MITA ARLINI, DARWANIS, SYUKRIY ABDULLAH

Download ISSN 2302-0164. Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. 10 Pages pp. 66 - 75. Volume 3, No. 4, November 2014 - 66. PENGARUH KOMPETENSI SUMBER...

0 downloads 417 Views 354KB Size
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

ISSN 2302-0164 pp. 66 - 75

10 Pages

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM INFORMASI, REGULASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP MANAJEMEN ASET (Studi Pada Satuan Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia)

Mita Arlini, Darwanis, Syukriy Abdullah Universitas Syiah Kuala - Banda Aceh Abstract: This study purpose is to examine the influence of human resources competence, information systems, regulation, and compensations (either simultaneously or partially) on the asset management of BKKBN in Indonesia. This is a hypothesis testing research which is based on the data that collected by questionnaires and analyzed using multiple linear regressions. The population comprised a total of 41 BMN operators from all over the Satker. The data analysis is carried out using SPSS (Statistical Package for Social Science) version 18.0. The results indicate that (1) Competence of human resources, information systems, regulation, and compensation simultaneously affects the asset management; (2) Competence of human resources affects the asset management; (3) Information system affects the assets management; (4) regulatory affects the asset management; and (5) compensation affects the asset management. Keywords: Competence of Human Resources, Information Systems, Regulatory, Compensation, and Asset Management. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi sumber daya manusia, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi (baik secara simultan maupun parsial) terhadap manajemen aset pada satuan kerja (satker) BKKBN di Indonesia. Penelitian ini merupakan hypothesis testing research dengan pengujian menggunakan regresi linier berganda dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Populasi penelitian merupakan 41 operator BMN seluruh Satker BKKBN. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 18.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kompetensi SDM, Sistem informasi, regulasi, dan kompensasi secara simultan berpengaruh terhadap manajemen aset (2) kompetensi SDM berpengaruh terhadap manajemen aset (3) sistem informasi berpengaruh terhadap manajemen aset (4) regulasi berpengaruh terhadap manajemen aset (5) kompensasi berpengaruh terhadap manajemen aset. Kata kunci: Kompetensi SDM, Sistem Informasi, Regulasi, Kompensasi, dan Manajemen Aset. I. PENDAHULUAN

mengelola aset, sesuai dengan pasal 1 pada

Reformasi dalam bidang keuangan ditandai

undang-undang

tersebut

dijelaskan

bahwa

dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17

keuangan negara adalah semua hak dan

Tahun

Keuangan

Negara,

kewajiban negara yang dapat dinilai dengan

undang-undang

tersebut

uang, serta segala sesuatu baik berupa uang

keuangan

maupun berupa barang yang dapat dijadikan

negara secara tertib, efesien, ekonomis, efektif,

milik negara berhubung dengan pelaksanaan

transparan, dan bertanggung jawab dengan

hak dan kewajiban tersebut. Dari pemaparan

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

tersebut jelas sudah bahwa aset sebagai barang

dilaksanakan. Hal ini tidak terkecuali dalam

yang merupakan milik negara merupakan

2003

dengan tuntutan

Tentang

lahirnya terhadap

pengelolaan

Volume 3, No. 4, November 2014

- 66

Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bagian yang tidak terpisahkan dengan keuangan

84.044.150,- dikarenakan SIMAK-BMN belum

negara, sehingga pertanggungjawaban terhadap

dapat

manajemen aset negara juga termasuk kedalam

penyusutan

ruang lingkup pertanggungjawaban keuangan

digunakan/dikuasai oleh pihak lain.

negara melalui nilai aset yang dipandang cukup material dalam neraca pemerintah.

Tentang

dan

wajar

aset

akumulasi

tetap

yang

terhadap

manajemen

aset,

diantaranya: kompetensi sumber daya manusia,

Negara

sistem informasi, regulasi dan kompensasi.

disebutkan bahwa Barang Milik Negara (BMN)

Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah

adalah Semua barang yang dibeli atau diperoleh

untuk menguji pengaruh kompetensi SDM,

atas

Anggaran Pendapatan dan

sistem Informasi, regulasi, dan kompensasi baik

Belanja Negara (APBN) dan perolehan lain

secara bersama-sama maupun secara parsial

yang sah. BMN sebagian besar diperoleh dari

terhadap manajemen aset pada Satker BKKBN

anggaran negara yang merupakan uang rakyat

di Indonesia.

beban

sehingga

Perbendaharaan

nilai

Terdapat berbagai variabel yang diduga berpengaruh

Pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

menyajikan

pertanggungjawaban

pengelolaan

BMN yang sesuai dengan peraturan perundangundangan

mutlak

diperlukan.

Terkait

pertanggungjawaban tersebut, pada tahun 2012 dan 2013 masih ditemukan permasalahanpermasalahan yang berkaitan dengan aset pada BKKBN. Tahun 2012 pada LHP BPK masih terdapat selisih nilai koreksi hasil inventarisasi penilaian

(IP)

pada

Direktorat

Jenderal

Kekayaan Negara (DJKN) dengan neraca yang dihasilkan

SIMAK-BMN

sebesar

Rp.

373.556.677,-, dan aset tetap yang tidak diketahui

keberadaannya

senilai

Rp.

116.570.900,-. Sementara pada tahun 2013, terdapat aset tetap yang belum didukung dokumen Rp.

kepemilikan

2.564.249.159,-

nilai

tersebut

senilai belum

termasuk 3 unit kendaraan bermotor roda 4 dan 5 unit sepeda motor yang tidak didukung BPKP, nilai buku aset tetap menjadi negatif Rp. 67 -

Volume 3, No. 4, November 2014

II. KAJIAN KEPUSTAKAAN Manajemen Aset Beberapa

alasan

utama

mengapa

pemerintahan wajib memperhatikan manajemen aset negaranya: pertama, karena aktiva tetap memiliki umur yang panjang. Kedua, aktiva tetap memiliki nilai yang

material terhadap

sumber daya pemerintahan. Ketiga, karena aset tetap bersifat noncurrent. Selain itu juga karena aset tetap rentan terhadap penyusutan yang cepat jika tidak terawat dengan baik selama siklus

hidup

pemeliharaan

mereka, aset

tetap

dan

operasional

sepanjang

siklus

hidupnya menghabiskan sejumlah dana yang jauh lebih besar daripada pengeluaran awal untuk kepemilikan aset tetap tesebut (Lu, 2011). Manajemen aset terdiri atas 5 (lima) tahap kerja yang satu sama lainnya saling berhubungan dan terintegrasi, yang terdiri dari: inventarisasi,

Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala legal audit, penilaian, optimalisasi, pengawasan

bukanlah

dan

2004:518).

merupakan manajer aset. Operator harus dapat

Pengelolaan aset negara juga diwujudkan dalam

menganalisa dan membuat keputusan untuk

pengetahuan terhadap tiga aspek penting, yaitu:

pengambilan kebijakan yang tepat. Operator,

aset apa saja yang tersedia, kondisi aset, dan

insinyur, dan manajer aset sebagai para

beban keuangan untuk mempertahankan aset

pengambil keputusan dalam manajemen aset

pada kondisi yang ditargetkan (Cagle, 2003).

bertanggung jawab untuk memastikan bahwa

pengendalian

(Siregar,

sekadar

operator

biasa,

namun

aset bermanfaat secara maksimal dan pada saat Kompetensi SDM Manajemen aset membutuhkan kompetensi yang

sesuai

dengan

pengetahuan

yang

pengalaman,

perilaku,

tugas,

sesuai, sikap,

termasuk

keterampilan, dan

sifat

(Hastings, 2010:23). SDM dalam konteks

yang sama dapat mempertahankan modal serta menurunkan biaya pemeliharaan (Ouertani, et al., 2008).

Oleh karena itu, kompetensi

SDM diduga berpengaruh terhadap manajemen aset.

pemerintahan biasanya disebut dengan aparatur

Sistem Informasi

negara. Terkait kompetensi aparatur negara

Teknologi

informasi

digunakan

dalam

pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

manajemen aset untuk menghasilkan gambaran

Tentang Aparatur Sipil Negara menyebutkan

informasi siklus aset yang terintegrasi, tidak

jenis-jenis kompetensi aparatur negara, yakni:

hanya

(a) kompetensi teknis yang diukur dari tingkat

manajemen aset, tetapi juga memungkinkan

dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis

untuk

fungsional, dan pengalaman bekerja secara

pengambilan

teknis; (b) kompetensi manajerial yang diukur

Komponen dari sistem informasi tidak hanya

dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural

mencakup

atau

(hardware) seperti komputer atau laptop, tetapi

manajemen,

dan

pengalaman

kepemimpinan; dan (c) kompetensi

menjadi

pengawasan

mendukung

informasi

keputusan hal-hal

terhadap

yang

(Haider, bersifat

dalam 2011). fisik

sosial

juga mencakup hal yang tidak terlihat secara

kultural yang diukur dari pengalaman kerja

fisik seperti software, dan yang tidak kalah

berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam

penting yaitu orang atau pengguna (brainware)

hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki

sebagai komponen penentu keberhasilan sistem

wawasan kebangsaan.

informasi, karena tanpa komponen ini hardware

Kementerian Keuangan dalam artikel yang ditulis oleh Kharismawan (2013) menyatakan bahwa pengurus aset pada tingkat Satker atau petugas operator SIMAK BMN sekarang

dan software menjadi tidak berguna sama sekali (Kadir, 2005:9). Sesuai dengan Amanah

UU Nomor 1

Tahun 2004 pemerintah menyelenggarakan Volume 3, No. 4, November 2014

- 68

Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sistem

pengelolaan

aset

negara

melalui

Menurut Bastian (2010:33) regulasi publik

SIMAK-BMN. SIMAK-BMN dipergunakan

merupakan ketentuan yang harus dijalankan dan

untuk mencatat dan megorganisir BMN mulai

dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi

dari pembelian, transfer masuk-keluar, sampai

publik, baik pada organisasi pemerintah pusat,

penghapusan dan pemusnahan aset negara.

pemerintah daerah, partai politik, yayasan,

Tujuannya adalah

LSM,

agar semua aset dapat

organisasi maupun

keagamaan/tempat

terjaga dan terdata dengan baik dalam upaya

peribadatan,

menyediakan informasi yang andal, akurat dan

masyarakat lainnya. Terdapat tiga hambatan

tepat waktu dan dapat dipergunakan untuk

utama dalam konseptualisasi dan implementasi

berbagai kepentingan seperti informasi posisi

kebijakan

keuangan kementerian/lembaga (K/L) dan

diidentifikasi oleh Wittwer, et al. (2002) dalam

perencanaan (Isti’anah, 2011). Oleh karena itu,

Mardiasmo, et al. (2011), yaitu: anggaran yang

sistem informasi diduga berpengaruh terhadap

terbatas tetapi harus melakukan banyak hal,

manajemen aset.

masalah

baru

organisai

manajemen

akuntabilitas

aset

ketika

sosial

yang

terjadi

ketidakjelasan penanggungjawab, dan teknologi Regulasi Kegiatan manajemen aset pada sektor publik bergantung pada keberadaan serta kualitas

kerangka

pelaporan dan regulasi

keuangan (Grubisic, et al., 2009). Mentalitas Indonesia dalam memelihara dan menjaga aset negara dapat terlihat dari masih kurangnya komitmen dalam menyusun peraturan dan pengelolaan aset. Sehingga hal ini berdampak terhadap rendahnya budaya “memelihara” aset, kurangnya pemahaman di bidang manajemen aset,

kekurangan

SDM

dalam

bidang

yang membawa serta potensi besar dalam manajemen aset, tetapi juga mejadi beban jika pemahaman yang dimiliki terbatas. Regulasi, kebijakan, dan prosedur sangatlah penting dalam pengelolaan BMN sebagai pedoman yang merupakan prinsip kerja dan petunjuk secara luas maupun spesifik tentang bagaimana aktiva tetap seharusnya dikelola (Lu, 2011:161). Oleh karena itu, regulasi diduga berpengaruh terhadap manajemen aset. Kompensasi

manajemen aset, dan yang terpenting adalah

Kompensasi merupakan perpaduan spesifik

kurang lengkapnya regulasi dan kebijakan

yang bersifat finansial dan nonfinansial yang

manajemen aset negara. Oleh karena itu,

diberikan pada para pegawai oleh pemberi kerja

dibutuhkannya reformasi besar-besaran dan

(Igalens dan Roussel, 1999 dalam Andersen, et

menyeluruh

dalam

al., 2010). Para pakar juga menggunakan istilah

seperangkat

kebijakan

mengimplementasikan dan

regulasi

(Mardiasmo, et al., 2012). 69 -

Volume 3, No. 4, November 2014

baru

yang berbeda untuk merepresentasikan balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai

Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dengan maksud yang sama, seperti imbalan dan

variabel dependen. Jenis investigasi yang dilakukan

kompensasi (Simanungkalit, 2012:46). United

adalah kausalitas, dengan unit analisis organsiasi

Nations Development Programme (UNDP)

yaitu Satker BKKBN. Penelitian ini merupakan

menggunakan istilah insentif yang sering

studi lapangan (field experiment) dan diharapkan

dianggap

sebagai

diklasifikasikan

bentuk menjadi

motivasi,

dan

dapat dilakukan dalam kurun waktu sampai dengan

finansial

dan

satu tahun, maka metode pengembangannya adalah

nonfinansial.

dengan cara cross sectional.

Kompensasi yang diberikan masih dominan

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pada kompensasi ekstrinsik atau finansial dan

pengurus/operator BMN pada satker BKKBN di

belum

dalam

seluruh indonesia yang berjumlah 41 Satker yang

kompensasi nonfinansial atau

terdiri atas 32 Satker perwakilan provinsi dan 9

intrinsik, padahal kompensasi intrinsik tidak

Satker pada kantor pusat. Maka penelitian ini

kalah penting dengan kompensasi ekstrinsik

menggunakan metode sensus. Sumber data yang

(Simanungkalit,

Perhatian

digunakan adalah primer dan sekunder, peneliti

pimpinan dan kesempatan untuk memimpin

menggabungkan informasi yang diperoleh dari

suatu tugas juga dapat menjadi motivator yang

buku dan institusi terkait dengan pengumpulan data

lebih efektif daripada insentif finansial karena

yang dilakukan melalui kuesioner.

ada

memberikan

rumusan

yang

jelas

2012:187)..

membuat pegawai merasa lebih dihargai di tempat kerjanya (UNDP, 2014). Pemerintah

Analisis

data

pada

penelitian

ini

menggunakan SPSS (Statistical Package for

menggunakan

kompensasi

Social Science). Data yang diperoleh dari

dalam memotivasi pegawai publik, sehingga

responden melalui kuesioner perlu untuk diuji,

dapat memberikan layanan yang berkualitas

baik validitas maupun reliabilitas. Pengujian

tinggi kepada warga negara (Lewin, 2003).

validitas dilakukan untuk menguji atau untuk

Sementara, dalam manajemen aset pemberian

mengetahui apakah konsep yang diukur tepat

insentif

(Sekaran, 2006b:39). Sementara reliabilitas

dilakukan

mempertahankan

dalam

prilaku,

integritas,

rangka dan

merupakan

suatu

pengukuran

ketekunan SDM (Raveenthiran, 2011). Oleh

menunjukkan

sebab itu kompensasi juga diduga berpengaruh

tersebut tanpa bias (error free).

terhadap manajemen aset.

sejauh

mana

yang

pengukuran

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier

III. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis

testing)

dengan

tujuan

untuk

mengetahui pengaruh variabel independen terhadap

berganda Persamaan

(mutiple regresi

regression linier

analysis).

berganda

yang

digunakan untuk meneliti pengaruh X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y adalah sebagai berikut: Volume 3, No. 4, November 2014

- 70

Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Y = α + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + ε

Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui

Dimana Y adalah Manajemen Aset, α adalah

hasil

Konstanta, β1β2β3β4 adalah Koefisien regresi, X1

bermakna bahwa jika kompetensi SDM, sistem

adalah Kompetensi SDM, X2 adalah Sistem

informasi, regulasi, dan kompensasi dianggap

Informasi, X3 adalah Regulasi, dan X4 adalah

konstan, maka besarnya nilai yang diperoleh

Kompensasi dan ε adalah Error.

dari variabel manajemen aset adalah sebesar

IV.

HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN Pengaruh

Kompetensi

Informasi,

Regulasi,

SDM, dan

Sistem

Kompensasi

terhadap Manajemen Aset. Untuk menguji pengaruh kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi secara bersama-sama terhadap manajemen aset dilakukan dengan melihat koefesien regresi (β) masing-masing variabel, dengan kriteria apabila paling sedikit terdapat satu βi (i=1,2,3,4) ≠ 0, maka hipotesis tidak dapat ditolak/diterima. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan bantuan software SPSS dapat dilihat pada Tabel 1.

penelitian

konstanta

sebesar

1,214

1,214 pada satuan skala Likert. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,652 menunjukkan bahwa kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi memiliki hubungan (korelasi) terhadap manajemen aset sebesar 65,2%. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,425 bermakna bahwa manajemen aset dipengaruhi oleh kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi sebesar 42,5%, sedangkan sebesar 57,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Berdasarkan persamaan juga diperoleh koefesien regresi (β1,2,3,4) untuk semua variabel independen ≠ 0, dimana β1 = 0,246, β2 = 0,199, β3 = 0,099, dan β4 = 0,183. Artinya hipotesis pertama diterima, yaitu

Tabel 1 Hasil Uji Regresi Nama Variabel

Koefisien Regresi (β) 1,214

X2

Konstanta Kompetensi SDM Sistem Informasi

X3

Regulasi

0,099

X4

Kompensasi

0,183

X1

kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, R2

R

dan

kompensasi

secara

bersama-sama

berpengaruh terhadap manajemen aset. 0,652

0,425

0,246

Pengaruh

SDM

terhadap

Manajemen Aset.

0,199

Sumber: Data Primer Diolah (2015)

Kompetensi

Koefisen regresi (β) variabel kompetensi SDM diperoleh sebesar 0,246 atau β ≠ 0. Hal ini

menunjukan

bahwa

hipotesis

kedua

diterima, artinya kompetensi SDM berpengaruh Berdasarkan Tabel 1, diperoleh persamaan regresi liner berganda sebagai berikut: Y=1,214+0,246X1+0,199X2+0,099X3+0,183X4+ ε

71 -

Volume 3, No. 4, November 2014

terhadap manajemen aset atau dengan kata lain setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel

Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kompetensi SDM secara relatif akan menaikkan

informasi berpengaruh terhadap manajemen

24,6% manajemen aset. Hal ini menunjukkan

aset. Aslan (2014) juga menyimpulkan bahwa

bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki

salah

SDM sebagai Pengurus/Operator BMN maka

pengelolaan aset adalah sistem informasi

manajemen aset pada satker juga akan semakin

manajemen aset.

satu

faktor

yang

mempengaruhi

baik dan tertib. Hal senada disimpulkan Lase (2012), bahwa salah satu strategi demi meningkatkan pelaksanaan manajemen aset adalah dengan meningkatkan

SDM

aparatur

pelaksana

Pengaruh Regulasi terhadap Manajemen Aset. Koefisen regresi (β) variabel regulasi diperoleh sebesar 0,099 atau β ≠ 0. Hal ini

manajemen aset. Oleh sebab itu, Jamaludin

menunjukkan

(2013)

diterima, artinya regulasi berpengaruh terhadap

juga

pelatihan

merekomendasikan

secara

pengembangan

perlunya

berkesinambungan SDM

guna

bahwa

hipotesis

keempat

demi

manajemen aset. Dengan kata lain setiap terjadi

menambah

100% perubahan dalam variabel regulasi secara

knowledge dan skill bagi para pengelola aset.

relatif

akan

menaikkan

9,9%

variabel

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Azhar

manajemen aset. Maka semakin lengkap dan

(2013) yang menyatakan bahwa kualitas SDM

mudah suatu regulasi untuk diimplementasikan

tidak berpengaruh terhadap manajemen aset.

dan dipahami akan menghasilkan manajeman aset yang semakin tertib dan teratur. Azhar

Pengaruh

Sistem

Informasi

terhadap

Manajemen Aset. Koefisen

regresi

(β)

variabel

sistem

informasi diperoleh sebesar 0,199 atau β ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga diterima, artinya sistem informasi berpengaruh terhadap manajemen aset. Dengan kata lain setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel sistem informasi secara relatif akan menaikkan 19,9% variabel manajemen aset. Maka, semakin baik sistem informasi yang digunakan akan menghasilkan manajemen aset yang andal, akurat dan tepat waktu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azhar (2013) yang menyatakan bahwa sistem

(2013)

mengemukakan

bahwa

regulasi

berpengaruh terhadap manajemen aset. Sejalan dengan

penelitian

menyimpulkan

tersebut,

bahwa

salah

Lase

(2012)

satu

strategi

peningkatan dalam pelaksanaan manajemen aset adalah dengan memaksimalkan fungsi peraturan yang telah ada. Rendahnya pengaruh regulasi terhadap manajemen aset apabila dibandingkan dengan variabel

lainnya

dapat

disebabkan

oleh

lemahnya sanksi pada regulasi pengelolaan aset terhadap

K/L

sebagai

pelaksana

(Media

Edukasi dan Informasi Keuangan, 2012). Hal lainnya

dinyatakan

oleh

Haryono

(2008)

sebagai wakil ketua Komisi Pemberantasan Volume 3, No. 4, November 2014

- 72

Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Korupsi (KPK) bahwa regulasi yang ada dalam

ini, yaitu: kompetensi SDM, sistem informasi,

pengelolaan BMN masih memberikan celah

regulasi, dan kompensasi berpengaruh terhadap

terhadap penyelewengan serta ringannya sanksi

manajemen

yang diberikan dalam Undang-Undang Aset

lingkungan BKKBN se Indonesia baik secara

Negara.

simultan

aset

pada

maupun

satuan

parsial.

kerja

Penelitian

di ini

tentunya memiliki keterbatasan, antara lain: Pengaruh Kompensasi terhadap Manajemen Aset. Koefisen regresi (β) variabel kompensasi diperoleh sebesar 0,183 atau β ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kelima diterima, artinya

kompensasi

berpengaruh

terhadap

manajemen aset. Dengan kata lain setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel kompensasi secara relatif akan menaikkan 18,3% variabel manajemen aset. Respon terhadap pernyataan variabel ini rata-rata menunjukkan kurang setuju, hal ini sejalan dengan penelitian Mustika (2012) bahwa kompensasi pengurus aset yang kurang memadai merupakan kendala yang mempengaruhi penatausahaan aset.

Jawaban

dominan kurang setuju mengindikasikan pilihan jawaban aman oleh responden atau keraguraguan dalam menjawab. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dwihartono (2010) dan Dhermawan (2012)

yang menyatakan

bahwa kompensasi PNS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai, kenyataan ini menunjukkan bahwa kinerja yang tinggi tergantung kepada kompensasi yang diberikan.

pertama, penelitian ini hanya menggunakan variabel kompetensi sumber daya manusia, sistem informasi, regulasi dan kompensasi, sehingga diduga masih banyak variabel lain yang mempengaruhi manajemen aset. Kedua, Peneliti tidak melihat langsung pengisian kuesioner

oleh

responden,

lokasinya

yang

berbeda-beda,

kemungkinan

adanya

dikarenakan sehingga

ketidakseriusan

responden dalam menjawab pernyataan. Ketiga, Penelitian hanya dilakukan pada operator BMN sebagai pengurus aset. Dari simpulan dan keterbatasan penelitian tersebut, maka saran praktis untuk menunjang keberhasilan

pelaksanaan

manajemen

aset

pemerintah diantaranya dengan melengkapi atau

memperkuat

manajemen

aset

sanksi

dalam

negara

regulasi

dan

lebih

memperhatikan kompensasi yang diterima para pengurus BMN baik yang bersifat finansial maupun

nonfinansial.

Sementara

secara

akademis yang dapat direkomendasikan untuk pengembangan penelitian berikutnya adalah dengan menggunakan variabel lain seperti komitmen,

budaya

kerja,

dan

sense

of

stewardship. Selain itu, penelitian selanjutnya V. KESIMPULAN DAN SARAN Seluruh variabel yang diuji dalam penelitian 73 -

Volume 3, No. 4, November 2014

juga

dapat

menambah

pengurus/penyimpan

responden

BMN

dan

seperti

Kasubbag

Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Keuangan dan BMN. DAFTAR PUSTAKA Andersen, Lotte Bogh, Tor Eriksson, Nicolai Kristensen dan Lene Holm Pedersen. 2010. Attracting Public Service Motivated Employee: How to Design Compensation Packages in Diverse Societies. 32nd EGPA Annual Conference in Toulouse France. France, 8-1 September. Aslan. 2014. Evaluasi Kinerja Pengelolaan Aset Tanah dan Bangunan (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintah Kota Tarakan). Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Azhar, Iqlima. 2013. Pengaruh Kualitas Aparatur Daerah, Sistem Informasi dan Regulasi terhadap Manajemen Aset (Studi Pada SKPD Pemerintah Kota Banda Aceh). Tesis. Banda Aceh: Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga. BPK. 2012. Laporan Hasil Pemeriksaan. http://www.bpk.go.id/assets/files/lkpp/201 2/lkpp_2012_1386152393.pdf. Diakses 20 Agustus 2014. BPK. 2013. Laporan Hasil Pemeriksaan. http://www.bpk.go.id/assets/files/lkpp/201 3/lkpp_2013_1402973660.pdf. Diakses 20 Agustus 2014. Cagle, Ron F. 2003. Infrastucture Asset Management: An Emerging Direction. AACE International Transaction; Accounting & Tax: 21-26. Dhermawan, Anak Agung Ngurah Bagus. 2012. Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, Kompetensi dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.6,

No.2: 173-184. Dwihartono, Didik. 2010. Analisis Pengaruh Kompensasi, Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang. http://eprints.dinus.ac.id/15064/1/Jurmal_ Tesis_MM.pdf. Diakses 30 Mei 2015. Grubisic, Michaela, Mustafa Nusinovic dan Gorana Roje. 2009. Towards Effecient Public Sector Asset Management. Financial Theory and Practice.Vol. 33, No. 3: 329-361. Haider, Abrar. 2011. Information and Operational Technologies Governance Framework for Engineering Asset Management in Mathew, Joseph, Lin Ma, Andy Tan, Margot Weijnen, Jay Lee (2011) Engineering Asset Management and Infrastructure Sustainability: 299-313 Springer-Verlag London Limited. Haryono. 2008. KPK Usulkan Amandemen Peraturan Pengelolaan Aset Negara. http://www.hukumonline.com/berita/baca/ hol19178/kpk-usulkan-amandemenperaturan-pengelolaan-aset-negara. Diakses 21 Mei 2015. Hastings, Nicholas A.J. 2010. Physical Asset Management. Melbourne: Springer. Isti’anah. 2011. Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara dalam penerapan Akuntansi Berbasis Akrual. Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Vol. 6, No. 2: 97-114. Jamaludin. 2013. Optimalisasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Aset Tetap (Tanah dan Bangunan) Studi Pada Pemda Provinsi NTB. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Kadir, Abdul dan Terra Ch, Triwahyuni. 2005. Pengenalan Teknologi Informasi. Volume 3, No. 4, November 2014

- 74

Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Yogyakarta: Andi Offsite. Kharismawan, Qori. 2013. Operator SIMAK BMN bukan sekedar operator biasa. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita/o perator-simak-bmn-bukan-sekadaroperator-biasa. Diakses 27 Agustus 2014. Lase, Yenni Mulianti. 2012. Analisis Pelaksanaan Manajemen Aset Tetap (Tanah dan Bangunan) dan Strategi Peningkatan Pelaksanaan Manajemen Aset Pemerintah Daerah Kabupaten Nias. Abstrak Tesis. Yogyajarta: Universitas Gajah Mada. Lewin, David. 2003. Incentive Compensation In The Public Sector: Evidence and Potential. Journal of Labor Research. Vol. XXIV, No. 4: 597-619. Lu, Yaotai. 2011. Public Asset Management: Empirical Evidence from the State Governments in the United State. Disertasi. Florida: Florida Atlantic University. Mardiasmo, Diaswati, Charles Sampford dan Paul Barnes. 2011. The Exemplification of Governance Principles within State Asset Management Laws and Policies: The Case of Indonesia in Mathew, Joseph, Lin Ma, Andy Tan, Margot Weijnen, Jay Lee (2011) Engineering Asset Management and Inrastucture Sustainability: 613-631. Springer-Verlag London Limited. , 2012. Why Stagnant? Behind the Scenes in Indonesia’s Reformed State Asset Management Policies. 14th International Schumpete Society Conference (ISS). Brisbane, 2-5 July 2012. Media Edukasi dan Informasi Keuangan Edisi No. 11 Tahun 2012. http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/fi les/edukasi%20keuangan/Edukasi%20Keu angan%20XI2012/HTML/index.html#/6/zoomed. Diakses 21 Mei 2015. 75 -

Volume 3, No. 4, November 2014

Mustika, R. 2012. Evaluasi Penatausahaan Aset Tetap Milik Pemerintah Kota Padang. Abstrak Tesis. Yogyakarta: Univeristas Gajah Mada. Ouertani, Mohamed Zied, Ajith Kumar Parlikad dan Duncan Mcfarlane. 2008. Towards an Approach to Select an Asset Information Management Strategy. International Journal of Computer Science and Applications. Vol. 5, No. 3b: 25-44. Raveenthiran, Appiah. 2011. Human Dimensions in Integrated Asset Management in Mathew, Joseph, Lin Ma, Andy Tan, Margot Weijnen, Jay Lee (2011) Engineering Asset Management and Infrastructure Sustainability: 759-772. Springer-Verlag London Limited. Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. , Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. , Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Sekaran, Uma. 2006b. Reserach Methods for Business: Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku 2 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Simanungkalit, Janry Haposan Uli Panusunan. 2012. Sistem Kompensasi Pegawai Negeri Sipil di Indonesia. Disertasi. Depok: Universitas Indonesia. Siregar, Doli D. 2004. Manajemen Aset. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. United Nations Development Programme (UNDP). 2014. Motivation of Public Services Officials – Insights for Practitioners. Singapore: UNDP Global Centre for Public service excellence