JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
MANAJEMEN RISIKO DANA TABARRU’ PT. ASURANSI JIWA SYARIAH AL AMIN1] Hifi Saniatusilma Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email :
[email protected] Noven Suprayogi Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email :
[email protected] ABSTRACT: The purpose of this study is to find out the risk management of tabarru' funds. As an institution that works to manage risk, islamic insurance has a duty to manage the tabarru’ funds. There is the possibility of a risk at tabarru’ fund. So, islamic insurance institution have a duty for risk management process of tabarru’ funds. This study uses a qualitative approach. Data research obtained by interview and documentation with the head and the deputy of Al Amin Surabaya branch. The results of this study, PT. Asuransi Jiwa Syariah Al Amin was execute the risk management process implemented by the four stages. Risk identification through underwriting limit process; rank the risk based on impact and complexity of risk; control risks by self retention; and response to the risk through change of insurance rates, products diversification and sharing of risk with reinsurance. Keywords : Insurance, Risk Management, Tabarru’ Fund, Asuransi Jiwa Syariah Al Amin. I. PENDAHULUAN
Tolong-menolong
dapat
dilakukan
Latar Belakang
dengan berbagai cara termasuk dengan
Dalam sebuah ayat dalam Al-
kegiatan
Quran diperintahkan kepada manusia
manusia
untuk
mengetahui tentang apa yang akan
saling
tolong
menolong
dalam
berasuransi. didunia
tidak
Terlebih
lagi,
akan
bisa
kebaikan. Seperti yang tertera dalam ayat
terjadi
berikut :
Sehingga perlu adanya antisispasi untuk
kejadian yang merugikan di kemudian
dan
Innallāhā‘indahū‘ilmussā’ati wa yunazzilul-
janganlah kamu tolong-menolong dalam
ghaaiṡa wa ya’lamu mā fil –arhaāmi wa
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
mā tadrī nafsum māżā taksibu gadā wa
bertakwalah
mā tadrī nafsun bi-ayyi arḍin tamūtu
kamu
taqwa
datang.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam dan
akan
wal-‘udwāni
wattaqullāha syadidul’iqāb.
baik
yang
Quran
Wata’āwanū’alal-birri wat-taqwā wa lā
perbuatan
masa
hari. Seperti tertera dalam sebuah ayat Al-
ta’āwanū’alal-iṡmi
di
kepada
Allah,
sesunguhnya Allah amat berat siksanya.”
innallāha ‘alimun khabīr.
(QS. Al Maidah:2) 1]Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi dari Hifi Saniatusilma, NIM: 041114150, yang diuji pada tanggal 22 Juni 2015
1002
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
Perusahaan
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-
Asuransi
Nya sajalah pengetahuan tentang hari
sebagai
Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan
kepercayaan
hujan, dan mengetahui apa yang ada
asuransi, sehingga perusahaan memiliki
dalam rahim. dan tiada seorangpun yang
kewajiban
dapat mengetahui (dengan pasti) apa
tabarru’ dengan baik. Dana tabarru’
yang akan diusahakannya besok, dan
adalah dana hibah yang dikumpulkan
tiada
oleh
seorangpun
yang
dapat
pengelola
bertindak
yang
diberi
oleh
peserta
(amanah)
untuk
peserta
pengelolaan
sebagai
dana
tolong-
mengetahui di bumi mana Dia akan mati.
menolong
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
membantu
lagi Maha Mengenal.”(QS.Al Luqman:34)
mendapatkan musibah (Puspitasari:2012).
Lembaga
kebajikan)
peserta
untuk
yang
sedang
non-bank,
Kumpulan dana tabarru’ dikelola dan
asuransi
ditempatkan secara terpisah dari dana
syariah memiliki peran dalam mengelola
lain karena sifatnya yang merupakan
risiko
ketentuan
murni milik peserta, sehingga perusahaan
syariah. Menurut data dari OJK sampai
asuransi tidak berhak atas dana ini. Oleh
tahun 2012, setidaknya ada 45 usaha
sebab itu, perusahaan asuransi syariah
perasuransian di Indonesia. Asuransi jiwa
memiliki kewajiban untuk mengelola dana
syariah sendiri mencatat pertumbuhan
tersebut
asset yang terus meningkat selama tahun
memenuhi prinsip keadilan (‘adl), dapat
2009 sampai 2012. Sampai akhir tahun
dipercaya
2012 jumlah assetnya sebesar 9,83 Triliun
(tawazun),
Rupiah yang meningkat 2,58 Triliun Rupiah
dan
dari tahun sebelumnya.
mengelolanya dengan cara yang halal.
yang
salah
keuangan
(dana
dana
satunya
dengan
adalah
memenuhi
Tabel 1. Pertumbuhan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi dengan Prinsip Syariah 2009 - 2012 Keterangan ‘09 ‘10 ‘11 ‘12 Asuransi Jiwa dengan 2 3 3 3 Prinsip Syariah Asuransi Umum 1 2 2 2 dengan Prinsip Syariah Asuransi Jiwa yang 17 17 17 17 memiliki Unit Syariah Asuransi Umum yang 19 20 18 20 memiliki Unit Syariah
sebaik-baiknya
(amanah),
keseimbangan
kemasalahatan
keuniversalan
dengan
(maslahah),
(syumul)
serta
Dana yang dikelola perusahaan tersebut dimungkinkan bisa memimbulkan beberapa risiko. Menurut Peraturan Ketua BAPEPAM
LK
Nomor:PER-07/BL/2011
tentang Pedoman Perhitungan Jumlah Dana
Yang
Diperlukan
Untuk
Mengantisipasi Risiko Kerugian terdapat beberapa
risiko
antara
lain
risiko
kegagalan pengelolaan kekayaan, risiko
Reasuransi yang 3 3 3 3 memiliki Unit Syariah Jumlah 42 45 43 45 Sumber : Statistik Perasuransian Indonesia 2012 oleh Otoritas Jasa Keuangan.
ketidakseimbangan antara proyeksi arus kas
dan
kewajiban,
risiko
ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata
1003
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
uang
asing,
risiko
perbedaan
antara
Asuransi Syariah
beban klaim yang terjadi dan beban klaim
yang
diperkirakan,
ketidakcukupan
kontribusi
Di
risiko
Indonesia
berdasarkan
asuransi
prinsip
syariah
yang dikenal
akibat
sebagai takaful. Berasal dari takafala-
perbedaan hasil investasi yang serta risiko
yatakafalu yang diartikan jamin atau
kketidakmampuan reasuradur.
saling menanggung. Muhammad Syakir
Sehingga kegiatan
penting
manajemen
adanya
risiko
dilakukan
perusahaan
mengantisipasi
terjadinya
Sula
dalam
Widyaningsih
(2007:178)
yang
mengartikan takaful dalam pengertian
untuk
muamalah adalah saling memikul risiko di
kerugian
di
antara sesama orang sehingga anatara
kemudian hari terutama manajemen risiko
satu
pada dana tabarru’ yang menyangkut
penanggung atas risiko yang lainnya.
kepentingan
Dalam PMK No.18/PMK.010/2010 Tentang
Manajemen
seluruh risiko
peserta
dalam
asuransi.
pengelolaan
dengan
Prinsip
Dasar
yang
lainnya
menjadi
Penyelenggaraan
Usaha
dana tabarru’ PT. Asuransi Jiwa Syariah Al
Asuransi dan Usaha Reasuransi Dengan
Amin dianggap penting karena hal itu
Prinsip Syariah dalam pasal 1(1) bahwa
merupakan salah satu bentuk tanggung
asuransi
jawab
adalah
perusahaan
kepada
peserta
berdasarkan usaha
saling
prinsip
syariah
tolong-menolong
asuransi yang pada awal akad telah
(ta’awuni)
dan
menyerahkan pengelolaan dana kepada
diantara
para
perusahaan. Tentu hal tersebut berkaitan
pembentukan
erat dengan dana yang dipakai untuk
tabarru’)
membayar klaim yakni dana tabarru’.
syariah untuk menghadapi risiko tertentu.
Maka, manajemen risiko dana tabarru’
yang
melindungi
(takafuli)
peserta
melalui
kumpulan
dana
(dana
dikelola
sesuai
prinsip
Landasan hukum asuransi syariah
yang diterapkan di PT. Asuransi Jiwa
dalam Al-Quran QS. Yusuf:47-49
Syariah Al Amin menjadi sangat menarik
untuk
dibahas
lebih
lnajut
dalam
penelitian ini.
Perumusan Masalah
Bagaimanakah manajemen risiko dana tabarru’ pada PT. Asuransi Jiwa Syariah Al Amin ?
Qāla tazra’ūna sab’a
Tujuan Penelitian
sinīna da'aban
manajemen
famā ḥaṣhattum fa żarūhu fi sumbulihī illā
risiko dana tabarru’ pada PT. Asuransi Jiwa
qalīlam mimmā ta’kulūn. ṡumma ya’ti mim
Syariah Al Amin.
ba’di żālika sab’un syidāduy ya’kulna mā
II. LANDASAN TEORI
qaddamtum lahunna illā qalīlam mimmā
Mengetahui
bagaimana
1004
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015 tuhshinūn. ṡumma ya’tī min ba’di żālika‘ā
peserta yang tidak bersifat dan bukan
mun fihi yughāṡun-nāsu wa fihi ya’ṣirūn.
untuk tujuan komersial. Sedangkan akad
“Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam
wakalah bil ujrah adalah akad tijarah
tujuh
yang
tahun
biasa;
(lamanya)
Maka
hendaklah kecuali
apa
kamu
sedikit
sebagaimana
yang
kamu
biarkan
untuk
memberikan
perusahaan sebagai wakil peserta untuk
dibulirnya
mengelola dana tabarru’ dan/atau dana
kamu
makan.
investasi
peserta
wewenang
tahun
imbalan
Amat
kepada
tuai
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh yang
kuasa
sulit,
yang
sesuai
yang
berupa
kuasa
diberikan, ujrah
atau
dengan
(fee).
Berikut
menghabiskan apa yang kamu simpan
merupakan gambaran megenai akad
untuk
sulit),
yang digunakan antara sesama peserta
kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang
asuransi serta akad antara peserta dan
kamu simpan. Kemudian setelah itu akan
perusahaan asuransi sebagai operator.
menghadapinya
(tahun
datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu
mereka
memeras
anggur."
(QS.
Yusuf:47-49). Prinsip mendasar yang diterapkan dalam
operasional
asuransi
syariah Sumber : Aziz. 2011. Islamic Financial System Principles & Operation. ISRA Gambar 1. Contract Among Takaful Participant
berbeda dengan asuransi konvensional. Asuransi syariah dibangun di atas pondasi dan prinsip kuat yang meliputi tauhid (unity),
keadilan
menolong
(justice),
(ta’awun),
(cooperation), amanah
kerja
tolongsama
(trustworthly/al-
amanah), kerelaan (al-ridha),
larangan
riba,
larangan
larangan
maisir
(judi),
gharar (ketidakpastian)(Ali,2004:125-134). Dalam PMK No. 18 Tahun 2010
Sumber : Aziz. 2011. Islamic Financial System Principles & Operation. ISRA Gambar 2. Contract Between Participant and Takaful Operators
Tentang Prinsip Usaha Asuransi Syariah, bahwa perusahaan asuransi menerima dana dari peserta dengan dua akad, yakni akad tabarru’ dan akad wakalah bil
Menurut
Puspitasari:2012,
dana
ujrah. Akad tabarru’ adalah akad hibah
tabarru’
dalam bentuk pemberian dana dari satu
dikumpulkan oleh peserta sebagai dana
peserta kepada dana tabarru’ untuk
tolong menolong (dana kebajikan) untuk
tujuan tolong menolong di antara para
membantu
1005
adalah
dana
peserta
hibah
yang
yang
sedang
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
mendapatkan musibah. Dana tabarru’ ini
pada saat ini. Salim (1998:4) menuliskan
akan dikumpulkan dalam akun khusus
bahwa risiko adalah ketidakpastian atau
yang disebut dengan kumpulan dana
uncertainly
peserta tabarru’ dan secara otomatis
kerugian. Sedangkan manajemen risiko
dana tabarru’ menjadi aset kelompok
adalah
dana peserta tabarru’ (DPT). Karena sifat
membahas tentang bagaimana suatu
dana tabarru’ adalah amanah yang
organisasi
diberikan
memetakan
oleh
peserta
kepada
yang
mungkin
suatu
bidang
menerapkan
melahirkan
ilmu
ukuran
takaran
dalam
berbagai
perusahaan, sehingga harus dikelola oleh
permasalahan
yang
perusahaan dengan berpegang pada
menempatkan
berbagai
prinsip Islami.
manajemen
secara
yang
ada
dengan
pendekatan
komperhensif dan
Dalam Surat Keputusan Direktur
sistematis (Fahmi,2013:2-3). Diterapkannya
Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK) No.
manajemen risiko pada suatu perusahaan
Kep 4499/LK/2000 Tentang Jenis Penilaian
atau
dan Pembatasan Investasi Perusahaan
perusahaan untuk menerima risiko yang
Asuransi
lebih
dan
Perusahaan
Reasuransi
organisasi
kecil
dari
yang
Dengan Sistem Syariah terdiri dari Deposito
Manajemen
dan
SWBI,
melalui
Saham syariah, Obligasi syariah, Surat
Hopkin
dalam
berharga
disiplin
manajemen
sertifikat
deposito
syariah,
syariah,
Unit
penyertaan
memungkinkan
seharusnya.
risiko umumnya
beberapa
tahapan.
Iqbal
risiko
syariah, Bangunan atau tanah dengan
1. Identifikasi Risiko
tanah
atau
bangunan,
penting,
pada
manajemen
dengan
tindakan
dengan
murabahah
pembayaran
(jual
telah
Kegiatan identifikasi risiko sangat
kendaraan bermotor, dan barang modal skema
berikut
yang
sejalan dengan ajaran Islam :
kepemiikan
Menurut
(2006:20)
reksadana syariah, Penyertaan langsung
bangunan untuk investasi, Pembiayaan
dilakukan
beli
tahap
awal,
perusahaan berupa
pihak
melakukan
identifikasi
atau
ditanggukan),
pengenalan setiap bentuk risiko yang
Pembiayaan modal kerja dengan skema
dialami perusahaan. Identifikasi dapat
mudharabah (bagi hasil), serta Pinjaman
dilakukan dengan cara melihat potensi-
polis.
potensi risiko yang sudah terlihat dan yang
Manajemen Risiko
akan terlihat atau dengan menelusuri
Fahmi (2013:2) menjelaskan bahwa
sumber risiko sampai terjadinya peristiwa
risiko diartikan sebagai bentuk keadaan
yang tidak di inginkan. Selama proses
ketidakpastian tentang suatu keadaan
pengenalan
yang
akan
dengan
terjadi
terdapat
beberapa
nantinya
(future)
pertanyaan penting yang perlu dijawab,
yang
diambil
yakni
keputusan
berdasarkan
risiko
berbagai
pertimbangan
apa
yang
bisa
salah
(dikenal
sebagai hazard risk), apa yang perlu
1006
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
dikendalikan
atau
dilakukan
untuk
memberikan
konsekuensi
yang
cukup
mencegah kesalahan (dikenal sebagai
serius
control risk) dan apa yang seharusnya
terhadap risiko tersebut dapat berupa :
berjalan dengan baik ? (dikenal sebagai
a. Menerima atau menahan risiko bila
seperti
kerugian
besar.
Respon
opportunity risk).
tingkat risiko tersebut berada pada
2. Rangking Risiko
tingkat
Rangking atau evaluasi risiko yang diidentifikasi dengan
perlu
cara
ini
Konsekuensi
dari
menerima
risiko
adalah
perusahaan
dapat
sumber daya yang tepat agar risiko
Tujuan
evaluasi
dengan
mengalokasikan
dapar diterima dengan baik. b. Menghindari atau mengeliminir risiko
risko
dapat
diartikan
perusahaan
adalah untuk mempelajari karakteristik
melanjutkan
risiko tersebut. Semakin baik pemahaman
mengandung risiko.
risiko, maka risiko akan lebih mudah untuk dikendalikan.
diterima.
sebab
yang paling tinggi dan risiko mana yang rendah.
bisa
dilakukan
mengetahui risiko yang dominan atau
paling
yang
Rangking
risiko
kegiatan
tidak yang
c. Menetralisasi atau mengimbangi risiko,
dapat
tindakan dimana suatu risiko dapat
diurutkan berdasarkan besarnya (serverity)
diimbangi dengan risiko lain yang
atau dampak yang terjadi bila risiko
memiliki pengaruh berlawanan bila
tersebut terjadi atau Kemungkinan untuk
kedua risiko tersebut terjadi.
terjadi (frequency) dari risiko potensial.
d. Mengendalikan tindakan
3. Pengendalian Risiko Pengendalian
risiko
atau
mengurangi,
perusahaan
dalam
dilakukan
memperbaiki risiko untuk mencapai
untuk mengetahui apakah tiap-tiap risiko
standard dan tingkat yang dapat
yang telah diidentifikasi tersebut berada
diterima.
dalam kendali. Tiap risiko yang memiliki
e. Membagi risiko dengan pihak lain. Jika
nilai menunjukkan frekuensi dan besarnya
risiko
dampak
tidak
perusahaan maka risiko dapat dibagi
Perusahaan
harus
dengan pihak lain yang memiliki sifat
pengendalian
yang
risiko mirip satu sama lain.
yang
dikendalikan. mempunyai memadai
untuk
terjadi
bila
memperkecil
bahaya
Risiko
kemampuan
antisipasi risiko terhadap dana tabarru’ Yang
adalah
Signifikan Langkah
luar
Salah satu cara dalam melakukan
diterima dalam batas kesanggupan. Terhadap
di
Manejemen Risiko Dana Tabarru’
yang dihadapi hingga tigkat yang dapat
4. Respon
berada
dengan
melakukan
pencadangan sesuai dengan cara yang selanjutnya
adalah
telah
diatur
dalam
Peraturan
Ketua
pengelolaan risiko. Organisasi yang gagal
BAPEPAM LK No : PER-07/BL/2011 tentang
dalam
Pedoman Perhitungan Jumlah Dana Yang
mengelola
risiko
maka
akan
1007
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
Diperlukan
Untuk
Mengantisipasi
Risiko
PT. Asuransi Jiwa Syariah Al Amin
Kerugian Dana Tabarru’ dan Perhitungan
Surabaya
yang
diharapkan
Jumlah Dana Yang
memahami
secara
menyeluruh
Harus Disediakan
Perusahaan Untuk Mengantisipasi Risiko
informasi yang dibutuhkan.
Kerugian Yang Mungkin Timbul Dalam Penyelenggaraan
Usaha
Asuransi
2. Data Penunjang Data
dan
penunjang
berupa
data
Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah.
sekunder yang berasal dari catatan,
Dalam peraturan ini telah ditetapkan
laporan, informasi umum perusahaan
perhitungan
dana
atau
telah
digunakan sebagai sumber informasi
pencadangan
berdasarkan
faktor
risiko
yang
SOP
perusahaan
yang
bisa
dalam penelitian.
ditentukan.
Teknik Pengumpulan Data
III. METODE PENELITIAN
Prosedur pengumpulan data pada
Pendekatan Penelitian Pendekatan
yang
penelitian ini denganpenelitian lapangan.
digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan
Penelitian
kualitatif.
kualitatif
memperoleh data secara akurat sebagai
didefinisikan sebagai suatu pendekatan
dasar dalam proses analisis selajutnya.
atau penelusuran untuk mengeksplorasi
Teknik yang digunakan dalam penelitian
dan
Pendekatan
memahami
(Creswell
dalam
lapangan
gejala
sentral.
lapangan :
Raco,2008:7).
Penulis
1. Wawancara
suatu
bertujuan
untuk
ingin memperoleh data yang mendalam
Dengan
guna megungkapkan faktayang terjadi
mendalam, peneliti berusaha untuk
pada objek penelitian yakni manajemen
mendapatkan data yang dibutuhkan
risiko
yang
yang
diterapkan
pada
dana
melakukan
berupa
informasi
tabarru’.
pengelolaan
Sumber Data
pada perusahaan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
Dalam peneliti
ini
menggunakan
sampling,
risiko
tentang
dana
tabarru’
ini
teknik
dilakukan
untuk
2. Teknik Dokumentasi
1. Informan Dalam
wawancara
penelitian
dokumentasi
karena
memperoleh data berupa gambar,
diharapkan dengan memilih orang
laporan, catatan yang mendukung
yang paling tahu maka peneliti akan
penelitian.
purposive
mendapatkan hasil penelitian yang
Teknik Validitas Data
maksimal. Sehinggan informan utama
Penelitian
yang dijadikan sumber data dalam
metode
penelitian
sumber
ini
adalah
pimpinan
cabang dan wakil pimpinan cabang
triangulasi dilakukan
ini
menggunaan
sumber.
Triangulasi
dengan
cara
mengecek data yang telah diperoleh
1008
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
melalui beberapa sumber. Peneliti tidak
berdasarkan
hanya menggunakan wawancara saja,
ditetapkan. Dengan demikian domain
namun dari hasil wawancara tersebut
yang telah ditetapkan menjadi cover
peneliti bisa membandingkan dengan
term oleh peneliti dapat diurai secara
dokumen terlulis sehingga data yang
lebih rinci dan mendalam.
domain
yang
telah
diperoleh adalah informasi yang akurat
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dan bisa di pertanggungjawabkan.
Hasil Penelitian Manajemen risiko dana tabarru’
Teknik Analisis Data Teknik
analisis
data
dalam
salah satunya dapat tercermin dari cara
penelitian ini adalah deskriptif analisis.
perusahaan dalam mengelola kontribusi,
Metode diskriptif dapat diartikan sebagai
dimana
dalam
prosedur
terdapat
unsur
pemecahan
diselidiki
masalah
dengan
/melukiskan
menggambarkan
keadaan
penelitian
dan
pada
tabarru’.
Dana
dapat dimanfaatkan untuk empat hal
lembaga,
lain-lain)
dana
tersebut
tabarru’ PT. Asuransi JIwa Syariah AL Amin
subjek/objek
(seseorang,
masyarakat
yang
kontribusi
kebutuhan
saat
refund
yakni
pembayarkan
klaim,
kontribusi,
pembayaran
premi
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
reasuransi
tampak
adanya
Manajemen risiko dana tabarru’ pada
(Nawawi,1991:63). Tahapan analisis data
Asuransi Jiwa Syariah Al Amin dapat
yang dilakukan dalam penelitian kualitatif
dijabarkan sebagai berikut :
menurut Spradley yaitu :
Identifikasi Risiko
atau
sebagaimana
1. Analisis Domain Analisis
gambaran
keperluan
investasi.
Dari fungsi dana tabarru’ tersebut
domain
digunakan
dan
(domain
untuk yang
analysis) dimungkinkan
memperoleh umum
dan
terjadi
beberapa
risiko
yakni risiko klaim, risiko investasi, risiko
menyeluruh tentang situasi sosial yang
pengembalian dana dan risiko kegagalan
diteliti atau objek penelitian. Dalam reasuradur. Risiko rasio klaim tinggi adalah
penelitian ini ditetapkan domain yakni manajemen risiko dana tabarru’ yang
risiko yang paling besar yang sangat
dilakukan perusahaan yang terdiri dari
mungkin dialami oleh perusahaan. Risiko
bebrapa tahapan seperti identifikasi beban
risiko, rangking risiko, pengelolaan risiko dana reaksi terhadap risiko.
klaim
yang
tinggi
akan
memberikan dampak yang kurang baik
2. Analisis Taksonomi
pada kondisi dana tabarru’. Rasio klaim
Analisis taksonomi (taxonomic analysis)
adalah
keseluruhan
data
analisis
terhadap
yang
terkumpul
yang tinggi dapat menyebabkan defisit dana
1009
tabarru’
atau
akumulasi
dana
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
jumlahnya
tabarru’
jauh
lebih
sedikit
perusahaan bank
dibanding dengan klaim yang terjadi.
berada
dalam
pada
bentuk
beberapa
deposito.
Bank
tersebut adalah mitra kerja Asuransi Jiwa Dampak yang timbul dari risiko
Syariah Al
rasio klaim yang tinggi tersebut disikapi perusahaan
dengan
pembiayaan yang berjumlah 14 bank.
menerapkan
Pemilihan pos investasi berupa deposito
ketentuan seleksi risiko. Salah satu bentuk
dinilai
seleksi risiko yang diterapkan oleh asuransi
untuk
mengelola
asuransi
pembiayaan.
Underwriting
dimaksudkan
adalah
limit
bahwa
Risiko
jiwa yang
oleh
perusahaan
tingkat
pegembalian
kontribusi
pembiayaan yang ditengah masa kontrak
adanya
telah
melunasi
dahulu.
diajukan calon peserta yang nantinya diseleksi
memiliki
diperuntukkan bagi peserta asuransi jiwa
batas usia dan jumlah pembiayaan yang
akan
perusahaan
keamanan yang cukup baik.
Jiwa Syariah Al Amin adalah uderwriting limit
Amin dalam asuransi jiwa
pinjamannya
terlebih
Perusahaan
wajib
mengembalikan sisa dana tabarru’ yang
dan
belum
akhirnya akan menentukan pengajuan
terpakai
dengan
perhitungan
tertentu. Risiko ini menuntut perusahaan
asuransi tersebut diakseptasi atau tidak.
memiliki persediaan dana segar jika setiap
Dari proses ini diharapkan perushaan akan
saat dibutuhkan.
mengetahui seberapa besar risiko yang
Terakhir
akan dikelola.
berkaitan
Tabel 2. Underwriting Limit Asuransi Jiwa Pembiayaan
adalah
risiko
dengan
yang
reasuransi.
Pembayaran premi reasuransi diambilkan porsi dari dana tabarru’ karena memang bertujuan
untuk
membagi
risiko
dari
peserta dengan reasuransi, sedangkan dana tabarru’ adalah kumpulan dana dari peserta itu sendiri. Dari fungsi ini tetap Sumber : Simulasi perhitungan premi
ada kecenderungan terjadinya risiko dari
Seleksi risiko ini berjalan seiring pendaftaran pengisian
peserta
yakni
formulir
pihak
dengan
SPAPP
SPAPP
oleh
calon
tersebut
peserta
pada
pertanyaan-pertanyaan mengarah
kepada
berisi
tertentu
yang
kesehatan
akan
klaim yang kurang lancar. Rangking Risiko
asuransi.
intinya
Dikhawatirkan
adanya kegagalan atau pembayaran
(Surat
Permohonan Asuransi dan Pernyataan Peserta)
reasuransi.
Rangking risiko dimaksudkan agar perusahaan
dapat
mengetahui
risiko
yang dominan atau yang paling tinggi
calon
dan risiko mana yang paling rendah. Dari
peserta asuransi.
kedua
Kebutuhan investasi juga dapat
informan
diperoleh
informasi
bahwa risiko yang paling besar yang bisa
menimbulkan risiko tersendiri. Pos investasi
1010
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
dialami
oleh
perusahaan
berkaitan
1. Membagi Risiko Dengan Pihak Lain
dengan dana tabarru’ adalah risiko rasio
Dari
hasil
penelitian,
diketahui
klaim. Dalam hal ini, pengelolaan risiko
bahwa perusahaan melakukan kerjasama
klaim
utama
dengan tiga perusahaan reasuransi yakni
kegagalan
Reasuransi Nasional Indonesia, Reasuransi
pengelolaan juga akan sangat besar.
Internasional Indonesia, dan Maskapai
Dampak
Reasuransi
dianggap
dikarenakan
paling
dampak
dari
dari
risiko
klaim
bisa
Indonesia
yang
bertujuan
memepengaruhi beberapa aspek lain,
untuk
diantaranya target produksi, perluasan
ditanggung oleh perusahaan. Sebagian
pasar dan share produk. Tingkat kerumitan
dari
dalam
kepada
pengelolaan
danggap
risiko
perusahaan
klaim lebih
juga tinggi
mengurangi
risiko-risiko
beban
risiko
tersebut
perusahaan
yang
dilimpahkan
reasuransi.
Untuk
besaran risiko yang dibagikan kepada
dibandingkan dengan risiko yang lain.
perusahaan reasuransi adalah sebesar
Pengendalian Risiko
80% dari total risiko yang ada dan dibagi
Tahap
ini
perusahaan
menunjukkan harus
pengendalian
yang
memperkecil
bahaya
bahwa
dengan
mempunyai memadai
perusahaan
reasuransi
rekanan.
untuk
2. Diversifikasi (Produk dan Investasi)
dihadapi
Perusahaan menerapkan metode
hingga tigkat yang dapat diterima dalam
lain yakni dengan memasarkan produk
batas kesanggupan. Asuransi Jiwa Syariah
lain
Al
akumuliasi
Amin
pada
yang
tiga
dasarnya
telah
yang
dinilai
akan
dana
meningkatkan Seperti
tabarru’.
menetapkan batasan risiko yang dapat
contohnya adalah pemasaran produk
dikendalikan (retensi sendiri). Penetapan
Personal Accident yang termasuk dalam
retensi
produk asuransi jiwa non-pembiayaan,
sendiri
didasarakan
pada
peraturan kementrian keuangan yakni
sehingga
sejumlah 20%. Retensi sendiri merupakan
(keanekaragaman)
besaran
ditawarkan.
risiko
yang
mampu
dikelola
ada
diversivikasi produk
yang
Disebutkan
bahwa
secara mandiri oleh perusahaan. Retensi
penambahan
jumlah
peserta
yang sanggup dikelola oleh perusahaan
terus-menerus
pada
akhirnya
adalah 20% dari total uang perlindungan.
menjadikan
Perhitungan
semakin
jumlah
retensi
dapat
akumulasi besar.
dana
Untuk
secara akan tabarru’ investasi,
diilustrasikan sebagai berikut :
perusahaan
Total retensi sendiri = (Uang perlindungan
menggunakan
asuransi x 20%) x jumlah peserta.
instrumennya. Namun diversifikasi disini
Respon Terhadap Risiko Yang Signifikan
dapat dilihat dari lokasi penempatan
Respon atau tindakan perusahaan
memang
cenderung
deposito
sebagai
deposito tersebut. Dana investasi tersebut
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
diletakkan
1011
di
berbagai
Bank
Umum
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
Syariah maupun BPRS yang berjumlah 14
Asuransi dan Usaha Reasuransi Dengan
bank.
Prinsip
3. Mengendalikan
Atau
Syariah.
Perusahaan
telah
menjalankan apa yang telah ditetapkan
Mengurangi
oleh regulator dalam hal pencadangan
Risiko Mengendalikan
risiko
adalah
dana.
Dalam
peraturan
tersebut
tindakan perusahaan dalam memperbaiki
pencadangan
risiko untuk mencapai standar dan tingkat
berkaitan dengan klaim, risiko reasuransi,
yang dapat diterima. Perihal rasio klaim
beberapa risiko lain. Sehingga risiko-risiko
tinggi,
tersebut dibiayai melalui cadangan dana
perusahaan
untuk
memiliki
melakukan
peningkatkan
kebijakan pengusulan
kontribusi
asuransi.
Keputusan
yang
Hal
Pembahasan Pembahasan ini akan menjelaskan
atau
fenomena yang muncul dalam penelitian
tindakan yang diambil oleh perusahaan
manajemen risiko dana tabarru’ Asuransi
dengan
meningkatkan
tariff
kontribusi
Jiwa Syariah Al Amin yang antara lain :
tersebut
dimaksudkan
pada
akhirnya
rate
asuransi.
risiko
dengan besaran yang telah ditentukan.
tersebut dilakukan dengan cara merubah (tariff)
mencakup
1. Underwriting limit sebagai cara untuk
akan memberikan dampak kepada dana
mengidentifikasi risiko
tabarru’ yang semakin meningkat dan
Perusahaan mengidentifiksi risiko
rasio klaim yang tinggi diharapkan akan
dengan kebijakan yang dapat melihat
semakin menurun. Jika dalam evaluasi
potensi-potensi risiko yang akan timbul.
didapati bahwa akumulasi dana tabarru’
Proses tersebut disebut sebagai seleksi
lebih kecil dibandingan dengan klaim
risiko yang antara lain terdiri dari proses
yang
dapat
underwriting limit. Menurut Ali (2004:89),
berupa
underwriting disebut juga seleksi risiko,
ada,
perusahaan
menjalankan
tindakan
penyesuaian tariff asuransi.
adalah
4. Pendanaan Risiko
penggolongan
Pendanaan
risiko
adalah
proses
terdapat
penaksiran tingkat
pada
risiko
seorang
dan yang calon
bagaimana mendanai kerugian jika suatu
tertanggung. Underwriting limit bertujuan
risiko
adalah
untuk mengetahui potensi risko calon
dengan
peserta yang didasarkan pada dua faktor
pencadagan dana oleh BAPEPAM LK No :
yakni usia calon peserta dan plafond
PER-07/BL/2011
pembiayaan yang diambil. Underwriting
muncul.
regulasi
Salah
yang
Perhitungan
satunya
berkaitan
tentang
Yang
limit yang telah ditentukan perusahaan
Risiko
dilaksanakan oleh bank rekanan namun
Kerugian Dana Tabarru’ dan Perhitungan
dengan dikontrol oleh kantor cabang.
Jumlah Dana Untuk Mengantisipasi Risiko
Kantor
Kerugian Dalam Penyelenggaraan Usaha
untuk melakukan akseptasi kepesertaan
Diperlukan
Jumlah
Pedoman
Untuk
Dana
Mengantisipasi
1012
cabang
memiliki
kewenangan
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
asuransi dari pertimbangan underwriting
bagian dari alat untuk mengidentifikasi
limit tersebut.
risiko, sebab perusahaan telah mencoba
Proses underwriting limit bertujuan
mengetahui hazard risk kesehatan dari
untuk mengelompokkan calon peserta
calon peserta asuransi dan berusaha
kedalam kategori Medical Check. Berikut
mengendalikannya
kategorisasi cek medis tersebut:
underwriting limit.
Tabel 3. Kategorisasi Underwriting Limit Contoh pada Underwriting Limit BPRS
melalui
skema
Asuransi Jiwa Syariah Al Amin juga menaruh
perhatian
bagi
para
calon
peserta yang telah mimiliki usia lanjut. Hal itu
sejalan
dengan
adanya
produk
asuransi jiwa pembiayaan khusus untuk peserta pension. Saat ini produk tersebut Sumber : Simulasi perhitungan kontribusi Asuransi Jiwa Syariah Al Amin
berjalan pada salah satu pemegang polis yakni BSM. Seleksi risiko untuk produk ini
Dari tabel tersebut dapat dilihat terdapat
enam
underwriting
limit
kategori yakni,
tipe
sedikit lebih longgar untuk kategori usia
dalam
yang mencapai pada usia 74. Selain itu,
tanpa
hasil cek medis juga menjadi bahan
pemeriksaan kesehatan, cek medis A, B,
pertimbangan tertentu oleh perusahaan.
C, D, dan E. Setiap kategori memiliki
Cek medis adalah alat yang dipakai
ketentuan tersendiri yang mendiskripsikan
sebagai dasar dalam menentukan ekstra
beberapa jenis tes kesehatan yang harus
premi. Sehingga perserta dengan risiko
dijalakan oleh calon peserta kecuali pada tipe
yang
tidak
mensyaratkan
yang
tes
urutan
akan
berusaha
risiko
umumnya. 2. Tingkat kompleksitas sebagai cara
Brown&Falk (2002:22) bahwa underwriting
merangking risiko
adalah proses penggolongan tingkat risiko
tertanggung tertanggung,
oleh atau
seorang sekumpulan
atau
tolong-
kebijakan yang diluar ketentuan pada
maksud underwriting yang dituliskan oleh
dimiliki
prinsip
yang diaplikasikan pada produk dan
tinggi.
Tindakan perusahaan ini sejalan dengan
yang
menjalankan
menolong sesuai dengan QS. Al Maidah:2
membantu perusahaan untuk mencegah memiliki
diambil
Dengan kebijakan tersebut, perusahaan
yang akan dilakukan. Kategorisasi tersebut
yang
dapat
tambahan premi dalam jumlah tertentu.
semakin
banyak dan rumit jenis tes kesehatan
peserta
tetap
pengelolaan risikonya tentunya dengan
kesehatan. Cek medis A sampai dengan E mununjukkan
besarpun
Risiko klaim dapat menyebabkan
calon
aspek lain menjadi terganggu seperti
calon
target produksi, perluasan
pengambilan
pasar dan
share produk. Perusahaan menganggap
keputusan untuk menerima atau menolak
risiko klaim adalah risiko yang memiliki
risiko tersebut. Tahapan tersebut adalah
1013
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
kompleksitas tertinggi. Menurut Ar-Rivai
yang
dalam
kesanggupan. Batasan ini dikenal dengan
Huda
&
pembayaran
Nasution
klaim
(2009:349),
pada
asuransi
dapat
sebutan
diterima
retensi
sendiri.
dalam
batas
Retensi
risiko
merupakan salah satu risiko perusahaan
berhubungan dengan risiko yang telah
asuransi yang harus dikelola dengan baik.
diidentifikasi dengan baik, dianalisis dan
Perusahaan asuransi harus menyelesaikan
yang
proses klaim secara cepat, tepat dan
dipertimbangkan bahwa sumber dayanya
efisien
yang
sudah cukup aman untuk menghadapi
diterimanya. Oleh karena klaim adalah
risiko-risiko tersebut apabila terjadi (Iqbal,
risiko
tinggi,
2006:158). Perusahaan menetapkan batas
perusahaan mencoba mengelola risiko
retensi sendiri sebesar 20%. Retensi sendiri
klaim
sesuai
dengan
dengan
tersebut
beberapa
amanah
kompleksitas
oleh
pemilik
risiko
telah
dengan
melaksanakan
sebesar 20% adalah sejumlah risiko yang
treatmen
diataranya
dianggap aman oleh perusahaan untuk
perubahan tariff dan underwriting limit
dikelola sendiri.
agar tidak akan memengaruhi aspek
Total retensi sendiri = (Uang perlindungan
yakni target produksi, perluasan pasar dan
asuransi x 20%) x jumlah peserta
share
produk
Perusahaan sebab
apabila
ini
akan
negatif tidak
Keadaan
terganggu.
memprioritaskan
risiko
dampak
menjadi
dikontrol
tersebut
ini
telah tertuang dalam Peraturan Ketua
menimbulkan
Bapepam dan LK Nomor: PER-11/BL/2012
yang
risiko
Penetapan besaran retensi sendiri
menyeluruh dengan
positif
Tanggal:
baik.
27
Dukungan
dengan
Desember Reasuransi,
2012
tentang
Batas
Retensi
Sendiri, Serta Bentuk Dan Susunan Laporan
pernyataan Iqbal (2006:20) bahwa tiap
Program
risiko harus diurutkan dalam dua bidang
tersebut tidak disebutkan secara pasti
utama yakni besarnya (servity) dampak
batas
yang terjadi bila risiko tersebut terjadi dan
perusahaan asuransi, namun terdapat
kemungkina untuk terjadi (frequency) dari
rentang
risiko potensial. Sehingga Asuransi Jiwa
maksimum retensi sendiri asuransi jiwa
Syariah Al Amin telah memprioritaskan
adalah 10%
risiko tersebut berdasarkan dampak yang
setiap
mungkin terjadi bila tidak dikelola dengan
minimumnya wajib mempertimbangkan
baik.
persentase tertentu dari modal sendiri
3. Pengendalian risiko dengan retensi
untuk setiap risiko dan besaran premi
Reasuransi.
retensi
yang
retensi.
Dalam
harus
peraturan
ditetapkan
Penentuan
batas
dari modal sendiri untuk
risiko,
sedangkan
batas
bruto yang harus ditahan untuk setiap lini
sendiri Pengendalian risiko dimaksudkan
usaha. Retensi 20% sudah dirasa tidak
agar perusahaan mampu memperkecil
melebihi ketentuan maksimum yang telah
bahaya yang dihadapi hingga tingkat
dipersyaratkan oleh regulator.
1014
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
d. Diversivikasi
produk
dan
2
investasi;
miliar
rupiah.
Dana
tabarru’
yang
perubahan tariff; skema reasuransi;
didepositokan ini pun juga disebarkan
dan pendanaan risiko sebagai cara
pada sekitar 14 Bank Umum Syariah dan
untuk merespon risiko
BPRS Syariah dengan besar deposito yang
Respon berusaha
pertama,
perusahaan
beragam. Sesuai dengan yang dituliskan
pemasaran
Hanafi
mengimbangi
(2012:11)
tentang
diversifikasi
produk asuransi jiwa pembiayaan dengan
bahwa jika terjadi kerugian pada suatu
produk
Personal
asset, kerugian tersebut diharapkan bisa
Accident. Pemasaran produk lain dinilai
dikompensasi oleh keuntungan dari asset
mampu meningkatkan akumulasi dana
lainnya.
lain
seperti
produk
tabarru’.
Peningkatan
tersebut
diayakini
dana
Respon
tabarru’
adalah
kebijakan
akan
perubahan tariff asuransi. Perubahan tariff
terhadap
asuransi dilakukan ketika terjadi beban
rasio klaim yang ada, maksudnya bahwa
klaim yang tinggi. Kategori ini bertujuan
rasio
memberikan
klaim
perusahaan
kedua
dampak
akan
positif
semakin
menurun
untuk memperbaiki risiko untuk mencapai
tambahan
kontribusi.
standar dan tingkat yang dapat diterima
diversifikasi
(Iqbal,2006:21). Perubahan tariff asuransi
berarti menyebarkan eksposur yang kita
dijalankan setelah proses evaluasi dari
miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada
kantor
satu atau dua eksposur saja. Pernyataan
bahwa klaim yang terjadi telah melebihi
tersebut
sebagai
dari dana tabarru’ (defisit tabarru’). Defisit
pemasaran beberapa produk berbeda
tabarru’ jika dikaitkan dengan peraturan
seperti
Jiwa
BAPEPAM LK No:PER-07/BL/2011 dikenal
Syariah Al Amin. Sehingga apabila salah
sebagai risiko perbedaan antara beban
satu jenis produk mengalami produksi
klaim yang terjadi dan beban klaim yang
yang rendah, maka produk lain dapat
diperkirakan
diandalkan untuk menutupi kekurangan
tariff
produksi tersebut. Diversifikasi juga dapat
dalam polis yang diterbitkan perusahaan,
dikaitkan
sehingga
dengan
adanya
Menurut
Hanafi
(2012:11)
dapat
yang
diartikan
dilakukan
dengan
perusahaan
Asuransi
kegiatan
investasi
tidak
hanya
yang
pusat,
yang
mendapati
(schedule
sebelumnya
pihak
D).
telah
hasil
Perubahan diperjanjikan
tertanggung
telah
menyetujui jika ada. Perubahan tariff
terkonsentrasi pada satu jenis investasi
bertujuan
saja. Instrumen investasi yang dominan
kontribusi yang masuk untuk mengimbangi
dipakai adalah bentuk
deposito dan
klaim yang ada agar diperoleh rasio yang
sisanya berupa saham dalam jumlah yang
diharpkan perusahaan. Atau perubahan
sangat
dianggap
tariff memicu kenaikan kontribusi, dan
perusahaan memiliki risiko yang minim
kenaikan kontribusi memicu turunnya rasio
sebab telah ada jaminan dari LPS hingga
klaim yang ada. Bilamana rasio klaim
kecil.
Deposito
1015
untuk
meningkatkan
jumlah
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
yang diharapkan telah terpenuhi, tariff
sama.
asuransi kepada posisi semula.
berdasarkan prinsip hukum bilangan besar
Respon
selanjutnya
Alasan
tersebut
mengacu
adalah
atau Law of Large Numbers, semakin
membagi risiko dengan pihak reasuransi.
besar jumlah peserta akan mempertingi
Menurut
melalui
tingkat konvergensi risiko yang dihadapi,
mekanisme reasuransi, fluktuasi risiko yang
dengan demikian akan meningkat pula
muncul dari satu operator dibagi bersama
kemudahan pengelolaan (manageability)
dengan para operator lain agar tercipta
dari
kelompok
peserta
besar
(Iqbal,2006:37).
sehingga
biaya
dalam
Respon
Iqbal
(2006:37)
yang
lebih
keseluruhan
keseluruhan
risiko
peserta
terakhir
adalah
mengelola risiko dapat lebih terprediksi.
pendanaan
Sebagai
adalah bagaimana mendanai kerugian
perusahaan
asuransi
yang
risiko.
Pendanaan
risiko
tergolong muda, Asuransi Jiwa Syariah Al
yang
Amin tentu memiliki kecenderungan besar
(Hanafi, 2012:12). Perusahaan juga telah
untuk
dengan
mengalokasikan dana dengan besaran
perusahaan reasuransi. Jumlah peserta
tertentu berdasarkan rasio yang telah
yang belum terakumulasi banyak bisa
ditetapkan
menjadi salah satu faktornya. Hubungan
mengantisipasi risiko yang antara lain
diantara
adalah risiko beban klaim dan kegagalan
membagi
diibartkan
ketiga
risikonya
pelaku
sebagai
bentuk
ini
dapat
kerjasama
terjadi
jika
suatu
oleh
reasuradur.
risiko
muncul
regulator
Pencadangan
untuk
tersebut
(cooperation) sesuai dengan prinsip dasar
diharapkan akan menganggulangi risiko
asuransi syariah menurut Ali (2004:126).
dimasa mendatang. Sehingga apabila
Asuransi Jiwa Syariah Al Amin memiliki tiga
terjadi salah satu diantara beberapa risiko
rekanan
tersebut, setidaknnya perusahaan telah
prusahaan
perusahaan reasuransi
reasuransi,
tersebut
adalah
memiliki simpanan dana untuk menutup
Reasuransi Nasional Indonesia, Reasuransi
kerugian
Internasional Indonesia, dan Maskapai
dengan metode pencadangkan telah
Reasuransi Indonesia. Besar risiko yang
dianggap
disesikan
pengendalian
ke
perusahaan
reasuransi
tersebut.
Pendanaan
sesuai risiko
risiko
dengan
tujuan
yakni
untuk
adalah sebesar 80% yang merupakan
memperkecil
kelebihan dari risiko yang telah diretensi
hingga tingkat yang dapat diterima atau
sendiri sebesar 20%. Keputusan membagi
dalam
risko dengan reasuransi ini sesuai dengan
(Iqbal,2006:21).
yang dituliskan Iqbal(2006:21) yang intinya
V. SIMPULAN
bahaya
batas
yang
dihadapi
kesanggupan
bahwa suatu organisasi dapat membagi
Berdasarkan hasil penelitian yang
risiko dengan orang atau organisasi lain
diperoleh, berikut tahap manajemen risiko
yang memiliki sifat risiko yang mirip satu
PT. Asuransi Jiwa Syariah Al Amin :
1016
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
a.
Meninjau
dari
fungsi
dan
Brown, Jane Lightcap dan L Falk. 2002.
pemanfaatan dana tabarru’, terdapat
Administrasi
empat potensi risiko yakni risiko beban
Nurmansyah Taufik. Loma.
klaim, risiko investasi, risiko likuiditas serta
risiko
Cara
dalam
dengan
kegagalan
Bungin,
reasuradur.
mengidentifikasi
menggunakan
Rangking
risiko
kompleksitas
risiko
dampak
pada
Darmawi, Herman. 1999. Manjemen Risiko.
yang
Jakarta: Bumi Aksara. Djojosoedarso, Soeisno. 1999. Prinsip-Prinsip
Menetapkan retensi sendiri sebesar
Manajemen
20% sesuai peraturan BAPEPAM LK No :
Jakarta: Salemba Empat.
Respon
terhadap
investasi),
asuransi, pihak
risiko
berupa
Teori,
dan
Asuransi.
perubahan
serta
Kasus
dan
Solusi.
Bandung:
Alfabeta. Hanafi, M Mamduh. 2012. Manajemen
tariff
membagi risiko dengan
reasuransi
Risiko
Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Risiko
diversifikasi (untuk pemasaran produk dan
Data
Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.
PER-07/BL/2011. d.
Analisis
Daft, Richard L. 2010. Era Baru Manajemen
ditimbulkan. c.
2012.
Pers.
metode
didasarkan
dan
Burhan.
Penerjemah
Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali
underwriting limit SPAPP. b.
Asuransi,
Risiko. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
pendanaan
Iqbal, Muhaimin. 2006. Asuransi Umum
risiko melalui pencadangan dana.
Syariah dalam Praktik. Jakarta: Gema Insani. Nasution
S.
DAFTAR PUSTAKA
(penelitian
Al-Quran Dan Terjemahnya. 1983. Hak
Aksara.
Penterjemah Pada DEPAG RI Jakarta.
Bidang
Islam. Jakarta: Prenada Media.
Jakarta:
Bumi
Sosial.
Yogyakarta:
Gajah
Huda, Nurul dan Nasution, Mustafa Edwin.
Jakarta: Sinar Grafika. 2002.
Ilmiah).
Research
Mada University Press.
Ali, Zainudin. 2008. Hukum Asuransi Syariah.
Suharsimi.
Metode
Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian
Ali, Hasan. 2004. Asuransi Perspektif Hukum
Arikunto,
2006.
2009.
Current
Issues
Lembaga
Keuangan Syriah. Jakarta : Kencana
Metodologi
Penelitian. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Prenada Media Grup.
Aziz, Akhtarzaite Abdul, et al. 2011. Islamic
Puspitasari, Novi. 2012. Model Proporsi
Financial System Principles & Operation.
Tabarru’ Dan Ujrah Pada Bisnis Asuransi
Kuala Lumpur: International Shari’ah
Umum Syariah Di Indonesia. Jurnal
Research Academy For Islamic Finance
Akuntansi dan Keuangan Indonesia.
(ISRA).
Vol 9 No. 1.
1017
JESTT Vol. 2 No. 12 Desember 2015
Raco,
J.R.
2010.
Kualitatif:
Metode
Jenis,
Penelitian
Karakteristik,
dan
Keunggulannya. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Salim,
Abbas.
1998.
Asuransi
dan
Manajemen Risko. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sartika,
Mila.
2013.
Konsep
Dan
Implementasi Pengelolaan Dana Premi Unit Link Syari’ah. Jurnal Asuransi Dan Manajemen Risiko. Vol. 1 No 2. Sholihin, Ahmad Ifham. 2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (life & general) Konsep dan Sistem
Operasional. Jakarta: Gema
Insani Presss. Widyaningsih dkk. 2007. Bank Dan Asuransi Islam Di Indonesia. Jakarta: Kencana Perdana Media. www.aasi.or.id www.bapepam.go.id www.dsnmui.or.id www.kabar24.bisnis.com
1018