MAKALAH PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN PUISI MENGGUNAKN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI KELAS V SDN HEGARMANAH KECAMATAN SINDANGKERTA KABUPATEN BANDUNG BARAT
Disusun oleh NINA ROSMIATI Nim: 08210037
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN PUISI MENGGUNAKN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI KELAS V SDN HEGARMANAH KECAMATAN SINDANGKERTA KABUPATEN BANDUNG BARAT NINA ROSMIATI NIM : 08210037 Email :
[email protected] PRODI : PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ABSTRAK Penelitian ini berjudul pembelajaran membaca pemahaman puisi menggunakan pendekatan konstruktivisme di kelas V SD. Penelitian ini berangkat dari permasalahan sebagai berikut : Apakah pendekatan konstruktivisme yang digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman puisi dapat meningkatkan hasil belajar siswa KelasV SD, Apakah pendekatan konstruktivisme lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan tradisional dalam pembelajaran membaca pemahaman di kelas V SD Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi peningkatan hasil belajar siswa Kelas V SD dalam membaca pemahaman puisi menggunakan pendekatan Konstruktivisme dengan pendekatan tradisional dalam pembelajaran membaca pemahaman puisi di Kelas V SD. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif ini digunakan untuk menguraikan (mendeskripsikan) segala kejadian, proses yang telah terjadi (berlangsung) dengan cara mengumpulkan data tes / evaluasi kemampuan membaca pemahaman. Berdasarkan hasil test membaca, hasil observasi, yang dilakukan . maka penulis dapat menyimpulkan penelitian ini sebagai berikut : Pendekatan konstruktivisme yang digunakan yang di gunakan dalam pembelajaran membaca puisi di kelas V SD dapat meningkatkan hasil belajar siswa hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pretes dan postes dengan kategori rendah pada pretes 5,19 dengan memparafrasekan puisi lagu “Himne Guru”. Tetapi setelah mendapat pembelajaran mengenai materi paraphrase puisi dan dibantu dengan pemilihan kata yang telah tersedia pada proses dengan memberi penanda hubung pada baris dan bait puisi berjudul “Salju” ternyata hasilnya mencapai nilai rata-rata 7.5. Kata Kunci : 1). Pembelajaran 2). Membaca Pemahaman puisi 3). Metode Konstruktivisme buku sastra dalam kegiatan mengapresiasi juga merupakan faktor PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa dan sastra yang menyebabkan kurangnya Indonesia mengalami berbagai masalah. keberhasilan pembelajaran sastra. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya buku-buku sumber Batasan masalah bukan saja untuk sastra, minat dan kemampuan siswa memudahkan atau menyederhanakan dalam pembelajaran sastra selain itu masalah bagi peneliti akan tetapi juga rendahnya frekuensi siswa membaca menetapkan lebih dulu segala sesuatu yang diperlukan untuk memecahkan dan
lain-lain yang timbul dari rencana itu (surakhmad,1985:36) Berdasarkan penelitian di atas dapat diungkapkan anggapan dasar penelitian ini. Sebagai berikut penguasaan berbagai pendekatan membaca dapat meningkatkan pemahaman bacaan. Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan membaca pemahaman Dalam penelitian, ini Hipotesis yang penulis rumuskan adalah sebagai berikut. Pendekatan konstruktivisme yang digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman puisi di kelas V SD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pendekatan konstruktivisme lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan lain dalam pembelajaran membaca pemahaman di kelas V SD. MEMBACA PUISI Yang dimaksud membaca intensif atau intensif reading adalah studi seksama, telaah secara teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman (Tarigan,1987:35). Membaca intensif memerlukan kemampuan yang baik dalam menelaah secara teliti setiap unsur bacaan yang akan dipahami, sehingga maksud atau tujuan kita membaca dapat tercapai. Perlu ditegaskan bahwa istilah membaca intensif menyatakan bahwa bukanlah hakekat keterampilan-keterampilan yang terlihat yang paling diutamakan atau yang paling menarik perhatian kita, dalam hal ini suatu pengertian, suatu pemahaman yang mendalam serta terperinci terhadap tanda-tanda hitam atau aksara di atas kertas. Sehingga keterampilan yang dituntut untuk membaca intensif ini adalah keterampilan membaca dalam hati.
Membaca dalam hati jelas menuntut pemahaman akan isi yang dibacanya. Salah satu contoh membaca dalam hati adalah membaca puisi. Baca puisi baru dikenal tahun 1970-an.adapun W.S Rendra adalah pelopor deklamasi dan membaca puisi yang disampaikan di depan penonton. Namun, seutuhnya yang berbeda dalam deklamasi, seorang Deklamator tidak diperkenankan membaca teks, dia harus hafal dengan mimik dan teknik vokal yang bagus dan membawakan puisi tersebut di depan penonton. Dalam membaca puisi, pembaca tidak dituntut menghafal seluruh puisi yang akan dibacanya, tetapi masalah mimik, pantomimik tetap harus diperhatikan melalui penghayatan. Menanggapi puisi maupun deklamasi merupakan menikmati kandungan maknanya agar dapat membaca puisi dengan baik, pembaca hams memahami puisi itu serta menguasai teknik pembacaannya. Dengan demikian pembaca puisi telah mengenal, mengetahui, dan memahami puisi tersebut. Penghayatan dan penafsiran yang tepat terhadap puisi yang dibawakan menjadi unsur utama, penghayatan dan penafsiran berpengaruh terhadap intonasi, irama atau letak jeda. Dalam kalimat puisi juga berpengaruh pada penampilan, mimik dan pantomimiknya. Baca puisi dan deklamasi sangat erat hubungannya dengan seni olah vokal. Apabila ada konsonan yang tidak terdengar jelas, maka akan merusak penampilan dalam membaca puisi atau deklamasi tersebut. MEMBACA EKSTENSIF Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang
sesingkat mungkin. Pengertian atau pemahaman yang relatif rendah sudah memadai untuk ini. Tujuan kegiatan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat dan dengan demikian membaca secara efisien dapat terlaksana. (Tarigan, 1987:31). Jadi membaca ekstensif adalah salah satu cam dalam membaca secara cepat sejumlah bacaan untuk dipahami secara cepat pula dengan tujuan untuk lebih efisien sehingga pembaca mendapat informasi secara menyeluruh dan dalam tempo yang singkat. KAJIAN TEORI DAN METODE LANDASAN TEORI Standar Kompetensi dalam kurikulum 2004, pada fungsi dan tujuan mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia diantaranya sarana pemahaman keberanekaragaman budaya Indonesia melalui khasanah kesastraan Indonesia. Ekspresi sastra diimplementasikan melalui menulis karya sastra, yaitu mengekspresikan pikiran, perasaan, dan imajinasi dengan menggunakan bahasa tulis Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif ini digunakan untuk menguraikan segala kejadian, proses yang telah terjadi secara mengumpulkan data. Data lalu ditafsirkan sesuai dengan prosedur penilaian yang berlaku dalam tes/evaluasi kemampuan membaca pemahaman. Penilaian cukup sulit dilaksanakan, meskipun kegiatan membaca pemahaman puisi dapat di lihat secara langsung TEKNIK PENGUMPULAN DATA Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa teknik
penelitian. Teknik yang sebagai sumber adalah:
digunakan
Studi Pustaka : Studi Pustaka adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh bahan-bahan atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti sebagai sumber acuan dalam mengkaji puisi. Observasi : observasi dilakukan dengan cara penulis melakukan pengamatan langsung ke SD sebelum melakukan kegiatan penelitian. Test : Test adalah alat ukur yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan. TEKNIK PENGOLAHAN DATA Pelaksanaan penelitian ini menempuh beberapa tahapan sebagai berikut: Tahap Persiapan : Tahap ini dilakukan dengan cara pemilihan jadwal kunjungan, pembuatan rancangan penelitian, dan penyusunan alat ukur yang diperlukan serta penjajakan terhadap lokasi penelitian. Tahap Pelaksanaan : Pelaksanaan ini mulai dengan mengadakan pembelajaran membaca pemahaman puisi di dalam kelas. Tahap Pengolahan : Tahap ini merupakan laporan dan kesimpulan secara tertulis dari hasil penelitian. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Populasi : Populasi adalah objek penelitian secara totalitas. Dapat berupa manusia, benda, peristiwa dan fenomena yang terjadi. Menentukan populasi merupakan salah satu tahap penting dalam suatu penelitian agar didapat
data-data yang dapat berkaitan dengan permasalahan penelitian. Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian (Siharsimi, 1998: 15). Populasi yang penulis pilih dalam penelitian ini adalah sejumlah siswa SD sebanyak 148 orang. Sampel : Sampel adalah data penelitian yang mewakili populasi penelitian. Sampel siswa SD sebanyak 23 siswa HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN Dari keseluruhan sampel penelitian yang termasuk nilai terkecil dari seluruh siswa kelas V SD sebanyak 15 orang siswa, jadi sekitar 64,26% dari seluruh sampel penelitian. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman puisi menggunakan pendekatan konstruktivisme hasil postes 7,5 apabila dikonsultasikan pada tabel penentuan patokan kriteria SIMPULAN Pendekatan konstruktivisme efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman puisi karena setelah diberi tugas hasilnya baik. Semakin baik kemampuan siswa Kelas V SD dalam pemahaman membaca puisi akan semakin baik pula pemahaman nya, tetapi bila kemampuan membaca pemahaman puisi kurang maka pemahaman terhadap puisi itu kurang pula begitupun sebaliknya. DAFTAR PUSTAKA Badrun, Ahmad. 1981. Teori Puisi Depdikbud, Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Edi Toc, Mujianto Sumardi. 1993. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran dan Sastra,
Esten, MursaL 1984. Sastra Indonesia dan Tradisi Sub Kultur, Bandung Angkasa. Hidayat, Kosasih dkk, 1978. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bina Cipta Anggota IKAPI. Indah, Sus Eko M. 2003. Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia, Bandung: Yudhistira Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, Bandung Tarsito Ngalim Purwanto, M danAalun, Djeniah. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Nurgiantoro, Burhan. 1987. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Jogjakarta : BPEE Rosidi, Ajip. 1963. Masalah Angkatan dan Periodisasi dan sejarah Sastra Indonesia. Pustaka Jaya. Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Situmorang B.P. 1974. Puisi dan Metodologi Pembelajaran. Medan : Lektor Kepala Sastra Indonesia modem FSS-IKIP