LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
PENATAAN DAN PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PURWAHAMBA INDAH DI KABUPATEN TEGAL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
diajukan oleh : Monawati NIM. L 201 958910
Periode 71 Juli - Oktober 2000 Kepada
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2000
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan
industri
pariwisata
di
Indonesia
sekarang
ini
sedang
dikembangkan dan didayagunakan untuk memperbesar devisa Negara, memperluas lapangan kerja dan meratakan kesempatan berusaha terutama bagi masyarakat setempat. Disamping itu, industri pariwisata juga berperan dalam mendorong pembangunan daerah serta memperkenalkan alam dan budaya daerah yang sangat khas dan menarik. Oleh karena itu pembangunan industri pariwisata tidak dapat diarahkan untuk pembangunan ekonomi atau budaya saja tetapi untuk melestarikan budaya dan alam (lingkungan hidup). Di dalam Rencana Pembangunan Kepariwisataan Indonesia, Jawa Tengah termasuk Daerah Tujuan Wisata urutan ke-5 setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. Jawa Tengah merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang sedang berkembang dalam rangka memantapkan diri menjadi DTW yang benar-benar berpotensi dalam pembangunan daerah, mempunyai objek wisata yang beragam mulai dari wisata pantai sampai wisata pegunungan, cagar budaya dan objek wisata. Keberadaan objek wisata di Kabupaten Tegal dalam Peta Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, termasuk dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah yang ditetapkan dalam Perda No. 8 tahun 1994 tanggal 16 Mei 1994 dan sebagai wilayah pengembangan Pariwisata Sub DTW C bersama Kabupaten Pemalang, Brebes dan Kodia Tegal. Kabupaten Tegal memiliki berbagai objek wisata baik berupa objek wisata alam, budaya,maupun buatan. Objek wisata tersebut merupakan salah satu potensi yang sangat penting dalam upaya penegmbangan Kab. Dati II Tegal. Kawasan wisata tersebut hamper merata di seluruh kecamatan-kecamatan salah satunya adalah Wisata Pantai Purwahamba. Wisata Pantai Purwahamba terletak di sepanjang jalur pantura, tepatnya di Kec. Suradadi yang menghubungkan antara Tegal dan Pemalang secara jalur local, sedangkan untuk jalur regional menghubungkan Jakarta-Semarang-Suarabaya. Kabupaten Tegal membagi wilayah wisatanya menjadi sub wilayah wisata untuk beberapa kecamatan
dengan meninjau adanya objek wisata yang menonjol dalam satu sub wilayah. Kecamatan Suradadi termasuk dalam sub wilayah SWP II bersama Kec. Warurejo dan Kec. Kramat. Kecamatan Suradadi adalah pusat dari wilayah wisata SWP II, karena adanya Wisata Pantai Purwahamba. Kondisi sekarang sudah ada tiga unsur yang mengelola objek wisata Pantai Purin ini. Tiga unsure tersebut adalah pihak Pemda, swasta Sosro Permai dan swasta Brama Lestari. Saat ini pihak swasta Sosro Permaiyang mendominasi kawasan rekreasi yang ada di objek wisata tersebut. Sosro Permai mampu mewujudkan adanya fasilitas-fasilitas yang mendukung keberadaan objek wisata Pantai Purin dan mampu menarik wisatawan cukup banyak, karena hal ini sangat membantu pihak Pemda dalam mengelola bjek wisata Pantai Purin ini. Pihak swasta Brama Lestari hanya menyediakan akomodasi berupa hotel melati, tapi kondisi yang ada sekarangkurang terkelola dengan baik dan bentuk tampilannya sendiri kurang representative. Pihak Pemda sendiri belum mengelola secara optimal potensi yang ada di objek wisata tersebut, walaupun dalam master plan sendiri sudah tersusun dengan baik tapi sampai saat ini belu terealisir semuanya. Pemda disini juga membuka kesempatan bagi pihak swasta yang ingin memberikan investasi bagi pengembangan potensi yang bias menciptakan suatu fasilitas-fasilitas dalam menarik para wisatawan untuk berkunjung ke objek. Hal ini berkaitan dengan adanya lahan yang sudah tersedia dan adanya penambahan lahan oleh Pemda untuk pengembangan fasilitasfasilitas dan atraksi wisata di objek wisata Pantai Purin. Pada akhirnya Pemda harus melakukan review master plan karena kondisi pengembangan yang harusnya kea rah timur tidak bias dilaksanakan karena tanah sudah dimiliki oleh milik perorangan. Pihak swasta Sosro Permai sendiri dalam membuat batasan lahan sangat tidak kontekstual, khususnya bagian belakang. Hal semacam ini akan menimbulkan pemandangan yang kurang menarik, karena lahan tersebut sampai ke daerah konservasi yaitu, pantai. Keadaan seperti ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena akan menciptakan image yang buruk di kawasan obyek wisata pantai tersebut. Ketidakseimbangan garis pantai sangat tidak baik bagi garis pntai yang ada dibelakangnya, karena akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi pantai yang ada di belakangnya. Adanya fasilitas milik Pemda sudah banyak yang mengalami kerusakan dan jumlahnya harus ditambah.
Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perlu adanya suatu penataan kembali dan pengembangan fasilitas untuk meningkatkan citra/image yang baik untuk menciptakan kawasan rekreasi yang atraktif dan representative bagi obyek wisata Pantai Purin. Factor-faktor yang sangat mendukung untuk diadakannya penataan kembali dan pengembangan antara lain adanya sarana transportasi jalur yang strategis, sudah adanya embrio fasilitas-fasilitas yang bisa dijadikan acuan dan jaringan utilitas yang disediakan oleh Pemda nantinya akan mendukung sekali. Adanya suatu penataan akan membutuhka suatu konsep lansekap, konsep Waterfront, konsep Perancangan Kota, sedangkan untuk tampilan bangunan akan menerapkan konsep desain arsitektur Neovernakular yang diharapkan mampu mencerminkan citra kawasan obyek wisata Pantai Purwahamba Indah sebagi obyek wisata andalan bagi Kabupeten Tegal.
1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menggali, mengungkapkan serta mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang terkait dengan Penataan dan Pengembangan Obyek wisata Pantai Purwahamba Indah sebagai obyek wisata rekreasi kota, transit, panorama alam pantai yang akan menjadi andalan bagi Kabupaten Tegal. Adanya embrio yang sudah ada di obyek wisata Pantai Purin berupa fasilitas-fasilitas penunjang obyek tersebut dan didukungnya sarana dan prasarana oleh pemerintah kemudian adanya kebijaksanaan dari pemerintsh daerah maka akan dibuat suatu perumusan masalahnya dengan penyelesaiannya. Sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan perumusan landasan konseptual yang akan mempengaruhi keberhasilan dalam perancangan Penataan dan Pengembangan Obyek Wisata Panati Purwahamba sebagai kawasan rekreasi kota, transit dan rekreasi keluarga dengan memperdalam pengetahuan dan menggali segala kebutuhan dan criteria desain kemudian dirumuskan dalam LP3A.
1.3. Lingkup Pembahasan Lingkup Pembahasan substansial dalam LP3A ini dititikberatkan pada lingkup ilmu arsitektur terutama perancangan kawasan rekreasi pantai yang berkaitan dengan perencanaan Penataan dan Pengembangan Obyek Wisata Pantai Purwahamba Indah. Hal-
hal diluar ilmu arsitektur akan dibahas seperlunya sepanjang masih berkaitan dan mendukung permasalahan utama. Lingkup pembahasan spasial tapak obyek wisata Pantai Purin berada pada SWP II Sub Wilayah Wisata) yang dipusatkan di Kec. Suradadi yang merupakan kota dimana obyek wisata Pantai Purin ini berada. Obyek wisata Pantai Purin ini dibatasi rumah makan dan tambak (sebelah timur), pemukiman penduduk (sebelah barat), jalan raya utama pantura(sebelah selatan) dan sebelah utara adalah Laut Jawa. Lahan yang akan dimanfaatkan dalam rangka Penataan dan Pengembangan obyek wisata Pantai Purwahamba Indah ini adalah + 30 Ha.
1.4. Metode Pembahasan Pembahasan dalam LP3A ini menggunakan metode deskriptif dokumentatif. Metode ini dilakukan dengan menggali dan mengkaji data-data yang ada baik berupa data primer yang diperoleh melalui survey lapangan dan wawancara kepada instansi terkait, Maupun data sekunder yang diperoleh melalui studi literature. Metode secara deduktif untuk menganalisis potensi dan permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Penataan dan Pengembangan Obyek Wisata Pantai Purwahamba Indah. Sedangkan secara induktif digunakan untuk mencapai sasaran yang dikehendaki berupa penentuan program ruang kawasan rekreasi pantai, prasarana kawasan dan konsep dasar perencanaan dan perancangan.
1.5. Sistematika Pembahsan Sistematika LP3A sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN, menguraikan tentang sistematika bahasan yang berisi latar belakang, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, ruang lingkup yang memberikan batasan pembahasan, metodologi yang digunakan serta kerangka bahasan yang berisi pokok-pokok pikiran tiap bab. BAB II TINJAUAN KEPARIWISATAAN, menguraikan tentang studi literature yang menjadi landasan teori yang berkaitan dengan bahasan, antara lain tentang teori pengertian dan bentuk pariwisata, pengertian dan bentuk wisatawan, prasrana
dan sarana pariwisata, pengertian kawasan wisata, pengertian rekreasi dan halhal yang berkaitan dengan rekreasi. BAB III TINJAUAN OBYEK WISATA PANTAI PURWAHAMBA INDAH DI KABUPATEN TEGAL, menguraikan tentang kebijaksanaan pembangunan sector pariwisata di kawasan pantura, kebijaksanaan pembangunan pariwisata Kab. Tegal, arahan kebijaksanaan perencanaan tata ruang kawasan wisata Tegal, tinjauan kawasan obyek wisata Pantai Purin yang meliputi kondisi fisik dan non fisik serta tinjauan adanya fasilitas-fasilitas yang sudah terbangun di obyek tersebut. BAB IV ANALISA ARAH PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI PURWAHAMBA INDAH, menguraikan tentang analisis arahan pengembangan, fasilitas yang dapat dikembangkan, kesimpulan, batasan yaitu berupa kurun waktu, pengembangan konsep, ketentuan RIPP (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata), pemilihan lokasi dan tapak sesuai yang direncanakan oleh Pemda, memberikan anggapan status pada obyek wisata pantai tersebut dalam perencanaan dan perancangan. BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN, menguraikan tentang dasar pendekatan, pendekatan kegiatan, aktifitas dan kebutuhan ruang, pendekatan penataan tapak/kawasan, pendekatan persyaratan bangunan, pendekatan utilitas kawasan, pendekatan penampilan bangunan dan penekanan desain arsitektur Neo-Vernakular BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR, berisi rumusan konsep dan program dasar yang meliputi aspek konsep perancangan lansekap kawasan, aspek program ruang, aspek penampilan bangunan dan konsep dasar aspek neo-vernakular.