PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK AL-HIDAYAH I CILANDAK JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh
Abdul Jalaludin Sayuti NIM. 106018200678
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H
LEMBAR PENGESAHAAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK AL-HIDAYAH I CILANDAK JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh
Abdul Jalaludin Sayuti NIM. 106018200678
Dibawah Bimbingan Pembimbing,
Dra. Zikri Neni Iska M. Psi. NIP. 19690206 1995032001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasyah pada tanggal 10 Desember 2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh Gelar Sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan Kependidikan Islam – Manajemen Pendidikan.
Jakarta, 10 Desember 2010 Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua Jurusan Kependidikan Islam) Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil. NIP. 195605301985031002
Tanggal
Tanda Tangan
………..……….
………………
………..……….
………………
………..……….
………………
………..……….
………………
Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Drs. H. Mu’arif SAM, M. Pd. NIP. 19650171994031005
Penguji I Drs. H. Mu’arif SAM, M. Pd. NIP. 19650171994031005
Penguji II Dr. Sururin, M.A. NIP. 197103191998032001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. NIP. 19571005.198703.1.003
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Abdul Jalaludin Sayuti
NIM
: 106018200678
Jurusan
: Kependidikan Islam
Program Studi
: Manajemen Pendidikan
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 November 2010 Penulis,
Abdul Jalaludin Sayuti NIM. 106018200678
ABSTRAKSI Abdul Jalaludin Sayuti, Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan, Jurusan Kependidikan Islam, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik baik perorangan ataupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut mengacu kepada program yang telah direncanakan oleh guru pembimbing dengan memperhatikan kebutuhan siswa, jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing, adanya sarana kegiatan yang memadai dan sebagainya. Fenomena dilapangan saat ini adalah kurangnya guru pembimbing dan terbatasnya sarana untuk memberikan layanan dalam pelaksanaan kegiatan BK. Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah bahwa kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan belum terlaksana dengan baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak. Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dengan subjek penelitian Koordinator BK, Kepala Sekolah dan Siswa/i SMK Al-Hidayah I Cilandak. Teknik pengumpulan data penelitian dengan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan angket. Proses analisis data dimulai dengan menelaah hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Selanjutnya data tersebut direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk uraian naratif dan verifikasi data. Sementara data angket, dianalisi dengan rumus Distribusi Frekuensi (distribusi presentase). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil data angket siswa dengan persentase 71,99% dan dalam kategori baik, hasil tersebut menujukkan bahwa guru pembimbing senantiasa memberikan kegiatan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. Selai itu, peran serta kepala sekolah dalam mengintegrasikan kegiatan BK, memfasilitasi, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan megupayakan pengembangan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK AlHidayah I Cilandak.
Kata Kunci: Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam. Penulis senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT, terutama nikmat Iman dan Islam. Penulis meyakini bahwa semua adalah kuasa Allah SWT dan atas kehendak-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah ruahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat, dan semua ummatnya, Amin ya Rabbal ‘Alamin. Selesainya Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tentunya penulis menyadari adanya berbagai pihak yang ikut memberikan dukungan dan motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan tersima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. Rusydi Zakariya, M.Ed. M.Phill, Ketua Jurusan Kependidikan Islam 3. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd, Katua Program Studi Manajemen Pendidikan dan juga sebagai Penasehat Akademik, atas ilmu yang diberikan, nasehat, arahan, motivasi, bimbingan selama menjalani proses perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam UIN Syarif Hidyatullah Jakarta. 4. Dra. Zikri Neni Iska, M. Psi., Dosen Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini, dengan penuh keikhlasan dan kesabaran meluangkan waktu kepada penulis untuk memberikan, bimbingan, nasehat, arahan, motivasi,
pengetahuan
dan
dukungan
menyelesaikan skripsi ini.
i
kepada
penulis
dalam
5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen
Pendidikan Jurusan
Kependidikan Islam atas pelayanan, bimbingan, pengatahuan, pengalaman, motivasi yang diberikan kepada penulis selama proses perkuliahan. 6. Pimpinan dan segenap karyawan yang bertugas di Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas
Ilmu
Tarbiayah
dan
Keguruan
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta atas fasilitas dan layanan yang diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi. 7. Kepala SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan, Bapak Drs. Noorvara Santosa, atas izin penelitian, dukungan dan informasi-informasi mengenai fokus penelitian yang diberikan kepada penulis. 8. Koordinator BK SMK Al Hidayah I Cilandak Dra. Suwartiani, Guru Pembimbing, dan semua Siswa/i SMK Al Hidayah I Cilandak atas kesediaannya memberikan data dan informasi sekolah dan fokus penelitian. Juga Wakasek, guru-guru, staff TU dan karyawan yang bertugas di SMK Al Hidayah I Cilandak, atas kemudahan dan kerjasamanya. 9. Orang Tua tercinta H. Apang Sumarna dan Ibu Siti Nursyamsiah, dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran dalam membimbing dan mendidik penulis. A’ Enuh, Teh Elis dan Dd Ghania Cantik (keponakan), serta Eful (adik), atas do’a, perhatian, motivasi, arahan, nasehat, dukungan yang diberikan kepada penulis khususnya dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Keluarga Besar Alm. Abah (Ema, mg Diding, mg Ade, mg Iim, mg Mamat, mg Husen, bi I’ah, bi Ala, bi Wisah, bi Iis), atas do’a restu, dukungan, motivasi, arahan, nasihat yang diberikan kepada penulis khususnya dalam menyelesaikan skripsi ini. Keponakan (Empik, Izal, Erna, Ai, Iing, Fathur, Indad). 11. Kawan-kawan KI-MP A 2006, Adhi, Agus, Alwani, Alam, Aep, Aldian, Andika, Diki, Budi, Encep, Fahad, Fahri, Jawa, Midis, Muis, Rifa’i, Angga, Uyung, Didi, Pepet, Dinonk, Afah, Eka (set&agst), Astri, Indah, Ina, Candra, Hamna, Aulia, Dewi, Anik, Yuyu, Shifroh dan semuanya atas bantuan, motivasi, nasehat, curhatan dan juga KI-MP B. Wa Ucuv, Fachri Mone, Amin, Arif, Kewo Ato, kg Yazid, Opik Brow dan semuanya atas bantuan, dukungan,
ii
motivasi, arahan dan ilmu yang diberikan kepada penulis khusunya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga persahabatan kita tetap abadi, selamanya. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berdo’a semoga pihak-pihak yang telah memberikan support kepada penulis, menjadi amal ibadah dengan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Tentunya skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis akan karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pembaca, Amin.
Jakarta, 29 November 2010
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ………………………………………………………... i DAFTAR ISI …………………………………………………………………..
iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..
vi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………..
1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………………………
6
C. Pembatasan Masalah …………………………………………………...
6
D. Perumusan Masalah …………………………………………………….
6
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………………...
7
BAB II : LANDASAN TEORI A. Teori Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ……………………………....
8
2. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling ………………………….
14
3. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling ……………………...
18
4. Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling ………………………….
19
5. Teknik-teknik Bimbingan dan Konseling …………………………..
21
B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah 1. Kegiatan Bimbingan dan Konseling ………………………………...
22
2. Program Bimbingan dan Konseling …………………………………
23
3. Personil Bimbingan dan Konseling …………………………………
24
4. Sarana Bimbingan dan Konseling …………………………………..
26
iv
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……………………………………………………… 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………….
28
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………
29
D. Populasi dan Sampel …………………………………………………...
29
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………..
30
F. Analisis dan Interpretasi Data ………………………………………….
31
G. Instrumen Penelitian …………………………………………………… 32
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Bimbingan dan Konseling SMK Al Hidayah I ………………………...
35
2. Struktur Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I …………......... 36 3. Keadaan Guru BK SMK Al-Hidayah I ………………………………...
77
4. Sarana Bimbingan Konseling SMK Al-Hidayah I …………………….. 39
B. Deskripsi Kegiatan Bimbingan dan Konseling 1. Kegiatan Layanan SMK Al-Hidayah I ……………………………...
40
2. Kegiatan Pendukung SMK Al-Hidayah I ………………………….. 42 C. Analisis dan Interpretasi Data 1. Analisis Data Angket …………………………………………………... 43 2. Interpretasi Data Angket ……………………………………………….
55
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………………………..
58
B. Saran ……………………………………………………………………….
59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Halaman Kisi-kisi Instrumen Angket Siswa ……………………………………………….......
32
Pedoman Wawancara Koordinator BK ………………………………........................ 33 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ………………………………......................... 34 Daftar Personil BK SMK Al-Hidayah I Cilandak ...…………………………………. 37 Fasilitas Dalam Kantor BK SMK Al-Hidayah I ……………………..………………
39
Layanan Orientasi Siswa Baru ……………………..………………………………...
43
Pemahaman Tentang Lingkungan Sekolah ……………………..…………………… 44 Layanan Informasi Belajar ……………………..……………………..……………... 44 Pemahaman Bahaya Narkoba dan Pergaulan Bebas ……………………..………….. 45 Layanan Informasi Pekerjaan/Karir ……………………..…………………………...
45
Layanan Informasi Pendidikan Tinggi ……………………..………………………..
46
Layanan penempatan dan penyaluran ……………………..…………………………
46
Pemahaman dan Pengembangan Kemampuan Siswa ……………………..…………
47
Pengembangan Sikap dalam Kegiatan Pembelajaran ……………………..…………
48
Solusi dalam Kegiatan Pembelajaran ……………………..…………………………. 48 Motivasi dalam Kegiatan Belajar ……………………..……………………………... 49 Mengembangkan Kemampuan Dalam Kegiatan Belajar ……………………..……...
49
Pemahaman Tentang Tata Tertib sekolah ……………………..……………………..
50
Layanan Konseling Perorangan ……………………..……………………..…….......
50
Layanan Bimbingan Kelompok ……………………..……………………………….
51
Pemahaman Tentang Sosialisasi di Sekolah …………………....................................
51
Layanan Konseling Kelompok ………………………………………………………. 52 Aplikasi Instrumentasi Data Siswa ……………………..……………………..……..
52
Himpunan Data Siswa ……………………………………………………………….. 53 Konferensi Kasus …………………………………………………………………….
53
Kunjungan Rumah ……………………..……………………..……………………...
54
Alih Tangan Kasus ……………………..……………………………………………. 54 Nilai Rata-rata Skor Per Dimensi dan Akhir Penelitian ……………………..………. 56
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian dalam rangka mengembangkan potensi manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia diharapkan dapat mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya, baik potensi jasmani maupun rohani sebagai bekal untuk menjalankan kehidupan. Hal tersebut sesuai dengan Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Berdasarkan fungsi dan tujuan tersebut, pendidikan formal pada prosesnya tidak hanya mengutamakan perkembangan aspek kognitif atau pengetahuan peserta didik, tetapi juga aspek perkembangan pribadi, sosial, dan kematangan intelektual. Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan harus memberikan kegiatan yang dapat memfasilitasi pengmbangan diri siswa
1
Und ang-undang RI. No. 20 Tahun 2003 te n tang S is te m Pend id ik an Nasiona l (SISDIKNAS ), b ab I I P as al 3 , h a l. 3
1
2
secara optimal dalam rangka mewujudkan manusia yang unggul sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan dalam prosesnya tidak hanya cukup dengan memberikan kegiatan pembelajaran/kurikulum, tetapi perlu didukung dengan kegiatan yang dapat memaksimalkan kemampuan lainnya yang dimiliki peserta didik. Hal tersebut senada dengan penjelasan bahwa “Pendidikan yang bermutu merupakan pendidikan yang seimbang, tidak hanya mampu menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan akademis, tetapi juga mampu membuat perkembangan diri yang sehat dan produktif”. 2 Sekolah sebagai pelaksana fungsi dan tujuan pendidikan dalam prosesnya tidak hanya fokus pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran/kurikulum, tetapi juga memberikan kegiatan yang dapat mengarahkan kepada pengembangan potensi, pembentukan watak dan kepribadian peserta didik secara optimal, serta pemecahan masalah peserta didik di sekolah. Kegiatan tersebut difasilitasi dengan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Bimbingan dan Konseling merupakan layanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. Kegiatan tersebut diberikan oleh guru pembimbing yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa meliputi; layanan orientasi, informasi, penempatan, penyaluran, pembelajaran dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling seperti alat-alat pengumpulan data diri siswa dan sebagainya. Bimbingan dan konseling menjadi bagian penting di sekolah, memiliki kedudukan strategis dalam mendukung kegiatan lain di sekolah. Oleh karena itu, setiap sekolah harus melaksanakan kegiatan tersebut secara mandiri, menjadikannya suatu program yang sistematis mulai dari perencanaan,
2
Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), cet. II, h. 2 .
3
pengorganisaian, pelaksanaan, dan penilaian serta diintegrasikan dengan kegiatan lainnya di sekolah. Pentingnya kegiatan bimbingan dan konseling untuk dilaksanakan di sekolah sebagai sarana untuk memfasilitasi siswa, karena tidak semua siswa dapat memahami dengan baik kelemahan dan kelebihan, bakat dan minatnya, serta ciri-ciri kepribadiannya, tidak semua siswa dapat mengenal dan memanfaatkan lingkungannya secara maksimal, tidak semua siswa dapat menerima keadaan dirinya seperti apa adanya, baik penerimaan terhadap kelebihan ataupun kelemahannya seperi keadaan jasmani, keuangan dan keadaan keluarga, serta tidak semua siswa dapat mengatasi permasalahannya sendiri. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya guru pembimbing harus memberikan kegiatan berupa layanan-layanan yang dapat membantu siswa dalam hal tersebut. Dengan demikian, siswa harus dapat memanfaatkan kegiatan tersebut untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang dimiliki serta dapat memberikan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi siswa baik internal sekolah maupun eksternal sekolah. Adapun arah kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah adalah sebagai berikut: 1. Terpenuhinya tugas-tugas perkembangan peserta didik dalam setiap tahap perkembangan mereka. 2. Dalam upaya mewujudkan tugas-tugas perkembangan itu, kegiatan bimbingan dan konseling mendorong peserta didik mengenal diri dan lingkungan, mengembangkan diri dan sikap positif, mengembangkan arah karir dan masa depan. 3. Kegiatan bimbingan dan konseling meliputi bimbingan pribadi, sosial belajar dan karir. 3 Sekolah dengan fenomena yang ada cenderung mengutamakan kegiatan akademis seperti belajar dikelas menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan target yang telah direncanakan, memberikan tugas, dan sebagainya; kegiatan administratif seperti kesibukan memenuhi kebutuhan sekolah dan sebagainya. Kegiatan tersebut bukan berarti harus diabaikan atau tidak 3
Prayitno dkk., Pedoman Khusu s Bimb ingan dan Konseling , Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, (Jakarta: Depdiknas, 2004), h. 12-13
4
penting, tetapi harus diimbangi dengan memberikan pelayanan yang maksimal kepada siswa, perhatian kepada siswa secara total dan tentunya tanpa mengabaikan personil lainnya seperti guru dan karyawan. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah, boleh jadi siswa memiliki permasalahan yang harus dicarikan solusinya seperti kurang motivasi dalam belajar, kurangnya prilaku disiplin siswa dalam mentaati peraturan sekolah serta siswa yang memiliki kemampuan/bakat yang dapat dikembangkan secara optimal. Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan dapat lebih membimbing siswa kearah pengembangan diri siswa dan membantu menyelesaikan masalah-masalah siswa di sekolah. Bimbingan dan konseling sebagai kegiatan bantuan yang diberikan oleh seorang ahli dalam bidang tersebut, sehingga dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan oleh personil yang memiliki kompetensi sesuai bidang bimbingan dan konseling atau memiliki kualifikasi sebagai guru pembimbing melalui sertifikasi. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan bahwa bimbingan dan konseling adalah profesi, yang mensyaratkan (guru pembimbingnya) menguasai perangkat kompetensi, sikap dan sistem nilai, ciri-ciri kepribadian tertentu yang harus diinternalisasi sebagai keutuhan dan secara konsisten ternyatakan dalam cara berpikir dan bertindak yang akan menjadi instrumen untuk mempengaruhi perkembangan peserta didik. 4 Selain itu, yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling adalah guru pembimbing harus disesuaikan dengan jumlah siswa, adanya kerja sama antara personil bimbingan dan konseling dengan guru-guru lainnya di sekolah agar dapat saling bantu membantu, tolong menolong, bertukar pikiran, usul saran, pandangan, pengalaman dan bekerja bersama-sama. Hal demikian, agar tercipta suasana profesional dalam proses kegiatan dan kegiatan bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan baik, efektif dan optimal. 4
Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling: Pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik/klien, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), cet. I, hal. 4-5.
5
Kenyataan umum sekarang ini masih banyak sekolah yang melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling belum terorganisir dengan baik seperti kegiatan sekolah lainnya. Ketidakjelasan muncul pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah seperti; tidak seimbangnya jumlah guru pembimbing dengan jumlah siswa, tidak adanya program kegiatan yang terencana sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut hanya bersifat insidentil, guru pembimbing bukan berlatarbelakang bidang bimbingan konseling, minimnya antusiasme siswa dalam memanfaatkan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, terbatasnya sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan tersebut juga menjadi masalah saat ini yang masih banyak ditemui di sekolah-sekolah, sehingga kegiatan tersebut tidak berjalan dengan efektif. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara untuk studi pendahuluan, dimana kegiatan bmbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak secara umum cukup baik, akan tetapi pada pelaksanaannya masih terdapat hal-hal yang belum sesuai dengan ketentuan khusus bimbingan dan konseling seperti; tidak seimbangnya ratio guru pembimbing dengan jumlah siswa asuh, guru pembimbing yang ada berjumlah tiga orang, sedangkan jumlah siswa 1274 orang dan tidak adanya ruang khusus untuk pemberian layanan bimbingan dan konseling. 5 Tentunya hal tersebut mempengaruhi baik tidaknya pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. Dari
latar
belakang
masalah
tersebut,
penulis
tertarik
melaksanakan penelitian dengan judul “Pelaksanaan
untuk
Kegiatan
Bimbingan dan Konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan”.
5
Data Jumlah Siswa SMK Al-Hidayah I Cilandak Tahun Pelajaran 2010/2011 (terlampir) dan Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah (Drs. Noorvara Santosa) dan Koordinator BK (Dra. Suwartiani) ketika melakukan obsevasi studi pendahuluan.
6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang, ada beberapa permaslahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kurangnya guru pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak. 2. Kurangnya sarana dan prasarana untuk kegiatan layanan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak. 3. Tidak adanya program yang terencana untuk kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak. 4. Kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak. 5. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di di SMK Al-Hidayah I Cilandak hanya bersifat insidentil. 6. Kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak belum terlaksana dengan baik.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan indentifikasi masalah, maka penulis membatasi lingkup masalah dalam penelitian ini, yakni “Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling meliputi; kegiatan layanan dan kegiatan pendukung di SMK AlHidayah I Cilandak Jakarta Selatan”.
D. Perumusan Masalah
7
Berdasarkan pembatasan masalah diatas dan untuk lebih memperjelas permasalahan yang akan diteliti, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan”.
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah dapat dijadikan bahan masukan dalam pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling selanjutnya 2. Bagi Guru pembimbing/konselor dapat dijadikan bahan masukan dan balikan (feed back) untuk meningkatkan kinerja guru pembimbing agar lebih berkualitas serta meningkatkan etos kerja yang tinggi dalam bidang bimbingan dan konseling. 3. Bagi Peneliti, menjadi pengalaman yang berharga dan berilmu khususnya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, serta menjadi salah satu syarat peneliti untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. 4. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam pada bidang bimbingan dan konseling di sekolah.
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling a. Pengertian Bimbingan Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti menunjukan, membimbing, menuntun atau membantu. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntutan. Namun demikian, tidak semua bentuk bantuan atau tuntutan adalah bimbingan. 1 Untuk memahami lebih jelas tentang “bimbingan” berikut akan dijelaskankan beberapa pengertian bimbingan yang dikutip dari berbagai sumber:
1
H a l len, A. , Bimb ingan dan Kon seling, ( Ja kar ta : Qua n tu m T e ach ing, 2005), cet. III , h. 2-3
9
Pengertian bimbingan dalam peraturan pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah sebagaimana dikutip oleh Anas Salahudin menjelaskan bahwa “bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan”. 2 Pengertian tersebut mengarah kepada pelaksanaan kegiatan bimbingan di sekolah, dimana bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada peserta didik agar dapat memahami diri, lingkungan dan memiliki visi kedepannya. Selanjutnya Frank W. Miller (1961) dalam Andi Mappiare menjelaskan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri terutama 8 untuk membuat penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga/rumah tangga dan masyarakat umum. 3 Pengertian yang sama juga dijelaskan oleh Shertzer dan Stone (1971) dalam Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan menjelaskan bahwa bimbingan sebagai “... process of helping an individual to understand himself and his world (proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya)”. 4 Lebih lanjut Year’s Book of Education (1955) dalam Hallen menyatakan bahwa Guidance is a process of helping individual through their own effort to discover and develop their potentialities both for personal happiness and social usefulness. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemempuannya agar memperoleh kebahagian pribadi dan kemanfaatan sosial. 5 Sementara Lester D. Crow & Alice Crow (1960) dalam Andi Mappiare memberikan pengertian sebagai berikut:
2
Ana s S a lahud in, Bimbingan & Ko n seling, ( Bandung : CV. Pu stak a Setia, 201 0 ) , c e t- I , h. 15. 3 Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling Sekolah, (Surabaya: Usana Offset Printing), h. 126. 4 Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), cet. II, h. 6. 5 Hallen, A., Bimbingan dan Konseling, h. 3
10
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki pribadi terpercaya dan pendidikan yang memadai, baik pria maupun wanita, kepada seseorang individu berbagai tingkat usia agar mereka dapat mengendalikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah titik-pandangnya sendiri, membuat keputusankeputusan sendiri dan memikul bebennya sendiri. 6 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada setiap individu baik anak-anak, remaja, dewasa atau orang tua sekalipun (bimbingan untuk semua), bimbingan bukan hanya dilakukan di lingkungan sekolah tetapi juga di lingkungan masyarakat umum. Sementara yang memberi bantuan (pembimbing) harus memiliki pribadi yang dapat dipercaya dan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan individu yang dibimbing. I. Djumhur dan Moh. Surya menjelaskan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction), kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan bantuan itu diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tersebut. 7 Berdasarkan
definisi-definisi
diatas
dapat
disimpulan
bahwa
bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada semua individu sebagai upaya untuk memberikan pemahaman tentang diri; potensi yang dimiliki individu agar dikembangkan secara optimal dan memberikan pemahaman tentang lingkungan hidup individu. Selain itu, bimbingan juga merupakan proses pemberian bantuan kepada individu dalam rangka membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan mencarikan solusinya. b. Pengertian Konseling 6
Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling…, h. 127. I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), (Bandung: CV. Ilmu, tt), h. 28. 7
11
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” yang artinya dikaitkan dengan kata “counsel”, dalam kamus kata tersebut memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti tersebut, berarti konseling secara etimologis adalah pemberian nasihat, anjuran, pembicaraan dengan bertukar pikiran. 8 Istilah konseling sering dirangkaikan dengan istilah bimbingan. Hal ini disebabkan karena konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik 9 dan menjadi kegiatan yang saling terintegrasi dengan bimbingan. Meskipun demikian, ada perbedaan antara keduanya dimana konseling lebih identik dengan psychoterapi, yaitu usaha untuk menolong dan menggarap individu yang mengalami kesukaran dan gangguan psikis yang serius. 10 Untuk memahami lebih jelas tentang konseling, berikut akan dijelaskankan beberapa pengertian konseling yang dikutip dari berbagai sumber: Prayitno dan Erman Amti (2004) dalam Anas Salahudin menjelaskan bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel (2005) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. 11 Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa konseling sebagai proses pemberian bantuan. Bantuan tersebut diberikan oleh konselor yang memiliki kemempuan dalam memberikan konseling kepada
8
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), h. 21-22. 9 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h. 37. 10 I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di…, h. 29. 11 An a s S a lahud in, Bimb ingan & Konseling, h. 15
12
individu khususnya yang mengalami permasalahan. Hal ini dilakukan secara langsung
face to face antara konselor dan konseli. Tujuan
konseling tersebut adalah membantu individu dalam mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapi dan konselor memberikan arahan kepada konseli agar dapat menyelesaikan masalahnya secara mandiri. Sejalan dengan pengertian sebelumnya Robinson dalam Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan juga menjelaskan bahwa konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang (pembimbing dan klien/yang di bimbing), dimana klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Suasana hubungan konseling ini meliputi penggunaan wawancara untuk memperoleh dan memberikan informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan, memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan dan usaha-usaha penyembuhan (terapi). 12 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan percakapan antara dua orang (konselor dengan konseli) secara khusus, dimana konseli diberikan bantuan berupa pemahaman tentang diri dan lingkungannya serta memberikan solusi terkait dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh konseli. Dengan diberikannya konseling tersebut, diharapkan
konseli
memperoleh
pelajaran
sebagai
bekal
untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi secara mandiri. Dewa Ketut Sukardi menjelaskan konseling sebagai suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian dan didasarkan atas norma-norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang. 13 Lebih lanjut Mohamad Surya memberikan pengertian bahwa konseling adalah proses belajar yang bertujuan agar konseli (siswa) dapat
12 13
Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, h. 7. Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan…, h. 38.
13
mengenal diri sendiri, menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyesuaian dengan lingkungannya. 14 Pengertian ini menjelaskan bahwa konseling sebagai kegiatan yang diberikan oleh konselor secara pribadi untuk memberikan pemahaman tentang dirinya sendiri dan lingkungan tempat individu/siswa tersebut tinggal. Kegiatan tersebut akan menjadi pembelajaran bagi siswa akan arti dari kehidupan yang sedang dan akan dijalaninya. Mortensen (1964) dalam Mohamad Surya mendefinisikan konseling sebagai proses hubungan antar pribadi dimana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan menentukan masalahnya. Sedangkan Jones (1970) menyebutkan bahwa konseling sebagai suatu hubungan professional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. 15 Roger (1942) dalam Hallen menjelaskan bahwa counseling is a series of direct contacts with the individual which aims to offer him assistence in changing his attitude and behavior. (Konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah lakunya). 16 James F. Adams dalam I. Djumhur dan Moh. Surya menjelaskan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana konselor membantu konseli/klien supaya klien dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang. 17 American School Counselor Association (ASCA) menjelaskan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengetasi masalahmasalahnya 18 .
14
Achmad Juntika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), cet-I, h. 10. 15 Mohama d Sur ya, Psik o log i Kon se ling, ( Bandung : CV. Pustaka Ban i Qur a is y, 2003), h. 1 . 16 Hallen, A. Bimbingan dan Konseling, h. 9. 17 I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan…, h. 29. 18 Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, h. 8.
14
Lebih lanjut, American Personnel and Guidance Association (APGA) sebagaimana dikutip oleh Tohirin mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang terlatih secara professional dan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecamasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan. 19 Berdasarkan beberapa pengertian yang diatas dapat disimpulkan bahwa, konseling adalah proses pemberian bantuan secara khusus antara konselor dengan klien yang memiliki permasalahan; dengan konseling tersebut diharapkan masalah yang dihadapi klien dapat terpecahkan. Selain itu konselor memberikan pemahaman kepada klien berupa arahan/nasehat agar mampu mengarahkan dirinya dan dapat mengetasi masalah-masalah yang dihadapi secara mandiri. Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu baik perorangan atau kelompok yang dilakukan oleh seorang ahli dalam rangka memberikan arahan, nesehat dan pemahaman kepada individu agar dapat memahami diri dan lingkungan hidupnya, memberikan bantuan dalam menyelesaikan masalah, serta bantuan dalam rangka mengembangkan potensi dirinya secara maksimal, sehingga dapat dioptimalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sementara dalam konteks sekolah formal, bimbingan dan konseling merupakan salah satu kegiatan yang sistematis dalam rangka memberikan pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. 2. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah
19
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah …, h. 23.
15
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip tersebut berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan dalam kegiatan bimbingan dan konseling, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Adapun prinsip-prinsip bimbingan adalah sebagai berikut: a) Bimbingan diperuntukan bagi semua individu (guidance is for all individuals). Bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau siswa, baik yang tidak bermasalah atau bermaslah; baik pria atau wanita; anak-anak, remaja ataupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan lebih bersipat preventif dan pengembangan diri pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok daripada perorangan (individual). b) Bimbingan bersifat individualisasi. Bahwa setiap individu memiliki perbedaan dengan individu yang lainnya, memiliki kemampuan untuk dikembangkan. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan harus dapat meningkatkan pengembangan diri siswa/klien. Focus kegiatan bimbingan adala individu meskipun dengan teknik kelompok. c) Bimbingan menekankan hal yang positif. Bahwa bimbingan merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, member dorongan, dan peluang untuk berkembang. d) Bimbingan merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan hanya tugas konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah, yang semuanya harus dapat bekerja sama demi terlaksananya kegiatan bimbingan yang efektif. e) Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan. Bahwa bimbingan diarahkan untuk membantu siswa/klien agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. f) Bimbingan berlangsung dalan setting (adegan) kehidupan. Bahwa bimbingan tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di lingkungan luar sekolah pada umumnya. 20 Dalam literatur lain dijelaskan bahwa prinsip-prinsip dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling secara khusus. Prinsip-prinsip khusus adalah prinsip-prinsip bimbingan yang berkenaan dengan permasalahan individu, prinsip yang berkenaan dengan program layanan, dan prinsip-
20
Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan…, h. 17-18.
16
prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan peaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. 21 Adapun prinsip khusus yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling yaitu: a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilaksanakan oleh individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi d. Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang akan menentukan hasil bimbingan e. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri. 22 3. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling a. Fungsi Bimbingan dan Konseling Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka bimbingan dan konseling di sekolah harus berfungsi sebagai berikut: 1) Fungsi pemahaman yaitu fungsi yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik pemahaman meliputi; pemahaman tentang diri sendiri peserta didik, pemahaman tentang lingkungan peserta didik dan pemahaman lingkungan yang lebih luas. 2) Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
21 22
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan…, h. 39. Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan…, h. 40.
17
3) Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. 4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. 23 Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, dimana setiap kegiatan yang dilaksanakan harus mengacu kepada fungsi-fungsi tersebut agar hasil yang dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari bimbingan dan konseling selain sebagai pemahaman dan pencegahan, fungsi dari bimbingan dan konseling juga berfungsi sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan pemecahan masalah peserta didik. b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Tujuan
dari
kegiatan
bimbingan
dan
konseling
adalah
agar
individu/siswa dapat mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat dan sekitarnya, serta mampu mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat: a. Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin; b. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri; c. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan; d. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya; 23 Prayitno, dkk., Pedoman Khu sus Bimb ingan dan Kon seling, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, (Jakarta: Depdiknas, 2004), h. 6.
18
e. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; f. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut. 24 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, tujuan dari bimbingan dan konseling semuanya mengarahkan kepada peserta didik agar peserta didik lebih memahami dirinya sendiri baik dari kekurangannya maupun kelebihannya. Membantu peserta didik untuk berani mengambil sendiri keputusan yang baik (sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat) untuk dirinya. Bimbingan dan konseling juga bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi dan mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. 4. Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Bidang bimbingan dan konseling merujuk kepada bidang kehidupan manusia pada umumnya atau aspek perkembangan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Adapun bidangbidang bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: a) Bimbingan Akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dan memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di sekolah. b) Bimbingan Karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan ynag telah dimasuki. c) Bimbingan Pribadi-Sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri; dalam mengatur diri sendiri dibidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang dan sebagainya; serta bimbingan dalam
24
Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Bimbingan dan Konseling di Sekolah.. (Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 7
19
membina hubungan (pergaulan sosial). 25
kemanusiaan
dengan
sesama
dilingkungan
Demikian bidang-bidang bimbingan dan konseling yang menjadi ruang lingkup dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dalam konteks persekolahan. Kegiatan BK di sekolah tidak hanya fokus kepada bidang akademik, tetapi juga bidang-bidang yang mencakup kehidupan pribadi peserta didik dengan mengembangkan potensinya sebagai bekal dalam meghadapi kehidupan didunia pekerjaan dan lingkungan sekitar.
5. Teknik-teknik Bimbingan dan Konseling di sekolah a. Layanan Individu Layanan individu lebih dikenal dengan layanan konseling perorangan merupakan layanan bantuan dalam upaya mengatasi masalah siswa/klien dan meningkatkan pengertian dan pemahaman tentang dirinya. Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan yang bersifat rahasia (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan wawancara antara konselor dengan konseli. Masalah-masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling individu ini ialah masalah-masalah yang sifatnya pribadi.
b. Layanan Kelompok Layanan kelompok (bimbingan kelompok) merupakan layanan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. 26
25
Winkel dan Sri Mastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), cet. III, h. 114-118. 26 Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, h. 25
20
Adapun peranan masing-masing anggota dalam teknik kelompok sebagai berikut: 1) Membantu terbinanya keakraban kelompok 2) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kelompok 3) Berusaha agar setiap yang dilakukan untuk membantu tercapainya tujuan bersama 4) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik 5) Benar-benar berusaha untuk secara aktif dalam kelompok 6) Mampu berkomunikasi secara terbuka 7) Berusaha membantu anggota lain 8) Memberi kesempatan kepada anggota lain untuk memainkan peranannya 9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok. 27
B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah 1. Kegiatan Bimbingan dan Konseling a. Kegiatan Layanan Hardja Sapoetra menjelaskan dalam blognya bahwa jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep bimbingan dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip, fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional saat ini terdapat tujuh jenis layanan, yakni: layanan orientasi, layanan informasi, layanan pembelajaran, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok.
27
Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling: Pengantar Pengembangan Diri…, h. 72.
21
Secara singkat, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling diatas akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Layanan Orientasi Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu, sekurangkurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. 2) Layanan Informasi Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). 3) Layanan Pembelajaran Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya. 4) Layanan Penempatan dan Penyaluran Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstra kurikuler, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan segenap potensi lainnya. 5) Layanan Konseling Perorangan Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. 6) Layanan Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. 7) Layanan Konseling Kelompok Layanan Konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinan peserta didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. 28 28
Hardja Saputra, “Konsep Bimbingan Konseling (Bimbingan dan Konseling)”, dari www.hardja-sapoetra.co.cc, 20 Agustus 2010, h. 7.
22
b. Kegiatan Pendukung Selain kegiatan layanan, dalam bimbingan dan konseling juga dilakukan sejumlah kegiatan lain, yakni kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Kegiatan pendukung ini untuk memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan atau komitmen yang akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik (klien).29 Oleh karena itu, untuk menunjang kelancaran pemberian layananlayanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung. Dalam hal ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu: 1) Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes. 2) Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. 3) Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihakpihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. 4) Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. 5) Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas. 30
29
Hallen, A. Bimbingan dan Konseling, h. 83. Hardja Sapoetra, Konsep Bimbingan Konseling (Bimbingan dan Konseling), dari www.hardja-sapoetra.co.cc, 20 Agustus 2010, h. 8. 30
23
2. Program Bimbingan dan Konseling Program bimbingan dan konseling merupakan rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode tertentu. Program tersebut disusun secara jelas dan sistematis dengan memperhatikan karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa. Inti dari program adalah memuat rencana kegiatan yang akan diberikan kepada siswa mencakup jenis-jenis layanan dan kegitan pendukung. Adapun komponen-komponen yang harus termuat dalam program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan Data (Apprasial), yakni mencakup semua usaha untuk memperoleh data tentang peserta didik, menganalisis dan menafsirkan data serta menyimpan data tersebut. b. Memberikan Informasi (Information), yakni mencakup usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang diri dan lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda. c. Penempatan (Placement), yakni mencakup segala usaha membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan tamat sekolah, memilih studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak memangku jabatan tertentu. d. Konseling (Counseling), yakni mencakup usaha membantu siswa merefleksi diri melalui wawancara konseling individu atau kelompok, lebih-lebih siswa menghadapi masalah yang belum dapat terselesaikan secara tuntas. e. Konsultasi (Consultation), yakni mencakup usaha memberikan asistensi kepada staf pendidik di sekolah bersangkutan dan kepada orangtua siswa, demi perkembangan siswa yang lebih baik. f. Evaluasi Program (Evaluation), yakni mencakup usaha menilai efesiensi dan efektivitas dari layanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program kegiatan bimbingan dan konseling. 31 Adapun tahap-tahap yang perlu ditempuh dalam pelaksanaan setiap satuan kegiatan bimbingan dan konseling yaitu kegiatan layanan dan kegiatan pendukung adalah sebagai berikut: a. Tahap perencanaan: program satuan layanan dan kegiatan pendukung direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.
31
Winkel dan Sri Mastuti, Bimbingan dan Konseling di…, h. 121-127.
24
b. Tahap pelaksanaan: program tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya. c. Tahap penilaian: hasil kegiatan diukur dengan nilai. d. Tahap analisis hasil: hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut. e. Tahap tindak lanjut: hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan. 32 Selain itu, program bimbingan dan konseling untuk setiap periode tertentu disusun dengan memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut: a. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang terdapat di dalam himpunan data. b. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak 150 orang (maksimal); Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 40 orang; Wakil kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 80 orang. c. Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir) d. Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok. e. Kegitan pendukung: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. f. Volume kegiatan disesuaikan dengan kondisi sekolah dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan g. Frekuensi layanan, dimana setiap siswa mendapatkan berbagai layanan delapan kali dalam setiap semester, baik layanan dalam format perorangan, kelompok maupun klasikal. h. Lama kegiatan: setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung sekitar 2 jam. i. Waktu kegiatan: kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada jam pelajaran sekolah dan diluar jam pelajaran sekolah, sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. j. Kegiatan khusus pada semester pertama setiap tahun ajaran baru diselenggarakan layanan orientasi kelas/sekolah dan himpunan data bagi siswa baru. 33 3. Personil Bimbingan dan Konseling Personil yang berperan sebagai pelaksana kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah secara sistematis telah tersusun dalam struktur 32 33
Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan…, h. 32. Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan…, h. 28-30.
25
organisasi BK, dengan koordinator dan guru pembimbing sebagai pelaksana utamanya. Para personil tersebut diharapkan dapat mengatur dan melaksanakan
hal-hal
yang
berkenaan
dengan
pengorganisasian,
koordinasi, pengarahan dan komunikasi sebagai berikut: a. Mengetur pembagian tugas/pekerjaan antara personal yang ada sesuai dengan unit kerjanya masing-masing dalam program BK b. Mengatur dan menetapkan pembagian waktu untuk setiap kegiatan dengan membuat penjadwalan c. Mengatur agar tidak terjadi tabrakan kegiatan penyuluhan dengan kegiatan mengajar dan kegiatan lainnya, terutama bagi guru/wali kelas yang berfungsi juga sebagai konselor. d. Mengatur fasilitas dan peralatan yang akan dipergunakan agar memperlancar jalannya penyuluhan e. Mendorong dan menanamkan pemahaman pada siswa agar memanfaatkan kegiatan BK dengan sebaik-baiknya, terutama bersedia mengadakan pendekatan dengan para konselor f. Mengadakan kerjasama dengan semua guru dalam meningkatkan jumlah siswa yang bersedia mendapatkan pelayanan konselor g. Berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan kegiatan BK dan komponen-komponen didalamnya h. Berusaha menyempurnakan cara menyusun hasil pencatatan tentang data siswa dan data lainnya yang diperlukan agar benar-benar dapat digunakan dengan baik dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan. 34 Adapun uraian tugas kepala sekolah dan koordinator BK secara khusus dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: a. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh, khususnya kegiatan bimbingan dan konseling dengan tugas-tugas sebagai berikut: 1) Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga kegiatan pengajaran, latihan, bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu 2) Menyediakan sarana dan prasarana dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling 3) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perensanaa dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling
34
Hadari Nawawi, Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), cet. II, h. 76-77.
26
4) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah kepada dinas pendidikan yang menjadi atasan 5) Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah bidang BK. b. Koordinator Bimbingan dan Konseling memiliki tugas sebagai berikut: 1) Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam memasyarakatkan BK, membuat program kegiatan, melaksanakan, mengadministrasikan, menilai hasil pelaksanaan, menganaisis hasil, dan memberikan tindak lanjut 2) Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana, alat dan perlengkapan kegiatan layanan bimbingan dan konseling 3) Mempertanggungjawabkan kegiatan layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah 4) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas sekolah bidang BK 5) Mengikutsertakan guru pembimbing dalam kegiatan Musyawarah Guru Pembimbing (MGP). 35 Selain kepala sekolah, koordinator BK dan guru pembimbing, pihak pengelola bimbingan dan konseling dapat memberdayakan warga sekolah lainnya dengan cara bekerjasama dengan guru pelajaran/praktik, wali kelas,
orangtua
siswa,
masyarakat
dan
sebagainya
agar
lebih
meningkatkan relevansi, efektivitas, dan efesiensi dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. 4. Sarana Bimbingan dan Konseling Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah akan berjalan dengan lancar sesuai dengan yang direncanakan, apabila didukung oleh sarana yang memadai, diantaranya adalah perlengkapan material yang dapat berupa sarana fisik dan sarana teknis. Adapun penjelasan mengenai sarana fisik dan teknis akan dijelaskan sebagai berikut : a. Ruang bimbingan dan konseling. Untuk keperluan kegiatan pemberian bantuan kepada siswa khususnya dalam rangka pelaksanaan konseling
35
Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan…, h. 38-40.
27
b.
c.
d.
e.
perorangan, mutlak diperlukan ruangan khusus dengan perlengkapan yang memadai dan nyaman, meskipun wujudnya sangat sederhana. Ruang bimbingan dan konseling di SMK dan sederajat secara khusus lebih ditekankan pada meteri-materi pemilihan karir, katalog perguruan tinggi, paket keterampilan pengambilan test, inventori penilaian, juga substansi yang membahayakan seperti: kehamilan dan materi yang sama yang ditujukan pada isu-isu yang kritis tentang masalah sosial dan kesehatan. Informasi yang disajikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan selalu update. Sebagai sarana untuk kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, diperlukan berbagai macam ruangan dengan fasilitas yang memadai untuk memberikan layanan yang maksimal. Sarana yang dimaksud seperti; ruang tunggu dan ruang tamu, ruang konseling perorangan (konsultasi), ruang konseling dan bimbingan kelompok, ruang sumber bimbingan dan konseling, ruang resepsionis, papan media dan publikasi. Lokasi ruang bimbingan dan konseling. Dalam menentukan lokasi dari rnagan bimbingan dan konseling beberapa kemungkinan yang bisa dipakai sebagai acuan bahwa lokasi ruang bimbingan dan konseling itu memungkinkan: 1) Para siswa, guru, orang tua dan pengunjung lainnya mudah untuk memasuki atau menemukan ruangan bimbingan dan konseling 2) Harus dekat dengan personil sekolah lainnya, seperti: ruang guru, ruang kesehatan, perpustakaan, ruang kepala sekolah, dan sebagainya 3) Jauh dari pusat kebisingan, misalnya jauh dari ruang kesenian, garase, lapangan olahraga, mesin-mesin dan sebagainya 4) Ruang bimbingan dan konseling harus nyaman dan memberikan kesejukan kepada siswa/klien. Peralatan dan wujud umun dari ruangan bimbingan dan konseling tidak harus berlebihan, yang paling penting adalah memperhatikan faktor-faktor dalam mengatur ruangan tersebut, yakni sebagai berikut: 1) Baik guru pembimbing/konselor maupun siswa/klien hendaknya betul-betul mendapatkan tempat tanpa berdesak-desakan 2) Klien/siswa handaknya tidak menghadap ke jendela 3) Klien/siswa hendaknya tidak menghadap ke pintu masuk 4) Guru pembimbing/konselor harus memiliki almari arsip dan bukubuku, acuan dan literatur yang secara langsung menunjang profesinya sebagai guru pembimbing atau konselor profesional. Perlengkapan ruang bimbingan dan konseling. Setelah ruangan tersedia, maka sarana fisik lain yang diperlukan adalah perlengkapan untuk ruangan tersebut, beberapa diantaranya berupa; rak majalah, file kabinet, almari, meja dan kursi untuk guru, siswa dan tamu, kotak masalah, papan media bimbingan, papan statistik dan sebagainya.
28
f. Pendanaan. Kegiatan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan adanya dana yang memadai sesuai dengan program yang dibuat guru pembimbing. 36 Biaya yang khusus dan mencukupi perlu disediakan untuk berbagai keperluan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, seperti pengadaan alat-alat kegiatan layanan, pengadaan perlengkapan, kunjungan rumah dan pemeliharaan. 37
36
Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. II, h. 73. 37 S l a me t o , Bimb ingan d i S eko lah , (Jakar ta: PT. Bina Aksar a, 1988 ), cet. I , h a l. 1 8 6 .
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni seuatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripdikam dan menganalisi fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. 1 Dengan pendekatan penelitian deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. 2 Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis bermaksud mendeskipsikan keadaan atau fenomena sebenarnya tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak dengan mengadakan observasi/pengamatan lapangan untuk memperoleh data dan informasi selengkap mungkin yang berkaitan erat dengan objek penelitian.
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet. II, h. 60. 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, h. 72.
29
Hal tersebut akan dilakukan dengan teknik-teknik yang telah ditentukan dalam metode penelitian kualitatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat dan waktu penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Tempat Penelitian. Penelitian yang dilakukan penulis bertempat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Hidayah I, Jl. Bhakti No. 25 Cilandak Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan Kode Pos 12560. 2. Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan mulai 21 s/d 22 Juli 2010 (untuk studi pendahuluan) dan 28 20 - 27 Oktober 2010 peneliti melakukan observasi lapangan.
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. Lebih khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. 3 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Koordinator BK, dan seluruh siswa SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan yang berjumlah 1274 siswa. 2. Sampel
3
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: CV. Teruna Grafika, 2003), cet. I, h. 137.
30
Sampel adalah bagian dari polpulasi. 4 Dalam penelitian ini penulis akan melaksanakan wawancara dengan Kepala sekolah dan koordinator BK serta menyebarkan angket kepada para siswa SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. Untuk mementukan jumlah sampel dengan mengambil 10% dari jumlah populasi, yakni menjadi 127 siswa dan diambil dengan cara Random Sampling sebanyak jumlah sampel.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa instrumen atau alat pengumpulan data berupa, wawancara, observasi dan angket: 1. Wawancara Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab. 5 Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara langsung dengan Kepala Sekolah dan Koordinator BK dengan mengajukan beberapa yang berkaitan dengan tugas-tugasnya dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. 2. Observasi (pengamatan) Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gujala-gejala yang diselidiki. 6 Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengamatan di SMK Al Hidayah I Cilandak terkait dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. 3. Studi Dokumentasi Dokumen merupakan catatan pristiwa yang sudah berlalu. 7 Dalam penelitian ini, penulis juga akan melakukan studi dokumentasi dengan cara 4
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan…, h. 137. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2010), cet. X, h. 317. 6 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cet. I, h. 70. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, h. 329. 5
31
mengumpulkan data-data berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan fokus penelitian di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. 4. Angket Kuesioner atau Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berisi beberapa pertanyaan dalam usaha mencari data tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. Angket disusun dengan alternatif jawaban setiap item pertanyaan yakni Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak pernah.
F. Analisis dan Interpretasi Data Setelah data terkumpul melalui beberapa teknik terutama data-data dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Data-data tersebut akan dianalisa dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Reduksi data (Data Reduction), yakni peneliti akan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan menyisihkan data yang tidak diperlukan. 2) Penyajian data (Data Display), yakni data disajikan dalam bantuk uraian singkat atau dengan teks yang bersifat naratif. 3) Verifikasi data (Conclusion Drawing), yakni dengan menarikan kesimpulan dan verifikasi dari data-data yang sudah disajikan. 8 Sementara data yang diperoleh dari keusioner/angket, penulis akan menganalisanya dengan menggunakan rumus Distribusi Frekuensi (distribusi persentase) yang akan disajikan dalam tabel. Adapun rumus tersebut sebagai berikut: f p = — N
x 100%
Keterangan: 8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, h. 338-345.
32
p f N
= Angka persentase = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu). 9
G. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Angket Siswa Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah mencakup kegiatan layanan dan kegiatan pendukung. Kegiatan tersebut oleh guru pembimbing dilaksanakan dalam rangka memberikan layanan kepada siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan menyebarkan angket mengenai pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, ditujukan kepada para siswa yang menjadi sampel di SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. Adapun kisi-kisi intrumen penelitian angket siswa adalah sebagai berikut: Table 1.1 Kisi-kisi Instrumen Angket Siswa
Variabel Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Dimensi
Indikator a. b. c.
Kegiatan Layanan
d. e. f. g.
9
Layanan Orientasi Layanan Informasi Layanan Penempatan dan Penyaluran Layanan Pembelajaran Layanan Konseling Perorangan Layanan Bimbingan Kelompok
Soal no.
Jum. Soal
1,2 3,4,5,6 7,8
2 4 2
9,10,11,12,13 14
5 1
15,16
2
17
1
Layanan Konseling
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), cet. I, h. 43.
33
a. Kegiatan Pendukung
b. c. d. e.
Kelompok Aplikasi Instrument data Siswa Himbunan Data Siswa Konferensi Kasus Kunjungan Rumah Alih Tangan Kasus
JUMLAH
18
1
19 20 21 22
1 1 1 1 22
34
2. Instrumen Wawancara Wawancara ditujukan kepada kepala sekolah dan koordinator bimbingan dan konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak. Mengenai hal-hal yang ditanyakan dalam proses wawancara adalah berkaitan dengan tugas-tugas kepala sekolah dan koordinator bimbingan dan konseling, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. Adapun kisi-kisi intrumen wawancara dengan Kepala Sekolah dan Koordinator BK adalah sebagai berikut: Table 1.2 Pedoman Wawancara Dengan Koordinator Bimbingan dan Konseling Variabel
Indikator 1. Personil BK, meliputi jumlah dan latar belakang pendidikan guru pembimbing. 2. Tempat kegiatan meliputi ruang guru, ruang pelayanan 3. Fasilitas lainnya, meliputi alat pengumpulan data,
Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK AlHidayah I Cilandak
perangkat elektronik, buku-buku sumber BK dan kelengkapan administratif. 4. Pendanaan, adanya anggaran biaya yang memadai untuk kegiatan bimbingan dan konseling. 5. Menyusun rencana/progran kegiatan layanan dan kegiatan pendukung 6. Melaksanakan kegiatan layanan dan pendukung 7. Upaya guru pembimbing dalam mengatasi masalah kegiatan BK 8. Upaya guru pembimbing dalam mengembangkan kegiatan Bimbingan dan Konseling
35
Table 1.3 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Variabel
Indikator a.
b. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK AlHidayah I Cilandak
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Latar belakang dilaksanakannya kegiatan bimbingan dan konseling Mengintegrasikan kegiatan bimbingan dan konseling dengan kegiatan lainnya di sekolah Menyediakan
sarana
dan
prasarana
kegiatan
bimbingan dan konseling Melaksanakan pembinaan kegiatan bimbingan dan konseling Berperan
aktif
dalam
pelaksanaan
kegiatan
bimbingan dan konseling Melaksanakan pengawasan kegiatan bimbingan dan konseling Upaya mengembangkan kegiatan bimbingan dan konseling Melaksanakan penilaian kegiatan bimbingan dan konseling
35
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I Cilandak Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) yang mengharuskan sekolah melaksanakan kegiatan pengembangan diri, dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik seoptimal mungkin, memberikan pemahaman tentang diri dan lingkungan, serta pemecahan masalah peserta didik. Kegiatan tersebut difasilitasi melalui kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Atas dasar tersebut, SMK Al-Hidayah I Cilandak tidak hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran pada umumnya, tetapi juga melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan diri siswa melalui bimbingan dan konseling. Berdasarkan hasil observasi dapat penulis deskripsikan bahwa SMK Al-Hidayah I Cilandak menyelenggarakan bidang bimbingan dan konseling secara sistematis. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya bidang bimbingan dan konseling yang memandirikan dan masih terintegrasi dengan bidang-bidang sekolah lainnya. Adanya bidang bimbingan dan konseling diharapkan dapat lebih membimbing siswa secara maksimal, karena bimbingan guru di kelas saja tidak cukup dan
35
36
juga menjadi sarana untuk mencarikan solusi atas permasalahan yang dimiliki siswa atau sebagai tempat curhat bagi siswa yang memiliki keluhan/permasalahan dalam kegiatan belajar di sekolah (Hasil wawancara dengan Kepala SMK Al-Hidayah I Cilandak). Sementara masih terintegrasinya bidang tersebut ditunjukkan dengan adanya pelajaran bimbingan dan konseling dalam muatan lokal dengan 1 jam, dengan kata lain SMK Al Hidayah I melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling di dalam jam pelajaran dan diluar jam pelajaran oleh guru pembimbing.
2. Struktur Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I STRUKTUR ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING SMK AL-HIDAYAH I CILANDAK Kanwil/Kandep
Peng. Sek. Bid. BK
Kepala Sekolah
Komite Sekolah
Tata Usaha
Koordinator BK Guru Mata Pelajaran/Praktek
Wali Kelas
Guru Kejuruan*
Guru Pembimbing
SISWA
37
Keterangan: *) Meliputi Guru Mata Pelajaran Kejuruan dan Guru Praktik Garis Komando Garis Koordinasi Garis Konsultasi
3. Keadaan Guru BK SMK Al-Hidayah I Cilandak Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, dalam pelaksanannya harus ada personil/guru pembimbing yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang bimbingan dan konseling agar tercipta suasana professional dalam proses pelaksanaan kegiatan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan koordinator BK, guru pembimbing di SMK Al-Hidayah I Cilandak berjumlah 3 orang. Adapun guru-guru tersebut sebagai berikut: Tabel 1.4 Daftar Personil BK SMK Al-Hidayah I Cilandak No. 1 2 3
Nama Dra. Suwartiani Kurnia Safitri, S. Pd. Siti Djubaedah, S. Pd.
Jabatan Koordinator BK dan Guru Pembimbing Guru Pembimbing Guru Pembimbing
Dari tabel personil BK dapat dijelaskan masing-masing guru pembimbing berdasarkan data yang penulis dapatkan melalui biodata sebagai berikut: a. Dra. Suwartiani dengan jabatannya sebagai Koordinator BK dan merangkap sebagai guru pembimbing, berlatar belakang pendidikan S1. Administrasi Pendidikan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, memang menjadi tidak sesuai dengan jabatan yang dipangkunya. Hal tersebut tidak menjadi masalah besar (hasil wawancara dengan kepala sekolah), karena sedikit banyak masih ada hubungannya dengan pengelolaan pendidikan, ditambah dengan
38
pengalamaannya sebagai guru BK kurang lebih 15 tahun dan pelatihan-pelatihan yang pernah diikutinya selama bertugas di SMK Al Hidayah I Cilandak sejak tahun 1996 s/d sekarang. b. Kurnia Safitri S.Pd, berdasarkan data yang penulis dapatkan melalui biodata, dimana jabatannya sebagai guru pembimbing dan berlatar belakang pendidikan S1. Bidang Bimbingan dan Konseling. Hal tersebut menjadi sesuai dengan profesinya sebagai guru pembimbing di SMK Al Hidayah I Cilandak, akan tetapi statusnya sebagai guru baru yang mulai mengajar bulan juli 2010 mengharuskannya mencari pengalaman dan belajar lebih banyak dan menyesuaikan diri dengan kenyataan dilapangan. c. Siti Djubaedah, S.Pd, masih berdasarkan data yang penulis dapatkan melalui biodata bahwa beliau merupakan guru baru di SMK Al Hidayah I Cilandak, dimana jabatannya sebagai guru pembimbing dimulai bulan juli 2010. Latar belakang pendidikan S1. Bidang Bimbingan dan Konseling ditambah dengan pengalaman sebagai guru TK dari 1989-2010 dan dosen PGTK & PGSD Tadika Puri. Hal tersebut menjadi sesuai dengan tugasnya sebagai guru pembimbing di SMK Al Hidayah I Cilandak. Dari penjelasan profil guru-ruru pembimbing diatas dapat disimpulkan bahwa 2 guru pembimbing berlatar belakang pendidikan
S1. Bidang
Bimbingan dan Konseling. Hal tersebut menjadi sesuai dengan tugasnya sebagai guru pembimbing, kemampuan yang diperolehnya melalui pendidian akademik dan pengalaman-pengalaman lainnya, dirasa akan mampu malaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling dengan baik di SMK Al Hidayah I Cilandak. Sementara 1 guru pembimbing, yakni Dra. Suwartiani dengan jabatannya sebagai koordinator BK sekaligus guru pembimbing bukan berlatar belakang pendidikan bidang BK, tetapi S1. Administrasi Pendidikan. Hal tersebut diakui oleh kepala sekolah SMK Al-Hidayah I
39
Cilandak (Drs. Noorvara Santosa) yang menjelaskan bahwa walaupun demikian tidak menjadi hambatan besar dalam pelaksanaan kegiatan BK, dengan pengalaman, pelatihan dan loyalitasnya kurang lebih 15 tahun mengabdi sebagai guru pembimbing sangat membantu dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak. Selain itu, mengenai jumlah guru pembimbing yang belum sesuai dengan jumlah siswa SMK Al-Hidayah I Cilandak. Menurut kepala sekolah, memang hal tersebut belum sesuai dengan banyaknya siswa, akan tetapi dengan jumlah guru pembimbing yang hanya 3 orang dirasa cukup karena dalam melaksanakan kegiatan BK tidak hanya mengandalkan guru pembimbing, tetapi juga bekerjasama dengan melibatkan guru-guru lain seperti wali kelas, guru pelajaran/praktik dan guru kejuruan.
4. Sarana Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I Cilandak Berdasarkan
hasil
pengamatan
peneliti
selama
melaksanakan
observasi dapat dijelaskan bahwa bimbingan konseling SMK Al-Hidayah I Cilandak memiliki sarana dan prasarana tersendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya ruang kantor khusus bimbingan konseling. Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut, tentunya akan dapat menunjang kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan. Adapun fasilitas yang ada di ruangan bimbingan dan konseling SMK Al-Hidayah I Cilandak adalah sebagai berikut: Tabel 1.5 Fasilitas BK SMK Al-Hidayah I No. 1 2 3 4 5
Fasilitas Loker Arsip Komputer Meja Koordinator BK Meja dan Kursi Tamu Meja dan Kursi Bimbingan dan Konseling
Jumlah 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
40
6 7 8
File Arsip Rak Buku dan Data Siswa White Board
1 Unit 1 Unit 2 Unit
Sementara hasil wawancara dengan Koordinator BK menjelaskan bahwa sarana dan prasarana yang ada memang masih terbatas, seperti halnya tempat kegiatan layanan bimbingan dan konseling untuk siswa belum tersedia secara khusus. Sampai saat ini, kegiatan seperti penanganan kasus dan pelaksanaan kegiatan BK lainnya terkadang masih dilaksanakan di ruang OSIS, musholla dan tempat lainnya yang memungkinkan untuk pelayanan tersebut. Tentunya kenyataan tersebut kurang kondusif untuk sebuah layanan bimbingan dan konseling, karena pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling membutuh ruangan khusus (contohnya untuk layanan konseling individu) sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi siswa yang membutuhkan layanan BK.
B. Deskripsi Kegiatan Bimbingan dan Konseling SMK Al-Hidayah I Cilandak Kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak secara umum masih dilaksanakan secara insidentil dan masih cenderung diintegrasikan dengan kegiatan sekolah lainnya. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Koordinator BK bahwa SMK Al-Hidayah I Cilandak melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling yang meliputi kegiatan layanan dan kegiatan pendukung. Adapun penjelasan kegiatan tersebut sebagai berikut: 1. Kegiatan Layanan a) Layanan orientasi. Kegiatan tersebut senantiasa diberikan oleh guru pembimbing khususnya berupa kegiatan orientasi sekolah bagi siswa baru
untuk
memberikan
pengenalan
dan
pemahaman
tentang
41
lingkungan sekolah bekerjasama dengan guru-guru lainnya setiap tahun ajaran baru. Selain itu, layanan tersebut diberikan tidak hanya tahun ajaran baru, tetapi juga pada saat jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran bimbingan dan konseling. b) Layanan informasi. Layanan tersebut senantiasa diberikan oleh guru pembimbing berkaitan dengan informasi belajar siswa di sekolah seperti jadwal bimbel dan sebagainya, memberikan pemahaman tentang bahaya narkoba dan pergaulan bebas, informasi karir yang biasanya ditempel di papan informasi berkaitan dengan adanya lowongan pekerjaan, serta informasi pendidikan lanjutan yang biasanya dari pihak-pihak kampus memberikan brosur dan sebagainya. c) Layanan penempatan dan penyaluran. Dalam hal ini guru pembimbing biasanya menjadi pembimbing siswa dalam melaksanakan magang. Sementara untuk penempatan jurusan/prodi para siswa sudah memilih sendiri ketika mendaftar sebagai siswa baru. d) Layanan pembelajaran. Guru pembimbing senantiasa memberikan layanan tersebut seperti memberikan arahan, motivasi dan sebagainya kepada siswa untuk rajin belajar, disiplin dalam belajar dan sebagainya. Hal tersebut diberikan pada jam pelajaran di kelas ataupun diluar jam pelajaran. e) Layanan
konseling
perorangan.
Guru
pembimbing
senantiasa
memberikan arahan kepada siswa yang memiliki permasalahan dalam belajar untuk berkonsultasi dengan guru pembimbing, wali kelas atau guru-guru lainnya. Selain itu juga memangil siswa yang bermasalah seperti melanggar tata tertib sekolah dan sebagainya. f) Layanan bimbingan kelompok. Guru pembimbing melaksanakan kegiatan layanan tersebut berupa bimbingan belajar. Hal ini dilakukan tidak hanya oleh guru pembimbing tetapi juga guru-guru lainnya, seperti melaksanakan diskusi kelompok dan sebagainya.
42
g) Layanan konseling kelompok. Kecenderungan guru pembimbing memberikan layanan ini ketika banyaknya siswa yang melanggar tata tertib sekolah, seperti siswa yang tidak berpakaian rapih, tidak seragam dan sebagainya dikumpulkan dan diberikan arahan.
2. Kegiatan Pendukung Secara umum kegiatan pendukung bimbingan dan konseling SMK AlHidayah I Cilandak sudah dilaksanakan oleh guru pembimbing. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya buku data pribadi siswa yang secara khusus untuk mendukung kegiatan bimbingan dan konseling di SMK AlHidayah I Cilandak Jakarta Selatan. Adapun deskripsi kegiatan pendukung BK di SMK Al-Hidayah I sebagai berikut: a) Aplikasi Instrumentasi. Guru pembimbing senantiasa mengumpulkan data dan keterangan siswa, keterangan tentang pribadi, lingkungan siswa dan sebagainya. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya form identitas siswa, keterangan keluarga dan sebagainya dalam buku pribadi siswa. Form-form tersebut diisi oleh siswa sebagai rujukan dalam kegiatan
bimbingan
dan
konseling
bagi
siswa
yang
bersangkutan. b) Himpunan data. Guru pembimbing senantiasa mengumpulkan data tentang siswa sebagai bahan pengembangan siswa. Hal tersebut ditunjukkan
dengan
mencari
informasi
tentang
siswa
yang
bersangkutan. c) Konferensi kasus. Guru pembimbing senantiasa menghadirkan pihakpihak
tertentu
untuk
menyelesaikan
masalah
siswa,
seperti
menghadirkan saksi untuk membuktikan bahwa siswa tersebut memang melanggar peraturan sekolah. d) Kunjungan rumah. Guru pembimbing selalu menghadirkan orang tua siswa ketika siswa memiliki permasalahan dengan sekolah. Seperti nunggak bayar SPP, orang tua memberikan uang bayaran tetapi siswa
43
tersebut tidak membayarkannya. Dalam hal itu guru pembimbing bekerjasama dengan orang tua siswa. e) Alih
tangan
kasus.
Kegiatan
ini
seringkali
dilakukan
guru
pembimbing, mengingat adanya permasalahan siswa yang memang diluar kemampuan guru pembimbing dan sebagainya. Seperti halnya siswa yang berulangkali melanggar peraturan sekolah, biasanya guru pembimbing meminta bantuan kepada pihak lainnya di sekolah.
C. Analisis dan Interpretasi Data Angket 1. Analisis Data Angket Analisis data merupakan tahapan dimana data yang sudah terkumpul dianalisa dengan cara yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, penulis akan mengolah data yang diperoleh melalui angket/kuisioner. Data yang diperoleh melalui angket, kemudian diolah dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus Distribusi Frekuensi (distribusi persentase) yang akan disajikan dalam bentuk tabel. Adapun penjelasan masing-masing item pertanyaan dalam angket akan dijelaskan sebagai berikut: Tabel 1.6 Layanan Orientasi Siswa Baru No. 1.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
•
Selalu
54
42,5%
•
Sering
48
37,8 %
•
Kadang-kadang
22
17,3 %
•
Tidak Pernah
3
2,36 %
127
100%
Jumlah Data
tersebut
menunjukkan
bahwa
guru
pembimbing
selalu
memberikan layanan orientasi kepada siswa baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah baru. Layanan tersebut diberikan sekolah oleh guru
44
pembimbing bekerja sama dengan guru-guru lainnya secara rutin kepada siswa baru khususnya berupa kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) setiap tahun ajaran baru. Kendati sekalipun ada siswa yang beranggapan bahwa layanan tersebut tidak pernah diberikan, kemungkinan siswa tersebut tidak mengikuti kegiatan orientasi sekolah pada saat kegiatan tersebut berlangsung. Tabel 1.7 Pemahaman Lingkungan Sekolah No. 2.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
•
Selalu
35
27,6%
•
Sering
58
45,7%
•
Kadang-kadang
31
24,4%
•
Tidak Pernah
3
2,36%
127
100%
Jumlah
Data tersebut menjelaskan bahwa guru pembimbing seringkali memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan sekolah agar dapat menyesuaikan diri. Kemungkinan seringnya guru pembimbing memberkan pemahaman tersebut agar siswa lebih mengenal lingkungan sekolahnya, sehingga dapat melaksanakan semua kegiatan sekolah dengan nyaman. Kendati sekalipun ada sebagian kecil yang beranggapan bahwa pemahaman tersebut tidak pernah diberikan karena alas an tertentu.
Tabel 1.8 Layanan Informasi Belajar No. 3.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
47
37%
• Sering
61
48%
• Kadang-kadang
16
12,6%
• Tidak Pernah
3
2,36%
45
Jumlah
127
100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering memberikan layanan informasi tentang kegiatan belajar mengajar di sekolah. Mengingat pentingnya informasi tersebut diberikan agar kegiatan belajar siswa di sekolah dapat terlaksana dengan baik.
Tabel 1.9 Pemahaman Bahaya Narkoba dan Pergaulan Bebas No. 4
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
40
31,5%
• Sering
41
32,3%
• Kadang-kadang
43
33,9%
• Tidak Pernah
3
2,36%
Jumlah
127
100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering memberikan pemahaman kepada siswa tentang bahaya narkoba dan pergaulan bebas. Kemungkinan pemahaman tersebut sangat penting bagi siswa agar tidak menggunakan obat-obatan terlarang dan menjauhi pergaulan bebas, karena hal tersebut sangat berdampak negatif dan akan menghancurkan masa depan siswa, sehingga guru pembimbing dengan maksimal senantiasan memberikan pemahaman tersebut.
Tabel 2.1 Layanan Informasi Pekerjaan/Karir No. 5.
Alternatif Jawaban • Selalu • Sering • Kadang-kadang • Tidak Pernah
Frekuensi 30 46 47 4
Persentase (%) 23,6% 36,2% 37% 3,15%
46
Jumlah
127
100%
Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa guru pembimbing terkadang memberikan informasi pekerjaan/karir kepada siswa. Jarangnya informasi tersebut diberikan dimungkinkan karena info lomongan kerja biasanya datang ke sekolah pada saat mendekati pelepasan kelas 3. Ketika info tersebut ada biasanya diinformasikan di papan pengumuman sekolah. Adapun siswa yang beranggapan bahwa guru pembimbing tidak pernah memberikan informasi tersebut, kemungkinan siswa tersebut tidak pernah meng-update informasi di sekolah.
Tabel 2.2 Layanan Informasi Pendidikan Tinggi No. 6.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
43
33,9%
• Sering
41
32,3%
• Kadang-kadang
40
31,5%
• Tidak Pernah
3
2,36%
Jumlah
127
100%
Dari data dalam tabel menunjukkan bahwa guru pembimbing selalu memberikan arahan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi kepada siswa. Hal ini dimungkinkan banyaknya kampus-kampus yang mempromosikan diri dengan menyebarkan brosur dan sebagainya. Sehingga guru pembimbing lebih mengarahkan lagi kepada siswa agar dapat melanjutkan ke jenjeng pendidikan yang lebih tinggi.
Tabel 2.3 Layanan Penempatan dan Penyaluran No.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
47
7.
• Selalu
8
6,3%
• Sering
51
40,2%
• Kadang-kadang
58
45,7%
• Tidak Pernah
10
7,87%
127
100%
Jumlah
Data diatas menjelaskan bahwa guru pembimbing terkadang memberikan layanan untuk penempatan dan penyaluran minat dan bakat siswa di sekolah. Hal ini dimungkinkan karena hal-hal seperti pemilihan jurusan, kelompok belajar dan sebagainya, siswa sudah memilih pada saat pertama masuk sekolah tahun ajaran baru.
Tabel 2.4 Pemahaman dan Pengembangan kemampuan Siawa No. 8.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
32
25,2%
• Sering
58
45,7%
• Kadang-kadang
34
26,8%
• Tidak Pernah
3
2,36%
Jumlah
127
100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering memberikan arahan kepada siswa untuk memahami dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Hal ini mungkin menjadi sangat penting untuk diberikan kepada siswa, mengingat pemahaman akan kemampuan yang dimiliki sebagai modal khususnya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah dan harus dikembangkan, sehingga guru pembimbing senantiasa memberikan arahan tersebut.
48
Tabel 2.5 Pengembangkan Sikap dalam Kegiatan Pembelajaran No. 9.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
45
35,4%
• Sering
64
50,4%
• Kadang-kadang
18
14,2%
• Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
127
100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering memberikan arahan kepada siswa agar mengembangkan sikap dan kebiasaan baik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini memungkinkan guru pembimbing senantiasa memberikan arahan tersebut secara maksimal baik dalam jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran.
Tabel 2.6 Solusi dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah No. 10
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
37
29,1%
• Sering
45
35,4%
• Kadang-kadang
42
33,1%
• Tidak Pernah
3
2,36%
Jumlah
127
100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa guru pembimbing sering memberikan solusi atas permasalahan siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Hal ini memungkinkan banyaknya siswa yang menghadapi
49
permasalahan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru pembimbing harus memberikan solusi atas masalah tersebut secara maksimal.
Tabel 2.7 Motivasi Dalam Kegiatan Belajar di Sekolah No. 11.
Data
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
57
44,9%
• Sering
45
35,4%
• Kadang-kadang
25
19,7%
• Tidak Pernah
0
0%
Jumlah
127
100%
tersebut
menunjukkan
bahwa
guru
pembimbing
selalu
memberikan dorongan/motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Hal ini memungkinkan pentingnya memberikan motivasi kepada siswa agar dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan penuh semangat.
Tabel 2.8 Mengembangkan Kemampuan Dalam Belajar No. 12.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
36
28,3%
• Sering
54
42,5%
• Kadang-kadang
33
26%
• Tidak Pernah
4
3,15%
Jumlah
127
100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering memberikan arahan kepada siswa agar mengembangkan kemampuan yang dimiliki dalam kegiatan belajar. Sementara sebagian kecil siswa
50
merasumsi bahwa guru pembimbing tidak pernah memberikan arahan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
Tabel 2.9 Pemahaman Tentang Tata Tertib Sekolah No. 13.
Data
Alternatif Jawaban • Selalu • Sering • Kadang-kadang • Tidak Pernah Jumlah tersebut
mnunjukkan
Frekuensi 67 53 8 0
Persentase (%) 52,8% 40,9% 6,3% 0%
127
100%
bahwa
guru
pembimbing
selalu
memberikan pemahaman kepada siswa tentang tata tertib sekolah dan arahan untuk mentaatinya. Hal tersebut ditunjukan dengan banyaknya siswa yang menjawab “selalu” dengan persentase 52,8%.
Tabel 3.1 Layanan Konseling Perorangan No. 14.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
17
13,4%
• Sering
33
26%
• Kadang-kadang
69
54,3%
• Tidak Pernah
8
6,3%
Jumlah
127
100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing kadang-kadang memanggil siswa bermasalah dan memberikannya solusi secara tatap muka langsung (perorangan). Banyaknya siswa yang menjawab “kadangkadang” menunjukan bahwa kemungkinan guru pembimbing hanya
51
memberikan layanan tersebut ketika adanya siswa yang memiliki masalah serius.
Tabel 3.2 Layanan Bimbingan Kelompok No.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
15.
• Selalu
17
13,4%
• Sering
54
42,5%
• Kadang-kadang
49
38,6%
• Tidak Pernah
7
5,51%
127
100%
Jumlah
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering memberikan layanan bimbingan kelompok dengan cara diskusi bersama atau bimbingan belajar secara kelompok. Hal tersebut ditunjukan dengan banyaknya siswa yang menjawab “sering” dengan persentase 42,5%.
Tabel 3.3 Pemahaman Tentang Sosialisasi di Sekolah No. 16.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
36
28,3%
• Sering
61
48%
• Kadang-kadang
29
22,8%
• Tidak Pernah
1
0,79%
127
100%
Jumlah
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing sering memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya hubungan yang harmonis dengan guru, teman sebaya dan warga sekolah lainnya. Hal
52
tersebut ditunjukan dengan banyaknya siswa yang menjawab “sering” dengan persentase 48%.
Tabel 3.4 Layanan Konseling Kelompok No. 17.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
18
14,2%
• Sering
40
31,5%
• Kadang-kadang
60
47,2%
• Tidak Pernah
9
7,09%
Jumlah
127
100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing kadang-kadang memberikan layanan konseling kelompok untuk membahas masalah setiap siswa dari suatu kelompok/kelas dan mencari solusinya. Jarangnya pemberian layanan tersebut, kemungkinan kurangnya minat siswa untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Tabel 3.5 Aplikasi Instrumen Data Siswa No. 18.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
Selalu
23
18,1%
Sering
40
31,5%
Kadang-kadang
58
45,7%
Tidak Pernah
6
4,72%
127
100%
Jumlah
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing kadang-kadang mengumpulkan data dan keterangan tentang diri siswa untuk pemecahan
53
masalah siswa. Kemungkinan dalam pemecahan masalah siswa dilakukan secara langsung tanpa harus mengumpulkan data dan keterangan lebih dulu.
Tabel 3.6 Himpunan Data Siswa No. 19.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
22
17,3%
• Sering
47
37%
• Kadang-kadang
51
40,2%
• Tidak Pernah
7
5,51%
Jumlah
127
100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing kadang-kadang mengumpulkan data dan keterangan untuk keperluan pengambangan diri siswa. Hal ini dimungkinkan karena dalam kegiatan pengembangan diri siswa dilakukan secara langsung tanpa harus mengumpulkan data dan keterangan terlebih dahulu.
Tabel 3.7 Konferensi Kasus No. 20.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
35
27,6%
• Sering
39
30,7%
• Kadang-kadang
39
30,7%
• Tidak Pernah
14
11%
Jumlah
127
100%
Data tersebut menunjukkan bahwa adanya frekuensi dan persentase yang sama, yakni untuk alternatif jawaban “sering” dan “kadang-kadang”.
54
Hasil tersebut menunjukan sebagian siswa merasa bahwa guru pembimbing sering memberikan solusi atas permasalahan siswa dengan menghadirkan pihak lain untuk memberikan keterangan yang sesuai, dan sebagian lainnya merasa hal tersebut kadang-kadang dilakukan oleh guru pembimbing. Kemungkinan beragamnya permasalahan siswa yang ditangani guru pembimbing, sehingga dalam memberikan solusipun berbeda-beda, ada yang harus menghadirkan saksi ataupun tidak sesuai dengan masalah yang ditanganinya.
Tabel 3.8 Kunjungan Rumah No. 21.
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase (%)
• Selalu
43
33,9%
• Sering
31
24,4%
• Kadang-kadang
39
30,7%
• Tidak Pernah
14
11%
Jumlah
127
100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing senantiasa melakukan kerjasama dengan orang tua dalam pengentasan masalah siswa di sekolah. Hal ini memungkinkan banyaknya permasalahan siswa yang pengentasannya harus melibatkan orang tua siswa. Selain itu, ada pula siswa yang beranggapan bahwa guru pembimbing tidak pernah melakukan hal tersebut. Kemungkinan masalah siswa yang dihadapi guru pembimbing masih dapat diselesaikan tanpa bekerjasama dengan orang tua siswa.
Tabel 3.9 Alih Tangan Kasus No. 22
Alternatif Jawaban • Selalu
Frekuensi
Persentase (%)
23
18,1%
55
• Sering
26
20,5%
• Kadang-kadang
45
35,4%
• Tidak Pernah
33
26%
Jumlah
127
100%
Data tersebut menunjukkan bahwa guru pembimbing terkadang mengalihkan atau memindahkan masalah siswa kepada guru lain agar penanganannya lebih tepat dan masalahnya tuntas. Hal ini kemungkinan masalah-masalah siswa yang dihadapi guru pembimbing tidak semuanya harus dialihkan kepada pihak lain, melainkan ada juga yang dapat diselesaikan dengan sendirinya. Selain itu juga ada sebagian siswa beranggapan bahwa guru pembimbing tidak pernah mengalihkannya, kemungkinan guru pembimbing sanga mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa tanpa harus mengalihkannya kepada pihak lain.
2. Interpretasi Data Angket Untuk menentukan kategori dari persentase hasil angket digunakan kriteria penilaian sebagai berikut: a. Sanagat Baik
80-100%
b. Baik
70-79%
c. Cukup Baik
51-69%
d. Sangat Kurang
0-50%
Untuk
menentukan persentase, digunakan perhitungan sederhana
dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mangalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi 2) Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian 3) Mencari
persentasi
menggunakan rumus:
dan
menentukan
kategori,
yaitu
dengan
56
57
Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Skor Penelitian per Dimensi dan Nilai Rata-rata Skor Akhir Penelitian VARIABEL
DIMENSI
INDIKATOR
Kegiatan 1)
Layanan
a.
Layanan Orientasi
b.
Layanan Informasi
c.
Layanan Penempatan dan
Nilai Harapan (NH)
Nilai Skor (NS)
NS x 100% NH
KATEGORI
Penyaluran d. e.
Pelaksanaan
JUMLAH JUMLAH SOAL SKOR
Layanan Pembelajaran Layanan Konseling
17
6342
17 x 4 = 68
6342:127 = 69,94
73,44%
BAIK
5
1704
5x4 = 20
1704:127 = 13,42
67,09%
CUKUP BAIK
22
8046
88
63,35
71,99%
BAIK
Perorangan
Kegiatan f.
Bimbingan dan
Layanan Bimbingan Kelompok
Konseling
Kegiatan 2)
Pendukung
g.
Layanan Konseling Kelompok
a.
Aplikasi Instrument data Siswa
b.
Himbunan Data Siswa
c.
Konferensi Kasus
d.
Kunjungan Rumah
e.
Alih Tangan Kasus
Total
56
58
Berdasarkan data dalam tabel dijelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling yang terdiri dari 2 dimensi, yakni dimensi kegiatan layanan dan kegiatan pendukung. Untuk dimensi kegiatan layanan yang terdiri dari 7 indikator dengan persentase 73,44% dengan kategori BAIK. Hasil tersebut menunjukan bahwa kegiatan layanan yang terdiri dari 7 layanan yang diberikan oleh guru pembimbing terlaksana dengan baik. Sedangkan untuk dimensi kegiatan pendukung yang terdiri dari 5 indikator mendapatkan persentase sebesar 67,09% dengan kategori CUKUP BAIK. Hasil tersebut juga menunjukan bahwa pelaksanaan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling terlaksana dengan cukup baik. Dengan demikian kesimpulan akhir dari 2 dimensi tersebut dalam tabel diatas mendapatkan persentase sebesar 71,99% dengan kategori BAIK. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan terlaksana/berjalan dengan baik.
58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang penulis dapatkan dari penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan terdiri dari 2 dimensi, yakni kegiatan layanan dan kegiatan pendukung. Kegiatan layanan terdiri dari; layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok dan layanan konseling kelompok dengan kategori baik. Kegiatan pendukung meliputi; aplikasi instrument data siswa, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus dengan kategori cukup baik. 2. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak terlaksana dengan baik. Hal ini berdasarkan data hasil angket yang menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut termasuk dalam kategori baik. Selain itu, peran aktif Koordinator BK, guru pembimbing, yang
senantiasa
melaksanakan
kegiatan
layanan
dan
pendukung
bimbingan dan konseling. Kepala sekolah dalam mengintegrasikan kegiatan BK, memfasilitasi, pembinaan, pengawasan, evaluasi dan megupayakan pengembangan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak
58
59
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, penulis berharap pihak sekolah untuk terus memaksimalkan pelaksanaan kegiatan dan bimbingan konseling serta mengembangkannya. Sebagai akhir dari penelitian ini, ada saran-saran yang ingin penulis berikan, khususnya bagi kepala sekolah, guru pembimbing, dan siswa. Saran-saran tersebut sebagai berikut: 1. Kepala sekolah agar dapat mengupayakan kekurangan-kekurangan dalam kegiatan bimbingan dan konseling, dapat memaksimalkan peran kepala sekolah berkaitan dengan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. 2. Guru pembimbing lebih meningkatkan kegiatan bimbingan dan konseling, khusunya kegiatan pendukung yang masih dalam kategori rendah, menyusun program kegiatan secara sistematis, memberikan layanan kepada siswa secara intensif sesuai dengan tujuan kegiatan. Senantiasa meningkatkan kompetensi dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan bidang bimbingan konseling, mengikuti pelatihan, seminar dan sebagainya. 3. Bimbingan dan konseling sebagai sarana untuk memfasilitasi siswa dalam menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, siswa harus dapat
memanfaatkan
kegiatan
tersebut
sebagai
sarana
untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki, sebagai tempat untuk berkonsultasi dengan guru pembimbing, belajar kelompok dengan cara diskusi bersama membahas suatu permasalahan tertentu, mencari solusi atas permasalahan yang dimiliki khususnya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007. Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Depdiknas, 2008. Djumhur, I. dan Surya, Mohamad. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), Bandung: CV. Ilmu, 1975. Djumhur, I. dan Surya, Mohammad. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV. Ilmu, tt. Hallen, A. Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Quantum Teaching, cet. III, 2005. Kountur, Ronny. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: CV. Teruna Grafika, cet. I, 2003. Mappiare, Andi. Pengantar Bimbingan dan Konseling Sekolah, Surabaya: Usana Offset Printing. Narbuko, Cholid. dan Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, cet. I, 1997. Nawawi, Hadari. Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: Ghalia Indonesia, cet. II, 1986. Nurihsan, Achmad Juntika. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. Refika Aditama, cet. I, 2005. Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Jakarta: Depdiknas, 2004. Salahudin, Anas. Bimbinagan & Konseling, Bandung: CV. Pustaka Setia, cet. I, 2010. Saputra, Hardja. Konsep Bimbingan Konseling (Bimbingan dan Konseling), dari www.hardja-sapoetra.co.cc, 20 Agustus 2010.
Slameto, Bimbingan di Sekolah, Jakarta: PT. Bina Aksara, cet. I, 1988.
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, cet. I, 2008. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta, cet. X, 2010. Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet. II, 2008. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. II, 2006. Surya, Mohamad. Psikologi Konseling, Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy, 2003. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007. Undang-undang RI. Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sisdiknas, 2003. Winkel dan Mastuti, Sri. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi, cet. III, 2004. Yusuf, Syamsu. dan Nurihsan, Achmad Juntika. Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet. II, 2006.
Wawancara Dengan Koordinator Bimbingan dan Konseling
Nama
: Dra. Suwartiani
Jabatan
: Koordinator BK SMK Al-Hidayah I Cilandak
Tempat
: Kantor BK
Waktu
: 14.20 s/d 15.30
Hari/ Tanggal
: 27 Oktober 2010
Pertanyaan: 1. T : Apakah jumlah guru pembimbing yang ada sesuai dengan jumlah siswa di SMK Al-Hidayah I Cilandak (ya/tidak) J : Guru pembimbing berjumlah 3 orang yang awalnya hanya 1 orang, ya memang belum sesuai dengan banyaknya jumlah siswa, tetapi kembali kepada kebutuhan sekolah. Dengan jumlah guru pembimbing 3 orang mungkin dirasa sudah cukup, karena kami juga bekerja sama dengan guru-guru lainnya. 2. T : Apakah latar belakang pendidikan personil/guru pembimbing di SMK AlHidayah I Cilandak sesuai dengan bidang BK (ya/tidak) Penjelasan: J : Mengenai latar belakang pendidikan, saya sendiri bukan berlatar belakang pendidikan bidang bimbingan dan konseling. Akan tetapi, kesempatan menjadi koordinator BK yang diamanatkan kepala sekolah manuntut saya meningkatkan kompetensi saya dalam bidang ini. Selain itu juga, pengalaman menjadi guru pembimbing selama kurang lebih 15 tahun menjadi modal dalam megatur kegiatan BK di SMK Al-Hidayah I Cilandak ini. 3. T : Adakah kantor dan ruang khusus kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah di SMK Al-Hidayah I Cilandak (ya/tidak) Penjelasan: J : SMK Al-Hidayah I secara khusus menyediakan kantor bimbingan dan konseling terpisah dengan ruang guru lainnya. Kantor tersebut sekaligus
menjadi ruangan untuk memberikan layanan BK kepada siswa. Pemberian layanan BK terkadang masih dilakukan seperti di kelas, mushola, ruang OSIS tempat lainnya. Hal tersebut dilakukan karena masih terbatasnya fasilitas untuk pemberian layanan BK di SMK Al-Hidayah I Cilandak. 4. T : Apakah fasilitas yang ada dalam ruangan bimbingan dan konseling memadai untuk melaksanakan kegiatan BK (ya/tidak) J : Seperti yang anda lihat, fasilitas yang ada cukup membantu memfasilitasi guru-guru pembimbing dalam melaksanakan tugas-tugas guru pembimbing khusunya kegiatan administratif. Dengan adanya komputer ini contohnya, dapat membantu merekap data siswa dengan rapih. 5. T : Bagaimana dengan kelengkapan alat-alat pengumpulan data dalam melaksanakan kegiatan Bimbingan dan Konseling (ya/tidak) J : Tentunya ada, alat-alat pengumpulan data yang ada saat ini adalah buku khusus data pribadi siswa. Buku tersebut berisi identitas pribadi siswa, keterangan keluarga, daftar isian tentang prestasi yang pernah diraih, observasi harian siswa, catatan kasus, tes sosiometri untuk mencari keterangan lainnya sebagai penunjang kegiatan belajar di sekolah. 6. T : Apakah ada Anggaran khusus untuk pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling (ya/tidak) J : Mengenai anggaran kegiatan, biasanya disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan, ketika akan melaksanakan kegiatan yang membutuhkan anggaran, kami mengajukan kepada ketua yayasan melalui kepala sekolah. 7. T : Kegiatan layanan yang dilaksanakan Bimbingan dan Konseling SMK AlHidayah I Cilandak J : Dengan mengacu kepada pedoman yang ada, kegiatan yang dilaksanakan adalah memberikan layanan-layanan seperti: layanan orientasi, informasi dan sebagainya.layanan bimbingan kelompok biasanya dilakukan melalui kegiatan bimbingan belajar di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan permintaan siswa khususnya, umumnya kegiatan yang memang menjadi rutinitas layanan BK.
Sementara pemberian layanan konseling biasanya guru pembimbing menginformasikan kepada siswa, seperti siswa bermaslah di sekolah dengan cara dipanggil dan ada juga yang datang dengan sendirinya untuk berkonsultasi dengan guru pembimbing. 8. T : Apakah ada kegiatan pendukung dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling (ya/tidak) Penjelasan: J : Ya tentunya ada, dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, kami juga banyak di bantu oleh guru-guru lain. Demikian karena sesekali ada hal-hal yang memang tidak sepenuhnya kami dapat laksanakan, seperti melibatkan orang tua siswa dalam mencarikan solusi atas permasalahan siswa, melibatkan wali kelas dan sebagainya. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler seperti volley, basket, hadrah marawis dan sebagainya dapat membantu siswa dalam mengembangkan bakat yang dimilikinya. 9. T : Upaya apa saja yang dilakukan guru pembimbing dalam mengatasi masalah dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling J : Dengan terus memanfaatkan fasilitas yang ada, memang masih ada permasalahan seperti halnya ruangan khusus untuk masing-masing layanan belum memadai, tetapi hal tersebut bukanlah halangan untuk terus memberikan layanan kegiatan BK di SMK Al-Hidayah I Jakarta Selatan. 10. T : Upaya apa saja yang dilakukan guru pembimbing dalam mengembangkan kegiatan Bimbingan dan Konseling J : Tentunya dengan terus melaksanakan kegiatan BK secara berkelanjutan, memberikan layanan semaksimal mungkin, dengan harapan hasilnya akan optimal. Selain itu juga, kami akan terus meningkatkan kemampuan dalam bidang bimbingan dan konseling, contohnya dengan cara mengikuti pelatihan, seminar dan sebagainya.
Wawancara Kepala Sekolah Tentang Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Nama
: Drs. Noorvara Santosa
Jabatan
: Kepala Sekolah SMK Al-Hidayah I Cilandak
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Waktu
: 12.30 s/d 14.00
Hari/ Tanggal
: 27 Oktober 2010
Pertanyaan: 1. T : Bagaimana latar belakang pemahaman dilaksanaannya kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak J : Ya tentunya kegiatan bimbingan dan konseling sangat diperlukan di sekolah, dengan kegiatan yang ada di dalamnya diharapkan guru pembimbing dapat lebih membimbing para siswa, baik dikelas maupun di luar kelas. Adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu para siswa, mencari solusi permasalahan pribadi, belajar atau sebagai tempat curhat. 2. T : Apakah bapak mengintegrasikan kegiatan bimbingan dan konseling dengan kegiatan-kegiatan lain di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan J : Bimbingan dan konseling memang ada struktur tersendiri, tetapi tetap terintegrasi dengan kegiatan lainnya di sekolah. Seperti halnya mencantumkan mata pelajaran bimbingan konseling dalam kurikulum sekolah dengan alokasi waktu 45 menit. 3. T : Memfasilitasi kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak Jakarta Selatan J : ya, fasilitas yang ada saat ini cukup memadai, walaupun masih ada kekurangan. Selain itu tidak hanya sarana fisik yang difasilitasi, tetapi juga guru pembimbing untuk ditingkatkan kompetensinya dalam bidang BK,
contohnya dengan mengikutsertakan pelatihan, seminar dan sebagainya. Hal demikian dilakukan setiap ada undangan dari pihak-pihak tertentu. 4. T : Apakah bapak melaksanakan pembinaan dalam rangka menigkatkan kualitas kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I J : Ya, dalam hal ini pembinaan yang saya lakukan adalah selain megusahakan agar fasilitas kegiatan dapat memadai, juga meningkatkan kemampuan guru pembimbing, seperti mengikutsetakan pelatihan, seminar dan sebagainya. 5. T : Apakah bapak juga berperan aktif dalam kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Penjelasan: J : Secara pelaksanan, karena ada batasan-batasan terkait dengan tugas kepala sekolah dalam hal bimbingan dan konseling, tetapi terkadang saya ikut berperan ketika dari guru pembimbing turut melibatkan saya dalam kegiatan tersebut. Menangani siswa yang susah diatur terus menerus contohnya, dalam hal itu sesekali saya ikut berperan. 6. T : Apakah bapak melaksanakan pengawasan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak J : ya setiap kegiatan sekolah harus diberikan pengawasan, karena itu sebagai tugas saya sebagai kepala sekolah. Dalam BK ini, pengawasan yang saya lakukan dengan secara langsung seperti dengan melihat langsung guru pembimbing dalam proses pelaksanaan kegiatan atau melaksanakan kerjasama denga guru pembimbing dan guru-guru lainnya agar dapat juga melakukan pengawasan. 7. T : Apa upaya bapak dalam mengembangkan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Penjelasan: J : Tentunya saya dengan personil BK khususnya selalu dan terus mengupayakan untuk meningkatkan kinerja bimbingan dan konseling, memfasilitasi guru pembimbing dengan mengikuti pelatihan, seminar dan sebagainya, sedikit demi sedikit meningkatkan jumlah sarana dan
prasarana kegiatan, melaksanakan pembinaan, pengawasan dan evaluasi secara berkelanjutan. 8. T : Apakah bapak melaksanakan evaluasi/penilaian program kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Penjelasan: J : Ya, tentunya setiap kegiatan harus diberikan penilaian. Dalam hal ini penilaian yang seringkali dilakukan dalam rapat tahunan sekolah, mengenai kegiatan bimbingan dan konseling yang selama ini dilaksanakan apakah dapat membantu siswa dalam mengatasi masalahnya atau dalam mengembangkan kemampuan siswa dan sebagainya. Hal tersebut kami lakukan untuk mengetahi keefektifan layanan-layanan yang diberikan oleh guru pembimbing.
DAFTAR NAMA RESPONDEN ANGKET PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK AL-HIDAYAH I CILANDAK TP. 2010/2011
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
NAMA RESPONDEN Sadiah Yuniarti Yulianti Andini Siti Nurjanah Saran Fadilan Supartina Rahayu Ulfi Meldawati Roihatun Jannah Sinta Sintia Pribadi Sadewa Puji Setiawati Puji Lestari Rendra Fauzi Selfina Febriyanti Suci Fitriani Rizki Amalliyah Sumarni Rahmat Harianto Ryan Syafrizal Syahrul Munir Vendi Nevada Sifa Fauziah Umi Athiyyah Rahmat Dwi Cahyo Umi Fadillah Purnama Riyanti Raditia Amaldi H. Sri Wahyu Ningsih Rini Kurniawati Shinta Anggraeni Rizho Ferdian Rahmat Apriadi Rizki Sri Hardiyanti Sella Rosmala Suwhodo S. Dendi Siregar
NO. 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
NAMA RESPONDEN Fachrul Rizki Muhammad Mahfudz Wahyu Saputra M. Riandi Triana Riski Leila Sysfatma Yanti Andar Sari Wibowo S. Annisa Hadi Yatin Darneli Bella Pertiwi Zulfa Khoirunisa Dea Ladyke M. Firda Rani W. Suaip Iskandar Rizki Ariwibowo Andy Dwi Prasetyo Rizki Trio B. Priyaldi Rahmat Sholeh Muh. Asrul Prawira A. Asri P.L. Wika Yuliatna Dewi Evi Afriyanti Dini Wulandari Radytia Mutiara Yuli Aryani Ani Dwi Rahayu Melinda Syahputri Windi Renvia Putri Widyaningsih Neneng Husnawati Rosita Amelia Diah Ayu Setyorini Desi Alvianti Desi Nandasari
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
Yulia Setiawanti Ummi Lathifah Tsaniyah Erlinawati Ferdiansyah Rizky Kostadinov Eko Dewantoro Deni Hardi Ferdiansyah Negara Steven Rialdy Riswady Dandi Alamsyah Fajar Bayone D. Yunior Taufiq Maulana Effendy Achmad R. Ramadhan Diky Eko. S Sandi Cahyadi Emir Setiawan Galih Sandi Darma Deddy Romadhon Febry Rohmadon Ekse Wahyudi Ratih Dwi P. Adetia Dwi Inesia Septi Guniarti Arji Sukarno MS. Nita Noviyanti Nani Kurniati Dimas Hartadi Syahir Ramdan M. Rinaldi Suhaila Nurunnawa Jaka Furqon Bernand DH. Fahrul Rozy Ustad Fauzi
106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127
Abdurrachman Asyatry Ade Fauziah Sany Aditiya Wibawa Mukti Asri Nurhayati Asri Sapitri Candra Setiawan Dannis Fauzy Syaputra Dewi Rahmawati Ekky Oktaviani Erna Sarah Esti Siti Ramadan Fitra Manggala Fitri Wahyuni Halimatu Sadiyah Handayaning Tyas Harry Susanto Hilda Rizkiahani Imam Nur Faisal Putri Setyawati Ratna Sari Sa’adah Abadiyyah Sri Wahyuni
SKOR HASIL ANGKET PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING Resp. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
2 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 2 3 3 1 3 4 3 3 3 3 4 4 4
4 3 1 4 4 2 4 2 2 3 2 2 2 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4
5 3 4 4 4 2 4 2 4 3 2 3 2 4 2 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4
6 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
7 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3
8 4 3 4 4 2 4 2 3 3 2 2 4 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3
9 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 2 4 4
10 4 4 3 4 3 4 2 2 2 2 4 2 3 3 3 2 3 4 4 4 2 3 4 4
Item Soal 11 12 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 4 2 4 2 4 4 2 2 3 4 2 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 4 4 4 3
13 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
14 2 2 2 1 4 4 2 2 3 2 1 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 4 4 3
15 3 2 2 3 4 4 2 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
16 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3
17 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 4 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3
18 2 2 3 2 4 4 2 3 2 2 4 2 2 3 1 2 3 3 2 2 2 2 4 3
19 2 3 3 2 4 4 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3
20 3 2 2 2 4 4 2 2 3 2 4 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
21 3 4 3 2 4 4 1 2 3 2 2 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4
22 1 2 2 1 3 3 1 2 2 4 2 2 4 1 4 3 3 3 1 1 1 3 3 4
Jumlah 66 69 73 67 71 82 47 59 62 58 60 54 67 54 63 62 73 70 62 62 61 64 77 75
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
3 4 2 3 4 3 2 2 4 2 4 3 4 4 4 4 2 4 2 2 3 4 2 2 4 4 4
4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2 1 1 3 3 3
3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 2 1 1 2 3 2
2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 4 3 3 2 2 3 2 4 2
2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 1 4 3 2 2 1 1 3 4 3
2 4 2 3 2 2 1 3 2 2 2 4 4 2 3 3 3 1 4 2 2 2 3 2 4 3 2
3 3 2 4 3 3 2 4 2 2 2 4 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 2
2 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 4 2 2 2 4 2 3 4 1 1 2 3 2
3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 4
4 2 4 4 4 2 4 4 3 2 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 4 1 2 4 3 3
4 4 2 4 3 3 2 3 2 2 4 4 4 2 4 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4
3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 4 2 3 2 2 1 2 3 3
4 3 3 4 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3
2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 4 4 2 2 3 1 4 3 3 2 1 2 2 4 2
3 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 2 3 1 2 2 1 1 4 3 4 2 1 1 3 3 3
3 3 2 4 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4
3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 4 4 3 1 4 2 1 1 4 3 3 2 2 1 2 3 2
4 3 2 3 3 4 2 3 3 2 2 1 3 4 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2
3 3 3 3 3 3 1 1 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 4 2
2 4 4 4 2 4 2 2 1 3 1 2 4 3 3 3 1 1 4 2 2 4 1 1 3 3 1
4 4 3 4 3 4 2 1 1 2 2 3 3 1 4 2 1 1 4 2 2 4 1 1 2 3 2
3 2 2 3 1 4 1 1 3 4 3 3 4 2 3 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 4 2
66 70 60 73 59 66 47 59 55 55 62 63 73 57 67 57 44 45 80 53 59 58 38 35 57 72 57
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
4 4 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 1 2 1 2 4 4 4 4
4 4 4 1 2 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 2 3 2 2 2 2
3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3
4 4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 1 2 3 2 3 4 4 4 4
3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2
4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 3 4 2 3 4 4 4 4
3 2 2 4 3 2 1 3 3 4 3 4 2 2 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 3 2 4 4 4 4
4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
3 4 3 1 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 2 4 2 3 4 4 4 4
4 3 2 2 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 3 2 4 1 2 2 2 2 2
4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 2 4 4 4 4 4
4 4 3 3 3 2 4 2 4 4 4 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2
3 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
3 4 2 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 4 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
4 3 3 2 4 2 2 2 3 4 4 4 2 1 4 3 3 3 3 1 2 3 2 4 4 4 4
4 4 4 1 4 2 4 3 4 4 4 4 3 2 3 2 2 2 3 2 4 1 2 3 3 3 3
4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 2 2 3 3 1 2 4 4 4 4
4 4 4 1 4 2 2 3 4 4 4 4 3 1 4 3 2 2 2 4 3 2 2 4 4 4 4
1 2 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 3 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 4 4 4 3
76 77 64 55 58 62 73 65 84 88 87 88 67 67 76 51 50 53 54 52 67 45 55 74 74 74 71
79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3
3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3
2 4 4 4 2 2 2 4 3 2 2 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 2
2 4 4 2 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 3 3 4 3 2
2 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2
1 3 3 2 2 4 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2
2 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 1
2 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4 2 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3
4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 2
2 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2
3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3
2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 4 2
3 4 4 3 2 4 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2
2 4 4 4 2 4 2 3 3 3 4 2 3 4 3 2 2 4 4 3 4 3 2 3 3 2 2
2 4 4 2 1 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 2 4 4 3 2 3 2 1
2 4 2 2 3 4 3 2 2 2 2 3 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3
1 3 4 2 2 4 2 2 2 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3 2 4 2 3 2 3 2 2
2 3 4 4 2 4 3 2 2 3 4 3 2 3 4 1 2 2 4 3 4 3 3 2 2 4 2
2 4 4 4 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 4 4 4 3 2 2 2 4 2
2 1 1 3 2 2 2 1 3 3 2 3 2 2 4 1 4 2 2 1 4 2 2 3 2 4 2
50 76 76 65 56 79 60 59 57 61 66 68 77 70 61 65 70 62 68 61 69 61 62 59 61 63 47
106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 Jml.
3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 4 2 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 1 1 1 2 3 3 3 1 3 1 1 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 4 4 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 4 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 4 2 3 2 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 1 4 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 4 2 3 2 3 4 407 379 406 372 356 380 311 367 408 372 413 375 440 313 335 386 322 339 342 364
3 3 4 4 1 3 4 2 2 3 2 3 1 2 3 2 3 2 3 3 3 2 358
3 2 1 3 3 2 2 3 4 3 4 2 3 1 3 1 2 3 2 1 3 2 301
55 64 75 68 47 66 68 63 61 65 55 62 68 57 57 60 67 64 64 56 60 63 8046
Nama : Kelas : ANGKET PENELITIAN SISWA Petunjuk Pengisian Angket: 1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda anggap benar/sesuai 2. Jawaban yang Anda berikan hanya untuk kepentingan penelitian semata dan tidak mempengaruhi nilai raport/belajar Anda di sekolah 3. Isilah dengan penuh kejujuran dan terimakasih atas kerjasamanya 1.
Guru pembimbing memberikan layanan orientasi kepada siswa baru untuk mengenalkan lingkungan sekolah baru a. Selalu
2.
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Guru pembimbing memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan sekolah agar dapat menyesuaikan diri a. Selalu
3.
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Guru pembimbing memberikan layanan informasi kepada siswa tentang kegiatan belajar mengajar di sekolah a. Selalu
4.
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Guru pembimbing memberikan pemahaman kepada siswa tentang bahaya narkoba dan pergaulan bebas a. Selalu
5.
Guru
b. Sering
pembimbing
c. Kadang-kadang
memberikan
layanan
informasi
d. Tidak Pernah
tentang
pemilihan
pekerjaan/karir yang sesuai dengan minat dan bakat siswa a. Selalu
6.
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Guru pembimbing memberikan arahan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi kepada siswa a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Nama : Kelas : 7.
Guru pembimbing memberikan layanan untuk penempatan dan penyaluran minat dan bakat siswa di sekolah a. Selalu
8.
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Guru pembimbing memberikan arahan kepada siswa untuk memahami dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki a. Selalu
9.
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Guru pembimbing memberikan arahan kepada siswa agar mengembangkan sikap dan kebiasaan baik dalam kegiatan pembelajaran a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
10. Guru pembimbing memberikan solusi atas permasalahan siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
11. Guru pembimbing memberikan
dorongan/motivasi
d. Tidak Pernah
dalam
kegiatan
belajar di sekolah a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
12. Guru pembimbing memberikan arahan kepada siswa agar mengembangkan kemampuan yang dimiliki dalam kegiatan belajar a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
13. Guru pembimbing memberikan pemahaman kepada siswa tentang tata tertib sekolah dan arahan untuk mentaatinya a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
14. Guru pembimbing memanggil siswa bermasalah dan memberikannya solusi secara tatap muka langsung (perorangan) a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Nama : Kelas : 15. Guru pembimbing memberikan layanan bimbingan kelompok dengan cara diskusi bersama atau bimbingan belajar secara kelompok a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
16. Guru pembimbing memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya hubungan yang harmonis dengan guru, teman sebaya dan warga sekolah lainnya a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
17. Guru pembimbing memberikan layanan konseling kelompok untuk membahas masalah setiap siswa dari suatu kelompok/kelas dan mencari solusinya a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
18. Guru pembimbing mengumpulkan data dan keterangan tentang diri siswa untuk pemecahan masalah siswa a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
19. Guru pembimbing mengumpulkan data untuk keperluan pengambangan diri siswa a. Selalu
20. Guru
b. Sering
pembimbing
memberikan
c. Kadang-kadang
solusi
atas
d. Tidak Pernah
permasalahan
siswa
dengan
menghadirkan pihak lain untuk memberikan keterangan yang sesuai (saksi) a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
21. Guru pembimbing melakukan kerjasama dengan orangtua dalam penyelesaian masalah siswa di sekolah a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
22. Guru pembimbing mengalihkan atau menyerahkan masalah siswa kepada guru lain agar penanganannya lebih tepat dan masalahnya tuntas a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah