Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
MANAJEMEN MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM DALAM PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Nur Hidayah* *Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Abstrak Pelayanan kesehatan menjadi fokus tuntutan masyarakat pada umumnya, baik pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu, mutu pelayanan kesehatan menjadi alasan pertama bagi pasien dan keluarga dalam memilih rumah sakit. Salah satu upaya dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan yakni dengan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dengan memberikan rasa tanggung jawab yang lebih tinggi pada perawat sehingga terjadi peningkatan kinerja kerja dan kepuasan pasien. Pelayanan keperawatan ini diaplikasikan melalui penerapan model asuhan keperawatan profesional atau MAKP karena kepuasan pasien ditentukan salah satunya dengan pelayanan keperawatan yang optimal. Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien di Rumah Sakit. Hasil analisis menunjukkan bahwa Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) berbanding lurus dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta kepuasan pasien di Rumah Sakit. Kata kunci : Model asuhan keperawatan professional, kepuasan pasien yanan keperawatan. (Depkes RI, 1994)
PENDAHULUAN
R
umah sakit sebagai salah satu bentuk
organisasi
Salah
satu
bentuk
pelayanan
pelayanan
keperawatan dalam rangka meningkatkan
yang memberikan
kualitas pelayanan adalah memberikan ra-
pelayanan kesehatan yang komprehensif
sa tanggung jawab perawat yang lebih
mencakup aspek promotif, preventif, kurat-
tinggi sehingga terjadi peningkatan kinerja
if dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan
kerja dan kepuasan pasien. Pelayanan
masyarakat, sering kali mengalami perma-
keperawatan ini akan lebih memuaskan
salahan yang menyangkut tentang ketid-
tentunya dengan penerapan model asuhan
akpuasan masyarakat terhadap mutu pela-
keperawatan professional atau MAKP ka-
yanan rumah sakit yang dianggap kurang
rena kepuasan pasien ditentukan salah
memadai atau memuaskan. Dalam rangka
satunya dengan pelayanan keperawatan
menjaga dan meningkatkan mutu pela-
yang optimal (Fisbach, 1991).
kesehatan
yanan, maka salah satu aspek yang perlu
Hubungan yang baik antara pasien
mendapat perhatian adalah kualitas pela-
dan perawat dapat dilakukan apabila men-
410
Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
Nur Hidayah erapkan suatu model asuhan keperawatan
untuk mengetahui konsep tingkat kepuasan
yang baik. Dengan demikian, maka pela-
pasien.
yanan pasien menjadi sempurna sehingga
PEMBAHASAN
dapat meningkatkan kepuasan pasien sela-
Model Asuhan Keperawatan Profesional
ma di rumah sakit. Asuhan keperawatan
Model Asuhan Keperawatan Profe-
yang rendah menyebabkan mutu pelayanan
sional
keperawatan juga menurun dan akhirnya
(struktur, proses dan nilai- nilai) yang
memicu ketidakpuasan pasien, hal yang
memungkinkan
demikian akan terus menerus berulang jika
mengatur pemberian asuhan keperawatan
tidak segera diatasi.
termasuk lingkungan untuk menopang
Menurut Azwar (1996) pasien merasa
kurang
puas
terhadap
adalah
sebagai
suatu
perawat
sistem
profesional
pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
pelayanan
Woods, 1996 dalam Hamid, 2001).
keperawatan karena pelayanan tersebut
Dasar pertimbangan pemilihan Model
tidak optimal. Dalam penerapan model
Asuhan
asuhan keperawatan profesional, apabila
(MAKP).
tanggung jawab atau peran perawat baik
Keperawatan
Profesional
Katz, Jacquilile (1998) mengidentifi-
dalam hal dokumentasi, timbang terima,
kasikan
supervisi, dan sentralisasi obat tidak dijal-
keperawatan, tetapi model yang umum dil-
ankan dengan baik, yang berarti menunjuk-
akukan di rumah sakit adalah Keperawatan
kan kinerja kerja perawat juga menurun
Tim dan Keperawatan Primer. Karena se-
(Nursalam, 2002). Kepuasan pasien akan
tiap perubahan akan berdampak terhadap
tercapai bila diperoleh hasil yang optimal
suatu stress, maka perlu mempertim-
bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan
bangkan 6 unsur utama dalam penentuan
memperhatikan pasien dan keluarganya,
pemilihan
ada perhatian terhadap keluhan, kondisi
keperawatan (Tomey,Mariner 1996) yaitu :
lingkungan fisik dan tanggap kepada kebu-
1.
Sesuai dengan visi dan misi institusi
tuhan pasien (Anna, 2001).
2.
Dapat diterapkan proses keperawa-
Tujuan dari tulisan ini yaitu untuk 3.
keperawatan profesional dalam pening-
metode
pemberian
pemberian
asuhan
asuhan
Efisien
dan
efektif
penggunaan
biaya.
katan kepuasan pasien di rumah sakit.
4.
Tujuan khususnya yaitu untuk mengetahui model
model
tan dalam asuhan keperawatan.
mengetahui manajemen model asuhan
jenis-jenis
8
Terpenuhinya
kepuasan
keluarga dan masyarakat.
asuhan keperawatan
5.
profesional yang diterapkan di rumah sakit, 411
Kepuasan kinerja perawat.
klien,
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
Jenis Model Asuhan Keperawatan Profe-
erti isolasi, intensive care.Metode ini ber-
sional ( MAKP)
dasarkan pendekatan holistik dari filosofi
Menurut Kron.T & Gray (1997) ada
keperawatan. Perawat bertanggung jawab
4 metode pemberian asuhan keperawatan
terhadap asuhan dan observasi pada pasien
profesional yang sudah ada dan akan terus
tertentu (Nursalam, 2002).
dikembangkan di masa depan dalam
Model Asuhan Keperawatan Profesional
menghadapi tren pelayanan keperawatan,
(MAKP) Primer
yaitu:
Menurut Gillies (1989) perawat yang
Model Asuhan Keperawatan Profesional
menggunakan metode keperawatan primer
(MAKP) Fungsional
dalam pemberian asuhan keperawatan
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat
dalam
pengelolaan
disebut perawat primer (primary nurse).
asuhan
Pada metode keperawatan primer terdapat
keperawatan sebagai pilihan utama pada
kontinutas keperawatan dan bersifat kom-
saat perang dunia kedua. Pada saat itu ka-
prehensif serta dapat dipertanggung jawab-
rena masih terbatasnya jumlah dan kemam-
kan, setiap perawat primer biasanya
puan perawat maka setiap perawat hanya
mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung
melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawa-
jawab selama 24 jam selama klien dirawat
tan kepada semua pasien di bangsal. Model
dirumah
ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi
tanggung jawab untuk mengadakan komu-
keperawatan, perawat melaksanakan tugas
nikasi dan koordinasi dalam merencanakan
( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal
asuhan keperawatan dan juga akan mem-
kegiatan yang ada (Nursalam, 2002).
buat rencana pulang klien jika diperlukan.
Model Asuhan Keperawatan Profesional
Jika perawat primer sedang tidak bertu-
(MAKP) Kasus
gas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan
sakit.
Perawat
primer
ber-
Setiap perawat ditugaskan untuk me-
kepada perawat lain (associate nurse).
layani seluruh kebutuhan pasien saat ia di-
Metode penugasan dimana satu orang
nas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang
perawat bertanggung jawab penuh selama
berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
24 jam terhadap asuhan keperawatan
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
pasien mulai dari pasien masuk sampai
orang yang sama pada hari berikutnya.
keluar rumah sakit. Mendorong praktik
Metode penugasan kasus biasa diterapkan
kemandirian perawat, ada kejelasan antara
satu pasien satu perawat, dan hal ini
si pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
umumnya dilaksanakan untuk perawat
Metode primer ini ditandai dengan adanya
privat atau untuk keperawatan khusus sep-
keterkaitan kuat dan terus menerus antara 412
Nur Hidayah
Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
gota tim. Sedangkan Kelemahannya yakni
merencanakan, melakukan dan koordinasi
komunikasi antar anggota tim terbentuk
keperawatan selama pasien dirawat.
terutama dalam bentuk konferensi tim,
Model Asuhan Keperawatan Profesional
yang biasanya membutuhkan waktu di-
(MAKP) Tim
mana sulit untuk melaksanakan pada wak-
Metode tim merupakan suatu metode
tu-waktu sibuk. (Nursalam, 2002)
pemberian asuhan keperawatan dimana
Penentuan Model Asuhan Keperawatan
seorang perawat profesional memimpin
Profesional (MAKP)
sekelompok tenaga keperawatan dalam
Pada penerapan MAKP harus mam-
memberikan asuhan keperawatankelompok
pu memberikan asuhan keperawatan profe-
klien melalui upaya kooperatif dan kola-
sional dan untuk itu diperlukan penataan 3
buratif ( Potter, Patricia 1993). Model tim
komponen utama:
didasarkan pada keyakinan bahwa setiap
Ketenagaan
anggota kelompok mempunyai kontribusi
Saat ini jumlah dan jenis tenaga
dalam merencanakan dan memberikan
keperawatan kurang mampu untuk mem-
asuhan keperawatan sehingga timbul moti-
beri asuhan keperawatan yang profesional.
vasi dan rasa tanggung jawab perawat yang
Hal ini terlihat dari komposisi tenaga yang
tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
ada mayoritas lulusan SPK. Disamping itu
keperawatan meningkat.
jumlah tenaga keperawatan ruang rawat
Metode ini menggunakan tim yang
tidak
ditentukan
berdasarkan
derajat
terdiri dari anggota yang berbeda- beda
ketergantungan klien. Pada suatu pela-
dalam memberikan asuhan keperawatan
yanan profesional jumlah tenaga yang di-
terhadap sekelompok pasien. Perawat ru-
perlukan tergantung pada jumlah klien dan
angan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group
derajat ketergantungan klien. Menurut
yang terdiri dari tenaga professional,
Douglas
tehnikal dan pembantu dalam satu grup
ketergantungan klien dibagi 3 kategori yai-
kecil yang saling membantu. Dalam pen-
tu : perawat minimal memerlukan waktu 1
erapannya ada kelebihan dan kelema-
-2 jam/ 24 jam, perawatan intermediet
hannya. Kelebihannya yakni memung-
memrlukan waktu 3 – 4 jam/ 24 jam ,
kinkan pelayanan keperawatan yang me-
perawatan maksimal atau total memer-
nyeluruh, mendukung pelaksanakaan pros-
lukan waktu 5 – 6 jam/ 24 jam. Dalam
es keperawatan, memungkinkan komu-
penelitian Douglas (1975) dalam Su-
nikasi antar tim sehingga konflik mudah
priyanto (2003) tentang jumlah tenaga
diatasi dan memberi kepuasan kepada ang-
perawat di rumah sakit, di dapatkan jumlah 413
(1984)
klasifikasi
derajat
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
yang dibutuhkan pada pagi, sore dan mal-
oleh keluarga diserahkan kepada perawat
am tergantung pada tingkat ketergantungan
dengan menerima lembar serah terima
pasien.
obat. Perawat menuliskan nama pasien,
Metode pemberian asuhan keperawatan
register, jenis obat, jumlah dan sediaan
Terdapat 4 metode pemberian asuhan keperawatan
dalam kartu kontrol dan diketahui oleh
yaitu metode fungisonal,
keluarga / klien dalam buku masuk obat.
metode kasus, metode tim dan metode
Keluarga atau klien selanjutnya mendapat-
keperawatan primer (Gillies, 1989). Dari
kan penjelasan kapan/ bilamana obat terse-
keempat metode ini, metode yang paling
but akan habis. Obat yang telah diserahkan
memungkinkan
selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
pemberian
pelayanan
profesional adalah metode tim dan primer.
kotak obat.
Dalam hal ini adanya sentralisasi obat, tim-
Pengelolaan obat tidak penuh ( desentrali-
bang terima, ronde keperawatan dan super-
sasi)
visi (Nursalam, 2002)
Obat yang telah diambil oleh keluar-
Sentralisasi Obat
ga diserahkan pada perawat, Obat yang
Kontroling terhadap penggunaan dan
diserahkan dicatat dalam buku masuk obat,
konsumsi obat, sebagai salah satu peran
perawat menyerahkan kartu pemberian
perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/
obat kepada keluarga / pasien, lalu
alur yang sistematis sehingga penggunaan
melakukan penyuluhan tentang rute pem-
obat benar – benar dapat dikontrol oleh
berian obat, waktu pemberian, tujuan, efek
perawat sehingga resiko kerugian baik
samping, perawat menyerahkan kembali
secara materiil maupun secara non material
obat pada keluarga / pasien dan menan-
dapat dieliminir.
datangani lembar penyuluhan.
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh
Dalam pemberian obat perawat tetap
( sentralisasi)
melakukan kontroling terhadap pemberian
Tehnik pengelolaan obat kontrol
obat. dicek apakah ada efek samping, pen-
penuh ( sentralisasi) adalah pengelolaan
gecekan setiap pagi hari untuk menentukan
obat dimana seluruh obat yang akan diberi-
obat benar – benar diminum sesuai dosis.
kan pada pasien diserahkan sepenuhnya
Obat yang tidak sesuai/ berkurang dengan
pada perawat. Pengeluaran dan pembagian
perhitungan diklarifikasi dengan keluarga.
obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Dalam penambahan obat dicatat dalam bu-
Keluarga wajib mengetahui dan ikut
ku masuk obat. Penyuluhan obat khusus
serta mengontrol penggunaan obat. Obat
diberikan oleh perawat primer.
yang telah diresepkan dan telah diambil 414
Nur Hidayah
Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
Timbang Terima
Ronde Keperawatan
Suatu cara dalam menyampaikan dan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menerima sesuatu ( laporan ) yang berkai-
mengatasi masalah keperawatan klien
tan dengan keadaan klien.Tujuannya :
yang
1.
Menyampaikan kondisi atau keadaan
disamping pasien dilibatkan untuk memba-
secara umum klien.
has dan melaksanakan asuhan keperawatan
Menyampaikan hal penting yang per-
akan tetapi pada kasus tertentu harus dil-
lu ditindaklanjuti oleh dinas beri-
akukan oleh perawat primer atau konselor,
kutnya.
kepala ruangan, perawat assosciate yang
Tersusun rencana kerja untuk dinas
perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
berikutnya.
Tujuannya :
Adapun langkah – langkahnya yak-
1.
2.
3.
ni :
dilaksanakan
oleh
perawat,
Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
1.
Kedua shif dalam keadaan siap
2.
Shif yang akan menyerahkan perlu
tindakan keperawatan yang berasal
mempersiapkan hal apa yang akan
dari masalah klien.
3.
2.
disampaikan.
3.
Meningkatkan validitas data klien.
Perawat primer menaympaikan kepa-
4.
Menilai kemampuan justifikasi.
da penanggung jawab shif yang se-
5.
Meningkatkan kemampuan dalam
lanjutnya meliputi ; kondisi, tindak
menilai hasil kerja.
lanjut, rencana kerja. 4.
6.
Dilakukan dengan jelas dan tidak
Meningkatkan kemampuan
untuk
memodifikasi rencana perawatan.
terburu – buru. 5.
Menumbuhkan pemikiran tentang
Pelaksanaan
Secara langsung melihat keadaan
1. Penetapan kasus minimal 1 hari
klien.
sebelum waktu pelaksanaan ronde.
Hal yang bersifat khusus dan memer-
2. Pemberian inform consent kepada
lukan perincian yang lengkap dicatat
klien/ keluarga.
secara khusus untuk kemudian diserahkan
3. Penjelasan
kepada perawat jaga berikutnya.
tentang
klien
oleh
perawat primer dalam hal ini pen-
Hal yang perlu diberitahukan dalam
jelasan difokuskan pada masalah
timbang terima: identitas dan diagnosa
keperawatan dan rencana tindakan
medis, masalah keperawatan, tindakan
yang akan atau telah dilaksanakan
yang sudah dan belum dilakukan, interven-
dan memilih prioritas yang perlu
si
didiskusikan. 415
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
4. Diskusikan antar anggota tim tentang
hari (Sudarsono, 2000).
kasus tersebut.
Adapun manfaat dan tujuan supervisi
5. Pemberian justifikasi oleh perawat
(Nurrachmah , 2008) :
primer atau perawat konselor/ kepala
Supervisi dapat meningkatkan efek-
ruangan tentang masalah klien serta
tifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja
tindakan yang akan dilakukan.
ini erat hubungannya dengan peningkatan
6. Tindakan keperawatan pada masalah
pengetahuan dan keterampilan bawahan,
prioritas yang telah dan yang akan
serta makin terbinanya hubungan dan sua-
ditetapkan.
sana kerja yang lebih harmonis antara ata-
7. Pasca ronde perawat mendiskusikan
san dan bawahan.
hasil temuan dan tindakan pada klien
Supervisi dapat lebih meningkatkan
tersebut serta menetapkan tindakan
efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja
yang perlu dilakukan. (Nursalam,
ini erat kaitannya dengan makin berku-
2002)
rangnya kesalahan yang dilakukan bawa-
Supervisi
han, sehingga pemakaian sumber daya
Secara umum yang dimaksud dengan
(tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia
supervisi adalah melakukan pengamatan
akan dapat dicegah.
secara langsung dan berkala oleh atasan
Apabila kedua peningkatan ini dapat
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh
diwujudkan, sama artinya dengan telah
bawahan
tercapainya
untuk
kemudian
apabila
tujuan
suatu
organisasi.
ditemukan masalah, segera diberikan pe-
Tujuan pokok dari supervisi ialah menja-
tunjuk atau bantuan yang bersifat langsung
min pelaksanaan berbagai kegiatan yang
guna mengatasinya (Azwar, 1996). Wijono
telah direncanakan secara benar dan tepat,
(1999) menyatakan bahwa supervisi adalah
dalam arti lebih efektif dan efesien, se-
salah satu bagian proses atau kegiatan dari
hingga tujuan yang telah ditetapkan organ-
fungsi
isasi dapat dicapai dengan memuaskan
pengawasan
dan
pengendalian
(controlling).
(Suarli & Bachtiar, 2008).
Berdasarkan beberapa pengertian ter-
Dokumentasi Asuhan keperawatan
sebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan
Dokumentasi keperawatan merupa-
supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang
kan unsur penting dalam sistem pelayanan
terencana seorang manajer melalui aktifitas
kesehatan. Karena adanya dokumentasi
bimbingan, pengarahan, observasi, motiva-
yang baik informasi mengenai keadaan
si dan evaluasi pada stafnya dalam
kesehatan pasien dapat diketahui secara
melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-
berkesinambungan. Disamping itu doku416
Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
Nur Hidayah mentasi merupakan dokumen legal tentang
Manajemen Asuhan Keperawatan
pemberian asuhan keperawatan. Secara
Manajemen pada proses keperawatan
lebih spesifik dokumentasi berfungsi se-
mencakup manajemen pada berbagai tahap
bagi sarana komunikasi antar profesi
dalam keperawatan. Pengkajian merupa-
kesehatan, sumber data untuk pemberian
kan langkah awal dalam keperawatan yang
asuhan keperawatan, sumber data untuk
mengharuskan perawat setempat mungkin
penelitian, sebagai bukti pertanggungjawa-
mendata pengalaman masa lalu pasien,
ban
pengetahuan yang dimilki, perasaan, dan
dan
pertanggunggugatan
asuhan
keperawatan, dan sarana untuk pemantauan
harapan kesehatan di masa datang.
asuhan keperawatan. Dokumentasi dibuat
Pengkajian
berdasarkan pemecahan masalah pasien.
Pengkajian
ini
Dokumentasi berdasarkan pemecahan ma-
pengumpulan
salah
menginterpretasikan
terdiri
dari
format
pengkajian,
data,
meliputi
proses
memvalidasi, informasi
tentang
rencana keperawatan, catatan tindakan
pasien sebagai individu yang unik.
keperawatan dan catatan perkembangan
Diagnosa keperawatan
pasien.
dan
Diagnosis merupakan tahap pengam-
Pada model PKP juga terdapat for-
bilan
keputusan
profesional
dengan
mat dokumentasi seperti disebutkan diatas,
menganalisis data yang telah dikumpulkan.
namun pada model ini dikembangkan
Keputusan yang diambil dapat berupa ru-
standar rencana keperawatan berdasarkan
musan diagnosis keperawatan, yaitu re-
literatur.
spon biopsikososio spiritual terhadap ma-
Penetapan
standar
rencana
keperawatan ini diharapkan dapat membu-
salah kesehatan aktual maupun potensial.
at efisiensi waktu bagi perawat.
Proses diagnosis mencakup penge-
Catatan tindakan keperawatan juga
lompokan data analisis, dan merumuskan
dibuat lebih spesifik untuk memungkinkan
diagnosis. Diagnosis keperawatan ada
pendokumentasian
tindakan
yang bersifat aktual, potensial, dan posi-
perkembangan
bel. Perawat yang akan merumuskan diag-
keperawatan.
semua
Catatan
pasien juga dilakukan setiap hari yang ber-
nosis
tujuan
pengetahuan
menilai
tingkat
perkembangan
keperawatan luas
harus tentang
mempunyai fisiologi-
pasien. Rencana keperawatan dan catatan
patologi, area masalah keperawatan, serta
perkembangan pasien dilakukan oleh PP
kemampuan secara objektif dan kritis. Di-
dan catatan tindakan dilakukan oleh PP
agnosis keperawatan yang telah dirumus-
dan PA atau sesuai perannya masing- mas-
kan harus dimasukkan dalam daftar masa-
ing.(Al-Assaf, 2009)
lah keperawatan klien dan ditandatangani 417
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
oleh perawat yang bersangkutan.
impinan yang meyakinkan bahwa pasien
Intervensi
benar-benar menerima asuhan yang diper-
Perencanaan keperawatan yang dibu-
lukan setiap waktu, dan dengan cara seper-
at setelah perawat mampu memformu-
ti
lasikan diagnosis keperawatan. Perawat
keperawatan adalah daftar instruksi dokter
memilih metode khusus dan memilih
dan kegiatan rutin, biasanya mencakup
sekumpulan tindakan alternatif untuk me-
pengobatan, obat-obatan, serta instruksi
nolong pasien mempertahankan kesejah-
keperawatan. Sedangkan untuk interaksi
traan
keperawatan, biasanya disebut rencana
yang
optimal.
Semua
kegiatan
yang
diinginkan.
keperawatan harus menggunakan sumber-
asuhan keperawatan.
sumber yang tersedia melalui penetapan
Evaluasi
tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Rencana
asuhan
Evaluasi adalah langkah kelima da-
Implementasi
lam proses keperawatan. Evaluasi merupa-
Implementasi keperawatan merupa-
kan pertimbangan sistematis dan standar
kan langkah berikutnya dalam proses
adri tujuan
keperawatan.
yang
dibandingkan dengan penerapan praktik
asuhan
yang aktual dan tingkat asuhan yang
keperawatan pada pasien harus direncan-
diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan
kan untuk menunjang tujuan pengobatan
yang diberikan hanya dapat dibuat jika
medis, dan memenuhi tujuan rencana
tujuan yang diidentifikasiakn sebelumnya
keperawatan.
cukup realistis dan dapat dicapai oleh
digunakan
Semua
dalam
Implementasi
kegiatan
memberikan
rencana
asuhan
yang dipilih sebenarnya,
perawat, pasien, dan keluarga.
keperawatan berarti perawat mengarahkan,
Kelima
langkah
dalam
proses
menolong, mengobservasi dan mendidik
keperawatan ini dilakukan terus-menerus
semua personil keperawatan dan pasien,
oleh perawat, melalui metode penugasan
termasuk evaluasi perilaku dan pendidikan,
yang telah ditetapkan olehpara manajer
merupakan supervisi keperawatan yang
keperawatan sebelumnya. Para manajer
penting.
keperawatan (terutama manajer tingkat
Perawat
profesional
harus
bawah) terlibat dalam proses manajerial
menggunakan semua teknik manajemen,
yang melibatkan berbagai fungsi mana-
yang salah satunya adalah supervisi.selain
jemen, dalam rangka memengaruhi dan
itu, untuk membantu staf memberikan
menggerakkan bawahan. Hal itu dilakukan
asuhan keperawatan dengan baik, perawat
agar mampu memberikan asuha keperawa-
harus mampu menggunakan sikap kepem-
tan yang memadai, dengan kode etik dan 418
Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
Nur Hidayah standar praktik keperawatan (Yayan dan
luas, namun penerapannya tidaklah semu-
Suarli, 2010).
dah yang diperkirakan. Masalah pokok
Konsep Dasar Kepuasan Pasien
yang ditemukan ialah karena kepuasan ter-
Kepuasan atau ketidakpuasan pelang-
sebut bersifat subyektif. Tiap orang, ter-
gan adalah respon pelanggan terhadap
gantung dari latar belakang yang dimiliki,
evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirasi
dapat saja memiliki tingkat kepuasan yang
yang dirasakan antara harapan sebelumnya
berbeda
dan kinerja actual yang dirasakan setelah
kesehatan yang sama. Di samping itu, ser-
memakainya (Tse dan Wilson,1998). Ko-
ing pula ditemukan pelayanan kesehatan
tler (1994) mendasarkan bahwa kepuasan
yang sekalipun dinilai telah memuaskan
pelanggan
perasaan
pasien, namun ketika ditinjau dari kode
seseorang setelah membandingkan kinerja
etik serta standar pelayanan profesi, kiner-
yang dirasakan dibandingkan dengan hara-
janya tetap tidak terpenuhi (Supranto,
pannya. (dalam Ali Zaidin, 2001)
2001)
adalah
tingkat
untuk
satu
mutu
pelayanan
Tingkat kepuasan pasien merupakan
Untuk mengukur sejauhmana kinerja
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang
itu berjalan dan mencapai hasil yang di-
dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja
harapkan , dapat diukur dengan hal- hal
dibawah harapan, maka pelanggan akan
berikut ini:
kecewa. Bila kinerja melebihi harapan ,
Survei kepuasan pasien
pelanggan akan sangat puas. sedangkan
Dengan pemberian kuesioner, seperti
mutu pelayanan kesehatan adalah pela-
survai kepuasan pasien.
yanan kesehatan yang dapat memuaskan
Kesan pasien
setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan
Kesan yang diterima saat konsultasi
yang sesuai dengan tingkat kepuasaan rata-
biaya, konsultasi medik dan pertemuan
rata serata penyelenggaraannya sesuai
khusus denga pasien.
dengan standart dan kode etik profesi
Laporan
(Azrul Azwar, 1996). Mutu pelayanan
Laporan dari pasien, lewat dokter,
kesehatan menunjuk pada tingkat kesem-
perawat,
purnaan pelayanan kesehatan dalam men-
masyarakat. ( Boy S., 2004)
imbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.
Koran,
kenalan
dan
tokoh
Aspek yang terkait dengan kepuasan
Makin sempurna kepuasan tersebut, makin
pasien ada 4 jenis seperti berikut ini:
baik pula mutu pelayanan kesehatan.
1.
Aspek kenyamanan
Sekalipun pengertian mutu yang terkait
2.
Aspek hubungan pasien dengan staf
dengan kepusan ini telah diterima secara
rumah sakit. 419
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
3.
Aspek kompetensi
4.
Aspek biaya
2.
pasien
Tanggung jawab perawat dalam penera-
Kenyamanan dan pelayanan yang
pan MAKP Tim
menyangkut pada sarana dan prasarana
Menurut Douglas, asuhan keperawa-
dari rumah sakit.
tan yang sudah direncanakan dengan baik
Kebebasan dalam melakukan pili-
akan menimbulkan motivasi dan rasa
han.
tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga
akan
Hubungan dokter atau perawat dan
membuat
mutu
Pengetahuan dan kompetisi teknis
asuhan
yang merupakan prinsip pokok standar pe-
keperawatan meningkat, yang tentunya
layanan.
akan membuat pasien merasa mendapatkan
Efektifitas pelayanan
kepuasan. Tanggung jawab perawat harus
Kepuasan yang mengacu pada pen-
dijalankan dengan maksimal dan teliti, se-
erapan semua persaratan pelayanan meli-
hingga perlu adanya motivasi dari atasan
puti :
supaya
jawab
1.
Ketersediaan pelayanan
perawat tersebut berjalan dengan baik. Se-
2.
Kewajaran pelayanan.
makin baik tanggung jawab perawat se-
3.
Kesinambungan pelayanan.
makin tinggi pula asuhan keperawatan
4.
Penerimaan pelayanan.
yang diberikan terutama dalam pelaksa-
5.
Ketercapaian pelayanan.
pelaksanaan
tanggung
naan Model Asuhan Keperawatan Profe-
Terkait dengan pemberian pelayanan
sional Tim (Nursalam, 2002)
keperawatan untuk meningkatkan kepua-
Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit
san pasien di rumah sakit, Allah SWT ber-
Menurut
Gerson
(2002)
bahwa
firman dalam Al-Qur’an surat An-Nahl
kepuasan pasien akan tercapai bila di-
ayat 90:
hatikan pasien dan keluarganya, ada per-
ْ ّ إِ َّن اإلحْ َسا ِن ِ ّللاَ ٌَأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َو َوإٌِتَاء ِذي ْالقُرْ بَى َوٌَ ْنهَى َع ِه ْالفَحْ شَاء ََو ْال ُمن َك ِر َو ْالبَ ْغ ًِ ٌَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َر َّكرُون
hatian terhadap keluhan, kondisi ling-
﴾٠ٓ﴿
peroleh hasil yang optimal bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan memper-
kungan fisik dan tanggap kepada kebu-
Terjemahnya :
tuhan pasien. Secara umum, kepuasan ter-
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”13
hadap mutu pelayanan keperawatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat : 1.
Kepuasan yang mengacu pada kode etik dan standar pelayanan. 420
Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
Nur Hidayah Ayat di atas menunjukkan bahwa se-
jawab kepala ruangan yang baik dilakukan
bagai sesame muslim, kita dianjurkan un-
dalam hal perencanaan, pengorganisasian,
tuk senantiasa berbuat baik dan adil kepada
pengarahan, dan pengawasan. Perencanaan
siapa pun, demikian halnya dalam mem-
disini yaitu mengatur dan mengendalikan
berikan
asuhan
asuhan
keperawatan
terhadap
keperawatan,
pengorganisasian
pasien di rumah sakit. Perawat hendaknya
disini dalam hal mengendalikan tenaga
memberikan asuhan keperawatan profes-
keperawatan,
sional
meningkatkan kolaburasi antar tim, se-
sehingga
kepuasan
pasien
dapat
meningkatkan
terhadap
pelayanan
pengarahan
dalam
hal
dangkan untuk pengawasan dalam hal su-
keperawatan yang diberikan.
pervisi kepada setiap anggota perawatan
Hubungan Tanggung Jawab Perawat da-
yang bekerja di ruangan tersebut. Semakin
lam penerapan MAKP
baik tanggung jawab kepala ruangan
Hubungan antara tanggung jawab kepala
(perencanaan, pengorganisasian, pengara-
ruangan dengan kepuasan pasien.
han, dan pengawasan) dijalankan, maka
Tanggung Jawab Kepala Ruangan
kepuasan pasien semakin tinggi pula.
mempunyai hubungan yang sangat kuat
(Soeroso, 2003)
dengan Kepuasan Pasien. Kepuasan dirasa-
Hubungan antara tanggung jawab ketua
kan pasien dari tanggung jawab kepala ru-
tim dengan kepuasan pasien
angan dalam hal perencanaan, pengorgan-
Semakin baik tanggung jawab ketua
isasian, pengarahan dan pengawasan. Se-
tim semakin tinggi kepuasan pasien yang
makin baik tanggung jawab kepala ruangan
dirasakan. Menurut Kron & Gray (1987)
semakin tinggi kepuasan pasien yang
bahwa peran ketua tim dalam penerapan
dirasakan.
model asuhan keperawatan profesional
Menurut Kron & Gray (1987) bahwa
Tim ini sangat penting dan besar terutama
peran kepala ruangan dalam penerapan
dalam mengunakan tehnik kepemimpinan,
model asuhan keperawatan profesional
sehingga melalui rasa tanggung jawab
Tim ini sangat penting artinya, sehingga
yang
melalui rasa tanggung jawab yang tinggi
keperawatan
membuat
mengakibatkan kepuasan pasien tinggi.
mutu
asuhan
keperawatan
meningkat dan tentunya mengakibatkan
tinggi
membuat
mutu
meningkat
dan
asuhan tentunya
Mutu asuhan keperawatan yang baik
kepuasan pasien bertambah.
apabila semua tugas yang dilimpahkan
Mutu asuhan keperawatan yang baik
dapat dijalankan dengan baik Tanggung
apabila semua tugas yang dilimpahkan
jawab ketua tim dalam perencanaan, eval-
dapat dijalankan dengan baik Tanggung
uasi, mengetahui kondisi pasien, menilai 421
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
tingkat kebutuhan pasien, mengembangkan
berkaitan
kemampuan anggota dan menyelengarakan
dengan adanya laporan yang secara rutin
konferensi. Semakin baik tanggung jawab
membuat pelaksanaan keperawatan men-
ketua tim dijalankan, maka kepuasan
jadi maksimal, yang tentunya akan mem-
pasien semakin tinggi pula.
buat pasien merasa dilayani dengan baik
Hubungan antara tanggung jawab anggota
dan membuat pasien puas
tim dengan kepuasan pasien
dengan
keadaan,
sehingga
Saat ini pelaksanaan timbang terima
Semakin baik tanggung jawab ang-
di rumah sakit masih kurang optimal. Ku-
gota tim semakin tinggi kepuasan pasien
rang optimalnya pelaksanaan timbang
yang dirasakan. Menurut Kron & Gray
terima dipengaruhi banyak faktor antara
(1987) bahwa peran anggota tim dalam
lain karena pada waktu timbang terima
penerapan
keperawatan
masalah pasien yang disampaikan kurang
profesional Tim ini sangat penting dan be-
terfokus, rencana kegiatan yang akan dil-
sar terutama dalam hal pelaksanaan kegitan
akukan selanjutnya, belum adanya diskusi
keperawatan dan menghargai kepemimpi-
saat akan melaksanakan timbang terima
nan dari ketua tim, sehingga melalui rasa
dan juga belum adanya penulisan laporan
tanggung jawab yang tinggi membuat mutu
timbang terima. Apabila timbang terima
asuhan keperawatan meningkat dan ten-
yang diterapkan kurang terfokus pada ma-
tunya mengakibatkan kepuasan pasien ber-
salah pasien maka asuhan keperawatan
tambah.
yang diberikan juga tidak maksimal, se-
model
asuhan
Mutu asuhan keperawatan yang baik
hingga mempengaruhi kepuasan pasien.
apabila semua tugas yang dilimpahkan
Karena semakin baik pelaksanaan timbang
dapat dijalankan dengan baik. Tanggung
terima semakin tinggi kepuasan pasien
jawab anggota tim disini dalam hal mem-
yang dirasakan.
berikan asuhan keperawatan, kerjasama
Hubungan antara pelaksanaan sentrali-
dengan anggota tim lain, dan memberikan
sasi obat dengan kepuasan pasien
laporan. Semakin baik tanggung jawab
Menurut Nursalam (2002) bahwa
anggota tim dijalankan, maka kepuasan
kontroling terhadap penggunaan dan kon-
pasien semakin tinggi pula.
sumsi obat, sebagai salah satu peran
Hubungan antara pelaksanaan timbang
perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/
terima dengan kepuasan pasien.
alur yang sistematis sehingga penggunaan
Menurut Nursalam (2002) bahwa
obat benar – benar dapat dikontrol oleh
timbang terima merupakan cara menyam-
perawat sehingga resiko kerugian baik
paikan dan menerima suatu laporan yang 422
Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
Nur Hidayah secara materiil maupun secara non material
ber
dapat dieliminir.
keperawatan,
Berjalannya sentralisasi obat dengan
data
untuk
pemberian
sumber
data
asuhan untuk
penelitian, sebagai bukti pertanggungjawa-
optimal memberikan asuhan keperawatan
ban
dan
pertanggunggugatan
asuhan
yang diberikan kepada pasien menjadi
keperawatan, dan sarana untuk peman-
lebih baik. Mutu asuhan yang baik akan
tauan asuhan keperawatan.
memberikan kepuasan pasien menjadi
Dokumentasi keperawatan mempu-
meningkat. Penyediaan obat yang di sen-
nyai hubungan yang sangat kuat terhadap
tralkan di keperawatan akan membuat
kepuasan pasien. Tetapi pelaksanaannya
pasien
untuk
dalam taraf kurang, masih belum berjalan
mendapatkan obat tanpa harus mencari
dengan optimal. Pelaksanaan dokumentasi
sendiri, dan hal ini menurunkan juga biaya
keperawatan pada tingkat rendah atau ku-
pengobatan karena obat yang disediakan
rang optimal biasanya dipengarahui ban-
sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
yak faktor diantaranya kurang penge-
Pengecekan obat yang dilakukan secara
tahuan perawat terhadap dokumentasi
teliti dan setiap pagi dilakukan oleh
keperawatan yang baik, manfaat dokumen-
perawat yang bertugas. Sehingga membuat
tasi keperawatan, dan tidak adanya moti-
pelaksanaan sentralisasi obat semakin baik
vasi dari atasan. Padahal untuk menerap-
pula pelaksanaan MAKP Tim dan akan
kan Model Asuhan Keperawatan Profe-
membuat kepuasan pasien semakin tinggi.
sional Tim perlu adanya dokumentasi
Hubungan antara pelaksanaan dokumen-
keperawatan yang baik, seperti semakin
tasi keperawatan dengan kepuasan pasien
baik pelaksanaan dokumentasi keperawa-
Menurut Ali Zaidin (2001) bahwa
tan semakin baik pula pelaksanaan MAKP
merasa
lebih
mudah
dokumentasi keperawatan merupakan unsur
penting
dalam
sistem
Tim.
pelayanan
Karena apabila hal ini berlanjut
kesehatan. Karena adanya dokumentasi
maka
mempengaruhi
mutu
asuhan
yang baik informasi mengenai keadaan
keperawatan menjadi kurang baik, yang
kesehatan pasien dapat diketahui secara
berakibat terhadap menurunnya kepuasan
berkesinambungan.
pasien rendah. Semakin baik dalam pen-
Disamping itu dokumentasi merupa-
gisian dokumentasi keperawatan akan
kan dokumen legal tentang pemberian
membuat perencanaan keperawatan men-
asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik
jadi lebih baik dan kepuasan pasien
dokumentasi
meningkat. (Al-Assaf,2009)
berfungsi
sebagai
sarana
komunikasi antar profesi kesehatan, sum423
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
Hubungan antara pelaksanaan supervisi
PENUTUP
dengan kepuasan pasien
Kesimpulan
Menurut Nursalam (2002) bahwa su-
Tanggung jawab perawat dalam pen-
pervisi merupakan suatu proses pemberian
erapan MAKP Tim mempunyai hubungan
sumber – sumber yang dibutuhkan perawat
yang sangat kuat terhadap kepuasan
untuk menyelesaikan tugas – tugas dalam
pasien. Semakin baik tanggung jawab
mencapai tujuan organisasi, dimana staf
perawat semakin tinggi pula kepuasan
akan termotivasi apabila mereka menerima
pasien. Tanggung jawab kepala ruangan
sebagai suatu tantangan, oleh karena itu
berhubungan sangat kuat dengan kepuasan
perlu perhatian dan bimbingan khusus da-
pasien. Semakin baik tanggung jawab
lam membantu staf untuk menyelasaikan
kepala ruangan semakin tinggi kepuasan
tugas yang dilimpahkan.
pasien. Tanggung jawab ketua tim berhub-
Terdapat hubungan yang sangat kuat antara
pelaksanaan
sangat kuat dengan kepuasan
dengan
pasien. Melalui rasa tanggung jawab ketua
kepuasan pasien, Dengan berjalannya su-
tim yang tinggi membuat mutu asuhan
pervisi dengan baik maka memberikan
keperawatan
dampak kepada kepuasan pasien semakin
mengakibatkan tingginya kepuasan pasien.
tinggi. Tingginya kepuasan pasien tersebut
Tanggung jawab anggota tim berhubungan
dikarenakan setiap permasalahan yang
sangat kuat dengan kepuasan pasien.
dihadapi pasien dapat dipecahkan oleh
Tanggung jawab anggota tim dijalankan
perawat, sehingga pasien merasa terpuas-
dengan baik akan memberikan dampak
kan. Maka itu semakin baik pelaksanaan
kepada kepuasan pasien semakin mening-
supervisi semakin tinggi pula kepuasan
kat pula. Model Asuhan Keperawatan
pasien. Supervisi yang mustinya sudah dil-
Profesional(MAKP)
akukan
dengan
adalah
supervisi
ungan
pengawasan
dilakukan
meningkat
peningkatan
dan
tentunya
berbanding mutu
lurus
pelayanan
secara langsung maupun tidak langsung,
kesehatan serta kepuasan pasien di Rumah
mengecek dokumentasi keperawatan, men-
Sakit. Dalam pelaksanaan Model Asuhan
cari pemecahan masalah, memantau hasil
Keperawatan Profesional Tim kegiatan
solusi, dan memberikan umpan balik kepa-
yang mutlak dan harus dilakukan serta dit-
da anggota. Hal ini sebagai upaya untuk
erapkan dengan baik di Rumah Sakit yakni
mengoptimalkan penerapan Model Asuhan
supervisi, timbang terima, sentralisasi obat
Keperawatan Profesional Tim.
dan dokumentasi keperawatan yang baik. Semakin baik pelaksanaan ke empat kegiatan tersebut maka akan semakin baik 424
Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional…
Nur Hidayah pula pelaksanaan MAKP Tim dan tentunya
pelatihan khusus, seminar dokumentasi
akan
pelayanan
keperawatan untuk perawat dan perlu eval-
kesehatan serta memberikan kepuasan pa-
uasi secara berkala mulai dari 1 minggu
da pasien dalam pelayanan keperawatan di
sekali sampai 1 bulan sekali.
meningkatkan
mutu
Rumah Sakit Saran
DAFTAR PUSTAKA
Tanggung jawab kepala ruangan,
Al-Assaf, A.F.2009. Mutu Pelayanan Kesehatan Perspektif Internasional. Jakarta : EGC Ali, Zaidin. 2001. Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika Anna, B. (2001). Seminar Nasional Model Keperawatan Profesional Manajemen Ruangan. Malang Azwar, S. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta Boy, S. (2004). Pemasaran Rumah Sakit. Konsursium Rumah Sakit Islam Jateng – DIY. Yogyakarta Depkes, RI. (1994). Standar Asuhan Keperawatan. Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan. Dirjen Pelayanan Medik. Jakarta. Fiscbach, Documentating Care : Communication, The Nursing Process and Documentation Standards, F A Davis Company, Philadelphia, 1991 Gilles, Dee Ann, Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem, Edisi Kedua, (Alih Bahasa : Drs. Dika Sukmana dkk), W.B. Saunders Company, Philadelphia, 1989. Gerson, R.F. (2002). Mengukur Kepuasan Pelanggan. PPM. Jakarta Hamid, A.Y.S., 2001. Peran Profesi Keperawatan Dalam Meningkatkan Tangung Jawab Perawat Untuk Memberikan Asuhan Keperawatan Profesional Sehubungan Dengan Undang-Undang Konsumen. 005/
tanggung jawab ketua tim, dan tanggung jawab anggota tim di Rumah sakit terhadap pasien perlu ditingkatkan terus menerus dan
harus
dipertahankan
selamanya.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan penyegaran setiap 6 bulan sekali. Rawat inap Rumah sakit perlu memperhatikan dan mengevaluasi metode pemberian asuhan keperawatan secara tim serta apakah perawat dalam melaksanakan sentralisasi
obat
untuk
memenuhi
/
membantu kebutuhan diri pasien terhadap penyediaan obat sudah dapat diandalkan sehingga dapat mempertahankan dan terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan. Kegitan tersebut dapat dilakukan setiap 1 bulan sekali. Pelaksanaan timbang terima di Rumah Sakit perlu lebih difokuskan kepada masalah pasien. Sehingga untuk mencapainya
perlu
pelatihan
timbang
terima dan kemudian diadakan evaluasi setiap 1 bulan sekali. Pelaksanaan dokumentasi keperawatan di beberapa Rumah Sakit masih jauh dari sempurna banyak sekali yang mengisi formulir askep dengan tidak mengacu kepada relevan, lengkap dan valid. Sehingga hal ini perlu adanya 425
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 2/2014
BS/PPNI. Katz, Jacquelile M. “Managing Quality A Guide to System-Wide Performance Management in Health Care"Mosby Year Book, 1998. Kron,T. & Gray, A. (1987). The manajemen of patient care putting leadership skill to work, sixth edition. Philadelphia : W.B Saunders Company Nurachmah, E. (1998). Program Evaluasi Model Praktek Keperawatan Profesional. Jurnal Keperawatan Indonesia.Volume II Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan ; Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional, Salemba Medika, Jakarta Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC Potter, Patricia A., RN. MSN et al, Fundamental of Nursing, Concept, Process & Practice, Third Edition, Mosby Year Book, St. Louis, 1993 Priharjo, R. (2000). Praktik Keperawatan Profesional. EGC. Jakarta Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga Sudarsono, R. (2000). Berbagai model praktek keperawatan professional di Rumah Sakit. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Jakarta
Soeroso, S., 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit Sukmarini, L. (1999). Mekanisme Kerja Tim Keperawatan Di Ruang Model Praktek keperawatan Profesional (MPKP) Irna B Lt. IV Kanan RSUPN- Cipto Mangunkusumo. Jurnal Keperawatan Indonesia.Volume II,6(222-228). Supriyanto, dkk. (2003). Analisis Kepuasan dan Harapan Pelanggan Dalam Rangka Peningkatan Kelas Utama Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi – Grobogan. Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan. Volume 1 Susilowati (1999). Makalah seminar Relationship Marketing untuk Rumah Sakit. Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Tomey, Ann Marriner,“Guide To Nursing Management and Leadership" Mosby-Year Book, Inc, 1996 Wijono, D. (1999). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Airlangga University Press. Surabaya
426