MAKALAH KELOMPOK PENCEMARAN DAN ETIKA LINGKUNGAN

Download Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah...

0 downloads 453 Views 387KB Size
MAKALAH KELOMPOK PENCEMARAN DAN ETIKA LINGKUNGAN (BIOTEKNOLOGI) Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo, M.Pd

DISUSUN OLEH: YOGO TRI ARSO

(14144600177)

SUTARNI

(14144600185)

WIDYA SUSILA

(14144600190)

NOVI TRISNA ANGGRAYNI

(14144600199)

AZIZATUL MAR’ATI

(14144600200)

ARIS HADI PRANOTO

(14144600203)

MEGA AYU SETYANA

(14144600211)

A5-14 PGSD PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2015

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah kelompok “Pencemaran dan Etika Lingkungan” untuk melengkapi tugas dalam pembelajaran Mata Kuliah IPA 1 Universitas PGRI Yogyakarta. Dalam penyelesaian makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Allah Swt yang mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. 2. Bapak Setyo Eko Atmojo, M.Pd yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. 3. Semua pihak yang telah membantu penulis. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini dengan harapan dapat memberi manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan, serta menjadikan ini sebagai ibadah. Amin.

Yogyakarta,

April 2015

Tim Penulis

ii

DAFTAR ISI

JUDUL………………………………...………………...........…………….…………………i KATA PENGANTAR………………………………………………..………………...……...ii DAFTAR ISI……………………………………......................…….…..…………………..iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………………………...……..1 B. Rumusan Masalah………………………………………………………...…………1 C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………….1 BAB II PEMBAHASAN A. Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan…………………………………………3 B. Etika Lingkungan……………………………………………………………………..8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………………………….12 B. Saran…………………………………………………………………………………12 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..………..……..……13

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah ledakan penduduk terus meningkat. Dampaknya berpengaruh pada penggunaan sumber daya alam dan pembangunan yang meluas di dunia. Hal ini juga membawa perubahan pada sumber daya alam tempat kita bergantung. Sumber daya alam baik laha, tumbuhan, hewan, maupun organisme yang semula kita sedikit memakai dalam memenuhi kebutuhan hidup, akibat ledakan penduduk kita mengeksploitasi habishabisan sumber daya alam tersebut. Tanpa kita sadari, hal itu justru menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan. Kita hidup dengan lingkungan yang tercemar, dunia berpolutan, dan masih banyak lagi dampak yang kita akibatkan karena penggunaan sumber daa alam tanpa memperhatikan etika lingkungan.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana dampak kerusakan lingkungan di dunia? 2. Apa saja macam-macam pencemaran lingkungan? 3. Apa saja yang menyebabkan pencemaran lingkungan tersebut? 4. Mengapa dapat terjadi krisis lingkungan? 5. Upaya apa yang dilakukan untuk menghadapi krisis lingkungan? 6. Bagaimana implementasi etika lingkungan dalam kehidupan?

C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui dampak kerusakan lingkungan di dunia. 1

2. Mengetahui macam-macam pencemaran lingkungan. 3. Mengetahui penyebab pencemaran lingkungan. 4. Mengetahui penyebab terjadinya krisis lingkungan. 5. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk menghadapi krisis lingkungan. 6. Mengetahui bagaimana implementasi etika lingkungan dalam kehidupan.

2

BAB II PEMBAHASAN A. KERUSAKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN 1. Kerusakan Lingkungan Kerusakan lingkungan pekarangan dan persawahan dapat kita jumpai di pedesaan maupun perkotaan. Perubahan lahan pekarangan dan persawahan yang menjadi perumahan, pemukiman, pabrik, atau kawasan industri dapat kita jumpai di beberapa daerah kota-kota besar seperti Surabaya, Bekasi, Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Karawang, dan masih banyak lagi. Di daerah tersebut banyak area persawahan yang sudah habis dan berubah fungsi. Banyak petani di pedesaan yang menjual sawah atau tanahnya karena kebutuhan ekonomi dan atau adanya pembangunan. Selain pekarangan dan persawahan, kerusakan hutan di dunia juga tidak dapat kita pungkiri. Berdasarkan United Nations Environment Program (UNEP) tahun 1981, setiap tahun sekitar 11,1 juta hektar hutan tropis dan hutan Savana rusak. Perlu diketahui 0,6% dari seluruh hutan tropis basah di kawasan Amerika Latin, Afrika, dan Asia Pasifik ditebang tiap tahun. Apabila penebangan ini dilakukan terus-menerus dalam waktu 177 tahun hutan tropis basah itu akan habis. Menurut World Resources Institute (1988-1989), yang dikutip oleh Dodo (1989) penggundulan hutan terjadi lebih cepat di Nigeria kehilangan 5,2% hutannya per tahun, sedangkan di Costarica 3,6%, Sri Lanka 3,5%, dan El Savador 3,2%. Sedangkan di Indonesia, menurut Kartawinata (1975), pengrusakan hutan alam di Indonesia telah mencapai proporsi yang besar dan akan menimbulkan pengaruh-pengaruh ekologis yang tidak diinginkan. Di samping kerusakan hutan produksi, hutan lindung, dan hutan suaka alam, hutan bakau atau hutan mangrove kini mulai banyak diubah menjadi pertambakan, perindustrian, dan tempat peristirahatan. Selain itu juga adanya peningkatan pemanfaatan hutan bakau antara lain seperti untuk kayu bakar, pembuatan arang, kayu gelondongan untuk diekspor, dan

3

bahan

baku

pembuatan

kertas.

Musnahnya

hutan

bakau

akan

mengakibatkan: a. Terkikisnya pantai oleh gempuran ombak. b. Hancurnya ekosistem terumbu karang oleh pengendapan lumpur karena tidak terlindungi oleh akar-akar bakau. c. Kurangnya kesuburan perairan di sekitar hutan bakau karena tidak adanya unsur zat makanan dari daun-daun bakau yang berguguran. Hal ini jelas akan mengganggu kehidupan organisme yang biasa hidup di pesisir. d. Burung-burung darat yang biasa menggunakan hutan bakau sebagai habitatnya di musim kering menjadi kehilangan. e. Meningkatnya penyakit malaria di bekas hutan bakau. Kerusakan ekosistem pesisir pantai selain karena hilangnya hutan bakau, juga terjadinya perusakan terhadap terumbu karang, yaitu berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat berlindung, tempat mencari makanan, dan tempat berkembang biak bagi berbagai biota laut. Terumbu karang juga berfungsi sebagai pelindung pantai, pulau, sumber daya perikanan, sumber rekreasi karena tempat hidup beragam spesies biota yang memiliki bentuk dan warna yang cemerlang dan sumber tambang kapur. Kerusakan terumbu karang semakin parah akibat penggunaan bahan peledak untuk mencari ikan di sekitar terumbu karang tersebut. Sehingga membunuh ikan, telur ikan, termasuk juga lingkungan terumbu karang sebagai pelindung pantai.

2. Pencemaran Lingkungan Pencemaran dibagi dalam tiga golongan. a. Pencemaran tanah Pencemaran tanah terjadi karena tidak dapat berfungsinya tanah tersebut sebagai lahan. Contohnya pada tanah pertanian, pencemaran tanah diakibatkan oleh zat kimia yang berasal dari penggunaan pupuk dan pestisida. Misalnya memberantas hama dengan menggunakan DDT, maka sisa-sisa DDT dapat mencemari tanah. Sisa-sisa zat kimia yang berasal dari pupuk dapat terbawa air irigasi. Air irigasi yang lekas 4

menguap pada tanah pertanian akan meninggalkan garam kimia sehingga tanaman sukar hidup. Setelah tanah pertanian itu berubah menjadi kawasan pabrik, pertokoan atau permukiman, pencemaran tanahnya akan lebih parah. Limbah pabrik yang terbawa aliran air akan mencemari tanah pertanian yang masih ada di sekitar pabrik. Begitu juga dengan pertokoan umumnya banyak membuang sampah yang tidak mudah busuk, seperti plastik, botol bekas, dan kaleng bekas yang dibuang dan menyebabkan pencemaran tanah. Untuk menghancurkan limbah yang tidak mudah membusuk tersebut memerlukan teknik dan cara sendiri.

b. Pencemaran air

5

Air merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Terutama untuk melancarkan peredaran darah dan makanan dalam tubuh. Di dalam air perairan penuh kehidupan sehingga perairan banyak mengandung bahan organik dari penghuninya dan berasal dari tempat-tempat lain yang terbawa oleh air selokan. Bahan organik tadi mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan senyawa-senyawa lain yang merupakan bahan makanan bagi organisme air. Satu sisi bahanbahan tersebut menguntungkan pertumbuhan organisme air, tetapi sisi lain mencemari perairan tersebut karena pemanfaatan bahan tersebut menghabiskan salah satu bahan esensial atau menghasilkan senyawa baru. Air selokan yang mencemari perairan bersumber dari limbah rumah tangga, rumah sakit, pabrik, sisa pestisida, sisa pupuk dan pasar. Berikut beberapa polutan yang menimbulkan pencemaran air menurut Miller yang dikutip oleh Doda (1989). 1) Apabila suatu perairan, misalnya danau menerima masuka zat hara dari beberapa sungai yang mengalir dan bermuara di danau itu, akan mengakibatkan pertumbuhan ganggang di danau tersebut secara pesat. Untuk pertumbuhan ganggang yang merajalela tersebut diperlukan banyak oksigen sehingga oksigen dalam danau berkurang, hal itu mempengaruhi kehidupan hewan dan tumbuhan yang ada dalam danau. Akibatnya banyak bahan organik lain yang mati, sebagai akibat kurangnya oksigen dalam danau sehingga perairan itu tidak berfungsi lagi bagi kehidupan maka proses itu disebut eutrofikasi. 2) Limbah penyebab penyakit yang ditularkan lewat air oleh bakteri tifus, kolera, baksil disentri, virus hepatitis yang menular, yang berasal dari rumah potong ternak dan tempat pemerasan susu. 3) Limbah zat kimia yang bersifat asam dari air tambang, industri, akan membunuh organisme perairan. 4) Limbah timah yang berasal dari bensin, pestisida, dan pencairan timah.

6

5) Logam air raksa, berasal dari limbah industry dan pemakaian fungisida. 6) Limbah lain yang dapat mencemari perairan seperti bahan radioaktif, panas dari industri dan generator tenaga listrik, plastik, deterjen.

c. Pencemaran udara Bahan pencemaran udara dapat berupa: 1) Gas Karbondioksia (CO2), dalam jumlah banyak mengganggu pernapasan. Karbondioksida dihasilkan oleh pembakaran bensin, asap lilin, dan kayu. Senyawa nitrogen, misalnya gas NO dan NO 2 yang dihasilkan oleh pembakaran dalam mesin-mesin kendaraan bermotor dan pembangkit listrik. 2) Titik-titik cairan Apabila melihat awan yang letaknya tinggi sekali atau kabut dekat permukaan tanah, itu adalah titik-titik cairan terdiri dari uap air yang mengembun sebagai titik-titik air. Apabila titik-titik cairan ini bersentuhan dengan partikel padat, yang menyerap sulfur dioksida (SO2) akan membentuk asam sulfat. Asam sulfat berbahaya bagi kesehatan, merusak logam, membuat keropos batu kapur. Awan atau kabut yang dekat permukaan tanah tentu akan menghalanghalangi dan menimbulkan sesak napas. 3) Butiran padat (partikel-partikel padat) Partikel-partikel padat meliputi jelaga dalam asap, debu-debu logam, ter, serbuk bunga, spora jamur yang beterbangan, belerang, timah klorida, dan wangi-wangian (aromatik). Sebagai bahan beracun, beberapa dari partikel-partikel halus ini sangat beracun bagi organisme dan penyebab karat logam. 4) Pemanasan bumi dan efek rumah kaca

7

Suhu rata-rata atmosfer bumi dipertahankan oleh satu sistem di mana

gelombang

cahaya

yang

diserap

diimbangi

dengan

gelombang panas yang dipancarkan. Oleh sebab itu, apabila karbondioksida, uap air, metan, nitrogen oksida, ozon, dan gas kloro four karbon atau gas freon ini banyak dihasilkan akibat aktivitas manusia dalam teknologinya maka gasgas ini akan menahan pancaran gelombang panas sehingga gelombang panas tadi kembali ke permukaan bumi. Hal ini mengakibatkan meningkatnya suhu udara pada permukaan bumi sehingga

kita

makin

gerah.

Tambahan

panas

ini

dapat

mempengaruhi iklim bumi dan pola pertanaman tanaman pangan. Suhu yang lebih panas juga akan mencairkan es di gunung-gunung dan di kutub. Akibatnya, banyak kota di tepi pantai akan tergenang, air laut akan meresap ke daratan dan mencemari air tanah.

B. ETIKA LINGKUNGAN 1. Sebab-sebab Terjadinya Krisis Lingkungan Pada awalnya, yaitu pada zaman batu, manusia hanya perlu makan. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, manusia purba berburu dan memakan tumbuhan dari hutan. Karena untuk makan setiap kali harus mencari maka manusia itu berpindah-pindah. Makin lama kebutuhan makanan yang berasal dari tumbuhan bertambah sedangkan daerah 8

pencarian tetap sehingga mereka mulai bercocok tanam. Sejak itu manusia mulai menetap dan mendirikan tempat berteduh. Begitu pula dengan hewan buruan makin langka sehingga manusia mulai beternak dan memelihara ikan. Manusia telah mengelola alam maka di situlah mulai terjadi perusakan lingkungan. Masa sekarang, era industrialisasi banyak industri dan pabrik yang menghasilkan mesin uap, tenun, lokomotif, dan kapal uap, di mana pabrik dan mesin-mesin, serta kendaraan menimbulkan limbah yang merusak lingkungan. Industrialisasi menyebabkan fasilitas dan kenyamanan hidup makin meningkat dan hal itu akan mengakibatkan kemakmuran penduduk dunia bertambah. Hal ini juga dapat mengakibatkan ketidakseimbangan antara pemakaian dan persediaan sumber daya alam. Apabila penggunaan sumber daya alam sepantasnya maka antara penduduk dunia dan lingkungan hidup masih serasi dan seimbang. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan teknologi dan ledakan penduduk, mulailah manusia mengubah gaya hidupnya sebagai akibat mudahnya sumber daya alam dieksploitasi sehingga timbullah krisis lingkungan. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya krisis lingkungan: a. Perkembangan teknologi yang makin pesat dan membutuhkan sumber daya alam yang cukup banyak sehingga dieksploitasi habis-habisan. b. Ledakan penduduk yang pesat menimbulkan kebutuhan sumber daya alam yang besar sehingga sumber daya alam dikuras terus-menerus. c. Perkembangan ekonomi dan konsumsi berlebihan dari kebutuhan wajar sehingga memboroskan sumber daya alam. d. Pembangunan yang tidak berkelanjutan karena tidak berwawasan lingkungan, mengakibatkan habisnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. e. Energi. Perkembangan transportasi dan kebutuhan tenaga listrik yang meningkat, mengakibatkan pencemaran. f. Urbanisasi. Akibat fasilitas hidup lebih baik dan agak mudahnya memperoleh pekerjaan di kota-kota besar maka terjadilah perpindahan orang desa ke kota atau urbanisasi. Kepadatan penduduk kota-kota besar di dunia mengakibatkan kurangnya perumahan, terjadinya 9

banyak pengangguran, dan banyaknya limbah pemukiman sehingga menimbulkan pemukiman kumuh. Kekhawatiran-kekhawatiran terhadap krisis lingkungan, sebagai akibat tekanan yang terus-menerus terhadap sumber daya alam oleh manusia dengan menggunakan teknologi tinggi, mengetuk hati banyak pemikir hukum, teknik, sosial, pendidik, agama, dan ekonomi, serta beberapa kepala pemerintahan. Kesadaran tersebut mengakibatkan peninjauan kembali terhadap pembangunan yang tidak bersahabat dengan lingkungan diubah

menjadi

pembangunan

yang

berwawasan

lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan bertumpu kepada pembangunan yang berkelanjutan, dengan penyeimbangan dan penyerasian sumber daya alam. Kebijaksanaan moral manusia dalam pemanfaatan dan berhubungan dengan lingkungan itulah disebut etika lingkungan. Etika lingkungan juga bertujuan untuk keselarasan hubungan antara berikut ini. a. Manusia dengan masyarakat. b. Manusia dengan lingkungan. c. Manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Manusia Merupakan Bagian dari Lingkungan Manusia tidak hidup sendiri di dunia, melainkan hidup bersama makhluk hidup lainnya seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Manusia tanpa mereka, tidak dapat hidup. Karena manusia membutuhkan mereka untuk kelangsungan hidup. Jadi, manusia sangat terkait erat dengan lingkungannya. Pola kehidupan manusia ditentukan oleh keadaan dan perubahan alam. Kemudian hubungan berikutnya manusia memanfaatkan isi alam. Hubungan

ini

terutama

pada

revolusi

pertanian,

di

mana

alam

dimanfaatkan, diolah, dan dikelola bagi kehidupan manusia. Selanjutnya, hubungan yang berupa manusia menguasai alam, era ini terjadi dalam revolusi industri yang melahirkan sikap manusia yang paling berkuasa, dan tentunya membahayakan kelestarian lingkungan. Sikap manusia tersebut antara lain: 10

a. Manusia beranggapan bahwa sumber daya alam tidak terbatas. b. Sumber daya alam hanya untuk dimanfaatkan oleh manusia. c. Manusia tidak perlu menyesuaikan dengan lingkungan alam karena alam dapat ditaklukkan oleh ilmu dan teknologi. d. Pemanfaatan

sumber

daya

alam

sebesar-besarnya

bagi

peningkatan taraf hidup manusia. Akhirnya setelah timbulnya banyak keprihatinan akibat krisis lingkungan maka hubungan manusia dengan lingkungannya berupa hubungan

keselarasan.

Timbulnya

hubungan

manusia

dengan

lingkungan hidupnya harus selaras, serasi, dan seimbang setelah disadarinya bahwa daya dukung dan mutu lingkungan makin merosot. Menurut

Prawiroharsono

(1987)

keselarasan,

keserasian,

dan

keseimbangan meliputi tiga nilai etika ialah berikut ini. a. Etika pengembangan, artinya bahwa semua sumber daya alam harus dikembangkan dan dijaga kelestariannya, di samping untuk digunakan bagi kesejahteraan masyarakat. b. Etika pengawetan, maksudnya bahwa semua kehidupan harus dihormati. c. Etika keseimbangan, maksudnya dalam penggunaan dan pengawetan sumber daya alam didasarkan kepada pengelolaan yang bijaksana.

11

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kerusakan lingkungan terjadi akibat peningkatan taraf hidup manusia yang memanfaatkan sumber daya alam tanpa memperhatikan etika lingkungan. Sehingga memicu pencemaran lingkungan baik pencemaran udara, tanah, maupun air yang notabene sebagai kelangsungan hidup kita. Pada etika lingkungan yang penting ialah apa yang boleh dan apa yang tidak boleh kita lakukan agar lingkungan tidak rusak. Pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana mengandung arti berikut ini. a. Sumber daya alam terbatas sehingga perlu dilestarikan da dihemat penggunaannya. b. Sumber daya alam untuk semua makhluk hidup, bukan untuk kepentingan manusia. Oleh sebab itu, manusia harus merasa tergantung pula pada makhluk lain. c. Manusia harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Penggunaan ilmu dan teknologi hendaknya digunakan untuk usaha-usaha pembaharuan dan pelestarian sumber daya alam. d. Pemanfaatan sumber daya alam jangan boros, tetapi diupayakan pemakaiannya sehemat mungkin.

B. Saran Apabila

melakukan

pembangunan

hendaknya

pembangunan

yang

berwawasan lingkungan. Selain itu, pemanfaatan sumber daya alam tanpa eksploitasi besar-besaran karena hal itu akan menggangu kelangsungan hidup makhluk hidup di dunia. Cintai bumi kita dengan etika lingkungan.

12

DAFTAR PUSTAKA Rachmat, Agus, dkk. 2005. Konsep Dasar IPA II. Jakarta: Universitas Terbuka.

13