ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI

Filsafat Administrasi Pendidikan – Pipin Piniman 2 Epistemologi adalah filsafat ilmu maka Epistemologi merupakan bagian dari filsafat, landasan/sifatn...

99 downloads 814 Views 70KB Size
ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI ADMINISTRASI PENDIDIKAN Oleh: Pipin Piniman

(Program Pasca Sarjana Universitas Galuh) A. Rumusan Konsep 1. Rumusan Konsep Ontologi Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari bahasa Yunani Yaitu, On/ontos = ada, dan logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan Ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkrit maupun rohani/abstrak. Ontologi merupakan bagian dari filsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensi. Dalam filsafat ilmu, ontologi mengkaji sifat dasar ilmu yang sifat dasar itu menentukan arti, struktur dan sifat ilmu. Ontologi menemukan fakta empirik, yaitu fakta atau permasalah yang akan dicari/dipelajari, menganalisisa objek materi dari ilmu pengetahuan, yaitu hal-hal atau benda-benda empiris. Ontologis membahas tentang apa yang ingin diketahui, menjawab tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, menjawab pertanyaan-pertanyaan : • • •

Apakah obyek ilmu yang akan ditelaah, Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

Asumsi mengenai obyek empiris yang dimiliki oleh ilmu  Menganggap obyek-obyek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, umpamanya dalam hal bentuk, struktur, sifat dan sebagainya;  Menganggap bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu;  Menganggap tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Tiap gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dengan urut-urutan kejadian yang sama. Hal ini disebut determinisme. Determinisme dalam pengertian ilmu bersifat peluang (probabilistik). 2. Rumusan Konsep Epistemologi Epistemologi berasal dari kata Yunani, Episteme dan Logos. Episteme artinya adalah pengetahuan. Logos artinya teori. Epistemologi adalah sebuah kajian yang mempelajari asal mula, atau sumber, struktur dan metode pengetahuan. Epistemologi berusaha menjawab bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus di perhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara atau teknik atau sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?

Filsafat Administrasi Pendidikan – Pipin Piniman

1

Epistemologi adalah filsafat ilmu maka Epistemologi merupakan bagian dari filsafat, landasan/sifatnya adalah nalar atau pikiran, ilmu/sains itu sendiri juga berlandaskan pada nalar dengan titik berat pada empirik (nalar untuk mengungkapkan empirik). Landasannya adalah nalar empirikal (ada tolak ukur, ada uji coba, ada pengalaman), pendekatan transendental dan empirikal yang transendental, menggunakan logika, statistika dan matematika. Pengertian yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indra, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, di antaranya adalah: •





Metode Induktif Induktif yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum. Metode Deduktif Deduktif ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut. Metode Positivisme Metode ini dikeluarkan oleh Agus Comte (1798-1857). Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui.

3. Rumusan Konsep Axiologi Ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan kemudahan lainnya seperti transfortasi, pemukiman, pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya. Seorang ilmuwan akan dihadapkan pada kepentingan-kepentingan pribadi ataukah kepentingan masyarakat akan membawa pada persoalan etika keilmuan serta masalah bebas nilai. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatkannya. Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan seperti yang dijumpai dalam kehidupan, yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik ataupun fisik material (Koento, 2003: 13). Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilainilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana. Aksiologi menjawab, untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral?

Filsafat Administrasi Pendidikan – Pipin Piniman

2

Runtutan penerapan ontologi, epistemologi dan axiologi dalam sebuah ilmu dapat digambarkan sebagai berikut:

B. Contoh Penerapan Ontologi, Epistemologi dan Axiologi Dalam Pendidikan 1. Ontologi Ada beberapa contoh penerapan ontologi dalam pendidikan: 1. Pandangan ontologi tentang adanya kehidupan realita yang amat luas tidak terbatas, memandang bahwa pengalaman adalah kunci pengertian manusia. Aplikasi ontologi pada pandangan ini terhadap pendidikan adalah pada saat proses pembelajaran agar anak dapat memahami apa yang dipelajari, mereka harus mengalami secara langsung. Untuk mendapatkan pengalaman secara langsung anak dapat diajak untuk melakukan berbagai kegiatan misalnya, eksperimen, pengamatan, diskusi kelompok, observasi, wawancara, bermain peran dan lain-lain. 2. Pandangan ontologi yang mengemukakan adanya sintesa antara ilmu pengetahuan dan agama menjadi suatu pemahaman yang menggunakan landasan spiritual. Aplikasinya dalam setiap kegiatan belajar mengajar guru diselipkan Nilai-nilai keagamaan antara lain saat sebelum dan sesudah pelajaran berlangsung dilakukan berdo’a bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Contoh lainnya adalah pada pelajaran PKn pada bahasan saling menghormati diberikan juga pengetahuan untuk menghormati keberadaan pemeluk agama lain. 3. Pandangan yang menyatakan bahwa pendidikan itu tidak diselenggrakan secara terpusat melainkan secara universal, mengingat situasi dan kondisi disetiap tempat berbeda-beda. Aplikasinya adalah diberlakukannya KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) juga merupakan pelaksanaan dari pandangan ontology menurut rekronstruksionisme. Di sini setiap sekolah Filsafat Administrasi Pendidikan – Pipin Piniman

3

berhak menentukan indicator sesuai dengan situasi, lingkungan, serta kebutuhan peserta didik. Di dalam Pendidikan, kewajiban pendidik melalui latar belakang ontologis ialah membina daya pikir yang tinggi dan kritis. Implikasi pandangan ontologi di dalam pendidikan ialah bahwa pengalaman manusia yang harus memperkaya kepribadian bukanlah hanya alam raya dan isinya dalam arti sebagai pengalaman sehari-hari, melainkan sesuatu yang tak terbatas. 2. Epistemologi Contoh penerapan epistemologi dalam pendidikan ekonomi, epistemologi membahas pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya suatu pengetahuan? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Lalu benar itu sendiri apa? Kriterianya apa saja? Karakteristik metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan dalam bidang ekonomi adalah: o Mata pelajaran ekonomi berangkat dari fakta atau gejala yang nyata. Kenyataan menunjukan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan sumber-sumber ekonomi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan jumlahnya terbatas/langka. Tidak terbatasnya kebutuhan manusia dan kelanggkaan sumber ekonomi tersebut dapat dijumpai di mana-mana. Ilmu ekonomi mampu menjelaskan gejala –gejala tersebut, sebab ilmu ekonomi dibangun dari dunia nyata. o Mata pelajaran ekonomi mengembanagkan teori-teori untuk menjelaskan fakta-fakta secara rasional. Agar manusia mampu membaca dan menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara sistematis, maka disusunlah konsep dan teori ekonomi menjadi bangunan ilmu ekonomi. Selain memenuhi persayaratan sistematis, ilmu ekonomi juga memenuhi persayaratan keilmuan lain yang objektif, dan mempunyai tujuan yang jelas. o Umumnya analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah metode pemecahan masalah. o Metode pemecahan masalah cocok untuk digunakan dalam analisis ekonomi sebab objek dalam ilmu ekonomi adalah permasalahan dasar ekonomi. o Inti dari ilmu ekonomi adalah alternative terbaik. Apabila sumber ekonomi keberadaannya melimpah, maka ilmu ekonomi tidaklah diperlukan bagi kehidupan manusia. Demikian juga dengan penggunaan sumber ekonomi sudah tertentu (tidak digunakan secara alternative ), ilmu ekonomi juga tidak digunakan lagi. o Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan sumber pemuas kebutuhan manusia. Metode penelitian disiplin ekonomi 1) Analisis data secara matematik dan statistic dari pemerintah atau dokumen lain (misalnya, GNP, angka penganguran, tingkat kebutuhan dasar, sensus) 2) Survey (dari pendapat umum) 3) Study kasus 4) Pengembangan dan pengujian model secara teoritis 5) perbandingan antar bangsa 6) kontruksi table, bagan dan grafik Filsafat Administrasi Pendidikan – Pipin Piniman

4

7) penghitungan rasio dan presentase 8) penghitungan jumlah indeks (indeks harga, dsb) 9) penghitungan rata-rata dan distribusi tentang rata-rata (seperti, rata-rata median dan aritmatik) 3. Axiologi Contoh penerapan Axiologi dalam pendidikan ekonomi, teori ekonomi mengatakan karena banyaknya utang luar negeri jatuh tempo (harus dibayar), hutang itu harus dibayar dengan dolar, maka banyak sekali orang yang memerlukan dolar, karena orang banyak membeli dolar harga akan naik dalam rupiah. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran ekonomi yang akan dikembangkan dalam pembelajaran ekonomi sebagai berikut : sikap hemat, sikap atau kebiasaan membandingkan harga jika belanja, kesadaran akan kualitas dalam berbelanja, sikap bertanggung jawab atas perbuatan sendiri, sikap rasional ilmiah, sikap memecahkan masalah, tekun, belajar yang baik, sportif, dan berjuang gigih. Nilai-nilai ekonomi yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran ekonomi adalah: energik, inisiatif, hemat, produktif, menabung, kerja keras, orientasi laba, berani mentganbil resiko, tabah, mempunyai motivasi yang tinggi dan pantang menyerah

Sumber: 1. http://almasdi.staff.unri.ac.id/files/2010/02/06_ontologi_epis_Aksio_new.pdf tanggal 17 okt 2013 2. http://blogkeandhi.blogspot.com/2010/06/definisi-epistemologi-ontologi-dan.html tanggal 17 Oktober 2013 3. http://blog.musikmokonk.info/2012/01/definisi-ontologi-epistemologi.html tanggal 17 okt 2013 4. http://historia-rockgill.blogspot.com/2011/12/definisi-aksiologiontologi-dan.html tanggal 17 okt 2013 5. http://lelyedna020.wordpress.com/2009/12/19/filsafat-pendidikan-ditinjau-dariontologi-2/ tanggal 31 Oktober 2013 6. http://fundra-dian.blogspot.com/2010/10/ontologi-epistemologi-dan-aksiologi.html tanggal 31 Oktober 2013

Filsafat Administrasi Pendidikan – Pipin Piniman

5