, yang melayang ke atas kolom air yang kemudian akan tergiring ke dalam massa air laut yang pekat dan terendap di daerah yang mempunyai kekuatan arus yang rendah. Laju sed imentasi yang terukur di perairan Pulau Ballan:¥.lompo dengan kisaran 0,0036-0,300 mg/cm /hari, masih tergolong sangat rendah menumt Wesseling et.a/ (1997), dimana am bang batas laju sedimentasi adalah 25 mg/cm 2/hari.

.'"m

0,2

;:;-E

0, 1

~

~

=

E

0 ,1

.",

0,1

!5

0,1

E '0 ru

0,0

=>

0,0

= ru

b

0, 1

0.0

V>

5

-; -

-Reef F l at

Ree f slope Zona

Ree f Ba se

Gambar 3. Rata-rata Laju Sedimentasi yang terj adi pada Setiap Stasiun 204

.~

t-".~

~ ~

~ =

:§'

a

0.4 0.3 0,3

0 .2 0.2

I

0.1

I 0.028 ,_ b

0. "-

0.004 7 b

0.0

0.0036

-,

- ---

--- -b

--- - ,

Tirnur

Sal·at Stasi ..... "

J

Gambar 4. Rata-rata Laju Sedimentasi yang terjadi pada Setiap Zona Tabel 4. Hasil Analisis Jenis Sedimen Stasi un

Barar

Selatan

Utara

Timur

Zona

Median butiran (0,) (mm)

Reef flat Reef crest Reefs lope Reef base Reef flat Reef crest Reef slope Reef base Reef flat

1.4 I 0.47 0.52 0.9 0.40 0.32 0.58 0.50 0.47 0.49 0.125 0.5 0.46 0.74 0.49

Reef crest

Reefslope Reef base Reef flat Reef crest Reefslope Reef base

Berdasarkan jenis sedimen yang diamati secara visual di Perairan Pulau Ballang Lompo, diduga termasuk ke dalam sedimen Biogenous dengan ditemukannya dam in an pecahan karang, cangkang moluska dan Gastropoda. Sedimen Biogenous sendiri terbentuk dari sisa-sisa rangka dari organisme hidup yang akan membentuk endapan partikel-partikel halus (Hutabarat dan Evans, 1986).

Jenis sedimen Pasir sangat kasar Pasir kasar Pasir sedang Pasir kasar Pasir kasar' Pasir sedang Pasir sedang Pasir kasar Pasir kasar Pasir sedang

Pasir sedang Pasir halus Pasir kasar Pasir sedang Pasir kasar Pasir sedang

antara 0,002 - 0,363 m!}'cm2/hari. Laju sedimentasi tertinggi didapatkan pada Stasiun Barat, Zona Reef Base dengan rata-rata laju sedimentasi 0,363 m!},cm 2/hari, sedangkan yang terendah pada Stasiun Timur, Zona Reef Base dengan rata-rata Jaju sedimentasi 0,0021 mg!cm2/hari. Jenis sedimen yang terdapat pada Pulau Baliang Lampo yaitu termasuk ke daJam jenis klasiflkasi pasir, dengan dominan jenis sedimen pasir kasar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Kesimpulan Laju sedimentasi yang terjadi pada setiap stasiun dan zona di Pulau Ballang Lampo masih tergolong kategori rendah, dengan kisaran

Untuk dapat mengetahui secara Jengkap mengenai proses sedimentasi yang tedadi pada Pulau Baliang Lampo maka perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai :

205

I

l. Laju sedimentasi yang terjadi pada Pulau

2. Pola Sedimentasi yang terjadi Pulau Ballang Lompo.

Ballang Lompo dengan kisaran musim yang berbeda.

Pada

DAFTAR PUSTAKA

Brown BE, Howard.LS. 1985 . Assessing the Effects of "Stress" on Reef Corals. Di dalam: Blaxter JHS, Russell SFS, Yange SM. (ed). Advances in Marine Biologi. Vol.2. London: Academic Pro Dahuri, M., J.Rais., S.P. Ointing. , dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wi/ayah Pesisir secara

Terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta, Indonesia. English,S.,C.Wilkinson,and V.Baker. 1994. Survey Manualfor Tropical Marine Resources. ASEAN-Austral ia Marine Science Project: Living Coastal Resources. Australian Institude of Marine Science, To\vnsville.

Hutabarat, S dan Evans. 2000. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Komar, P. D. 1976. Beach Processes and Sedimentation. Prentice Hall Inc. Englewood Cliffs. New Jersey. USA. Moosa, M.K. dan Suharsono. 1998. Rehabililasi dan Pengelolaan Tenlmbu Karang Suatu Usaha Menujll

Ke

Arah

Pemanfaatan

Sumber

Daya

Terumbu

Karang

secara

Lestari.

http://www.coremap.or. idldownloadsll I75 .pdf. Diakses tanggaI : 19 l anuari 2009. Rachmanto, B. 1999. Analisis dan In/erpretasi Angkutan Sedimen di Pan/ai. Laboratorium Sedimentologi Jurusan Geoiogi UNHAS. Makassar. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Tarsito: Bandung.

Supriharyono. 2000. Peles/arian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wi/ayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia Pustaka Otama. Jakarta. Sony, K., 200 1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 04 Tentang Kriteria Baku Kerusakan Terum bu Karang. Atkins, J.P. , Mazzi, S., and Easter, C. (2001 ): Small States: A Composite Vulnerabi lity Index. In: PeretZ, D.; Faruqi, R,; Eliawoni, J. (Eds.), Small State in the Global Economy. Commonwealth Secretariat Publication, pp. 1-1 0.

Barry Smit and Johann~ \Vandel,2006. Adaptation, adaptive capacity and vulnerability. Globa l Environmental Change 16 (2006) 282- 292. 8 March 2006. www.elsevier.comllocateigloenvcha

206