MANAJEMEN MASJID IBNU SINA PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN

MANAJEMEN MASJID IBNU SINA PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN ... bagaimana melakukan untuk mengamalkan fungsi hidup ... Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan I...

86 downloads 630 Views 356KB Size
MANAJEMEN MASJID IBNU SINA PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN DAKWAH PADA ANAK USIA DINI

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Disusun Oleh Lutfi Saefullah NIM: 104053002019

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H./2008 M.

- 37 -

38

MANAJEMEN MSJID IBNU SINA PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN DAKWAH PADA ANAK USIA DINI

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Disusun Oleh Lutfi Saefullah NIM: 104053001920

Di Bawah Bimbingan

Drs. Muhammad Sungaidi, MA Nip.150.282.640

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H./2008 M.

39

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul MANAJEMEN MASJID IBNU SINA PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN DAKWAH PADA ANAK USIA DINI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 22 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Manajemen Dakwah.

Jakarta, 22 September 2008

SIDANG MUNAQASYAH Ketua Merangkap Anggota,

Dr. Murodi, MA NIP: 150.254.102

Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Cecep Castrawijaya, MA NIP: 150.287.029

Penguji I

Penguji II

Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA NIP: 150.270.815

M. Hudri, MA NIP: 150.289.437

Pembimbing

Drs. Muhammad Sungaidi, MA NIP: 150.282.640

40

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya nyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 22 September 2008

Lutfi Saefullah

41

ABSTRAK

Lutfi Saefullah Dengan judul Manajemen Organisasi Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam Kegiatan Dakwah

Masjid sering kali hanya difungsikan sebagai tempat ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba kepada Tuhannya dengan harapan mendapatkan pahala dan keridhaan-Nya. Akan tetapi bila kita melihat kembali sejarah Rasulullah SAW. masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, tetapi masjid juga dapat difungsikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai macam kegiatan. Misalnya seperti pendidikan, sosial, ekonomi, militer, pengajian agama, dan musyawarah. Namun pada kenyataannya masih banyak dari kalangan masyarakat yang menganggap bahwa masjid hanya sebagai tempat untuk melakukan ibadah-ibadah yang sifatnya ritual saja. Sehingga sangat disayangkan sekali ketika mereka menganggap bahwa masjid hanya berfungsi sebagai tempat untuk melakukan ibadah saja. Padahal masjid dapat difungsikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan mereka. Maka dari itu, sangat relevan sekali apabila Manajemen Organisasi Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam Kegiatan Dakwah diangkat sebagai karya ilmiah. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana Manajemen Organisasi Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam Kegiatan Dakwah. Melalui wawancara, observasi, dan pengumpulan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan judul skripsi. Masjid Ibnu Sina Pamulang adalah masjid yang tidak hanya saekedar difungsikan sebagai tempat untuk melakukan ibadah yang sifatnya ritual saja. Akan tetapi, Masjid Ibnu Sina Pamulang ini difungsikan sebagai tempat pembinaan ummat. Karena Masjid Ibnu Sina Pamulang memiliki beberapa program kegiatan. Yang mana dengan adanya program-program kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta keimanan jamaah kepada Allah SWT. Semoga dengan manajemen organisasi yang dilakukan masjid ibnu sina pamulang dalam kegiatan dakwah dapat mencapai harapan yang diinginkan dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, amin.

42

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis sanjungkan kehariban Allah SWT. Sang Maha Pencipta alam semesta, Penguasa alam jagat raya, Maha Rahman dan Rahim yang telah memberikan anugerah serta taufiq-Nya kepada semua mahkluk-Nya. Dengan anugerah dan taufiq-Nyalah penulis diberikan nikmat sehat jasmani maupun rohani. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW. seorang pejuang Islam nan sejati pendobrak kebathilan bagi kaumnya serta penegak panji-panji Islam di permukaan bumi ini. Dengan selesainya penulisan skripsi ini, banyak sekali cobaan dan ujian yang penulis lalui serta tidak mudah untuk menghadapinya baik yang sifatnya eksternal maupun internal. Akan tetapi dengan niat yang tulus dan ketekunan serta dengan usaha yang gigih agar cepat terselesaikannya skripsi ini maka “Alhamdulillah” sujud syukurku pada-Mu. Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan saran, bantuan, bimbingan, pelayanan, dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini hingga tuntas pada waktunya, khususnya kepada yang terhormat : 1. Dr. Murodi, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi beserta pembantu. 2. Drs. Hasanuddin Ibnu Hiban, MA. selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah.

43

3. Drs. M. Sungaidi, MA. selaku pembimbing skripsi. Dengan kesabaran dan pengarahanya beliau mampu memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi tahun ini. 4. Kepada seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, dengan tidak mengurangi rasa hormat penulis tidak menyebutkan satu persatunya, semoga Allah membalas jasa mereka semua. 5. Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi dan Perpustakaan UIN Syahid Jakarta, yang sering dijadikan penulis tempat mencari dan mendapatkan informasi tentang berbagai ilmu pengetahuan. 6. Yang tercinta Ibunda (Juju) dan Ayahanda (Mamat) yang telah banyak berjasa dalam kehidupan penulis sehari-hari, yang senantiasa sabar dan ikhlas dalam memberikan motivasi, yang tidak hentinya dalam memberikan kasih sayang dan didikan, yang selalu memberikan dukungan dengan moril dan materil, yang selalu memanjatkan do’a kepada Allah SWT untuk kebahagiaan anaknya degan apa harus ku balas jasa mereka? Tanpa mereka ku takkan menjadi seperti sekarang ini. 7. Seluruh My Family Yang telah memberikan motivasi khusunya Pak Oyo, Ma Oyoh yang senantiasa memberikan saran dan pengarahan kepada penulis dalam menghadapi masalah. Dan adik-adikku (Siti Amaliyah, Amarullah, dan Fithriah) banyak-banyaklah membaca, karena dengan membaca kita dapat mengetahui apa yang orang lain tidak ketahui. 8. Teman-teman MD angkatan 2004, khususnya Yosef Saifullah dan Abdul Syukur semoga persahabatan kita tidak akan luntur untuk selama-lamanya,

44

Zaki

Mubarok,

Ayi

Aminudin

Rasyid,

H.

Humaidi

Al-Ayubi,

Faturrahman, Saeful Huda, Aang Jalaluddin, Ika Fitriyanti, Dini Nurani, Siti Badriyah dan semua yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu atas kebersamaan, susah dan senang, tawa dan canda yang senantiasa mengobati rasa jenuh. 9. Teman-teman sependeritaan dan seperjuangan di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), khususnya PK. Dakwah dan Komunikasi, ASTRA, ASTRI dan Cabang Ciputat. Dan kepada kakak-kakak yang selalu memberikan motivasi serta inspirasi, yakni kak Mansur, kak Medi, kak Indra, kak Rahmat, Dzikril, kak Ema. 10. Untuk semua pengurus Masjid Ibnu Sina Pamulang khususnya kepada Bapak Aep Saifullah, Bapak Sa’dullah Baihaqi, dan Bapak Sis Eko Warsono. Penulis ucapkan terimah kasih banyak atas semuanya. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan, semoga semua jasa baik mereka mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Harapan penulis mudah-mudahan karya yang sederhana ini bermanfa’at bagi para pembaca, amin.

Ciputat, 10 Juni 2008

Penulis

45

DAFTAR ISI

ABSTRAK.........................................................................................................i KATA PENGANTAR.......................................................................................ii DAFTAR ISI…………………………………………………………………..v BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………….1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………….4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………...4 D. Metodologi Penelitian………………………………………….5 E. Tinjauan Pustaka……………………………………………….8 F. Sistematika Penulisan…………………………………………..9

BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen……………………………………11 2. Unsur-unsur Manajemen………………………………….13 3. Fungsi-fungsi Manajemen………………………………...15 B. Masjid 1. Pengertian Masjid………………………………………...19 2. Fungsi Masjid……………………………………………..21 3. Peranan Masjid…………………………………………....22 4. Ruang Lingkup Masjid…………………………………….24 C. Kegiatan Dakwah

46

1. Pengertian Kegiatan Dakwah……………………………...28 2. Ruang Lingkup Kegiatan Dakwah…………………………30 D. Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia Dini……………………………….33 2. Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini………………………….34 BAB III

GAMBARAN UMUM MASJID IBNU SINA PAMULANG A. Sejarah berdirinya Masjid Ibnu Sina Pamulang………………37 B. Visi dan Misi……………………………………………….....38 C. Struktur Organisasi Masjid Ibnu Sina Pamulang……………..38 D. Program kegiatan Masjid Ibnu Sina Pamulang…………….....42 E. Sarana dan Prasarana Masjid Ibnu Sina Pamulang…………...53

BAB IV

ANALISIS MANAJEMEN MASJID IBNU SINA PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN DAKWAH PADA ANAK USIA DINI A. Bagaimanakah Manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang.........56 B. Bagaimanakah Pengembangan Kegiatan Dakwah Pada Anak Usia Dini……...................................................................................64

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………..67 B. Saran………………………………………………………….68

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................69 LAMPIRAN

47

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini umat Islam terus menerus mengupayakan pembangunan masjid, baik di kota-kota besar, kota kecil maupun pelosok pedesaan. Bahkan hampir di setiap lingkungan perkantoran, di kampus-kampus, di lingkungan pusat kegiatan ekonomi, baik di kantor-kantor pemerintah maupun kantor-kantor swasta berdiri dengan megah masjid-masjid dengan berbagai bentuk dan gaya arsitektur.67 Masjid merupakan tempat disemaikannya berbagai nilai kebajikan dan kemaslahatan umat. Baik yang berdimensi ukhrawi maupun duniawi. Semuanya bisa berjalan dan sukses jika dirangkum dalam sebuah garis kebijakan manajemen masjid. Namun dalam kenyataannya, fungsi masjid yang berdimensi duniawiyah kurang memiliki peran yang maksimal dalam pembangunan umat dan peradaban Islam.68 Oleh karena itu, masjid harus difungsikan sebagai wadah untuk menampung berbagai kegiatan sosial dan bukan hanya tempat untuk ibadah ritual saja. Masjid adalah tempat ibadah kaum muslimin yang memiliki peran strategis untuk kemajuan peradaban umat Islam. Sejarah telah membuktikan multi fungsi peranan masjid tersebut. Masjid bukan hanya tempat shalat, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, pengajian keagamaan, pendidikan militer dan fungsi67

Nana Rukmana D.W., Masjid dan Dakwah (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002), cet.1, h. 1. Muhammad Zen, dkk., Dakwah “Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi” (Jakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 253-254. 68

48

fungsi sosial-ekonomi lainnya.69 Sebagaimana makna atau arti dari kata masjid itu sendiri yaitu tempat sujud.70 Masjid selian tempat ibadah dapat pula difungsikan sebagai tempat kegiatan masyarakat Islam, baik yang berkenaan dengan sosial keagamaan, sosial kemasyarakatan maupun yang berkenaan dengan sosial ekonomi, sosial budaya, sosial politik.71 Di zaman Rasulullah saw. masjid mempunyai fungsi sebagai tempat peribadatan, pusat kegiatan masyarakat dan pusat kebudayaan. Dari masjid itulah Rasulullah saw. melaksanakan bimbingan Islam dan pembinaan kepada masyarakat, bagaimana melakukan untuk mengamalkan fungsi hidup manusia sebagai hamba dan khalifah Allah dalam kehidupan masyarakat. Allah berfirman dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 18

☺ ☺



Artinya : “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, Maka

69

Qurais Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1998), h. 462. Sidi Ghazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989), cet. 5, h. 126. 71 Bachrun Rifa’i dan Fakhruroji, Manajemen Masjid Mengoptimalkan Fungsi Sosial Ekonomi Masjid (Bandung: Benang Merah Press, 2005), h. 35. 70

49

merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” 72

Masjid sebagai pusat ibadah dan kebudayaan Islam, dapat digunakan untuk melakukan pembinaan umat dan mengembangkan dakwah dalam peningkatan kualitas umat dan sebagai pusat kebudayaan.73 Hal ini terbukti pada zaman keemasan Islam, umat muslim telah berhasil menjadikan masjid sebagai markas pelaksanaan hubungan antara manusia dengan Allah SWT (ibadah) dan hubungan antara manusia dengan manusia atau muamalah yang berlangsung sampai abad 13 M.74 Maka dalam hal ini masjid harus berperan sebagai wadah pemersatu yang memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat atas dasar persamaan agama, dan ukhuwah Islamiyah. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan mutu / kualitas kegiatan masjid khususnya kegiatan pembinaan umat melalui berbagai kegiatan dakwah.75 Masjid dan dakwah Islamiyah merupakan dua faktor yang erat sekali hubungannya satu sama lain, saling isi mengisi di antara keduanya, kalau diumpamakan laksana gudang dengan barangnya. Dengan demikian masjid yang didirikan di dalam suatu lokasi tertentu harus dapat berperan sebagai tempat/media dakwah Islamiyah. Dakwah itu pada dasarnya meliputi berbagai aspek kegiatan, termasuk di dalamnya masalah sosial, budaya, pendidikan dan

72

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 1983/1984), h. 280. 73 Ghazalba, Masjid Sebagai Pusat Ibadah, h. 236. 74 Ahmad M. Saepuddin, Masjid, Pemuda Dan Masyarakat, Mimbar Ulama, XI, 23 (Januari, 1987), h. 49. 75 Rukmana, Masjid dan Dakwah, h. 57.

50

sebagainya. Oleh karenanya dakwah ini dipandang penting sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan syiar Islam dan kehidupan beragama dalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan dakwah melalui masjid sebenarnya tercakup pula kegiatankegiatan dalam rangka pembinaan umat.76 Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam Pengembangan Kegiatan Dakwah Pada Anak Usia Dini”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti hanya pada “Manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam Pengembangan Kegiatan Dakwah Pada Anak Usia Dini” 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diformulasikan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : a) Bagaimana manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang ? b) Bagaimana pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

76

Ibid., h. 51-52.

51

Berdasarkan pada pokok permasalahan yang telah dirumukan tersebut, maka ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini, antara lain : a) Untuk mengetahui manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang. b) Untuk mengetahui pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini di Masjid Ibnu Sina Pamulang. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut : Pertama Akademis : -

Memberikan kontribusi keilmuan tentang manajemen masjid.

-

Menambah dan memperkaya khazanah keilmuan manajemen dakwah khususnya dan umumnya para mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Kedua Praktis : -

Menambah

wawasan

bagi

peneliti

dan pembaca

dalam rangka

mengimplementasikan manajemen masjid dalam kegiatan dakwah. -

Sebagai bahan acuan dalam rangka pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini di Masjid Ibnu Sina Pamulang khususnya dan masjid-masjid yang lain pada umumnya.

D. Metodologi Penelitian Adapun penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data-data dari orang yang diamati. Bogdan dan Taylor dalam

52

bukunya Lexy J. Moleong mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang, prilaku orang yang dapat diamati secara langsung.77 Sedangkan teknis analisis dalam penulisan skripsi adalah deskripsi analisis. Pendekatan

deskripsi

digunakan

untuk

menggambarkan

tentang

manajemen masjid Ibnu Sina Pamulang dalam pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini. 1. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian Waktu penelitian skripsi ini dilaksanakan bulan Juni 2008 sampai bulan Juli 2008. b. Tempat Penelitian Masjid Ibnu Sina Pamulang blok Aj. Sektor I Kelurahan Pondok Panda Kec. Pamulang Kab. Tanggerang. Telp.021-74705045 Fax: 021-7431766. 2. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan, yaitu mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisis yang konstan atau tentatif.78 Dalam hal ini penulis akan mengamati secara langsung ke lokasi penelitian di Masjid Ibnu Sina Pamulang untuk memperoleh data-data yang diinginkan. Sehingga adanya relevansi dengan persoalan yang sedang diteliti.

77

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Edisi Revisi, h. 4. 78 Ibid., h. 329.

53

3. Teknik Pengumpulan Data Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam pengumpulan data dan mengolah data selama mengadakan penelitian adalah sebagai berikut : a. Observasi atau pengamatan langsung, yakni pengumpulan data di mana peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala obyek yang diteliti.79 b. Wawancara, yakni penulis memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya dan penjawab, atau responden yang menggunakan alat yang dinamakan Interview Guide (panduan wawancara).80 c. Dokumentasi, yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.81 Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek penelitian Subjek penelitian adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah para pengurus, dan karyawan Masjid Ibnu Sina Pamulang. b. Objek penelitian

79

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1980), cet. 7, h. 102. M. Nasir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), cet. 2, h. 182. 81 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Sebuah Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), Edisi Revisi II, h. 202. 80

54

Adapun objek penelitian yaitu Manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam Pengembangan Kegiatan Dakwah Pada Anak Usia Dini.

5. Tehnik Analisis Data Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Lexy Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.82 Di dalam penelitian ini penulis menganalisa data dengan menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mengumpulkan data, disusun dan disajikan yang kemudian dianalisa untuk mengungkapkan arti data tersebut, menggambarkan keadaan sasaran apa adanya.83 Teknik dan metode penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), diterbitkan oleh CEQDA ( Center For Quality Development and Assurance ) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

E. Tinjauan Pustaka Penulis menemukan skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka sebagai bahan perbandingan dan untuk menghindari adanya penjiplakan dalam pembuatan skripsi yang akan penulis susun. Yaitu sebagai berikut: -

Nama : Hani Ma’rifati, NIM : 102051025500, dengan judul : MASJID SEBAGAI PUSAT DAKWAH (analisis tentang Strategi Dakwah Masjid

82 83

Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , h. 280. Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 1997), h. 21.

55

Atta’awun). Yang membahas tentang Strategi Dakwah di Masjid Atta’awun. -

Nama : Chairil Anwar, NIM : 201051000888, dengan judul : ANALISA BULLETIN KHUTBAH JUM’AT TENTANG KEPEMIMPINAN DI MASJID AGUNG AT-TIN TMII JAKARTA SELATAN. Yang membahas tentang kepemimpinan di masjid agung At-tin TMII Jakarta selatan. Sedangkan judul skripsi penulis berjudul “MANAJEMEN MASJID IBNU

SINA PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN DAKWAH PADA ANAK USIA DINI”. Apabila dilihat dari segi judul sama-sama meneliti tentang masjid, namun dalam segi pembahasan sungguh jauh berbeda. Adapun materi yang penulis bahas adalah tentang manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang dalam pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini.

F. Sistematika Penulisan Adapun sistimatika dalam penyusuan skripsi ini berdasarkan hasil penelitian dan bacaan ditulis secara sistematis dalam lima bab, secara rinci sistematisnya adalah sebagai berikut : BAB I

: PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II

: TINJAUAN TEORITIS

56

Tentang manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang dalam pengembagnan kegiatan dakwah pada anak usia dini yang terdiri dari pengertian manajemen, unsur-unsur manajemen, fungsifungsi manajemen, pengertian masjid, fungsi masjid, peranan masjid, ruang lingkup masjid, pengertian kegiatan dakwah, ruang lingkup kegiatan dakwah, pengertian anak usia dini, pendidikan akhlak anak usia dini. BAB III

: GAMBARAN UMUM MASJID IBNU SINA PAMULANG Bab ini menggambarkan tentang sejarah berdirinya Masjid Ibnu Sina Pamulang, visi dan misi Masjid Ibnu Sina Pamulang, struktur organisasi Masjid Ibnu Sina Pamulang, program kegiatan Masjid Ibnu Sina Pamulang, sarana dan prasarana Masjid Ibnu Sina Pamulang.

BAB IV

: ANALISIS MANAJEMEN MASJID IBNU SINA PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN DAKWAH PADA ANAK USIA DINI Bab ini menganalisis manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang yang meliputi bagaimanakah manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang ? Bagaimanakah pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini ?

BAB V

: PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup dari seluruh uraian penulisan skripsi ini yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.

57

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Inggris dengan kata kerja “to manage” yang secara umum berarti mengurusi.84 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Manajemen berarti : a. Proses penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai sasaran. b. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan.85 Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.86 Dalam sumber lain disebutkan bahwa manajemen berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan berbagai usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.87 Sedangkan menurut beberapa pakar, manajemen dapat diartikan sebagai berikut : a. Menurut Jhon E Mee (seperti dikutip Sarwoto) “Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal baik 84

A.M. Kadarman dan Jusuf Udaya, pengantar ilmu manajemen buku panduan untuk mahasiswa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), h. 3. 85 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001),edisi III, h. 708. 86 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), Edisi Revisi, h. 9. 87 Saud Hasan, Manajemen Pokok-pokok Pengertian dan Soal Jawab (Yogyakarta: BPFE, 1989), h. 2.

58

bagi pemimpin maupun para pekerja serta memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada masyarakat.” b. Manurut John D Milert “Manajemen adalah proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang-orang yang terorganisir secara formal sebagai kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.”88 c. Menurut Mary Parker Follett “Manajemen adalah sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.”89 d. Menurut Haiman yang dikutip oleh Manulang “Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usahausaha individu untuk mencapai tujuan bersama.”90 e. Menurut Ordway Tead “Manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”91 f. Menurut Robert Kreitner “Manajemen adalah proses bekerja dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah.”92 g. Menurut H. Zaini Muchtarom “Manajemen adalah aktifitas untuk mengatur kegunaan sumber daya bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif.”93 h. Di dalam Ensiklopedia of social sciences terdapat definisi sebagai berikut: “Manajement may be definited as the process, by wich execution of a given 88

Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991), h. 45. T.Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1991), Edisi 2, h. 8. 90 M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen (Yogyakarta: Ghalia Indonesia, 1996), h. 36. 91 Ibrahim Lubis, Pengendalian dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), h. 36. 92 Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996), h. 36. 93 Ibid, h.37. 89

59

purpose is put into operation and suvervised.” Yang artinya “Manajemen adalah proses yang mana pelaksanaan dari satu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.”94 2. Unsur-unsur Manajemen Dalam manajemen secara umum terdapat unsur-unsur yang membantu setiap organisasi agar mampu membuat satu perencanaan, mampu untuk mengorganisir, memberikan pengarahan-pengarahan kerja, mengkoordinir dalam suatu usaha untuk melaksanakan yang telah ditetapkan sebelumnya, serta organisasi tersebut mampu pula untuk melaksanakan pengawasan dalam pelaksanaan kerja. Manajemen selalu dikaitkan dengan usaha bersama sekelompok manusia, yang mana merupakan suatu proses aktivitas guna mencapai sasaran atau suatu telaah yang direncanakan terlebih dahulu, adalah mencapai sasaran itu, diperlukan sejumlah sarana, fasilitas atau alat yang disebut juga sebagai unsur-unsur manajemen (resource, element, tools).95 Adapun menurut Hamzah Yakub unsur-unsur manajemen adalah sebagi berikut : a. Man (Manusia) Manusialah yang menjadi pelaku dan ia pulalah yang menetapkan tujuan di dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tegasnya, faktor manusia mutlak, tidak akan ada manajemen tanpa adanya manusia, sebab manusialah yang merencanakan, melakukan, menggunakan dan merasakan hal dari manajemen itu sendiri.

94

J. Pangkaylin dan Hazil Tanzil, Manajemen Suatu Pengantar (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), h. 26. 95 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: PT. Liberty, 1985), h. 23.

60

b. Money (Keuangan atau Pembiayaan) Dalam dunia modern, uang sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai, sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, di samping manusianya. Pengaruh dan peranan uang dalam pergaulan manusia sangat besar.96 c. Method (Cara-cara Kerja) Method yaitu cara melaksanakan suatu tujuan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Cara kerja (metode) yang tepat sangat menentukan kelancaran jalannya roda menajemen dalam suatu organisasi, sebab dengan cara yang ditata dengan baik, maka akan menghasilkan produk yang baik pula sehingga tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. d. Materials (Bahan-bahan atau Perlengkapan) Faktor material ini sangat penting, karena manusia tidak dapat melaksanakan tugasnya tanpa didukung oleh kelengkapan alat. Sehingga dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh organisasi tertentu perlu disiapkan bahan perlengkapan apa-apa yang dibutuhkan. e. Machines (Mesin) Peranan mesin dalam zaman modern ini tidak dapat diragukan lagi, mesin dapat membantu manusia dalam pekerjaannya. Mendefinisikan waktu bekerja untuk menghasilkan sesuatu sehingga memperoleh keuntungan yang lebih banyak. f. Market (Pasar) Market yaitu barang-barang produksi suatu lembaga atau perusahaan harus segera dipasarkan. Karena itu, pemasaran dalam manajemen ditetapkan sebagai 96

Hamzah Yaqub, Menuju Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan (Bandung: Diponegoro, 1984), h. 31

61

salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Penguasaan pasar diperlukan guna menyebarluaskan hasil-hasil produksi agar sampai ke tangan konsumen.97 3. Fungsi-fungsi Manajemen Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut : a. Planning – menunjukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu. b. Organizing – mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatankegiatan itu. c. Staffing – menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja. d. Motivating – mengarahkan atau menyalurkan prilaku manusia ke arah tujuan-tujuan. e. Controlling – mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakantindakan korektif di mana perlu.98 Adapun fungsi-fungsi manajemen menurut T. Hani Handoko adalah sebagai berikut : a. Perencanaan (Planning), perencanaan (planning) adalah penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.99

97

Ibid., h. 32-33. George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992), h. 9-10. 99 T. Hani Handoko, Manajemen, h. 23. 98

62

b. Pengorganisasian

(organizing),

pengorganisasian

adalah

penentuan

sumber daya- sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. c. Penyusunan pesonalia (staffing), penyusunan personalia adalah penarikan, pelatihan dan penegembangan, serta penempatan dan pembagian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif.100 d. Pengarahan, fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. e. Pengawasan (controlling), pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.101 Sedangkan dalam sumber lain fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut : a. Perencanaan. Fungsi manajemen yang pertama adalah merencanakan. Hal ini diasumsikan bahwa manajemen sudah diberi tugas untuk mencapai tujuan. b. Pengambilan keputusan, merupakan tugas manajemen lainnya. Semua orang akan melakukan fungsi ini baik dalam manajemen maupun di luar. Pengambilan keputusan berarti memilih pilihan dari berbagai pilihan yang ada.

100 101

Ibid., h. 24. Ibid., h. 25.

63

c. Pengorganisasian (Organizing), yang artinya mengelompokkan rencana kegiatan dan tugas-tugas yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tadi. d. Staffing. Yaitu penempatan atau penugasan orang. Setelah kegiatan tadi didaftar dan dikelompokkan, maka ditentukan orang yang akan memimpin pelaksanaan tugas itu. e. Memimpin (Leading) adalah memimpin, mengarahkan bawahan yang ditugaskan tadi. Bawahan diarahkan, dibimbing jangan hanya memerintah dari belakang meja saja. Pemimpin harus memonitor dan mengawasi kegiatan yang dibawahinya untuk mencapai tujuan. f. Pengawasan. Fungsi ini adalah kegiatan untuk mengupayakan agar pelaksanaan kerja sama dengan rencana. Atau kegiatan yang dilaksanakan searah dengan tujuan perusahaan.102 Fungsi manajemen dilihat dari beberapa para ahli adalah sebagai berikut : a. Prayudi Atmo Sudirjo : Planning, Organizing, Directing, Actuating, Controlling. b. Hanry Payol : Planning, Organizing, Comanding, Coordinating, Controlling. c. Koonz dan O’Donnel : Organizing, Staffing, Directing, Planning, Controlling. d. Jhon Robert Beishlie, Ph.D : Perencanaan, Organizing, komando, kontrol. e. Wiliam H Newman : Planning, Organizing, Assembling, Resources, Directing, Controlling. f. Dr. S.P Siagian MPA : Planning, Organizing, Motivating, Controlling. 102

Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Kontemporer (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 53-57.

64

g. Dr. Winardi S.E : Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading, Communicating, Controlling.103 Adapun lebih jelasnya maksud dari fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut : 1. Planning (Perencanaan) Planning atau disebut juga perencanaan adalah gambaran dari suatu kegiatan yang akan datang dalam jarak waktu tertentu dan metode yang akan dipakai dalam tindakan-tindakan yang akan diambil. Perencanaan itu berisikan suatu imajinasi dan pandangan ke depan terarah berdasarkan penilaian yang benar.104 2. Organizing (Pengorganisasian) Menurut Malayu Hasibuan bahwa pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang pada aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan pada setiap individu yang akan melakukan aktivitasaktivitas tersebut.105 3. Actuating (Penggerakan) Fungsi

actuating

(penggerakan)

meliputi

kegiatan-kegiatan

yang

diperlukan untuk jabatan-jabatan yang ada dalam struktur organisasi. Setelah diadakan pembagian pekerjaan atau pengorganisasian, ditunjuk orang-orang yang akan melaksanakan dan bertanggung jawab dalam pekerjaan. Bila rencana telah

103

M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, h. 17. Mochtar Efendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Agama Islam (Jakarta: Bhatara karya Aksara, 1986), h. 75. 105 Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, h. 119. 104

65

tersusun, struktur organisasi telah ditetapkan dan posisi-posisi atau jabatan sudah diisi, maka tugas pimpinan untuk menggerakan atau mengarahkan bawahan agar apa yang menjadi tujuan perusahaan tersebut dapat direalisasikan. 4. Controlling (Pengendalian) Fungsi pengawasan ini tidak kalah penting dari fungsi yang lain. Pengawasan atau bisa disebut pengendalian, mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan. Fungsi manajerial pengawasan adalah mengukur atau mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan, bahwa tujuan organisasi dan rencana yang didesain untuk mencapainya, sedang dilaksanakan.106

B. Masjid 1. Pengertian Masjid Masjid berasal dari bahasa Arab sajada yang berarti tempat sujud atau tempat menyembah Allah SWT.107 Sedangkan pengertian masjid secara istilah adalah sebagai berikut : “tempat sujud, yaitu tempat umat Islam mengerjakan shalat, zikir kepada Allah SWT, dan untuk hal-hal yang berhubungan dakwah islamiyah”.108 Masjid secara umum sering kali diidentikkan dengan tempat shalat bagi mereka yang mengaku Islam sebagai agamanya. Sejak zaman Nabi masjid selain difungsikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah, juga sebagai pusat kebudayaan, pusat ilmu

106

AM. Kadarman Sj dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen Buku Panduan Untuk Mahasiswa, h. 132. 107 E. Ayub dkk, Manajemen Masjid (Gema Insani, 1996), h. 1. 108 M. Abdul Mujid, Kamus Istilah Fikih (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994), h. 201.

66

pegetahuan, pusat informasi, pusat pengembangan ekonomi kerakyatan, pusat pengaturan strategi perang, serta pusat pembinaan dan pengembangan sumber daya umat secara keseluruhan. Pengertian ini memberi gambaran, bahwa masjid di samping tempat sujud, juga mempunyai peran ganda dalam pegembangan dakwah Islam. Menurut Aidh bin Abdullah Al-Qorni, “Masjid adalah tempat untuk saling mengenal dan mengakrabkan diri di antara kaum Muslimin. Karena saat di dalam masjid mereka dapat mengetahui informasi tentang saudaranya yang absen atau tidak hadir, apakah mereka dalam kesusahan atau lainnya, dengan demikian maka akan timbul rasa tolong menolong sehingga dapat mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh ikatan kasih sayang antar jamaah masjid dari kaum mukminin.109 M. HR. Songge menyatakan, masjid secara kebahasaan, bermakna sebagai tempat para hamba Allah yang beriman bersujud melakukan ibadah mahdhah berupa shalat wajib dan berbagai shalat sunnah lainnya kepada Allah SWT. Sedangkan dalam makna istilah tempat di mana para hamba melakukan segala aktivitas, baik yang bersifat vertikal (hubungan manusia dengan Allah) maupun horizontal (hubungan manusia dengan manusia) dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.110 Dari beberapa pengertian tentang masjid di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian masjid adalah suatu tempat di mana seseorang dapat melakukan sujud, merendahkan diri, dan menyembah Tuhan. Serta tempat

109

Aidh bin Abdullah Al-Qarni, Memakmurkan Masjid; Langkah Maju Kebangkitan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2003), h. 44. 110 M. HR. Songge, Pesan Risalah Masyarakat Madani; Masjid dan Masyarakat Madani (Jakarta: PT. Media Cita, 2001), h. 12-13.

67

untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan persoalan manusia atau dengan kata lain tempat seseorang untuk melakukan aktivitas baik yang bersifat vertikah maupun yang bersifat horizontal. 2. Fungsi Masjid Menurut E. Ayub fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan shalat berjamaah. Masjid juga tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui adzan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz berkaitan dengan pengagungan asma Allah. Selain itu fungsi masjid adalah : 1. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 2. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman

batin

atau

keagamaan

sehingga

selalu

terpelihara

keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian. 3. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat. 4. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan. 5. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotongroyongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

68

6. Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin. 7. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader pimpinan umat. 8. Masjid tempat mengumpulkan dana, menyimpan, dan membagikannya. 9. Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.111 Sedangkan dalam sumber lain fungsi-fungsi masjid adalah sebagai berikut: 1. Sebagai tempat shalat. 2. Sebagai fungsi sosial kemasyarakatan. 3. Sebagai fungsi politik. 4. Sebagai fungsi pendidikan. 5. Sebagai fungsi ekonomi. 6. Sebagai fungsi pengembangan seni-budaya.112 Masjid tidak hanya difungsikan sebagai tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT saja. Akan tetapi masjid juga dapat difungsikan sebagai tempat pengembangan kader, tempat bermusyawarah, tempat pembinaan dan penggemblengan ummat dalam meningkatkan pengetahuan. 3. Peranan Masjid Dalam sejarah perkembangan dakwah Rasulullah saw. terutama dalam periode Madinah, eksistensi masjid tidak hanya dimanfaatkan sebagai pusat ibadah yang bersifat mukhdhah / khusus, seperti shalat, tapi juga mempunyai peran sebgai berikut :

111

E. Ayub, dkk., Manajemen Masjid, h. 7-8. Bachrun Rifa’i dan Fakhruroji, Manajemen Masjid Mengoptimalkan Fungsi Sosial-Ekonomi Masjid, h. 46.

112

69

a. Dalam keadaan darurat, setelah mencapai tujuan hijrah di Madinah, beliau bukannya mendirikan benteng pertahanan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan serangan musuh tetapi terlebih dahulu membangun masjid. b. Kalender Islam yaitu tahun Hijriyah dimulai dengan pendirian masjid yang pertama, yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awal, permulaan tahun Hijriyah selanjutnya jatuh pada tanggal 1 Muharram. c. Di Mekah agama Islam tumbuh dan di Madinah agama Islam berkembang. Pada kurun pertama atau periode Makiyyah, Nabi Muhammad mengajarkan dasar-dasar agama. Memasuki kurun kedua atau periode Madaniyah, Rasulullah saw. menandai tapal batas itu dengan mendirikan masjid. d. Masjid menghubungkan ikatan yang terdiri dari kelompok orang Muhajirin dan Anshar dengan satu landasan keimanan kepada Allah SWT. e. Masjid didirikan oleh orang-orang takwa secara bergotong royong untuk kemaslahatan bersama.113 Masjid tidak hanya berperan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan ibadah semata. Akan tetapi masjid juga berperan sebagai tempat untuk melakukan berbagai kegiatan sosial yang berhubungan dengan kehidupan manusia seharihari. Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman, dinamika masjid-masjid sekarang ini banyak yang menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat, tetapi juga sebagai wadah beraneka kegiatan jamaah / umat Islam. Sebab, masjid

113

E. Ayub dkk., Manajemen Masjid, h. 10-11

70

merupakan integritas dan identitas umat Islam yang mencerminkan tata nilai keislamannya. Dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitik beratkan pada pola aktivitas yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrawi dan aktivitas duniawi.114 3. Ruang Lingkup Masjid 1.Eksistensi Masjid a. Masjid sebagai Pelengkap Tidak sedikit masjid diadakan sekadar pelengkap dalam suatu lingkungan. Misalnya, di pabrik-pabrik, kantor, perusahaan, pasar, terminal, kampus, atau di tempat rekreasi. b. Mubalig Terbang Masjid terkadang sunyi dari denyut kegiatan atau kegiatannya ada tapi acak-acakkan, administrasi yang belum terurus, atau pengurus yang terlalu gandrung memanfaatkan mubalig (penceramah) dari luar lingkungan dalam mewarnai kegiatan masjid hanya agar jamaah tidak bosan. Cara-cara yang demikian tidak dilakukan oleh Rasulullah saw. c. Mubalig Kurang Dikenal Lingkungan Banyak mubalig yang diundang berceramah dari satu daerah ke daerah lain, atau biasa disebut “mubalig terbang”. Dengan modus seperti ini, dia mungkin saja populer di suatu lingkungan masyarakat di antara tempat-tempat yang menjadi rute safarinya. Namun, belum merupakan jaminan bahwa dia juga dikenal dengan baik di lingkungannya sendiri, apalagi dianggap sebagai pembina jamaah.

114

Ibid., h. 11.

71

2. Dinamika Masjid a. Suara Azan Suara azan yang berkumandang dari masjid setiap waktu shalat akan menggerakkan orang-orang beriman untuk menangguhkan segala kesibukan mereka dan bergegas mendatangi masjid guna menunaikan kewajiban shalat fardhu. Alunan suara azan dari puncak-puncak menara masjid menunjukkan adanya dinamika pada tempat ibadah itu. b. Shalat Berjamaah Masjid adalah tempat shalat berjamaah. Banyaknya jamaah yang melaksanakan shalat berjamaah menunjukkan masjid itu ramai dan makmur. Shalat berjamaah ini juga merupakan salah satu penanda adanya dinamika masjid. Tanpa adanya kegiatan shalat berjamaah shaf-shaf masjid bukan saja akan sepi dari jamaah melainkan juga dapat berubah fungsinya. Karenanya, shalat berjamaah ini harus digalang dan ditegakkan di setiap masjid oleh setiap muslim di sekitarnya. c. Suara Ayat-ayat Suci Hanya di masjidlah yang paling banyak terdengar suara ayat-ayat suci AlQur’an dibaca. Bukan cuma imam memimpin shalat berjamaah, melainkan juga pada waktu khatib berkhutbah, pengajian, majelis taklim, dan tadarusan AlQur’an yang dilaksanakan di masjid. Alunan suara ayat-ayat suci ini menciptakan suasana yang syahdu dan nyaman.

72

3. Problematika Masjid a. Pengurus Tertutup Pengurus masjid dipilih oleh jamaah dan dari jamaah secara demokratis. Mereka dianggap mampu mengemban amanah jamaah. Yakni, melaksanakan tugas dengan baik dan membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara berkala. Lantaran harapan tak selalu sama dengan kenyataan, jamaah dapat salah pilih. Muncullah pengurus yang tidak aktif, atau yang bersifat keluarga sentries, atau yang menerapkan corak kepemimpinan tertutup dalam hal program kegiatan masjid dan keuangan. b. Jamaah Pasif Jamaah yang pasif juga salah satu faktor penghambat kemajuan dan kemakmuran masjid. Pembangunan masjid akan sangat tersendat-sendat apabila jamaahnya enggan turun tangan, berkeberatan mengeluarkan sebagian kecil rezekinya untuk sumbangan, atau malas menghadiri kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh pihak pengelola masjid. c. Berpihak Pada Satu Golongan atau Paham Pengurus masjid yang dalam melaksanakan tugas pembangunan atau kegiatan pelaksanaan ibadah memihak satu golongan atau paham akan mengakibatkan jamaah itu pasif. d. Kegiatan Kurang Memfungsikan masjid semata-mata sebagai tempat ibadah shalat Jum’at otomatis menisbikan inisiatif untuk menggelorakan kegiatan-kegiatan lain. Masjid hanya ramai sekali dalam seminggu. Di luar jadwal itu barangkali hanya para musafir yang datang untuk shalat dan beristirahat.

73

e. Tempat Wudhu Kotor Kurangnya pemeliharaan mengakibatkan masjid kotor dan rusak. Bila tempat mengambil air wudhu dan WC-nya kurang dirawat dan dibersihkan, dari situ meruyak bau yang menyengat dan akan mengganggu orang-orang yang hendak beribadah di masjid. 4. Mengatasi Problem Masjid a. Musyawarah Dalam mengatasi problematika masjid, antara pengurus dan jamaah masjid perlu senantiasa melakukan musyawarah. Melalui musyawarah ini diharapkan berbagai pemikiran dan pandangan dapat dikemukakan dalam rangka mencari alternatif pemecahan yang terbaik. b. Keterbukaan Menerapkan keterbukaan dalam mengelola masjid sama pentingnya dengan musyawarah. Keterbukaan bukan saja akan menumbuhkan kepercayaan ja maah terhadap pengurus, melainkan juga akan mendorong terlaksananya kegiatan dengan baik dan hubungan kerja sama yang elok antara pengurus dan jamaah, baik dalam melaksanakan berbagai kegiatan maupun dalam mengatasi problematika masjid. c. Kerja Sama Hubungan dan kerja sama pengurus degan jamaah sangat diperlukan dalam mengatasi problematika masjid. Tanpa kerja sama, masalah tetap tinggal masalah.

74

5. Memelihara Citra Masjid a. Akhlak Pengurus Setiap pengurus masjid harus memiliki akhlak yang baik dan mulia. Sebagai pribadi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan masjid, kualitas kepemimpinan dan kemampuan manajerial saja belum cukup. Persyaratan lain yang harus terdapat dalam dirinya adalah akhlak yang terpuji. b. Akhlak Jamaah Tidak hanya pengurus, jamaah pun perlu mamiliki akhlak yang baik dan mulia. Merupakan kewajiban pengurus untuk senantiasa membina jamaahnya agar memiliki akhlak yang terpuji. Kebaikan dan kemuliaan akhlak jamaah, secara langsung atau tidak langsung, akan berpengaruh kepada citra masjid. c. Pelaksanaan Ibadah Pelaksanaan ibadah di masjid harus disesuaikan dengan aturan yang telah digariskan dalam ajaran Islam. Patron acuannya adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah.115

C. Kegiatan Dakwah 1. Pengertian Kegiatan Dakwah Dakwah mengandung pengertian sebagai kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual ataupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, serta pengamatan

115

Ibid., h. 15-26.

75

terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.116 M. Quraish Shihab mendefinisikan “Dakwah sebagai seruan dan ajakan kepada keinsyafan atau mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna. Baik terhadap pribadi maupun kelompok serta kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia.”117 Menurut Barmawi Umary dalam bukunya “azas-azas dakwah”, adalah mengajak orang kepada kebenaran, mengerjakan perintah, menjauhi larangan agar memperoleh kebahagiaan di masa sekarang dan yang akan datang.118 Dari pengertian yang telah kita bahas sebelumnya, dapat kita pahami bahwa dakwah adalah kegiatan mengajak umat manusia supaya masuk ke dalam jalan Allah (sistem Islam) dalam semua segi kehidupan. Bentuk kegiatan mengjak terdiri dari : mengajak dengan lisan (dakwah bi al-lisan), mengelola dan mengorganisasi kegiatan mengajak (bi al-tadbir, bi al-nidhomi; manajemen dakwah) secara efektif dan efisien dengan melakukan KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sistematisasi) program dan kegiatan dengan sumber daya dan waktu yang tersedia. Mengajak dengan lisan dan tulisan dikenal sebagai tabligh Islam, mengajak dengan tindakan nyata (haal) disebut pengembangan masyarakat Islam,

116

M. Arifin, Psikologi Dakwah (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), h. 6l. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi Dan Pesan Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1998), h.194 118 Barmawi Umary, Azas-Azas Dakwah (Solo: Ramadhan, 1995), h. 52. 117

76

sedangkan mengelola dan mengorganisir kegiatan mengajak disebut dengan kegiatan dakwah.119 2. Ruang Lingkup Kegiatan Dakwah a. Kegiatan Tabligh Kegiatan tabligh Islam (penyiaran dan penerangan Islam atau komunikasi dan penyiaran Islam, termasuk bimbingan dan penyuluhan Islam) terdiri dari kegiatan pokok sosialisasi dan eksternalisasi ajaran Islam dengan menggunakan sarana mimbar dan media massa (cetak dan elektronik) yang dapat dirinci sebagai berikut: 1. Penyampaian tauhid. 2. Penyampaian fitri, fungsi, dan tujuan hidup manusia. 3. Pembinaan keimanan, fitrah, akhlak dan ibadah. 4. Bimbingan, penyuluhan, dan penerangan mengenai sistem Islam secara menyeluruh. 5. Pengembangan fikroh Islam dalam semua aspek kehidupan secara utuh sehingga mad’u memiliki pandangan yang komprehensip tentang realitas kehidupan manusia menurut ajaran Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. 6. Memberikan motivasi untuk melaksanakan ajaran Islam yang sudah dipahami dan diterima. 7. Memberi sikap ukhuwah Islamiyah, kesatuan dan persatuan umat.120

119

Tim Penyusun Kurikulum, Kurikulum Nasional Fakultas Dakwah IAIN (Jakarta: IAIN Jakarta, 1994), h. 5. 120 Ibid., h. 6.

77

b. Kegiatan Pengembangan Masyarakat. Pengembangan masyarakat didefinisikan sebagai suatu gerakkan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat.121 Dengan demikian sangatlah jelas bahwa tujuan dari pengembangan masyarakat

adalah

mensejahterakan

seluruh

lapisan

masyarakat

yang

keberhasilannya sangat tergantung kepada partisipasi masyarakat itu sendiri. Partisipasi di sini adalah partisipasi aktif yang timbul dari kesadaran masyarakat karena minat dan untuk kepentingan bersama. Adapun pengertian pengembangan masyarakat Islam secara etimologi dapat dilihat dari dua kata yaitu pengembangan yang berarti membina dan meningkatkan kualitas, sedangkan masyarakat Islam berarti kumpulan manusia yang beragama Islam. Dengan demikian secara terminologis pengembangan masyarakat Islam dapat diartikan mentrasformasikan dan melembagakan semua segi ajaran Islam dalam kehidupan keluarga (usrah), kelompok (jamaah), dan masyarakat (ummah).122 Kegiatan pengembangan Islam ini terdiri dari kegiatan pokok yaitu transformasi dan pelembagaan ajaran agama Islam ke dalam realitas Islam (khairul ummah) yang dapat dirinci sebagai berikut : 1. Penyampaian mengenai konsepsi Islam, mengenai kehidupan sosial, ekonomi, dan pemeliharaan lingkungan.

121

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengentar Pemikiran dan Pendekatan Praktis (Jakarta: UI Press, 2001) h. 137. 122 Nanih Machendrawati dan Agus Ahmad Safe’i, Pengembangan Masyarakat Islam dan Idiologi Sampai Tradisi (Bandung Rosda Karya, 2001), h. 29.

78

2. Penggalangan ukhuwah Islamiyah lembaga umat dan kemasyarakatan umat pada umumnya. 3. Mewujudkan memorandum of understanding (MOU) dengan masyarakat. 4. Riset potensi lokasi dakwah, pengembangan potensi lokal, dan pengembangan kelompok swadaya masyarakat. 5. Katalisasi aspirasi dan kebutuhan umat. 6. Konsultasi dan dampingan teknis kelembagaan. 7. Dampingan penyusunan rencana dan aksi sosial pelaksanaan rencana dalam rangka pengembangan komunitas dan institusi Islam. 8. Memandu pemecahan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan umat. 9. Melaksanakan stabilisasi kelembagaan dan menyiapkan pelepasan masyarakat untuk membangun secara mandiri dan berkelanjutan.123 c. Kegiatan Manajemen Dakwah Islam Kegiatan manajemen dakwah Islam terdiri dari kegiatan pokok penyusunan kebijakan, perencanaan program, pengorganisasian program, dan monitoring serta evaluasi dakwah yang dapat dirinci sebagai berikut : Perumusan konsepsi Islam yang praktis dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan. 1. Penyusunan kebijakan dan strategi organisasi dakwah, riset potensi dan kebutuhan masyarakat untuk menyusun sistem informasi dan peta dakwah. 2. Pengambilan keputusan strategi dan standar serta kriteria program dakwah. 3. Analisa masalah dan kebutuhan masyarakat. 4. Penysunan program partisipatif.

123

Ibid., h. 6-7.

79

5. Pengorganisasian program. 6. Penetapan sistem koordinasi pelaksanaan program. 7. Menyusun sistem monitoring dan evaluasi kegiatan dakwah.124

D. Anak Usia Dini 1. Pengertian Anak Usia Dini Anak dini usia pada hakekatnya adalah anak yang berada pada rentangan usia enol sampai delapan tahun. Dini usia merupakan usia keemasan (golden age) yang merupakan masa di mana anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan. Departemen Pendidikan Nasional mengartikan masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.125 Kata anak usia dini memang sudah biasa didengar oleh telinga kita. Namun oleh pemerintah sekarang kata-kata itu dibakukan menjadi anak dini usia, dengan tidak mengubah arti dan maksud. Sekarang pun DepDikNas telah membentuk lembaga PADU (Pendidikan Anak Dini Usia) yang khusus menangani segala urusan anak dini usia. Oleh karena itu pendidikan merupakan suatu hal yang harus diberikan kepada setiap anak termasuk anak-anak yang masih usia dini. Kemudian yang dimaksud dengan pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

124

Ibid., h. 7-8 Kurikulum dan Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Pusat Balitbang DepDikNas, 2002), h. 1.

125

80

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.126 2. Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini 1. Pengertian Pendidikan Akhlak Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang merupakan kata majmuk dari kata “paes” yang berarti anak dan kata “ogo” yang berarti aku membimbing berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.127 Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti uasaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa. Dengan demikian pendidikan berati segala usaha orang dewasa dalam pergaulan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.128 Zakiyah Drajat berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam menyampaikan pelajaran, memberi contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi, dan

126

Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini TK dan RA (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 6. 127 H. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 70. 128 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 1998), h. 1.

81

menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pembentukan kepribadian anak didik atau proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat. Menyimak pengertian pendidikan Islam yang dikemukakan di atas maka dapat dipahami bahwa pendidikan sebagai usaha membentuk pengalaman dan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku individu dan kelompok sesuai tujuan pendidikan, hanya akan berasal melalui interaksi sosial dalam lingkungan sekitar. Hal ini didasari bahwa sejak lahir hingga wafatnya, setiap manusia wajib belajar dan menuntut ilmu, baik dalam lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal.129 2. Tujuan Pendidikan Akhlak Tujuan pendidikan akhlak ialah menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya. Akhlak hendak menjadikan manusia yang berkelakuan baik, bertindak baik terhadap sesama manusia, terhadap sesama makhluk, dan terhadap Allah SWT sebagai pencipta.130 Para ahli pendidikan Islam sepakat bahwa tujuan akhir dari pendidikan Islam adalah tujuan-tujuan moralitas dalam arti kata sebenarnya. Hal ini bukan berarti mengurangi pendidikan jasmani atau pendidikan akal, tetapi alangkah lebih baik kalau pendidikan jasmani dan akal disisipi nilai-nilai akhlak dan moral.131

129

Abdullah Syukri Zarkaysi, Gontor dan Pembaharu Pendidikan Pesantren (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 19-22 130 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Setrategi Belajar Mengajar (Badung: CV. Pustaka Setia, 1997), h. 10. 131 Ibid., h. 11.

82

3. Strategi Pendidikan Akhlak Dewasa ini istilah strategi banyak dipinjam oleh bidang-bidang ilmu lain, misalnya seperti ilmu dakwah, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dan lain sebagainya. Pemakaian istilah strategi dimaksudkan sebagai daya upaya seorang guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar. Maksudnya agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna. Dengan rumusan lain dapat juga dikemukakan bahwa strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan yang efektif.132

BAB III GAMBARAN UMUM MASJID IBNU SINA PAMULANG

A. Sejarah Berdirinya Masjid Ibnu Sina Pamulang Masjid Ibnu Sina Pamulang ini didirikan pada bulan April 2004 dan diresmikan pada tanggal 27 April 2005 oleh Yayasan Pendidikan MEDCO di bawah pimpinan Bapak Arifin Panigoro dengan arsiteknya dan strukturalnya adalah Bapak Saiful Panigoro. Peresmiannya dilaksanakan oleh Bupati

132

Ibid., h. 12.

83

Tanggerang yaitu oleh Bapak Ismet Iskandar dengan tausiyah K.H. Abdullah Gymnastiar. Masjid ini dibangun di lingkungan yayasan sekolah dasar Islam Al-Azhar (SDIA) dan taman kanak-kanak Islam Al-Azhar (TKIA) dengan maksud untuk menlengkapi tempat beribadah dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mencerdaskan umat Islam, baik yang berada di lingkungan sekitar maupun di lingkungan-lingakungan lainnya. Selain itu, letak masjid berada di kawasan strategis dan berkembang pesat dengan tumbuhnya perumahan menengah dan atas, dekat dengan perlengkapan yang menjadi kebutuhan bagi para jamaah yang berkunjung, misalnya seperti photo copy, koperasi, kantin, giant, dan Bank Bumi Putra (BP). Dengan didirikannya Masjid Ibnu Sina Pamulang ini diharapkan dapat menjadikan umat Islam lebih maju dan berkembang.133

B. Visi dan Misi Kehadiran Masjid Ibnu Sina ditengah komplek sekolah dimaksudkan untuk : 1. Melengkapi tempat beribadah bagi anak-anak sekolah dan masyarakat sekitar. 2. Ikut serta berperan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui anak-anak didik dengan bekal ilmu yang luas dalam bidang sosial, science, dan teknologi serta pendidikan agama Islam untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT (IPTEK dan IMTAQ). 133

Wawacara Pribadi dengan Aep Saifullah, Pamulang, 14 April 2008.

84

3. Sebagai upaya dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia (Akhlakul Karimah), sebagaimana Firman Allah SWT : “Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid Allah adalah orang yang beriman kepada Allah, kepada hari akhir, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka tidak takut kepada siapa pun kecuali hanya kepada Allah, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S. At-Taubah:18) 4. Sebagai sarana tempat pembinaan ummat, khususnya masyarakat di lingkungan sekitar Masjid Ibnu Sina Pamulang.

C. Struktur Organisasi Masjid Ibnu Sina Pamulang SUSUNAN PENGURUS DKM 2005-2007 Ketua Umum

: H. Bahruddin

Ketua I

: H. Asfa Davi Bya

Ketua II

: H. Syaiful Panigoro

Sekretaris I

: Aep Saifullah S.Ag

Sekretaris II

: Irfan Fajarudin

Bendahara I

: Fastabiqul Khoirot Al Gatot

Bendahara II

: Hj. Tetrani Susilowati

Hubungan Masyarakat

: Rifai

Koordinator I Ibadah, Dakwah, dan Sosial

: Hasyim

Koordinator II Perpustakaan dan TPA

: Darsono S.Pd

Koordinator III Pemeliharaan dan Perlengkapan

: Ferry Syahroni

Koordinator IV Unit Usaha

: Desi Permalasari

85

SEKSI-SEKSI Seksi Peribadatan dan Takmir Masjid

: Andi Rosyadi

Seksi Pengajian dan Majelis Ta’lim

: Dian Nislawati

Seksi Kegiatan sosial

: Sawung Gogor Rahmadi

Seksi Perpustakaan

: H. Gunanto

Seksi Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

: H. Ahmad Saichu

Seksi Pemeliharaan dan Kebersihan

: Firna

Seksi Peralatan dan Perlengkapan

: Parto

Seksi Keamanan dan Ketertiban

: Machburi

Seksi Dana Jum’atan

: Sa’dullah Baihaqi

Seksi Usaha dan Dana

: Fifid134

STRUKTUR ORGANISASI 2007-2009

Dewan Pembina

Badan Pengurus Badan Penasehat

134

-------

-

Ketua Sekretaris Bendahara

Company Profil Masjid Ibnu Sina Pamulang, 2005.

-------

Badan Pengawas

86

Bidang Dakwa h

Bidang Peribadat an

Bidang keg. sosial

Bidang Perpusta kaan

Bidang TPQ

Bidang Pemeliha raan 135

Ketengan : : Garis Komando ------------------ : Garis Koordinasi

SUSUNAN PENGURUS DKM 2007-2009 Dewan Pembina

: 1. Wawan Karsiwan 2. H. Baharuddin

Dewan Penasehat

: 1. H. Asfa Davi Bya 2. H. Sugiarto 3. Andy Rosyadi,S.Ag

Dewan Pengawas

: 1. Ramsa Sitompul 2. Wartono 3. Hj. Terry Hartati

DEWAN PENGURUS 1. Ketua

: Aep Saifullah

2. Wakil

: Joko Pitaryanto

3. Sekretaris

: Sa’dullah Baihaqi

135

Company Profil Masjid Ibnu Sina Pamulang, 2007.

87

4. Wakil sekretaris

: Windy Mulia Sari

5. Bendahara

: Hj. Tentrani Susilowati

6. Wakil bendahara

: Lusiawati

SEKSI-SEKSI 1. Seksi Dakwah / Pengajian / Majlis Ta’lim

: 1. Ika Purbaloka 2. Sulaeman

2. Seksi Peribadatan dan Takmir Masjid

: 1. H. Abd. Madjid 2. Iwan Jatmika

3. Seksi Kegiatan Sosial / ZIS

: Jajang Solihin

4. Seksi Perpustakaan

: Marwah Daud Ibrahim

5. Seksi TPA / TPQ

: H.A. Syaichu

6. Seksi Pemeliharaan / Kebersihan / Perlengkapan : Sis Eko Warsono 7. Seksi Keamanan dan Ketertiban

: Paiman

8. Seksi Dana Jum’atan

: Ibnu Aslam

9. Seksi Dana / Usaha

: Abdullah136

D. Program Kegiatan Masjid Ibnu Sina Pamulang Program Kegiatan Rutin 1. KEGIATAN HARIAN RUTIN NO KEGIATAN

TUJUAN

1

Shalat berjamaah

2

Bimbingan membaca Al-Qur’an

Anak-anak sekolah, sopir antar jemput, warga sekitar masjid Memanfaatkan Orang tua murid, waktu luang bagi KBIA, TKIA, orang tua murid SDIA dan baby yang menunggu sister

136

Company Profile Masjid Ibnu Sina Pamulang, 2007.

SASARAN

WAKTU Setiap hari

Setiap hari Senin – Jum’at Pukul 08.00

88

3

TPQ Siang

4

TPQ Sore

anaknya dan baby sister dengan kegiatan yang bermanfaat dan bernilai ibadah Membantu murid Murid TK dan SD TK dan SD dalam mempelajari Al-Qur’an sebagai mata pelajaran pokok di sekolah Membantu warga Murid sekolah & sekitar masjid warga sekitar dalam memenuhi masjid Ibnu Sina kebutuhan pendidikan agama bagi anakanaknya

– 10.00

Setiap hari Senin – Kamis Pukul 08.00 – 14.00

Setiap hari Senin – Kamis Pukul 16.00 – 17.00

2. KEGIATAN MINGGUAN NO KEGIATAN 1

2

3

Shalat Jum’at

TUJUAN

SASARAN

WAKTU

Murid sekolah, Setiap hari warga sekitar Jum’at, masjid & umum Pukul 11.30 – 13.00 Tausiyah MT Maningkatkan Orang tua murid Setiap hari As-Sakinah ukhuwah KBIA, TKIA, Kamis, Ibnu Sina Islamiyah antara SDIA warga Pukul 08.00 orang tua murid, sekitar masjid dan – 11.00 silaturahim dan jamaah MT dari menambah luar yang sifatnya wawasan undangan pengetahuan agama Majlis Ta’lim Meningkatkan Warga sekitar Setiap Ahad Ibnu Sina silaturahim dan masjid Ibnu Sina malam, menambah Pukul 19.30 wawasan – 22.00 pengetahuan agama

89

3. KEGIATAN BULANAN NO KEGIATAN

TUJUAN

SASARAN

WAKTU

1

Pengajian umum karyawan

Meningkatkan silaturahim antara guru dan karyawan sekolah pamulang serta menambah wawasan pengetahuan agama

Karyawan YPM, Guru KB, TK,SD dan Outsorching (Cleaning service dan Security)

Setiap sebulan sekali yang dilaksanakan pada hari Jum’at minggu pertama pukul 14.00 – 15.30

2

Pengajian Umum dialogis

Meningkatkan silaturahmi antara guru, karyawan dan warga sekitar sekolah pamulang serta menambah wawasan pengetahuan agama

Karyawan YPM, Guru KB, TK, SD, Outsorching dan warga sekitar masjid

Setiap sebulan sekali yang dilaksanakan pada hari Sabtu minggu pertama pukul 08.00 – 10.00

4. KEGIATAN TAHUNAN NO KEGIATAN

TUJUAN

SASARAN

1

Ta’mir Ramadhan

Karyawan YPM, Bulan Guru KB, TK, SD, Ramadhan Outsorching dan warga sekitar masjid

2

Shalat

Mengatur kegiatan Ramadhan dalam upaya mengisi Ramadhan dengan kegiatankegiatan ibadah sosial dan dakwah Syi’ar Islam

Karyawan

WAKTU

YPM, Disesuaikan

90

‘Idul Fithri & Halal Bihalal 3

Shlat ‘idul adha

Syi’ar Islam

4

Pemotongan Hewan Qurban

Syi’ar Islam

5

Peringatan Hari Syi’ar Islam Besar Islam (PHBI) -Maulid Nabi -Isra Mi’raj -Tahun Baru Islam

Guru KB, TK, SD, Outsorching dan warga sekitar masjid Karyawan YPM, Disesuaikan Guru KB, TK, SD, Outsorching, orang tua murid dan warga sekitar masjid Karyawan YPM, Disesuaikan Guru KB, TK, SD, Outsorching dan warga sekitar masjid Karyawan YPM, Disesuaikan Guru KB, TK, SD, Outsorching dan warga sekitar masjid

91

71

Sudah selayaknya masjid menjadi tempat dilaksanakannya kegiatankegiatan yang dapat melahirkan umat yang cerdas dan berkualitas. Karena masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, tetapi masjid juga dapat difungsikan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan baik kegiatan sosial, pendidikan, ekonomi, militer, dan musyawarah. Di Masjid Ibnu Sina Pamulang ada beberapa program kegiatan yang telah tersusun dengan rapih. Di antaranya ada kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, dan kegiatan tahunan. Kegiatan harian Masjid Ibnus Sina Pamulang di antaranya adalah shalat berjamaah. Misalnya shalat Dzuhur yang dihadiri oleh karyawan masjid, guru SDIA (Ssekolah Dasar Islam Al-Azhar), siswa-siswi SDIA dan diteruskan oleh pembelajaran shalat bagi siswa-siswi SDIA. Shalat Ashar hanya dihadiri oleh karyawan masjid dan guru SDIA. Sedangkan untuk shalat Shubuh, Maghrib, ‘Isya dihadiri oleh warga sekitar masjid. Juga ada bimbingan membaca Al-Qur’an, kegiatan ini untuk mengisi waktu luang orang tua murid TKIA, SDIA dalam menunggu anak-anaknya yang sedang belajar di kelas. Dalam pelaksanaannya orang tua murid dipersilahkan untuk membaca Al-Qur’an satu persatu lalu kemudian dikoreksi yang salahnya dan diberitahukan bagaimana cara membacanya kemuadian dilanjutkan dengan tanya jawab. Kegiatan TPQ siang dan TPQ sore. Untuk TPQ siang hanya diikuti oleh siswa/i sekolah Al-Azhar Pamulang dari hari Senin sampai hari Kamis pukul 71

Company Profile Masjid Ibnu Sina Pamulang, 2007.

92

11.00-12.00 WIB. Kegiatan ini diadakan guna untuk membantu para siswa/i dalam mempelajari (baca tulis) Al-Qur’an. Untuk mengikuti kegiatan ini mereka dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000/anak, waktu pembayarannya adalah satu bulan sekali. Kegiatan TPQ sore diperuntukan bagi siswa/i sekolah Al-Azhar Pamulang dan masyarakat atau warga sekitar masjid Ibnu Sina Pamulang untuk membantu masyarakat atau warga sekitar dalam mempelajari (baca tulis) AlQur’an, dimulai dari pukul 16.00-17.00 WIB. Dalam kegiatan ini mereka hanya dikenakan infaq saja dan tidak ditentukan jumlah pembayarannya. Kegiatan mingguannya adalah shalat Jum’at yang dihadiri oleh murid sekolah, karyawan masjid, orang tua murid dan warga sekitar masjid. Majelis ta’lim As-Sakinah yang dilaksanakan pada hari kamis dan dihadiri oleh orang tua murid SDIA, TKIA dan jamaah majlis ta’lim dari luar yang sifatnya undangan seperti dari dari BSD dan Pondok Cabe. Untuk penceramahnya didatangkan dari luar (bukan karyawan masjid) dan terkadang pada momentmoment tertentu majelis ta’lim As-Sakinah mengundang ustadz-ustadz kondang seperti AA Gym, Jefry al-Bukhari. Majlis ta’lim Ibnu Sina yang diadakan pada hari Ahad malam pukul 19.30 WIB yang dihadiri oleh warga sekitar Masjid Ibnu Sina Pamulang dan yang mengisi ceramah dalam kegiatan ini adalah karyawan masjid, mereka mengisi kegiatan ini secara bergantian untuk setiap minggunya. Metode yang mereka gunakan adalah ceramah sebagaimana biasanya kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab. Kegiatan bulananan di Masjid Ibnu Sina Pamulang ada pengajian umum karyawan dan pengajian umum dialogis yang dihadiri oleh karyawan YPM

93

(Yayasan Pendidikan MEDCO), guru KB (Kelompok Bermain), guru TKIA, dan guru SDIA. kegiatan bulanan ini diisi oleh Ustadz Sofa dan Ustadz KH. Sayyidih yang mana dalam penyampaiannya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

Kegiatan tahunannya ada Ta’mir Ramadhan yang dihadiri oleh karyawan YPM (Yayasan Pendidikan MEDCO) yang bekerja di SDIA dan di TKIA, warga sekitar masjid. Mengenai imam dan penceramah pada Bulan Ramadhan khususnya shalat Tarawih sudah diatur oleh panitia Ta’mir Ramadhan. Shalat ‘Idul Fithri di Masjid Ibnu Sina Pamulang ini dihadiri oleh 200 orang dan untuk khatibnya ketua masjid ini yakni Aep Saifullah dan terkadang khatibnya didatangkan dari luar. Sedangkan untuk Halal Bihalal dihadiri oleh 55 orang yang penceramahnya didatangkan dari luar dan dari karyawan Masjid Ibnu Sina Pamulang. Shalat ‘Idul Adha di Masjid Ibnu Sina Pamulang dihadiri oleh 300 orang yang memenuhi ruangan atas dan bawah dan dilanjutkan dengan pemotongan hewan qurban yang mana panitianya sudah dibentuk sebelumnya dengan melibatkan warga sekitar Masjid Ibnu Sina Pamulang. Untuk pendistribusian daging qurban terlebih dahulu diprioritaskan untuk warga sekitar di luar komplek. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, Tahun Baru Islam. Kegiatan PHBI ini dihadiri oleh jamaah dari masyarakat sekitar, orang tua murid, Untuk panitia dalam kegiatan PHBI ini pengurus Masjid Ibnu Sina Pamulang sering melibatkan warga sekitar mesjid.

94

Dari segi kegiatan sosial, Masjid Ibnu Sina Pamulang pernah melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti memberikan santunan, bantuan sembako ke masyarakat sekitar, dan mengirimkan bantuan

ketika terjadinya peristiwa

Tsunami.

Dana untuk membiayai semua kegiatan tersebut berasal dari 4 sumber, di antaranya adalah : 1. TPQ Ibnu Sina Siang. 2. Dana Jum’atan. 3. Penyewaan Gedung. 4. Bantuan dari Bupati Tanggerang. 72

II. Program Pengembangan A. Pembentukan Koperasi Ibnu Sina Tujuan : a. Sebagai sumber dana masjid. b. Mengelola kebutuhan murid sekolah. c. Menyediakan keperluan untuk ibadah. d. Membantu karyawan yang memerlukan dana. e. Sebagai syari’at Islam. Terdiri dari dua jenis koperasi : 1. Koperasi Usaha Menyediakan :

72

Wawancara Pribadi dengan Sa’dullah Baihaqi, Pamulang, 30 Juni 2008.

95

a. Perlengkapan pakaian seragam sekolah KB, TK, dan SD. b. Perlengkapan ATK untuk kantor. c. Perlengkapan ATK untuk murid. d. Buku-buku Islami. e. Kaset dan CD Islami. f. Perlengkapan Shalat : sajadah, kain sarung. g. Souvenir Masjid : kalender, kartu iqra, mukenah dan lain-lain. h. Sembako : beras, gula, minyak, air mineral dan lain-lain. i. Hewan Qurban / Akekah. 2. Koperasi Simpan Pinjam Anggota : karyawan YPM (Yayasan Pendidikan MEDCO), guru, orang tua murid, dan warga sekitar masjid. Melayani : jasa simpan pinjam. Sasaran : a. Murid sekolah Pamulang. b. Karyawan dan guru sekolah Pamulang. c. Orang tua murid. d. Warga sekitar masjid.73 Koperasi Ibnu Sina ini buka setiap hari Senin sampai dengan hari Jum’at. Koperasi Ibnu Sina terdiri dari dua bagian yaitu koperasi usaha, dan koperasi simpan pinjam. Tujuan diadakannya Koperasi Ibnu Sina ini adalah untuk memenuhi kebutuhan murid sekolah, alat-alat tulis kantor, menyediakan keperluan ibadah, dan untuk membantu karyawan masjid yang memerlukan dana.

73

Company Profile Masjid Ibnu Sina Pamulang, 2007.

96

Adapun untuk jam kerja Koperasi Ibnu Sina sama dengan jam kerja sekolah kecuali hari Sabtu dan Minggu.74 B. Pembentukan ‘Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqoh Ibnu Sina Tujuan : a. Menghimbau ummat Islam untuk melaksanakan kewajiban berzakat. b. Mengelola dan mendistribusikan zakat, infaq, dan shadaqoh kepada mustahik. c. Membantu ummat Islam yang memerlukan bantuan biaya pendidikan. d. Membantu warga yang kurang mampu dalam pengobatan gratis. e. Membantu ummat Islam yang terkena musibah. Sasaran : a. Orang tua murid. b. Anggota Majlis Ta’lim. c. Warga / masyarakat sekitar Masjid Ibnu Sina. Pelaksana : a. Membuat kartu iuran dan dibagikan kepada sasaran tersebut di atas. b. Mengambil kartu iuran setiap bulan. c. Realisasi sebagaimana tersebut dalam tujuan. Penanggung Jawab : Marwah Daud Ibrahim. Waktu : sebulan sekali. C. Pengurusan Jenazah Tujuan :

74

Wawancara Pribadi dengan Aep Saifullah, Pamulang, 8 Juli 2008.

97

a. Memberi pelatihan mengurus jenazah kepada jamaah masjid yang bersedia dengan memanggil ahlinya. b. Ada petugas masjid / team khusus yang stanbay 24 jam dalam menerima informasi kematian. c. Menyiapkan perlengkapan pengurusan jenazah seperti kain kafan dan sebagainya. d. Membantu jamaah mengurus jenazah anggota keluarga yang meninggal dari memandikan, mengkafankan, menyolatkan dan menguburkan. Sasaran : a. Karyawan dan guru sekolah Pamulang. b. Warga sekitar masjid. Penanggung Jawab : H. Abdul Majid. Waktu : sebulan sekali.75 Untuk pengurusan jenazah Masjid Ibnu Sina Pamulang mengadakan pelatihan mengurus jenazah kepada para jamaahnya. pelatihan ini dilakukan untuk menambah kemampuan para jamaah dalam mengurus jenazah. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah dengan cara memperaktekkan langsung kepada jamaah bagaimana cara mengurus jenazah yang benar.76 D. Bimbingan Manasik Haji dan Umrah. Tujaun : a. Memberikan bimbingan kepada jamaah untuk memiliki tambahan ilmu dan wawasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ibadah haji dan umrah. 75 76

Company Profile Masjid Ibnu Sina Pamulang, 2007. Wawancara Pribadi dengan Aep Saifullah, Pamulang, 8 Juli 2008.

98

Uraian : a. Bimbingan diberikan dalam bentuk teori dan praktek. b. Untuk sementara bimbingan hanya di tanah air. c. Bimbingan diberikan sepuluh kali teori dan tiga kali praktek. d. Sebagai sumber dana masjid. Sasaran : a. Orang tua murid sekolah Pamulang. b. Anggota Majlis Ta’lim. c. Warga sekitar masjid Ibnu Sina. Penanggung Jawab : H. Ahmad Syaichu. Waktu : segera dilaksanakan bila sudah ada tenaga ahli / professional dan ada yang mendaftar. Untuk kegiatan yang satu ini masih belum berjalan dan belum terlaksana.77 E. Perpustakaan Masjid Tujuan : a. Menyediakan buku-buku bacaan yang bermutu dan bermanfaat bagi ummat. b. Sebagai sarana untuk menambah gairah / semangat membaca dan menimba ilmu pengetahuan. c. Memotivasi jamaah untuk memakmurkan masjid. d. Sebagai syari’at Islam. Sasaran : a. Guru / karyawan sekolah Pamulang.

77

Wawancara Pribadi dengan Aep Saifullah, Pamulang, 8 Juli 2008.

99

b. Warga / masyarakat sekitar Masjid Ibnu Sina. c. Murid SD Islam Al-Azhar Pamulang. d. Anggota Majlis Ta’lim Masjid Ibnu Sina. Penanggung Jawab : Marwah Daud Ibrahim.78

E. Sarana dan Prasarana Masjid Ibnu Sina Pamulang Masjid Ibnu Sina Pamulang sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana guna untuk memfasilitasi berbagai macam kegiatan-kegiatan yang ada di masjid Ibnu Sina Pamulang. Adapun sarana dan prasaran yang ada di masjid Ibnu Sina Pamulang adalah sebagai berikut : a. Ruang utama masjid. b. Aula Masjid Ibnu Sina. c. Tempat wudhu’ putra dan putrid. d. Ruang Iqra. e. Kantor Secretariat. f. Raung Rapat. g. Ruang Kesehatan / UKS. h. Ruang ganti untuk acara resepsi pernikahan. i. Lahan parkir yang cukup luas.79 Masjid Ibnu Sina Pamulang sudah difasilitasi dengan beberapa perangkat komputer dan internet guna untuk membantu karyawan masjid dalam melakukan 78 79

company profile masjid ibnu sina pamulang, 2007. Wawancara Pribadi dengan Aep Saifullah, Pamulang, 14 April 2008.

100

pekerjaannya di kantor, untuk pembelajaran dan untuk mendapatkan informasiinformasi yang diperlukan. Sedangkan alat-alat yang lainnya, seperti kamera, TV layar datar, sound system, amplifier, dan mic digunakan untuk memfasilitasi jamaah dalam melakukan shalat jum’at. Karena di mesjid ini ada dua ruangan (atas dan bawah) sehingga harus menggunakan alat-alat yang dapat memfasilitasi jamaah tersebut agar supaya khatib yang sedang menyampaikan materi dapat dilihat dan didengar dari ruangan yang berbeda. Dalam penggunaan teknologi khususnya komputer, diperlukan keahlian khusus agar dapat mengoperasikannya sehingga komputer itu dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Di Masjid Ibnu Sina Pamulang juga ada pelatihan pengaplikasian komputer yang diperuntukkan bagi karyawan Masjid Ibnu Sina Pamulang

guna

untuk

meningkatkan

kemampuan

karyawan

dalam

mengoperasikan komputer. Teknologi dapat difungsikan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, salah satunya adalah untuk membantu memberikan informasi kepada publik mengenai pendidikan, politik, sosial, budaya, keadaan suatu negara, atau bahkan suatu organisasi yang memiliki beberapa program kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat. Begitu juga dengan Masjid Ibnu Sina Pamulang. Masjid ini mempunyai beberapa program kegiatan di antaranya ada kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, dan kegiatan tahunan. Yang mana semua kegiatan itu harus disosialisasikan kepada jamaah sehingga jamaah dapat mengetahui bahwa di Masjid Ibnu Sina Pamulang ini ada kegiatannya.

101

Meskipun masjid Masjid Ibnu Sina Pamulang sudah dilengkapi dengan fasilitas teknologi, namun dalam mensosialisasikan kegiatan-kegiatannya Masjid Ibnu Sina Pamulang tidak menggunakan sistem informasi. Hal ini dikarenakan Masjid Ibnu Sina Pamulang belum memiliki website. Sehingga Masjid Ibnu Sina Pamulang

tidak dapat mensosialisasikan kegiatan-kegaiatannya kepada

masyarakat luas. Jadi dalam mensosialisasikan kegiatan-kegiatannya Masjid Ibnu Sina Pamulang hanya melalui undangan, melalui majelis ta’lim, dan melalui pemberitahuan dari orang ke orang.80

80

Wawancara Pribadi dengan Aep Sairullah, Pamulang, 19 Juni 2008.

102

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN MASJID IBNU SINA PAMULANG DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN DAKWAH PADA ANAK USIA DINI

A. Manajemen Masjis Ibnu Sina Pamulang Dari tahun ke tahun, dari zaman ke zaman, dari masa ke masa, dari periode ke periode, dari zaman Rasulullah SAW sampai zaman Khulafaurrasyidin hingga sampai saat sekarang ini masjid terus-menerus tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan zaman. Kehidupan masyarakat modern seperti sekarang ini ditandai dengan perubahan pesat di segala bidang. Karena perubahan inilah aspek-aspek lain harus mendapat perhatian khusus agar berjalan sesuai harapan. Sebagai pranata sosial Islam, masjid adalah salah satu aspek yang harus diperhatikan agar mampu menjadi lembaga yang memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di sekitarnya, baik kebutuhan spiritual, kebutuhan material, maupun kebutuhan sosial.71 Dalam menumbuh-kembangkan masjid yang multi fungsi dan sesuai dengan perkembangan zaman, maka perlu adanya manajemen sebagai penunjang bagi perkembangan dan kemajuan masjid. Dalam mengembangkan dan 71

Bachrun Rifa’i dan Fakhruroji, Manajemen Masjid Mengoptimalkan Fungsi Sosial-Ekonomi Masjid, h. 104.

103

menjadikan masjid lebih maju lagi, pimpinan Masjid Ibnu Sina Pamulang melakukan manajemen sebagaimana realita di lapangan ditandai dengan adanya struktur organisasi kepengurusan dan pengadministrasian. Karena administrasi merupakan cerminan dari berjalan atau tidaknya roda organisasi.

Misalnya

seperti

adanya

kegiatan

catat-mencatat,

tulis-menulis,

pengetikan, korespondensi (surat-menyurat), dan kearsipan (bundel surat-surat penting), serta beberapa fasilitas yang dapat digunakan untuk memperlancar pekerjaan sehari-hari dan kegiatan-kegiatan rutin. Misalnya seperti beberapa perangkat alat komputer beserta internetnya, alat-alat perlengkapan mesjid (amplifier, sound system, mice, TV flasma, kamera) sehingga pekerjaan dan kegiatan-kegiatan yang ada dapat dikerjakan secara efektif dan efisien. Dalam melaksanakan manajemen, pimpinan Masjid Ibnu Sina Pamulang menerapkan fungsi-fungsi manajemen. Hal ini dilakukannya agar supaya pekerjaan yang akan dikerjakannya lebih teratur dan terarah serta mempercepat dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Adapun fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan oleh pimpinan Masjid Ibnu Sina Pamulang adalah sebagai berikut : 1. Membuat Perencanaan. Perencanaan sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Masjid Ibnu Sina Pamulang dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya tidak terlepas dari suatu perencanaan, yang mana perencanaan tersebut dibagi menjadi tiga bagian di antaranya adalah perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah, dan perencanaan jangka panjang. Yang

104

termasuk perencanaan jangka pendek adalah program kegiatan harian dan mingguan seperti shalat berjamaah, bimbingan membaca Al-Qur’an, TPQ siang, TPQ sore, shalat Jum’atan, pengajian Majelis Ta’lim As-Sakinah dan pengajian Ibnu Sina. Perencanaan jangka menengah adalah program kegiatan bulanan seperti pengajian umum karyawan dan guru, dan pengajian umum dialogis. Sedangkan perencanaan jangka panjang adalah program kegiatan tahunan seperti Ta’mir Ramadhan, shalat ‘Idul Fithri, Halal Bihalal, shalat ‘Idul Adha, pemotongan hewan qurban, pembentukan koperasi, pembentukan ‘Amil zakat, infaq, shadaqah, pengurusan jenazah, bimbingan manasik haji dan umrah, dan perpustakaan masjid.72 Menurut Manullang “Planning atau disebut juga perencanaan adalah gambaran dari suatu kegiatan yang akan datang dalam jarak waktu tertentu dan metode yang akan dipakai dalam tindakan-tindakan yang akan diambil. Perencanaan itu berisikan suatu imajinasi dan pandangan ke depan terarah berdasarkan penilaian yang benar”.73 Menurut penulis, antara temuan dan teori ada kesesuaian. Yang mana dalam perencanaannya Pimpinan Masjid Ibnu Sina Pamulang membuat tiga jangka waktu yang berisikan kegiatan-kegiatan, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Ini merupakan gambaran kegiatan-kegiatan yang akan dilakasanakan pada waktunya nanti. Ini sesuai dengan teori perencanaan menurut Manulang seperti yang telah disebutkan di atas. 2. Pengorganisasian.

72 73

Wawancara Pribadi dengan Aep saifullah, Pamulang, 19 Juni 2008. M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, h. 17.

105

Dalam pengorganisasiannya ketua Masjid Ibnu Sina Pamulang melakukan pembentukan pengurus, pembagian kerja (Job Description), dan pemberian wewenang kepada koordinator atau kepala bidang-bidangnya untuk melaksanakan pekerjaanya masing-masing sesuai dengan bidang (divisi) masing-masing. Itu semua dilakukan agar supaya tidak ada tumpang tindih di dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan.74 Menurut penulis pengorganisasian yang dilakukan oleh ketua Masjid Ibnu Sina Pamulang relevan dengan apa yang diungkapkan oleh Malayu Hasibuan bahwa “Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang pada aktifitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan pada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut”.75 3. Mengadakan Penggerakan. Penggerakan yang dilakukan oleh Aep Saifullah selaku ketua/pimpinan Masjid Ibnu Sina Pamulang, pertama ia sudah menempatkan karyawannya pada masing-masing bidang seperti yang telah disebutkan di atas dan mereka bekerja sesuai dengan bidang mereka masing-masing dengan tidak terlepas dari pengarahan-pengarahan yang diberikan kepada koordinator masing-masing bidang selanjutnya ia hanya memberikan komando saja.76 Menurut Kadarman dan Jusuf Udaya, “Fungsi actuating (penggerakan) meliputi kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk jabatan-jabatan yang ada dalam

74 75

76

Wawancara Pribadi dengan Aep Saifullah, Pamulang, 19 Juni 2008. Malayu Hasibuan, Manajemen Dasar, h. 119. Wawancara Pribadi dengan Aep Saifullah, Pamulang,19 Juni 2008.

106

struktur organisasi. Setelah diadakan pembagian pekerjaan atau pengorganisasian, ditunjuk orang-orang yang akan melaksanakan dan bertanggung jawab dalam pekerjaan. Bila rencana telah tersusun, struktur organisasi telah ditetapkan dan posisi-posisi atau jabatan sudah diisi, maka tugas pimpinan untuk menggerakan atau mengarahkan bawahan agar apa yag menjadi tujuan perusahaan tersebut dapat direalisasikan”.77 Menurut penulis sendiri, antara temuan dan teori ada kesesuaian. Karena penulis melihat bahwa ketua Masjid Ibnu Sina Pamulang telah melakukan pembentukkan struktur organisasi dan penempatan bawahannya pada masingmasing bidang serta pembagian kerja kemudian memberikan pengarahan dan perintah. 4. Melakukan Pengawasan. Dari segi pelaksanaan pengawasan ketua turun langsung untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja karyawannya dengan tujuan untuk mengetahui apakah pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan itu sudah sesuai dengan apa yang telah direncanakan atau belum, dan mengoreksinya apabila ada kesalahankesalahan yang dilakukan oleh karyawan atau bawahan. Selanjutnya diserahkan kepada koordinator masing-masing bidang yang diberikan wewenang untuk mengawasi kinerja bawahan. Misalnya seperti bidang pemeliharaan diserahkan kepada koordinatornya yaitu Sis Eko Warsono.78 Menurut penulis, pengawasan yang dilakukan ketua Masjid Ibnu Sina Pamulang relevan dengan teori Kadarman dan Jusuf Udaya yang mengatakan: “Pengawasan atau bisa disebut pengendalian, mengadakan koreksi sehingga apa 77

AM. Kadarman Sj dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, h. 132.

78

Wawancara Pribadi dengan Aep Saifullah, Pamulang, 19 Juni 2008.

107

yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan”.79

5. Evaluasi Melakukan evaluasi di dalam suatu organisasi memang sangat penting. Karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui hasil dari pekerjaan yang dilakukan. Apakah pekerjaan yang dilakukan sudah maksimal atau belum ? Apakah tujuan yang telah direncanakan sudah tercapai atau belum ? Oleh sebab itu, untuk mengetahui hasil dari pekerjaan yang telah dilakukan. Masjid Ibnu Sina Pamulang melakukan evaluasi yang rutin dilaksanakan setiap tiga bulan sekali guna untuk mengukur kinerja karyawan apakah sudah maksimal atau belum. Evaluasi terakhir dilaksanakan setiap dua tahun sekali bersamaan dengan laporan pertanggung jawaban (LPJ) pengurus Masjid Ibnu Sina Pamulang. Hasil dari laporan pertanggung jawaban Masjid Ibnu Sina Pamulang dilaporkan ke kepala BPH dan YPM (Yayasan Pendidikan MEDCO) pusat. Adapun pergantian pengurus di Masjid Ibnu Sina Pamulang dilakukan setiap dua tahun sekali.80 Adanya berbagai macam kegiatan yang telah terlaksana di suatu masjid baik kegiatan ibadah, sosial, ekonomi, militer, musyawarah, pendidikan agama maupun pendidikan umum. Kegiatan-kegiatan itu semua mengindikasikan bahwa masjid itu adalah masjid yang di dalamnya sudah ada manajemennya, begitu juga berjalannya kegiatan dengan baik dan lancar merupakan suatu pengejawantahan bahwa dalam kegiatan itu sudah ada manajemen. 79

AM. Kadarman Sj dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, h. 132.

80

Wawancara Pribadi dengan Aep Saifullah,Pamulang, 19 Juni 2008.

108

Begitu pun dengan kegiatan-kegiatan yang ada di Masjid Ibnu Sina Pamulang semuanya sudah diatur sedemikian rupa. Pimpinan Masjid Ibnu Sina Pamulang menerapkan manajemen pada setiap kegiatan-kegiatan yang ada, yang mana dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari fungsi-fungsi manajemen. Misalnya dalam kegiatatan Ramadhan, pimpinan Masjid Ibnu Sina Pamulang membuat konsep dan perencanaan untuk kegiatan Ramadhan sebulan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Dimulai dari penentuan imam dan khotib, pembuatan materi ceramah yang akan disampaikan oleh khotib kepada mad’u atau jamaah, pembentukkan panitia sekaligus pembagian tugasnya (Job Description), dan sesekali melakukan penggerakkan dan pengawasan terhadap kinerja panitia yang sudah dibentuk. Lihat keterangan lebih lanjut pada lampiran (Jadual Shalat Tarawih dan Susunan Panitia Ta’mir Ramadhan) Begitu juga dengan kegiatan PHBI dan pemotongan hewan qurban.81 (Lihat bab III) Jalannya acara kegiatan majelis ta’lim As-Sakinah, penulis mengikuti dan melihat secara langsung bahwa kegiatan majelis ta’lim As-Sakinah berjalan dengan baik dan lancar mulai dari pembukaan sampai pada penutupannya. Kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar karena majelis ta’lim AsSakinah dikelola oleh ibu-ibu atau orang tua murid, mereka senantiasa aktif dalam mengurusi majelis ta’lim As-Sakinah. Pada saat itu penceramahnya adalah ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdurrahman yang mana dalam ceramahnya ia

81

Wawancara pribadi dengan Aep Saifullah, Pamulang, 30 Agustus 2008.

109

menyampaikan materi tentang taubat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab. Kegiatan shalat Jum’at di Masjid Ibnu Sina Pamulang diikuti oleh murid sekolah, karyawan masjid, orang tua murid, dan warga sekitar masjid yang jumlahnya sekitar 70 orang termasuk penulis di dalamnya. Menurut pengamatan penulis mengenai jalannya shalat Jum’at di Masjid Ibnu Sina Pamulang memang sudah terorganisir, mulai dari pemberitahuan tata tertib, pemberitahuan imam dan khatib sampai pada pemberitahuan dana jum’atan. Semua itu diberitahukan kepada jamaah sebelum memasuki waktu dilaksanakannya shalat Jum’at. Dalam pengelolaan kegiatan infaq dan shadaqoh deserahkan kepada ibuibu yang menjadi pengurus Majelis Ta’lim As-Sakinah dan marbot Masjid Ibnu Sina Pamulang yakni Bapak H. Abdul Majid yang mana dalam pelaksanaannya mereka (ibu-ibu pengurus Majelis Ta’lim As-Sakinah dan marbot Masjid Ibnu Sina Pamulang) membagikan kartu infaq kepada jamaah yang akan diambil kembali setiap satu bulan sekali. Untuk ‘Amil Zakat dikelola oleh karyawan Masjid Ibnu Sina Pamulang. Adapun hasil yang didapat dari infaq, shadaqoh, dan zakat akan didistribusikan kepada yang berhak menerimanya.82 Dan dari segi pemeliharaan lingkungan masjidnya, pimpinan Masjid Ibnu Sina Pamulang memberikan wewenang kepada koordinator bidang pemeliharaan yakni Pak Sis Eko Warsono untuk mengurusi sarana dan prasarana yang mana di dalamnya mereka terbagi ke dalam beberapa bagian. Yang pertama, ada yang bertugas di bagian pemeliharaan bangunan. Untuk memelihara bagian bangunan dari kerusakan, masjid ini mempunyai dua teknisi maintenance yang bertugas

82

Wawancara Pribadi dengan Aep Saifullah, Pamulang, 8 Juli 2008.

110

memeriksa bagian-bagian bangunan yang sudah rusak baik eksterior maupun interior. Yang kedua, bagian pemeliharaan perlengkapan. Untuk bagian ini ditangani oleh teknisi yang ahli dalam bidang elektronik, dan biasanya mereka melakukan pemeriksaan setiap satu minggu sekali pada alat-alat elektronik seperti TV flasma, mic, kamera, amplifier, sound system. Yang ketiga, bagian pemeliharaan keindahan dan kebersihan lingkungan masjid. Untuk memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan masjid, masjid ini mempunyai beberapa anggota kebersihan yang bertugas memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan masjid. Bagian kebersihan biasanya melakukan pekerjaannya setiap hari dengan diawasi oleh koordinator kebersihan. Sedangkan untuk

memelihara keindahan lingkungan masjid, mereka bekerja

setiap satu minggu sekali dan terkadang di musim hujan mereka harus bekerja dua minggu sekali karena cepatnya rerumputan yang tumbuh disekitar lingkungan masjid. Yang keempat, bagian pemeliharaan keamanan. Masjid ini adalah masjid yang terbilang aman. Masjid ini berada di lingkungan yayasan sekolah Al-Azhar sehingga keamanannya terjaga karena ada bagian security yang bertugas menjaga keamanan lingkungan.83

B. Pengembangan Kegiatan Dakwah Pada Anak Usia Dini Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentangan usia enol sampai delapan tahun, yang mana dalam rentangan usianya itu terbagi ke dalam beberapa

83

Wawancara Pribadi dengan Eko Sis Warsono, Pamulang , 19 Juni 2008.

111

bagian di antaranya adalah periode dari hari lahir sampai umur tiga tahun adalah periode dengan perubahan yang tercepat. Selama tahun pertama seorang bayi tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi selama tahun kedua dan tahun ketiga, kemajuan yang dicapainya bukan main cepatnya seperti belajar berjalan dan berbicara, mempergunakan obyek-obyek untuk pengalaman sensoris.84 Dari umur tiga sampai enam tahun merupakan periode bagi perkembangan psikis yang terbesar seperti kesanggupan untuk menampung perbendaharaan katakata dalam jumlah yang lebih banyak dan bertambah dalamnya minat anak.85 Umur enam sampai sembilan tahun merupakan periode imitasi sosial yang terbesar, periode ini ditandai oleh aktivitas seolah-oleh bersifat sungguh-sungguh (make believe activity).86 Oleh sebab itu, pengelola Masjid Ibnu Sina Pamulang melakukan pembinaan terhadap anak yang masih usia dini karena Masjid ini terletak di kawasan atau di lingkungan Sekolah Dasar Islam Al-Azhar dan Taman KanakKanak Islam Al-Azhar. Dalam hal ini pengurus Masjid Ibnu Sina Pamulang yang bertugas membina anak-anak yang berusia dini berusaha keras dalam mengasuh atau memupuk anak didiknya agar supaya menjadi orang yang berkepribadian, berintegrasi dalam aspek-aspek seperti fisik, psikis, moral, dan spiritual. Maka dari itu, untuk melengkapi aspek-aspek tersebut pengurus masjid memberikan pengajaran dan pembinaan khususnya dalam bidang keagamaan. Yang mana dengan diadakannya pembianaan ini, diharapkan anak-anak didik dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat

84

Carl Witherington, Education Psychology (Bandung: Jammers Bandung, 1982), h. 141. Ibid., h. 142. 86 Ibid., h. 143. 85

112

mengembangkan kegiatan dakwah di masyarakat dengan bekal yang diberikan di sekolah dan dari hasil pembinaan di Masjid Ibnu Sina Pamulang. Adapun kegiatan pembinaannya adalah seperti kegiatan TPQ siang dan TPQ sore. Ini merupakan kegiatan pendidikan bagi siswa-siswi sekolah Islam AlAzhar dan anak-anak didik yang berusia dini di masyarakat sekitar Masjid Ibnu Sina Pamulang. Yang mana dalam kegiatan ini para siswa dan siswi beserta anakanak didik yang berasal dari masyarakat sekitar Masjid Ibnu Sina Pamulang mereka diajarkan baca-tulis Al-Qur’an. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah kemampuan para siswa-siswi dan anak-anak didik dalam membaca dan menulis Al-Qur’an. Yang mana pelaksanaan TPQ siang dan TPQ sore adalah sebagai berikut : Untuk TPQ siang hanya diikuti oleh siswa dan siswi sekolah Al-Azhar Pamulang dari hari Senin sampai hari Kamis pukul 11.00-12.00 WIB. Kegiatan ini diadakan guna untuk membantu para siswa dan siswi dalam mempelajari (baca tulis) Al-Qur’an. Untuk mengikuti kegiatan ini mereka dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000/anak, waktu pembayarannya adalah satu bulan sekali. Kegiatan TPQ sore diperuntukan bagi siswa dan siswi sekolah Al-Azhar Pamulang dan masyarakat atau warga sekitar masjid Ibnu Sina Pamulang untuk membantu masyarakat atau warga sekitar dalam mempelajari (baca tulis) Al-Qur’an, dimulai dari pukul 16.00-17.00 WIB. Dalam kegiatan ini mereka hanya dikenakan infaq saja dan tidak ditentukan jumlah pembayarannya. Adapun untuk pengelolaannya diserahkan kepada Pak Sa’dullah dan Pak H. Abdul Majid.87

87

Wawancara pribadi dengan Sa’dullah Baihaqi, Pamulang, 30 Juni 2008.

113

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Manajemen di Masjid Ibnu Sina Pamulang sudah berjalan dengan baik dengan adanya pengadministrasian di Masjid Ibnu Pamulang yang meliputi kegiatan catat-mencatat, tulis-menulis, pengetikan, korespondensi (surat-menyurat), dan kearsipan (bundel surat-surat penting), pembentukan struktur organisasi kepengurusan masjid, dan usaha yang dilakukan oleh pimpinan Masjid Ibnu Sina Pamulang dalam melancarkan jalannya kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen. 2. Pengembangan kegiatan dakwah pada anak usia dini di Masjid Ibnu Sina Pamulang sudah baik dan berjalan sebagaimana mestinya. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh pengelola dalam mengurusi kegiatan TPQ siang dan TPQ sore beserta pengaturannya sehingga pelaksanaannya pun dapat berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan.

114

B. Saran Ada beberapa saran yang akan penulis kemukakan berkaitan dengan Masjid Ibnu Sina Pamulang di antaranya: 1. Pengurus Masjid Ibnu Sina Pamulang hendaknya mengadakan pelatihanpelatihan yang berkaitan dengan manajemen masjid guna untuk menciptakan regenerasi baru serta menambah wawasan dan kualitas para pengurus masjid. 2. Pengurus Masjid Ibnu Sina Pamulang hendaknya mengadakan program tambahan seperti pelatihan pidato, kursus bahasa asing, dan kaligrafi bagi para siswa-siswi dan anak-anak didik yang berasal dari warga sekitar masjid guna untuk menambah keterampilan dan pengetahuan mereka dalam ilmu bahasa.

115

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu dan Tri Prasetya, Joko. Setrategi Belajar Mengajar. Badung: CV. Pustaka Setia, 1997. Ahmadi, H. Abu dan Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Al-Qarni, Aidh bin Abdullah. Memakmurkan Masjid; Langkah Maju Kebangkitan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2003. Arifin, M. Psikologi Dakwah. Jakarta: Bumi Aksara, 1998. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Sebuah Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1993. Ayub, E. dkk.. Manajemen Masjid. Jakarta: Ganesa Insani Press, 1996. Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 1983/1984. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2001. - - - - . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

116

Efendy, Mochtar. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Agama Islam. Jakarta: Bhatara Karya Aksara, 1986. Ghazalba, Sidi. Masjid Pusat Ibadah Dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989. Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: PT. Liberty, 1985. - - - -. Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 1991. Harahap, Sofyan Syafri. Manajemen Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996. Hasan, Saud. Manajemen Pokok-pokok Pengertian dan Soal Jawab. Yogyakarta: BPFE, 1989. Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003. Kadarman dan Udaya Jusuf. Pengantar Ilmu Manajemen Buku Panduan Untuk Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997. Kurikulum dan Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Pusat Balitbang DepDikNas, 2002. Lubis, Ibrahim. Pengendalian dan Pengawasan Proyek Dalam Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985. Machendrawati, Nanih dan Ahmad Safe’i, Agus. Pengembangan Masyarakat Islam dan Idiologi Sampai Tradisi. Bandung: Rosda Karya, 2001. Manulang. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Ghalia Indonesia, 1996. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

117

Muchtarom, Zaini. Dasar-dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996. Mujid, M. Abdul. Kamus Istilah Fikih. Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994. M.Z, Rahmat A.A. Manajemen Suatu Pengantar. Bandung: Karya Remaja, 1986. Nasir, M. Metode Penelitian. Jakarta: Gradia Indonesia, 1987. Pangkaylin dan Tanzil, Hazil. Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 1998. Rifa’i, Bachrun dan Fakhruroji, Manajemen Masjid Mengoptimalkan Fungsi Sosial-Ekonomi Masjid. Bandung: Benang Merah Press, 2005. Rukmana, Nana. Masjid dan Dakwah. Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002. Rukminto Adi, Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengentar Pemikiran dan Pendekatan Praktis. Jakarta: UI Press, 2001. Saepuddin, Ahmad M. Masjid, Pemuda Dan Masyarakat, Mimbar Ulama. XI, 23 Januari, 1987. Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991. Shihab, Quraish. Membumikan Al-Qur’an; Fungsi Dan Pesan Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan, 1998. - - - -. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1998. Songge, M. HR. Pesan Risalah Masyarakat Madani; Masjid dan Masyarakat Madani. Jakarta: PT. Media Cita, 2001.

118

Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini TK dan RA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Syukri Zarkaysi, Abdullah. Gontor dan Pembaharu Pendidikan Pesantren. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1980. Terry, George R dan W. Rue, Lesie. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara, 1992. Tim Penyusun Kurikulum, Kurikulum Nasional Fakultas Dakwah IAIN. Jakarta: IAIN Jakarta, 1994. Umary, Barmawi. Azas-Azas Dakwah. Solo: Ramadhan, 1995. Witherington, Carl. Education Psychology. Bandung: Jammers Bandung, 1982. Ya’qub, Hamzah. Menuju Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan. Bandung: Diponegoro, 1984. - - - -. Publisistik Islam. Bandung: CV Diponegoro, 1986. Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: Yayasan Penterjemah AlQur’an, 1973.

119