NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KUMPULAN CERITA ANAK REALISTIK

Download NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER. DALAM KUMPULAN CERITA ANAK REALISTIK PADA MAJALAH BOBO. TAHUN 2015. The Values of Character Education. I...

0 downloads 481 Views 970KB Size
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KUMPULAN CERITA ANAK REALISTIK PADA MAJALAH BOBO TAHUN 2015 The Values of Character Education In Children's Literature Magazine Bobo Realistic in 2015 Fadhilatun Hayatunnufus Kantor Bahasa Provinsi Lampung Jalan Beringin II no. 40 Kompleks Gubernuran Telukbetung, Bandarlampung Telepon (0721) 486408, Faksimile (0721) 486407 Pos-el: [email protected] Diajukan: 18 Juli 2016, direvisi: 24 Oktober 2016

Abstract This study aimed to describe the values of character education in children's literature magazine Bobo realistic in 2015. This study included literature research using the data in the form of narration, description and dialogue in the form of written data totaling 42 title of the story. The collection of data by means of documentation, literature, reading, and taking notes. In processing the data used content analysis method (content analysis). The results of this research is the discovery of the value of character education, namely religious, honest, discipline, hard work, self-contained, demokratif, patriotism, friendship, love peace, love reading, social care, and responsibility. The appearance of the value of character education that most of the characters are friends with the number 14, the title story. The value of character education is the least democratic values by the number 2 story title. The value of character education is most excellent for teaching materials is the value of character education that comes through actions of the characters in stories. It is easier for children as readers interpret the values contained in the stories that can be practiced in everyday life. Keywords: short stories, values, character education Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter dalam cerita anak realistik pada majalah bobo tahun 2015. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan yang menggunakan data berupa narasi, deskripsi, dan dialog berupa data tertulis pada cerita anak realistik dalam Majalah Bobo dengan jumlah 42 judul cerita. Pengumpulan data dengan cara dokumentasi, studi pustaka, membaca, dan mencatat. Adapun untuk mengolah data digunakan metode analisis isi (content analysis). Melalui penelitian ini, diperoleh simpulan bahwa nilai pendidikan karakter yang ditemukan antara lain, yaitu: religius, jujur, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratif, cinta tanah air, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. Pemunculan nilai pendidikan karakter yang paling banyak adalah karakter bersahabat dengan jumlah 14 dan yang paling sedikit adalah nilai demokratis dengan jumlah 2. Nilai pendidikan karakter yang paling baik dijadikan bahan ajar adalah nilai pendidikan karakter yang hadir lewat perbuatan tokoh dalam cerpen. Hal tersebut memudahkan anak-anak sebagai pembaca untuk menginterpretasi nilai yang terkandung dalam cerpen sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: cerpen, nilai, pendidikan karakter.

Kelasa Vol. 11 No. 2, Desember 2016: 153—164

1. Pendahuluan Kesusastraan sebagai hasil seni bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan sosial dan budaya manusia. Karya sastra merupakan hasil karya seni manusia yang secara langsung atau tidak langsung dapat memberikan berbagai pengalaman yang dapat diinterpretasikan sebagai nuansa kehidupan di alam. Karya sastra juga dapat menjadi cerminan masyarakat di dalam kehidupan sosial. Menurut Horatius dalam Kurniawan (2010:6) menyebutkan bahwa sastra memiliki fungsi dulce et utile, yang artinya sastra itu mempunyai fungsi ganda yaitu menghibur sekaligus bermanfaat. Selain sastra mampumembuat pembaca merasa senang, sastra juga mampu memberikan manfaat berupa nilai-nilai moral, amanat, hikmah dalam setiap alur ceritanya. Begitu juga cerita anak realistik. Lukens dalam Nurgiyantoro (2010:3) menyebutkan bahwa sastra mampu memberi kesenangan dan pemahaman tentang kehidupan. Pemahaman mengenai kehidupan tertuang dalam pesan-pesan yang terkandungdalam cerita anak realistik. Penulis teks cerita anak selalu memiliki tujuan sebelum mereka menciptakan karya sastra. Pesan dalam cerita anak dapat disampaikan melalui berbagai cara. Nurgiyantoro (2010:268) menyebutkan teknik penyampaian moral di antaranya bersifat langsung dan tidak langsung, eksplisit dan implisit. Begitu juga dengan pesan berupa nilai-nilai pendidikan karakter dalam cerita anak disampaikan oleh penulis tidak berbeda jauh dengan teknik penyampaian moral. Pesan dalam cerita anak dapat disampaikan melalui alur cerita maupun 154

karakter tokoh yang digambarkan baik melalui dialog maupun monolog. Melalui karakter tokoh inilah yang mampu membentuk karakter pada diri anak. Cerita anak realistik seringkali menggambarkan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter. Pendidikan karakter menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2012:3) merupakan bentuk upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada anak didik yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai kebaikan dan kebajikan, kepada Tuhan YME, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan. Upaya penanaman nilainilai karakter seharusnya sudah dibentuk sejak dini. Beck dalam Prasetyono (2008:78) menyatakan bahwa pada usia 4 tahun seorang anak telah mencapai 50% kemampuan kecerdasan dan pada usia 8 tahun kecerdasan anak mencapai 80%, setelah umur 8 tahun, kemampuan kecerdasan anak sebanyak 20%. Semakin tinggi tingkat kecerdasan anak, maka semakin mudah ia menangkap pengetahuan-pengetahuan baru. Pada usia yang sering disebut golden age, nilai-nilai pendidikan karakter perlu ditumbuhkan. Karakter dapat dibentuk berdasarkan kebiasaan, pada usia tersebut merupakan usia yang sangat potensial untuk menanamkan kebiasaan yang baik pada pribadi anak. Pada usia 6 tahun perkembangan bahasa anak mulai baik dan menurut Allen (2010:164) pada usia tersebut anak mulai senang dibacakan cerita kemudian pada usia 7 tahun, anak mulai bisa membaca sendiri bahkan muncul kesukaan membaca buku cerita. Cerita anak realistik merupakan salah satu jenis bacaan anak yang sangat menarik. Tokoh, alur, setting, dalam cerita yang merupakan penggambaran dari

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter… (Fadhilatun Hayatunnufus)

kehidupan realistik menjadikan seorang anak mudah memahami isi cerita tersebut. Sebagian besar isi cerita pernah dialami baik oleh mereka sendiri maupun dialami teman-teman mereka. Anak-anak dapat dengan mudah menerima cerita tersebut. Cerita dalam hal ini termasuk dalam jenis karya sastra. Salah satu contoh cerita anak yang banyak mengandung nilai-nilai karakter adalah cerita anak pada Majalah Bobo. Pada cerita anak tersebut mengandung banyak nilainilaipendidikan karakter yang dapat diambil dan menjadikan contoh untuk diterapkandalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, penulis hendak mengkaji nilai-nilai pendidikan karakter dalam kumpulan cerita anak pada Majalah Bobo tahun 2015. Alasan pemilihan Majalah bobo tahun 2015 tersebut untuk memudahkan penulis mengumpulkan sumber data. Penulis mengumpulkan data dengan mengikuti perkembangan terbaru dari Majalah Bobo. Majalah Bobo merupakan majalah anak tertua yang terbit di Indonesia sejak tahun 1973 dan sampai sekarang masih diminati oleh berbagai pihak salah satunya anak-anak. Keragaman rubrik yang khusus diterbitkan untuk anak-anak menjadi salah satu alasan anak-anak tertarik membaca majalah terebut. Salah satu rubriknya adalah cerita anak yang memuat beragam nilainilai termasuk nilai pendidikan karakter. Majalah Bobo memiliki Slogan “Teman Bermain dan Belajar” yang bertujuan untuk memberi pendidikan melalui bacaan yang seru untuk dibaca oleh anak-anak sembari diajak bermain. Hal tersebut menjadi alasan penulis dalam memilih cerita anak pada Majalah Bobo sebagai sumber data penelitian. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis akan meneliti “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam

Kumpulan Cerita Anak Realistik pada Majalah Bobo Tahun 2015”. 2. Metode Penelitian Menurut Moleong (2010: 6), metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang bermaksud membuat deskripsi atau gambaran untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Peneliti memilih metode deskriptif kualitatif karena data penelitian ini dideskriptifkan melihat kenyataan sesungguhnya yang berupa tulisan, lalu dianalisis dan ditafsirkan dengan objektif untuk kemudian dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam menganalisis data terbagi menjadi delapan tahap. 1. Mengumpulkan sumber data yaitu berupa cerpen-cerpen dalam Majalah Bobo tahun 2015. 2. Membaca dengan cermat setiap cerpen dan langsung mengumpulkan data dengan mencari serta menandai penggalan-penggalan cerpen yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter. 3. Memberi kode pada penggalanpenggalan cerpen yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter. 4. Menganalisis dan menginterpretasi datayang sesuai dengan kata kunci yang dibuat sesuai landasan teori. 5. Mengelompokkan nilai-nilai pendidikan karakter cerpen-cerpen tersebut. 6. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam cerpen-cerpen tersebut. 7. Menyimpulkan hasil analisis tentang nilai-nilai pendidikan karakter 155

Kelasa Vol. 11 No. 2, Desember 2016: 153—164

cerpen- cerpen Majalah Bobo tahun 2015. 3. Pembahasan Nilai-nilai pendidikan karakter yang dikaji dalam cerpen-cerpen pada Majalah Bobo tahun 2015 adalah nilainilai pendidikan karakter yang berjumlah dua belas nilai. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut adalah nilai cinta tanah air, nilai bersahabat, nilai cinta damai, nilai gemar membaca, nilai peduli sosial, nilai tanggung jawab, nilai religius, nilai jujur, nilai disiplin, nilai kerja keras, nilai mandiri, dan nilai demokratis. Dari lima puluh cerpen yang diteliti ditemukan empat puluh dua cerpen yang terkandung nilai pendidikan karakter di dalamnya. Data yang ditemukan ada yang hanya memiliki dua nilai pendidikan karakter di dalamnya, ada juga yang memiliki lebih dari satu nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam cerpencerpen tersebut disajikan dengan cara yang berbeda-beda. Penyajian nilai pendidikan karakter ada yang secara eksplisit terlihat, seperti melalui perbuatan tokoh, perkataan tokoh, dan sebagainya. Namun ada juga yang disajikan dalam teks secara implisit. Nilai religius merupakan sikap dan perilaku yang bersifat keagamaan, patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Nilai religius merupakan nilai yang sangat urgensi dalam kehidupan. Bayangkan bila nilai-nilai keagamaan tidak menjadi pegangan dalam kehidupan manusia. Tentu saja manusia tidak memiliki batasan dalam bertindak. Agama diperlukan untuk menjadi pedoman bagi umat manusia. Selain sebagai pedoman agama juga berfungsi 156

untuk memberi batasan kepada manusia mengenai hal-hal yang harus dilakukan dan hal mana yang harus ditinggalkan. Nilai religius dapat memberikan ketentraman dalam hati tiap manusia. Nilai religius juga terpancar dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam cerpen-cerpen ini ditemukan empat data mengenai nilai religius. Nilai-nilai religius tersebut memiliki keragaman. Pemaparan lebih rinci mengenai beberapa nilai religius yang ditemukan dalam cerpen-cerpen tersebut dapat dilihat paragraf-paragraf berikut. Pada data yang pertama nilai religius terdapat dalam cerpen “Oh, Itu Alasannya”. Dalam cerpen tersebut nilai religius terdapat pada percakapan antara tokoh kakek dan nenek yang merasa bersyukur terhadap pemberian Tuhan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini. 1. Sepasang kakek nenek itu sangat lahap makan walaupun hanya dengan lauk ikan kering. Mereka kelihatan senang dan bersyukur. “Untung masih ada lauk ya, Kek.” Ujar Nek Ijah. Nilai religius pada data kedua terdapat dalam cerpen “Bau Harum di Kamar Nesa”. Dalam cerpen tersebut nilai religius tertera dari percakapan berupa nasehat tokoh Mama kepada anaknya yang bernama Nesa. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut. 2. “Ya, ampun. Jadi, itu bau wangi pengharum ruangan ya, Ma?” Kata Nesa. “Iya, sayang. Jangan takut lagi ya, dan jangan lupa berdoa sebelum tidur. Dalam kutipan cerpen tersebut perkataan tokoh mama yang menganjurkan tokoh Nesa untuk berdoa merupakan bentuk dari kepercayaan

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter… (Fadhilatun Hayatunnufus)

terhadap adanya Tuhan YME. Berdoa adalah memanjatkan permohonan, harapan, permintaan, atau pujian kepada Tuhan. Oleh karena itu, berdoa juga merupakan salah satu bentuk perilaku yang bersifat keagamaan yang menunjukkan sikap patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut. Pada data ketiga nilai religius terdapat pada cerpen “Toko Pak Allan”. Nilai tersebut tertera dalam pernyataan tokoh Pak Allan yang yakin bahwa Tuhan YME akan memberikan rezeki kepada setiap umatnya yang mau berusaha. Hal tersebut terdapat pada penggalan cerpen berikut. 3. “Ah, itu tidak masalah. Di pasar banyak pedagang, tetapi tetap saja ada pembelinya karena Tuhan sudah memberikan rezeki masing-masing. Jawab Pak Allan”. Data keempat yang memiliki nilai religius terdapat pada cerpen “Garagara Papa”. Nilai religius tersebut tertera dalam perilaku tokoh Maya yang berdoa sebelum tidur. Hal ini terdapat pada penggalan cerpen berikut. 4. “Sudah, Maya. Ayo, cepat tidur, jadi besok segar dan enggak ngantuk.” Maya mengangguk. Dia pun ke kamar, berdoa dan tidur. Nilai jujur merupakan perilaku lurus hati yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Berprilaku jujur pada kehidupan sehari-hari sangat penting, karena jujur adalah sifat terpuji. Jika jujur sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, maka semua permasalahan akan mudah terselesaikan. Perilaku jujur dapat menciptakan ketenangan dalam hati. Jujur jika sudah melekat dalam diri maka akan

membentuk karakter yang kuat bagi seseorang.Pada cerpen-cerpen ini ditemukan lima data mengenai nilai jujur. Nilai jujur pada keenam data tersebut memiliki berbagai macam keragaman. Nilai kejujuran yang pertama terdapat pada cerpen “Mira Susah Tidur”. Nilai jujur pada cerpen tersebut tersirat pada salah satu paragrafnya. Berikut penggalan cerpen yang mengandung nilai kejujuran. 1. “...terbata-bata, Mira menjelaskan bahwa sudah lima malam ini, ia selalu menghabiskan kopi di mug papa. Mama dan papa melonggo mendengar penjelasan Mira”. Dalam penggalan cerpen tersebut, diceritakan bahwa Mira yang mengakui perbuatannya yang selalu menghabiskan sisa kopi di mug papa. Hal itulah yang menyebabkan ia susah tidur di malam hari. Mama dan papa kaget mendengar pengakuan Mira. Nilai kejujuran yang kedua terdapat pada cerpen “Surat untuk Jaya”. Dalam cerpen ini menceritakan seorang anak yang bernama Rumi, ia ingin menakuti seorang anak yang selalu mengotori meja dan kursi tempat duduknya di kelas. Untuk menakuti anak tersebut, Rumi menulis surat yang isinya ancaman agar anak tersebut tidak mengotori meja dan kursi tempat duduknya di kelas. Nilai jujur pada cerpen tersebut tertera dalam perilaku tokoh Rumi. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. 2. “Untuk menakuti murid kelas V yang jorok itu, Rumi mengaku bernama Borman. Sebetulnya, Rumi tidak berbohong juga. Borman itu nama Bapaknya. Nama lengkap-nya, Rumi Borman.” Pada data ketiga, nilai kejujuran terdapat pada cerpen “ 157

Kelasa Vol. 11 No. 2, Desember 2016: 153—164

Sehat Tak Perlu Mahal”. Nilai kejujuran tersebut tertera dalam perilaku tokoh Reno yang mau jujur kepada teman-temannya. Hal ini dapat dilihat pada penggalan cerpen berikut. 3. Mau cerita, kan?” Pancing Edo melihat sahabatnya ragu. “Iya, Do. Maafkan aku ya.”Ujar Reno. “Aku malu makan bareng kalian. Sekarang Ibu sering memberi bekal yang anehaneh. Makanan ndeso! Nilai kejujuran yang keempat terdapat pada cerpen “ Lost In Dubai Mall”. Pada cerpen ini diceritakan sebuah keluarga yang pergi liburan ke Dubai. Di sana mereka pergi ke sebuah mall. Dalam Mall tersebut banyak sekali hiburan yang membuat Farrel dan Fania sangat senang dan menyebabkan mereka lupa diri sehingga lepas dari perhatian orang tua mereka. Tetapi akhirnya mereka bertemu kembali dengan orang tua mereka setelah mereka minta pertolongan pada seorang satpam di mall. Nilai kejujuran tersirat pada cerpen tersebut. Hal itu dapat dilihat pada penggalan cerpen berikut. 4. Saat makan, Ibu meminta maaf karena keasyikan motret jadi lalai memper-hatikan Farrel dan Fania. Pada penggalan cerpen tersebut, tokoh ibu mengakui kesalahannya karena telah lalai menjaga Farrel dan Fania. Dengan mengakui kesalahannya tokoh ibu sudah berlaku jujur kepada keluarganya. Data nilai kejujuran yang kelima terdapat pada cerpen “ Saat Dani Diare”. Hal ini dapat terlihat dalam kutipan percakapan antara tokoh Dani dan tokoh Bunda sebagai berikut. 5. “Dani kemarin makan apa? Kok, bisa Diare?” tanya Bunda saat mereka sudah di mobil. “ Jajan 158

di luar sekolah, Bun”. Doni mengaku. “ Kan, sudah Bunda bilang, jajan di kantin saja, lebih bersih dan terjamin”. Kutipan cerpen tersebut bercerita tentang seseorang yang mengakui perbuatannya kepada orang lain, dan tidak berbohong itu berarti orang tersebut berlaku jujur. Perbuatan jujur adalah perbuatan yang baik dan disukai oleh semua orang. Orang yang berbuat jujur pasti dapat dipercaya. Pada cerpen “Saat Dani Diare” terdapat nilai kejujuran dari perkataan atau tindakan tokoh Dani yang mengakui kesalahannya.Nilai pendidikan karakter jujur yang ada di tiap cerpen memiliki keragaman. Keragaman tersebut terdapat pada cara penyampaian nilainilainya.Kelima cerpen itu membutuhkan kepekaan pembaca agar bisa memaknai nilai yang terkandung di dalamnya. Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai peraturan ketentuan dan peraturan. Disiplin merupakan hal yang perlu ditanamkan sejak dini. Seseorang yang tidak disiplin akan dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. Karakter disiplin tidak dapat timbul begitu saja, namun perlu dilatih dan dilakukan dengan penuh kesadaran.Nilai disiplin yang ditemukan dalam cerpen-cerpen ini adalah bentuk disiplin diri. Berikut akan dijelaskan mengenai nilai disiplin yang ditemukan dalam cerpen “ Mira Susah Tidur”. Dalam cerpen ini tersirat prilaku tokoh Mira yang disiplin, hal ini dapat dilihat dari pernyataan “ Mira sudah selesai mengerjakan pe-ernya” dalam cerpen tersebut. Pada cerpen “ Titan Srikandi Bola” juga terdapat nilai karakter disiplin pada tokoh Titan. Hal ini tertera secara eksplisit, seperti pada kutipan berikut.

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter… (Fadhilatun Hayatunnufus)

“ Titan sudah bersiap sekolah dan sudah merapikan kamarnya. Sekarang, ia duduk manis di meja makan menunggu Mama dan Kak Tiara sarapan bersama”. Pada penggalan cerpen di atas, dapat dilihat perilaku tokoh Titan yang melaksanakan rutinitas di pagi hari. Kebiasaan sarapan pagi sebelum berangkat sekolah dan merapikan kamarnya adalah sebuah perbuatan disiplin diri. Contoh perilaku disiplin dari hal-hal kecil seperti yang dilakukan tokoh Titan. Nilai disiplin diri seperti yang tokoh Titan lakukan juga dapat dilihat pada cerpen “ Pergilah Kau Koles”. Dalam cerpen tersebut nilai disiplin terlihat pada rutinitas tokoh Dina dan Syafiq. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. “Cepat ganti baju, lalu makan, ya!” Dina dan Syafiq mencium tangan Mama, lalu menuju kamar masing-masing. Nilai kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan. Secara singkat, kerja keras merupakan upaya sungguh-sungguh untuk menggapai sasaran. Kerja keras merupakan kunci kesuksesan dan kebahagiaan dalam hal apapun. Dalam memperoleh sesuatu bukanlah perkara yang mudah, tetapi dibutuhkan kerja keras di dalamnya. Pada cerpen-cerpen ini juga ditemukan nilai kerja keras di dalamnya. Berikut beberapa cerpen yang mengandung nilai kerja keras. Pada data yang pertama ini nilai kerja keras terdapat pada cerpen “Sepatu Nadia”. Nilai kerja keras muncul lewat penggambaran sifat tokoh yang ditulis penulis melalui salah satu

paragraf di cerpen.Kutipan yang mengandung nilai kerja keras tersebut adalah sebagai berikut. “Kini, pin kupu-kupu Ibu bisa membantuku mendapatkan sepatu. Ah, bangganya kalau bisa membeli sesuatu dari hasil kerja keras sendiri.” Penggalan kutipan cerpen di atas menceritakan bahwa untuk mendapatkan sepatu baru, tokoh Aku harus bekerja keras dengan menjual pin kupu-kupu hasil karya Ibunya. Pada data kedua, juga didapatkan nilai karakter kerja keras pada cerpen “ Fito Bisa Rapi”. Cerpen ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Fito yang berusaha untuk merapikan kamarnya tanpa bantuan Mamanya, dia ingin seperti temannya yang bernama Lody yang bisa membersihkan kamarnya sendiri. Nilai kerja keras Fito ini dapat dilihat pada kutipan berikut. “ Kali ini, Fito ingin mencoba berusaha sendiri. “Kalau Lody bisa, aku juga pasti bisa.” Pikirnya Pada data berikutnya, ditemukan nilai karakter disiplin pada cerpen “ Taman Sepatu”. Cerpen ini mengisahkan tentang anak-anak kelas V yang berusaha membuat sebuah taman dalam rangka lomba taman antar kelas. Nilai disiplin pada cerpen ini dapat dilihat pada kutipan paragraf dalam cerpen berikut ini. Hari-hari berikutnya, kelas VC sibuk ditaman kelas. Mereka bekerja saat jam istirahat dan sepulang sekolah. Hari penilaian pun tiba. Anakanak kelas V-C melakukan persiapan terakhir. Mereka membersihkan daun-daun kering yang berguguran, juga merapikan beberapa bagian taman. 159

Kelasa Vol. 11 No. 2, Desember 2016: 153—164

Cerpen berikutnya yang memiliki nilai disiplin adalah cerpen “ Toko Pak Allan”. Nilai disiplin pada cerpen tersebut tertera secara implisit dalam salah satu paragrafnya. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut. Pak Allan mempunyai sebuah toko serba ada. Toko itu di bangun Pak Allan dari hasil kerja keras bertahun-tahun. Dulu, Pak Allan hanya menjajakan dagangan berkeliling kampung. Berkat kerja kerasnya ia bisa mendirikan toko serba ada itu. Nilai karakter disiplin juga ada dalam cerpen “ Tempat Pensil”. Nilai disiplin diri tertera pada prilaku tokoh. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut. “Akhirnya, selesai sudah prakaryaku. Hasilnya lumayan memuaskan. Tempat pensil karton itu menjadi cantik dengan berbagai hiasan gambar bunga dan kupu-kupu yang kupotong dari majalah lama Kak Sita.” Kutipan cerpen di atas menceritakan tokoh aku yang berusaha untuk membuat sebuah kotak pensil dengan kreasinya sendiri tanpa bantuan siapapun. Akhirnya dengan kerja kerasnya, iapun berhasil membuat kotak pensil tersebut. Seluruh nilai kerja keras yang ditemukan pada cerpencerpen tersebut memiliki manfaat bagi pembaca jika dapat diinterpretasikan dengan baik dan diamalkan dalam kehidupan. Nilai mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain disebut mandiri. Nilai mandiri dibutuhkan dalam kehidupan. Sesorang yang tidak mudah bergantung pada orang lain pasti memiliki kemauan untuk berusaha secara sungguh160

sungguh. Mandiri tidak dapat diartikan sebagai sikap yang tidak membutuhkan pertolongan orang lain. Sikap mandiri hanya berusaha untuk mengerjakan sesuatu sendiri sesuai dengan batas kemampuan yang dimiliki tanpa menyisihkan hakikat manusia sebagai mahluk sosial. Nilai mandiri ditemukan pada cerpen “ Mira Susah Tidur”, “Rahasia Rega”, “Kiki Mau Sekolah Lagi”, dan “ Tas Berlubang”. Pada cerpen “Mira Susah Tidur”, nilai mandiri dapat dilihat pada kutipan berikut. Dilihatnya jarum jam meja menunjuk angka sembilan. Dirapikannya buku-buku sambil menguap beberapa kali”. Pada kutipan cerpen di atas, nilai mandiri tertera secara implisit. Tokoh Mira di dalam cerpen tersebut diceritakan memiliki sifat mandiri. Tokoh Mira masih mau merapikan buku-buku pelajarannya walau dia sudah mengantuk, dia tidak meminta bantuan orang lain. Nilai mandiri pada cerpen “Rahasia Rega” tertera pada perilaku tokoh Rega yang tidak mau menyusahkan orang lain, dia berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri. Teman-teman Rega datang kerumahnya untuk membantu Rega, tetapi Rega tidak bercerita tentang masalahnya kepada temantemannya karena ia tidak mau dikasihani. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut. Rega sebenarnya masih ingin berlama-lama dengan temantemannya. Namun, ada pekerjaan lain yang menantinya lagi, membersihkan rumput rumah Pak Tio. Teman-temannya tidak perlu tahu, bukan

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter… (Fadhilatun Hayatunnufus)

karena dia malu. Rega tidak ingin di kasihani. Nilai mandiri pada cerpen “Kiki Mau Sekolah Lagi”. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan cerpen berikut ini. “ Ma, besok Kiki boleh sekolah?” “ Sekolah? Yang di sini? Atau di sekolah yang lama?” Goda mama. “ ya, di sinilah, Ma.” “ ya, tentu boleh dong, sayang. Mau mama antar?” “ tidak perlu Ma, Kiki naik sepeda saja.” Pada kutipan cerpen di atas jelas terlihat kemandirian tokoh Kiki yang tidak mau diantar sekolah oleh Mamanya. Dia bisa berangkat sekolah dengan bersepeda. Nilai mandiri selanjutnya terdapat pada cerpen “ Tas Berlubang”. Cerpen ini menceritakan tentang tokoh Doni yang memiliki tas yang berlubang. Ia tidak meminta pada ibunya untuk dibelikan tas yang baru karena ia tidak mau merepotkan ibunya. Tokoh Doni menjahit sendiri lubang pada tasnya. Hal ini dapat dilihat pada penggalan cerpen berikut. Bagaimana mungkin ia bisa membeli tas baru? Doni merenung, Ia tak ingin merepotkan ibunya dengan meminta dibelikan tas baru. Doni kembali menatap lubang di tasnya. “ Lebih baik kujahit saja,” Kata Doni sambil mengambil kain perca di lemari. Ia menjahit kain perca tadi untuk menutupi lubang di tasnya. Perilaku tidak mudah bergantung pada orang lain merupakan gambaran dari nilai mandiri. Dalam penggalan-penggalancerpen di atas

terdapat nilai mandiri yang berguna jika diapresiasi dengan baik oleh pembaca. Nilai demokratis juga terdapat pada cerpen-cerpen dalam Majalah Bobo. Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban diri sendiri dengan orang lain. Kehidupan yang demokratis merupakan kehidupan yang penuh perdamaian, tanpa kekerasan dan pemaksaan kehendak, serta adanya kebebasan individu untuk menentukan nasibnya sendiri. Nilai demokratis begitu penting hingga harus mulai diterapkan dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, agama, dan bernegara.Nilai demokratis ditemukan dalam cerpen berjudul “Titan Srikandi Bola”. Nilai demokratis yang ditemukan hanya berjumlah satu data. Berikut adalah kutipan yang di dalamnya terkandung nilai demokratis. “Sebenarnya, mama ingin Titan pilih olahraga lain, tapi mama lihat kesungguhan Titan. Mama juga sudah lihat, kamu jago main bola. Jadi selama Titan masih mau ikut ekskul sepakbola, mama izinkan.” Jawab mama. Pada kutipan cerpen di atas tertera nilai demokratis yang ditetapkan di lingkungan keluarga. Seorang mama yang memberi izin pada anaknya yang bernama Titan untuk mengikuti ekskul sepakbola padahal dia adalah seorang perempuan. Mama memberikan kebebasan pada Titan untuk memilih ekskul yang di sukainya. Oleh sebab itu, pada penggalan cerpen tersebut terdapat nilai demokratis. Cinta tanah air merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Rasa cinta 161

Kelasa Vol. 11 No. 2, Desember 2016: 153—164

tanah air bermanfaat untuk meningkatkan kepedulian terhadap kondisi negara yang sedang terjadi sehingga kontrol dan usaha untuk menjadikan negara sebagai negara yang bermartabat selalu terlaksana. Pada cerpen-cerpen Majalah Bobo yang dikaji ditemukan nilai cinta tanah air. Salah satu cerpen yang mengandung nilai cinta tanah air adalah cerpen “Gaun Bu Lastri”. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut. Semua tamu menggagumi gaun Bu Lastri. Bu Lastri senang dan bangga. “Benar kan, semua tamu menggagumi gaun batikmu. Jangan pernah meremehkan kain tradisional. Nilai seninya sangat tinggi.” Kata Pak Amri.” Selain itu, kamu juga ikut membantu mempromosikan budaya Indonesia.” Cerpen di atas menceritakan tentang Bu Lastri yang sedang berada di Singapura. Ia menghadiri sebuah acara dengan menggunakan gaun batik asli Indonesia. Semua tamu kagum dengan gaun batik Bu Lastri dan Bu Lastri pun bangga pada budaya Indonesia yang memiliki kain tradisional yang memiliki nilai seni. Oleh sebab itu, dalam cerpen tersebut terdapat nilai cinta tanah air. Bersahabat merupakan tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. Jika seorang memiliki karakter bersahabat maka ia tentu akan banyak disenangi dan banyak memiliki teman. Cerpen-cerpen dalam Majalah Bobo juga terdapat nilai bersahabat. Cerpen-cerpen tersebut antara lain: (1) cerpen “Anak yang Aneh”, (2) “Oleh-oleh”, (3) “Minggu di Rumah Nawa”, (4) “ Sehat Tak Perlu Mahal”, (5) Pengusaha Barang Bekas”. (6) “Bukubuku Andaru”, (5) “Tas Berlubang”, dan 162

(6) Kejutan Kue Karina. Pada cerpencerpen di atas pengarang cerpen menyampaikan sikap bersahabat dirinya melalui ucapan tokoh itu sendiri dan melalui ucapan tokoh aku langsung kepada tokoh yang memiliki nilai bersahabat tersebut. Berikut salah satu kutipan cerpen yang memiliki nilai bersahabat. Reno memandangi sahabatnya dengan wajah sendu. Ia ingin bercerita yang sebenarnya. Ia takut Edo akan menertawakannya seperti yang dilakukan Gilang dan Maya beberapa hari lalu. Edo adalah sahabat Reno sejak dulu hingga sekarang di kelas empat. Nilai cinta damai merupakan sikap, perkataan, tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Bila setiap manusia memiliki perasaan cinta damai didirinya maka kehidupan akan selalu aman dan tentram. Cinta damai mampu menghalangi datangnya konflik dalam kehidupan. Perasaan cinta damai yang melekat pada siswa akan mampu mencegah perilaku negatif seperti tawuran, demonstrasi, dan sebagainya. Nilai cinta damai ditemukan dalam cerpen “ Anak yang Aneh”. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. “ Di sini aman dan damai, ya? Kata Fera setengah berbisik. “Tentu saja. Memangnya, ditempatmu ada perang?” tanyaku. Penggalan cerpen diatas memiliki nilai cinta damai, hal ini jelas terlihat karena nilai tersebut dinyatakan langsung oleh pengarang dalam percakapan antara tokohAku dan Fera. Selain nilai cinta damai, pada cerpen ini juga terdapat nilai peduli sosial. Peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter… (Fadhilatun Hayatunnufus)

kepada orang lain yang membutuhkan. Seperti pada kutipan berikut. Papa meminggirkan mobil dan menanyakan di mana rumahnya. Gadis itu menggeleng. Mama bertanya banyak hal. Akhirnya Mama mengajak Fera tinggal bersama kami, sebagai teman mainku, katanya. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi diri adalah sikap gemar membaca. Kesadaran akan gemar membaca begitu penting bagi setiap orang. Membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mereka yang melakukannya. Cerpen-cerpen dalam Majalah Bobo yang di jadikan data dalam penelitian ini juga banyak mengandung nilai karakter gemar membaca. Berikut salah satu kutipan dalam cerpen “ Monster Diona” yang memiliki nilai gemar membaca. “Nenek tidak suka menonton TV, nenek lebih senang membaca.” “Buku apa saja yang nenek miliki?” tanya Lala. “Banyak, buku ilmu pengetahuan, buku flora fauna, dan masih banyak lagi.” Pada kutipan cerpen di atas dijelaskan bahwa nenek tidak suka menonton TV, nenek lebih suka membaca. Nenek juga memiliki banyak koleksi buku bacaan. Oleh karena itu, nilai karakter gemar membaca terkandung dalam cerpen tersebut. Nilai karakter tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Pentingnya tanggung jawab adalah agar sesorang

tidak mengalami kegagalan atau kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Dalam data cerpen yang memiliki nilai karakter tanggung jawab adalah cerpen “ Pinjam Ini Pinjam Itu”. Dalam cerpen tersebut diceritakan tokoh Farras yang suka meminjam barangbarang temannya. Suatu ketika dia menghilangkan bola milik Banna. Banna pun marah kepada Farras, ia meminta Farras untuk mengembalikan bola miliknya. Akhirnya, Farras berusaha mengumpulkan uang jajan untuk mengganti bola milik Banna. Nilai karakter tanggung jawab yang di tunjukkan Farras dalam cerpen tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini. “Banna maaf ya. Aku janji akan menggantinya.” Ucap Farras. Farras harus mengurangi uang jajannya agar bisa mengganti bola Banna. Nilai tanggung jawab yang ditemukan memiliki keunikan sendirisendiri. Data di atas menunjukkan sikap tanggung jawab seorang anak terhadap temannya. Sikap tanggung jawab seorang kakak terhadap adiknya, dapat dilihat pada kutipan cerpen “ Aku Secantik Mama” berikut ini. Seminggu lagi, tante Wina akan menikah, sebagai anak tertua, mama sibuk mengatur ini itu agar pesta tante Wina berjalan sempurna. Kutipan cerpen di atas menceritakan tanggung jawab seorang kakak dalam mengurus keperluan adiknya yang akan menikah. Nilai-nilai tanggung jawab ini seluruhnya berfungsi untuk membuat pembaca lebih peka terhadap tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya. 163

Kelasa Vol. 11 No. 2, Desember 2016: 153—164

4. Simpulan

Daftar Acuan

Cerpen-cerpen dalam Majalah Bobomerupakan cerita realistik yang sangat dekat dengan dunia anak. Isi cerita cerpen tersebut dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan sekolah, rumah, dan lingkungan bermain anak. Nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam cerpen-cerpen dalam Majalah Bobosangat bermanfaat bagi anak-anak.Terdapat dua belas jenis nilai pendidikan karakter yang tersebar ke dalam 27cerpen. Nilai-nilai pendidikan karakter yang ditemukan, yaitu religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, cinta tanah air, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat pada cerpen-cerpen Majalah Bobo edisi 13 – 27 tahun XLIII hadir dengan berbagai macam cara. Ada yang tampak melalui kata-kata tokoh dalam cerpen, melalui peristiwa dalam cerpen, ada yang hadir secara implisit, dan ada juga yang tampak melalui perbuatan tokoh dalam cerpen. Nilai pendidikan karakter yang paling sering ditemukan adalah nilai bersahabat yang berjumlah empat belas data. Nilai pendidikan karakter yang paling sedikit ditemukan adalah nilai demokratis berjumlah dua data. Nilai pendidikan karakter yang paling baik dijadikan bahan ajar adalah nilai pendidikan karakter yang hadir lewat perbuatan tokoh dalam cerpen. Hal tersebut memudahkan anak-anak sebagai pembaca untuk menginterpretasi nilai yang terkandung dalam cerpen sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Allen, A., K. Eileen dan Lynn R. Marrotz. 2010. Profil Perkembangan Anak Pra Kelahiran Hingga Usia 12 Tahun. Jakarta: Indeks.

164

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Jabrohim.2012. Teori Penelitian Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sastra.

Koesoema A., Doni. 2012. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta: Kanisius. Kurniawan, Heru. 2012. Sastra Anak: dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologi, Semiotika, hingga Penulisan Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kaelan, M.S. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma. Koesoema A., Doni. 2012. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta: Kanisius. Kosasih, E. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.. Moleong, Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurgiantoro, Burhan. 2010.Sastra Pengantar Pemahaman Anak.Yogyakarta: Gajah University Press.

Anak: Dunia Mada

Prasetyono, Dwi Sunar. 2008. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak Dini. Yogyakarta: Think!