NASKAH PUBLIKASI

Download untuk mengetahui hubungan antara status IMT selama hamil dengan kejadian ... sampel dalam penelitian adalah 30 ibu hamil yang dibagi menjad...

0 downloads 239 Views 258KB Size
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA STATUS INDEKS MASSA TUBUH (IMT) SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD KARANGANYAR

VIA SABIELA R1115089

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

HUBUNGAN ANTARA STATUS INDEKS MASSA TUBUH (IMT) SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD KARANGANYAR Correlation between Status of Body Mass Index (BMI) with Genesis Preeclampsia in RSUD Karanganyar *)

Via Sabiela*), Asih Anggraeni*), Ika Sumiyarsi S*) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK Latar Belakang: Preeklampsia adalah sindrom yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria yang baru muncul di trimester dua kehamilan. Salah satu faktor yang mempredisposisi terjadinya preeklampsia yaitu IMT. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status IMT selama hamil dengan kejadian preeklampsia di RSUD Karanganyar. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan case control. Teknik sampling menggunakan quota sampling. Besar sampel dalam penelitian adalah 30 ibu hamil yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus 15 orang dan untuk kelompok kontrol 15 orang. Cara pengumpulan data menggunakan lembar angket dan wawancara. Analisis data menggunakan uji statistik Fisher dengan program SPSS 17.0 for Windows. Hasil: Didapatkan hasil bahwa 9 dari 11 responden yang memiliki status IMT lebih mengalami preeeklampsia, sedangkan 10 dari 15 responden yang memiliki status IMT normal tidak mengalami preeklampsia. Hasil uji Fisher diperoleh nilai signifikansi (ρ) sebesar 0,028 (ρ < 0,05) yang artinya ada hubungan antara status IMT dengan kejadian preeklampsia. Simpulan: Semakin tinggi status IMT ibu hamil semakin berisiko untuk mengalami preeklampsia. Kata kunci

: Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu hamil, preeklampsia

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

HUBUNGAN ANTARA STATUS INDEKS MASSA TUBUH (IMT) SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD KARANGANYAR Correlation between Status of Body Mass Index (BMI) with Genesis Preeclampsia in RSUD Karanganyar *)

Via Sabiela*), Asih Anggraeni*), Ika Sumiyarsi S*) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRACT Background: Preeclampsia is a syndrome characterized by hypertension and proteinuria emerging in two trimesters of pregnancy. One of the factors that predispose to preeclampsia is IMT. The purpose of this study to determine the relationship between BMI status during pregnancy with preeclampsia in RSUD Karanganyar. Methods: This study used observational analytic design with case control approach. Mechanical sampling used quota sampling. The sample size in the study was 30 pregnant women were divided into two groups. The number of case grup was 15 pregnant women and the number of control group was 15 pregnant women. The data collection used questionnaires and interviews. Analysis of data used statistical test of Fisher with SPSS 17.0 for Windows. Results: There were results that 9 of 11 respondents who had a over BMI status occured preeeklampsia, while 10 of the 15 respondents who had a normal BMI status did not occured preeclampsia. The result of Fisher's exact test significance value (ρ) of 0.028 (ρ <0.05), which means there was a correlation between BMI status with preeclampsia.. Conclusion: The higher of BMI status of pregnant women are increased risk to be preeclampsia..

Keywords: Body Mass Index (BMI) of pregnancy, preeclampsia

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi

akan meningkat 2,5 kali lipat bila ibu hamil

Jawa Tengah (Jateng) tahun 2014 berdasarkan

tersebut

laporan

sebelum kehamilan dan akan meningkat 1,5

dari

118,62/100.000

kabupaten/kota kelahiran

sebesar

hidup

yang

disebabkan oleh hipertensi (28,10%) yang

kali

mengalami

lipat

bila

peningkatan

peningkatan

IMT

IMT

saat

pemeriksaan antenatal (Robson, 2012).

telah menggeser perdarahan (22,93%) sebagai

Kegemukan

disamping

dapat

penyebab utama kematian ibu (Dinkes Jateng,

menyebabkan kolesterol tinggi dalam darah

2014). Selama berabad-abad, tekanan darah

juga dapat menyebabkan kerja jantung lebih

tinggi atau hipertensi selama kehamilan telah

berat, sehingga jumlah darah yang berada di

menjadi salah satu penyebab utama kematian

dalam badan hanya sekitar 15% dari berat

perinatal (kematian ibu, janin atau bayi baru

badan, semakin gemuk seseorang makin

lahir). Preeklampsia (atau toxemia, menurut

banyak pula jumlah darah yang berada di

sejarah) merupakan penyakit hipertensi yang

dalam tubuhnya, yang berarti semakin berat

hanya muncul dalam kehamilan (Fitri, 2007).

kerja jantung dalam memompa. Hal ini dapat

Menurut Robson (2012), preeklampsia adalah

sindrom

yang

ditandai

dengan

menambah

terjadinya

preeklampsia

(Suhardiyanto, 2012).

hipertensi dan proteinuria yang baru muncul

Menurut data yang diperoleh dari rekam

di trimester dua kehamilan yang selalu pulih

medik RSUD Karanganyar (2015), angka

di periode postnatal. Keadaan eklampsia yang

kejadian

tidak

dapat

preeklampsia sebanyak 124 kasus (23%) dari

seperti,

537 kasus persalinan di ruang bersalin RSUD

berkurangnya aliran darah menuju plasenta,

Karanganyar. Hasil studi pendahuluan lebih

solusio plasenta, sindrom Hemolisis Elevated

lanjut didapatkan bahwa 15 dari 35 ibu

Liver Enzyme Low Platelets (HELLP) dan

bersalin

eklampsia yang tentunya dapat mengancam

memiliki berat badan lebih dari 70 kilogram,

keselamatan baik bagi ibu maupun janin

sedangkan 20 diantaranya memiliki berat

(Sungkar, 2013).

badan kurang dari 70 kilogram.

ditangani

menimbulkan

dengan komplikasi

tepat

Terdapat banyak faktor risiko yang mempredisposisi

terjadinya

persalinan

yang

dengan

mengalami

penyulit

preeklampsia

Berdasarkan uraian di atas, maka

preeklampsia

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

salah satunya yaitu Indeks Massa Tubuh

dengan judul “Hubungan antara Status Indeks

(IMT). Risiko untuk mengalami preeklampsia

Massa Tubuh (IMT) Selama Hamil dengan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Kejadian Preeklampsia di RSUD Karanganyar”. data tentang kehamilan responden, mengukur status IMT responden dengan mengukur

SUBJEK DAN METODE

tinggi badan responden dengan menggunakan Penelitian

ini

bersifat

analitik

microtoise dan menimbang berat badan

observasional. Pendekatan yang digunakan

responden terlebih dahulu. Mengukur tekanan

dalam penelitian ini adalah pendekatan case

darah responden dengan menggunakan tensi

control. Efek (preeklampsia) diidentifikasi

meter dan mencatat hasil laboratorium berupa

pada saat ini, kemudian faktor risiko (status

protein urin responden. Peneliti dibantu

IMT) diidentifikasi selama masa kehamilan.

dengan

enumerator.

Enumerator

dalam

Populasi dalam penelitian ini adalah

penelitian ini adalah mahasiswa kebidanan

seluruh ibu hamil trimester III di RSUD

yang telah disamakan persepsinya untuk

Karanganyar pada Maret 2016 s.d April 2016.

proses pengambilan data.

Penelitian ini menggunakan rumus Rule of

Instrumen yang dipergunakan dalam

Thumb minimal jumlah sampel yaitu 30

penelitian ini adalah angket, microtoise,

sampel, dengan 15 responden kasus yaitu ibu

timbangan dan rekam medik responden.

hamil preeklampsia dan 15 responden kontrol

Analisis data berupa analisis univariat

yaitu ibu hamil normal. Teknik sampling yang

dan

digunakan adalah nonprobability sampling

mendapatkan gambaran distribusi frekuensi

dengan teknik quota sampling. Kriteria

dan proporsi responden, hasilnya disajikan

inklusinya adalah ibu hamil trimester III yang

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

mengalami

RSUD

narasi. Analisis bivariat dilakukan terhadap

Karanganyar pada Maret 2016 s.d April 2016,

dua variabel yang diteliti yaitu status IMT

ibu hamil normal trimester III, bersedia

selama hamil dengan kejadian preeklampsia.

preeklampsia

di

bivariat.

Analisis

univariat

untuk

menjadi responden, bisa mobilisasi dan

Uji statistik yang digunakan adalah uji

kooperatif. Kriteria eksklusinya adalah ibu

Fisher dengan derajat kepercayaan 95%

hamil

dibantu

yang

mengalami

eklampsia,

dengan

menggunakan

program

kegawatdaruratan obstetri dan non obstetri

komputer Statistical Product and Service

serta gangguan jiwa.

Solution (SPSS) 17.0 for Windows.

Pengambilan

data

dimulai

dengan

wawancara langsung kepada responden, hal yang dikaji meliputi identitas responden dan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Di RSUD Karanganyar Periode Bulan Maret-April 2016

HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat Tabel 1. Data IMT Ibu Selama Hamil Pada Kelompok Kasus Status IMT Kurang Normal Lebih Jumlah

Frekuensi 1 5 9 15

Persentase (%) 3,3 16,7 30 100

Sumber: Data Primer, 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus

Jenis Data Usia < 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun Jumlah Paritas Primigravida Multigravida Grande Multigravida Jumlah

Kejadian Preeklampsia Ya Tidak 1 (3,3%) 0 (0%) 9 (30%) 11(36,7%) 5 (16,7%) 4 (13,3%) 15 (50%) 15 (50%) 8 (26,7%) 6 (20%) 1 (3,3%)

5 (16,7%) 9 (30%) 1 (3,3%)

15 (50%)

15 (50%)

Jumlah 1 (3,3%) 20 (66,7%) 9 (30%) 30 (100%) 13 (43,4%) 15 (50%) 2 (6,6%) 30 (100%)

Sumber: Data Primer, 2016

terdapat 9 responden (30%) memiliki Berdasarkan tabel di atas, semua

status IMT lebih, 5 responden (16,7%) memiliki status IMT normal dan 1 responden (3,3%) yang memiliki status

responden yang dikelompokkan berdasarkan umur

didapatkan

responden yang

IMT kurang.

hasil

bahwa

semua

berumur < 20 tahun

mengalami preeklampsia sebanyak 1 Tabel 2. Data IMT Ibu Selama Hamil Pada responden (3,3%), pada umur 20-35 tahun Kelompok Kontrol Status IMT

Frekuensi

Kurang Normal Lebih Jumlah

3 10 2 15

Persentase (%) 10 33,3 6,7 100

Sumber: Data Primer, 2016 Berdasarkan tabel di atas dapat

sebanyak 9 responden (30%) mengalami preeklampsia, pada umur > 35 tahun yang mengalami

preeklampsia

5

responden

paritas,

responden

(16,7%). Pada

tingkat

diketahui bahwa pada kelompok kontrol

primigravida sebanyak 8 responden (26,7%)

terdapat 2 responden (6,7%) memiliki

mengalami preeklampsia. Pada multigravida

status IMT lebih, 10 responden (33,3%)

sebanyak 6 responden (20%) mengalami

memiliki status IMT normal dan 3

preeklampsia dan 9 responden (30%) tidak

responden (10%) yang memiliki status

preeklampsia sedangkan pada paritas grande

IMT kurang.

multigravida 1 responden (3,3%) mengalami preeklampsia.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PEMBAHASAN B. Analisis Bivariat

A. Analisis Univariat

Tabel 4. Tabel Silang Hubungan Status Indeks Massa Tubuh (IMT) Selama Hamil dengan Kejadian Preeklampsia di RSUD Karanganyar Status IMT 1. Kurang 2. Normal 3. Lebih Jumlah

No.

Kejadian Preeklampsia Ya Tidak 1 (3.3%) 3 (10%) 5 (16,7%) 10 (33,3%) 9 (30%) 2 (6,7%) 15 (50%) 15 (50%)

Jumlah 4 (13,3%) 15 (50%) 11 (36,7%) 30 (100%)

Sumber : Data Primer, 2016

1. Status IMT Berdasarkan diketahui

bahwa

tabel

1

dapat

pada

kelompok

kasus, terdapat 9 responden (30%) memiliki status IMT lebih, sedangkan pada kelompok kontrol 10 responden (33,3%) memiliki status IMT normal. IMT merupakan alat atau cara

Berdasarkan menunjukkan

tabel

bahwa

di

atas

memantau

yang

status gizi (Depkes,2011). Tingkat

memiliki status IMT kurang yaitu 4

pendidikan seseorang mempengaruhi

responden

responden

tingkat pengetahuan. Dilihat dari

mengalami

pendidikan terakhir responden, 16

(13,3%),

diantaranya

(3,3%)

responden

yang sederhana untuk

1

preeklampsia. Sebagian responden yaitu 15

responden

responden (50%) memiliki status IMT

dasar,

normal, 5 diantaranya (16,7%) mengalami

berpendidikan

preeklampsia. Responden yang memiliki

responden

status IMT lebih berjumlah 11 responden

tinggi.

(36,7%), 9 diantaranya (30%) mengalami preeklampsia. Perhitungan

(53,3%)

11

berpendidikan

responden menengah

(10%)

Menurut

(36,7%) dan

3

berpendidikan

Rukmana

(2013),

semakin tinggi tingkat pendidikan ibu uji

statistik

Fisher,

semakin

tinggi

pula

tingkat

menghasilkan nilai p = 0.028 (p<0.05)

pengetahuannya.

membuktikan bahwa terdapat hubungan

hamil yang baik tentang faktor yang

yang bermakna antara status IMT selama

mempengaruhi

hamil dengan kejadian preeklampsia.

perkembangan janin diharapkan status

Pengetahuan

pertumbuhan

gizi bayi baik pula.

commit to user

ibu

dan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Pendidikan juga dapat mempengaruhi

dimana

produksi

antibodi

penghambat

seseorang termasuk juga perilaku seseorang

berkurang. Hal ini dapat menghambat invasi

akan pola hidup terutama dalam memotivasi

arteri spiralis ibu oleh trofoblas sampai batas

untuk

dalam

tertentu hingga mengganggu fungsi plasenta.

pembangunan. Pada umumnya makin tinggi

Ketika kehamilan berlanjut, hipoksia plasenta

pendidikan

mudah

menginduksi proliferasi sitotrofoblas dan

menerima informasi (Dewi dan Wawan

penebalan membran basalis trofoblas yang

2010). Hal ini terbukti dari 3 responden yang

mungkin

berpendidikan tinggi semuanya berstatus IMT

plasenta. Sekresi vasodilator prostasiklin

normal dan dari 15 responden yang berstatus

oleh sel-sel endotelial plasenta berkurang dan

gizi kurang dan lebih terdapat setengah

sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah,

(53,3%) berasal dari responden berpendidikan

sehingga timbul vasokonstriksi generalisata

dasar.

dan sekresi aldosteron menurun. Akibat

sikap

berperan

seseorang

serta

makin

tabel

fungsi

metabolik

perubahan ini terjadilah pengurangan perfusi

2. Kejadian Preeklampsia Berdasarkan

menggangu

3

“Distribusi

plasenta sebanyak 50 persen, hipertensi ibu,

Frekuensi Kejadian Preeklampsia Di RSUD

penurunan

Karanganyar Periode Bulan Maret-April

vasospasme menetap, mungkin akan terjadi

2016” terdapat 15 responden (50%) yang

cedera sel epitel trofoblas, dan fragmen-

mengalami preeklampsia dan 15 responden

fragmen trofoblas dibawa ke paru-paru dan

(50%) yang tidak mengalami preeklampsia.

mengalami destruksi sehingga melepaskan

Hasil data penelitian yang telah diperoleh

tromboplastin.

menunjukkan bahwa kejadian preeklampsia

menyebabkan koagulasi intravaskular dan

lebih sering dialami oleh kelompok kasus

deposit fibrin di dalam glomeruli ginjal

responden dengan status paritas primigravida

(endoteliosis glomerular) yang menurunkan

(26,7%) dibandingkan dengan responden

laju filtrasi glomerulus dan secara tidak

kelompok kontrol. Hal tersebut sesuai dengan

langsung meningkatkan vasokonstriksi. Pada

teori dari Saifuddin (2009) bahwa faktor

kasus berat dan lanjut, deposit fibrin ini

risiko

terdapat di dalam pembuluh darah sistem saraf

terjadinya

preeklampsia-eklampsia

diantaranya primigravida-primipaternitas. Pada

primigravida/primipara

terjadi

pusat,

volume

gangguan imunologik (blocking antibodies)

commit to user

Selanjutnya

sehingga

(Pratiwi, 2015).

plasma

ibu,

jika

tromboplastin

menyebabkan

konvulsi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Sesuai dengan hasil penelitian Hidayati

berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan

dan Kurniawati (2012) bahwa pada responden dengan

paritas

primipara

memiliki

gizi selama kehamilan. B. Analisis Bivariat

kecenderungan dengan kejadian preeklampsia

Hubungan antara Status IMT Selama

yang lebih besar dibandingkan dengan paritas

Hamil dengan Kejadian Preeklampsia

multipara dan grande multipara karena terjadi

Berdasarkan hasil dari uji analisis

perubahan hormonal dan ada perubahan

terbukti bahwa terdapat hubungan yang

uterus karena ibu baru hamil untuk pertama

bermakna antara status IMT selama hamil

kalinya.

dengan kejadian preeklampsia. Pada

Hasil penelitian juga menunjukkan

kehamilan preeklampsia, invasi arteri

bahwa pada kelompok kasus preeklampsia

uterina ke dalam plasenta dangkal, aliran

lebih sering terjadi pada usia < 20 tahun

darah berkurang, menyebabkan iskemi

sebanyak 1 responden dan pada usia > 35

plasenta pada awal trimester kedua. Hal

tahun

bila

ini mencetuskan pelepasan faktor-faktor

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal

plasenta yang menyebabkan terjadinya

ini sesuai dengan hasil penelitian Puspitasari

kelainan multisistem pada ibu. (Myrtha,

(2015) mengatakan bahwa pada usia lebih dari

2015).

35 tahun terjadi penurunan fungsi organ

menyebabkan menurunnya aliran darah

reproduksi sehingga tidak dapat bekerja

ke plasenta yang dapat mengakibatkan

secara maksimal. Dimana usia tua juga

gangguan fungsi plasenta, pertumbuhan

berhubungan dengan teori iskemia implantasi

janin terganggu, gawat janin dan partus

plasenta, bahwa trofoblas diserap ke dalam

prematurus (Puspitasari, 2009).

sebanyak

5

responden

Kelainan

tersebut

dapat

sirkulasi yang memicu peningkatan sensivitas

Preeklampsia dapat dipengaruhi

terhadap angiotensin II, renin aldosteron

oleh status gizi, yang mana status gizi

sehingga terjadi spasme pembuluh darah serta

tersebut dapat memberikan pengaruh baik

tahanan terhadap garam dan air yang

pada ibu dan janin yang dikandung.

mengakibatkan hipertensi, bahkan edema.

Pada penelitian ini didapatkan

Sedangkan usia kurang dari 20 tahun masih

hasil

merupakan

dan

mengalami preeklampsia (9 responden)

perkembangan, juga harus berbagi dengan

berasal dari status IMT berlebih, hal ini

janin yang sedang dikandung sehingga

didukung oleh penelitian sebelumnya

masa

pertumbuhan

commit to user

bahwa

30%

responden

yang

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

yang dilakukan oleh Quedarusman (2012)

didahului dengan gangguan perfusi plasenta.

bahwa pada kelompok IMT overweight

Keadaan ini akan menginduksi oxidative

berisiko 4 kali lebih besar untuk menderita

stress dan menimbulkan disfungsi sistem

preeklampsia dibandingkan kelompok IMT

endotel

normal, sedangkan kelompok IMT obesitas

penyebab

berisiko 5 kali lebih besar untuk menderita

(Puspitasari, 2015).

yang merupakan hipertensi

konsep

dalam

dasar

kehamilan

preeklampsia dibandingkan kelompok IMT

Dalam penelitian ini, terdapat 5 dari 15

normal. Kelompok dengan peningkatan berat

responden (16,7%) yang berstatus IMT

badan tinggi berisiko hampir tiga kali lebih

normal dan 1 responden berstatus IMT kurang

besar

preeklampsia

namun mengalami preeklampsia. Dilihat dari

dibandingkan wanita dengan peningkatan

karakteristik responden yang berstatus IMT

berat badan saat hamil normal.

normal ternyata memiliki status paritas

untuk

menderita

Tingginya nilai IMT berkaitan dengan dyslipidemia,

yang

akan

meningkatkan

primigravida dimana primigravida merupakan salah

satu

faktor

risiko

terjadinya

trigliserid serum/plasma, LDL (Low Density

preekalmpsia yang lainnya, seperti yang

Lipoprotein) dan penurunan VLDL (Very Low

diungkapkan oleh Saifuddin (2009) bahwa

Density Lipoprotein) yang menyebabkan

faktor

ketidakseimbangan antara jumlah kalori yang

eklampsia

dikonsumsi dengan kebutuhan tubuh. Jika

primipaternitas, hiperplasentosis, umur yang

makanan yang dimakan memberikan kalori

ekstrim,

lebih dari kebutuhan tubuh, maka kalori

preeklampsia/eklampsia,

tersebut akan ditukar atau disimpan sebagai

ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum

lemak (Syarif, 2014).

hamil dan obesitas.

risiko

terjadinya

preeklampsia-

yaitu

primigravida,

riwayat

keluarga

pernah

penyakit-penyakit

Hal tersebut seperti yang diungkapkan

Selain itu terdapat pula 2 responden

Myrtha (2015) bahwa wanita preeklampsia

yang berstatus IMT lebih (6,7%) namun tidak

mempunyai kadar lipid, insulin saat puasa,

mengalami

dan faktor koagulasi dalam sirkulasi yang

dikarenakan

lebih tinggi yang mengakibatkan invasi arteri

responden tersebut merupakan multigravida.

uterina ke dalam plasenta dangkal, aliran

Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga)

darah

merupakan

berkurang,

menyebabkan

iskemi

plasenta pada awal trimester kedua yang

preeklampsia, salah

paritas

status

hal

tersebut

paritas

berisiko

dari

terjadinya

preeklampsia, paritas antara 2-3 kali tidak

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

berisiko terjadinya preeklampsia. (Pratiwi,

3. Terdapat hubungan yang bermakna

2015).

antara status IMT selama hamil Keterbatasan penelitian ini adalah

penelitian

melibatkan

subyek

dengan kejadian preeklampsia dengan

penelitian

nilai Exact sig. (p value) sebesar

dalam jumlah minimal, yakni sebanyak 30 orang. Hal tersebut karena jumlah ibu yang mengalami

preeklampsia

tidak

0,028. B. Saran

dapat

1. Bagi Tenaga Kesehatan

diprediksi. Selain itu faktor predisposisi

Melakukan

terjadinya

penatalaksanaan

preeklampsia

lainnya

tidak

upaya

lebih

dalam

pengawasan

semuanya dibahas oleh peneliti dikarenakan

kehamilan dan berperan aktif dalam

banyak aspek dan keterbatasan dari peneliti

meningkatkan pengetahuan ibu hamil

sendiri.

tentang pola makan seimbang. 2. Bagi Ibu Hamil SIMPULAN DAN SARAN

Ibu

Pada

kelompok

responden

dapat

kasus

yaitu

sebagian

sebanyak

9

meningkatkan ilmu pengetahuan mereka

mengenai

seputar

responden (60%) termasuk kategori

kehamilannya

status IMT lebih, sedangkan pada

memeriksakan

kelompok kontrol lebih dari setengah

tenaga kesehatan supaya kondisi

responden

status gizi selama hamil dapat

responden

yaitu

sebanyak

(66,7%)

10

termasuk

kategori status IMT normal. 2.

diharapkan

mengatur pola makan seimbang dan

A. Simpulan 1.

hamil

serta

rutin

kehamilannya

ke

terpantau dengan baik. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Kejadian preeklampsia lebih sering

Untuk melakukan penelitian lebih

dialami

lanjut dengan jumlah sampel yang

oleh

kelompok

kasus

responden berumur < 20 tahun dan

lebih

umur > 35 tahun yaitu sebanyak 6

mengembangkan faktor-faktor lain

responden, dan lebih sering dialami

penyebab preeklampsia, sehingga

oleh responden dengan status paritas

didapatkan hasil yang lebih akurat

primigravida (61,5%) dibandingkan

dan minimal dari bias.

dengan responden kelompok kontrol.

commit to user

banyak

dan

dapat

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Depkes (2011). Pedoman praktis memantau status gizi orang dewasa. gizi.depkes.go.id/wpcontent/uploads/2011/10/ped-praktisstat-gizi-dewasa.doc. Pdf - Diakses Desember 2015. Dinkes (2014). Profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2014. http://www.dinkesjatengprov.go.id/v2 015/dokumen/profil2014/Profil_2014. pdf. Pdf - Diakses Desember 2015.

Quedarusman H, Wantania J, Kaeng J (2013). Hubungan indeks massa tubuh ibu dan peningkatan berat badan saat kehamilan dengan preeklampsia. Skripsi. Rekam Medik RSUD Karanganyar (2015). AKI dan kejadian preeklampsia tahun 2015. Robson (2012). Patologi pada kehamilan: Manajemen & Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC, pp: 32-33.

Fitri A (2007). Panduan lengkap kesehatan wanita. Yogyakarta: Gala Ilmu Semesta, p: 217.

Rukmana (2013). Hubungan asupan gizi dan status gizi ibu hamil trimester III dengan berat badan lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Suruh. Skripsi.

Hidayati, Kurniawati (2012). Hubungan umur dan paritas dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang. Skripsi.

Saifuddin (2009). Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka, pp: 546-553.

Myrtha R (2015). Penatalaksanaan tekanan darah pada preeklampsia, 42 (4): 262263.

Suhardiyanto B, Marta A. (2012). Tinjauan pengelolaan kasus kehamilan risiko tinggi yang melakukan antenatal di RS Hasan Sadikin. Skripsi.

Pratiwi I (2015). Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RSUD Wonosari. Skripsi. Puspitasari AA (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil. Skripsi. Puspitasari DR, Setyabudi MT, Rohmani A (2015). Hubungan usia, graviditas dan indeks massa tubuh dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan: JKM 2 (1): 30-32.

commit to user

Sungkar (2013). Preeklamsia (keracunan kehamilan). http://www.bayikoo.co.id/keha milan/kesehatankeselamatan/pre eklamsia-keracunan-padakehamilan.html Diakses Desember 2015. Syarif S (2014). Hubungan indeks massa tubuh dengan komplikasi persalinan di RSKDIA Siti Fatimah. Thesis.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Wawan, A & Dewi M, (2010). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika, pp: 16-18.

commit to user