MODEL KONSERVASI SUNGAI MEWEK

Download Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 | F_1. Model Konservasi Sungai Mewek. Studi Kasus : Sungai Mewek Kelurahan Tasikmadu-Tunjungsekar Kota Mal...

0 downloads 415 Views 380KB Size
TEMU ILMIAH IPLBI 2014

Model Konservasi Sungai Mewek Studi Kasus : Sungai Mewek Kelurahan Tasikmadu-Tunjungsekar Kota Malang Budi Fathony(1), Sudiro(2), Eding Iskak Imananto(3) (1)

Perkembangan Arsitektur/Arsitektur/Arsitektur Lingkungan, Arsitektur/Sipil & Perencanaan/ Institut Teknologi Nasional Malang Konservasi Lingkungan/Lingkungan/Sipil & Perencanaan/Institut Teknologi Nasional Malang Sipil Geoteknik/Teknik Sipil/Mektan & Rekayasa Pondasi/Sipil & Perencanaan/ Institut Teknologi Nasional Malang

(2) (3)

Abstrak Sungai Mewek bagian dari Daerah Aliran Sungai yang relatif membelah dari barat-timur wilayah kelurahan Tasikmadu-Tunjungsekar, di Kota Malang. Potensi kali mewek dipandang sebagai aliran sumber air, pertemuan sungai-sungai kecil dari kota Batu. Pesatnya pertumbuhan penduduk kawasan perumahan baru sekitar daerah aliran sungai Mewek berdampak terhadap kualitas lingkungan dan terganggunya keseimbangan fungsi-fungsi alam sekitar. Permasalahan perkembangan arsitektur dan lingkungan perlu dilakukan studi konservasi, sehingga mendapatkan model tentang pelestarian DAS. Tujuan mendapatkan hasil kajian sinergi dari permasalahan pembangunan kawasan perumahan dan permukiman daerah aliran sungai, karakter sosial dan budaya masyarakat. Mencegah masyarakat melakukan pencemaran sungai berupa membuang sampah dan hajat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan obeservasi lapangan, deskriptif kualitatif; Metode triangulasi data : (1). Focus Group Discusion (FGD) pada (3 orang/warga) sekitar sungai; (2) Observasi non participant pada setting sungai. Mendapatkan model konservasi hasil kajian sinergi khususnya daerah aliran sungai sehingga bermanfaat bagi pelestarian lingkungan,wisata air sungai dan peningkatan ekonomi rakyat. Kata kunci : arsitektur, konservasi, lingkungan dan model

Pengantar Sungai (kali) merupakan jalan air alami, mengalir menuju samudera, danau atau laut, atau ke sungai yang lain. Disamping itu sungai adalah salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es atau salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan (wikipedia). Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan mahluk hidup. Bisa dikatakan manfaat sungai sebagai sumber kehidupan manusia dan mahluk lainnya, selain itu untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan obyek wisata sungai.

Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai. Sejumlah 70% sungai di Indonesia tercemar. Penyebabnya adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memperhatikan sanitasi. Sungai tercemar itu tidak bisa lagi digunakan secara maksimal untuk aneka kebutuhan. Perilaku manusia yang menyumbangkan pencemaran sungai antara lain kebiasaan membuang hajat di sungai. Selain itu tinja yang diserap oleh mobil tangki langsung dibuang ke sungai tanpa pengolahan terlebih dahulu. Di sisi lain, sungai masih menjadi tempat kegiatan masyarakat seperti mandi dan mencuci. Perusahaan seperti PDAM juga mengambil air baku untuk minum dari sungai. Dari beberapa literatur diketahui bahwa telah terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air sebagai dari pendekatan pembangunan disepanjang Daerah Aliran Sungai yang sematamata mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan keberlanjutan fungsi-fungsi Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 | F_1

MODEL KONSERVASI SUNGAI MEWEK

Studi Kasus : Sungai Mewek Kelurahan Tasikmadu-Tunjungsekar Kota Malang

lingkungan sejak kawasan hulu sampai dengan kawasan hilir. Belum lagi pendekatan pelaksanaan pembangunan yang terkotak-kotak dan dibatasi oleh wilayah administrasi padahal suatu Daerah Aliran Sungai biasanya melalui beberapa wilayah administrasi sekaligus (Semiloka

baik berupa pencemaran maupun erosi dan sedimentasi.

Pengolahan Sumberdaya Lingkungan DAS Berkelanjutan, Tusy A. Adibroto, 2002).

Usulan Arsitektur Lingkungan Sumber Hasil Pembahasan

Foto kondisi Sungai Mewek Sumber : Data Lapangan

Pengamatan sungai (kali) Mewek yang membentang dari barat ke timur menjadi lebih menarik mengingat aliran sungai masih di kelilingi oleh pertanian padi mencapai kurang lebih 80%,sisa 20% telah terbangun perumahan dan perkampungan yang cukup lama dihuni. Mengingat pertumbuhan perumahan dengan cluster kecil semakin berkembang dan tidak mungkin dicegah, kecenderungan penataan perumahan tidak melihat potensi daerah aliran sungai Mewek sebagai bagian wilayah yang bermanfaat terhadap pelestarian lingkungan. Justru keberadaan sungai Mewek telah tertutup oleh penataan perumahan dan permukiman, dengan demikian jika tidak segera dilakukan upaya penyelamatan lingkungan sungai Mewek akan tertutup oleh desakan kebutuhan manusia akan hunian. Keberadaan kali Mewek dalam kehidupan masyarakat kelurahan Tunjungsekar tidak bisa dipisahkan sampai kapanpun. Namun belum terpikirkan upaya dan tindakan bagaimana untuk memanfaatkan sungai tersebut menjadi lebih bermanfaat disamping penyelamatan lingkungan. Berbagai kegiatan manusia yang tinggal di sepanjang DAS secara langsung maupun tidak, mempengaruhi kualitas suatu DAS F_2 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014

Tujuan : Sedangkan tujuannya ialah mendapatkan rancangan program dan kegiatan serta arahan pendayagunaan pendayagunaan sungai untuk membangkitkan partisipasi masyarakat dalam konservasi : a). Potensi sungai Mewek perlu dijaga pelestarian sebagai keseimbangan lingkungan hidup sehingga memiliki nilai lebih bagi aktifitas masyarakat di sekitarnya; b). Memberikan citra bagi perkembangan pariwisata di kelurahan Tasikmadu dan Tunjungsekar; c). Diwujudkan dalam bentuk kegiatan wisata kuliner sejalan dengan peningkatan industri dan ekonomi yang mampu mendorong menciptakan wirausaha baru bagi masyarakat sekitar; d). Mendapatkan hasil kajian sinergi dari permasalahan pembangunan kawasan perumahan dan permukiman daerah aliran kali Mewek; e).Menemukan model konservasi daerah aliran sungai dengan karakter sosial dan budaya masyarakat aliran kali mewek; f). Mencegah masyarakat melakukan pencemaran sungai berupa membuang sampah dan hajat. Manfaat sungai secara umum : a). Sebagai salah satu kebutuhan manusia berupa sumber cadangan air bersih; b).Sebagai sarana stabilitas irigasi bagi lahan pertanian sawah; c). Potensial sebagai obyek pariwisata air; d). Pelestarian lingkungan pinggiran sungai berupa penanaman pohon agar tetap rimbun sebagai pencegah erosi tanah; e). Potensi kegiatan peningkatan

Budi Fathony

perekonomian rakyat sekitar kali; f). Sebagai sarana olah raga air.

dan tema yang muncul pada saat pengambilan data.

Manfaat Kegiatan Bagi masyarakat : a). Memberikan wadah kegiatan paket wisata kuliner dengan potensi yang ada; b).Menciptakan dan meningkatkan ekonomi masyarakat; c).Melestarikan kreatifitas karya dan budaya setempat.

Proses selanjutnya adalah data rekonstruksi dan analisis tematik. Analisis tematik dilakukan dengan berulangkali membaca transkrip, membandingkan dan mengkontraskan data yang diperoleh dari semua responden pada satu tema dan antar tema dengan mempergunakan bubbling technique.

Bagi Pemerintah : a). Pelestarian cagar alam yang semakin kritis terhadap pemanfaatan sumber air secara liar; a).Meningkatkan sistem keamanan lingkungan dan konservasi air dengan kontrol masyarakat secara langsung.

Pada tahap akhir ditarik kesimpulan terakhir tentang bagaimana hubungan antara satu tema dengan tema yang lain pada keseluruhan responden serta inventaris semua temuantemuan penting.

Metoda Penelitian

Skema Langkah Kerja Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan obeservasi lapangan atau deskriptif kualitatif diharapkan dapat memberikan gambaran tentang persepsi warga tentang potensi pinggiran kali. Penelitian dilakukan pada obyek Kali Mewek sepanjang +/-1,5 km yang berlokasi di kelurahan Tunjungsekar Kota Malang. Metode pengumpulan data kualitatif yang dipergunankan adalah metode triangulasi data yang terdiri dari : (1). Focus Group Discusion (FGD) pada (3 orang/warga) sekitar kali mewek; (2) Observasi non participant pada setting kali mewek. Subyek penelitian warga sekitar daerah aliran kali mewek kelurahan Tasikmadu dan Tunjungsekar yang terdiri atas unsur pemuda-pemudi atau okoh masyarakat sejumlah 6 orang. Pada penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri yang dalam hal ini dibantu dengan daftar tema (theme list) yang telah disiapkan. Daftar tema tersebut dipersiapkan oleh tim peneliti sebelum 10 pelaksanaan FGD. Data pada FGD direkam dengan mempergunakan audio tape kemudian di transkrip. Data hasil observasi non-participant dicatat dalam catatan lapangan (field-notes). Proses pertama analisis data adalah data reduction dimana hasil transkrip data FGD serta catatan lapangan pada observasi direduksi kemudian dipilah berdasarkan daftar tema awal

Kajian Pustaka Telah terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air sebagai akibat dari pendekatan pembangunan di sepanjang DAS yang sematamata mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan keberlanjutan fungsi-fungsi lingkungan sejak kawasan hulu sampai dengan hilir. Belum lagi pendekatan pelaksanaan pembangunan yang terkotak-kotak dan dibatasi oleh wilayah administratif padahal suatu lingkungan DAS biasanya melalui beberapa wilayah administratif sekaligus (Tusy A. Adibroto,Pengembangan Teknologi Lingkungan Dalam Pengelolaan DAS Yang Berkelanjutan, makalah pada Semiloka Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan DAS Berkelanjutan-26 Juni 2002)

Permasalahan utama DAS yaitu kecenderungan penurunan fungsi dan kemampuan DAS sebagai akibat pertambahan lahan kritis, erosi tanah dan Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 | F_3

MODEL KONSERVASI SUNGAI MEWEK

pencemaran serta menerapkan pembangunan berkelanjutan.

Studi Kasus : Sungai Mewek Kelurahan Tasikmadu-Tunjungsekar Kota Malang

pendekatan

Maka dalam rangka pengembangan DAS perlu diupayakan pengendalian dan penanggulangan lahan kritis, bahaya erosi dan pencemaran yang berdampak terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. (Tusy A. Adibroto,Pengembangan Teknologi Lingkungan Dalam Pengelolaan DAS Yang Berkelanjutan, makalah pada Semiloka Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan DAS Berkelanjutan-26 Juni 2002).

Teknologi Pengelolaan Lingkungan Yang Telah Dikembangkan oleh P3TL-BPPT : Penerapan Teknologi Disain Lingkungan Kawasan Permukiman Kumuh: Penerapan teknologi melalui pengembangan disain rumah sehat khas bantaran sungai atau pesisir, penataan sistem drainase, ruang terbuka hijau yang mengikutsertakan masyarakat setempat secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring. (Tusy A. Adibroto,Pengembangan Teknologi Lingkungan Dalam Pengelolaan DAS Yang Berkelanjutan, makalah pada Semiloka Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan DAS Berkelanjutan-26 Juni 2002).

Menurut Koentjaraningrat (1983), Masyarakat Jawa merasa berkewajiban untuk “memayuhayuning bhawana” yaitu pandangan hidup untuk selalu berupaya menjaga dan memperindah lingkungannya, baik fisik maupun spiritualnya, baik yang menyangkut pada adat, tata cara, cita-cita, ataupun nilai-nilai budaya lainnya. Dalam kaitannya dengan arsitektur, konsep ini mendasari pola keselarasan antara bangunan dengan lingkungannya termasuk juga dalam sistem ekologinya. Pendapat Parmono Atmadi (1997)... ungkapan arsitekturnya disesuaikan dengan tantangan, pengaruh perkembangan teknologi dan bahan bangunan yang dikembangkan akhir-akhir ini. Perkembangan tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan tata ruang atau tata massa bangunan saja, tetapi juga terpengaruh oleh nilai-nilai sosial dan budaya serta ekosistem yang berubah cepat. Pemahaman terhadap nilai-nilai, norma-norma yang terdapat di lingkungan masyarakat merupakan hal yang perlu dilakukan oleh perancang sebagai dasar pijakan dalam mencipta karya-karyanya, dengan demikian hasil yang diwujudkan akan merupakan arsitektur yang akrab dengan lingkungannya, mudah dicerna makna serta pesan yang disampaikannya. F_4 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014

Proses dasar yang menyangkut dalam interaksi manusia dan lingkungan adalah, bahwa informasi tentang lingkungan diperoleh dari proses presepsi (Lang, 1987). Ittelson (1976) berpendapat bahwa persepsi terhadap lingkungan penting sekali dalam kehidupan sehari-hari manusia, sehingga persepsi akan terwujud dengan baik. Sejalan dengan Prof. Peter Schimd, pada buku Biologist Architecture dalam buku Arsitektur dan Lingkungan, Heinz Frick (1991) bahwa keseimbangan dengan alam, manusia dan kemanusiaan, keseimbangan dengan lingkungan terbangun bilamana semua harmonis, maka kualitas manusia memuaskan. Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan, masa depan. Menurut UU No. 4 Thn 1982, konservasi sumber daya alam adalah pengelolah sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya terbarui menjamin kesinambungan untuk persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman. Bentuk kegiatan wisata guna membangun partisipasi masyarakat dalam konservasi SDA yang sejalan dengan peningkatan industri kreatis dan ekonomi masyarakat. Kegiatan wisata pada hakekatnya merupakan kegiatan rekreasi, dimana kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik. Wisata dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam (Seymour Gold, 1980 : Recreation Planning and Design) yaitu :a). Rekreasi fisik, merupakan rekreasi yang dilakukan dengan gerakangerakan fisik sebagai kegiatan utamanya seperti olah raga; b). Rekreasi kognitif, kegiatan rekreasi yang berkaitan dengan budaya, pendidikan dan kreatifitas atau aktifitas ekstektif;c). Rekreasi sosial, merupakan rekreasi yang dilakukan dengan mengadakan interaksi sosial, seperti kegiatan mengkap ikan,mengikuti acara tradisional dan sebagainya; d).Rekreasi lingkungan alam.

Budi Fathony

Kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan alam, seperti air, hutan, pemandangan alam. Bila dilihat dari klasifikasi kegiatan rekreasi diatas maka wisata merupakan kombinasi dari berbagai kegiatan tersebut, karena dapat bersifat fisik, sosial maupun lingkungan alam. Demikian juga dalam pengembangannya harus merupakan paket terpadu dari berbagai kegiatan wisata. Kegiatan rekreasi bertujuan terhadap beberapa aspek :a). Aspek kesehatan, sebagai sarana pengontrol bagi kondisi tubuh agar selalu dalam seimbang, sehingga dengan berekreasi, kesehatan dan kebugaran dapat dipelihara; b). Aspek mental psikologis, rekreasi dapat memberikan kesenangan dan kepuasan individu, memberi peluang untuk menjernihkan pikiran dan memulihkan kondisi mental; c).Aspek sosial, memberi kesehatan individu atau kelompok untuk saling berhubungan atau berinteraksi dengan sesama. Wisata merupakan wadah untuk berekreasi, sedangkan penggolongan rekreasi dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang, antara lain berdasarkan fungsi, sifat, partisipasi subyek, tingkat umur subyek, sifat strata ekonomi maupun sarana atau wadah. Wisata dapat digolongkan menurut tempat, antara lain :a). Rekreasi udara yang dilakukan di udara, seperti aeromodeling dan sport paralayang; b). Rekreasi darat yang dilakukan di darat, seperti mendaki gunung, hiking dan lain lainnya;c). Rekreasi air yang dilakukan di air, (laut, danau, sungai dan sebagainya). Sungai Mewek termasuk termasuk wisata air, yang merupakan fenomena sosial, ekonomis, psikologis, geografi dan budaya. 1. Fenomena sosial Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, mempunyai naluri untuk berhubungan dengan orang lain. Dalam masalah kepariwisataan, perjalanan dari satu daerah ke daerah lain merupakan gejala sosial manusia yang selalu ingin melakukan hubungan dengan orang lain atau bangsa lain. Fenomena yang erat kaitannya dengan kegiatan kepariwisataan adalah perjalanan wisata yang dikaitkan dengan kegiatan sosial.

Fenomena ekonomi dalam pariwisata mempunyai aspek luas, secara makro (nasional) kepariwisataan merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan umum ekonomidan keuntungankeuntungan dalam negeri. Keuntungan dalam negeri dari kepariwisataan : a). Dorongan untuk memperluas lapangan kerja; b).Pasaran baru untuk hasil-hasil produksi tertentu; c). Efek penggandaan; d). Memajukan pengembangan daerah; e). Suatu alat pembangunan daerah; f). Kepariwisataan mengurangi pengangguran; g).Membangun kepariwisataan sebagai suatu ekspor yang tidak kelihatan. 3. Fenomena psikologis Gejala yang bersifat psikologis ini dalam ruang lingkup pariwisata dikatakan sebagai gejala pengasingan diri, yaitu seseorang berusaha melepaskan dirinya, suasana kebiasaan hidupnya atau hanya sekedar pergi nyepi ke tempat yang tenang untuk berkonsentrasi mencari ilham. Pariwisata menjadi suatu sarana untuk memulihkan kesehatan mental seseorang dan untuk memantapkan kembali keseimbangan emosi seseorang. Oleh karena itu tidak berlebihan apabila kegiatan pariwisata dapat digunakan sebagai salah satu terapi untuk menyembuhkan seseorang dari rasa tegang dan stress karena kesibukan kerja yang cukup tinggi. 4. Fenomena geografi Posisi sutu tujuan wisata atau letak geografis suatu daerah tujuan wisata mempunyai peranan dalam pariwisata. Penampakan geografis yang khusus akan merupakan daya tarik bagi wisatawan, misalnya :a). Adanya flora dan fauna; b). Bentuk tanah dan pemandangan ; c).Posisi tujuan wisata di tengah lalu lintas internasional. 5. Fenomena budaya Dari segi subyek wisatawan sendiri hal ini terkait dengan motivasi perjalanannya yang meliputi aspek-aspek budaya, antara lain :a). Melihat adat istiadat; b).Melihat upacara adat, upacara keagamaan dan upacara tradisional; c).Melihat pertunjukan kesenian, festival seni, festival musik dan festival drama; d). Untuk keperluan studi kebudayaan masyarakat yang masih mempunyai kebudayaan primitif atau tradisional dan langka; e).Mengunjungi benda-benda

2. Fenomena ekonomi Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 | F_5

MODEL KONSERVASI SUNGAI MEWEK

Studi Kasus : Sungai Mewek Kelurahan Tasikmadu-Tunjungsekar Kota Malang

bersejarah, monumen, dan peninggalan nenekmoyang. Lingkup Kegiatan Dalam Penelitian : a).Identifikasi Kondisi Fisik Eksisting Kali Mewek; b).Identifikasi Kualitas Air Eksisting Kali Mewek; c).Identifikasi Kegiatan Sekitar Kali Mewek (kualitatif); d). Analisa Faktor Internal Penyebab Degradasi Kualitas Air Kali Mewek; e).Analisa Faktor Eksternal Penyebab Degradasi Kualitas Air Kali Mewek;f).Analisa Faktor Potensial Penyebab Degradasi Kualitas Air Kali Mewek ; g).Analisa Curah Hujan Dan Debit Aliran Kali Mewek; h). Kajian Teoritis Penyebab Degradasi Kualitas Air Kali Mewek; i).Kajian Baku Mutu Kualitas Air Kali Mewek; j).Model Konservasi Tinjauan Teknis; k).Model Konservasi Tinjauan Sosial Budaya (kualitatif); l).Penentuan Model Konservasi. Kesimpulan 1. Model konservasi daerah aliran sungai dengan keterbukaan komunikasi dalam proses yang mencoba mengakomodasii sebanyak mungkin pandangan dan pendapat masyarakat guna mencegah masyarakat melakukan pencemaran sungai berupa membuang sampah dan hajat. 2. Langkah kerja bakti dengan melibatkan peran serta masyarakat setempat dan unsur karang taruna, mahasiswa dan pengusaha setempat; Merencanakan wisata ekologi dan edukasi; Memberikan penyuluhan secara bertahap dan berkelanjutan tentang lingkungan sehat. 3. Pembangunan partisipasi :a). Pengembangan pendekatan perencanaan dari bawah ke atas; b).Penetapan prinsip pembangunan berkelanjutan secara komperhensif, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah ataupun masyarakat; c). Pengembangan sistem insentif dan disintensif yang diaplikasikan melalui perangkat peraturan diharapkan menjadi sarana efektif dalam pembangunan oleh seluruh pelaku pembangunan. Daftar Pustaka Arsyad S., 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press: Bogor. Arsyad. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press: Bogor. F_6 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014

Asdak, C. 2001. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Buckman dan Nyle.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara: Jakarta. Fathony, Budi., 1999. Laporan Abdimas : Memelihara DAS Brantas Melalui Taman Wisata Rakyat, Belakang Balaikota Malang Fathony, Budi., 2006. Laporan Abdimas : Pengembangan Potensi Wisata Alam Coban Glotak, Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir-Kabupaten Malang Fathony, Budi., 2007. Laporan Abdimas : Sinergitas Pengembangan Taman Wisata Rakyat Dengan Konservasi Sumber Air Gemulo, Kecamatan Bumiaji-Kota Batu Soemarto, C.D.. 1987. Hidrologi Teknik. Usaha Nasional: Surabaya. Stallings, Jr. 1857. Soil Conservation. Prentice Hall Inc, Englewood Cliff: New York. Arsyad, S., 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press: Bogor. Kartasapoetra, A.G dan Sutedjo, M.M, 1991. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Bhineka Cipta: Jakarta.