OPTIMASI METODE EKSTRAKSI FENOL DARI RIMPANG JAHE

Download Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012. ISSN : 2086-7719. 63. OPTIMASI METODE EKSTRAKSI FENOL DARI RIMPANG JAHE EMPRIT. (Zingiber Officina...

0 downloads 512 Views 167KB Size
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012

ISSN : 2086-7719

OPTIMASI METODE EKSTRAKSI FENOL DARI RIMPANG JAHE EMPRIT (Zingiber Officinalle Var. Rubrum)

Ch. Lilis Suryani Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta

ABSTRACT Many research showed that phenolic compounds of spices have antioxidant activity. Therefore, it is important to develop extraction method for application in product development. The objectives of this research were to produce ginger extract with high phenol content and to study the effect of solvent type and maceration time on the yield value and phenolic content of the extract. The research was conducted with ethanol variation of : 65, 80, 96% concentration and maceration time of 12,24, 36 hours. The results showed that there was significantly effect of ethanol concentration and maceration time interaction on yield value and phenolic content. The optimum extraction condition that produced high extract and phenolic content was that processed with 95% ethanol concentration and maceration time of 36 hours. The characteristic of the extract were : total phenol 371,12 mg/g GAE (dry matter); yield value 77,63% (dry matter) and EC50 of 51,92 mg/ml. Key words: extraction method, ethanol, maceration, total phenol, reducing power. PENDAHULUAN Pada

saat

pengembangan ini

perkembangan

berbagai metode ekstraksi maupun isolasi komponen

aktif

seperti

komponen

atau

komponen

aplikasinya

sebagai

antioksidan ataupun pengembangan produk olahannya. Salah satu jenis rempah-rempah

antioksidatif

dan

hipoglisemik

dalam tanaman semakin

dikembangkan adalah jahe emprit (Zingiber

berkembang. Salah satu jenis tanaman

officinale var. Rubrum). Selama ini jahe

yang banyak mendapat perhatian adalah

emprit banyak digunakan sebagai bahan

rempah-rempah.

di

jamu (obat-obatan tradisional) (Sari dkk.,

Indonesia merupakan salah satu komponen

2006). Penelitian-penelitian lain yang ada

bumbu masakan tradisional yang sangat

telah ada antara lain penelitian tentang

penting, selain itu juga merupakan bahan

aktivitas

pembuatan minuman tradisional. Berbagai

(Zingiber

hasil

bahwa

(Ghasemzadeh dkk., 2011), dan jahe dari

rempah-rempah

varietas Nigeria (Marakinyo dkk., 2011).

penelitian

komponen

fenol

Rempah-rempah

menunjukkan dari

Indonesia

yang

antioksidan officinale

belum

dari

banyak

jahe

var.

merah Roscoe)

mempunyai aktivitas sebagai antioksidan.

Konstituen dari jahe sangat

Oleh karena itu pengembangan metode

dalam jumlah dan jenisnya tergantung pada

ekstraksi komponen fenol dari rempah-

asal tanaman dan kondisi rimpang segar

rempah

atau kering (Badreldin dkk.,

sangat

penting

untuk

bervariasi

2008) serta

63

Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012

umur

rimpang

dan

jenis

ISSN : 2086-7719

rimpangnya

MATERI DAN METODE

(Ghasemzadeh dkk., 2011). Zingiber

officinale

mempunyai

Bahan

komponen aktif antidiabetes dan mampu

Bahan utama penelitian ini adalah

menurunkan kadar kolesterol (Akhani dkk.,

kulit jahe emprit yang diperoleh dari pasar

2001). Menurut Tsai dkk (2005) senyawa

lokal. Bahan kimia yang digunakan etanol

yang berperan sebagai antioksidan dalam

(teknis), gelatin, natrium alginat dan gum

jahe adalah substansi fenol. Negri (2005)

arab, natrium bikarbonat, asam sitrat, asam

menyatakan

tartarat,

bahwa

komponen

aktif

HCl,

eter,

reagen

nelson,

reagen

hipoglisemik yang berasal dari tumbuh-

arsenomolibdat,

tumbuhan

folin-ciocalteau fenol, sodium carbonat, dan

adalah

terpenoid,

cumarin, flavonoid, dan (2006)

menyatakan

alkaloid,

capsaicin. Suhaj

bahwa

reagen

NaOH,

gallic acid (pro analysis).

antioksidan

yang berasal dari jahe (Zingiber officinale)

Metode Ekstraksi komponen fenol

adalah gingerol, shogaol, alanin, dan lain-

Metode ekstraksi mengacu hasil

lain. Berdasarkan hal-hal tersebut maka

penelitian Marsono dkk. (2005). Ekstraksi

diduga jahe yang mengandung senyawa

dilakukan pada bahan kering, oleh karena

fenol

kemampuan

itu rimpang jahe segar sebelumnya dikuliti

mempunyai

dicuci bersih kemudian dipotong melintang

yang

mereduksi

mempunyai sehingga

antioksidatif

dan

juga

aktivitas

hipoglisemik.

dengan ketebalan

3 mm dikeringkan

Komponen antioksidan mempunyai peranan

hingga kadar air 10%. Jahe emprit kering

yang

dikecilkan

penting

dalam

kesehatan tubuh.

ukurannya

dengan

grinder

Antioksidan juga banyak digunakan sebagai

sampai semua bahan lolos ayakan 50

bahan tambahan dalam makanan untuk

mesh. Bubuk jahe emprit yang diperoleh

mencegah

sebanyak

kerusakan

makanan.

Untuk

25

g

dimasukkan

dalam

dan

erlenmeyer 500 mL dan ditambah etanol

aplikasi sebagai bahan tambahan dalam

125 mL pada berbagai konsentrasi (65, 80

makanan

dibutuhkan

cara

ekstraksi

dan 95%) kemudian di goyang dalam

komponen

fenol

optimal

terlebih

shaker selama 1 jam untuk mencapai

dahulu. Oleh karena itu tujuan penelitian ini

kondisi homogen dan dimacerasi selama

adalah untuk memperoleh metode ekstraksi

12, 24 dan 36 jam. Filtrat yang diperoleh

komponen fenol dari jahe emprit yang

disaring dengan kertas whatman no 41

optimal

kemudian dievaporasi dengan alat rotary

pengembangan

produk

yang

olahannya

dan untuk mengetahui potensi

antioksidan ekstrak yang diperoleh.

evaporator pada suhu 400 C selama 1,5-2 jam.

64

Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012

ISSN : 2086-7719

Analisis total fenol dan persentase fenol

HASIL DAN PEMBAHASAN

terekstrak

Bahan Dasar

Ekstrak

jahe

emprit

yang

diperoleh

Kadar fenol jahe emprit segar yang

dianalisis kadar total fenol (Tsai dkk., 2005).

digunakan dalam penelitian ini adalah jahe

Persentase fenol terekstrak (rendemen)

17,86 mg/g GAE berat kering. Hal tersebut

dinyatakan sebagai berat fenol yang dapat

sesuai

diekstraksi dibagi dengan berat total fenol

dkk.(1999) bahwa jumlah total fenol pada

dalam bahan yang diekstraksi (% b/b).

tanaman bervariasi sangat besar antara

Kadar fenol dinyatakan ekuivalen dengan

0,2-155,3 mg/g GAE berat kering. Dalam

mg asam galat/g ekstrak yang diperoleh

penelitian ini digunakan etanol sebagai

(mg/g GAE) dalam berat kering.

media pelarut. Etanol digunakan sebagai

yang

pelarut Analisis reducing power Ekstrak

dilaporkan

karena

alasan

ketersediaannya

jahe

emprit

mempunyai kadar fenol tertinggi

yang diuji

Kahkonen

higienitas

dalam

dan

ekstraksi

antioksidan golongan fenol (Moure dkk., 2001).

Selain

itu

etanol

merupakan

reducing power (Duh dkk., 1997). Ekstrak

golongan senyawa yang tidak beracun

dalam 1,0 etanol dicampur dengan buffer

sehingga aman dikonsumsi serta dapat

fosfat (2,5 mL, 02 M, pH 6,6) dan potassium

dihilangkan dari ekstrak hanya dengan

ferisianida (2,5 mL, 1,0%), diaduk, dan

penguapan saja. Penggunaan etanol dalam

kemudian diinkubasi pada 50oC selama 20

berbagai konsentrasi pernah digunakan

menit, kemudian ditambah dengan asam

sebagai pelarut seperti yang dilakukan oleh

trikloro

dan

Chou dkk. (2003) untuk mengekstraksi

disentrifugasi (3000 rpm, selama 10 menit).

senyawa antioksidan kacang merah, Arif

Supernatan yang diperoleh diambil 2,5 mL

dkk. (2004) untuk mengekstraksi komponen

dan dicampur dengan akuades 2,5 mL dan

hipoglisemik

feriklorida (0,5 mL, 0,1%). Reducing power

corcubionensis.

dinyatakan

mengekstraksi komponen fenol pada kayu

asetat

(10%)

sebagai

2,5

tingkat

mL

absorbansi

larutan ekstrak yang diukur pada panjang gelombang

700

absorbansi

menunjukkan

peningkatan

mereduksi.

Kemampuan

kemampuan

nm.

dari

daun

Azima

Centaurea

(2004)

untuk

manis (Anomin, 2006).

Peningkatan Kadar Fenol Total Kadar fenol ekstrak jahe

yang

mereduksi juga dinyatakan dalam nilai EC50

dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1.

yaitu konsentrasi vitamin E atau ekstrak

Penggunaan pelarut sangat mempengaruhi

rempah-rempah (mg/ml) pada absorbansi

kuantitas

0,5. Nilai absorbansi tersebut diestimasi dari

komponen fungsionalnya.

kurva regresi linier yang telah diperoleh

statistik menunjukkan bahwa semakin besar

(Lee dkk., 2007).

konsentrasi etanol dan semakin lama waktu

hasil

ekstraksi

dan

aktivitas

Hasil analisis

65

Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012

ISSN : 2086-7719

ekstraksi kadar fenol ekstrak makin besar.

difusi pelarut ke dalam bahan semakin baik.

Semakin besar konsentrasi etanol sampai

Menurut

95%

diperoleh

Buelga (2003) ekstraksi komponen polifenol

mempunyai kadar fenol yang makin besar.

dari bahan alami dengan menggunakan

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lee

pelarut dapat dibagi dalam dua tahap yaitu

dkk.

bahwa

tahap inisiasi dan tahap difusi. Dalam tahap

penggunaan ethanol sebagai media pelarut

inisiasi terjadi proses penggelembungan

komponen fenol dalam rimpang Curcuma

partikel-partikel

aromatica menghasilkan ekstrak dengan

absorbsi

kadar fenol yang lebih tinggi dibanding

polifenol dalam sel-sel yang telah rusak

ekstraksi dengan air saja.

akibat

maka

(2007)

ekstrak

yang

yang

menyatakan

Escribano-Bailon

bahan

pelarut

dan

karena

sehingga

pemotongan

Santos-

atau

proses

komponen

penggilingan

Demikian pula semakin lama waktu

bahan dapat terekstrak. Sedangkan dalam

perendaman bahan dalam pelarut, kadar

tahap difusi, pelarut akan terdifusi ke

fenol ekstrak juga semakin tinggi. Hal ini

bagian-bagian bahan yang lebih dalam dan

karena semakin lama perendaman, proses

komponen

ekstraksi semakin efektif karena proses

pewarna akan ikut terekstrak.

polifenol

seperti

pigmen

Tabel 1. Kadar fenol total ekstrak jahe (mg/g GAE bk) Lama Macerasi

Konsentrasi Etanol (%)

(Jam)

65

80

95

12

54,75 a

138,00 abc

203,00 cd

24

61,65 a

183,57 bc

219,14 de

36

100,73 ab

116,46 abc

371,12 e

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf

yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata pada α 5%.

Persentase Fenol terekstrak

kesempatan untuk terjadi kontak antara

Hasil pengukuran persentase fenol

bahan dan pelarut akan semakin besar

dirinci pada Tabel 2. Hasil analisis statistik

sehingga hasilnya akan meningkat sampai

menunjukkan bahwa interaksi antara lama

pada

macerasi

(Suryandari,

dan

konsentrasi

etanol

titik

jenuh

dari

1981).

pelarut Hal

tersebut ini

juga

berpengaruh nyata terhadap persentase

menunjukkan bahwa komponen fenol dalam

fenol

waktu

jahe emprit mempunyai polaritas medium

ekstraksi dan semakin besar konsentrasi

yang hampir sama dengan etanol. Diketahui

etanol, persentase fenol terekstrak semakin

bahwa indeks polaritas etanol adalah 5,2

besar. Semakin lama waktu macerasi maka

sedangkan

terekstrak.

Semakin

lama

air

7,7

(Palleros,

1993).

66

Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012

ISSN : 2086-7719

Tabel 2. Persentase fenol terekstrak dari jahe (% bk) Lama Macerasi

Konsentrasi Etanol (%)

(Jam)

65

80

12

36.23 a

38.20 a

53.53 c

24

37.45 a

48.57 b

63.98 d

36

49.19 b

63.98 d

77.63 e

95

Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf

yang sama

menunjukkan tidak berbeda nyata pada α 5%.

Berdasarkan hasil analisis kadar

antioksidan terhadap ion Fe3+ menjadi ion

fenol dan perhitungan persentase fenol

Fe2+. Kemampuan mereduksi vitamin E

terekstrak disimpulkan bahwa cara ekstraksi

yaitu dengan mendonasikan atom H pada

terbaik untuk ekstraksi komponen fenol dari

radikal bebas kemudian membentuk radikal

rimpang

pada

tokoferilquinon yang stabil (Shahidi dan

95% dengan lama

Naczk, 1995). Vitamin E digunakan sebagai

jahe

emprit

konsentrasi etanol

adalah

waktu macerasi 36 jam.

pembanding sebagai

Reducing power

mengetahui

potensi

dari

Mekanisme

mereduksi senyawa

ekstrak

digunakan

yang

mempunyai

ekstrak

fenol

dan

ditunjukkan dengan nilai absorbansinya,

aktivitas

antioksidan

pada

antioksidan

umum

antioksidatif tinggi. Kekuatan mereduksi

Analisis reducing power dilakukan untuk

karena

jahe

semakin tinggi nilai absorbansinya semakin

emprit.

besar

fenolik

semakin besar

vitamin

E

kekuatan

mereduksinya,

artinya

potensi antioksidatifnya.

Hasil analisis reducing power disajikan pada

dinyatakan sebagai kemampuan mereduksi

Gambar 1 dan Tabel 3.

1

Aborbansi

0.8 0.6

Jahe Vitamin E

0.4 0.2 0 10

30

50

70

90

Konsentrasi Ekstrak (mg/ml) Gambar 1. Nilai absorbansi ekstrak jahe, kayu manis dan cengkeh serta vitamin E

67

Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012

ISSN : 2086-7719

Tabel 3. Nilai EC50 ekstrak jahe Sampel

EC50*

Vitamin E

5.21

Jahe Emprit

51.92

*EC50 (mg/ml) adalah konsentrasi ekuivalen pada nilai absorbansi 0,5 (700 nm)

Berdasarkan hasil analisis reducing power

dibanding dengan metode ekstraksi saja.

dapat diperoleh persamaan regresi yaitu : a. Persamaan regresi untuk vitamin E:

KESIMPULAN

Y = 0,4020 + 0,0188 X

Berdasarkan hasil analisis fenol dan

b. Persamaan regresi untuk ektrak jahe

persentase fenol yang terekstrak dapat

: Y = 0,1935 + 0,005903 X

disimpulkan bahwa kondisi optimal untuk

Semakin besar nilai slope atau

ekstraksi komponen fenol dari jahe emprit

koefisien regresinya (b1) persamaan linier

adalah

tersebut menunjukkan semakin besar pula

dengan lama waktu macerasi 36 jam. Pada

kekuatan mereduksi senyawa tersebut atau

kondisi tersebut diperoleh ekstrak jahe

semakin

dengan kadar fenol 371,12 mg/g GAE,

besar

antioksidatifnya. slopenya,

kemampuan

Bila

dilihat

vitamin

E

kemampuan mereduksi yang

dari

pada

konsentrasi

etanol

95%

nilai

persentase fenol ekstrak 77,63% (bk).

mempunyai

Kemampuan reducing power ekstrak jahe

lebih tinggi

emprit lebih rendah dibanding vitamin E

dibanding ekstrak jahe emprit. Berdasarkan

dengan nilai EC50 sebesar 51,92 mg/ml.

hasil analisis EC50 diketahui bahwa EC50 untuk

vitamin

E

adalah

5,1

mg/ml

UCAPAN TERIMA KASIH

51,92

Penulis mengucapkan terima kasih

mg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa untuk

kepada Direktur Jendral Pendidikan Tinggi

mencapai aktivitas antioksidan sebesar 0,5

Departemen

(nilai

telah membiayai penelitian ini.

sedangkan

ekstrak

absorbansi)

jahe

emprit

maka

dibutuhkan

Pendidikan

Nasional

yang

konsentrasi 51,92 mg/ml. Nilai tersebut jauh lebih tinggi dibanding hasil penelitian EC50 untuk

spesies

Curcuma

antara 0,50-2,6 mg/mL 2012).

yaitu

(Rajamma dkk.,

Hal ini karena penelitian tersebut

menggunakan cara isolasi komponen fenol sehingga

kadar

DAFTAR PUSTAKA

berkisar

fenolnya

lebih

tinggi

Akhani, S.P., S.L. Vishwakarma, dan R.K. Goyal. 2001. Anti-diabetic Activity of Zingiber officinale in Dtreptozotocin-

68

Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012

ISSN : 2086-7719

Induced Type I Diabetic Rats. J.

Analysis. The Royal Society of

Pharm. Pharmacol. 56: 101-105.

Chemistry. Beta.global.spec.com.

Anonim. 2006. Effect of Cinnamon Extract

Ghasemzadeh, A., Hawa Z, Jaafar and

on Plasma Glucose, HbA and Serum

Asmah Rahmat. 2011. Effect of

Lipids in Diabetes Mellitus Type 2.

solvent

Pubmed. AbstractPlus&list_uids.

flavonoids content and antioxidant

type

on

phenolics

and

activities in two varieties of young Arif, R., E.Kupeli, dan F. Ergun. 2004. The

ginger (Zingiber officinale Roscoe)

Biologycal Activity of Centaurea L.

extracts.

Species. G.U. Jounal of Science.

Plants Research. Vol. 5(7): 1147-

17(4):149-164.

1154.

Badreldin HA, Blunden G, Tanira MO, Nemmar

A.

2008.

Journals

of

Medicinal

Kahkonen M, Hopia A, Vuorela H, Rauha J,

Some

Pihlaja K, Kujala T , Heinonen M.

phytochemical, pharmacological and

(1999). Antioxidant activity of plant

toxicological properties of ginger

extracts

(Zingiber

compounds. J. Agric. Food Chem.

officinale

Roscoe):

A

review of recent research. Food and

containing

phenolic

7(10): 3954-3962.

Chemical Toxicology. 46: 409–420 Lee, Yu-Ling, Chu-Chun Weng and JengChou, S. T., W, W. Chao, dan Y. C Chung. 2003.

Antioxidative

Activity

and

Leun

Mau.

2007.

Antioxidant

properties of ethanolic and hot water

Safety 0f 50% Ethanolic Red Bean

extract

Extract (Phaseolus vulgaris L. var.

Aromatica.

Aurea). J. Food Sci. 68(1): 21-25.

Biochemistry. 31:757-771.

Duh, P, D., W.J. Yen, P.C. Du, dan G. C.

from

rhizome Journal

Curcuma Of

Food

Marsono, Y., R. Safitri, Zuhied-Noor, 2005.

Yen. 1997. Antioxidant Activity of

Antioksidan

Dalam

Kacang-

Mung Bean Hulls. JAOCS. 74(9):

Kacangan : Aktivitas dan Potensi

1058-1063.

serta Kemampuannya Menginduksi Pertahanan Antioksidan pada Model

Escribano-Bailon,

M.,

and C., Santos-

Buelga. 2003. Polyphenol Extration

Hewan

Percobaan.

Laporan

Penelitian Hibah Bersaing XII.

From Foods. In. Gary Williamson (eds).

Methods

in

Polyphenols

Morakinyo, AO., GO Oludare, OT Aderinto, A Tasdup. 2011. Antioxidant and

69

Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012

ISSN : 2086-7719

free radical scavenging activities of

Shahidi, F. and M. Naczk. 1995. Food

aqueous and ethanol extracts of

Phenolics.

Zingiber

Company, Inc. USA.

officinale.

Biologi

Medicine.

and

Technomic

Publishing

3(5):25-30.

www.Biolmedonline.com.

Suhaj, M. 2006. Spice Antioxidants Isolation and Their Antiradical Activity : A

Moure, A., J.M. Cruz, D. Franco, J.M. Dominguez,

J.

Sineiro,

H.

Dominguez, M. J Nunez, dan J. C.

Review.

Journal

of

Food

Composition and Analysis. 19 : 531537.

Parajo. 2001. Natural Antioxidants from

Residual

Sources.

Food

Chemistry. 72 : 145-171.

Suryandari,

S.,

Oleoresin

1981. Jahe

Pengambilan dengan

Cara

Solvent extraction. BBIHP. Bogor. Negri,G.

2005.

Diabetes

Mellitus

;

Hypoglicemic Plants and Natural

Tsai, T.H, P.J. Tsai dan S.C. Ho. 2005.

Active Principles. Brazilian Journal

Antioxidant

and Anti-inflammatory

of Pharmaceutical Sciences. 41: 2.

Activities of Several Commonly Used Spices. J. Food Sci. 70: (1) C93-

Palleros, D. R. 1993. Experimental Organic

C97.

Chemistry. John Willey and Sons. Singapore.

Rajamma,

A.,G.,

Vimala

Baj,

and

Nambisan, 2012. Antioxxidant and antibacterial activities of oleoresin from

nine

Curcuma

spesies.

Phytopharmacology 2(2) p: 312-317.

Sari, H.C., Sri Damanti dan Endah Dwi Hastuti. Tanaman

2006. Jahe

Pertumbuhan Emprit

(Zingiber

Officinale Var. Rubrum) pada Media Tanam Pasir dengan Salinitas yang Berbeda.

Buletin

Anatomi

dan

Fisiologi. Vol XIV No. 2 Oktober 2006.

70